laporan tutorial gtsl

61
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 Penyusun : Jerry Daniel (131610101018) Hesti Rasdi Setiawati (131610101020) Vita Lukita Sari (131610101024) Duati Mayangsari (131610101039) Arini Al Haq (131610101040) Pungky Anggraini (131610101042) Rachel P.L Warinussy (131610101049) Fatimatuz Zahroh (131610101051) Cholida Rachmatia (131610101056) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Upload: rachellouwrensya

Post on 03-Dec-2015

707 views

Category:

Documents


83 download

DESCRIPTION

FKG UNEJ

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Gtsl

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2

Penyusun :

Jerry Daniel (131610101018)

Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)

Vita Lukita Sari (131610101024)

Duati Mayangsari (131610101039)

Arini Al Haq (131610101040)

Pungky Anggraini (131610101042)

Rachel P.L Warinussy (131610101049)

Fatimatuz Zahroh (131610101051)

Cholida Rachmatia (131610101056)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Laporan Tutorial Gtsl

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Peni Pujiastuti, M.Kes.

Ketua : Vita Lukita Sari (131610101024)

Scriber Meja : Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)

Scriber Papan : Rachel P.L Warinussy (131610101049)

Anggota :

1. Jerry Daniel (131610101018)

2. Duati Mayangsari (131610101039)

3. Arini Al Haq (131610101040)

4. Pungky Anggraini (131610101042)

5. Fatimatuz Zahroh (131610101051)

6. Cholida Rachmatia (131610101056)

2

Page 3: Laporan Tutorial Gtsl

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan skenario 2.

Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. drg. Peni Pujiastuti, M.Kes., selaku tutor yang telah membimbing jalannya

diskusi tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang

telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita

semua.

Jember, 17 Oktober 2015

Tim Penyusun

3

Page 4: Laporan Tutorial Gtsl

DAFTAR ISI

Daftar Anggota Kelompok .................................................................................. 2

Kata Pengantar ..................................................................................................... 3

Daftar Isi .............................................................................................................. 4

Skenario ............................................................................................................... 5

BAB I Pendahuluan...............................................................................................6

BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................... 11

BAB III Diskusi.....................................................................................................15

BAB IV Kesimpulan............................................................................................. 40

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 41

Lampiran............................................................................................................... 42

4

Page 5: Laporan Tutorial Gtsl

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 45 tahun yang berprofesi sebagai guru, datang ke

dokter gigi ingin dibuatkan gigi tiruan pada rahang bawah. Pasien merasa kurang

nyaman untuk mengunyah dan malu. Kemudian dokter gigi melakukan

pemeriksaan. Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik. Hasil pemeriksaan

ekstra oral tidak ada kelainan. Hasil pemeriksaaan intra oral : edentulous ridge

pada 13, 14, 25, 26, 27, 28. Ada oklusi. OH penderita bagus. Kemudian doker gigi

melakukan rencana perawatan dengan membuatkan gigi tiruan sebagian lepasan

menggunakan anasir akrilik, basis akrilik. Setelah itu, pada kunjungan berikutnya

melakukan cetak anatomi dan setelah jadi model study, dokter gigi membuat

desain dengan menentukan klas berdasarkan Kennedy dan melakukan survey.

5

Page 6: Laporan Tutorial Gtsl

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk

mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah

jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang

masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering

disebut juga removable partial denture.

Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya memperbaiki

fungsi pengunyahan, fonetik, dan estetik saja, tetapi juga harus dapat

mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terahir ini selain erat

kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana mengatur agar

gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau mengurangi besarnya gaya

yang kemungkinan akan merusak.

Dalam proses pembuatan desain geligi tiruan sebagian lepasan berlaku

suatu yang umum dan penting. Pertama-tama, dokter gigi perlu mengetahui

selengkap-lengkapnya tentang keadaan fisik pasien yang akan menerima protesa.

Selain itu, sebelumnya, ia juga sudah memahami betul data-data mengenai bentuk,

indikasi dan fungsi dari cengkeram, letak sandaran, macam konektor, bentuk sadel

dan jenis dukungan yang akan diterapkan untuk sebuah geligi tiruan. Selanjutnya,

sebagai pemenuhan tanggung jawab kepada pasien, dokter gigi wajib membuat

rencana desain protesa yang akan diberikannya.

Setiap protesa yang dipasang dalam rongga mulut memiliki resiko

merusak kesehatan gigi dan jaringan pendukung, kerusakan ini dapat diperkecil

dengan membuat desain yang tepat dan dengan menginstruksikan pada pasien

tentang cara menjaga kebersihan mulut dan geligi tiruannya. Oleh sebab itu,

rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah geligi tiruan.

6

Page 7: Laporan Tutorial Gtsl

1.2 Rumusan Masalah

(STEP 2 dan 3)

1. Kenapa dokter gigi ingin membuatkan GTSL?

- Untuk mengembalikan fungsi yang telah hilang, yaitu fungsi

pengunyahan, estetis dan bicara

- Keinginan pasien

- Gigi bersebrangan hilang

- Usia masih cukup muda

- Mempertahankan gigi yang masih ada

2. Dampak apa yang terjadi bila giginya tidak menggunakan GTSL?

- Migrasi gigi sebelahnya. Apabila gigi migrasi, makanan akan terselip

dicelah gigi, hal tersebut akan meningkatkan plak dan OH buruk.

- Ketidakseimbangan lengkung gigi.

- Menurunnya efisiensi kunyah/ gangguan kunyah.

- Adanya beban kunyah yang besar mengakibatkan gigi mengalami

atrisi.

- Adanya pipi yang mengisi jaringan yang kosong dan apabila hal itu

berlangsung lama, jika dibuatkan GTSL akan susah.

3. Bagaimana cara mencetak anatomi yang benar dan mengapa perlu

melakukan survey?

a. Bahan : alginat (hydrokoloid irreversible)

b. Sendok : stocktray bersudut

c. Teknik : mukostatis (tanpa tekanan, mukosa dalam keadaan diam)

d. Tujuan : untuk mendapatkan model studi dan mendapatkan sendok

cetak fisiologis

e. Syarat : tidak porus, mencakup semya batas anatomis, tepi

cetekan membulat, tepi sendok cetak tidak terlihat, semua bagian ridge

vestibulan, frenulum tercetak.

Cara mencetak:

Paskan sendok cetak kemudian aduk adonan alginate, setelah

dicapai konsistensi yang tepat, masukkan bahan cetak ke sendok cetak

lalu dimasukkan ke rongga mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau

7

Page 8: Laporan Tutorial Gtsl

ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Disamping itu dilakukan

muscle trimming agar bahan cetak mencapai lipatan mukosa. Posisi

dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan dari mulut

dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips.

Perlu dilakukan survey model karena:

a. Menentukan lingkaran terbesar dari gigi penyangga untuk menentukan

posisi cangkolan/ retensi yang tepat

b. Menentukan permukaan gigi dan jaringan lunak yang perlu diblocking

out yang akan menggangu pasang dan lepas gigitiruan

c. Mengindentifikasi permukaan proksimal gigi agar dapat dibuat sejajar

sehingga dapat bertindak sebagai guiding plane atau menentukan

dataran petunjuk sehingga dapat dipasang dengan mudah

d. Mengukur derajat undercut pada gigi penyangga

e. Menentu arah pasang dan lepas terbaik

f. Mencatat posisi model berhubung arah pasang dan lepas

4. Kenapa cetak anatomi harus menunggu kunjungan berikutnya? Tidak

dilakukan secara langsung? Bagaimana tahapan rencana perawatannya?

Cetak anatomi tidak menunggu kunjungan berikutnya, pada kunjungan

pertama sudah bisa dilakukan cetak anatomi.

Tahapan:

1. Anamnesa indikasi dan membuat model study

2. Kunjungan kedua: membuat model kerja, membuat cangkolan yang

akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan melakukan survey

model terlebih dahulu, membuat basis gigi tiruan

3. Kunjungan ketiga : try – in basis gigi tiruan akrilik dengan

cangkolannya, membuat gigitan kerja yang digunakan untuk

menetapkan hubungan yang tepat dari model maksila dan mandibula,

pemasangan model maksila dan mandibula pada articulator dengan

memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah didapatkan tadi,

penyusunan gigi tiruan, proses flasking, wax elamination, packing,

processing deflasking, finishing, polishing

8

Page 9: Laporan Tutorial Gtsl

4. Kunjungan keempat : dilakukan insersi, yaitu pemasangan GTSL

dalam mulut pasien.

5. Kunjungan kelima : control dilakukan untuk memperbaiki kesalahan

yang mungkin terjadi.

5. Bagaimana klasifikasi Kennedy?

a. Klas I : Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian

posterior dari gigi yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free

end).

b. Klas II : Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian

posterior dari gigi yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja

(unilateral free end).

c. Klas III : Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang

masih ada di bagian posterior (bounded saddle).

d. Klas IV : Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan

melewati median line. Bila daerah tak bergigi tambahan oleh Kennedy

disebut sebagai modifikasi kecuali kelas IV tidak ada modifikasi

e.

6. Termasuk klas berapa pada scenario? Bagaimana bentuk desainnya?

Klas II modifikasi 1A1P.

1.3 Learning Objective

9

Page 10: Laporan Tutorial Gtsl

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

indikasi dan kontraindikasi GTSL

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

bagian-bagian (komponen) GTSL

3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

klasifikasi GTSL

4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

tahap pembuatan desain GTSL

5. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

tahap pembuatan GTSL

6. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

syarat GTSL ideal

7. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

faktor keberhasilan dan kegagalan GTSL

10

Page 11: Laporan Tutorial Gtsl

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi Tiruan

Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

gigi tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan penuh dibuat pada pasien

yang sudah kehilangan seluruh gigi geliginya, sedangkan gigi tiruan lepasan

dibuat bila masih ada sebagian gigi yang tersisa. Gigi tiruan sebagian dapat dibagi

lagi menjadi gigi tiruan lepasan (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien)

dan gigi tiruan cekat (yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen).

2.1.1 Pengertian GTSL

Gigi tiruan dapat berupa gigi tiruan lepasan ataupun cekat. Gigi

Tiruan Sebagian Lepasan merupakan bagian prostodonsia yang

menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan &

didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dapat

dipasang & dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian umumnya terdiri dari

elemen gigi tiruan dari akrilik yang dilekatkan ke basis resin akrilik

(semacam plastik) yang berwarna merah muda menyerupai gusi.  Selain

menggunakan basis akrilik, bisa juga menggunakan kerangka logam, yang

menawarkan kelebihan yang lebih banyak dibandingkan gigi tiruan dengan

basis akrilik.

Gigi tiruan sebagian lepas untuk

rahang atas, elemen gigi dari

akrilik dengan kerangka logam

(metal partial denture). Gigi

tiruan jenis ini relatif lebih

nyaman bagi pasien.

(www.youngfamilydentistry.org)

11

Page 12: Laporan Tutorial Gtsl

Gigi tiruan sebagian lepas untuk

rahang atas,   dengan basis

akrilik yang berwarna merah

muda, menyerupai gusi, dengan

bantuan cengkeram dari logam

yang akan memegang gigi

penjangkaran supaya gigi tiruan

tidak akan lepas saat pasien

mengunyah makanan

(www.drjoygraham.com)

2.1.2 Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (Basker ;dkk, 1996):

1) Memperbaiki fungsi bicara

2) Memperbaiki fungsi pengunyahan

3) Memperbaiki estetis

4) Mempertahankan jaringan pendukung

5) Memperbaiki oklusi

6) Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal

2.1.3 Indikasi pembuatan GTSL

Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Bakar, 2012):

1) Hilangnya satu gigi atau lebih

2) Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan

memenuhi syarat sebagai gigi abutment

3) Keadaan processus alveolaris masih baik

4) Oral hygiene pasien baik

5) Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan

2.1.4 Kontra indikasi pembuatan GTSL

Kontra indikasi pembuatan GTSL antara lain (Bakar, 2012):

1) Oral hygiene pasien buruk

12

Page 13: Laporan Tutorial Gtsl

2) Pasien belum siap secara fisik dan mental

3) Pasien alergi terhadap material gigi tiruan sebagian lepasan

4) Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang

2.2 Elemen Gigi Resin Akrilik

Lebih dari 60% elemen gigi tiruan yang sudah jadi yang dijual di Amerika

Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga,

kebanyakan elemen gigi tiruan resin memiliki basis dengan susunan linier

poli(metal metakrilat). Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi

yang telah banyak diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan,

pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan

dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya.

Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa

kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan-bahan organik. Resin

akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila

dipanaskan. Pengerasan terjadi oleh karena adanya reaksi polimerisasi adisi antara

polimer dan monomer. Akrilik berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti

bau yang tajam. Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau gliserin aldehida.

Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat yang terbuat dari minyak bumi, gas

bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk kedokteran gigi berupa cairan

(monomer) monometil metakrilat dan biasanya bahan ini di kemas dalam bentuk

bubuk (polimer) polimetil metakrilat. Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai

sebagai bahan denture base, landasan pesawat orthodontik (orthodontik base),

basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan sebagai bahan

restorasi untuk mengganti gigi yang rusak. Resin akrilik adalah resin termoplastis,

merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari

bahan-bahan organik. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan

plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polimerisasi adisi

antara polimer dan monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin akrilik

dibedakan menjadi tiga, yaitu Heat Cured Acrylic, Self Cured Acrylic dan Light

Cured Acrylic Resin, yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Heat Cured

Acrylic atau Resin Akrilik Polimerisasi panas.

13

Page 14: Laporan Tutorial Gtsl

2.3 Retensi dan stabilisasi gigi tiruan

Retensi dan stabilisasi suatu gigi tiruan saling berkaitan. Retensi

berkenaan dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi

tiruan, sedangkan stabilisasi berkenaan pada saat berfungsi, yaitu gigi tidak

terlepas selama digunakan (Botega dkk, 2004). Menurut Soelarko dan Wahchijati

(1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer dan surface

tension. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada tempatnya

sewaktu gigi tiruan mendapat stres, tekanan atau karena pengaruh fungsional

(Devlin,2002). Gunadi dkk (1991) menyebutkan retensi adalah kemampuan untuk

menahan gaya-gaya yang cenderung mengubah hubungan antara gigi tiruan

dengan jaringan lunak mulut waktu istirahat.

14

Page 15: Laporan Tutorial Gtsl

BAB III

DISKUSI

1. Indikasi dan kontraindikasi GTSL

Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai berikut:

1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi

2. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:

a. Usia

Usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang

mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan

umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan waktu yang

lama.

15

Edentulous Ridge Sebagian

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Bagain-bagian GTSL

Penatalaksanaan

Tahap

Syarat desain

Klasifikasi GTSL

Faktor Keberhasilan dan Kegagalan

Indikasi & Kontraindikasi

GTSL ideal

Pembuatan Desain

Page 16: Laporan Tutorial Gtsl

b. Panjang daerah edentulous tidak memenuhi syarat Hukum Ante

c. Kehilangan tulang yang banyak pada daerah edentulous.

3. Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous (free end

saddle).

4. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat.

5. Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan.

6. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik.

7. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut.

8. Keinginan pasien dibuatkan GTSL

9. Oral hygiene pasien baik

Kontraindikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai

berikut :

1. Oral hygiene pasien buruk

2. Pasien belum siap secara fisik dan mental

3. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan sebagian lepasan

4. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang

5. Pasien yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi

tiruan.

6. Usia lanjut

7. Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)

2. Bagian-bagian (komponen) GTSL

Akrilik Logam

1. Penahan / Retainer :

- Retainer langsung : Berupa

cengkeram

- Retainer tidak langsung :

Berupa plat anterior setinggi

cingulum

2. Anasir gigi : Akrilik, Porcelin

3. Plat Dasar

1. Penahan : langsung dan tidak

langsung

2. - Konektor utama (mayor

connector)

- Konektor tambahan (minor

connector)

3. Sandaran Oklusal

4. Gigi Tiruan (anasir gigi)

16

Page 17: Laporan Tutorial Gtsl

Dalam Prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :

a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam

posisi bagaimanapun.

b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap-tiap pasien, meliputi

warna dan inklinasi/posisi gigi.

c. Gambaran countering harus sesuai dengan keadaan pasien.

d. Perlekatan gigi di atas ridge.

2.1 Retainer

Retainer merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi

memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada

tempatnya. Retainer dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu direct

retainer dan indirect retainer. Direct retainer berkontak langsung dengan

permukaan gigi penyangga dan dapat berupa cengkeram atau kaitan

presisi. Indirect retainer memberikan retensi untuk melawan gaya yang

cenderung melepas protesa kea rah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tak

langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan

dengan garis fulcrum dimana gaya tadi bekerja.

Retensi merupakan karekteristik gigi tiruan, yaitu kemampuan menahan

gaya pemindah yang cenderung mengubah hubungan antara permukaan geligi

tiruan dengan jaringan mulut dimana protesa itu berada, baik pada saat

istirahat maupun berfungsi.Contoh gaya-gaya ini antara lain gaya gravitasi,

otot kunyah, proses pengunyahan, berbicara, makanan lengket, dan

sebagainya. Kemampuan menahan gaya ini diperoleh dengan satu atau

berbagai cara berikut : cengkeram, gesekan, adhesi dan kohesi, tekanan

atmosfir, bagian basis yang melewati daerah gerong gigi, bagian basis yang

melewati daerah gerong jaringan lunak, pembentukan tepi jaringan.

2.2 Sandaran (rest)

Sandaran merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada permukaan

gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertical pada

17

Page 18: Laporan Tutorial Gtsl

protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal premolar dan

molar atau pada permukaan lingual gigi anterior. Supaya bisa efektif, sandaran

harus diletakkan pada permukaan gigi yang sengaja dipreparasi untuk itu.

Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat or recess.

2.3 Konektor

Konektor pada tiap rahang dapat dbagi menjadi konektor utama (major

connector) dan konektor minor ( minor connector)

Konektor Utama

Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan

bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang ada pada

sisi lainnya.

Supaya dapat berfungsi dengan baik, bagian ini harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut ini. Pertama, konektor harus tegar (rigid),

sehingga gaya-gaya yang bekerja pada protesa dapat disalurkan ke seluruh

bagian atau daerah pendukung. Karena ketegarannya, konektor utama dapat

mengimbangi gaya torsional yang akan disalurkan kepada gigi penyangga

sbagai gaya ungkit.

Kedua, lokasinya diatur sedemikian sehingga tidak mengganggu

pergerakan jaringan dan tidak menyebabkan tergesernya mukosa dan gingival.

Tonjolan tulang dan jaringan lunak juga tidak terganggu pada saat geligi

tiruan keluar dan masuk mulut.

Ketiga, bagian perifer konektor utama harus terletak cukup jauh dari tepi

gingival, sehingga tidak menekan atau menggeser jaringan ini. Tepi batang

lingual paling sedikit harus terpisah 3 mm dari tepi gingival

Keempat, kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan

tidak tajam, sehingga tidak mengganggu lidah atau pipi.

Konektor Minor

Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan

konektor utama, dengan bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau

sandaran oklusal dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor

18

Page 19: Laporan Tutorial Gtsl

minor. Fungsi konektor minor adalah menyalurkan tekanan fungsional atau

kunyah ke gigi penyangga. Gaya oklusal atau kunyah yang diterima protesa

diteruskan ke basis melalui sandaran oklusal, lalu kemudian ke gigi

penyangga. Selain itu, konektor minor juga berfungsi untuk menyalurkan efek

penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran. Efek ini

disalurkan ke sandaran oleh konektor minor, kemudian ke seluruh lengkung

gigi.

2.4 Gigi Tiruan

Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan yang

merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang. Bahan dasar

elemen gigi tiruan yaitu

i. Elemen gigi tiruan resin akrilik:

1. mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai

kekuatan kunyah yang kuat

2. perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia,

karena bahannya sama

3. dapat berubah warna dan mudah tergores

4. mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan

5. lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan

logam

6. dapat diasah dan dipoles

ii. Elemen gigi tiruan porselen:

1. tidak mudah aus/tergores

2. perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen

gigi tiruan harus mempunyai retensi untuk pelekatnya

terhadap basis bentuk retensi gigi tiruan

porselen:undercur,pin,alur

3. tidak berubah warna

4. tidak dapat diasah dan lebih berat daripada akrilik

5. tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang

datar(resorbsi)

19

Page 20: Laporan Tutorial Gtsl

iii. Elemen gigi tiruan logam: : biasanya dibuat sendiri sesuai dengan

ruang protesa yang ada, terutama untuk gigi posterior yang ruang

protesanya sempit

iv. estetis kurang baik

v. tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat

2.5 Basis Geligi Tiruan / Sadel

Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolar yang sudah

hilang, dan berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Basis dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu basis dengan dukungan gigi atau basis

tertutup (bounded saddle) dan basis dukungan jaringan atau kombinasi atau

berujung bebas (free end).

Adapun fungsi basis geligi tiruan :

1. Mendukung elemen gigi

2. Menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung, gigi penyangga, atau

linger sisa.

3. Memenuhi faktor kosmetik

4. Memberikan stimulasi pada jaringan berada di bawah dasar geligi tiruan,

yang sering juga disebut sebagai jaringan sub basal. Pada saat berfungsi ,

yaitu pemakaian protesa dukungan gigi maupun jaringan akan terjadi

pergerakan vertical karena adanya pergerakan fisiologik gigi penyangga

dan jaringan. Gerakan-gerakan seperti ini menyebabkan jaringan yang

berada di bawah protesa seolah-olah dipijat-pijat.

5. Memberikan retensi dan stabilisasi kepada geligi tiruan.

Macam-macam bahan basis:

a. Metal

Indikasi pemakaian basis metal

- Penderita yang hipersensitif terhadap resin

- Penderita dengan gaya kunyah abnormal

- Ruang intermaksiller kecil

20

Page 21: Laporan Tutorial Gtsl

- Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral

- Permintaan penderita

b. Resin

Indikasi basis resin

- Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan

- Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya

- Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah

- Relatif lebih ringan

- Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah

- Harganya murah

2.6 Desain cengkeram

Cengkeram : bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng.

Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/

memegang gigi penjangakaran.

i. Fungsi cengkeram: untuk retensi, stabilisasi, untuk meneruskan beban

kunyah ke gigi penjangkaran

ii. Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:

a. Cengkeram paradental : yaitu cengkeram yang fungsinya selain

dari retensi dan stabilisasi protesa, juga sebagai alat untuk

meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi

penjangkarannya Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai

bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui

titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi tetangganya

Macam cengkeram paradental:

Cengkeram 3 jari, Cengkeram Jackson, Cengkeram ½ jackson

paradental, Cengkeram S, Cengkeram Kippmeider, Cengkeram

rush angker dll

b. Cengkeram gingiva : yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk

retensi dan stabilisasi protesa. Jadi, karena tidak berfungsi untuk

meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi

21

Page 22: Laporan Tutorial Gtsl

penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang

melalui bagian oklusal gigi penjangkaran

Macam cengkeram gingiva:

Cengkeram 2 jari, Cengkeram 2 jari panjang, Cengkeram

vestibular finger

iii. Syarat umum gigi penjangkaran

a. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan

sempurna

b. bentuk anatomis dan besarnya normal

c. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar,

karies, hypoplasia, konus

d. posisi dalam lengkung gigi normal

e. keadaan akar gigi:

- bentuk ukurannya normal

- tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota

akar 2:3

- jaringan periodonta sehat

- tidak ada kelainan periapikal

f. sedapat mungkin tidak goyang

iv. Bagian-bagian dari cengkeram kawat:

a. arm, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari

bagian bukal/lingual gigi penjangkaran. Sifat agak lentur, berfungsi

untuk retensi dan stabilisasi

b. finger, yaitu bagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran

terbesar gigi. Sifat lentur/fleksibel dan berfungsi untuk retensi

c. shoulder, yaitu bagian dari lengan yang terletak di atas lingkaran

terbesar dari gigi. Sifat kaku dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu

menahan gaya-gaya bucco-lingual

d. Badan/body, yaitu cengekaram kawat yang terletak di atas titik

kontak gigi di daerah aproksimal. Sifat kaku, dan berfungsi untuk

stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior

22

Page 23: Laporan Tutorial Gtsl

e. oklusal rest, yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di

bagaian oklusal gigi. Sifat kaku, panjang ±1/3 lebar mesio-distal

gigi. Berfungsi untuk meneruskan beban kunyah ke gigi

penjangkaran

f. cengkram dalam akrilik, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang

tertanam dalam basis akrilik

g. Syarat-syarat cengkeram kawat :

- harus kontak garis

- tidak boleh menekan/harus pasif

- ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak

boleh tajam/harus dibulatkan

- tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram

- bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh

mengganggu oklusi/artikulasi

- bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan

Penggolongan cengkeram:

1. Menurut konstruksinya

Cengkeram tuang atau cor

Cengkeram kawat: cengkeram oklusal (cengkeram tiga jari, cengkeram

dua jari, cengkeram jackson, cengkeram setengah jackson. Cengkeram

s, cengkeram panah, cengkeram adam, cengkeram anker crib),

cengkeram gingival (cengkeram meacock, cengkeram panah anker,

cegkeram penahan bola, cengkeram c).

Cengkeram kombinasi

2. Menurut desainnya

Cengkeram sirkumferensial

Cengkeram batang

3. Menurut arah datang lengannya

Cengkeram oklusal

Cengkeram gingival

23

Page 24: Laporan Tutorial Gtsl

Prinsip desain cengkeram:

1. Pemelukan

Sebuah cengkeram harus memeeluk permukaan gigi lebih dari 180

derajat, tapi harus kurang dari 360 derajat.

2. Pengimbang

Pengimbang diartikan sebagai kemampuan suatu bagian geligi tiruan

ntuk mengimbangi atau melawan gaya yang ditimbulkan oleh gaya-

gaya lain.

3. Retensi

Retensi diperoleh dari gerong yang ditempati lengan cengkeram,

modulus elastisitas dari bahan yang dipakai, penampang lengan

cengkeram, panjang lengan cengkeram, arah datang lengan menuju

daerah gerong, letak cengkeram terhadap garis fulkrum.

4. Stabilisasi

Stabilisasi merupakan gaya untuk melawan pergerakan gigi tiruan

dalam arah horizontal.

5. Dukungan

Cengkeram harus sanggup melawan gaya oklusal atau vertikal yang

terjadi pada waktu berfungsi atau mastikasi.

6. Pasifitas

Lengan retentif pada daerah gerong harus bersifat pasif, sehingga tidak

menekan daerah gigi, sampai diaktifkan oleh pergerakan gigi tiruan

pada saat berfungsi.

Langkah menentukan desain, sebelum menentukan retensi

Menentukan gigi penyangga. Gigi yang akan digunakan sebagai

penyangga memiliki beberapa syarat, seperti:

1. Bebas karies dan restorasi

2. Memiliki kontur gigi yang memadai

3. Panjang mahkota cukup

4. Status periodontal gigi sehat

5. Permukaan gigi luas

6. Panjang akar memadai dan didukung oleh tulang alveolar

24

Page 25: Laporan Tutorial Gtsl

7. Tidak goyang lebih dari derajat 2

8. Posisi gigi secara vertikal dan horizontal dalam lengkung yang baik

9. Oklusi dengan gigi lawan baik

(Gunadi et al, 1991)

3. Klasifikasi GTSL

Klasifikasi menurut Osborne J & Lammie GA berupa klasifikasi geligi

tiruan berdasarkan distribusi beban, sebagai berikut:

1. Geligi tiruan tooth borne, semua pendukung untuk geligi tiruan berasal

dari gigi geligi.

2. Geligi tiruan mucosa borne, geligi tiruan ini seluruhnya didukung oleh

mukosa dan lingir alveolar dibawahnya.

3. Geligi tiruan tooth and mucosa borne, beberapa bagian geligi tiruan

didukung oleh gigi sebagian yang lainnya didukung oleh mukosa (Watt &

McGregor, 1992).

Menurut Baylin

1. Klasifikasi I (Tooth borne/tooth supported)

Gigi-tiruan yang disangga oleh gigi asli sebagai gigi penyangga

(abutment) pada kedua sisinya (sebelah anterior dan posteriornya).

2. Klasifikasi II (Mucosa born)

Gigi-tiruan yang disangga oleh jaringan lunak dan tulang alveolar di

bawahnya.

a. Klasifikasi II tipe 1

Gigi-tiruan sebagian yang berujung bebas (free end saddle).

b. Klasifikasi II tipe 2

Tooth born tetapi gigi asli yang ada tidak dapat digunakan untuk

menyangga gigi-tiruan.

Misalnya:

Seorang penderita dengan kasus kehilangan gigi P1, P2 dan M1,

sedangkan gigi C dan M2 mengalami kegoyangan, sehingga tidak dapat

dipergunakan sebagai penyangga gigi tiruan tersebut

25

Page 26: Laporan Tutorial Gtsl

3. Klasifikasi III

Kasus tooth born, tetapi gigi-tiruan yang akan dibuat hanya

bersifat sementara (temporary denture).

Klasifikasi Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak

sadel dan free end :

1. Klas I : adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end) mempunyai

daerah tanya gigi dibelakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisa rahang

2. klas II : adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end) mempunyai

daerah tanpa gigi dibelakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja

3. klas II : bila tidak ada ujung bebas atau free end, mempunyai gigi yang

tertinggal dibagian belakang kedua sisi

4. klas IV : adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line

bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan ada kennedy disebut sebagai

modifikasi kecuali klas IV tidak ada modifikasi.

Klasifikasi Applegate Kennedy, yaitu:

Kelas I:

Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan

berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End. Keadaan ini sering

dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan

gigi.

Secara klinis dijumpai:

a. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.

b. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas geligi

tiruan yang akan dipasang.

c. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.

d. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi dalam berbagai posisi.

e. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat

f. Jumlah gigi yang masih tertinggal di bagian anterior umumnya sekitar 6-

10 gigi saja.

g. Ada kemungkinan dijumpai kelainan Sendi Temporo Mandibula.

26

Page 27: Laporan Tutorial Gtsl

Indikasi pelayanan prostodontik kelas I:

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis

distal.

Kelas II:

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yang masih ada,

tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja /unilateral free end. Kelas ini

sering tidak diperhatikan pasien.

Secara klinis dijumpai keadaan :

a. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak

b. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur

c. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis

ini.

d. Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan protesa untuk jangka

waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih gigi

antagonis.

e. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan Sendi Temporo

Mandibula.

27

Page 28: Laporan Tutorial Gtsl

Indikasi pelayanan prostodontik Kelas II:

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis

distal.

Kelas III :

Keadaan tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangganya tidak lagi

mampu memberi dukungan kepada protesa secara keseluruhan.

Secara klinis dijumpai keadaan:

a. Daerah tidak bergigi sudah panjang

b. bentuk atau panjang akar gigi kurang memadai

c. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai

goyangnya gigi secara berlebihan.

d. Beban oklusal berlebihan.

Indikasi pelayanan prostodontik kelas III:

Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

28

Page 29: Laporan Tutorial Gtsl

Kelas IV :

Daerah tidak bergigi teretak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang masih

ada dan melewati garis tengah rahang.

Pada umumnya untuk kelas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan,

bila:

a. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus ruda paksa.

b. Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak

gigi pendukung.

c. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada

pasien dengan daya kunyah besar.

d. Diperlukan dukungan dan retensi tambahan dari gigi penahan

e. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi

faktor estetik

Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV :

a. Geligi tiruan cekat, bila gigi-gigi tetangga masih kuat

b. Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi

atau jaringan atau kombinasi.

c. Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL

29

Page 30: Laporan Tutorial Gtsl

Kelas V :

Daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai

sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Kasus seperti ini

banyak dijumpai pada rahang atas, karena gigi kaninus yang dicabut karena

malposisi atau terjadinya kecelakaan.

Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena

salah satu alasan berikut ini :

a. Daerah tak bergigi sangat panjang

b. Daya kunyah pasien berlebihan

c. Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai

d. Tulang pendukung lemah

e. Penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap

tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan

perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini

Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis

berujung bebas tetapi di bagian anterior.

30

Page 31: Laporan Tutorial Gtsl

Kelas VI :

Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat

dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah

tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut.

Biasanya dijumpai keadaan klinis :

a. Daerah tak bergigi yang pendek

b. Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung

penuh

c. Sisa processus alveolaris memadai

d. Daya kunyah pasien tidak besar

Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI

a. Geligi tiruan cekat

b. Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral

(protesa sadel)

Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:

a. Usia pasien masih muda

b. Mencegah ekstrusi gigi antagonis

c. Pulpa gigi masih lebar

d. Kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi segera

e. Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat

f. Pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat

g. Keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang

31

Page 32: Laporan Tutorial Gtsl

Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy mengenai

juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.

1. Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A

2. Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ...

modifikasi P.

3. Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk

modifikasi. Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.

Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A dan 3P dan seterusnya).

4. Tahapan pembuatan desain GTSL

Prinsip pembuatan desain geligi tiruan , baik yang terbuat dari resin akrilik

maupun kerangka logam tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan

desain dikenal empat tahap yaitu:

Tahap I : Menentukan Kelas dari Masing-Masing Daerah Tak

Bergigi yang akan mempengaruhi rencana pembuatan desain

geligi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun

dukungannya.

ii. Kelas I: DTG : Berupa sadel berujung bebas ( free end)

pada kedua sisi. IP : Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan

dengan perluasan basis ke distal

iii. Kelas II: DTG: Berupa sadel berujung bebas ( free end )

satu sisi. IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan

basis ke distal

iv. Kelas III: DTG: Berupa sadel tertutup (paradental) kedua

gigi tetengganya kuat tetapi tidak mampu memberikan

dukungan (support ) sepenuhnya. IP : Protesa lepasan dua

sisi dan dukungan dari gigi

v. Kelas IV: DTG: Berupa sadel tertutup dan melewati garis

tengah IP : Protesa cekat atau lepasan, dua sisi

32

Page 33: Laporan Tutorial Gtsl

vi. Kelas V: DTG: Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga

bagian depan tidak kuat menerima dukungan IP : Protesa

lepasan dua sisi. Kelas

vii. VI: DTG: Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya

kuat. IP : Protesa cekat/lepasan, satu sisi dan dukungan dari

gigi.

Tahap II : Menentukan Macam Dukungan dari Setiap Sadel adalah

gigi, mukosa, gigi dan mukosa. Factor-faktor yang perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan

i. Keadaan jaringan pendukung 2.

ii. Panjang sadel 3.

iii. Jumlah sadel

iv. Keadaan rahang

Tahap 3 : Menentukan macam retainer : ada direct dan indirect

i. Direct retainer : berupa klamer atau cengkram yang

berkontak langsung dengan gigi pegangan. Fungsinya

untuk mencegah terlepasnya protesa, prinsipnya stabilitas,

retensi, dukungan, dan pasifitas.

ii. Indirect retainer : Mencegah terlepasnya protesa secara

tidak langsung. Seperti memberi retensi berlawanan dari

gaya yang bekerja (lingual barr atau plate barr)

Tahap 4 : Menentukan macam konektor : ada 2 jenis konektor

mayor dan minor.

i. Konektor mayor : menghubungkan komponen dari satu sisi

rahang ke sisi yang lain atau menghubungkan basis dengan

retainer. Fungsinya menyalurkan daya kunyah satu sisi ke

sisi yang lain. (rigid, tidak mengganggu gerak jaringan,

tidak mengganggu kondisi jaringan, tepi membulat)

ii. Konektor minor : menghubungkan konektor mayor ke

bagian-bagian lain seperti oklusal rest. Fungsinya

meneruskan tekanan oklusal ke gigi penyangga, stabilisasi,

retensi.

33

Page 34: Laporan Tutorial Gtsl

5. Tahapan pembuatan GTSL

A. Kunjungan Pertama

1. Mendengarkan keluhan pasien

2. Melakukan pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan obyektif

Pemeriksaan subyektif dapat berupa anamnesa untuk mendapatkan

data keluhan, kebutuhan, dan keinginan pasien. Dengan melakukan

anamnesa yang benar, maka diagnosa akan dapat ditegakkan (90%).

Selain itu pemeriksaan obyektif berupa pemeriksaan ekstraoral dan

intraoral juga harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan

mendapatkan data-data kebutuhan rencana perawatan, misalkan di

bidang prostodonsia (dalam hal ini pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan/ GTSL) dibutuhkan data mengenai anatomical landmark

pasien untuk kebutuhan retensi dan stabilisasi gigi tiruan nantinya.

Pemeriksaan penunjang juga tidak jarang dilakukan untuk melihat

keadaan tulang alveolar dan sisa akar gigi yang tidak terlihat di

permukaan.

a. Alat yang dibutuhkan :

- Alat dasar

- Radiologi

3. Menegakkan diagnosa dan rencana perawatan

4. Melakukan perawatan (perawatan pendahuluan GTSL dapat meliputi

penyembuhan kelainan jaringan lunak, ekstraksi gigi yang tidak dapat

dipertahankan, restorasi / PSA untuk gigi yang masih dapat dipertahankan

dan lain sebagainya)

5. Melakukan pencetakan anatomis

a. Alat yang dibutuhkan :

- Stok tray

b. Bahan yang dibutuhkan :

- Alginat

Posisi operator : rahang bawah : di kanan depan pasien

Posisi pasien : rahang baawah : pasien duduk tegak dan bidang oklusal

sejajar lantai posisi mulut setinggi siku operator.

34

Page 35: Laporan Tutorial Gtsl

Cara mencetak

Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1,

setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok

cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien

dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang

dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak

mencapai lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting,

kemudian sendok dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva.

Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.

B. Kunjungan Kedua

1. Membuat work model

- Alat : sendok cetak fisiologis

- Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)

- Metode mencetak : mucocompresi

- Cara mencetak

Rahang Atas :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu

dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping

kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam

mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis

median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas.

Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat dengan jari telunjuk

kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan sendok

dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan

dibantu dengan trimming.

Rahang Bawah :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu

dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk

membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan.

Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian

sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk

menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan muscle

35

Page 36: Laporan Tutorial Gtsl

trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi

dipertahankan sampai setting.

2. Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan

dengan melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan

dipakai sebagai tempat cangkolan berada nantinya.

3. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang

dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.

C. Kunjungan Ketiga

1. Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.

2. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan

yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator

dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi

ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita

sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan

kemudian pasien diminta mengigit malam tersebut.

3. Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan

memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi.

4. Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi

posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan

dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan

oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis

untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk

sesuai dengan kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.

5. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking,

finishing, polishing.

D. Kunjungan Keempat

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

36

Page 37: Laporan Tutorial Gtsl

1. Part of insertion and part of removement

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat

pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara

pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).

2. Retensi

Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung

memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas

di dapat dengan cara :

- Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi

tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.

- Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan

dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari

lengan traumatic yang menempati undercut gigi abutment.

3. Stabilisasi

Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan

perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan

berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan

dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara

bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes

ini.

4. Oklusi

Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan

anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan

di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan

gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta

melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan

dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna

yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang

tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi

yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi

ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

37

Page 38: Laporan Tutorial Gtsl

Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL

(pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL

(pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien

o Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta

memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu

agar pasien terbiasa.

o Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum

dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.

o Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan

direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak

berubah ukurannya.

o Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.Apabila

timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.

o Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.

E. Kunjungan Kelima

Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi.

Tindakan yang perlu dilakukan :

1. Pemeriksaan subjektif

Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat

pemakaian gigi tiruan tersebut.

2. Pemeriksaan objektif

o Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut

o Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya

maupun pada mukosa di bawahnya.

o Melihat posisi cangkolan.

o Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.

o Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.

6. Syarat GTSL ideal

1. Biokompatibel: tidak toksik dan tidak mengiritasi38

Page 39: Laporan Tutorial Gtsl

2. Sifat fisik dan mekanik yang baik:

- Kelenturan dan kekuatan impak yang baik

- Modulus elastisitas yang tinggi untuk kekakuan yang lebih baik

- Ketahanan abrasi yang tinggi

- Ketahanan terhadap daya kunyah

- Ketahanan terhadap termal

- Kelarutan dan penyerapan air rendah

- Dimensi stabil dan adekuat

- Stabilitas warna baik

- Tidak porus

- Permukaan lembut

3. Mudah dibersihkan

7. Faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Gtsl

Keberhasilan pembuatan GTSL adalah

1. Kooperatifan pasien.

2. Kondisi rongga mulut pasien 

3. Kemampuan tekniker 

4. Retensi dan stabilisasi GTS yang berasal dari cengkram dan anatomi

rongga mulut pasien.

5. Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok

6. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut

Kegagalan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan :

1. Manipulasi yang salah: mencetak dan permukaan oklusal yang tidak

balance oclution

2. Perluasan landasan geligi tiruan yang tidak memenuhi syarat atau

landasan geligi tiruan yang tidak cermat.

3. Oklusi yang tidak layak yaitu relasi sentris, dimensi vertical dan

kontak premature yang salah, hubungan sentris dan eksentris serta

hubungan tonjol yang kurang seimbang

4. Daya horizontal dari bibir, pipi dan lidah pada gigi-gigi dan sayap

geligi tiruan.

39

Page 40: Laporan Tutorial Gtsl

KESIMPULAN

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan merupakan bagian prostodonsia yang

menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan & didukung

oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dapat dipasang & dilepas

oleh pasien. Untuk pemasangan GTSL juga memperhatikan indikasi dan

kontraindikasinya. GTSL memiliki berbagai macam komponen, seperti konektor,

sandaran/rest, direct retainer, indirect retainer, basis, gigi tiruan pengganti/anasir.

Tahapan pembuatan desain harus diperhatikan dan tahapan pembuatan GTSL ada

beberapa kali kunjungan. Adapun syarat GTSL yang ideal adalah yang sesuai

dengan tujuan GTSL antara lain mengembalikan estetika, fungsi bicara,

pengunyahan dan kesehatan jaringan mulut. Sehingga faktor keberhasilan dan

kegagalan juga harus diperhatikan agar mendapatkan GTSL yang sesuai dengan yang

diinginkan.

40

Page 41: Laporan Tutorial Gtsl

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi H.A, dkk. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian

Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates

Gurbuz, T. 2011. Epilepsy and Oral Health, Dalam Novel aspects on epilepsy,

Prof. Humberto Foyaca-Sibat, Ed. Ke-1, Intech, Rijeka

Freedman, G. 2012. Contemporary esthetic dentistry, Ed. ke-1, Philadelphia:

Mosby Inc.

Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.

http://ariekusuma357.wordpress.com/2012/01/18/klasifikasi-kennedy-dan-

klasifikasi-apllegated-kennedy/

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2290/SKRIPSI.docx?

sequence=1

41

Page 42: Laporan Tutorial Gtsl

LAMPIRAN

Kata kata sulit dan definisi

a. Edentulous Ridge : Bagian puncak prosesus alveloaris yang terangkat psaca

gigi tanggal baik karna pencabutan atau tanpa pencabutan

b. Cetak anatomi : prosedur pencetkan rongga mulut. Bertujuan untuk model

study, sendok cetak individual.

c. GTSL : bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau

beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan & didukung oleh gigi, mukosa

atau kombinasi gigi-mukosa yang dapat dipasang & dilepas oleh pasien

d. Survey : langkah menentukan secara akurat kontur ketinggian

maksimum model atau prosedur menggambarkan bentuk dan posisi gigi

sebelum mengerjakan gigi tiruan sebagian lepasan.

DESAIN :

42