laporan tutorial traumatologi

62
Assalamualaikum. Wr. Wb 1

Upload: umi-chusnul-chotimah

Post on 20-Sep-2015

76 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • Assalamualaikum. Wr. Wb *

  • LAPORAN HASIL TUTORIAL SKENARIO ATRAUMATOLOGI DAN KEGAWADARURATAN MEDIKKelompok Tutorial 2dr. Indriyani

    *

  • YOLANDA RACHMI N(702011003) CENDY ARIZONA (702011005)INDRIA RIZKI(702011010)WENDRA ARMANSYAH(702011011)PUTRA MANGGALA W(702011015)PURRY AYU OVILIA(702011017)ALDIEO HARTMAN F(702011020)SUCI LESTARI(702011031)SULASTRI (702011046)IRVANDRA AFREN (702011047) UMI CHUSNUL CHOTIMAH(702011051)

    NAMA KELOMPOK*

  • OUTLINESkenarioKlarifikasi IstilahIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahKesimpulanKerangka KonsepDaftar Pustaka*

  • SKENARIODr. Widodo, dokter jaga UGD RSMP menerima pasien bernama Wendra, 32 tahun, seorang pekerja bangunan. Wendra jatuh dari atap bangunan dengan ketinggian 6 meter saat mengganti genteng yang bocor. Wendra langsung pingsan namun bila dipanggil dia terbangun tapi pingsan kembali dan dibawa ke UGD 30 menit setelah kejadian. Wendra terlihat sulit bernafas dan mengeluarkan suara ngorok. Tampak memar disekitar mata kiri dan belakang telinga kiri. Darah keluar dari telinga kirinya*

  • Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : Wendra tidak sadar dan mengeluarkan suara ngorok, bila dipanggil tidak merespon, bila dirangsang nyeri cubit pada dada Wendra baru membuka mata dan menarik lengan kanan ke tubuh. Pada saat yang bersamaan, Wendra mengeluarkan suara erangan.Tanda Vital : Terlihat sesak nafas (RR : 35x/menit, TD: 170/80 mmHg, HR : 108x/menit, Temp. Axilla 36,2 oCKepala :Pada regio retro auricular sinistra terdapat hematom ukuran 1x4 cm memanjang sejajar daun telinga*

  • Brill hematom kiriOtorrhea sinistra (+)Leher :Terlihat trakea ditengah, vena jugularis tidak terlihat, lainnya dalan batas normalToraks :Inspeksi : RR : 35x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula minimal, gerak nafas asimetris kiri tertinggalTampak memar pada region axilaris posterior setinggi costae VIII sinistra diameter 10 cm

    *

  • Auskultasi : bising nafas : toraks kiri vesikuler menjauh, toraks kanan : vesikuler normal, bunyi jantung : terdengar jelas, frekuensi 108x/menitPalpasi :Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII, Stem fremitus tidak dapat diperiksaPerkusi : Kanan : sonor, kiri : hipersonorAbdomen :Inspeksi : datar, tidak tampak memarAuskultasi : bising usus 8x/menitPalpasi : Nyeri tekan (-)Urogenitalia : dalam batas normalEkstramitas : dalam batas normal

    *

  • KLARIFIKASI ISTILAH*

    1. Trauma :Cedera atau luka pada tubuh akibat faktor dari luar2. Otorrhea:Secret yang keluar dari telinga3. Ngorok:(stridor) bunyi nafas kasar bernada tinggi4. Krepitasi:Suara berderak seperti sedang menggesekan ujung-ujung tulang yang patah5.Sesak nafas:(Dyspnea) gangguan fungsi pernafasan yang diakibatkan mengecil atau tersumbatnya saluran pernafasan yang diakibatkan mengecil atau tersumbatnya saluran pernafasan atau lemahnya organ pernafasan karena akibat dari penyakit tertentu

  • *

    6.Brill Hematom:Hematoma yang berada di sekitar mata7. Hipersonor:Berbunyi yang sangat nyaring8. Hematoma:Gumpalan darah dalam jaringan setempat pada perdarahan yang membentuk benjolan

  • IDENTIFIKASI MASALAHDr. Widodo, dokter jaga UGD RSMP menerima pasien bernama Wendra, 32 tahun, seorang pekerja bangunan. Wendra jatuh dari atap bangunan dengan ketinggian 6 meter saat mengganti genteng yang bocorWendra langsung pingsan namun bila dipanggil dia terbangun tapi pingsan kembali dan dibawa ke UGD 30 menit setelah kejadian. Wendra terlihat sulit bernafas dan mengeluarkan suara ngorok. Tampak memar disekitar mata kiri dan belakang telinga kiri. Darah keluar dari telinga kirinya.

    *

  • 3. Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : Wendra tidak sadar dan mengeluarkan suara ngorok, bila dipanggil tidak merespon, bila dirangsang nyeri cubit pada dada Wendra baru membuka mata dan menarik lengan kanan ke tubuh. Pada saat yang bersamaan, Wendra mengeluarkan suara erangan.4. Tanda Vital : Terlihat sesak nafas (RR : 35x/menit, TD: 170/80 mmHg, HR : 108x/menit, Temp. Axilla 36,2 oCKepala : Pada regio retro auricular sinistra terdapat hematom ukuran 1x4 cm memanjang sejajar daun telingaBrill hematom kiriOtorrhea sinistra (+)

    *

  • Leher : Terlihat trakea ditengah, vena jugularis tidak terlihat, lainnya dalan batas normalToraks : Inspeksi : RR : 35x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula minimal, gerak nafas asimetris kiri tertinggal. Tampak memar pada region axilaris posterior setinggi costae VIII sinistra diameter 10 cmAuskultasi : bising nafas : toraks kiri vesikuler menjauh, toraks kanan : vesikuler normal, bunyi jantung : terdengar jelas, frekuensi 108x/menitPalpasi : Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII, Stem fremitus tidak dapat diperiksaPerkusi : Kanan : sonor, kiri : hipersonorAbdomen : Inspeksi : datar, tidak tampak memar. Auskultasi : bising usus 8x/menit, Palpasi : Nyeri tekan (-)Urogenitalia : dalam batas normalEkstramitas : dalam batas normal

    *

  • ANALISIS MASALAHDr. Widodo, dokter jaga UGD RSMP menerima pasien bernama Wendra, 32 tahun, seorang pekerja bangunan. Wendra jatuh dari atap bangunan dengan ketinggian 6 meter saat mengganti genteng yang bocorBagaimana mekanisme injury ?Jawab:*

  • *

    MekanismeTumpulTembusKecepatan tinggi (tabrakanKecepatan rendah (jatuh atau dipukul)Luka tembakCedera tembus lainBeratnyaRinganSedangBeratGCS 14 15GCS 9 13GCS 3 8 MorfologiFraktur tengkorakKalvariaDasar tengkorak- Garis vs bintangDepresi dan non depresiTerbuka / tertutupDengan atau tanpa kebocoran CSSDengan atau tanpa paresis N. VIILesi intracranialFokalDifus- EpiduralSubduralIntraserebraKonkusiKonkusi multipleHipoksia / iskemia

  • Jadi, dalam kasus ini, berdasarkan mekanisme nya termasuk trauma tumpul, cedera kepala berat, berdasarkan morfologinya terjadi fraktur basis cranii, dan letak lesinya belum diketahui.

    *

  • b. Apa dampak jatuh dari ketinggian 6 meter?Jawab:Dampak Wendra jatuh dari ketinggian 6 meter dilihat dari mekanisme trauma yaitu kecepatan trauma, organ yang terkena trauma, dan arah trauma kemungkinan Wendra mengalami multiple trauma yaitu trauma basis cranii dan trauma thoraks dan bagian sebelah kiri yang terkena dilihat dari tampak memar disekitar mata kiri dan belakang telinga kiri serta darah keluar dari telinga kirinya. Selain itu juga, dampak jatuh dari ketinggian 6 meter menunjukkan cedera yang mengancam nyawa, dimana termasuk cedera yang mngancam nyawa jika jatuh dari ketinggian >3x tinggi badan.

    *

  • c. Apa saja organ / daerah yang mungkin terkena trauma?Jawab:berdasarkan dari arah trauma yang dialami dan jenis trauma yang dialami, maka kemingkinan organ yang terkena adalah otak, paru-paru dan jantung. Sedangkan daerah yang mungkin terkena adalah daerah kepala, thoraks, abdomen, dan ekstremitas.

    *

  • d. Bagaimana cara melakukan primer dan secondary survey?Jawab:Primary Survey Penatalaksanaan awal pada primary survey dilakukan pendekatan melalui ABCDE yaitu : A:Airway, menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical spinecontrol) B: Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi C:Circulation dengan kontrol perdarahan (hemorrage control) D: Disability, status neurologis E: Exposure/environmental control, membuka baju penderita, tetapi cegah Hipotermia*

  • Secondary AssessmentSurvey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik. Sehingga kita bisa melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan keluarga *

  • e. Apa yang dimaksud dengan triage?Jawab:Triage adalah tindakan mengkategorikan pasien menurut kebutuhan perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling perlu didahulukan. Paling sering terjadi di ruang gawat darurat, namun triage juga dapat terjadi dalam pengaturan perawatan kesehatan di tempat lain di mana pasien diklasifikasikan menurut keparahan kondisinya. Tindakan ini dirancang untuk memaksimalkan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya tenaga medis dan fasilitas yang terbatas.

    *

  • f. Bagaimana alur triage?Jawab:Menurut Gilboy (2012), triase adalah suatu sistem untuk menyeleksi problem pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) sesuai dengan skala prioritas kegawat daruratannya. Skala prioritas tersebut yaitu:Prioritas I (label merah): EmergencyPrioritas II (label kuning): Urgent Priotas III (label hijau): Non EmergencyPrioritas 0 (label hitam): Death, pasien datang dalam keadaan sudah meninggal.*

  • g. Bagaimana mengevakuasi pasien dalam kasus ini?Jawab:Untuk pasien yang diduga mengalami fraktur cervical, maka dilakukan pemasangan, cervical collar, dan untuk pemindahannya dilakukan menggunakan long spine board. Berikut cara pemindahannya. Empat orang dibutuhkan untuk melakukan prosedur modifikasi log roll dan imobilisasi penderita, (1) satu untuk mempertahankan imobilisasi segaris kepala dan leher penderita; (2) satu untuk badan (termasuk pelvis dan panggul); (3) satu untuk pelvis dan tungkai; dan (4) satu mengatur prosedur ini dan mencabut spine board.

    *

  • 2. Wendra langsung pingsan namun bila dipanggil dia terbangun tapi pingsan kembali dan dibawa ke UGD 30 menit setelah kejadian. Wendra terlihat sulit bernafas dan mengeluarkan suara ngorok. Tampak memar disekitar mata kiri dan belakang telinga kiri. Darah keluar dari telinga kirinya.

    Apa penyebab keluhan Wendra?Jawab:

    *

  • dalam kasus ini keluhan pingsan namun bila dipanggil sadar lalu sadar kembali menandakan terjadi penurunan kesadaran, penyebabnya : hipoksia , tumor otak, trauma kapitis.Sedangkan wendra sulit bernafas dan mengeluarkan suara ngorok merupakan snoring,disebabkan karena obstruksi jalan napas, pada pasien pingsan ,lidah akan terjatuh ke bawah sehinga menghambat jalan napas . tampak memar duisekitar mata kiri dan belakang telinga kiri disebabkan karena trauma kapitis

    *

  • b. Apa makna Wendra pingsan namun bila dipanggil bangun kembali (lucid interval dan Monroe Kelly)?Jawab:Dalam kasus ini, Wendra telah mengalamai lucid interval. Lucid interval adalah fase pingsan-sadar-pingsan kembali, yang terjadi pada seseorang yang mengalami trauma kepala. Pada pingsan yang pertama terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sistem ARAS akibat trauma, lalu saat sistem ARAS mengalami recovery maka orang tersebut akan sadar kembali. Pada saat trauma mulai terjadi perdarahan, perdarahan ini akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial sehingga tubuh berkompensasi sesuai hukum Monroe Kelly, volume isi intracranial akan selalu konstan.

    *

  • Bila terdapat penambahan massa seperti aanya hematom, akan menyebabkan tergesernya CFS dan darah vena keluar dari ruangan intracranial dengan volume yang sama. Jika kompensasi ini belum berhasil, arteri juga akan keluar, sehingga pada kondisi ini terjadi pingsan kembali.*

  • c. Apa makna Wendra sulit bernafas dan mengeluarkan suara ngorok?Jawab:Penurunan kesadaran tonus otot menghilang atau menurun lidah jatuh ke belakang menutupi laring mentumbat jalan napas sulit bernapas dan mengeluarkan suara ngorok.

    *

  • d. Apa makna mata kiri dan belakang telinga kiri memar serta darah keluar telinga kiri?Jawab:Adanya fraktur basis crania anterior mengenai pars orbita os frontal perdarahan subkonjungtiva (a.ofthalmica) ekimosis priorbital raccoon eyes.Adanya fraktur basis crania media fraktur pada pars petrous pyramid os temporal perdarahan merobek membrane timpani darah merembes keluar melalui MAE

    *

  • e.Bagaimana mekanisme dari keluhan Wendra (pingsan, bangun, pingsan kembali,sulit bernafas, suara ngorok, memar di sekitar mata kiri, belakang telinga kiri, darah keluar dari telinga kiri)jawab:Pingsan, bangun, pingsan kembali : trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii robeknya cabang a. meningea media (sinus venosus atau a. diploica) perdarahan pada durameter lucid interval. (Shirley, 2005) Sulit bernapas : trauma tumpul (jatuh) fraktur costae menekan dinding paru dinding paru terbuka tekanan udara meningkat daripada tekanan pleura kolaps pada alveolus pneumothoraks sulit bernapas. (Corwin, 2009)

    *

  • Memar mata kiri : trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa anterior pecahnya a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah bercampur CSF masuk ke a. ophtalmica masuk ke rongga orbita melalui fissura orbita aliran darah tidak lancar memar pada mata kiri. (Sabiston, 1995)Memar belakang telinga kiri : trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa posterior pecahnya a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah masuk r. Mastoideus memar belakang telinga kiri. (Shirley, 2005)Darah keluar dari telinga kiri : trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa media pecahnya a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah keluar melalui a. auricularis posterior tekanan tinggi di telinga pecahnya membrana tymphani darah keluar dari telinga kiri. (Shirley, 2005)

    *

  • *

  • f. Apa hubungan antara Wendra pingsan, sulit bernafas, mata kiri dan belakang telinga kiri memar, dan telinga kiri mengeluarkan darah ?Jawab:keluhan tersebut sama-sama diakibatkan karena fraktur basis crania. Sehingga bermanifestasi menjadi pingsan, sulit bernafas, mata kiri dan belakang telinga kiri memar, dan telinga kiri mengeluarkan darah.

    *

  • g. Apa dampak jika keluhan tidak segera diatasi? Jawab :

    Waktu terbaik adalah dalam waktu 0-6 jam (disebutPeriode Emas, Golden Period ) terutama pada kasus yang melibatkan perfusi otak yang menurun. Jika ditangani dalam waktu 0-6 jam maka kemungkinan kerusakan otak yang terjadi akan recovery lebih besar seperti sebelumnya, dan sebaliknya, jika ditangani setelah periode waktu tersebut, maka recovery hanya sebagian, bahkan tidak terjadi recovery lagi.

    *

  • 3. Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : Wendra tidak sadar dan mengeluarkan suara ngorok, bila dipanggil tidak merespon, bila dirangsang nyeri cubit pada dada Wendra baru membuka mata dan menarik lengan kanan ke tubuh. Pada saat yang bersamaan, Wendra mengeluarkan suara erangan.

    Bagaimana pemeriksaan GCS?Jawab:*

  • *

    Jenis pemeriksaanNilaiRespon buka mata (Eye opening, E)SpontanTerhadap suaraTerhadap nyeriTidak ada4321Respon motorik terbaik (M)Ikut perintahMelokalisir nyeriFleksi normal (menarik anggauta yang dirangsang)Fleksi abnormal (dekortikasi)Ekstensi abnormal (deserebrasi)Tidak ada (Hasid)654321Respon verbal (V)Berorientasi baikBerbicara mengacau (bingung)Kata-kata ticsk teraturSuara tidak jelasTidak ada54321

  • b. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?Jawab:GCSRespon Verbal Suara ngorok : 2Eye (respon buka mata ) : 2 Respon motorik (menarik anggota yang dirangsang) : 4 Jadi skor GCS 8 cedera otak berat

    *

  • 4. Tanda Vital : Terlihat sesak nafas (RR : 35x/menit, TD: 170/80 mmHg, HR : 108x/menit, Temp. Axilla 36,2 oC. Kepala : Pada regio retro auricular sinistra terdapat hematom ukuran 1x4 cm memanjang sejajar daun telinga, Brill hematom kiri, Otorrhea sinistra (+). Leher : Terlihat trakea ditengah, vena jugularis tidak terlihat, lainnya dalan batas normal. Toraks : Inspeksi : RR : 35x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula minimal, gerak nafas asimetris kiri tertinggal. Tampak memar pada regio axilaris posterior setinggi costae VIII sinistra diameter 10 cm. Auskultasi : bising nafas : toraks kiri vesikuler menjauh, toraks kanan : vesikuler normal bunyi jantung : terdengar jelas, frekuensi 108x/menit. Palpasi : Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII, Stem fremitus tidak dapat diperiksa. Perkusi : Kanan : sonor, kiri : hipersonor. Abdomen : Inspeksi : datar, tidak tampak memar, Auskultasi : bising usus 8x/menit, Palpasi : Nyeri tekan (-)*

  • a. Bagaimana interpretasi dari : Tanda vital, Kepala, Leher, Toraks dan abdomenjawab:Tanda vital : RR 33x/m, Normalnya : 16-24x/m, Interpretasi : takipneuTD 170/80, Normalnya : 120/80x/m, Interpretasi : HipertensiHR 108x/m, Normal : 60-100x/m, Interpretasi : takikardi Suhu 36,2, Normal : 36,5-37,5c, Interpretasi : hipotermi Kepala:Pada regio retro auricular sinistra terdapat hematom ukuran 1x4 cm memanjang sejajar daun telinga = memar dibelakang telinga kiri (Battle sign) Brill hematom kiri = fraktur basis cranii akibat pecahnya a. Oftalmika sehingga darah masuk ke dalam ke 2 rongga orbita melalui fisura orbita.

    *

  • Leher:Terlihat trakea ditengah, vena jugularis tidak terlihat, lainnya dalam batas normal = Normal (menyingkirkan diagnosis tension pneumothoraks)Toraks:Inspeksi, RR; 35 x/menit, retraksi intercostal dan supraclavicula minimal = mengindikasikan adanya obstruksi jalan nafas sebagai kompensasi untuk memenuhi oksigen.Gerak nafas asimetris kiri tertinggal = karena adanya kolaps pada paru kiri yang disebabkan pneumothoraks.Tampak memar di regio axillaris posterior setinggi costae VIII sinistra diameter 10 cm = akibat benturan keras dan adanya fraktur yang diakibatkan oleh terjadinya trauma tumpul perlukaan di jaringan sekitar memar

    *

  • Auskultasi : bising nafas : toraks kiri vesikuler menjauh : adanya udara di dalam pleura paru . toraks kanan : vesikuler normal: normal. bunyi jantung : terdengar jelas : normal frekuensi 108x/menit : takikardi Palpasi : Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII : fraktur costae VIII Perkusi : Kanan : sonor, kiri : hipersonor. = simple pneumothoraksAbdomen : Inspeksi : datar, tidak tampak memar, Auskultasi : bising usus 8x/menit, Palpasi : Nyeri tekan (-) : normal

    *

  • b. Bagaimana mekanisme dari : Tanda vital, Kepala, Leher, Toraks, dan abdomen?Jawab:Tanda vital : perdarahan intracranial dan fraktur costae kompensasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen jaringan takipnea, takikardiPerdarahan hipotermiaKepala :trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa anterior pecahnya cabang a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah bercampur CSF masuk ke a. ophtalmica masuk ke rongga orbita melalui fissura orbita aliran darah tidak lancar brill hematom kiri. (Sabiston, 1995)trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa posterior pecahnya a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah masuk r. Mastoideus hematom 1x4 cm di belakang daun telinga. (Shirley, 2005)

    *

  • trauma tumpul (jatuh) fraktur basis cranii fraktur fossa media pecahnya a. carotis interna yang melalui sinus cavernosus darah keluar melalui a. auricularis posterior tekanan tinggi di telinga pecahnya membrana tymphani darah bercampur CSF keluar dari telinga ottorhea (+) (Shirley, 2005)

    *

  • bising nafas : toraks kiri vesikuler menjauh : adanya udara di dalam pleura akibat fraktur costae perlukaan jaringan sekitar costae paru-paru mengalami kebocoran udara dari paru keluar simple pneumothoraks perkusi hipersonorPalpasi : Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII : fraktur costae VIII : jatuh dari ketinggian 6 meter trauma tumpul pada tulang costae fraktur costae apabila dilakukan pemeriksaan fisik pada tulang yang patah krepitasi

    *

  • 5. Bagaimana cara mendiagnosis ?Jawab;Diagnosis sudah bisa ditegakkan ketika kita melakukan primary survey dari berdasarkan tanda-tanda yang dialami pasien, dan diagnosis dapat dipastikan lagi setelah kondisi pasien mulai stabil dengan melakukan secondary survey.Trauma kapitis Fraktur basis cranii: Anamnesis: jatuh dari ketinggian 6 meterP. Fisik: penurunan kesadaran, Brill HematomaatauRacoons Eyes, otorhea, battle signP. Penunjang: CT Scan, CT angiophy atau angiography*

  • Trauma tumpul toraksSimple pneumotorakAnamesis: jatuh dari ketinggian 6 meterP.Fisik: sulit bernafas, suara ngorok, takipnea, retraksi interkostal dan supraklavikula minimal, gerak nafas asimetri kiri tertinggal, toraks kiri vesikuler menjauh, memar dan nyeri pada region axilaris posterior setinggi costae VIII diameter 10 cm, paru kiri hipersonor.P. Fisik leher: trakea ditengah: menyingkirkan tension pneumotoraks.P. Penunjang: Rontgen Toraks, Analisis Gas Darah

    *

  • 6. Diagnosis Banding?Jawab:Fraktur tengkorak basis crania + simple pneumothoraksFraktur tengkorak kalvaria + tension pneumothoraks

    *

  • 7. Pemeriksaan penunjang?Jawab:Pemeriksaan CT Scan harus segera dilakukan scepat mungkin, segera setelah hemodinamik normal. Pemeriksaan ct scan ulang harus juga dapat dikerjakan bila terjadi perubahan status klinis penderita dan secara rutin 12-24 jam setelah trauma bila dijumpai gambaran kontusio dan hematoma pada CT scan awal. Pada hasil pemeriksaan CT scan kulit kepala pada tempat benturan biasanya mengalami pembengkakan atau dijumpai hematoma subgaleal. Retak atau garis fraktur dapat tampak jelas pada pemeriksaan teknik bone window walaupundapat tampak juga pada ct scan teknik jaringan lunak. Penemuan penting ct scan kepala adalah adanya perdarahan intrakranial dan pergeseran garis tengah (efek masa)ventrikulografi udaraAngiogram

    *

  • 8. Working Diagnosis?Jawab:Fraktur basis crania + Fraktur costa VIII dan pneumotoraks simpel*

  • 9. Tatalaksana?Jawab:Penatalaksanaan Trauma Toraks Airway Assessment 1. Perhatikan patensi airway 2. Dengar suara napas 3. Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dadaManagement 1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas 2. Reposisi kepala, pasang collar-neck 3. Lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral/nasal)*

  • Breathing Assesment 1. Periksa frekwensi napas 2. Perhatikan gerakan respirasi 3. Palpasi toraks 4. Auskultasi dan dengarkan bunyi napasManagement 1. Lakukan bantuan ventilasi bila perlu 2. Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest.

    *

  • Circulation Assesment 1. Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi 2. Periksa tekanan darah 3. Pemeriksaan pulse oxymetri 4. Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)Management 1. Resusitasi cairan dengan memasang 2 IV lines 2. Torakotomi emergency bila diperlukan 3. Operasi Eksplorasi vaskular emergencyTindakan Bedah Emergency 1. Krikotiroidotomi 2. Trakheostomi 3. Tube Torakostomi 4. Torakotomi 5. Eksplorasi vaskular

    *

  • PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (SPESIFIK) Pneumotoraks Simpel Pneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang progresif. Ciri :1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total) 2. Tidak ada mediastinal shift 3. Pemeriksaan Fisis : bunyi napas menurun, hyperresonance (perkusi), pengembangan dada menurunPenatalaksanaan : Chest tube pada intercostae IV atau V, sedikit anterior dari garis mid aksilaris + Water Sealed Drainage (WSD)

    *

  • PENATALAKANAAN CEDERA OTAK BERAT (GCS 3-8) Pemeriksaan dan penatalaksanaan:ABCDEPrimary survey dan resusitasiSecondary survey dan riwayat AMPLERujuk ke RS dg fasilitas bedah sarafReevaluasi neulorogis: GCS (respon buka mata, respon motorik, respon verbal, respon cahaya pupil)Obat-obatan yang diberikn setelah konsultasi dengan bedah saraf (manitol, hiperventilasi sedang (PCO2
  • 10. Komplikasi?Jawab:Hematoma intracranialEdema cerebralagresifHerniasi otakTension pneumothoraks

    *

  • 11. Prognosis?Jawab : Dubia ad malam

    *

  • 12. KDU?Jawab :3B. Gawat daruratLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

    *

  • 13. Pandangan IslamDan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku (As Syuaraa: 80). Maksudnya, Allah semata yang memberikan kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah.

    *

  • KESIMPULANWendra, laki-laki 32 tahun jatuh dari ketinggian langsung pingsan, sesak nafas, tampak memar di mata dan belakang telinga kiri serta mengeluarkan darah dari telinga kiri karena mengalami fraktur basis crania, fraktur costae VIII dan simple pneumotoraks.

    *

  • KERANGKA KONSEP*

  • DAFTAR PUSTAKAAl-Quranul Karim dan Al- hadistBresler, Michael Jay, George L. Sternbach; Suyono, Y. Joko (terj.). 2007. Manual Kedokteran Darurat, Ed. 6, Jakarta: EGC.Committee, American College of Surgeons. 2004. Advanced Trauma Life Support untuk Dokter, Ed. 7, Chicago: 633 N. Saint Clair St. 44-47, 112-125.Gilboy, N., 2012. Emergency Severity Index (ESI): A Triage Tool for Emergency Department Care Version 4 Implementation Handbook 2012 Edition. AHRQ Publication. Boston.Dorland, W.A Newman, 2002, Kamus Kedokteran Dorland edisi ke-29, Jakarta: EGCKonsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta : Konsil Kedokteran IndonesiaSean O. Handerson. 2012. Kedokteran Emergensi Vademecum. Jakarta : EGC

    *

  • Wassalamualaikum. Wr. Wb*