laporan tutorial d

25
LAPORAN TUTORIAL Skenario D Blok 9 Kelompok 5 Dosen Pembimbing: dr. Swanny, M. Sc. Anggota Kelompok: M. Alvin Astian A. 04101401016 Endy Prima Syaputra 04101401052 M. Arief Budiman 04101401053 Yusep Herfriansyah 04101401054 Nadiyah Liyanti 04101401101 Esmaralda Nurul Amany 04101401102 Ade Kurnia Oprisca 04101401119 Inda Sumerah 04101401124 Ni Wayan Puspa Pan Dani 04101401125 Ayu Ariesta 04101401126

Upload: karina-attaya-suwanto

Post on 12-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vsc

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial d

LAPORAN TUTORIAL

Skenario D Blok 9

Kelompok 5

Dosen Pembimbing: dr. Swanny, M. Sc.

Anggota Kelompok:

M. Alvin Astian A. 04101401016

Endy Prima Syaputra 04101401052

M. Arief Budiman 04101401053

Yusep Herfriansyah 04101401054

Nadiyah Liyanti 04101401101

Esmaralda Nurul Amany 04101401102

Ade Kurnia Oprisca 04101401119

Inda Sumerah 04101401124

Ni Wayan Puspa Pan Dani 04101401125

Ayu Ariesta 04101401126

Anugrah Manggala Yudha 04101401127

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Laporan Tutorial d

KATA PENGANTAR

Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing, dr. Swanny, M.

Sc., atas bimbingan beliau selama proses tutorial skenario D di Blok 9 ini

berlangsung.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada

kedua orang tua, yang telah bekarja keras selama ini untuk memenuhi kebutuhan

moril maupun materil penulis dalam menjalani pendidikan.

Terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan seperjuagan di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua dorongan dan semangatnya

sehingga segala yang berat terasa begitu ringan dan yang sulit menjadi mudah.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan

di masa mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, November 2011

Penulis

Page 3: Laporan Tutorial d

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Endokrinologi merupakan blok 9 pada semester 3 dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan

datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai seorang ibu rumah

tangga yang mengalami kelainan pada siklus menstruasinya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

skenario ini.

Page 4: Laporan Tutorial d

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutorial Skenario B

Tutor : dr. Swanny, M. Sc.

Moderator : M. Alvin Astian A.

Sekretaris papan : Ayu Ariesta

Sekretaris meja : M. Arief Budiman

Waktu : Rabu, 23 November 2011

Jum’at, 25 November 2011

Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan

apabila telah dipersilahkan oleh moderator.

3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama proses

tutorial berlangsung.

4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

2.2 Skenario B Blok 9

A 25-years-old housewife comes to doctor at clinics with chief complaint abdominal cramp

since 2 days ago. She also complaints about breast discomfort and mild low back pain. She is

having this complaint since she got her menarche at age 12. Her usual period is 28 days,

regular, and lasts for 3-5 days. This morning, she noticed blood on her underwear, Sher got

her last period at October 24th.

She has no history of chronic disease and surgical procedure before.

She told the doctor that she is afraid that her complaint will affect her fertility.

She has been married for 2 years and has no child.

Physical examination:

Height: 155 cm; Weight: 50 kg

BP: 110/70 mmHg; PR: 80x/min; RR: 20x/min

Page 5: Laporan Tutorial d

External examination:

Abdomen: Slight tenderness, rigidity (-)

Laboratory examination:

Urine β-hCG (-) negative

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah

1. Abdominal cramp : kontraksi muscular spasmodik pada bagian abdomen

2. Breast discomfort : rasa tidak nyaman pada daerah dada*

3. Mild low back pain : nyeri punggung yang ringan

4. Menarche : pembentukan atau permulaan fungsi menstruasi

5. Usual period : *

6. Fertility : kemampuan mengandung atau menginduksi konsepsi

7. Slight tenderness : nyeri tekan ringan pada abdomen*

8. Rigidity : kekakuan atau ketidakfleksibelan

9. Urine β-hCG :(human chorionic gonadotrophin) hormon glikoprotein

yang diproduksi selama kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang

setelah pembuahan dan kemudian oleh sinsitiotrofoblas (bagian dari plasenta)

II. Identifikasi Masalah

1. Seorang ibu rumah tangga (IRT) 25 tahun, datang dengan keluhan kram di bagian abdomen

sejak 2 hari yang lalu dan juga mengeluh ketidaknyamanan didaerah dada dan nyeri

punggung ringan, sejak pertama kali menstruasi saat usia 12 tahun

2. Periode menstruasi IRT tersebut biasanya 28 hari, teratur, dan berlangsung 3-5 hari. Pagi

ini, ia menemukan darah pada pakaian dalamnya. Terakhir kali ia menstruasi pada 24

Oktober.

3. Si IRT sudah menikah selama 2 tahun dan belum memiliki anak.

4. Pemeriksaan fisik:

Tinggi; 155 cm; Berat 50 kg

Tekanan darah; 110/70 mmHg; Frekuensi nadi: 80 kali/menit; Frekuensi nafas: 20

kali/menit

Pemeriksaan luar:

Abdomen: nyeri tekan ringan, kekakuan (-)

Page 6: Laporan Tutorial d

Pemeriksaan laboratorium:

Urin β-hCG (-) negatif

III. Analisis Masalah

1. a. Apa yang dimaksud dengan kram di bagian abdomen? (anatomi, klasifikasi)

Kram abdominal merupakan nyeri di daerah perut dan panggul yang dialami oleh

seorang wanita sebagai akibat dari periode menstruasinya. Kram menstruasi tidak

sama seperti ketidaknyamanan yang dirasakan selama premenstrual syndrome

(PMS), meskipun gejala kedua gangguan kadang-kadang dapat dialami sebagai

proses yang berkelanjutan.Kram menstruasi dapat berkisar dari ringan sampai

cukup parah. Kram menstruasi ringan mungkin hampir tidak terlalu terasa dan

durasi pendek. Kram menstruasi berat dapat begitu menyakitkan sehingga mereka

mengganggu aktivitas rutin seorang wanita untuk beberapa hari.

Klasifikasi berdasarkan penyebab :

Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa adanya kelainan

ginekologik yang nyata. Dismenore primer terjadi sesudah menarche (12 bulan

atau lebih) dikarenakan siklus menstruasi bersifat anovulatoir yang tidak disertai

nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama haid dan berlangsung

beberapa jam. Sifat nyeri yang dirasakan seperti kejang yang berjangkit-jangkit,

terjadi pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan paha. Gejala lain yang

menyertai nyeri antara lain rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare (Hanafiah,

1997).

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit, gangguan

atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Nyeri pada dismenore sekunder

dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung beberapa hari

setelah menstruasi.

Penyebab dismenore sekunder antara lain:

1. Benjolan yang menyebabkan perdarahan.

2. Rahim yang terbalik.

3. Peradangan selaput lendir rahim.

4. Pemakaian kontrasepsi spiral/IUD.

5. Endometriosis .

Page 7: Laporan Tutorial d

6. Fibroid atau tumor.

7. Infeksi pelvis .

Klasifikasi berdasarkan rasa nyeri :

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan

terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat

dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian

wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.

Tanda dismenore spasmodik, antara lain:

1. Pingsan.

2. Mual .

3. Muntah .

4. Dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan melahirkan bayi

pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala

yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada

saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama

haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:

1. Pegal (pegal pada paha).

2. Sakit pada payudara .

3. Lelah.

4. Mudah tersinggung.

5. Kehilangan keseimbangan.

6. Ceroboh.

7. Gangguan tidur.

8. Timbul memar di paha dan lengan atas.

Page 8: Laporan Tutorial d

b. Apa saja yang bisa menyebabkan kram di bagian abdomen?

Faktor risiko :

long menstrual periods

heavy periods

smoking

family history of dysmenorrhea

Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang

mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore.

- Keadaan kanalis servikalis yang sempit meningkatkan kram menstruasi.

- Posisi rahim yang retroversi.

- Kurangnya latihan (exercise).

- Faktor psikologis seperti stres juga mempengaruhi.

c. Bagaimana mekanisme kram di bagian abdomen?

Setiap bulan, lapisan dalam rahim (endometrium) biasanya menumpuk sebagai

persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Setelah ovulasi, jika telur tidak dibuahi

oleh sperma, kehamilan tidak terjadi sehingga lapisan rahim yang terbentuk

sebelumnya tidak diperlukan. Saat itu, hormon estrogen dan progesteron mengalami

penurunan, dan lapisan rahim menjadi bengkak dan akhirnya lapisan tersebut meluruh

menjadi menstruasi dan akan digantikan oleh lapisan baru pada siklus berikutnya.

Ketika lapisan rahim yang lama mulai rusak, senyawa molekul yang disebut

prostaglandin dilepaskan. Senyawa ini menyebabkan otot-otot rahim untuk

berkontraksi. Ketika terjadi kontraksi otot rahim, terjadi penyempitan suplai darah

(vasokonstriksi) ke endometrium. Kontraksi ini menyebabkan terhalangnya

pengiriman oksigen ke jaringan endometrium ,yang pada akhirnya, rusak dan mati.

Setelah kematian jaringan ini, kontraksi uterus terus menekan jaringan endometrium

lama melalui leher rahim yang akhirnya keluar dari tubuh (menstruasi).

d. Apa yang dimaksud dengan ketidaknyamanan di bagian dada?

e. Apa saja yang bisa menyebabkan ketidaknyamam di bagian dada?

f. Bagaimana mekanisme ketidaknyamanan pada bagian dada?

g. Apa yang dimaksud dengan nyeri ringan pada punggung?

h. Apa saja yang bisa menyebabkan nyeri ringan pada punggung?

Page 9: Laporan Tutorial d

i. Bagaimana mekanisme nyeri ringan pada bagian punggung?

j. Apakah menarche pada usia 12 tahun termasuk normal?

9-17 tahun , ya normal.

k. Bagaimana hubungan gejala-gejala dengan menstruasi? (kerja & pengaruh hormon)

2. a. Bagaimana siklus menstruasi yang normal? Apakah siklus menstruasi si IRT termasuk

normal?

b. Hormon-hormon apa saja yang mempengaruhi siklus menstruasi?

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium

(indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus ovarium terbagi lagi menjadi 2

bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi

menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.Perubahan di dalam

rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3

lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim,

terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). 

Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian

endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian

terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH

2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk

mengeluarkan prolaktin

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang

perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya

hanya 1 folikel yang terangsang namun dalam perkembangan dapat menjadi lebih

dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat

estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan

hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah

Page 10: Laporan Tutorial d

pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.

Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap

hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan

menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,

folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,

dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh

hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum

berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.

Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan

dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat

pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium

(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon

ovarium berada dalam kadar paling rendah

2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah

menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari

desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada

fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi

pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon

progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur

yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap

untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata

Page 11: Laporan Tutorial d

fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya

mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan

2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka

waktu rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam

siklus menstruasi normal:

1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)

berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal

siklus sebelumnya

2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir

dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini

merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium

3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH

hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level

estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis

(respon bifasik)

4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon

LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH,

keluarlah hormon progesteron

5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang

menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi

adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai

fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus

luteum

7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa

sudah terjadi ovulasi

8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus

luteum dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi?

Faktor hormonal

Faktor fisik

Page 12: Laporan Tutorial d

Faktor psikis

3. a. Hormon-hormon apa saja yang mempengaruhi fertilitas?

b. Apakah keluhan-keluhan IRT mempengaruhi tingkat fertilitasnya?

4. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik, luar, dan laboratorium?

b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan yang abnormal?

5. Apa saja differential-diagnostics pada kasus ini?

6. Apa working-diagnostics-nya?

7. Bagaimana cara penegakan diagnosisnya ?

8. Apa etiologi dan bagaimanakah epidemiologi pada kasus ini?

Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita

mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya

dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah

menstruasi pertama.

Faktor yang menyebabkan dismenore primer antara lain:

1. Faktor kejiwaan.

2. Faktor konstitusi.

3. Faktor obstruksi kanalis servikalis.

4. Faktor endokrin.

5. Faktor alergi.

6. Faktor neurologis.

7. Vasopresin.

8. Leukotrin.

Faktor Kejiwaan

Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami

dismenore primer. Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan

menimbulkan gangguan tidur (insomnia).

Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan

ketahanan terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain: anemia, penyakit menahun

dan sebagainya.

Page 13: Laporan Tutorial d

Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh stenosis kanalis

servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Mioma submukosum bertangkai

polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus

berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

Faktor Endokrin

Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini

disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2

alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2

alfa berlebih akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea,

dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah.

Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore primer dengan

urtikaria, migren atau asma bronkial.

Faktor Neurologis

Uterus dipersyarafi oleh sistem oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf

simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea

ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap

miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf

simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum

menjadi hipertonik.

Vasopresin

Kadar vasopresin pada wanita dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan

dengan wanita tanpa dismenorea. Pemberian vasopresin pada saat menstruasi

menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada

Page 14: Laporan Tutorial d

uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopresin

dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas.

Leukotren

Helsa (1992), mengemukakan bahwa leukotren meningkatkan sensitivitas serabut

nyeri pada uterus. Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita

dengan dismenorea primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian

antagonis prostaglandin.

9. Bagaimana patogenesis kasus ini?

Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini akan

mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan labilisasi membran

lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2

akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan

menghasilkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan

endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan

prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa. Pada wanita dengan dismenore primer didapatkan

adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang

miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus, sehingga

terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin

sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya menurunkan

ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang

fisik dan kimia (Sunaryo, 1989).

10. Bagaimana penatalaksaan untuk kasus ini?

Penanganan dismenore primer antara lain dengan:

1. Obat-obatan .

2. Rileksasi.

3. Hipnoterapi.

4. Alternatif.

Obat-Obatan

Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri haid antara lain: analgetika,

hormonal, anti prostaglandin.

Page 15: Laporan Tutorial d

Analgetika

Analgetika digunakan untuk mengurangi nyeri. Jenis analgetika untuk nyeri ringan

antara lain: aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis analgetika untuk

nyeri berat antara lain: prometazin, oksikodon, butalbital.

Hormonal

Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada

wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan

progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari

hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke

16 sampai ke 25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.

Anti Prostaglandin

Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan

kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak

boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan,

asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin.

Rileksasi

Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua

hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron

serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama.

Ketika kita mengurangi stres maka mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut.

Jadi, perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk

memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.

Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Hal ini

dilakukan dengan memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat

diketahui dengan tepat.

Alternatif

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:

1. Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat, mandi air hangat).

Page 16: Laporan Tutorial d

2. Tidur dan istirahat cukup.

3. Olahraga teratur.

4. Visualisasi konsentrasi.

5. Aroma terapi.

6. Pijatan.

7. Mendengarkan musik, membaca buku maupun menonton film.

8. Mengurangi konsumsi kopi.

9. Tidak merokok maupun minum alkohol.

10. Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih.

11. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium.

12. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.

13. Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki, dan sebagainya).

11. Bagaimana prognosis untuk kasus ini?

Secara umum, dismenore tidak akan memburuk. Bahkan dismenore primer biasanya

akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur dan setelah kehamilan. Bila setelah

itu terjadi dismenore sekunder, maka prognosis bergantung pada penatalaksanaan

penyakit yang mendasari dismenore tersebut.

12. Apa saja komplikasi yang bisa ditimbulkan pada kasus ini ?

Pada kasus ini, ibu tersebut mengalami dismenore primer. Dismenore primer tidak akan

mengakibatkan komplikasi kedepannya pada kesehatan si ibu. Hanya saja, rasa nyeri

yang timbul dapat mengganggu aktivitas si ibu. Keadaan ini merupakan kondisi yang

normal terjadi pada sebagian besar dan akan berkurang bahkan hilang seiring

pertambahan umur dan setelah melahirkan.

Lain halnya bila yang terjadi adalah dismenore sekunder. Pada kasus dismenore

sekunder, dismenore nya sendiri adalah akibat dari penyakit penyakit yang mendasari.

Penyakit penyakit tersebut dapat mempengaruhi fertilitas si ibu, seperti contoh

endometriosis.

13. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam menangani kasus ini ?

IV. Hipotesis

“Seorang ibu rumah tangga (IRT), 25 tahun, mengalami dismenorrhea primer”

Page 17: Laporan Tutorial d

Ini Learning Issue kita untuk tutorial D ini yaaa..

1. Hormon menstruasi

2. Siklus menstruasi

3. Dismenorhea

4. KDU

Mengingat analisis masalah cukup banyak, jadi satu orang masing-masing mendapat

kewajiban memegang 5 pertanyaan, sebagai berikut:

1. Alvin : 1a.1g.2a.4b.9.

2. Endy : 1b.1h.2b.5.10.

3. Abie : 1c.1i.2c.6.11.

4. Yusep : 1d.1j.3a.7.12.

5. Nadiyah : 1e.1k.3b.8.13.

6. Amy : 1a.1f.2a.4a.9.

7. Ade : 1b.1g.2b.4b.10.

8. Inda : 1c.1h.2c.5.11.

9. Wayan : 1d.1i.3a.6.12.

10. Aiai : 1e.1j.3b.7.13

11. Anu : 1f.1k.2b.4a.8.