laporan tutorial 7 gtj
TRANSCRIPT
LAPORAN TUTORIAL
TIDAK NYAMAN SAAT MENGUNYAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Blok Kuratif dan Rehabilitatif IV
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Pembimbing :
drg. Hengky Bowo, MD,Sc.
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Tutor : drg. Hengky Bowo, MD,Sc
Ketua : Lusi Hesti Pratiwisari (131610101058)
Scriber Meja : Fatimatuz Zahroh (131610101051)
Scriber Papan : Aditya Pristyhari (131610101034)
Anggota :
1. Jerry Daniel (131610101018)
2. Arini Al Haq (131610101040)
3. Pungky Anggraini (131610101042)
4. Farah Firdha Abadhia (131610101046)
5. Putri Dewi Septiany (131610101055)
6. Ziyana Mawaddatul W. (131610101061)
7. Primawati Dyah Rohmah (131610101077)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah – NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Tidak Nyaman
Saat Mengunyah”. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial
kelompok VII pada skenario pertama.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Hengky Bowo, MD,Sc selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Jember, 11 April 2016
Tim Penyusun
SKENARIO I
TIDAK NYAMAN SAAT MENGUNYAH
Chyntia berumur 28 tahun datang ke praktik dokter gigi ingin dibuatkan
gigi tiruan cekat untuk menggantikan gigi depan atas yang hilang agar dapat
memperbaiki penampilannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan foto rontgen
periapikal menunjukkan bahwa pada gigi 21, 12 mempunyai crown and root ratio
adalah 1:2. Hasil pemeriksaan intraoral, gigi 21 menunjukkan adanya karies
superfisial pada bagian palatal. Pada pemeriksaan klinis, gigi-gigi anterior
menunjukkan overjet 2 mm dan overbite 2 mm. Pemeriksaan kedalaman sulkus
gingival (probing depth) pada gigi 12 dan 21 menunjukkan 1,5 mm pada semua
sisi. Dokter gigi telah mempertimbangkan jaringan periodontal gigi penyangga
dan menjelaskan rencana perawatan yang akan dilakukannya pada Chyntia.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
STEP 1: KLARIFIKASI ISTILAH
1. Gigi Tiruan Cekat : Suatu restorasi permanen yang direkatkan secara
cekat dan berfungsi menggantikan gigi yang hilang.
2. Crown and Root Ratio : Perbandingan antara jarak incisal atau oklusal gigi
ke alveolar crest dengan panjang akar yang tertanam pada tulang alveolar.
Crown and root ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar
dukungan tulang alveolar terhadap gigi. Root merupakan akar yang
tertanam dalam tulang alveolar, dari puncak alveolar crest hingga apeks
gigi.
STEP 2: MENETAPKAN MASALAH
1. Apa saja yang perlu diperhatikan oleh dokter gigi dalam menentukan
rencana perawatan ?
2. Apa hubungan relasi RA dan RB terhadap rencana perawatan?
3. Apa saja jenis GTC yang dapat digunakan pada kasus dalam skenario?
4. Apakah perawatan yang cocok untuk kasus pada skenario?
5. Bagaimana desain GTC?
6. Bagaimana prosedur perawatan dan pembuatan GTC?
STEP 3: MENGANALISIS MASALAH
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh dokter gigi dalam menentukan
rencana perawatan :
a. Fungsi Estetika
b. Fungsi Mekanik : tekanan yang diterima jaringan periodontal tidak
boleh berlebihan
c. Preparasi : harus baik sebagai retensi
d. OH : tidak menimbulkan OH yang semakin buruk pada pasien.
Protesa harus mudah dibersihkan.
e. Oklusi : desain yang tepat pada pontik maupun abutmet untuk
mendapatkan oklusi yang baik.
f. Gigi abutment :
Harus kuat , jika memerlukan perawatan harus dilakukan
perawatan terlebih dahulu, ex : perawatan endo, perawatan
jaringan periodontal dll.
Luas permukaan lebih besar dari pontic
Akar gigi lebih baik divergen
Dapat menerima beban kunyah
g. Keadaan sistemik pasien, ex : diabetes mellitus.
h. Kebiasaan buruk pasien, ex : bruxism.
i. Jangka waktu antara kehilangan gigi hingga waktu akan dilakukannya
perawatan.
j. Usia pasien :
20-50 tahun baik untuk pembuatan Gigi Tiruan Cekat, karena
foramen apikal sudah tumbuh sempurna, saluran akar tidak
terlalu lebar dan tidak terlalu sempit.
< 20 tahun : akar belum menutup secara sempurna.
> 50 tahun : jaringan pendukung mengalami penurunan.
k. Kekooperatifan pasien
l. Pendidikan dan pekerjaan pasien.
m. Keadaan finansial pasien
2. Hubungan relasi RA dan RB terhadap rencana perawatan
a. Gigi tiruan memperbaiki overbite dan overjet
b. Gigi tiruan memperbaiki relasi RA dan RB
c. Sesuai dengan Hukum Ante : bisa tidak dilakukan pembuatan GTC
apabila gigi antagonis menggunakan GTSL.
3. Jenis GTC yang dapat digunakan pada kasus dalam skenario :
a. Fix Bridge : Kehilangan 1 atau 2 gigi. Retainer rigid.
b. Adhesif Bridge (marryland bridge) : Preparasi minimal pada gigi
penyangga.
c. Spring Bridge : Biasa digunakan untuk gigi anterior. Pontik dan
retainer dihubungkan dengan palatal bar.
4. Perawatan yang dipilih untuk kasus pada skenario adalah fix bridge.
5. Desain (jerry)
6. Prosedur perawatan dan pembuatan GTC
a. Pemeriksaan IO : diagnosis pasien
b. Preparasi gigi abutment (proksimal, incisal, labial, palatal)
c. Pencetakan
d. Pencatatan gigit
e. Penentuan warna
f. Pembuatan mahkota sementara (warna, bahan, dll)
g. Evalusi hasil laboratorium (retensi, kestabilan, estetik, dll)
h. Cek Oklusi : dilakukan pasang coba
i. Sementasi (GI, Zink Phosphat, Zink Polikarboksilat)
j. Cek Oklusi
k. Edukasi pasien
STEP 4: MAPPING
GIGI TIRUAN CEKAT
GIGI TIRUAN JEMBATAN
FIXED BRIDGE SPRING BRIDGE ADHESIVE BRIDGE
CANTILEVER BRIDGE
INDIKASI KONTRAINDIKASI
DEFINISI MACAM SYARAT
INDIKASI KONTRAINDIKASI
KELEBIHAN KEKURANGAN
BAHAN DESAIN KOMPONENPROSEDUR PEMBUATAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
STEP 5: LEARNING OBJEKTIF
Mahasiswa mampu mengetahui memahami dan menjelaskan :
1. Definisi, indikasi dan kontraindikasi serta pertimbangan perawatan GTC
2. Definisi, syarat dan macam GTJ, meliputi :
a. Fixed Bridge
b. Adhesive Bridge
c. Cantilever Bridge
d. Spring Bridge
3. Bahan, komponen, desain, serta prosedur pembuatan fixed bridge
4. Pertimbangan jariangan periodontal gigi abutment
5. Indikasi keberhasilan perawatan fixed bridge
STEP 7
1. Definisi, indikasi dan kontraindikasi serta pertimbangan perawatan GTC
a. Definisi
Gigi Tiruan Cekat adalah restorasi yang direkatkan permanen pada gigi
yang telahdipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh
permukaan gigi yang mengalami kerusakan/kelainan dan untuk
menggantikan kehilangan gigi. Gigi tiruan cekat meliputi mahkota tiruan
(MT) dan GTJ.
b. Indikasi
c. Kontraindikasi
d. Pertimbangan perawatan
2. Definisi, syarat dan macam GTJ
a. Fixed Bridge
b. Adhesive Bridge
Jembatan adhesif adalah jembatan yang mempunyai unsur pontik dan retainer dari logam non mulia yang dilekatkan pada gigi penyangga dengan perantaraan bahan adhesif serta menggunakan teknik etsa asam.
Indikasi
- jembatan pendek yang menggantikan satu sampai dua gigi anterior maupun posterior yang hilang
- gigi penyangga harus kokoh dan tidak goyah
- gigitan yang ringan atau terbuka merupakan kasus yang ideal
- tidak terdapat kebiasaan buruk seperti bruxism
- gigi penyangga menyediakan struktur gigi yang cukup
- tidak terdapat defek pada email
- pasien mempunyai keinginan dan respon yang baik
- kesehatan serta kebersihan mulut dan gigi yang baik
- pasien muda dimana jembatan konvensional merupakan kontraindikasi
Kontraindikasi
- keadaan daerah tidak bergigi yang panjang
- gigi penyangga terdapat kerusakan yang luas
- gigi penyangga tipis
- gigi penyangga tidak kokoh
- tidak tersedia pelayanan laboratorium yang memadai
Kelebihan
- pembuangan struktur gigi yang minimal terbatas pada email
- tidak terjadi trauma pada pulpa
- tidak selalu memerlukan anestesi
-preparasi supragingival
- teknik pencetakan lebih mudah
- biasanya tidak memerlukan restorasi sementara
- waktu kunjungan biasanya lebih sedikit
- Kekurangan7
- tidak dapat dibuat untuk jembatan yang panjang
- prosedur pelekatan yang lebih sulit jika dibandingkan jembatan
konvensional
- penggunaan asam untuk mengetsa mengharuskan pekerjaan yang hati-
hati
- koreksi ruangan sangat sulit
- diperlukan susunan gigi penyangga yang baik
c. Cantilever Bridge
Satu ujung Bridge (GTC) melekat secara rigidlkaku pada retainer sedang ujung
yang lain bebas/menggantung. Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki
sedikit jaringan gigi asli yang dikurangi tetapi tetap tidak lepas dari kriteria
retensi dan stabilisasi.
d. Spring Bridge
SYARAT
Persyaratan GTC Suatu GTC harus memenuhi : 1. Persyaratan Mekanis
Gigi-gigi penyangga harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar atau hampir sejajar satu sama lain, atau sedemikian rupa sehingga dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan vitalitas pulpa. Gigi panyangga harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sedemikian rupa sehingga dapat dipreparasi dengan baik untuk memberi pegangan (retensi) yang baik bagi retainer. Suatu pontik harus mempunyai bentuk mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan/ memikul daya kunyah tanpa patah atau bengkok. 2. Persyaratan Fisiologis
GTC tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi penyangga dan jaringan-jaringan pendukung lainnya. Preparasi pada gigi vital tidak boleh membahayakan vitalitas pulpanya. Suatu retainer atau pontik tidak boleh mengiritasi jaringan lunak (gusi,lidah, pipi, bibir). 3. Persyaratan Hygiene
Pada GTC tidak boleh terdapat bagian-bagian yang dapat menyangkut dan menimbulkan sisa-sisa makanan. Di antara pontik-pontik atau pontik dan retainer, harus ada sela-sela (embrasure) yang cukup besar sehingga dapat dibersihkan dengan mudah oleh arus Judah atau lidah (self cleansing effect). Diantara pontik dan gusi harus dapat dilalui seutas benang untuk membersihkan kedua permukaan itu. Semua permukaan GTC (kecuali permukaan-permukaan dalam retainer) harus dipoles sampai mengkilat, karena kotoran-kotoran tidak mudah melekat pada permukaan yang licin. 4. Persyaratan Estetik
Tiap GTC terutama yang mengganti gigi-gigi depan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai gigi asli. Akan tetapi usaha untuk mencapai tingkat
keaslian ini tidak boleh mengorbankan kekuatan dan kebersihan GTC tersebut. Penampilan permukaan logam (emas) yang tidak perlu sebaiknya dicegah. Pontik harus mempunyai kedudukan, bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya dan mempunyai ciri-ciri permukaan (surface details) yang sepadan (matching) dengan gigi-gigi tetangganya. 5. Persyaratan Fonetik
Suara (voice) dan bicara (speech) dalam pembuatan GTC tidak banyak
dipersoalkan.
. syarat biologis, mekanis dan estetis. Syarat biologis meliputi : kontur yang harmonis dengan gigi antagonis dan gusi di bawahnya, mudah dibersihkan terutama pada bagian yang menghadap gusi, relasi dengan alveolaris ridge harus dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dan bahan tidak mengiritasi jaringan di rongga mulut. Syarat mekanis yang harus dipenuhi adalah : harus kaku (rigid) agar tidak terjadi perubahan bentuk ketika digunakan dan tahan terhadap daya kunyah. Sedangkan syarat estetis yaitu bentuk dan warna menyerupai gigi
3. Bahan, komponen, desain, serta prosedur pembuatan fixed bridge
a. Bahan
b. Komponen
Faktor Pengaruh Pada Pemilihan Retainer Pemilihan retainer tergantung dari faktor-faktor : 1. Panjang rentang GTC
- Makin panjang rentang, makin besar stress yang diterima GTC, diperlukan retainer kuat dan lebih banyak. 2. Tipe GTC
- GTC tipe fixed-fixed bridge memerlukan retensi yang kuat - Sedapat mungkin digunakan full veneer crown karena retensinya seluruh bidang aksial 3. Kekuatan gigitan
- Beban kunyah yang ditimbulkan oleh tekanan gigitan dipengaruhi oleh umur, kelamin dan kekuatan otot kunyah - Makin besar kekuatan gigitan, retensi dari retainer harus kuat 4. Gigi yang diganti
- Untuk gigi anterior bawah, retainernya tidak harus sekuat apabila yang
hilang gigi molar
c. Desain
d. Prosedur pembuatan fixed bridge
4. Pertimbangan jariangan periodontal gigi abutment
5. Indikasi keberhasilan perawatan fixed bridge
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA