laporan tutorial 4

37
LAPORAN TUTORIAL 4 “JEMPOLKU SAKIT “ BLOK ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI Oleh : Kelompok 10 1. Desfi Lestari ( 0918011092 ) 2. Fajar Al Habibi ( 0918011043 ) 3. Friska Dwi Anggraini ( 0918011112 ) 4. Muslim Thaher ( 0918011064 ) 5. M. Rezha Remontito ( 0918011059 ) 6. R.A. Siti Marhani ( 0918011095 ) 7. Rahmatika Lestari ( 0918011128 ) 8. Raissa Mahmudah ( 0918011016 ) 9. Satya Nugraha ( 0918011077 ) 10. Widhi Astuti ( 0918011087 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PERSIAPAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: fajar-al-habibi

Post on 26-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial 4

LAPORAN TUTORIAL 4“JEMPOLKU SAKIT “

BLOK ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI

Oleh :Kelompok 10

1. Desfi Lestari ( 0918011092 )2. Fajar Al Habibi ( 0918011043 )3. Friska Dwi Anggraini ( 0918011112 )4. Muslim Thaher ( 0918011064 )5. M. Rezha Remontito ( 0918011059 )6. R.A. Siti Marhani ( 0918011095 )7. Rahmatika Lestari ( 0918011128 )8. Raissa Mahmudah ( 0918011016 )9. Satya Nugraha ( 0918011077 )10. Widhi Astuti ( 0918011087 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERPERSIAPAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG14 MARET 2011

Page 2: Laporan Tutorial 4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur sepantasnya kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

pencipta alam semesta. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya, pada akhirnya kami dapat

menyusun dan menyelesaikan laporan tutorial ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kelemahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, kritik, saran, dan koreksi dari pembaca sangat diharapkan demi

perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

para mahasiswa Kedokteran pada umumnya.

Atas segala dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, tidak lupa kami ucapkan terima kasih.

Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan pada Allah SWT kami mohon ampun.

Bandar Laampung,14 Maret 2011

Kelompok 1

i

Page 3: Laporan Tutorial 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SKENARIO……………………………………………………………………...1

STEP 1……………………………………………………………………………2

STEP 2…………………………………………………………………………....3

STEP 3……………………………………………………………………………4

STEP 4……………………………………………………………………………11

STEP 5……………………………………………………………………………27

STEP 6……………………………………………………………………………28

STEP 7……………………………………………………………………………29

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Laporan Tutorial 4

SKENARIO 4:

“Jempolku Sakit”

Pak Budi seorang laki-laki berumur 50 tahun dating ke poli penyalit dalam dengan keluhan sendi

di dekat jempol kaki kiri terasa menusuk sejak tiga hari yang lalu setela mengadiri pesta.

Kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Pada pemeriksaan didapatkan berat

badan 95 kg, tinggi badan 160 cm, pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 150/90

mmHg. Pada mata didapatkan xantelasma dan pada pemeriksaan status lokalis didaptkan sendi

metatarsophalangeal I kaki kiri Nampak oedema, eritema dan nyeri tekan. Kemudian dokter

membuatkan surat pengantar laboratorium darah lengkap termasuk profil lipid dan kimia darah.

Page 5: Laporan Tutorial 4

STEP 1IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI

ISTILAH ASING

Xantelasma

xanthoma berbentuk planar yang terdapat di kelopak mata. Xanthoma adalah tumor terbentuk

oleh foam cell akibat akumulasi lipid kolesterol di suatu jaringan atau organ dengan ciri khas

berwarna kuning.

Page 6: Laporan Tutorial 4

STEP 2IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana metabolism lipid?

2. Mengapa gangguan metabolisme dapat terjadi?

3. Apak etiologi dari oedema metatharsal phalangeal?

4. Apa saja epidemiologi, gejala,terapi dan komplikasi pada kasus?

5. Bagaimana patofisiologi xantelasma dan oedema pada kasus?

6. Apa saja diagnosis banding dan penjelasannya?

7. Apa yang terjadi pada pak Budi?

8. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan lab. Darah?

9. Bagaimana hubungan gejala, vital sign dan berat badan pada skenario?

Page 7: Laporan Tutorial 4

STEP 3CURAH PENDAPAT UNTUK

MENDISKUSIKAN MASALAH

1. Lipid dala tubuh terdiri dari:

Trigliserida Kolesterol Fosfolipid

Ada pun jalur metabolism mereka adalah diangkut oleh kilomikron dari usus halus

menuju hati melalui system limfe dan pada duktus torasikus beredar ke aliran darah

hingga sampai di hati. Sesampainya di hati lipid tersebut diangkut dari hati ke jaringan

perifer dengan bentuk VLDL, IDL, dan LDL. Selanjutnya sisa dari mereka akan kembali

lagi ke hati. Dari hati maupun usus halus akan dibentuk suatu lipoprotein lainnya, yaitu

HDL yang miskin akan kolesterol da berguna mengangkut kelebihan kolesterol dalam

darah maupun sel.

Lipoprotein adalah suatu molekul yang terdiri dari apolipoprotein (A,B,C,E dan lain-lain)

fosfolipid dan juga lipid (trigliserida dan kolesterol ester dan bebas). Adapun jenis-jenis

lipoprotein adalah kilomikron, VLDL, IDL, LDL, HDL dan segolongan lainnya.

Lipid dalam tubuh kita memiliki tiga jalur metabolisme , yaitu:

Jalur eksogen

Jalur endogen

Reverse cholesterol transport pathway

2. Gangguan metabolisme dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab sebagai berikut:

Malnutrisi: bisa pada pola dietnya dan bisa juga terjadi karena dari makanannya sendiri

Genetik: salah satu factor penyebab yang sangat sulit sekali dimodifikasi atau di

kendalikan

Page 8: Laporan Tutorial 4

Penyakit: misalnya, Diabetes Mellitus, Cushing Sindrom dan lain lain

Penggunaan obat-obatan: misalnya Tiazin, golongan β-blocker

Alkohol

Salah satu manifestasi gangguan metabolism adalah dislipidemia. Berdasarkan penyebabnya

dislipidemia itu sendiri terbagi menjadi dua golongan, yaitu:

Primer: cenderung karena kelainan genetic sehingga menyebabkangangguan fungsi tubuh

Sekunder: disebabkan oleh beberapa penyakit dan pola makan yang tidak sehat

Adapun patofisiologi dislipidemia disebabkan oleh:

Meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah (kolesterolemia)

Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah (trigliseridemia)

Meningkatnya kadar LDL dalam darah (ipoproteinemia)

Menurunnya kadar HDL dalam darah

Bisa juga karena campuran dari beberapa penyebab di atas (sering terjadi)

3. Oedema pada metatharsophalangeal kemungkinan besar adalah suatu respon inflamasi tubuh

terhadap jejas. Jejas ini bisa terjadi karena adanya penumpukan asam urat pada sendi tersebut

sehinggan respon inflamasi akan terjadi. Hal inilah yang dinamakn dengan penyakit gout

(arthritis gout).

Adapun stadium-stadium gout adalah sebagai berikut.

Hiperurisemia

Gout akut

Inkritikal gout

Gout kronik

4. Epidemiologi pada kasus di atas adalah sebagai berikut.

Page 9: Laporan Tutorial 4

Usia 45 tahun ke atas Sering terjadi pada Negara maju Lebih sering pada laki-laki Pada obesitas (IMT> 30) Pada hipertensi

Gejala dan tanda gout:

Inflamasi pada sendi metatharsophlangeal (lebih sering) Nyeri pada malam hari LED meningkat Aspirasi didapatkan kristal lidi (monosodium urat)

Therapy:

Nonfarmakologis (diet yang tidak mengandung banyak purin) Compress dengan air hangat NSAID Obat-obatan gout (kolsikin, allopurinol dan sebagainya)

Komplikasi pada kasus:

Atherosclerosis CHD (coronary heart disease) Pancreatitis Diabetes mellitus

5. Mekanisme patofisiologi dari xanthoma adalah berbagai macam, mulai dari defisiensi enzim

LDL, defek pada LDL reseptor, defek pada apolipoprotein, dan terjadinya peningkatan

produksi VLDL. Selain itu, ada beberapa keadaan yang biasanya dihubungkan dengan

penyebab terjadinya xantoma, yaitu Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan Obesitas Respon

imun spesifik: untuk antigen tertentu. Contohnya: Limfosit B dan sel limfosit T

Page 10: Laporan Tutorial 4

Disbetalipoproteinemia merupakan suatu gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan

adanya akumulasi dari dari residu lipoprotein (residu kilomikron dan residu VLDL). Pada

pasien ini, terdapat isoform abnormal dari apo-E, yang disebut apo-E2. Isoform normal

adalah  apo-E3 dan apo-E4, isoform-isoform ini membantu uptake residu-residu kilomikron

dan VLDL oleh hati. Karena adanya Apo-E2, uptake dari residu-residu kilomikro dan VLDL

terganggu, yang pada akhirnya dapat menyebabkan akumulasi residu ini di dalam serum.

Walaupun demikian kelainan Apo-E sendiri tidak dapat menyebabkan gangguan atau

memunculkan lesi xanthoma, dibutuhkan suatu kelainan lain yang turut mendukung,

misalnya Hypotiroid, Obesitas, DM ( 1% dari populasi mempunyai Apo-E2 genotip, tapi

hanya 0.01% yang terkena Tipe III hyperlipidemi

6. Diagnosis banding kasus

Xantelasma: iritis bulbi, hordeolum, chalazion, blepharitis

Gout: reumathoid arthritis. Osteoarthritis

Obesitas: dislipidemia (hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, mix hiperlipidemia)

7. Pemeriksaan lab.

Profil lipid darah: kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL, VLDL

Asam urat darah: laki-laki (normal <7mg/dl), perempuan (normal <6 mg/dl)

Asam urat urin: 500mg/dl (normal), 800-1000mg/dl (toleransi), >1000mg/dl

(hiperurisuria)

Aspirasi sendi: Kristal monosodium urat

Page 11: Laporan Tutorial 4

STEP 4MERUMUSKAN PENJELASAN

HASIL STEP 3

1. Metabolisme lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu

trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan

lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.

Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam

lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di

sisi dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut

oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus

(enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi

trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.

Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena

kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan

menuju hati dan jaringan adiposa.

Page 12: Laporan Tutorial 4

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam

lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali

menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.

Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam

lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi.

Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut

ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam

lemak bebas (free fatty acid/FFA).

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan

gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami

esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan

energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat

barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah

cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Page 13: Laporan Tutorial 4

Kolesterol

Aseto asetat

hidroksi butirat Aseton

Steroid

Steroidogenesis

Kolesterogenesis

Ketogenesis

Diet

Lipid

Karbohidrat

Protein

Asam lemak

Trigliserida

Asetil-KoA

Esterifikasi Lipolisis

Lipogenesis Oksidasi beta

Siklus asam sitrat

ATP

CO2

H2O

+ ATP

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.

Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil

KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di

sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis

menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami

kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis

membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi

menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini

dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan

asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

Ikhtisar metabolisme lipid

Gliserol

Page 14: Laporan Tutorial 4

Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini

selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,

gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya

senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu

produk antara dalam jalur glikolisis.

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan

oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan

terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak

diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak

rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin,

dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

Page 15: Laporan Tutorial 4

Membran mitokondria internaKarnitin palmitoil transferase IIKarnitin

Asil karnitintranslokase

KoA Karnitin

Asil karnitin Asil-KoA

Asil karnitin

Beta oksidasi

Membran mitokondria eksterna

ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Asil-KoA sintetase(Tiokinase)

Karnitin palmitoil transferase I

Asil-KoA KoA

Karnitin Asil karnitin

Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme

pengangkutan karnitin

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim

tiokinase.

Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil

transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah

menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna

mitokondria.

Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang

bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

Page 16: Laporan Tutorial 4

Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan

dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna

mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.

Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses

oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses

dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya

asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam

lemak dioksidasi menjadi keton.

Oksidasi karbon β menjadi keton

Keterangan:

Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1

Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)

Page 17: Laporan Tutorial 4

Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom

C adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA

Page 18: Laporan Tutorial 4

Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi

asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)

Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan

sebagai berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi

dengan menghasilkan energi 2P (+2P)

2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA

3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai

respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)

4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang

telah kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi

beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA

yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena

membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

Penghitungan energi hasil metabolisme lipid

Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam

lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan

energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi

2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam

lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah.

Page 19: Laporan Tutorial 4

Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan

menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian

sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk

aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP.

Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah

menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai

badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan

ketogenesis.

Proses ketogenesis

Page 20: Laporan Tutorial 4

Lintasan ketogenesis di hati

Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan

kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis menjadi

steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).

Page 21: Laporan Tutorial 4

Gambar Lintasan kolesterogenesis

Sintesis asam lemak

Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam

lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran.

Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam

lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).

Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan

selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi

enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.

Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

Page 22: Laporan Tutorial 4

Tahap-tahap sintesis asam lemak

Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali

Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.

Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap

penyimpanan tersebut adalah:

- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.

- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.

- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.

- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam

tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi

trigliserida

Page 23: Laporan Tutorial 4

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini

dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.

Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak

pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

2. IDEM dengan step 3.

3. Etiologi dan Patofisiologi

Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia

(asam urat serum tinggi). Gout mungkin primer atau sekunder. Gout primer merupakan

akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan

ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang

berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau

pemakaian obat tertentu.

Endapan urat dalam sendi atau traktus urinarius dialkibatkan: karena, asam urat yang rendah

daya larutnya dan akibat garam-garainnya. Asam. urat yang berlebihan dan garam-garam

tersebut keluar dari serum dan urin masing-masing mengendap dalam sendi dan traktus

urinarius

Gambaran klinis

Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause

pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih

banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita

normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi

sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak

timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan

gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita

demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh

tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang

paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga

Page 24: Laporan Tutorial 4

terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan,

pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh

sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari

walaupun tanpa pengobatan.

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian

kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh.

Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn

dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau

ruptura tofi (endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam

urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan

memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan

endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang

respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut

maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin

dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin

merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan

kristal-kristal dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini

pasien bebas dari gejala-gejala klinik.

Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku

dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang

bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat

terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena

urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum.

Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles,

permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga

Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang

tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan

Page 25: Laporan Tutorial 4

sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila

gout ditangani secara memadai.

Kriteria diagnostik

gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mempunyai riwayat dan penernuan fisik

sesuai dengan apa yang telah Idta bahas sebelumnya, terutama gambaran klinik yang klasik.

Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus

diingat bahwa banyak obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak

orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang

tinggi.

Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejala-

gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat meringankan gejala-

gejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu i

sekali dalam penentuan diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada

perubahan yang menyolok.

Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1)

menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menermikan urat dalam endapan tofi.

Faktor-faktor yang berperanan

Ada faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet tinggi

purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam urat dibentuk dari purin,

adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol yang berlebilian juga dapat

mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan kadar asam keto akibat puasa yang

berkepanjangan, dan asam-asam keto ini mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Kadar

laktat darah meningkat sebagai produk samping darl metabolisme alkohol yang normal, dan

peningkatan laktat ini juga mengganggu ekskresi asam. urat oleh ginjal. Asam urat serum

dapat meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3 g per hari) dan beberapa

obat diuretika, antihipertensi (klortiazid, asam etakrinik).

Page 26: Laporan Tutorial 4

4. IDEM step 3

5. L.O.

6. Diagnosis banding dan penegakan diagnosis (L.O.)

Page 27: Laporan Tutorial 4

STEP 5MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

(Learning Objectives)

1. Untuk mengetahui klasifikasi dari dislipidemia

2. Untuk mengetahui Bagaimana menegakkan diagnosis dari obesitas, gout dan

dislipidemia

3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari xantelasma

4. Untuk mengetahui bagaimana farmakologi dari obat-obatan dislipidemia dan gout

Page 28: Laporan Tutorial 4

STEP 6MENGUMPULKAN INFORMASI

Step 6 telah dilakukan di luar jam tutorial.

Page 29: Laporan Tutorial 4

STEP 7BERBAGI INFORMASI