laporan tutorial skenario 2

21
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 Blok 3.6 Disusun oleh Kelompok 4 Anggota: 1. Nika Susanti (15089) 2. Abdul Rochim Puarada (15093) 3. Ana Trisnawati Wimbagya (15094) 4. Sri Lestari (15095) 5. Sanika Sihite (15097) 6. Chonix Vilanty Kusumajati (15101) 7. Eki Rahmawati (15102) 8. Lintang Prabaningrum (15104) 9. Yulita Putria Dewi (15119) 10. Dionita Rani Karyono (15125) 11. Pandini Purbasari (15129) 12. Lia NovianaS (15132) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: pandicil

Post on 05-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Laporan LBM

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Skenario 2

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

Blok 3.6

Disusun oleh Kelompok 4Anggota:

1. Nika Susanti (15089)2. Abdul Rochim Puarada (15093)3. Ana Trisnawati Wimbagya (15094)4. Sri Lestari (15095)5. Sanika Sihite (15097)6. Chonix Vilanty Kusumajati (15101)7. Eki Rahmawati (15102)8. Lintang Prabaningrum (15104)9. Yulita Putria Dewi (15119)10. Dionita Rani Karyono (15125)11. Pandini Purbasari (15129)12. Lia NovianaS (15132)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan Tutorial Skenario 2

Skenario 2

Istriku tidak seperti dulu lagi

Sudah 1 tahun terakhir Tn. Taruno (61 th) merasa kebutuhan biologi terganggu dalam kehidupannya karena istrinya Mimi (55 th) tidak mau melayani kebutuhan seksualnya karena merasa sudah tua dan saat ini ia telah mengalami menopause, sehingga terjadi penurunan libido, sehingga akibat masalah tersebut Tn. Taruno sering uring-uringan, dan kadang-kadang marah tanpa sebab yang jelas. Ny. Mimi mengatakan sudah saatnya sekarang memikirkan anak-cucu bukan kebutuhan pribadi suaminya. Hal ini membuat hubungan antara Tn. Taruno dan Ny. Mimi tidak seharmonis dulu lagi.

Core Problem :

- Seksualitas pada lansia- System reproduksi dan kebutuhan seksual pada lansia

Step 1 : -

Step 2

1. Bagaiman perbedaan penurunan libido pada perempuan dan laki-laki yang sudah lansia2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan system reproduksi yaitu aktivitas seksual

selain usia3. Bagaiman peran perawat dalam kasus seksualitas pada lansia4. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat sesuai kasus5. Bagaimana penanganan pasien dengan penurunan kebutuhan seksual6. Apa saja perubahan-perubahan kebutuhan seksual pada lansia selain menopause7. Bagaimana cara mengedukasi pendidikan kesehatan terhadap lansia terkait dengan

masalah seksualitas8. Apa upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi menopause guna mencegah seksual

pada lansia9. Apa saja masalah seksual pada lansia10. Selain homo seksual, lesbian, apa saja kelainan yang bisa dialami oleh lansia11. Obat-obatan seperti apa yang dapat meningkatkan libido pada lansia

Page 3: Laporan Tutorial Skenario 2

Step 3

1. Perbedaannya :- Laki-laki : penurunan testosterone, girah pada laki-laki meningkat, andopause (penurunan

testosterone dan penurunan androgen), aktivitas melemah- Perempuan : mengalami menopause, penurunan estrogen, gairah seksual menurun,

kehilangan kenikmatan dalam berhubungan Tahapan seksual :

Fase desire Permpuan : dipengaruhi penyakit Laki-laki : penurunan testosteron, kemampuan menurun

Fase Arrousal Perempuan : pembesaran payudara Laki-laki : ereksi lama

Fase Orgasmic Perempuan : sulit, kemampuan berkurang Laki-laki : kehilangan kekuatan

Fase orgasme Perempaun : susah orgasme Laki-laki : susah muncul kembali

2. Faktor yang mempengaruhi :- Hormon : penurunan estrogen dan progesterone- Penyakit secara fisik. Contohnya : penyakit jantung- Faktor biologis : orgasme tidak seperti saat muda- Gaya hidup- Obat-obatan :antipsikotik

3. Peran perawat :- Educator : sebelum masuk ke lansia harus diedukasi, kepada keluarga, masyarakat- Fasilitator : penghubung suami, istri tentang seksual- Pendamping : mendampingi dalam mengambil keputusan- Konselor

4. Askep - Pengkajian :

Riwayat seksual Kepuasaan dalam melakukan hubungan seksual Masalah seksual

- Diagnosa: Disfungsi seksual

Page 4: Laporan Tutorial Skenario 2

Nyeri Deficit knowledge

- NOC: Pain level- NIC : Pain management

5. Penanganan : - Pengaturan lifestyle- Kacang-kacangan - Edukasi proses menua : ada keterbukaan satu sama lain- Kecambah, pisang- Olahraga- Terapi pengganti hormone- Senam kegel- Psiko seksual- Konseling- Teknik staffing6. Jawabannya sama dengan nomor 97. Cara mengedukasikan kepada lansia :- Membuka pikiran untuk masalah seksual- Komunikasi terbuka- Jujur apa yang dirasakan- Menjelaskan kebutuhan papan, pangan, sandang

8. Upaya yang bisa dilakukan :- Membangun komunikasi mengenai keinginan- Menurunkan ekspektasi diri- Mengontrol kemampuan- Senam kegel- Perubahan menopause- Edukasi perubahan apa yag terjadi

9. Masalah seksual :- Ejakulasi dini : merasa saling terpuaskan- Penurunan jumlah rubikan- Perubahan fisik- Keengganan melakukan hubungan seksual- Kondisi lingkungan - Ereksi kurang kuat- Perasaan pada wanita- Kurang komunikasi- Menopause

Page 5: Laporan Tutorial Skenario 2

- Fase orgasme menurun- Perbedaan persepsi

10. Kelainan ;- Homoseksual : anal, ereksi laki-laki menurun- Lesbian : oral, rangsangan : meningkatkan gairah pada pasangan

*diperhatikan kebersihan

11. Obat-obatan :- Silivani sitrat : peningkatan libido- PDE 5

Step 4

- Ejakulasi dini Setelah melakukan ejakulasi dini sulit untuk meningkatkan gairah lagi

- Kacang-kacangan : meningkatkan estrogen sehingga meningkatkan libido. Didalam kacang ada zat yang bisa meningkatkan hormone estrogen

Step 5

Mind Mapping

LO :

FaktorPenyebab. Ex : menopause

NonfarmakologiFarmakologi

Askep

Seksualitas lansia

Penanganan

Peran Perawat

Penkes

Page 6: Laporan Tutorial Skenario 2

1. Perubahan fisiologis pada lansia terkait dengan seksualitas pada lansia 2. Penanganan masalah seksual pada lansia ( farmakologi, dan nonfarmakologi)3. Askep sesuai kasus

Step 7

1. Perubahan sistem reproduksi pada lansia

Perubahan anatomik pada sistem genetalia pada lansia:

a. Wanita

Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna

berangsur-angsur mengalami atrofi.

- Vagina

Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan.

Fornises menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina. Sejak

klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum

pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan ber¬henti berfungsi. Mukosa genitalia

menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitas¬nya

akibat fibrosis.

Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keber¬langsungan koitus, artinya

makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan

genitalia eksterna.

- Uterus

Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya

menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks

menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.

- Ovarium

Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi “keriput”

sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya,

permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel.

Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi

ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi

inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.

Page 7: Laporan Tutorial Skenario 2

- Payudara (Glandula Mamae)

Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana

payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya

mempengaruhi kelenjar payudara saja.

- Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi “keras” dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang timbul pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa klimakterik.

b. Laki-laki- Prostat

Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang timbul

merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian seolah-olah

bertindak sebagai katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping itu terdapat

efek dinamik dari otot polos yang merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan

leher kantong kemih, otot polos ini dibawah pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya

nodul mikros¬kopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan terdapat pada 60% pria

berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang menjadi BPH

Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik yang

menimbulkan problem medik.

- Kadar dehidrosteron

pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa reduktase yang

mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap menjadi pendorong

hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain proses menua rangsangan

androgen ikut berperan timbulnya BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi

menjelang pubertas tidak akan menderita BPH pada usia lanjut.

- Testis

Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel

yang memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan

aktifitasnya sehingga sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal ini

menyebabkan penuruna libido dan kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel

Page 8: Laporan Tutorial Skenario 2

ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi banyak golongan lansia tetap

menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.

Selain itu perubahan yang dapat terjadi adalah

a. Wanita Terjadi penurunan estrogen mengakibatkan kondisi vagina lebih basa sehingga

vagina mudah terinfeksi, muncul rasa gatal, panas hingga muncul discharge abnormal (bakteri yang sering menginfeksi antara lain trikomoniasis dan jamur).

Terjadi penipisan dinding vagina yang apabila dilakukan intercourse akan menimbulkan rasa nyeri

Terjadi pengecilan ukuran klitoris dan mudah teriritasi, labia kehilangan jaringan lemak sehingga kurang begitu jelas karena ukurannya mengecil

Terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada vagina utamanya jika tidak dilakukan intercourse secara teratur maka ukuran vagina akan mengecil. Dalam hal ini, masturbasi bisa dilakukan pada lansia tanpa pasangan untuk tetap menjaga fungsi seksual.

Penurunan estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium

Penyusutan pada genitalia eksterna

Penurunan pada rambut pubis

Penurunan libido karena testosteron > estrogen.

b. Laki-laki Terjaid penurunan jumlah semen. Pada laki-laki usia < 50 tahun mampu

menghasilan 3-5 ml semen setiap harinya, namun pada laki-laki usia > 50 tahun hanya menghasilkan 2-3 ml semen setiap harinya

Lubrikasi dari kelenjar cowper berkurang Ejakulasi kurang kuat sehingga semburan semen kurang jauh Penurunan produksi sperma

Perubahan jumlah dan konsistensi cairan semen

Kurangnya tenaga untuk ejakulasi

Penurunan rangsangan dan ereksi

Sulit menjaga ereksi dalam waktu yang lama

Penurunan frekuensi ejakulasi

Pemanjangan periode refraktori

2. Penanganan masalah seksual pada lansia

Page 9: Laporan Tutorial Skenario 2

A. Non Farmakologi Management seksualitas pada lansiaKeintiman:- Komitmen

- Kebersamaan (saling tergantung)

- Keintiman emosional (peduli, perhatian dll.)

- Keintiman kognitif (memikirkan satu sama lain, memikirkan nnilia-nilai kebersamaan)

- Keintiman fisik (kedekatan fisik sampai hubungan seksual).

Intervensi konseling: Step 1: duduk melingkar dengan pasangan

Duduk ini membahas tentang- libido (keinginan, keengganan dan kepuasan seksual),

- pengalaman seksual (stimulus seksual,

- orgasme serta rasa nyeri saat berhubungan seksual),

- pengaruh seksualitas terhadap kepercayaan diri dan identitas diri maupun pasangan,

- serta membahas faktor yang mempengaruhi peubahan hubungan seksual (biomedis, psikologi dan sociokultural).

Step 2: konseling dasar dan pemberian informasi- Menjelaskan dampak penuaan terhadap seksualitas

- Klarifikasi mitos sosial budaya yang salah tentang seksualitas pada lansia untuk lebih membuka wawasan klien

- Jika diperlukan, tuliskan perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan seksualitas untuk dikonsultasikan pada tenaga medis dan agar pasangan juga lebih tau tentang perubahan yang terjadi

Step 3: brainstorming tentang terapi dan intervensi psikososiaPada lansia wanita maka terapi yang dapat dilakukan antara lain:- Terapi estrogen sistemik (oral atau transdermal) yang di kombinasikan dengan

progesteron dapat menigkatkan libido, menurunkan ras nyeri saat berhubungan seksual,menurunkan gejala menopause seperti hot flushes, gangguan tidur, dan depresi

- Pada wanita pos histerektomi diberi terapi estrogen yang dikombinasi dengan testosteron sehingga akan meningkatkan gairah seksual. Bisa juga diterapkan pada waniita menopause dengan syarat adanya panurunan kadar androgen

- Kontraindikasi absolut: penggunaan jangka panjang terapi estrogen, estrogen kombinasi progesteron, androgen

- Kontraindikasi absolut : penyakit kardiovaskuler(infark), trombosis, CVA, kanker payudara dan gangguan fungsi hati

Page 10: Laporan Tutorial Skenario 2

- Antidepresan bisa juga digunakan untuk meningkatkan libido

- Wanita dengan nyeri saat berhubungan seksual dapat menggunakan terapi estriol lokal. Terapi ini akan menstimulasi kelenjar mukosa vagina untuk memproduksi lendir. Terapi ini bisa diterapkan pada wanita setelah pengobatan kanker payudara.

Step 4: mengumumkan tentang terapi yang telah dipilihKlien dan pasangan akan meentukan satu terapi yang telah dipilih dan disepakati bersama.

Step 5: evaluasiDilakukan setelah dilakukan intervensi ini. Evaluasi ini meliputi kedekatan atau keintiman, kontak fisik, interaksi atau komunikasi, aktivitas seks (nyeri, orgasme, motivasi, gairah dan lain-lain).

Managemen :

1. Memberikan pengetahuan adanya perubahan fisik seiring bertambahanya umur. Mengedukasi bahwa penuaan adalah proses yang normal.

2. Ajarkan pasien untuk menggunakan lubrikan untuk responden perempuan.3. Mengeliminasi penyebab impoten pada laki-laki ex: merokok 4. Diskusikan penanganan alternatif yang dapat membuat kenyamanan5. Cegah terjadinya penularan penyakit6. Dukung dengan psikososial terapi, mengurangi rasa takut yang berlebihan terkait fungsi

seksual7. Memastikan kesediaan, kesiapan dan kemampuan untuk berpartisipasi saat berhubungan8. Menyediakan terapi keluarga jika dibutuhkan9. Menyediakan konseling

Seksual konseling :

1. Bina hubungan saling percaya, jaga privasi. Kaji keluhan2. Menjawab masalah klien3. Kaji sejara holistik4. Diskusi solusi alternative

Upaya Yang Dapat Dilakukan Oleh Perempuan Di Era Menopause: a. Menerima dengan ikhlas periode menopause sebagai bagian dari proses kehidupanb.Melakukan olahraga secara teratur, minimal tiga kali dalam seminggu selama minimal 30-60 menit. Jenis olahraga yang dianjurkan yang ringan-ringan saja seperti: jalan pagi, senam lansia, bersepeda,berenang atau mengerjakan pekerjaan rumah yang membutuhkan kekuatan fisik seperti mengepel lantai,membersihkan halaman pekarangan

c.Hubungan seksual dapat dilakukan dengan kondom yang umumnya memiliki lubrikan (pelicin), atau mengolesi organ reproduksi dengan cairan jelly

Page 11: Laporan Tutorial Skenario 2

d.Memberikan hormon estrogen pengganti atau mengkonsumsi makanan yang kaya estrogen.

Terapi akupuntur Dilakukan dengan menusukkan jarum akupunktur pada titik-titik CV 4, ST 36, SP 6 dan LR 3 kemudian diberi rangsangan dengan elektro stimulator selama 20 menit. Terapi dilakukan 5 (lima) kali dalam seminggu selama 10 (sepuluh) kali. setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu

Edukasi seksualitas yang bisa diberikan pada lansia

a. Set realistic expectations

Bicarakan dengan pasangan tentang keinginan seksual dan kemyamanannya. Dapat

diekspresikan dengan cara lain selain hubungan seks seperti percakapan, sentuhan

dan massage yang dapat membantu lebih rileks.

b. Get moving

Diet yang sehat dan olahraga yang teratur dapat membantu untuk meningkatkan

libido.

c. Practice safe sex

Setia pada satu pasangan dan gunakan kondom jika ingin berhubungan dengan

partner yang baru.

d. Think new

Bicarakan dengan pasangan jika ada nyeri atau masalah lain dan bisa mencoba untuk

menggunakan gaya yang baru guna meningkatkan kenyamanan.

e. Get help

Bicarakan dengan psangan kemudian dokter atau tenaga medis lain jika ada masalah.

B. Farmakologi

Obat untuk ejakulasi dini pada lansia

a. Sildenefil (viagra)

Tersedia dalam dosis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg dalam bentuk tablet dan diberikan

kurang lebih satu jam sebelum berhubungan seksual. Disarankan untuk lansia

dimulai dari dosis 50 mg, dosis bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan manfaat

Page 12: Laporan Tutorial Skenario 2

dan toleransinya. Dosis 25 mg biasanya diberikan pada pasien yang berusia lebih dari

65 tahun.

b. Tadalafil

20 mg selama 26 minggu

c. Vardenafil

Tersedia dalam dosis 5 mg, 10 mg dan 20 mg.

pada lansia laki-laki, terapi medis yang bisa dilakukan untuk gangguan ejakulasi

adalah dengan pemakaian obat PDE5. Terapi PDE5 ini mempunyai tiga golongan

yang telah dilegalkan yaitu sildenafil, vardenafil, dan tadalafil. Sildenafil dijadikan

pengobatan lini pertama di USA sejak tahun 2005. Kontraindikasi terapi ini adalah

dibarengi dengan pengobatan apapun. Efek samping yang muncul : pusing,

kemerahan pada kulit.

3. Askep sesuai kasus

1. Pengkajian

Relationship:

- Lama hubungan

- Tipe hubungan

- Sentuhan dan kedekatan fisik

- Pertimbangan pentingnya seks untuk kebahagiaan dalam hubungan

Sex intercourse and satisfaction:

- Jumlah pasangan seksual

- Frekuensi sex. Intercourse dalam 12 bulan terkahir

- Hubungn seks yang terakhir apakah menyenagkan

- Apakah kepuasan seks terpenuhi

Lifestyle and mental health:

- Frekuensi olahraga

- Frekuensi konsumsi alkohol

- Gejala stress

Page 13: Laporan Tutorial Skenario 2

a. Pengkajian Fisik dan riwayat1. Histori dari seksualitas yang lalu2. Pengalaman masalah atau adanya kesulitan dari masa lalu3. Adanya penyakit seksual yang menular seperti HIV dll4. Adanya pengobatan atau kondisi medis yang menghambat fungsi seksual

b. Mengkaji hasrat atau keinginan untuk melakukan 1. Memelihara komunikasi terbuka dengan residen2. Hati hati dengan gestur yang berlebih diantara residen

Diagnosa : disfungsi seksual b.d perubahan fungsi tubuh

Definisi : kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual hasrat terangsang dan orgasme yang dipandang tidak memuaskan, tidak berharga/tidak adekuat

Batasan karakteristk :

- Perubahan minat terhadap orang lain

- Persepsi defisiensi hasrat seksual

- Persepsi perubahan pada rangsangan seksual

NOC : sexsual function

Defenisi :integrasi antara aspek fisik, social, emosi, dan intelektual untuk mengekspresikan dan melakukan hubungan seksual

Indicator :

- Gairah seksual meningkat

- Mengekspresikan ketertarikan

- Nyaman dan berhubungan

- Mengekspresikan kemampuan berhubungan intim

- Respek terhadap pasangan

NIC : sexual counseling

Defenisi : menggunakan proses interaktif yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan sex dengan meningkatkan coping terhadap gangguan sex

Aktivitas :

- Bina hubungan saling percaya dan jaga privacy

- Mengkaji klien tentang masalah/ keluhan sex

Page 14: Laporan Tutorial Skenario 2

- Mengkaji klien secara holistic (stress, penyakit, obat)

- Menjawab semua pertanyaan klien

- Mendiskusikan solusi alternative bersama

Diagnosa: gangguan proses keluarga b.d transisi perkembangan

Definisi : perubahan dalam hubungan/fungsi keluarga

Batasan karakteristik :

- Perubahan ketersediaan respon kasih sayang

- Perubahan ekspresi konflik dalam keluarga

- Perubahan dalam keintiman

- Perubahan kepuasaan keluarga

NOC : family function

Definisi : meningkatkan kapasitas semua anggota untuk menghadapi perubahan keluarga

Indicator :

- Anggota mampu menyelesaikan masalah keluarga

- Mampu beradaptasi terhadap perubahan

- Anggota berpotensi sesuai fungsi

- Perhatian terhadap kebutuhan anggota keluarga

NIC : family process maintance

Definisi : meminimalkan efek gangguan proses keluarga

Aktivitas :

- Mengidentifikasi perubahan

- Mendiskusikan solusi bersama

- Menjaga saling peduli antar anggota

- Bantu keluarga dalam pelaksanaannya

- Menjaga komunikasi dengan baik

Daftar pustaka

Page 15: Laporan Tutorial Skenario 2

Kontolo, Osmo. (2009). impact of aging on human sexual activity and sexual desire. Journal of

sex research 46(1): 46-56

Bitzer, J., Giacomo, P., Sibil,T., Judith,A. (2008). Sexual Counseling in Elderly Couples. J Sex Med ;5:2027–2043

Steward, Kimberly, L,. (2005). the new revolution of sex and aging, talking about my generation

BKKBN. 2012. pembinaan kesehatan reproduksi bagi lansia. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN

Hazzards, M.R., john, P.B., Jeffrey, B.H., Joseph, G.O., Mary, E.T eds. 2003. Principles of Geriatric Medicine and Gerontology 5th edititon. McGraw-Hill Companies

Willert, Amanda and Maureen Semans. (2000). knowledge and attitudes about later life sexuality: what clinicians need to know about helping the elderly. Contemporary family theraphy 22(4)

Salonia, et all. (2005). review artikel safety and tolerability of oral erectile dysfunction treatment

in the elderly. Drugs aging 22(4): 323-338

Tjipto, Bambang, W,. (2010). Kajian terapi kaupuntur terhadap kadar hormone testosterone pria usia lanjut. Buletin penelitian system kesehatan-vol.13 No. 1: 92-99