laporan tutorial lia skenario e

Upload: lia-mahdi-agustiani

Post on 03-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    1/25

    LAPORAN TUTORIAL

    SKENARIO E BLOK 23

    Disusun oleh :

    Kelompok B3

    Lia Mahdi Agustiani

    04111401027

    TUTOR

    dr. Abarham SpOG

    PENDIDIKAN DOKTER UMUM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2013

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    2/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

    menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan

    kasus yang diberikan mengenai

    B. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

    pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

    scenario ini.

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    3/25

    BAB II

    PEMBAHASAN

    i. Data TutorialTutor : dr. Abarham SpOG

    Hari, Tanggal : Selasa, 25 februari 2014

    : Rabu , 26 februari 2014

    Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)

    ii. Skenario Kasus

    A male newborn was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife, who help his mother,

    Mrs Utamis delivery with chief complain of grunting. Mothers history was taken from

    midwife. She said that Mrs Utamis pregnancy was full term. The baby was born 3 hours ago

    with Apgar score 5 for 1 minute and 8 for 5th minutes, birth body weight was 3 kg. The

    mother had premature rupture of membrane 2 days ago and had bad smell liquor. From the

    physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, no sucking reflex, and there

    was chest indrawing.

    As general practitioner, please analyze the problems and the management.

    iii. Paparan

    A. KLARIFIKASI ISTILAHa. grunting : merintih

    b. fullterm pregnancy : kehamilan dengan usia yang cukup ( 3742 minggu )c. bad smell liquor : cairan ketuban yang berbau tidak sedap

    d. hypoactive : gerakan neonatus yang kurang aktif

    e. tachypnoe : frekuensi nafas lebih dari 60x/menit

    f. sucking reflex : reflek hisap

    g. PROM : keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum masuk fase aktif kala I dalam

    waktu lebih dari 24 jam

    h. chest indrawing : penarikan dinding dada

    i. apgar score :Ungkapan tentang keadaan bayi baru lahir dalam angka, biasanya

    ditentukan pada 60 detik pertama setelah lahir

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    4/25

    B. IDENTIFIKASI MASALAH

    1. A male newborn was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife, who help his mother,

    Mrs Utamis delivery with chief complain of grunting

    2. Mothers history was taken from midwife. She said that Mrs Utamis pregnancy was fullterm.

    3. The baby was born 3 hours ago with Apgar score 5 for 1 minute and 8 for 5th minutes,

    birth body weight was 3 kg

    4. The mother had premature rupture of membrane 2 days ago and had bad smell liquor.

    5. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, no sucking reflex,

    and there was chest indrawing

    C.ANALISIS MASALAH

    1. Bagaimana sistem imun pada neonatus

    - Sintesis

    2. Etiologi dan mekanisme grunting

    Merupakan suara yang keluar, terjadi karena tertutupnya glotis selama ekspirasi yang

    dapat meningkatkan tekanan akhir ekspirasi pada paru (end-expiratory pressure) dan

    memperpanjang pertukaran gas alveolar, sebagai usaha meningkatkan oksigenasi pada bayi.

    Grunting/merintih merupakan tanda dari respiratory distress pada bayi baru lahir

    Penyebab :

    - transient tachypnea in new born

    - meconium aspiration sindrom

    - pneumonia ( pada kasus )

    - RDS (Penyakit Membran Hialin)

    - Asma atau bronkiolitis pada bayi

    - Sepsis

    - Meningitis

    - Gagal jantung dengan penumpukan cairan di paru

    Mekanisme terjadinya grunting

    Secara singkat mekanisme terjadinyagruntingpada kasus adalah sebagai berikut:

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    5/25

    KPSWRuptur membrane terlalu lama cairan amnion keluar terhirup janin saat lahir

    masuk ke paru-paru tersumbat, dan didapatkan bagian yang tidak terisi udara

    pernapasan tidak adekuatterjadi peningkatan usaha bernapas ( ekspirasi ) grunting

    Mekanisme lain :

    Grunting tanda dari respiratory distress pada bayi baru lahir berupa suara merintih - saat

    ekspirasi.

    - Adanya infiltrat dan konsolidasi parusirkulasi alveolus tidak lancaradanya udara dgn

    tekanan tinggi dalam paru yang tidak dapat dikeluarkagrunting.

    - Infeksi di paru-parujaringan parenkimsebukan sel radangmengganggu ventilasi dan

    difusimemerlukan waktu yang lebih lama utk melakukan pertukaran oksigen dan

    CO2kompensasi dengan menahan udara yang sudah masukglotis tidak terbuka

    sempurngrunting.

    3. Makna klinis melahirkan di bidan

    4. Etiologi dan mekanisme PROM

    Etiologi :

    Infeksi

    Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupunasenderen dari

    vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisamenyebabkan terjadinya KPD.

    Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selaluterbuka oleh karena kelainan

    pada servik uteri (akibat persalinan,curetage).

    Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi

    uterus) misalnya trauma, hidramnion,gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati

    sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapatmisalnya

    hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupunamnosintesis menyebabakan

    terjadinya KPD karena biasanyadisertai infeksi.

    Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak adabagian terendah yang menutupipintu atas panggul (PAP) yangdapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian

    bawah. Keadaan sosial ekonomi

    Faktor laina. Faktor golonngan darah

    b. Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai

    dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan

    jarinngan kulit ketuban.

    c. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.

    d. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan

    antepartum.

    e. Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    6/25

    5. Apa dampak PROMKomplikasi

    Persalinan prematurPeriode laten sejak ketuban pecah hinggaterjadinya persalinan tergantung pada usia

    kehamilan ibu. Padakehamilan aterm, 90% persalinan terjadi dalam 24 jamsetelahpecahnya ketuban. Pada kehamilan antara 28-34 minggu, 50%persalinan terjadi

    dalam 24 jam sejak pecahnya ketuban.

    Infeksi

    Risiko infeksi meningkat ketika terjadi PROM. Pada ibudapat terjadi korioamnionitis.

    Pada bayi dapat terjadi sepsis,

    pneumoniadan omfalitis. Namun, pada umumnya, infeksi padabayi terjadi setelah terjadi

    korioamnionitis.

    Hipoksia dan asfiksia

    Pecahnya ketuban akan mengakibatkan oligohidramnion yang kemudian akan menekan

    tali pusat. Pada keadaan ini, bayi sangat rentan mengalami asfiksiaSindroma deformitas janin

    Deformitas dapat terjadi karenakompresi pada wajah dan anggota badan janin oleh

    minimnyacairan amnion. Akibatnya, pada keadaan ini, pertumbuhan janin

    akan terhambat.

    6. Intepretasi apgar scoreSkor APGAR merupakan penilaian kemampuan neonatus beradaptasi pada

    lingkungan ekstrauterin.Penilaian dilakukan pada menit ke-1 dan ke-5.

    03 : Asfiksia berat

    47 : Asfiksia sedang

    710 : Normal

    TANDA 0 1 2

    Appearance

    / color

    Biru,pucat Badan

    pucat,tungkai

    biru

    Semuanya merah

    muda

    Pulse Tidak teraba < 100 > 100

    Grimace /

    Refleks

    Tidak ada Lambat Menangis kuat

    Activity Lemas/lumpuh Gerakan

    sedikit/fleksi

    Aktif/fleksi tungkai

    baik/reaksi

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    7/25

    tungkai melawan

    Respiratory Tidak ada Lambat, tidak

    teratur

    Baik, menangis

    kuat

    *Penilaian pada satu menit pertama:

    a. total nilai 7 - 10 : bayi dalam kondisi baik (bugar)

    b. total nilai 4-6 : bayi mengalami sesak nafas (asfiksia) sedang. Pada

    pemeriksaan fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,

    reflex iritabilitas tak ada.

    c. total nilai < 4 : bayi asfiksia berat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan

    frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat

    dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tak ada.

    Pada kasus ini:

    Apgar score pada menit pertama adalah 5 : terjadi asphyxia mild-moderate

    (sedang). Ini menunjukkan bayi mengalami asfiksia sedang yang

    kemungkinan disebabkan oleh aspirasi cairan ketuban yang mengakibatkan

    terjadinya bronkopneumoni (terjadi kesulitan pengembangan paru yang

    disebabkan lumen bronkiolus yang menyempit karena infeksi)dan adanya

    transient asfixia (fisiologis)

    Apgar score pada menit ke 5 adalah 9: vigorous baby, bayi dianggap sehat dan

    tidak memerlukan tindakan istimewa. Ini menunjukkan adanya perbaikan

    kondisi bayi setelah mendapatkan resusitasi dan berhasil (adanya proses

    adaptasi pada bayi tersebut).

    Bayi merintih setelah 4 jam kelahiran mengindikasikan masih

    terdapatnya proses infeksi akibat aspirasi cairan ketuban.

    *Penilaian 5 menit kemudian gunanya untuk menilai keberhasilan

    resusitasi terhadap bayi. Nilai APGAR yang jelek pada lima menit akan

    menghasilkan kematian bayi atau komplikasi syaraf pada bayi seperti cerebral

    palsy.

    7. Bagaimana etiologi dan mekanisme takipneu, hipoaktif, chest indrawing, dan tidak

    adanya reflek hisap

    -hipoaktif :

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    8/25

    Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan

    lengan.

    Pada neonatus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam

    keadaan flexi, gerakan tungkai dan lengan aktif dan simetris.

    Bila asimetrispikirkan kelumpuhan atau patah tulang

    Etiologi hipoaktif / bayi diam saja :

    - Depresi SSP

    - Suplai oksigen yang berkurang

    -Infeksihipermetabolisme

    Bila diam saja pikirkan depresi sumsum tulang belakang atau akibat obat

    atau bayi tidur nyenyak Infeksi pada parenkim paru gangguan pernafasan

    (membutuhkan energy untuk upaya bernafas) dan hipermetabolisme untuk

    melawan infeksi suplai O2 kejaringan otot menurun bayi tampak

    hipoaktif.

    Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jar ingan otot karena adanya

    obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan karena adanyasepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat, cadangan energi terpakai

    terus, kedua hal tersebutlah yang menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi

    hipoaktif

    a. Takipneu

    - Neonatus normalnya laju pernapasan adalah 30-60 x/menit (rata-rata 35

    x/menit waktu tidur)

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    9/25

    - Pada kasus, ter jadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia

    dan terjadi sepsis yang mneyebabkan pengeluaran interl eukin dan sitokin

    yang akan menyebabkan suhu nenonatus tinggi , kenaikan 1C suhu akan

    menambah 10 frekuensi heart rate, ji ka HR meningkat maka RR juga akan

    meningkat sebagai kompensasi

    b. (-) refleks hisap

    Refleks rooting: menyentuhkan ujung jari ke arah sudut mulut pasien

    pasien menengok ke arah rangsanganberusaha memasukkan ujung jari.

    Sucking refleks: kalau ujung jari dimasukkan 3 cm ke dalam mulut akan

    dihisap

    Refleks rooting dan sucking reflekssaraf V, VII, XII

    Malas minum adalah salah satu tanda khas infeksi pada neonatus

    Pada kasus tidak ada refl eks in i, bisa jadi karena bayi l emas kekurangan

    oksigen dan cadangan energi yang terus menipis, dan bisa jadi karena

    adanya gangguan saraf V, VI I dan XI I yang disebabkan oleh sepsis

    c. (+) chest indrawing

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    10/25

    Bentuk dada neonatus adalah seperti tong

    Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut

    Apabila terjadi gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal

    dan retraksi pada inspirasi

    Pada kasus hal in i terjadi karena bayi Ny.Dar i sangat kekurangan O2

    a. Ketuban pecah sebelum waktunya risiko infeksi melalui serviks atau vagina

    korioamnionitis/ amnionitis

    b. korioamnionitis/ amnionitis diinspirasi paru infeksi pada bronkus, bronkiolus,

    dan berlanjut ke alveolus peradangan pada alveolus dan pengeluaran produk-

    produk peradangan gangguan ventilasi

    Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 RR Tachypnoe

    Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 kompensasi bayi dengan

    inspirasi tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama inspirasi

    melawan resistensi jalan napas retraksi bagian-bagian yang mudah

    terpengaruh pada dinding dada: jaringan ikat interkosta, subkosta, dan

    supraklavikula & suprasternal Retraksi dinding dada

    c. korioamnionitis/ Amnionitis ditelan janin Sepsis

    Sepsis Gangguan perfusi ke otot-otot hipoactive

    Sepsis Gangguan perfusi ke sistem neurologi tidak ada sucking reflex

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    11/25

    8. Etiologi dan mekanisme bad smell liquor

    Penyebab bad smell liquor

    -infeksi intrauterine

    Korioamnionitis : ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubunga

    langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar

    infeksi intraamnion

    amnionitis

    -Air ketuban bercampur mekonium

    Infeksi dan kuman yang sering ditemukan adalah Streptococcus, Staphylococcus

    (gram positif), E.coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).

    Mekanisme

    PROM (2 hari) Perubahan suasana vagina selama kehamilan Turunnya

    pertahanan alamiah terhadap infeksi Infeksi menjalar ke atas (ascenden)

    Korioamnionitis Masuk ke dalam air ketuban metabolisme organisme Air

    ketuban bau dan keruh (Bad smell li quor)

    9. Mengapa pada pemeriksaan fisik di dapatkan takipnu padahal pada menit ke 5

    adalah 8

    Lahir cukup bulan secara spontan 3 jam yang lalu dgn BB lahir 3000 gram

    spontan karena ada penekanan jalan lahir yang menyebabkan kompresi cairan sehingga

    cairan di alveolus dapat dialihkan ke interstitial (?)

    - Skor apgar menit 5 = 8

    dilakukan tindakan resusitasi sehingga keadaannya membaik (skor Apgar menjadi normal

    Pada bayi ini didapatkan tachipneu karena mengalaami obstruksi jalan napas akibat

    bronkopneumonia dan sepsis

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    12/25

    10. Makna klinis dari bayi aterm, AGA tapi ada tanda- tanda RDS

    Komplikasi dari PROM adalah hipoksia dan asfiksia yang disebabkan

    oleholigohidramnion karena air ketuban yang telah mengalir keluar

    uterus.Oligohidramnion menyebabkan tali pusat fetus mudah tertekan sehingga terjadi

    asfiksia dan hipoksia pada fetus dan saat dilahirkan bayi menjadi sulit bernapas

    Ibu yang mengalami PROM 2 hari yang lalu pecah dan berbau acendering

    mikroorganisme masuk ke dalam paru paru bayi amnion terkontaminasi kuman

    bayi teraspirasi cairan ketuban yang terinfeksi terjadi radang pada alveolus

    pergerakan alveoli terhambat gangguan pernapasan usaha untuk mencegah

    udara banyak keluar saat ekspirasi terdesak air ketuban sesak udara tidakbisa masuk afikksia

    Dampak

    - Pada bayi bisa meningkatkan terjadinya infeksi neonatal , asfiksia neonatal dan

    sepsis neonatorum

    Perlu dilakukan rontgen mengetahui ada bayangan kotor yaitu air ketuban yang

    bauk itu pada paru paru bayi

    11. Klasifikasi sepsis neonatorum

    Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi 3 :

    a. Ear ly Onset(dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi

    klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama

    mengenai system saluran pernafasan, progresif dan akhirnya syok.

    b. Late Onset(lambat) : timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering

    disertai adanya kelainan system susunan saraf pusat.

    c. I nfeksi nosokomialyaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi

    yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.

    12. Epidemiologi

    Insidens puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan bertambahnya usia anak.

    Mortalitas disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus,

    tetapi di Negara berkembang juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    13/25

    perawatan. Dari data mortalitas tahun 1990, pneumonia merupakan seperempat penyebab

    kematian pada anak di bawah 5 tahun dan 80% terjadi di negara berkembang.

    Manifestasi klinis

    Malas minum tidak ada reflex menghisap

    Gelisah

    Letargi

    Frekuensi pernapasan meningkat

    Muntah

    diare

    Suhu tubuh meningkat

    Pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah

    yang halus dan nyaring.

    Cara penularan :

    Transplasenta: infeksi paru biasanya mewakili satu komponen dari suatu proses

    congenital yang lebih umum. Misalnya, infeksi congenital CMV, virus rubella, dan

    Treponema pallidum dapat dikaitkan dengan pneuomonitis, meskipun manifestasi lain

    proses congenital seperti prematuritas, retardasi pertumbuhan intrauterine, ukuran

    kepala abnormal, viseromegali juga akan nyata tidak berubah.

    Perinatal: akibat dari aspirasi amnion atau sekresi saluran cerna atau genotiurinaria

    ibu yang terinfeksi saat kelahiran. MO yang ditularkan dengan cara ini meliputi

    streptokokus grup B, kuman aerob enteric gram-negatif, listeria monocytogenes,

    Mycoplasma genitalia, Chlamydia trachomatis, dan virus termasuk CMV & herpessimplek.

    Pascanatal: infeksi nosokomial , Adenovirus, virus Influenza, Pseudomonas

    Epidemiologi sepsis

    a. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab

    dari 30% kematian pada bayi baru lahir.

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    14/25

    b. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya

    kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.

    c. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi

    lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.

    d. Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan

    oleh infeksi nasokomial(infeksi yang didapat di rumah sakit).

    13. Etiologi, dan faktor resiko

    BRONKOPNEUMONIA

    Infeksi yang terjadi pada neonates yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang

    ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur danbenda asing yang mengakibatkan Respiratory Distress

    Etiologi

    a. Bakteri yang potensial pathogen diantaranya:

    Streptococcus B

    E.Colli

    Streptococcus anaerob

    Spesies bakteroides

    b. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.

    c. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,

    Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.

    d. Aspirasi benda asing.

    e. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh

    yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun,

    pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

    Faktor resiko

    Riwayat kelahiran :

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    15/25

    Persalinan lama

    Persalinan dengan tindakan

    Ketuban pecah dini

    Air ketuban bau dan kental

    Riwayat kehamilan :

    Infeksi TORCH

    Ibu menderita eklampsia

    Ibu mempunyai penyakit bawaan

    SEPSIS NEONATORUM

    Etiologi

    Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri. Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:

    Ketuban pecah sebelum waktunya

    Perdarahan atau infeksi pada ibu.

    Faktor resiko

    Lima kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang beratnya kurang dari 2,75 kg Dua kali lebih sering menyerang bayi laki-laki

    Ketuban pecah lama> 18 jam

    Demam intrapartum ibu > 37,50C

    Leukositosis ibu >18.000

    Air ketuban keruh dan atau berbau busuk

    Partus kasep

    14. DD

    Gejala/ tandaBronkopneumonia

    Sepsis

    Neonatorum

    TTN Aspirasi

    mekonium

    PMH

    Usia

    kehamilan

    Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Preterm

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    16/25

    Onset

    timbulnya

    gejala

    Beberapa saat

    setelah lahir

    Beberapa saat

    setelah lahir

    Beberapa saat

    setelah lahir

    Segera (primary

    distress)

    Grunting + + + +

    Sianosis +/- +/- (jarang) ++ ++

    Perbaikan

    dengan O2

    Membaik Membaik

    dengan oksigen

    minimal

    Sementara Sementara

    Suckingreflex

    - + - +

    Retraksi ddg

    dada

    + +/- (jarang) + +

    Gejala khas

    lain

    Adanya ronki dan

    leukositosis

    Penyembuhan

    yang

    mendadak,

    Adanya cairan

    amnion yang

    berwarna

    kehijauan pada

    saat kelahiran

    Retraksi dinding

    dada

    Gambaran

    Rontgen

    Terdapat infiltrat

    dan konsolidasi

    paru

    star burst

    Banyak

    corakan

    vaskuler di

    bagian tengah

    Terdapat bercak

    infiltrat yang

    kasar atau

    berkabut

    Gambaran

    retikuloendotelial

    dan berkabut

    ground glass

    15. Cara penegakkan diagnosis

    F IRS/SIRS (Fetal inf lammatory response syndrome/ Sindroma respon in fl amasi

    janin)

    Bila ditemukan dua atau lebihkeadaan :

    - laju napas > 60 x/menit atau < 30 x/menit atau apnea dengan atau tanpa

    retraksi dan desaturasi oksigen

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    17/25

    - suhu tubuh tidak stabil (< 360C atau > 37,50C)

    - waktu pengisian kapiler > 3 detik

    - hitung leukosit < 4.000 x 109/L atau > 34.000 x 109/L

    - Letargi

    - Kejang

    - Grunting , nasal flare, dll

    Kriteria

    Terduga/Suspek SepsisAdanya satu atau lebihkriteria FIRS disertai

    gejala klinis infeksi.

    Terbukti/Proven SepsisAdanya satu atau lebihkriteria FIRS disertai

    bakteremia/kultur darah positif.

    Anamnesis

    o Keluhan utama bayi :grunting

    o Keluhan tambahan bayi: demam/tidak, menggigil/tidak

    o Kulit biru/tidak

    o Distensi perut/tidak

    o Riwayat kehamilan ibu:

    Ada/tidaknya penyakit sewaktu ibu mengandung (seperti riwayat infeksi)

    Mengenai kunjungan antenatal

    Status obstetrik (hamil, melahirkan, abortus)

    Bagaimana asupan gizi ibu saat kehamilan

    o Riwayat kelahiran:

    Siapa yang menolong : bidan

    Cara kelahiran :pervaginam

    Keadaan segera setelah lahir : asfiksia ringan (APGAR 5 pada menit

    pertama)

    Panjang bayi

    Bayi lahir sesuai atau kecil/besar untuk masa kelahirannya : 3000 gr

    (normal)

    Trauma lahir/tidak

    Ketuban pecah dini/tidak (serta berapa lama telah pecah sebelum

    persalinan) :KPD 2 hari lalu

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    18/25

    Warna air ketuban

    Bau air ketuban : bad smell liquor

    Pemeriksaan Fisik

    Ibu:

    Ketuban pecah dini 2 hari sebelum persalinan dan cairan ketuban berbau

    busuk resiko infeksi intrauterin karena ketuban pecah > 18 jam dan

    berbau busuk merupakan factor risiko terjadinya infeksi intrauterin.

    Bayi:

    Grunting : gangguan ventilasi akibat infeksi pada sal pernafasan

    Full term : bayi cukup bulan; minggu 37 - 42 kehamilan

    BB lahir : 3000 gram; normal = 2500 - 4000 g bayi diklasifikasikan

    sebagai bayi baru lahir cukup bulan dan sesuai dengan masa

    kehamilan.

    Hipoaktif

    refleks mengisap (-)

    retraksi interkostal, takipnea dengan menggunakan Downes score,

    dapat diketahui bayi ini mengalami distress pernafasan.

    APGAR score menit 1 = 5 asfiksia ringan

    8-10 : tidak asfiksia

    5-7 : asfiksia ringan

    3-4 : asfiksia sedang

    0-2 : asfiksia berat

    Nilai APGAR menit 5 = 8 normal

    Pemeriksaan Tambahan

    Tanda-tanda Vital yang lain selain RR ( HR, PR, suhu, BP)

    Pemeriksaan fisik: warna kulit, edema/tidak

    Pemeriksaan laboratorium:

    CBC: Hb, leukosit, dif.count, trombosit, LED

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    19/25

    CRP: petanda non spesifik untuk radang dan infeksi

    Kultur bakteri (darah, urin, CSF)

    Kadar gula darah sewaktu

    Chest X-ray

    Lumbal pungsi (bila bayi mengalami sepsis neonatorum)

    Biakan/kultur darah

    Tes resistensi

    16. Working Diagnosis

    respiratory distress et causa bronchopneumonia dan suspek sepsis

    17. Pemeriksaan Penunjang

    1. Chest x-ray dilakukan untuk memastikan diagnosis bronkopneumonia pada

    bayi sekaligus mengetahui derajat keparahan penyakit tersebut sehingga dapat

    membantu dalam penilaian prognosis.

    a.

    Gambaran radiologi khas pada bronkopneumonia adalah honey comb

    appearance.

    2. Kultur darah dilakukan untuk memastikan jenis agen penginfeksi penyebab

    korioamnionitis, bronkopneumonia, dan sepsis. Spesimen diambil dari darah

    bayi dan darah ibu. Setelah memastikan jenis agen penginfeksi, dokter dapat

    memberikan antibiotik yang sesuai dalam menatalaksana pasien ini.

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    20/25

    3. Pungsi lumbal dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran infeksi di

    tubuh bayi. Dengan melakukan pungsi lumbal, dapat diketahui apakah infeksi

    telah menyebar hingga ke otak. Tes ini juga dapat membantu dalam membuat

    prognosis.

    4. Complete Blood Count dilakukan untuk memastikan tanda-tanda infeksi.

    Beberapa komponen darah yang perlu diperhatikan adalah Hb, WBC, hitung

    jenis.

    5. CRP digunakan untuk menilai perkembangan infeksi dan fungsi hati.

    Pemeriksaan dapat dilakukan dengan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent

    assay). CRP (C-Reactive Protein/ protein fase akut) merupakan protein yang

    disintesis di hati yang berperan dalam keadaan inflamasi. Pada dasarnya, CRP

    akan berikatan dengan phosphocholine yang merupakan produk bakteri

    maupun sel-sel yang telah rusak. CRP akan mengikat sel yang

    mengekspresikan phosphocholine (opsonin) untuk kemudian menarik

    (chemotacting factor) sel-sel radang lainnya ke tempat terjadinya inflamasi.

    a. Konsentrasi normal dalam serum manusia normal adalah kurang dari 10 mg/L

    dengan sedikit peningkatan pada proses penuaan. Kadar yang lebih tinggi

    dapat ditemukan pada keadaan hamil, inflamasi ringan, infeksi virus (1040

    mg/L), infeksi bakteri (40200 mg/L), infeksi bakteri parah dan luka bakar

    (>200 mg/L).

    6. Gula darah dilakukan untuk memastikan bahwa lemahnya bayi dalam kasus

    ini tidak disebabkan oleh hipoglikemia. Selain itu, pemeriksaan gula darah

    juga dapat membantu penatalaksanaan agar memberikan infus yang tepat

    untuk bayi.

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    21/25

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    22/25

    19. Penatalaksanaan ( edukasi kehamilan berikutnya )

    Pertahankan suhu tubuh normal bayi (rawat dalam inkubator)

    Pemberian antibiotik (kombinasi ampisilin 100mg/kgBB/hari IV dikombinasikan

    dengan gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari. Bila tidak ada dapat diberikan penisilin 50.000

    U/kgBB/hari dikombinasikan dengan kloramfenikol dengan dosis tidak melebihi

    50mg/kgBB/hari)

    Injeksi vit K1 1mg intramuskular dosis tunggal

    Makanan parenteral

    Pemberian cairan

    IVFD dekstrose 7 % atau 10% 500cc dalam NaCl 15% 6 cc dengan jumlah

    sesuai kebutuhan bayi

    Bila ada tanda dehidrasi atasi dehidrasi

    Jika ada asidosis berikan dekstrose dan Bicnat (4:1) sampai secara klinis

    tidak ada tanda asidosis

    Bia dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis dapat dikoreksi langsung

    dengan pemberian Bicnat 4,2% secara perlahan-lahan

    Bila belum bisa makan peroral beri larutan asam amino 2-3g/kgBB/hari

    Bila sudah bisa makan peroral beri ASI atau susu formula

    Pengobatan suportif

    Oksigen intranasal (30-40 % dengan kelembaban udara > 75%)1-2 liter/menit

    bila sianosis

    Bila ada apnu disertai bradikardi dan sianosis lebih dari 2 episode sehari ->

    cari etiologinya yaitu hipoglikemia, hiponatremia dll dapat dipertimbangkan

    pemberian pernafasan mekanik

    - Monitoring

    - Pengukuran suhu tiap 2 jam

    - Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan

    Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas NICU

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    23/25

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    24/25

    mekanik infeksi ,inflamasi daqn defisiensi vit A insiden BPD meningkat dengan

    menurunnya masa gestasi

    Retinopathy premature Kegagalan fungsi neurologi terjadi sekitar 10-70 %bayi

    yang berhubungan dengan masa gestasi adanya hipoksia komplikasi intrakranial dan

    infeksi

    Sedangkan komplikasi daria.Bronkopneumoni : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis,

    otitis media akut

    b. Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus,

    periventricular leukomalacia

    21. pencegahan

    Pencegahan

    - Menjaga hiegiene saat hamil

    - Diet bergizi + vitamin

    - Melakukan antenatal care secara rutin

    - Menghindari merokok

    22. Prognosis

    Dubia

    Pneumonia : Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %.

    Sepsis neonatorum : Baik jika terdiagnosis dan terapi lebih dini. Kerusakan neurologisdapar terjadi 15-30 % dari bayi yang mengalamiseptic meningitis

    23. SKDI

    3B Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik danpemeriksaan

    pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium

    sederhana atauX-ray). Dokter dapatmemutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

    merujuk ke spesialisyang relevan (kasus gawat darurat

    Kesimpulan

    Bayi laki-laki cukup bulan (3 kg), mengalami respiratory distresset causa bronkopneumonia

    dan suspect sepsis neonatorum

  • 8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Kosim,M Sholeh.et al.2012.Buku Ajar Neonatologi edisi pertama.Jakarta:IDAI

    Diagnosis Fisis pada Anak, penyunting Corry S Matondang, ISkandar Wahidiyat, Sugindo

    sastroasmoro. Jakarta: PT Sagung Seto, 2000

    Dorland, W. A. Newman.. 2002.Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC

    Staf pengajar IKA.1998.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: Infomedika

    Wahab, A.Samik dkk (Ed). 1999.Ilmu Kesehatan Anak/Nelson vol 1 edisi 15.Jakarta: EGC

    -----. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehtan Maternal dan Neonatal. Jakarta :

    Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardo

    Nelson textbook pediatrik 17th edition, berhman, kliegman,jenson. Copyright 2004

    Saunders, An Imprint of Elsevier

    Neonatal pneumonia in developing countries doi:10.1136/adc.2003.048108

    Arch. Dis. Child. Fetal Neonatal Ed. 2005;90;211-219

    T Duke