laporan tutorial lia skenario e
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
1/25
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO E BLOK 23
Disusun oleh :
Kelompok B3
Lia Mahdi Agustiani
04111401027
TUTOR
dr. Abarham SpOG
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
2/25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan
kasus yang diberikan mengenai
B. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
scenario ini.
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
3/25
BAB II
PEMBAHASAN
i. Data TutorialTutor : dr. Abarham SpOG
Hari, Tanggal : Selasa, 25 februari 2014
: Rabu , 26 februari 2014
Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)
ii. Skenario Kasus
A male newborn was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife, who help his mother,
Mrs Utamis delivery with chief complain of grunting. Mothers history was taken from
midwife. She said that Mrs Utamis pregnancy was full term. The baby was born 3 hours ago
with Apgar score 5 for 1 minute and 8 for 5th minutes, birth body weight was 3 kg. The
mother had premature rupture of membrane 2 days ago and had bad smell liquor. From the
physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, no sucking reflex, and there
was chest indrawing.
As general practitioner, please analyze the problems and the management.
iii. Paparan
A. KLARIFIKASI ISTILAHa. grunting : merintih
b. fullterm pregnancy : kehamilan dengan usia yang cukup ( 3742 minggu )c. bad smell liquor : cairan ketuban yang berbau tidak sedap
d. hypoactive : gerakan neonatus yang kurang aktif
e. tachypnoe : frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
f. sucking reflex : reflek hisap
g. PROM : keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum masuk fase aktif kala I dalam
waktu lebih dari 24 jam
h. chest indrawing : penarikan dinding dada
i. apgar score :Ungkapan tentang keadaan bayi baru lahir dalam angka, biasanya
ditentukan pada 60 detik pertama setelah lahir
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
4/25
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. A male newborn was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife, who help his mother,
Mrs Utamis delivery with chief complain of grunting
2. Mothers history was taken from midwife. She said that Mrs Utamis pregnancy was fullterm.
3. The baby was born 3 hours ago with Apgar score 5 for 1 minute and 8 for 5th minutes,
birth body weight was 3 kg
4. The mother had premature rupture of membrane 2 days ago and had bad smell liquor.
5. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, no sucking reflex,
and there was chest indrawing
C.ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana sistem imun pada neonatus
- Sintesis
2. Etiologi dan mekanisme grunting
Merupakan suara yang keluar, terjadi karena tertutupnya glotis selama ekspirasi yang
dapat meningkatkan tekanan akhir ekspirasi pada paru (end-expiratory pressure) dan
memperpanjang pertukaran gas alveolar, sebagai usaha meningkatkan oksigenasi pada bayi.
Grunting/merintih merupakan tanda dari respiratory distress pada bayi baru lahir
Penyebab :
- transient tachypnea in new born
- meconium aspiration sindrom
- pneumonia ( pada kasus )
- RDS (Penyakit Membran Hialin)
- Asma atau bronkiolitis pada bayi
- Sepsis
- Meningitis
- Gagal jantung dengan penumpukan cairan di paru
Mekanisme terjadinya grunting
Secara singkat mekanisme terjadinyagruntingpada kasus adalah sebagai berikut:
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
5/25
KPSWRuptur membrane terlalu lama cairan amnion keluar terhirup janin saat lahir
masuk ke paru-paru tersumbat, dan didapatkan bagian yang tidak terisi udara
pernapasan tidak adekuatterjadi peningkatan usaha bernapas ( ekspirasi ) grunting
Mekanisme lain :
Grunting tanda dari respiratory distress pada bayi baru lahir berupa suara merintih - saat
ekspirasi.
- Adanya infiltrat dan konsolidasi parusirkulasi alveolus tidak lancaradanya udara dgn
tekanan tinggi dalam paru yang tidak dapat dikeluarkagrunting.
- Infeksi di paru-parujaringan parenkimsebukan sel radangmengganggu ventilasi dan
difusimemerlukan waktu yang lebih lama utk melakukan pertukaran oksigen dan
CO2kompensasi dengan menahan udara yang sudah masukglotis tidak terbuka
sempurngrunting.
3. Makna klinis melahirkan di bidan
4. Etiologi dan mekanisme PROM
Etiologi :
Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupunasenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisamenyebabkan terjadinya KPD.
Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selaluterbuka oleh karena kelainan
pada servik uteri (akibat persalinan,curetage).
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi
uterus) misalnya trauma, hidramnion,gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati
sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapatmisalnya
hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupunamnosintesis menyebabakan
terjadinya KPD karena biasanyadisertai infeksi.
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak adabagian terendah yang menutupipintu atas panggul (PAP) yangdapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian
bawah. Keadaan sosial ekonomi
Faktor laina. Faktor golonngan darah
b. Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai
dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan
jarinngan kulit ketuban.
c. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
d. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan
antepartum.
e. Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
6/25
5. Apa dampak PROMKomplikasi
Persalinan prematurPeriode laten sejak ketuban pecah hinggaterjadinya persalinan tergantung pada usia
kehamilan ibu. Padakehamilan aterm, 90% persalinan terjadi dalam 24 jamsetelahpecahnya ketuban. Pada kehamilan antara 28-34 minggu, 50%persalinan terjadi
dalam 24 jam sejak pecahnya ketuban.
Infeksi
Risiko infeksi meningkat ketika terjadi PROM. Pada ibudapat terjadi korioamnionitis.
Pada bayi dapat terjadi sepsis,
pneumoniadan omfalitis. Namun, pada umumnya, infeksi padabayi terjadi setelah terjadi
korioamnionitis.
Hipoksia dan asfiksia
Pecahnya ketuban akan mengakibatkan oligohidramnion yang kemudian akan menekan
tali pusat. Pada keadaan ini, bayi sangat rentan mengalami asfiksiaSindroma deformitas janin
Deformitas dapat terjadi karenakompresi pada wajah dan anggota badan janin oleh
minimnyacairan amnion. Akibatnya, pada keadaan ini, pertumbuhan janin
akan terhambat.
6. Intepretasi apgar scoreSkor APGAR merupakan penilaian kemampuan neonatus beradaptasi pada
lingkungan ekstrauterin.Penilaian dilakukan pada menit ke-1 dan ke-5.
03 : Asfiksia berat
47 : Asfiksia sedang
710 : Normal
TANDA 0 1 2
Appearance
/ color
Biru,pucat Badan
pucat,tungkai
biru
Semuanya merah
muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace /
Refleks
Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan
sedikit/fleksi
Aktif/fleksi tungkai
baik/reaksi
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
7/25
tungkai melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak
teratur
Baik, menangis
kuat
*Penilaian pada satu menit pertama:
a. total nilai 7 - 10 : bayi dalam kondisi baik (bugar)
b. total nilai 4-6 : bayi mengalami sesak nafas (asfiksia) sedang. Pada
pemeriksaan fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
reflex iritabilitas tak ada.
c. total nilai < 4 : bayi asfiksia berat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat
dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tak ada.
Pada kasus ini:
Apgar score pada menit pertama adalah 5 : terjadi asphyxia mild-moderate
(sedang). Ini menunjukkan bayi mengalami asfiksia sedang yang
kemungkinan disebabkan oleh aspirasi cairan ketuban yang mengakibatkan
terjadinya bronkopneumoni (terjadi kesulitan pengembangan paru yang
disebabkan lumen bronkiolus yang menyempit karena infeksi)dan adanya
transient asfixia (fisiologis)
Apgar score pada menit ke 5 adalah 9: vigorous baby, bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa. Ini menunjukkan adanya perbaikan
kondisi bayi setelah mendapatkan resusitasi dan berhasil (adanya proses
adaptasi pada bayi tersebut).
Bayi merintih setelah 4 jam kelahiran mengindikasikan masih
terdapatnya proses infeksi akibat aspirasi cairan ketuban.
*Penilaian 5 menit kemudian gunanya untuk menilai keberhasilan
resusitasi terhadap bayi. Nilai APGAR yang jelek pada lima menit akan
menghasilkan kematian bayi atau komplikasi syaraf pada bayi seperti cerebral
palsy.
7. Bagaimana etiologi dan mekanisme takipneu, hipoaktif, chest indrawing, dan tidak
adanya reflek hisap
-hipoaktif :
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
8/25
Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan
lengan.
Pada neonatus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam
keadaan flexi, gerakan tungkai dan lengan aktif dan simetris.
Bila asimetrispikirkan kelumpuhan atau patah tulang
Etiologi hipoaktif / bayi diam saja :
- Depresi SSP
- Suplai oksigen yang berkurang
-Infeksihipermetabolisme
Bila diam saja pikirkan depresi sumsum tulang belakang atau akibat obat
atau bayi tidur nyenyak Infeksi pada parenkim paru gangguan pernafasan
(membutuhkan energy untuk upaya bernafas) dan hipermetabolisme untuk
melawan infeksi suplai O2 kejaringan otot menurun bayi tampak
hipoaktif.
Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jar ingan otot karena adanya
obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan karena adanyasepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat, cadangan energi terpakai
terus, kedua hal tersebutlah yang menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi
hipoaktif
a. Takipneu
- Neonatus normalnya laju pernapasan adalah 30-60 x/menit (rata-rata 35
x/menit waktu tidur)
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
9/25
- Pada kasus, ter jadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia
dan terjadi sepsis yang mneyebabkan pengeluaran interl eukin dan sitokin
yang akan menyebabkan suhu nenonatus tinggi , kenaikan 1C suhu akan
menambah 10 frekuensi heart rate, ji ka HR meningkat maka RR juga akan
meningkat sebagai kompensasi
b. (-) refleks hisap
Refleks rooting: menyentuhkan ujung jari ke arah sudut mulut pasien
pasien menengok ke arah rangsanganberusaha memasukkan ujung jari.
Sucking refleks: kalau ujung jari dimasukkan 3 cm ke dalam mulut akan
dihisap
Refleks rooting dan sucking reflekssaraf V, VII, XII
Malas minum adalah salah satu tanda khas infeksi pada neonatus
Pada kasus tidak ada refl eks in i, bisa jadi karena bayi l emas kekurangan
oksigen dan cadangan energi yang terus menipis, dan bisa jadi karena
adanya gangguan saraf V, VI I dan XI I yang disebabkan oleh sepsis
c. (+) chest indrawing
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
10/25
Bentuk dada neonatus adalah seperti tong
Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut
Apabila terjadi gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal
dan retraksi pada inspirasi
Pada kasus hal in i terjadi karena bayi Ny.Dar i sangat kekurangan O2
a. Ketuban pecah sebelum waktunya risiko infeksi melalui serviks atau vagina
korioamnionitis/ amnionitis
b. korioamnionitis/ amnionitis diinspirasi paru infeksi pada bronkus, bronkiolus,
dan berlanjut ke alveolus peradangan pada alveolus dan pengeluaran produk-
produk peradangan gangguan ventilasi
Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 RR Tachypnoe
Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 kompensasi bayi dengan
inspirasi tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama inspirasi
melawan resistensi jalan napas retraksi bagian-bagian yang mudah
terpengaruh pada dinding dada: jaringan ikat interkosta, subkosta, dan
supraklavikula & suprasternal Retraksi dinding dada
c. korioamnionitis/ Amnionitis ditelan janin Sepsis
Sepsis Gangguan perfusi ke otot-otot hipoactive
Sepsis Gangguan perfusi ke sistem neurologi tidak ada sucking reflex
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
11/25
8. Etiologi dan mekanisme bad smell liquor
Penyebab bad smell liquor
-infeksi intrauterine
Korioamnionitis : ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubunga
langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar
infeksi intraamnion
amnionitis
-Air ketuban bercampur mekonium
Infeksi dan kuman yang sering ditemukan adalah Streptococcus, Staphylococcus
(gram positif), E.coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).
Mekanisme
PROM (2 hari) Perubahan suasana vagina selama kehamilan Turunnya
pertahanan alamiah terhadap infeksi Infeksi menjalar ke atas (ascenden)
Korioamnionitis Masuk ke dalam air ketuban metabolisme organisme Air
ketuban bau dan keruh (Bad smell li quor)
9. Mengapa pada pemeriksaan fisik di dapatkan takipnu padahal pada menit ke 5
adalah 8
Lahir cukup bulan secara spontan 3 jam yang lalu dgn BB lahir 3000 gram
spontan karena ada penekanan jalan lahir yang menyebabkan kompresi cairan sehingga
cairan di alveolus dapat dialihkan ke interstitial (?)
- Skor apgar menit 5 = 8
dilakukan tindakan resusitasi sehingga keadaannya membaik (skor Apgar menjadi normal
Pada bayi ini didapatkan tachipneu karena mengalaami obstruksi jalan napas akibat
bronkopneumonia dan sepsis
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
12/25
10. Makna klinis dari bayi aterm, AGA tapi ada tanda- tanda RDS
Komplikasi dari PROM adalah hipoksia dan asfiksia yang disebabkan
oleholigohidramnion karena air ketuban yang telah mengalir keluar
uterus.Oligohidramnion menyebabkan tali pusat fetus mudah tertekan sehingga terjadi
asfiksia dan hipoksia pada fetus dan saat dilahirkan bayi menjadi sulit bernapas
Ibu yang mengalami PROM 2 hari yang lalu pecah dan berbau acendering
mikroorganisme masuk ke dalam paru paru bayi amnion terkontaminasi kuman
bayi teraspirasi cairan ketuban yang terinfeksi terjadi radang pada alveolus
pergerakan alveoli terhambat gangguan pernapasan usaha untuk mencegah
udara banyak keluar saat ekspirasi terdesak air ketuban sesak udara tidakbisa masuk afikksia
Dampak
- Pada bayi bisa meningkatkan terjadinya infeksi neonatal , asfiksia neonatal dan
sepsis neonatorum
Perlu dilakukan rontgen mengetahui ada bayangan kotor yaitu air ketuban yang
bauk itu pada paru paru bayi
11. Klasifikasi sepsis neonatorum
Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi 3 :
a. Ear ly Onset(dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi
klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama
mengenai system saluran pernafasan, progresif dan akhirnya syok.
b. Late Onset(lambat) : timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering
disertai adanya kelainan system susunan saraf pusat.
c. I nfeksi nosokomialyaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi
yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.
12. Epidemiologi
Insidens puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan bertambahnya usia anak.
Mortalitas disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus,
tetapi di Negara berkembang juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
13/25
perawatan. Dari data mortalitas tahun 1990, pneumonia merupakan seperempat penyebab
kematian pada anak di bawah 5 tahun dan 80% terjadi di negara berkembang.
Manifestasi klinis
Malas minum tidak ada reflex menghisap
Gelisah
Letargi
Frekuensi pernapasan meningkat
Muntah
diare
Suhu tubuh meningkat
Pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah
yang halus dan nyaring.
Cara penularan :
Transplasenta: infeksi paru biasanya mewakili satu komponen dari suatu proses
congenital yang lebih umum. Misalnya, infeksi congenital CMV, virus rubella, dan
Treponema pallidum dapat dikaitkan dengan pneuomonitis, meskipun manifestasi lain
proses congenital seperti prematuritas, retardasi pertumbuhan intrauterine, ukuran
kepala abnormal, viseromegali juga akan nyata tidak berubah.
Perinatal: akibat dari aspirasi amnion atau sekresi saluran cerna atau genotiurinaria
ibu yang terinfeksi saat kelahiran. MO yang ditularkan dengan cara ini meliputi
streptokokus grup B, kuman aerob enteric gram-negatif, listeria monocytogenes,
Mycoplasma genitalia, Chlamydia trachomatis, dan virus termasuk CMV & herpessimplek.
Pascanatal: infeksi nosokomial , Adenovirus, virus Influenza, Pseudomonas
Epidemiologi sepsis
a. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab
dari 30% kematian pada bayi baru lahir.
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
14/25
b. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya
kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.
c. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi
lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.
d. Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan
oleh infeksi nasokomial(infeksi yang didapat di rumah sakit).
13. Etiologi, dan faktor resiko
BRONKOPNEUMONIA
Infeksi yang terjadi pada neonates yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur danbenda asing yang mengakibatkan Respiratory Distress
Etiologi
a. Bakteri yang potensial pathogen diantaranya:
Streptococcus B
E.Colli
Streptococcus anaerob
Spesies bakteroides
b. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
c. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
d. Aspirasi benda asing.
e. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun,
pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
Faktor resiko
Riwayat kelahiran :
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
15/25
Persalinan lama
Persalinan dengan tindakan
Ketuban pecah dini
Air ketuban bau dan kental
Riwayat kehamilan :
Infeksi TORCH
Ibu menderita eklampsia
Ibu mempunyai penyakit bawaan
SEPSIS NEONATORUM
Etiologi
Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri. Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:
Ketuban pecah sebelum waktunya
Perdarahan atau infeksi pada ibu.
Faktor resiko
Lima kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang beratnya kurang dari 2,75 kg Dua kali lebih sering menyerang bayi laki-laki
Ketuban pecah lama> 18 jam
Demam intrapartum ibu > 37,50C
Leukositosis ibu >18.000
Air ketuban keruh dan atau berbau busuk
Partus kasep
14. DD
Gejala/ tandaBronkopneumonia
Sepsis
Neonatorum
TTN Aspirasi
mekonium
PMH
Usia
kehamilan
Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Preterm
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
16/25
Onset
timbulnya
gejala
Beberapa saat
setelah lahir
Beberapa saat
setelah lahir
Beberapa saat
setelah lahir
Segera (primary
distress)
Grunting + + + +
Sianosis +/- +/- (jarang) ++ ++
Perbaikan
dengan O2
Membaik Membaik
dengan oksigen
minimal
Sementara Sementara
Suckingreflex
- + - +
Retraksi ddg
dada
+ +/- (jarang) + +
Gejala khas
lain
Adanya ronki dan
leukositosis
Penyembuhan
yang
mendadak,
Adanya cairan
amnion yang
berwarna
kehijauan pada
saat kelahiran
Retraksi dinding
dada
Gambaran
Rontgen
Terdapat infiltrat
dan konsolidasi
paru
star burst
Banyak
corakan
vaskuler di
bagian tengah
Terdapat bercak
infiltrat yang
kasar atau
berkabut
Gambaran
retikuloendotelial
dan berkabut
ground glass
15. Cara penegakkan diagnosis
F IRS/SIRS (Fetal inf lammatory response syndrome/ Sindroma respon in fl amasi
janin)
Bila ditemukan dua atau lebihkeadaan :
- laju napas > 60 x/menit atau < 30 x/menit atau apnea dengan atau tanpa
retraksi dan desaturasi oksigen
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
17/25
- suhu tubuh tidak stabil (< 360C atau > 37,50C)
- waktu pengisian kapiler > 3 detik
- hitung leukosit < 4.000 x 109/L atau > 34.000 x 109/L
- Letargi
- Kejang
- Grunting , nasal flare, dll
Kriteria
Terduga/Suspek SepsisAdanya satu atau lebihkriteria FIRS disertai
gejala klinis infeksi.
Terbukti/Proven SepsisAdanya satu atau lebihkriteria FIRS disertai
bakteremia/kultur darah positif.
Anamnesis
o Keluhan utama bayi :grunting
o Keluhan tambahan bayi: demam/tidak, menggigil/tidak
o Kulit biru/tidak
o Distensi perut/tidak
o Riwayat kehamilan ibu:
Ada/tidaknya penyakit sewaktu ibu mengandung (seperti riwayat infeksi)
Mengenai kunjungan antenatal
Status obstetrik (hamil, melahirkan, abortus)
Bagaimana asupan gizi ibu saat kehamilan
o Riwayat kelahiran:
Siapa yang menolong : bidan
Cara kelahiran :pervaginam
Keadaan segera setelah lahir : asfiksia ringan (APGAR 5 pada menit
pertama)
Panjang bayi
Bayi lahir sesuai atau kecil/besar untuk masa kelahirannya : 3000 gr
(normal)
Trauma lahir/tidak
Ketuban pecah dini/tidak (serta berapa lama telah pecah sebelum
persalinan) :KPD 2 hari lalu
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
18/25
Warna air ketuban
Bau air ketuban : bad smell liquor
Pemeriksaan Fisik
Ibu:
Ketuban pecah dini 2 hari sebelum persalinan dan cairan ketuban berbau
busuk resiko infeksi intrauterin karena ketuban pecah > 18 jam dan
berbau busuk merupakan factor risiko terjadinya infeksi intrauterin.
Bayi:
Grunting : gangguan ventilasi akibat infeksi pada sal pernafasan
Full term : bayi cukup bulan; minggu 37 - 42 kehamilan
BB lahir : 3000 gram; normal = 2500 - 4000 g bayi diklasifikasikan
sebagai bayi baru lahir cukup bulan dan sesuai dengan masa
kehamilan.
Hipoaktif
refleks mengisap (-)
retraksi interkostal, takipnea dengan menggunakan Downes score,
dapat diketahui bayi ini mengalami distress pernafasan.
APGAR score menit 1 = 5 asfiksia ringan
8-10 : tidak asfiksia
5-7 : asfiksia ringan
3-4 : asfiksia sedang
0-2 : asfiksia berat
Nilai APGAR menit 5 = 8 normal
Pemeriksaan Tambahan
Tanda-tanda Vital yang lain selain RR ( HR, PR, suhu, BP)
Pemeriksaan fisik: warna kulit, edema/tidak
Pemeriksaan laboratorium:
CBC: Hb, leukosit, dif.count, trombosit, LED
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
19/25
CRP: petanda non spesifik untuk radang dan infeksi
Kultur bakteri (darah, urin, CSF)
Kadar gula darah sewaktu
Chest X-ray
Lumbal pungsi (bila bayi mengalami sepsis neonatorum)
Biakan/kultur darah
Tes resistensi
16. Working Diagnosis
respiratory distress et causa bronchopneumonia dan suspek sepsis
17. Pemeriksaan Penunjang
1. Chest x-ray dilakukan untuk memastikan diagnosis bronkopneumonia pada
bayi sekaligus mengetahui derajat keparahan penyakit tersebut sehingga dapat
membantu dalam penilaian prognosis.
a.
Gambaran radiologi khas pada bronkopneumonia adalah honey comb
appearance.
2. Kultur darah dilakukan untuk memastikan jenis agen penginfeksi penyebab
korioamnionitis, bronkopneumonia, dan sepsis. Spesimen diambil dari darah
bayi dan darah ibu. Setelah memastikan jenis agen penginfeksi, dokter dapat
memberikan antibiotik yang sesuai dalam menatalaksana pasien ini.
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
20/25
3. Pungsi lumbal dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran infeksi di
tubuh bayi. Dengan melakukan pungsi lumbal, dapat diketahui apakah infeksi
telah menyebar hingga ke otak. Tes ini juga dapat membantu dalam membuat
prognosis.
4. Complete Blood Count dilakukan untuk memastikan tanda-tanda infeksi.
Beberapa komponen darah yang perlu diperhatikan adalah Hb, WBC, hitung
jenis.
5. CRP digunakan untuk menilai perkembangan infeksi dan fungsi hati.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent
assay). CRP (C-Reactive Protein/ protein fase akut) merupakan protein yang
disintesis di hati yang berperan dalam keadaan inflamasi. Pada dasarnya, CRP
akan berikatan dengan phosphocholine yang merupakan produk bakteri
maupun sel-sel yang telah rusak. CRP akan mengikat sel yang
mengekspresikan phosphocholine (opsonin) untuk kemudian menarik
(chemotacting factor) sel-sel radang lainnya ke tempat terjadinya inflamasi.
a. Konsentrasi normal dalam serum manusia normal adalah kurang dari 10 mg/L
dengan sedikit peningkatan pada proses penuaan. Kadar yang lebih tinggi
dapat ditemukan pada keadaan hamil, inflamasi ringan, infeksi virus (1040
mg/L), infeksi bakteri (40200 mg/L), infeksi bakteri parah dan luka bakar
(>200 mg/L).
6. Gula darah dilakukan untuk memastikan bahwa lemahnya bayi dalam kasus
ini tidak disebabkan oleh hipoglikemia. Selain itu, pemeriksaan gula darah
juga dapat membantu penatalaksanaan agar memberikan infus yang tepat
untuk bayi.
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
21/25
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
22/25
19. Penatalaksanaan ( edukasi kehamilan berikutnya )
Pertahankan suhu tubuh normal bayi (rawat dalam inkubator)
Pemberian antibiotik (kombinasi ampisilin 100mg/kgBB/hari IV dikombinasikan
dengan gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari. Bila tidak ada dapat diberikan penisilin 50.000
U/kgBB/hari dikombinasikan dengan kloramfenikol dengan dosis tidak melebihi
50mg/kgBB/hari)
Injeksi vit K1 1mg intramuskular dosis tunggal
Makanan parenteral
Pemberian cairan
IVFD dekstrose 7 % atau 10% 500cc dalam NaCl 15% 6 cc dengan jumlah
sesuai kebutuhan bayi
Bila ada tanda dehidrasi atasi dehidrasi
Jika ada asidosis berikan dekstrose dan Bicnat (4:1) sampai secara klinis
tidak ada tanda asidosis
Bia dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis dapat dikoreksi langsung
dengan pemberian Bicnat 4,2% secara perlahan-lahan
Bila belum bisa makan peroral beri larutan asam amino 2-3g/kgBB/hari
Bila sudah bisa makan peroral beri ASI atau susu formula
Pengobatan suportif
Oksigen intranasal (30-40 % dengan kelembaban udara > 75%)1-2 liter/menit
bila sianosis
Bila ada apnu disertai bradikardi dan sianosis lebih dari 2 episode sehari ->
cari etiologinya yaitu hipoglikemia, hiponatremia dll dapat dipertimbangkan
pemberian pernafasan mekanik
- Monitoring
- Pengukuran suhu tiap 2 jam
- Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas NICU
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
23/25
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
24/25
mekanik infeksi ,inflamasi daqn defisiensi vit A insiden BPD meningkat dengan
menurunnya masa gestasi
Retinopathy premature Kegagalan fungsi neurologi terjadi sekitar 10-70 %bayi
yang berhubungan dengan masa gestasi adanya hipoksia komplikasi intrakranial dan
infeksi
Sedangkan komplikasi daria.Bronkopneumoni : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis,
otitis media akut
b. Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus,
periventricular leukomalacia
21. pencegahan
Pencegahan
- Menjaga hiegiene saat hamil
- Diet bergizi + vitamin
- Melakukan antenatal care secara rutin
- Menghindari merokok
22. Prognosis
Dubia
Pneumonia : Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %.
Sepsis neonatorum : Baik jika terdiagnosis dan terapi lebih dini. Kerusakan neurologisdapar terjadi 15-30 % dari bayi yang mengalamiseptic meningitis
23. SKDI
3B Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik danpemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium
sederhana atauX-ray). Dokter dapatmemutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialisyang relevan (kasus gawat darurat
Kesimpulan
Bayi laki-laki cukup bulan (3 kg), mengalami respiratory distresset causa bronkopneumonia
dan suspect sepsis neonatorum
-
8/12/2019 Laporan Tutorial Lia Skenario e
25/25
DAFTAR PUSTAKA
Kosim,M Sholeh.et al.2012.Buku Ajar Neonatologi edisi pertama.Jakarta:IDAI
Diagnosis Fisis pada Anak, penyunting Corry S Matondang, ISkandar Wahidiyat, Sugindo
sastroasmoro. Jakarta: PT Sagung Seto, 2000
Dorland, W. A. Newman.. 2002.Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC
Staf pengajar IKA.1998.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: Infomedika
Wahab, A.Samik dkk (Ed). 1999.Ilmu Kesehatan Anak/Nelson vol 1 edisi 15.Jakarta: EGC
-----. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehtan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardo
Nelson textbook pediatrik 17th edition, berhman, kliegman,jenson. Copyright 2004
Saunders, An Imprint of Elsevier
Neonatal pneumonia in developing countries doi:10.1136/adc.2003.048108
Arch. Dis. Child. Fetal Neonatal Ed. 2005;90;211-219
T Duke