laporan skenario 2 km

Upload: dewi-khoiry

Post on 13-Apr-2018

309 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A Latar Belakang

    Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan

    cairan tersebut terhisap masuk ke alan napas sampai al!eoli paru"paru# Pada umumn$a

    tenggelam merupakan kasus kecelakaan% baik secara langsung maupun karena ada faktor"

    faktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau diba&ah pengaruh obat% atau bisa

    saa dikarenakan akibat dari suatu peristi&a pembunuhan '(ilianto% )*+),#

    Tenggelam dapat terjadi pada air tawar maupun air laut dan dapat

    berujung pada kematian jika terlambat mendapat pertolongan. Inisiasipemberian pertolongan pertama sangat penting untuk segera dilakukan

    agar korban dapat terhindar dari kematian atau kecacatan yang lebih

    parah (Prawedana dan Suarjaya, 20!".Untuk memahami lebih lanut tentang aspek kedaruratan medik tenggelam%

    patofisiologi% dan tata laksanan$a% kami mendapat tugas untuk menganalisis skenario )

    blok kedaruratan medik berikut#

    Tenggelam di Kolam Renang

    Seorang laki-laki berusia 17 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan

    utama tenggelam (drowning) di kolam renang. erdasarkan alloanamnesis dari keluarga

    !asien" !asien tenggelam #$ menit %ang lalu. Saat diangkat dari kolam renang" !asien

    dalam kondisi tidak sadarkan diri.

    &ada !emeriksaan 'isik dida!atkan !asien tam!ak lemah" kesadaran GS #*#+,"

    tekanan darah $/$ mm0g" lau nadi 12$3menit" 'rekuensi na'as #4menit" na'as tam!ak

    lemah" saturasi oksigen 4$5" suhu tubuh ,2"7$. ibir dan mukosa !asien tam!ak

    sianosis" terdengar suara berkumur (gargling). 6uskultasi !aru terdengar rhonki kasar dikedua hemithoraks. 6bdomen tam!ak distensi" ekstremitas !asien tam!ak keri!ut dan

    teraba dingin. KG sinus takikardia normoaksis. Setelah !emeriksaan KG" !asien tiba-

    tiba a!noe. Kemudian dokter melakukan tindakan resusitasi dengan !rinsi!-!rinsi!

    !atient sa'et%.

    B -umusan .asalah

    + Apa saa enis"enis tenggelam/

    ) Bagaimana patofisiologi tenggelam/

    0 Bagaimana mekanisme tenggelam/

    1 Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan E23/4 .engapa pasien tenggelam harus diperiksa E23/

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    2/22

    5 Apa saa pemeriksaan penunang $ang perlu dilakukan pada pasien tenggelam selain

    E23/

    6 Tatalaksana a&al pasien tenggelam/

    7 Apa saa prinsip!atient sa'et%/

    8 Bagaimana cara pemberian oksigen dan cairan pada pasien tenggelam/

    +* Bagaimana prognosis pasien pada skenario/

    9 Tuuan

    + Untuk mengetahui enis"enis tenggelam#

    ) Untuk mengetahui patofisiologi tenggelam#

    0 Untuk mengetahui mekanisme tenggelam#

    1 Untuk mengetahui interpretasi pemeriksaan fisik dan E23#

    4 Untuk mengetahui alasan pasien tenggelam harus diperiksa E23#

    5 Untuk mengetahui pemeriksaan penunang $ang perlu dilakukan pada pasien

    tenggelam selain E23#

    6 Untuk mengetahui tatalaksana a&al pasien tenggelam#

    7 Untuk mengetahui prinsip!atient sa'et%#8 Untuk mengetahui cara pemberian oksigen dan cairan pada pasien tenggelam#

    +* Untuk mengetahui prognosis pasien pada skenario#

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    3/22

    BAB II

    TIN:AUAN PU;TA2A

    A# Tenggelam+# 2lasifikasi tenggelam

    a# Berdasarkan 2ondisi Paru"Paru 2orban

    +, T%!ial Drowning < 2eadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran

    pernapasan korban saat korban tenggelam#

    #) 6t%!ial Drowning

    a, Dr% Drowning < 2eadaan dimana han$a sedikit bahkan tidak ada cairan

    $ang masuk ke dalam saluran pernapasan#

    b, Immersion S%ndrom < Teradi terutama pada anak"anak $ang tiba"tiba

    terun ke dalam air dingin ' suhu = )*>9 , $ang men$ebabkan terpicun$arefleks !agal $ang men$ebabkan apneu% bradikardia% dan !asokonstriksi

    dari pembuluh darah kapiler dan men$ebabkan terhentin$a aliran darah

    koroner dan sirkulasi serebral#

    c, Submersion o' the 8nonsious < ;ering teradi pada korban $ang

    menderita epilepsi atau pen$akit antung khususn$a oronar% atheroma%

    hipertensi atau peminum $ang mengalami trauma kepala saat masuk ke air #

    d, Dela%ed Dead < 2eadaan dimana seorang korban masih hidup setelah

    lebih dari )1 am setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam#b# Berdasarkan 2ondisi 2eadian

    +, Tenggelam 'Drowning,

    ;uatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam umlah $ang ban$ak

    sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas

    tepatn$a bagian epiglotis akan mengalami spasme $ang mengakibatkan saluran

    nafas menadi tertutup serta han$a dapat dilalui oleh udara $ang sangat sedikit#

    ), Hampir Tenggelam '9ear Drowning,

    ;uatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan membatukkan air keluar#

    c# Berdasar suhu+, Tenggelam di air hangat ':arm :ater Drowning,% bila temperatur air ?)*o

    celcius#

    ), Tenggelam di air dingin '9old (ater Dro&ning,# Bila temperatur air 4")* o

    celcius#

    0, Tenggelam di air sangat dingin '@er$ 9old (ater Dro&ning,% bila temperatur

    air =4ocelcius ';te!enson et al.% )**0,#

    d# Berdasar enis air

    +, Tenggelam di air ta&ar% teradi fibrilasi !entrikel% penurunan tekanan darah

    $ang megakibatkan anoksia otak

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    4/22

    ), Tenggelam di air laut% menimbulkan edema pulmoner% hemokonsentrasi%

    hipo!olemi% kenaikan kadar magnesium darah dan pa$ah antung# '.ansoer A%

    )***,#

    )# .ekanisme

    2eselamatan seseorang $ang tenggelam dipengaruhi oleh ban$ak faktor% antara lain

    adalah ketahan fisik% kemampuan berenang% keberadaan bantuan alat pelampung% arak

    untuk mencapai tempat $ang aman% suhu air% usia% dan lain"lain ';te!enson et al.%

    )**0,#

    ;erangkaian proses akan teradi sebagai berikut< pertama teradi suatu periode

    panik dan usaha $ang hebat dengan berhenti bernapas selama +" ) menit% selautn$a

    teradi refleks menelan seumlah air diikuti laringospasme% hipoksia men$ebabkan

    apnea% penurunan kesadaran% lalu relaksasi laring dan air masuk ke dalam paru"paru

    dalam umlah lebih ban$ak akhirn$a menadi asfiksia dan kematian# Pada sebagian

    besar kasus% teradi aspirasi air $ang ban$ak ke dalam paru% tetapi pada lebih kurang

    +* korban tetap teradi laringospasme% dan teradi apa $ang disebut dr% drowning

    ';te!enson et al.% )**0,#

    Luas permukaan tubuh anak lebih besar daripada de&asa% dan secara proporsional

    memiliki umlah lemak subkutan $ang lebih sedikit# Hal ini akan memudahkan

    timbuln$a hipotermia# Beberapa teori men$atakan bah&a pada hipotermia atau pada

    keadaan tenggelam di air dingin akan teradi refleks di;ing< pada anak# -efleks

    tersebut terdiri dari bradikardi% penurunan atau penghentian lau pernapasan% dan

    perubahan dramatis pada sirkulasi% sehingga teradi redistribusi darah ke organ"organ

    seperti antung% paru dan otak# Patofisiologi hampir tenggelam berhubungan erat

    dengan hipoksemia multiorgan ';te!enson et al.% )**0,

    #

    Penurunan kesadaran pada tenggelam

    Proses tenggelam dimulai saat jalan na#as korban terbenam di

    bawah permukaan cairan. $orban secara sadar menahan

    na#asnya, kemudian diikuti dengan periode laringospasme

    in%olunter yang disebabkan oleh adanya cairan di oro#aring atau

    laring. Selama periode ini, korban tidak mampu menghirup udara,

    sehingga kadar oksigen menurun dan karbondioksida tidak dapat

    dibuang keluar. $orban kemudian menjadi hiperkarbia, hipoksemia,

    dan asidosis. Pada periode ini korban akan menelan air dalam jumlah

    banyak (&odell et al., ')". Pergerakan respirasi korban mungkin

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    5/22

    menjadi sangat akti#, tetapi tidak ada pertukaran udara karena

    obstruksi laring. Saat tekanan oksigen arteri terus menurun,

    laryngospasme menghilang dan korban mengaspirasi cairan secara

    akti# dengan jumlah cairan yang teraspirasi ber%ariasi (&odellet al

    ,')". Terjadinya kekurangan oksigen didalam otak yang

    berkesinambungan, akan mempercepat korban untuk tidak sadar,

    biasanya terjadi pada keadaan dimana tekanan parsial darah

    oksigen 2*+!0mmg. (-edaksi erai, 200)"0# Patofisiologi

    a, Perubahan Pada Paru"Paru

    Pada korban tenggelam di air ta&ar% teradi perpindahan 'absorpsi, air secara

    besar"besaran dari rongga al!eolus ke dalam pembuluh darah paru# Hal ini

    dikarenakan tekanan osmotik di dalam pembuluh darah paru lebih tinggi daripada

    tekanan osmotik di dalam al!eolus# Perpindahan tersebut akan men$ebabkan

    hemodilusi# Air akan memasuki eritrosit% sehingga eritrosit mengalami lisis#

    Eritrosit $ang mengalami lisis ini akan melepaskan ion kalium ke dalam sirkulasi

    darah dan mengakibatkan peningkatan kadar kalium di dalam plasma

    'hiperkalemi,# 2eadaan hiperkalemi ditambah dengan beban sirkulasi $ang

    meningkat akibat pen$erapan air dari al!eolus dapat mengakibatkan fibrilasi

    !entrikel# Apabila aspirasi air cukup ban$ak% akan timbul hemodilusi $ang hebat#

    2eadaan ini akan men$ebabkan curah antung dan aliran balik !ena bertambah%

    sehingga mengakibatkan edema umum aringan termasuk paru# Aspirasi air ta&ar

    hipotonik dapat mengurangi konsentrasi surfaktan sehingga dapat men$ebabkan

    instabilitas al!eolar sehingga teradi kolaps paru '2allas H% )**6,#

    Pada inhalasi air laut% tekanan osmotik cairan di dalam al!eolus lebih besar

    daripada di dalam pembuluh darah# Cleh karena itu% plasma darah akan tertarik ke

    dalam al!eolus# Proses ini dapat mengakibatkan berkurangn$a !olume

    intra!askular% sehingga teradi hipo!olemia dan hemokonsentrasi# Hipo!olemia

    mengakibatkan teradin$a penurunan tekanan darah dengan lau nadi $ang cepat%

    dan akhirn$a timbul kematian akibat anoksia dan insufiensi antung dalam 0 menit#

    2eluarn$a cairan ke dalam al!eolus uga akan mengurangi konsentrasi surfaktan#

    ;elanutn$a% akan teradi kerusakan al!eoli dan sistem kapiler% sehingga teradi

    penurunan kapasitas residu fungsional dan edema paru# Akibat lebih lanut lagi%

    dapat teradi atelektasis karena peningkatan tekanan permukaan al!eolar '2allas H%

    )**6,#

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    6/22

    Bila korban mengalami aspirasi atau edema paru% dapat teradi acute

    respirator$ distress s$ndrome 'A-D;,# ;aluran respiratorik $ang tersumbat oleh

    debris di dalam air akan men$ebabkan peningkatan tahanan saluran respiratorik

    dan memicu pelepasan mediator"mediator inflamasi% sehingga teradi

    !asokonstriksi $ang men$ebabkan proses pertukaran gas menadi terhambat

    '2allas H% )**6,#

    b, Perubahan Pada 2ardio!askuler

    Pada korban hampir tenggelam kadang"kadang menunukkan bradikardi berat#

    Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air dingin atau

    karena hipoksia# Perubahan pada fungsi kardio!askuler $ang teradi pada hampir

    tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan parsial oksigen arterial 'PaC),

    dan gangguan keseimbangan asam"basa 'Cn$ek&elu% )**7,#c, Perubahan Pada ;usunan ;araf Pusat

    Iskemia teradi akibat tenggelam dapat mempengaruhi semua organ tetapi

    pen$ebab kesakitan dan kematian terutama teradi karena iskemi otak# Iskemi otak

    dapat berlanut akibat hipotensi% hipoksia% reperfusi dan peningkatan tekanan intra

    kranial akibat edema serebral# 2esadaran korban $ang tenggelam dapat mengalami

    penurunan# Biasan$a penurunan kesadaran teradi ) 0 menit setelah apnoe dan

    hipoksia# 2erusakan otak irre!ersibel mulai teradi 1 +* menit setelah anoksia

    dan fungsi normotermik otak tidak akan kembali setelah 7 +* menit anoksia

    'Cn$ek&elu% )**7,#

    d, Perubahan Pada 3inal

    ungsi ginal penderita tenggelam $ang telah mendapat resusitasi biasan$a

    tidak menunukkan kelainan% tetapi dapat teradi albuminuria% hemoglobonuria%

    oliguria dan anuria# 2erusakan ginal progresif akan mengakibatkan tubular

    nekrosis akut akibat teradin$a hipoksia berat% asidosis laktat dan perubahan aliran

    darah ke ginal 'Cn$ek&elu% )**7,#

    e, Perubahan 9airan dan ElektrolitPada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan tetapi selalu

    menelan ban$ak cairan# Air $ang tertelan% aspirasi paru% cairan intra!ena $ang

    diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan cairan dan

    elektrolit# Aspirasi air laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit dan

    perubahancairan karena tinggin$a kadar Na dan Csmolaritasn$a# Hipernatremia

    dan hipo!olemia dapat teradi setelah aspirasi air laut $ang ban$ak# ;edangkan

    aspirasi air ta&ar $ang ban$ak dapat mengakibatkan hiper!olemia dan

  • 7/26/2019 Laporan Skenario 2 KM

    7/22

    hipernatremia# Hiperkalemia dapat teradi karena kerusakan aringan akibat

    hipoksia $ang luas 'Cn$ek&elu% )**7,#

    1# Pemeriksaan penunang

    Pemantauan tanda !ital% penilaian kardiopulmonal dan neurologis berulang% F"ra$

    dada% dan penilaian oksigenisasi melalui A3D atau oksimetri perifer harus dilakukan

    pada semua korban tenggelam# Pemeriksaan lainn$a bergantung kondisi klinis dan

    tempat keadian# Pemantauan suhu inti tubuh merupakan hal penting% pengukuran

    terbaik dilakukan pada membran timpani karena berkorelasi kuat dengan suhu otak

    '2allas H% )**6,#

    3eala pernapasan atau edema paru lambat $ang ringan sampai berat dapat teradi

    meski a&aln$a penderita menunukkan pemeriksaan fisik dan F"ra$ dada normal# G"

    ra$ dada biasan$a didapatkan gambaran edema antar sel atau edema al!eolar# ;ebagian

    besar menunukkan adan$a infiltrate nodular $ang berkonfluensi pada +0 medial

    lapangan paru '2allas H% )**6,#

    Pemeriksaan darah rutin uga penting dilakukan terutama untuk memantau status

    elektrolit pasien dan hemoglobin#

    4# Tatalaksana

    Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap% $aituorensik Indonesia