laporan tutorial ikakom

81
LAPORAN TUTORIAL SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS PENYAKIT AKIBAT KERJA TUTOR : dr. Nurgifarani KELOMPOK 4 : Agus Jamjam Maulana 2011730119 Aldila 2011730120 Astri Kartika Sari 2011730124 Debi Lailatul Rahmi 2011730128 Havara Kausar Akbar 2011730139 Lia Dafia 2011730148 M. Alif Zainal 2011730149 Mahasti Andrarini 2011730154 Nindya Adeline 2011730156 Rezky Pratama 2011730159 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Upload: astrie-kartika-sari

Post on 13-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Web Results Kejang demam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kejang_demam Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui pada usia 9-20 bulan. Dunia Coass: Kejang Demam http://dp-coass.blogspot.com/2010/05/kejang-demam.html Kejang demam pada anak merupakan kelainan neurologik yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Kejang demam adalah tipe kejang yang paling ... Kejang Demam: Tidak Seseram yang Dibayangkan - IDAI http://idai.or.id/public-articles/klinik/keluhan-anak/kejang-demam-tidak-seseram-yang-dibayangkan.html 1 Sep 2014 ... Kejang demam selalu menjadi momok bagi ayah bunda. Fenomena yang terjadi pada saat anak kejang, yaitu mata mendelik, kaku-kelojotan, ... Penyebab Kejang Demam Pada Anak - Bidanku.com http://bidanku.com/penyebab-kejang-demam-pada-anak Kejang demam pada anak akan beresiko berulang ketika keluarga memiliki riwayat kejang demam. Berikut adalah faktor resiko dan penyebab kejang demam ... LippoInsurance – Kejang Demam http://www.lippoinsurance.com/kejang-demam-2/ Kejang demam adalah kejang yang timbul karena adanya peningkatan suhu tubuh diatas 38ºC, yang sering dijumpai pada anak usia dibawah lima tahun. LippoInsurance – Kejang Demam http://www.lippoinsurance.com/kejang-demam/ Kejang demam (Febrile Convulsion) merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak, biasanya menyerang pada ... | Kejang Demam Pada Anak - Dokita http://dokita.co/blog/kejang-demam-pada-anak/ Kejang demam kompleks menunjukkan ada kelainan di sistem saraf, keadaan ini kelak berpotensi berkembang jadi epilepsi sehingga perlu dievaluasi lebih ... Kejang Demam pada Anak - Panadol Indonesia http://www.panadol.com/id/informasi-kesehatan/nyeri-anak-dan-kehamilan/kejang-demam-pada-anak.html Kejang demam atau yang lebih dikenal dengan “stip” oleh masyarakat awam adalah kejang yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak. Kejang demam ... Kejang Demam, Bisakah Dicegah? - Parenting.co.id http://www.parenting.co.id/article/balita/kejang.demam.bisakah.dicegah/001/003/158 Bila si kecil pernah mengalami kejang demam, mungkinkah ia akan mengalaminya lagi. Bagaimana mencegahnya? Obat Kejang Dan Demam Pada Anak http://obatkejangdandemam.blogspot.com/ 24 Mar 2014 ... Satu-satunya solusi pengobatan kejang-kejang dan demam pada anak paling aman yaitu dengan Obat Kejang Dan Demam Pada Anak.Ad related to kejang demamRelated Searches Demam Berdarah Penyakit Demam Berdarah Demam Berdarah Dengue Fever Denggi Penyakit Malaria Penyakit Menular Jenis Penyakit Kulit Diare Aedes Mosquitoes Penyakit GoutRelated Links Fever Denggi Penyakit Malaria Penyakit Menular Jenis Penyakit KulitSearch History kejang demam penanganan syok pada anak teknik intubasi pada anak srib carapemeriksaan widal cara menulis apgar skorClear All Turn Off

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIALSISTEM KEDOKTERAN KOMUNITASPENYAKIT AKIBAT KERJA

TUTOR : dr. NurgifaraniKELOMPOK 4 :Agus Jamjam Maulana 2011730119Aldila 2011730120Astri Kartika Sari2011730124Debi Lailatul Rahmi 2011730128Havara Kausar Akbar2011730139Lia Dafia2011730148M. Alif Zainal 2011730149Mahasti Andrarini2011730154Nindya Adeline2011730156Rezky Pratama2011730159FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTATAHUN AJARAN 2013/2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tutorial ini.Tujuan pembuatan laporan tutorial ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS pada semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama diskusi mandiri.Dalam laporan ini telah dijelaskan tentang Penyakit Akibat Kerja pada Sistem Kedokteran Komunitas, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan kami dan pembaca. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi kami sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi kami dan pembaca.Terima kasih kepada tutor kami yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini serta kekompakan anggota kelompok. Dalam membuat laporan ini, kami mengambil sumber-sumber dari buku, slide dan internet sehingga penulis bisa menjawab dan mendapatkan informasi-informasi yang kami butuhkan dalam laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Jakarta, April 2014

Penyusun

SkenarioSeorang pekerja wanita, Nn. A, 25 tahun, pekerjaan: beutician pada perusahaan kecantikan XX. Keluhan utama: nyeri pinggang sejak 1 minggu lalu. Os merasakan nyeri pada pinggangnya. Nyeri timbul terutama setelah bekerja. Nyeri lebih terasa saat membungkuk. Bila nyeri timbul, os merasa sangat terganggu karen aharus berbaring agar lebih nyaman. Nyeri yang timbul, tidak menjalar ke paha maupun tungkai bawah. Telah diobati dengan obat penahan sakit, yaitu asam mefenamat 500 mg. Tetapi, menurut pengakuannya, rasa sakitnya berkurang sedikit saja. Sebelumnya gejala ini hilang timbul sejak sekitar 1 tahun terakhir. Saat itu, gejala timbul setelah bekerja, tetapi bila istirahat di rumah atau libur, os dapat pulih kembali tanpa perlu minum obat. Dalam 1 tahun terakhir, gejala sudah seringkali dirasakan.Gejala terutama dirasakan timbul pada akhir jam kerja. Sebelumnya, setelah istirahat di rumah, keesokan harinya keluhan berkurang dan seringkali menghilang bila keesokan harinya adalah hari libur. Namun dalam 1 minggu terakhir, keluhan tidak membaik walau sudah berstirahat di rumah/libur. Bahkan, baru melayani 1-2 pelayan saja, keluhan sudah di rasakan sangat mengganggu.Tidak ada riwayat trauma fisik. Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol maupun merokok. Juga tidak terbiasa memakai sepatu berhak tinggi ataupun pakaian dan celana ketat. Os tidak memiliki kebiasaan olah raga. Bekerja sebagai beautician selama 6 tahun 3 bulan di perawatan kecantikan. Tidak ada pekerjaan sebelumnya, maupun pekerjaan lain yang dilakukan oleh os selain pekerjaan ini.Alat kerja yang digunakan adalah tempat tidur, bangku, sarung tangan, masker, ekstraktor komedo, berbagai cairan kimia untuk perawatan, probe sterilisasi, lampu meja, needle G-24, tissue & kapas, alkohol 70%. Uraian tugasnya: os bekerja selama 6 hari seminggu dengan 1 hari off. Os berangkat kerja dari tempat tinggalnya dengan menumpang bis kota, setelah sebelumnya berjalan kaki sekitar 5 menit untuk mencapai halte bis. Sebagai beautician, os memiliki tugas rutin dan utama untuk melayani facial (perawatan kulit wajah), akan tetapi juga dapat mengerjakan perawatan dada maupun punggung. Tugas tambahan yang tidak rutin dilakukan adalah membereskan status pasien harian bersama dengan 3 orang rekannya. Dalam 1 hari kerja shift pagi, rata-rata os dapat melayani 4-5 pelanggan. Sedangkan bila shift sore, pada umumnya hanya 3-4 pelanggan saja. Dalam bekerja, pasien wajib mempergunakan sarung tangan dan masker penutup mulut dan hidung dan kebanyakan pasien duduk di bangku.Urutan tugasnya: Pemeriksaan awal: dilakukan untuk memeriksa keadaan kulit wajah pasien. Waktu yang dibutuhkan sekitar 5-10 menitCleansing: membersihkan wajah pasien dari debu maupun make-up yang digunakan pasien. Peralatan dan material yang dipergunakan adalah busa/spon pembersih, cairan pembersih, air bersih, dan handuk kain. Cairan pembersih adalah bahan kimia serupa sabun. Membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit.Chemical peeling: mengoleskan cairan kimia ke tubuh atau wajah pasien. Peralatannya adalah wadah cairan kimia berupa mangkuk melamin, kuas, kapas, bahan kimia seperti asam susu, asam glikolat dan sebagainya, cairan kimia penetralisir. Proses ini berlangsung sekitar 5-10 menitEkstraksi: proses ini berlangsung 30-45 menit, terkadang bisa sampai 1 jam. Peralatan yang digunakan adalah ekstraktor komedo, lampu meja, tissue, needle. Komedo maupun jerawat pasien di keluarkan dengan menggunakan ekstraktor. Penerangan saat proses ini cukup baik.Sterilisasi: berlangsung 5-10 menit. Menggunakan sterilisator, alkhol 70%, kapas. Dalam proses ini, wajah atau tubuh pasien yang telah di ekstraksi, dibersihkan dan dihentikan perdarahannya.Massage: proses pemasangan masker berlangsung sekitar 5 menit. Namun, kemudian dibiarkan 15-30 menit baru diangkat. Material yang dibutuhkan adalah masker wajah dengan kandungan sulfur, kolagen, dan sebagainya. Setelah proses ini, seringkali pasien melakukan gerakan memutar pada pinggang untuk mengambil peralatan atau material yang dibutuhkan.Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, isi cukup, irama teratur, frekuensi napas 20x/menit, suhu aksila 36,5 C. Berat badan 60 kg, tinggi badan 156cm, indeks massa tubuh 24,65 (overweight). Pemeriksaan fisik lain: normal, pemeriksaan khusus regio lumbosakral: range of motion: normal, gerak memutar: normal, nyeri (-). Gerakan membungkuk: nyeri (+) disekitar tulang belakang L2-L3/L3-L4. Pemeriksaan jongkok dan berdiri: nyeri(-). Pemeriksaan berjalan dengan tumit: nyeri (-). Pemeriksaan berjalan dengan ujung kaki: nyeri (-). Pengamatan di tempat kerja: tempat tidur klien dan bangku kerja tidak dapat dirubah ukurannya tinggi-rendahnya, sehingga relatif kurang sesuai, dan menjadikan pasien bekerja dengan kondisi yang tidak ergonomis yaitu membungkuk. Posisi kerja pasien: tulang belakang tidak tegak menyangga tubuh, terutama pada 3 titik yaitu leher, torakal, dan tulang duduk. Akibatya lengkung leher dan lengkung pada torakal membentuk sudut lebih dari 30 derajat ari sumbu tubuh berdampak menjadikan beban pada vertebra menjadi bertambah, khususnya pada lumbal yang merupakan penumpu berat tubuh, dan juga menjadikan struktur vertebra menjadi tidak stabil. Posisi duduk seperti itu menjadikan otot-otot dan struktur penyangga tulang belakang, khususnya pada sacrum dan koksigis mendapatkan beban berlebihan.Diagnosis klinis pada kasus ini : nyeri pinggang bawah sederhana (simple)Diff. Diagnosis: -Diagnosis okupasi: ICD-10 M.54-5: Low back pain

STATUS KESEHATAN PENDERITA(DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA)No. Status:Kode:1. Identitas PasienNama: Nn. AUmur: 25 tahunKedudukan dalam Keluarga: 1. KK1. Isteri1. Anak1. Orang tua1. Keponakan1. dllJenis Kelamin:1. laki-laki1. perempuanAgama:1. Islam1. Protestan1. Katolik1. Budha1. HinduPendidikan:1. SD1. SLTP1. SLTA1. Akademi1. Perguruan TinggiPekerjaan: Beautician

Status Perkawinan:1. Menikah1. Janda/duda1. Belum menikahTanggal Kunjungan: -1. Riwayat Penyakit:Tanggal :1. Keluhan utama : Nyeri pinggang, 1 minggu lalu2. R. Penyakit Sekarang: 1. Nyeri timbul saat dan setelah bekerja. 1. Nyeri lebih terasa saat membungkuk.1. Tidak membaik walaupun istirahat.3. R. Penyakit Dahulu: Nyeri pinggang 1 tahun terakhir. Nyeri hilang timbul. Nyeri tidak menjalar. Terasa lebih nyaman bila berbaring. Tidak ada riwayat trauma.4. R. Penyakit Keluarga: -

1. Riwayat Pekerjaan1. Jenis pekerjaan : BeauticianJenis PekerjaanBahan yang digunakanTempat kerjaLama kerja

Beautician (selama 6 tahun 3 bulan) Cairan kimia untuk perawatan Alkohol 70% Cairan pembersih Air bersih Masker Lampu meja Tisu & Kapas Sarung tangan Ekstraktor komedo Bangku Tempat tidur Probe sterilisasi Needle G-24Ruang untuk perawatanSelama 6 hari seminggu dengan 1 hari off. Dalam 1 hari kerja, shift pagi rata-rata melayani 4-5 pelanggan (1 pelanggan 2 jam), bila shift sore 3-4 pelanggan.

1. Uraian tugas: Pemeriksaan awal, cleansing, chemical peeling, ekstraksi, sterilisasi, massage, masker 2 jam per 1 pelanggan. Dengan bahan-bahan yang digunakan untuk bekerja yaitu masker, sarung tangan, berbagai cairan kimia, alkohol 70%, sterilisator, handuk kain, lampu meja, bangku, ekstraktor komedo, needle G-24, tissue, air bersih, spons, kuas, kapas.

1. Bahaya potensial:1. Urutan Kegiatan : Pemeriksaan awal, cleansing, chemical peeling, ekstraksi, sterilisasi, massage, masker, membereskan status pasien harian, perawatan dada maupun punggung1. Alat pelindung diri: 1. Masker1. Sarung tangan1. Bahaya potensial1. Fisik: -1. Kimia: Cairan kimia perawatan (asam susu, asam glikolat, kandungan masker (sulfur & kolagen, dll), alkohol 70%, bahan kimia serupa sabun, cairan kimia penetralisir1. Biologi:1. bakteri1. Ergonomis: Design tempat kerja dan posisi kerja (membungkuk, berdiri, duduk), gerakan memutar pinggang1. Psikososial: Shift kerja1. Gangguan kesehatan yang mungkin timbul: Nyeri punggung, leher dan pinggang (MSD), DKI, Keracunan bahan kimia, gangguan neurologi, gangguan penglihatan1. Risiko kecelakaan kerja: tertusuk jarum, terkontaminasi bahan kimia dan darah klien, tersengat listrik, terjatuh1. Pemeriksaan:1. Pemeriksaan fisik umum :1. Keadaan umum: baik1. Kesadaran: kompos mentis1. Tanda vital: 1. Tekanan darah: 120/70mmHg1. Frekuensi nadi: 88x/menit1. Frekuensi napas: 20x/menit1. Suhu:1. Keadaan gizi:1. Berat badan: 60 kg1. Tinggi badan: 156 cm1. BMI: 24, 651. Kesan: overweight1. Pemeriksaan klinis:1. Kelenjar limph:1. Leher: normal/membesar1. Axilla: normal/membesar1. Groin:normal/membesar1. Inguinal:normal/membesar1. Mata:1. Pupil: -1. Reflek cahaya: -1. Sklera: -1. Conjungitva: -1. Bola mata: -1. Visus: -1. Persepsi warna: -1. Binocular vision: -1. Hidung: 1. Septum nasi: -1. Mukosa: -1. Penciuman: -1. Gigi/gusi: -1. Tenggorokan: 1. Pharing: -1. Nasopharing: -1. Laring: -1. Tonsil: -1. Leher:1. Kel. Thyroid: -1. JVP: -1. dll1. Thorak:1. Paru: -1. Jantung: -1. Abdomen:1. Hati: -1. Limpa: -1. Massa: -1. Hernia: -1. Tumor: -1. Genito urinary: -1. Anorectal: -1. Ekstremitas & muskular system:Tangan Kaki

Kanan Kiri Kanan Kiri

Otot----

Kekuatan ----

Tulang ----

Sensoris ----

Dll ----

1. Reflek fisiologis: -1. Reflek patologis: -1. Kulit: -1. Status lokalis: -

1. Resume kelainan yang didapat: - Pemeriksaan khusus regio lumbosakral: 1. range of motion: normal1. gerak memutar: normal, nyeri (-)1. Gerakan membungkuk: nyeri (+) disekitar tulang belakang L2-L3/L3-L41. Pemeriksaan jongkok dan berdiri: nyeri(-)1. Pemeriksaan berjalan dengan tumit: nyeri (-)1. Pemeriksaan berjalan dengan ujung kaki: nyeri (-)1. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium rutin: -1. Laboratorium Khusus: -1. Pemeriksaan Radiologi:1. Foto polos lumbo-sakral1. Ct-scan1. Pemeriksaan Non-Lab: -1. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja: tempat tidur klien dan bangku kerja tidak dapat dirubah ukurannya tinggi-rendahnya, sehingga relatif kurang sesuai, dan menjadikan pasien bekerja dengan kondisi yang tidak ergonomis yaitu membungkuk1. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja: 1. Posisi kerja pasien: tulang belakang tidak tegak menyangga tubuh, terutama pada 3 titik yaitu leher, torakal, dan tulang duduk. Akibatnya lengkung leher dan lengkung pada torakal membentuk sudut lebih dari 30 derajat dari sumbu tubuh berdampak menjadikan beban pada vertebra menjadi bertambah, khususnya pada lumbal yang merupakan penumpu berat tubuh, dan juga menjadikan struktur vertebra menjadi tidak stabil. Posisi duduk seperti itu menjadikan otot-otot dan struktur penyangga tulang belakang, khususnya pada sacrum dan koksigis mendapatkan beban berlebihan.1. Os hanya mengalami gejala LBP pada saat dan setelah bekerja, sedangkan bila hari libur, Os tidak mengalami gejala LBP.1. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan: Pada Os hanya bekerja sebagai beautician saja dan tidak ada pekerjaan sampingan lain.1. Menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja1. Diagnosis kerja: nyeri pinggang bawah sederhana (simple)1. Diagnosis diferensial: 1. Diagnosis okupasi: ICD-10 M.54-5: Low back pain1. Kategori Kesehatan:1. Kesehatan baik1. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan1. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu1. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan1. Prognosa1. Ad vitam: bonamAd sanasionam: dubia at bonamAd fungsionam: bonam1. Okupasi1. Permasalahan pasien & rencana PenatalaksanaannyaNo.Jenis PermasalahanRencana Tindakan (Materi & cara)Target waktu & evaluasiKeterangan

Pertanyaan1. Jelaskan faktor resiko yang dihadapi pada pasien!2. Jelaskan hubungan antara pekerjaan dengan penyakit yang diderita!3. Jelaskan langkah diagnosis! (Anam, PF, PP)4. Jelaskan cara diagnosis penyakit akibat kerja berdasarkan 7 langkah penetapan dan ICD-10!5. Bagaimana cara penatalaksanaannya pada pasien tersebut?6. Jelaskan promosi kesehatan terhadap pasien!7. Apakah perlu dilakukan bio-monitoring? Jelaskan!8. Jelaskan parameter pemeriksaan kesehatan yang diperlukan pasien!9. Jelaskan tentang LBP!

PEMBAHASANFaktor ResikoProbabilitas seseorang (atau risiko) untuk mendapatkan penyakit.Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.Pada saat berdiri, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyangga berat badan, sedangkan pada saat jongkok atau memutar, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyokong pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari tulang belakang inilah yang seringkali menyebabkan masalah.1. UsiaNyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.1 Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.1. Jenis KelaminLaki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

1. Aktivitas / OlahragaSikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis.Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang.1. Berat BadanPada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

1. PekerjaanKeluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang.

Hubungan antara pekerjaan dengan penyakit yang diderita.Low Back Pain (LBP)atau dalam bahasa indonesia adalah nyeri punggung bawah (NPB) adalahsuatu gejala berupa nyeri dibagian pinggang yang dapat menjalar ke tungkai kanan atau kiri. Dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain).NPB disebabkan oleh berbagai kelainan atau perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan tubuh. Oleh karena itu beberapa ahli membuat klasifikasi yang berbeda atas dasar kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut. Riwayat Penyakit SekarangPasien merasakan nyeri pinggang yang sangat mengganggu sejak satu minggu terakhir. Nyeri dirasakan saat beraktivitas, terutama setelah bekerja, saat membungkuk dan membaik bila pasien berbaring. Nyeri ini tidak menjalar kepaha dan tungkai bawah, berkurang sedikit bila pasien mengkonsumsi asam mafenamat. Biasanya pasien mampu melayani 4-5 pelanggan, namun dalam 1 minggu terakhir pasien hanya mampu melayani 1-2 pelanggan karena keluhan sudah sangat mengganggu dan tidak membaik bila pasien beristirahat dirumah.Sebenarnya pasien sudah merasakan gangguan nyeri punggung yang hilang timbul dalam 1 tahun terakhir, namun biasanya pasien dapat pulih kembali bila beristirahat tanpa perlu minum obat.Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menderita penyakit maupun trauma yang terkait dengan keluhannya saat ini.Riwayat Penyakitdalam Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien dan tidak ada penyakit dalam keluarga yang mungkin menjadi pemicu terjadinya keluhan pasien.Riwayat Psikososial Pasien obesitas dan tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Pasien tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi, pakaian dan celana ketat, maupun kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Langkah diagnosis (Anam, PF, PP)Seorang pekerja wanita, Nn. A, 25 tahun, pekerjaan: beutician pada perusahaan kecantikan XX. Keluhan utama: nyeri pinggang sejak 1 minggu lalu. Os merasakan nyeri pada pinggangnya. Nyeri timbul terutama setelah bekerja. Nyeri lebih terasa saat membungkuk. Bila nyeri timbul, os merasa sangat terganggu karen aharus berbaring agar lebih nyaman. Nyeri yang timbul, tidak menjalar ke paha maupun tungkai bawah. Telah diobati dengan obat penahan sakit, yaitu asam mefenamat 500 mg. Tetapi, menurut pengakuannya, rasa sakitnya berkurang sedikit saja. Sebelumnya gejala ini hilang timbul sejak sekitar 1 tahun terakhir. Saat itu, gejala timbul setelah bekerja, tetapi bila istirahat di rumah atau libur, os dapat pulih kembali tanpa perlu minum obat. Dalam 1 tahun terakhir, gejala sudah seringkali dirasakan.Gejala terutama dirasakan timbul pada akhir jam kerja. Sebelumnya, setelah istirahat di rumah, keesokan harinya keluhan berkurang dan seringkali menghilang bila keesokan harinya adalah hari libur. Namun dalam 1 minggu terakhir, keluhan tidak membaik walau sudah berstirahat di rumah/libur. Bahkan, baru melayani 1-2 pelayan saja, keluhan sudah di rasakan sangat mengganggu.

Tidak ada riwayat trauma fisik. Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol maupun merokok. Juga tidak terbiasa memakai sepatu berhak tinggi ataupun pakaian dan celana ketat. Os tidak memiliki kebiasaan olah raga. Bekerja sebagai beautician selama 6 tahun 3 bulan di perawatan kecantikan. Tidak ada pekerjaan sebelumnya, maupun pekerjaan lain yang dilakukan oleh os selain pekerjaan ini.Alat kerja yang digunakan adalah tempat tidur, bangku, sarung tangan, masker, ekstraktor komedo, berbagai cairan kimia untuk perawatan, probe sterilisasi, lampu meja, needle G-24, tissue & kapas, alkohol 70%. Uraian tugasnya: os bekerja selama 6 hari seminggu dengan 1 hari off. Os berangkat kerja dari tempat tinggalnya dengan menumpang bis kota, setelah sebelumnya berjalan kaki sekitar 5 menit untuk mencapai halte bis. Sebagai beautician, os memiliki tugas rutin dan utama untuk melayani facial (perawatan kulit wajah), akan tetapi juga dapat mengerjakan perawatan dada maupun punggung. Tugas tambahan yang tidak rutin dilakukan adalah membereskan status pasien harian bersama dengan 3 orang rekannya. Dalam 1 hari kerja shift pagi, rata-rata os dapat melayani 4-5 pelanggan. Sedangkan bila shift sore, pada umumnya hanya 3-4 pelanggan saja. Dalam bekerja, pasien wajib mempergunakan sarung tangan dan masker penutup mulut dan hidung dan kebanyakan pasien duduk di bangku.Urutan tugasnya: pemeriksaan awal: dilakukan untuk memeriksa keadaan kulit wajah pasien. Waktu yang dibutuhkan sekitar 5-10 menitcleansing: membersihkan wajah pasien dari debu maupun make-up yang digunakan pasien. Peralatan dan material yang dipergunakan adalah busa/spon pembersih, cairan pembersih, air bersih, dan handuk kain. Cairan pembersih adalah bahan kimia serupa sabun. Membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit.Chemical peeling: mengoleskan cairan kimia ke tubuh atau wajah pasien. Peralatannya adalah wadah cairan kimia berupa mangkuk melamin, kuas, kapas, bahan kimia seperti asam susu, asam glikolat dan sebagainya, cairan kimia penetralisir. Proses ini berlangsung sekitar 5-10 menitEkstraksi: proses ini berlangsung 30-45 menit, terkadang bisa sampai 1 jam. Peralatan yang digunakan adalah ekstraktor komedo, lampu meja, tissue, needle. Komedo maupun jerawat pasien di keluarkan dengan menggunakan ekstraktor. Penerangan saat proses ini cukup baik.Sterilisasi: berlangsung 5-10 menit. Menggunakan sterilisator, alkhol 70%, kapas. Dalam proses ini, wajah atau tubuh pasien yang telah di ekstraksi, dibersihkan dan dihentikan perdarahannya.Massage: proses pemasangan masker berlangsung sekitar 5 menit. Namun, kemudian dibiarkan 15-30 menit baru diangkat. Material yang dibutuhkan adalah masker wajah dengan kandungan sulfur, kolagen, dan sebagainya. Setelah proses ini, seringkali pasien melakukan gerakan memutar pada pinggang untuk mengambil peralatan atau material yang dibutuhkan.Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, isi cukup, irama teratur, frekuensi napas 20x/menit, suhu aksila 36,5 C. Berat badan 60 kg, tinggi badan 156cm, indeks massa tubuh 24,65 (overweight). Pemeriksaan fisik lain: normal, pemeriksaan khusus regio lumbosakral: range of motion: normal, gerak memutar: normal, nyeri (-). Gerakan membungkuk: nyeri (+) disekitar tulang belakang L2-L3/L3-L4. Pemeriksaan jongkok dan berdiri: nyeri(-). Pemeriksaan berjalan dengan tumit: nyeri (-). Pemeriksaan berjalan dengan ujung kaki: nyeri (-). Pengamatan di tempat kerja: tempat tidur klien dan bangku kerja tidak dapat dirubah ukurannya tinggi-rendahnya, sehingga relatif kurang sesuai, dan menjadikan pasien bekerja dengan kondisi yang tidak ergonomis yaitu membungkuk. Posisi kerja pasien: tulang belakang tidak tegak menyangga tubuh, terutama pada 3 titik yaitu leher, torakal, dan tulang duduk. Akibatya lengkung leher dan lengkung pada torakal membentuk sudut lebih dari 30 derajat ari sumbu tubuh berdampak menjadikan beban pada vertebra menjadi bertambah, khususnya pada lumbal yang merupakan penumpu berat tubuh, dan juga menjadikan struktur vertebra menjadi tidak stabil. Posisi duduk seperti itu menjadikan otot-otot dan struktur penyangga tulang belakang, khususnya pada sacrum dan koksigis mendapatkan beban berlebihan.Diagnosis klinis pada kasus ini : nyeri pinggang bawah sederhana (simple)Diff. Diagnosis: -Diagnosis okupasi: ICD-10 M.54-5: Low back painTujuh langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman mendiagnosis penyakit akibat kerja:

1.Tentukan Diagnosis klinisnya. Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjangyang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosissuatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjutapakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.

2.Tentukan pajanan yangdialami oleh tenaga kerja selama ini.Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerjaadalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayatpekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:a) Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secarakhronologis,b) Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan,c) Bahan yang diproduksi, d) Materi (bahan baku) yang digunakan,e) Jumlahpajanannya, f) Pemakaian alat perlindungandiri (misal: masker), g) Polawaktu terjadinya gejala, h) Informasi mengenai tenaga kerja lain(apakah ada yang mengalami gejala serupa), i) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dansebagainya).

3.Tentukan apakah pajanantersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut.Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalamkepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidakditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalamkepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yangdiderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).

4.Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkanpenyakit tersebut.Jika penyakit yangdiderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebihlanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.

5.Tentukan apakah adafaktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi.Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupunriwayat pekerjaannya, yangdapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnyasehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebihsensitif terhadap pajanan yang dialami.

6.Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit.Apakah ada faktor lain yang dapatmerupakan penyebabpenyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebablain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.

7.Buat keputusan apakahpenyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuatsuatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalupekerjaan merupakan penyebablangsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah adasebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis.

Penatalaksanaan Penyakit Akibat Kerja pada Low Back Pain dan Pasien tersebut?Penatalaksanaan yang terbaik adalah menghilangkan penyebabnya (kausal), walaupun bagi pasien yang terpenting adalah menghilangkan rasa sakitnya (simptomatis). Jadi pengobatan menggunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis. Untuk mencari penyebab yang tepat disamping pemeriksaan foto rontgen poros tulang belakang, kadang-kadang diperlukan pemeriksaan khusus misalnya Scanning, MRI, dll.Tujuan utama dari penatalaksanaan LBP adalah untuk menghilangkan nyeri, mempertahankan dan meningkatkan mobilitas, menghambat progresifitas penyakit dan mengurangi kecacatan. Penatalaksanaan untuk LBP dapat merupakan terapi medikamentosa dan juga dapat berupa terapi non medikamentosa.1. MedikamentosaPada kasus LBP karena tegang otot dapat dipergunakan Tizanidine yang berfungsi unuk mengendorkan otot (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatis lainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesik, anti inflamasi, NSAID dan kadang-kadang obat antidepresi.Obat antiinflamasi, seperti Metilprednisolon 3x16 mg tappering off dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti Diklofenak 3x50 mg, berguna untuk mengurangi nyeri. Obat antagonis histamin, seperti Ranitidin 2x1 tab, Obat analgetik kuat, seperti Tramadol 3x50 mg. Karbamazepin 3x200 mg merupakan antikonvulsan kuat yang berkhasiat sebagai antiepileptik, psikotropik dan analgesik spesifik. Obat antideprsi, seperti Amitriptilin 3x12,5 mg. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan iskemia.

1. Non medikamentosaKebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal.Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan konservatif aktif dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.1. Tindakan OperatifPembedahan dapat diindikasikan apabila pengobatan konservatif tidak efektif dalam mengurangi nyeri atau ketika pasien mengalami gejala yang progresif dan terjadi gangguan fungsi neurologi seperti kelemahan pada kaki, terjadi inkontinesia urin atau inkontinensia alvi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya herniasi lumbal disk yang berat, dimana hal ini menyebabkan sindrom cauda equina atau abses tulang belakang.Jenis yang paling umum dari pembedahan pada pasien LBP termasuk microdiscectomy, disektomi, laminectomy, foraminotomy, atau spinal fusion. Teknik lain pembedahan yang minimal invasif adalah implantasi stimulator saraf tulang belakang dan biasanya digunakan untuk gejala radikulopati kronis. Penggantian lumbal disk buatan merupakan teknik bedah yang lebih baru untuk pengobatan penyakit degeneratif disk, seperti juga berbagai prosedur pembedahan yang ditujukan untuk menjaga gerakan di tulang belakang.Exercise untuk penyakit Low Back Pain :Ketika pasien tidak lagi memiliki rasa nyeri akut, pasien mungkin siap latihan ringan untuk menguatkan perut, punggung, dan kaki, dan mungkin beberapa latihan peregangan. Latihan tidak hanya membantu mengurangi nyeri punggung bawah, tetapi juga dapat membantu pasien lebih cepat sembuh, mencegah kembalinya nyeri pada punggung, dan mengurangi risiko kecacatan dari sakit punggung. Latihan untuk mengurangi nyeri punggung bawah tidak rumit dan dapat dilakukan di rumah tanpa peralatan khusus. Katakan pada pasien untuk tidak takut pada nyeri, supaya pasien bisa meningkatkan aktivitasnya secara perlahan dan bertahap karena terlalu sedikit aktivitas dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas, kekuatan, dan daya tahan, dan kemudian lebih sakit.Penanganan Low Back Pain dengan rehabilitasi medisAdapun langkah awal penanganan bagi penderita nyeri punggung bawah ini mencakup tiga hal:1. Dengan mengistirahatkan punggung dari berbagai aktivitas yang dapat memperburuk kondisi punggung. Cara ini lebih baik bila dibandingkan dengan istirahat total. Penggunaan penyangga (dalam istilah medisnya: lumboscral support) dapat mengurangi nyeri dan kejang otot.1. Kemudian pengobatan dengan anti nyeri (NSAIDs) dan muscle relaxan (pelemas otot) untuk meredakan rasa nyeri.1. Lalu tindakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Penggunaan kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan untuk 48 jam pertama yang disebabkan terkilir dan otot yang tegang atau kaku.Selanjutnya dalam penanganan dokter rehabilitasi medik, tindakan dilanjutkan dengan terapi peregangan punggung, penguatan otot punggung, dan program stabilisasi punggung. Latihan mekanika dan postur tubuh juga merupakan bagian penting rehabilitasi untuk mengatasi terkilir atau otot kaku.

Tindakan untuk meredakan nyeri diberikan secara selaras dengan program peregangan dan penguatan punggung. Tindakan ini mencakup antara lain terapi panas atau dingin dengan menggunakan alat. Selain itu manipulasi manual akan sangat membantu meningkatkan rentang gerak dan meredakan rasa nyeri.

Promosi KesehatanDefinisi Promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka mencapai status kesehatan yang meliputi fisik, mental, kesejahteraan sosial. Individu atau kelompok mampu untuk mengidentifikasi dan mengejawantahkan aspirasi, pemuasan kebutuhan, dan merubah lingkunganya. Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah.

Strategi Promosi Kesehatan

Strategi promosi kesehatan menurut WHOAdvokasi. Pendekatanterencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik.Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga keberlangsungan program dapat lebih tejamin.Mediasi. kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi berarti menjembatani pertemuan diantara beberapa sector yang terkait. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut.Sebagai contoh, kegiatan promosi kesehatan terkait kebersihan lingkungan harus melibatkan unsure kimpraswil dan pihak lain yang terkait sampah.Memampukanmasyarakat(enable),adalah kegiatan pemberian pengetahuan danketerampilankepada masyarakatagar mereka mampumenjagadan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Kemandirian masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatanya merupakan tujuan dari kegiatan promosi kesehatan.

Strategi promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RIAdvokasi.Pendekatanterencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik.Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga keberlanagsungan program dapat lebih tejamin.

Bina Suasana adalah kegiatan mencari dukungan social ( social support) dalam rangka membuat suasana yang cukup kondusif untuk diselenggarakan suatu program peningkatan kesehatan pada masyarakat.

Gerakan. Kegiatan dilakukan secara bersama sama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pencegahan

Kita tidak bisa menghindari proses degenerasi normal dan keausan pada tulang punggung kita yang sejalan dengan penuaan. Tapi ada hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak dari masalah pinggang. Memiliki gaya hidup sehat adalah awal yang baik.

Kombinasikan latihan aerobik, seperti berjalan atau berenang, dengan latihan khusus untuk menjaga otot-otot di punggung dan perut yang kuat dan fleksibel. Pastikan untuk mengangkat barang-barang berat dengan kaki Anda, bukan punggung. Jangan membungkuk untuk mengambil sesuatu. Jaga punggung lurus dan menekuk lutut Anda. Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan memberi tekanan tambahan pada tulang belakang. Hindari Merokok. asap dan nikotin menyebabkan tulang belakang Anda mengalami degenerasi dengan cepat. Postur yang baik sangat penting untuk menghindari masalah di masa depan. Seorang terapis dapat mengajarkan cara aman untuk berdiri, duduk, dan mengangkat. Jangan memakai sepatu hak tinggi Jangan berdiri terlalu lama, selingi dengan jongkok Berdiri dengan satu kaki diletakan lebih tiggi untuk mengurangi hiperlordosis lumbal Pilih tempat duduk dengan busa yang tidak terlalu lunak, punggung berbentuk huruf S. bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan kursi. Bila duduk dalam waktu lama, letakan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya. Punggung dalam keadaan mendatar sewaktu tidur, dan tidak memakai alas dari per. Hindari olahraga beregu, karna akan mengakibatkan peningkatan stress pada punggung. Dianjurkan olahraga perorangan seperti renang dan jogging.

Apakah perlu dilakukan bio-monitoring?Sebelumnya.. apakah biomonitoring itu ?Apa saja hal hal yang terkait dengan biomonitorig ?Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah dengan cara pemantauan lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi suatu paparan bahan kimia terhadap manusia, tergantung dari faktor sifat fisikokimia suatu bahan, higiene manusia itu sendiri serta beberapa faktor biologi antara lain umur dan jenis kelamin. Untuk mempelajari kandungan bahan kimia di dalam tubuh manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode pemantauan biologi (biological monitoring). Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik yang dapat dipakai untuk memperkirakan risiko yang terjadi. Secara umum tujuan dari kegiatan pemantauan biologi adalah sama dengan pemantauan ambien yaitu mencegah terjadinya paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis.Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air kemih, untuk mengetahui metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari fungsi inti untuk efektivitas sebuah laboratorium kesehatan masyarakat. Tanpa biomonitoring, diagnosis dan pengobatan terhadap paparan bahan kimia dapat tertunda.Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan faktor-faktor lingkungan.TES BIOLOGI SUATU PAPARANUntuk mengukur bahan kimia atau metabolik umumnya digunakan media biologi. Media biologi yang sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus. Sedangkan media biologi yang jarang dipakai untuk pengukuran bahan kimia atau metabolik adalah ASI, lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan plasenta. Pada umumnya urine dipakai sebagai media untuk mengukur bahan kimia anorganik dan organik yang mudah larut dalam air. Darah dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan organik yang sukar dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus dipakai untuk bahan yang mudah menguap.Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum dapat mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam urine merupakan indikator yang baik terakumulasinya logam berat tersebut di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari pemeriksaan bahan kimia atau metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan non selektif. Pemeriksaan yang selektif untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia. Pemantauan biologi dapat pula berisi gas invasife dan non invasife. Pemeriksaan invasife memerlukan misalnya sampel darah dan sampel jaringan, sedangkan yang non invasife hanya memerlukan sampel urine, udara alveolus dan kuku.

BIOMONITORINGSecara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan.Istilah yang lebih spesifik adalah monitoring biologi (Biological Monitoring). Di dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk memonitor populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupun di lingkungan.Kegiatan monitoring dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang berhubungan dengan bahan polutan. Dikenal ada 3 jenis monitoring yaitu:1. Monitoring ambien untuk menilai risiko kesehatan Monitoring ambien tersebut digunakan untuk memonitor paparan eksternal dari bahan kimia untuk mengetahui berapa kadar bahan kimia di dalam air, makanan, dan udara. Risiko kesehatan dapat diperkirakan (diprediksi) berdasarkan batas paparan lingkungan, misalnya Treshold Limit Value (TLV) dan Time Weighted Average (TWA) dari suatu paparan.1. Monitoring biologi dari paparan (MB paparan) Monitoring biologi suatu paparan adalah pemantauan suatu bahan yang mengadakan penetrasi ke dalam tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan. Monitoring biologi dari suatu paparan dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan. Monitoring biologi tersebut dilaksanakan dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia, misalnya jumlah dosis efektif yang diserap oleh organisme. Risiko terhadap kesehatan diprediksi dengan membandingkan nilai observasi dari parameter biologi dengan Biological Limit Value (BLV) dan/atau Biological Exposure Index (BEI).1. Monitoring biologi dari efek toksikan (health surveillance) Tujuan monitoring biologi dari efek toksikan adalah memprediksi dosis internal untuk menilai hubungannya dengan risiko kesehatan, mengevaluasi status kesehatan dari individu yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif akibat suatu paparan, misalnya kelainan fungsi paru.MACAM BIOMONITORING1. Biomonitoring Kesehatan ManusiaBiomonitoring Pb dan Cd pada wanita yang melahirkan, dilakukan dengan pemeriksaan ASI dan darah. Karyawan industri petrokimia yang terpapar dengan PAH pada pemeriksaan urine ditemukan biomarker hidroksipyrene.1. Biomonitoring LogamSelama beberapa dekade terakhir ini, perhatian intensif diarahkan untuk mengatasi masalah kontaminasi logam berat pada lingkungan (Kortbaet al., 1999; Zhou, 2008). Sebagian besar logam diketahui bersifat toksik atau racun dan sebagian diantaranya dilepaskan ke lingkungan dalam jumlah yang dapat menimbulkan resiko pada kesehatan manusia (El-said & Garamon, 2010).Logam merupakan komponen yang menyusun ekosistem, terdapat pada atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selain merupakan komponen alami kulit bumi, sumber kontaminasi logam berat lainnya adalah berasal dari aktivitas manusia (antropogenik) seperti areal pertanian, industri dan perhubungan (Ayeni, 2010; Scoetgher, 1996; Mirandaet al.,2004; Amisahet al., 2009; Yiet al., 2007)Biomonitoring logam dapat dilakukan dengan pemeriksaan suatu media untuk menentukan bahan logam. Media yang dipakai antara darah/urine, jaringan tubuh, ikan, binatang invertebrata, dan tanaman perairan.Toksisitas Logam BeratToksisitas plumbum (Pb) pada anak yang disebabkan oleh konsumsi timah diyakini memberikan dampak pada lebih dari 2 juta anak usia prasekolah di Amerika. Prevalensi toksisitas timbal atau plumbum cukup tinggi pada penduduk Amerika-Afrika yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Paparan arsenik dapat terjadi di luar bidang industri karena kegunaannya sebagai rodentisida dan dapat bersifat letal.Penggunaan kadmium dalam industri meningkat sejak ditemukannya pada tahun 1817 oleh Stromyer. Bahan campuran yang mengandung kadmium digunakan secara luas dalam pembuatan cat, plastik, gelas, logam campuran, dan alat listrik.Pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialiasasi di Indonesia. Sejak zaman industrialisasi, merkuri menjadi bahan pencemar penggalian. Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgamasi. Mereka mencari emas menggunakan mesin sedot dengan demikian mengganggu hamparan kanal dan alur sungai, serta meningkatkan jumlah tumpukan sedimen (pengendapan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi). Pengolahan emas menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dalam proses amalgamasi.Paparan logam berat meliputi sumber daya alam seperti tanah dan bijih logam, proses industri, produk komersial, obat tradisional, makanan yang terkontaminasi, dan produk herbal. Logam berat bersifat toksik dan memapari tubuh kita melalui makanan, air minum, dan udara. Logam menghasilkan toksik dengan membentuk kompleks senyawa yang seluler yang mengandung sulfur, oksigen, dan nitrogen.Kompleks tersebut menonaktifkan sistem enzim atau memodifikasi struktur protein yang menyebabkan gangguan fungsi sel. Sistem organ yang paling sering terkena dampaknya meliputi gastrointestinal (GI), kardiovaskuler, hematopoietik, ginjal, dan sistem saraf perifer. Sifat dan tingkat keparahan toksisitas berbeda tergantung pada jenis logam yang terlibat, tingkat paparan, bahan kimia dan jenis ion (Anorganik atau organik), cara paparan (Akut atau kronik), dan usia manusia tersebut. Toksisitas logam berat relatif jarang terjadi. Kegagalan untuk mengenali dan mengobati toksisitas logam berat dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Ensefalopati merupakan penyebab utama kematian pada penderita dengan toksisitas logam baik akut dan kronis

Biomonitorting lainnya tidak untuk manusia : Biomonitoring Zat Organik, Biomonitoring Limbah Cair, Biomonitoring Pencemar Udara, Biomonitoring Asidifikasi.Jadi pada untuk pasien dengan low back pain pada scenario ini tidak perlu melakukan biomonitoring, ditinjau dari penyebab pasien mengalami low back pain adalah karena ergonomic bukan paparan zat kimia yang digunakan saat bekerja.

PEMERIKSAAN KESEHATAN

EVALUASINyeri punggung bawah adalah keluhan. Penyebab penyakitnya meliputi banyak hal, diantaranya dapat dikatakan tidak spesifik.Untuk menegakkan diagnosis penyakit penyebab keluhan nyeri punggung bawah dokter akan melakukan evaluasi klinis yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan bila perlu pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik dapat meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan punggung, pemeriksaan neurologis seperti pemeriksaan sensoris, motoris dan refleks.Beberapa evaluasi dokter pada pasien yang datang kepadanya dengan keluhan nyeri punggung bawah: Mengevaluasi sifat dan karakteristik nyeri, Mencari faktor risiko, Mencari penyebab, Mengevaluasi dampak adanya nyeri baik fisik maupun psikis.

PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi :Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral.Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita: Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah. Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan nyeri pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal. Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya (jackhammer effect). Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama. Nyeri NPB pada ekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.

Palpasi :Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay). Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat respons pasien. Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (step-off) pada palpasi di tempat/level yang terkena. Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan pada kelainan neurologis.Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level kelainan, kecuali pada sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati yang bersamaan. Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit predominan dari S1. Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron (UMN). Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau LMN.

Pemeriksaan motoris : Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan memperhatikan miotom yang mempersarafinya.

Pemeriksaan sensorik : Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting arti diagnostiknya dalam membantu menentukan lokalisasi lesi HNP sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik lebih bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi dibanding motoris.6

Tanda-tanda perangsangan meningeal :Tanda Laseque: menunjukkan adanya ketegangan pada saraf spinal khususnya L5 atau S1. Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-lahan dan graduil dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan mengangkat tungkai dengan lutut dalam keadaan ekstensi (stright leg rising). Modifikasi-modifikasi tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri radikuler. Cara laseque yang menimbulkan nyeri pada tungkai kontra lateral merupakan tanda kemungkinan herniasi diskus.Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai penyebabnya. Demikian juga dengan tanda laseque kontralateral. Tanda Laseque adalah tanda pre-operatif yang terbaik untuk suatu HNP, yang terlihat pada 96,8% dari 2157 pasien yang secara operatif terbukti menderita HNP dan pada hernia yang besar dan lengkap tanda ini malahan positif pada 96,8% pasien. Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan dengan usia dan tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan dengan yang muda (