laporan skenario a blok 7

65
LAPORAN TUTORIAL BLOK 7 SKENARIO A DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 Tutor : dr. Riana Sari Puspita Mareta Kurnia Desiani (04011181421042) Calvin Ienawi (04011281419140) Andani Lestari (04011281419122) Riski Fitri Nopina (04011181419054) Evlin Kohar (04011181419064) Fianirazha Primesa Caesarani (04011181419060) Vinny Violita Aprilia (04011181419028) Kemala Andini Prizara (04011181419052) Gemi Purnama Sari (04011181419048) M. Taufan Kurniawan (04011181419062)

Upload: kemala-andini-prizara

Post on 08-Aug-2015

324 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan skenario a blok 7

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 7 SKENARIO A

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

Tutor : dr. Riana Sari Puspita

Mareta Kurnia Desiani (04011181421042)

Calvin Ienawi (04011281419140)

Andani Lestari (04011281419122)

Riski Fitri Nopina (04011181419054)

Evlin Kohar (04011181419064)

Fianirazha Primesa Caesarani (04011181419060)

Vinny Violita Aprilia (04011181419028)

Kemala Andini Prizara (04011181419052)

Gemi Purnama Sari (04011181419048)

M. Taufan Kurniawan (04011181419062)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2014/2015

Page 2: Laporan skenario a blok 7

KATA PENGANTAR

Puji dan kehadirat Allah swt, karena dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan judul "Laporan Tutorial Blok 7 Skenario A" dengan baik.

Penulis juga berterima kasih kepada dr. Riana Sari Puspita, yang telah memberikan

pedoman dalam melakukan tutorial, membuat makalah hasil tutorial dan telah memberi

bimbingannya sebagai tutor sehingga kami bisa menyelesaikan masalah skenario yang telah

diberikan

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kritik

dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan isi dari makalah ini.

Akhir kata, apabila ada kesalahan kata-kata, penulis meminta maaf dan diharapkan

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

2

Page 3: Laporan skenario a blok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. SKENARIO.......................................................................................................5

B. KLARIFIKASI ISTILAH..................................................................................5

C. IDENTIFIKASI MASALAH.............................................................................6

D. ANALISIS MASALAH.....................................................................................6

E. LEARNING ISSUE..........................................................................................15

F. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN................................................38

G. KERANGKA KONSEP...................................................................................40

H. KESIMPULAN................................................................................................41

I.SINTESIS...............................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................43

3

Page 4: Laporan skenario a blok 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Blok fisiologi adalah blok ketujuh dari Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan

ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus

yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

C. Data Tutorial

Tutor : dr. Riana Sari Puspita

Moderator : Andani Lestari

Sekertaris : 1. Mareta Kurnia Desiani

2. Evlin Kohar

Waktu : 1. Selasa, 3 Maret 2015

2. Rabu, 4 Maret 2015

4

Page 5: Laporan skenario a blok 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Skenario

Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan

keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus

menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari.

Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat

badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah. Dia

telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan

metode kontrasepsi. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan

sampel urin Ny. A

Hasil PT test : +/positif

Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.

B. Klarifikasi Istilah

1. Puskesmas : Lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah

terpencil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran

aktif

masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

2. Menstruasi : Suatu siklus fisiologis dimana keluarnya darah dan jaringan

Mukosa melalui vagina yang berasal dari uterus dan diatur

oleh

control hormone yang terjadi kira-kira dalam interval 4

minggu

saat ketidakberadaan kehamilan.

3. Mual : nausea. Sensasi tidak menyenangkan yang samar pada

epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk

muntah.

4. Muntah : Suatu refleks paksa untuk mengeluarkan isi lambung melalui

esophagus dan keluar melalui mulut.

5. Metode kontrasepsi: merupakan metode yang dilakukan dengan usaha pencegahan

5

Page 6: Laporan skenario a blok 7

dari bertemunya sel sperma dan sel telur agar tidak

mengalami suatu pembuahan.

6. Pregnancy test : beberapa tes untuk kehamilan berdasarkan pendeteksian dari

human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin wanita.

7. Hamil : mengandung janin dalam rahin karena sel telur dibuaki oleh

spermatozoa.

C. Identifikasi Masalah

1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas,

dengan keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan

bahwa siklus menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4

hari.

2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar,

berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai

muntah.

3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah

menggunakan metode kontrasepsi.

4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A

Hasil PT test : +/positif.

5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.

D. Analisis Masalah

Analisis Masalah

1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan

keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus

menstruasinya selalu teratur, setiap 28-30 hari dan lamanya 3-4 hari.

a. Bagaimana fisiologi siklus menstruasi?

Jawab :

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis

merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).

Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan

dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de

6

Page 7: Laporan skenario a blok 7

graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga

hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH

maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan

hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan

balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan

LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang

mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari

endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai

terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan

menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic

hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan

progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium.

Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan

mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar

hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari

endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat

pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. 

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium

(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon

ovarium berada dalam kadar paling rendah

2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah

menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan

dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.

Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat

terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon

progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur

yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap

untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata

7

Page 8: Laporan skenario a blok 7

fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya

mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan

2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan

jangka waktu rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam

siklus menstruasi normal:

1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)

berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal

siklus sebelumnya

2. Hormon FSH dari hipotalamus

perlahan mengalami

peningkatan setelah akhir dari

korpus luteum dan pertumbuhan

folikel dimulai pada fase

folikular. Hal ini merupakan

pemicu untuk pertumbuhan

lapisan endometrium

3. Peningkatan level estrogen

menyebabkan feedback negatif

pada pengeluaran FSH

hipofisis. Hormon LH

kemudian menurun sebagai

akibat dari peningkatan level

estradiol, tetapi pada akhir dari

fase folikular level hormon LH

meningkat drastis (respon

bifasik)

4. Pada akhir fase folikular,

hormon FSH merangsang

reseptor (penerima) hormon LH

yang terdapat pada sel

granulosa, dan dengan

rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron

8

Page 9: Laporan skenario a blok 7

5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang

menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi

adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke

luteal

6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi

sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari

korpus luteum

7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa

sudah terjadi ovulasi

8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus

luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

b. Apa saja penyebab tidak menstruasi?

Jawab :

Stres

Stres dapat memengaruhi siklus haid normal, karena stres dapat

menyebabkan tingkat hormon yang bertugas mengatur siklus

menstruasi menjadi turun, sehingga tidak terjadi ovulasi atau pelepasan

sel telur dari indung telur. Hal ini perlu didiskusikan dengan dokter

untuk membuat siklus haid kembali teratur.

Sakit 

Bila Ibu sedang sakit, maka hal ini dapat membuat siklus haid

terlambat dan biasanya berlangsung sementara saja. Setelah Ibu

kembali sehat, umumnya siklus haid akan kembali normal.

Perubahan jadwal

Perubahan jadwal kerja atau aktivitas Ibu, misalnya Ibu harus

beraktivitas di malam hari, sehingga istirahat dilakukan pada siang hari,

dapat memengaruhi ‘jam tubuh’ juga.

Perubahan konsumsi obat

Mungkin Ibu sedang mengonsumsi obat baru, sehingga siklus haid

terlambat atau tidak datang sama sekali. Bila obat yang Ibu minum

menyebabkan keterlambatan, lebih baik Ibu konsultasikan dengan

dokter untuk mendapat informasi dan penanganan yang tepat.

9

Page 10: Laporan skenario a blok 7

Berat badan berlebih

Berat badan berlebih dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan

memengaruhi siklus haid. Dengan mengurangi beberapa kilogram berat

badan, maka dapat membantu siklus haid menjadi teratur dan kembali

normal.

Berat badan kurang

Kekurangan lemak tubuh dapat mengganggu siklus haid normal atau

bahkan dapat mengakibatkan siklus haid berhenti sama sekali. Hal ini

dikenal sebagai amenorrhea. Hal ini banyak dialami para atlet wanita

atau olahragawati yang berlatih terlalu keras. Dengan menambah

sedikit berat badan dapat mengembalikan siklus haid menjadi normal.

Salah menghitung siklus haid selanjutnya

Siklus haid tiap wanita berbeda, ada yang memiliki siklus 28 hari dan

ada yang lebih lama. Kadang kala, keterlambatan siklus haid terjadi

karena salah memperkirakan periode haid selanjutnya. Jika siklus haid

tidak teratur, namun dapat diketahui waktu ovulasi, maka dapat

diperkirakan siklus haid selanjutnya akan tiba sekira dua minggu

setelah ovulasi.

Perimenopause

Perimenopause adalah suatu periode ketika seorang wanita produktif

masuk ke dalam periode usia nonreproduktif. Pada periode ini, haid

dapat menjadi tidak teratur.

Menopause

Menopause adalah suatu periode ketika seorang wanita masuk ke dalam

periode tidak terjadi ovulasi lagi. Menopause dapat terjadi secara alami,

namun juga dapat terjadi karena tindakan operasi, misalnya

histerektomi atau pengangkatan rahim, atau karena kimiawi seperti

penggunaan kemoterapi untuk mengatasi kanker.

Sebaiknya Ibu tidak segan berkonsultasi dengan dokter atau bidan

untuk mendapatkan informasi dan penanganan keterlambatan haid yang

tepat. Semakin dini ditemukan penyebabnya dan ditangani dengan baik,

maka hasil yang diperoleh akan semakin baik.

c. Bagaimana mekanisme tidak terjadinya menstruasi?

10

Page 11: Laporan skenario a blok 7

Jawab :

Pada saat kehamilan, proses ovulasi dan pematangan folikel tertunda karena

corpus luteum yang merupakan bekas dari ovum yang telah matang

bergdegradasi menjadi corpus gravidarum yang bertahan selama 6-7 minggu

untuk mempersiapkan penebalan dinding endometrium hingga plasenta

terbentuk. Setelah plasenta terbentuk barulah corpus gravidarum akan

digantikan fungsinya oleh plasenta. Pada awal kehamilan juga telah terbetuk

hCG yang membuat wanita tidak bisa mengalami menstruasi.

d. Bagaimana hubungan faktor usia dengan siklus menstruasi?

Jawab :

Rentan usia wanita saat dengan siklus menstruasi :

Di atas 45 tahun : pada rentan usia ini, wanita lebih waspada dan mengalami

haid yang tidak teratur karena akan mengalami masa menopause

Di bawah 45 tahun : pada usia ini, wanita bisa mengalami siklus menstruasi

yang tidak teratur diakibatkan banyak faktor. Namun kebanyakan wanita

mengalami hal tersebut karena kehamilan

Wanita biasanya mengalami perubahan seks sekunder dari rentang umur 10

hingga 15 tahun.

2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudaranya membesar, berat

badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual, meski tidak sampai muntah.

a. Bagaimana faktor dan mekanisme payudara membesar pada kasus?

Perubahan pada payudara merupakan salah satu tanda awal kehamilan.

Hal ini meliputi kelunakan pada nipple dan payudara seiring dengan

peningkatan ukuran payudara. Namun, ada perbedaan antara wanita yang satu

dan wanita lainnya, terkadang akan terlihat perubahan yang besar atau sangat

sedikit. Peningkatan ukuran payudara membuat payudara terasa berat dan

lunak,

Banyak wanita yang merasa perubahan sensasi pada payudaranya, seperti

rasa gatal dan rasa sakit (biasanya pada daerah nipples). Hal ini dikarenakan

peningkatan level hormon progesteron dan perkembangan dari duktus dalam

payudara. Selama masa kehamilan, nipples dan areolae akan bertambah gelap

(warna) dan vena pada permukaan payudara akan terlihat lebih superfisial.

Montgomery glands juga bertambah besar dan lebih terlihat.

11

Page 12: Laporan skenario a blok 7

Sekitar usia kehamilan 16 minggu, payudara sudah dapat memproduksi

ASI. Pengeluaran cairan colostrum (berwarna coklat terang) selama kehamilan

juga dapat terjadi. Colostrum biasanya disebut sebagai ASI pertama dan

mengandung banyak nutrien dan antibodi untuk bayi pada beberapa hari

setelah kelahiran bayi.

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon

yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara, antara lain,

1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat

progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini

menstimulasi produksi secara besar-besaran

2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat

estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan

selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari

KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah

produksi ASI.

3. Follicle stimulating hormone (FSH)

4. Luteinizing hormone (LH)

5. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.

6. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan

dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan,

oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras

ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu

let-down / milk ejection reflex.

7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta

mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,

puting, dan areola sebelum melahirkan.

b. Bagaimana faktor dan mekanisme bertambahnya berat badan pada kasus?

Salah satu efek yang sangat terlihat selama kehamilan adalah

peningkatan berat badan. Pembesaran uterus, perkembangan fetus, placenta

dan cairan amnion semua dapat meningkatkan peningkatan berat badan.

Peningkatan berat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya dari 5

pounds atau 2,3 kg hingga 100 pounds atau 45 kg. Perbesaran ukuran payudara

juga menyebabkan peningkatan berat badan.

c. Bagaimana faktor dan mekanisme rasa mual pada kasus?

12

Page 13: Laporan skenario a blok 7

Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan

meningkatnya produksi hormone estrogen yang memancing peningkatan

keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu

karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang.

Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu

merasa lebih mual. Hal tersebut dikenal sebagai morning sickness.

Ada juga teori yang mengatakan, penyebab mual-muntah yang paling

utama adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini

dihasilkan plasenta(ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu

yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta

sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal

ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-

muntah akan berhenti.

Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap

sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap

sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh,

makarasa mual itu akan lenyap. Faktor terakhir yang juga kerap menentukan

adalah faktor psikologis ibu hamil. Contoh, ibu hamil yang mengalami stres

akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam

tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.

d. Bagaimana keterkaitan keluhan diatas dengan tidak menstruasi?

Wanita yang sedang hamil tidak mungkin mengalami menstruasi

(berbeda dengan flek). Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon dalam

kelenjar reproduksi wanita. Ketika seorang wanita mengalami menstruasi,

hormon estrogen dan progesteronnya akan menurun. Penurunan hormon ini

akan merangsang rahim untuk meluruhkan lapisan dinding rahim.

Tetapi jika pembuahan terjadi, korpus luteum memproduksi hormon

estrogen dan progesteron yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan

perkembangan janin. Oleh karena itulah tidak akan terjadi menstruasi.

3. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suaminya tidak pernah menggunakan

metode kontrasepsi

a. Apa fungsi kontrasepsi?

Kontrasepsi berfungsi untuk menghambat atau mengganggu proses

normal dari proses ovulasi, pembuahan, atau implantasi. Alat-alat konsepsi

13

Page 14: Laporan skenario a blok 7

dimaksudkan untuk mencegah agar tidak terjadinya proses pembuahan,

sehingga tidak terjadi kehamilan.

b. Bagaimana dasar fisiologi metode kontrasepsi?

Dasar fisiologi metode kontrasepsi adalah pencegahan untuk terjadinya

fertilisasi, yaitu pertemuan sperma dan ovum. Pencegahan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, dapat secara hormonal, steril permanen, dan steril

sementara, serta dengan alat bantu, seperti kondom.

4. Dokter melakukan pemeriksaan pregnancy test dengan sampel urin Ny. A. Hasil PT

test: (+) positif

a. Mekanisme kerja pregnancy test?

Prinsip kerja dari pregnancy test dikenal dengan

immunochromatographic assay atau immunochromatographic lateral flow test.

Alat tes kehamilan terdiri dari membran yang telah dilapisi dengan antibodi

anti hCG pada daerah tesnya (capture/test line) seperti pada gambar di bawah.

Sehingga pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada

hCG dalam urin sampel, yang terbentuk karena reaksi antibodi yang mengikat

hanya hCG dan indikator yang biasanya adalah molekul pigmen muncul dalam

bentuk garis. WHO telah menetapkan semua alat tes kehamilan harus dapat

mendeteksi hCG dengan konsentrasi 25 ng/mL (25 x 10-9 gr/mL).

b. Bagaimana interpretasi hasil PT pada kasus?

Hasil PT pada kasus menandakan bahwa Ny. A positif hamil. Hal

tersebut dikarenakan adanya kandungan hCG pada urin.

5. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.

a. Bagaimana fisiologi kehamilan?

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami

perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan

14

Page 15: Laporan skenario a blok 7

pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya

mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesterone.

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi janin/plasenta/amnion sampai persalinan, dengan cara bertambah

besar dengan cepat saat kehamilan dan kembali ke diameter normal beberapa

mingu setelah persalinan.

Pada Vagina saat kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hyperemia

terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina

terlihat keunguan (Chadwicks). Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan

hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

Pada ovarium proses ovulasi akan terhenti dan hanya korpus luteum yang

dapat ditemukan di ovarium. Folikel tersebut akan berfungsi maksimal selama

6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil

progesterone.

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara terjadi karena

adanya pengaruh hormone estrogen, progesterone, dan somatotropin.

Siklus peredaran darah ibu juga meningkat karena harus ada pemenuhan

kebutuhan perkemangan dan pertumbuhan janin. Ini juga terjadi karena adanya

hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, serta

meningkatnya hormone estrogen dan progesterone.

b. Bagaimana pengaruh kehamilan terhadap tidak terjadinya menstruasi?

Karena saat terjadi implantasi embrio (sel telur yang sudah dibuahi) di

dinding rahim atau endometrium, ovarium menghentikan produksi ovum

sampai terjadi kelahiran dan mengaktifkan hormon progesteron untuk

memelihara dinding rahim sebagai pendukung untuk perkembangan janin.

sebaliknya, jika tidak terjadi pembuahan/fertilisasi, hormon progesteron

menghentikan perannya untuk sementara ketika ovum yang belum dibuahi

sampai di uterus, dan dinding rahim luruh bersama ovum yang mati.

c. Bagaimana cara mendiagnosis kehamilan pada kasus ini?

Dengan melihat adanya tanda-tanda fisiologis seperti pembesaran

payudara, pertambahan berat badan, serta dengan dilakukannya Pregnancy

Test.

15

Page 16: Laporan skenario a blok 7

E. Learning Issue :

1. Fisiologi reproduksi wanita umum

Hormon pada Wanita

Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan

reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran

hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.

1.1. Siklus menstruasi

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang

disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh

sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit

sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama

antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu

pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya

adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada

pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama

menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama

menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase

menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca- ovulasi.

1.2. Siklus OvulasiOvulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat

pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing

hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari

folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel

primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam

ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi

ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih,

oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi

menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas

fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen

maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum

berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional

endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

16

Page 17: Laporan skenario a blok 7

1.3. Siklus Hipofisis-hipotalamus

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan

progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam

darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin

realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi

folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan

folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai

menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk

mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada

sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi

fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut,

oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi

menstruasi.

2. Fisiologi sistem endokrin pada kehamilan

Perubahan-Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil

2.1. Sistem Reproduksi

Uterus

Perubahan yang amat jelas pada aatomi maternal adalah perbesaran uterus untuk

menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar, beratnya

meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm

dengan kapasitas 4000 cc.

Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada

kehamilan muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk

jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa

awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut

otot dan menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut

pertumbuhan aktif.

Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama,

isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila

diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.

17

Page 18: Laporan skenario a blok 7

Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti

oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri

ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler,

dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup

pembuluh darah dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju

rahim memperngaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya

memiliki sekitar 10% jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena

pembuluh darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari

serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks.

Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah karea pengaruh

estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina

dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah,

artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan.

Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman Sastrawinata

(1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina biasanya bertambah dalam

kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan

terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada

dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil Doderlein.

Ovarium

Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung kospus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta

yang sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran

esterogen dan progesteron.

2.2. Sistem Integumen

Dinding Perut (Abdominal Wall)

Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis memajang

atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang, garis-

garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha.

18

Page 19: Laporan skenario a blok 7

Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut

elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan

hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis

rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan

disebut linea nigra.

Payudara

Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan

adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran

kerena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu

menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning

yang lengket yang disebut colostrum. Area berpigmen disekotar puting, areola,

tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar.

Perubahan teesebut disebabkan pengaruh hormonal.

2.3. Sistem Endokrin

Kelenjar Tiroid

Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20%

dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama

(tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan

meningkatnya matabolic rate disebabka karena banyak oksigen yang digunakan

lebih banyak.

Kelenjar Paratiod

Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan, terutama selama

minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon

paratoid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa

hormon tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu.

Pankreas

19

Page 20: Laporan skenario a blok 7

Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans,

yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini

tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan

yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan

glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang

berlebihan.

Kelejar Pituitari

Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit pembesaran selama

kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah

yang sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic

gonadotripon (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan

berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan

pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolakstin

menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui.

Kelenjar Adrenal

Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal

yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium dalam aliran darah

diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenala mensekresi

epimephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran

atau fungsi kedua medula.

Hormon-hormon yang dihasilkan selama kehamilan diantaranya :

1. Estrogen

Dihasilkan oleh  korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan plasenta

yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.

Manfaat:

* Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui  si buah

hati.

* Merangsang pertumbuhan kelenjar susu.

* Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat

bersalin.20

Page 21: Laporan skenario a blok 7

* Melunakkan jaringan-jaringan tubuh.

Gangguan:

Pegal dan sakit pada otot.

 

2. Progesteron

Dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu sedang hamil.

Manfaat:

* Membantu lapisan dinding rahim dalam menyangga plasenta.

* Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan

menyebabkan persalinan dini.

* Menyiapkan payudara untuk menyusui.

Gangguan:

Menyebabkan pembuluh darah melebar; kembung dan sembelit; suasana hati

kerap tak stabil; suhu tubuh meningkat; mual.

 

3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Dihasilkan oleh lapisan jaringan luar yang menyelimuti janin dan trofoblas atau

plasenta yang terbentuk pada awal pertumbuhan janin.

Manfaat:

* Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur.

Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja melepaskan sel

telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen, progesteron, dan plasenta

terbentuk sepenuhnya.

* Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan

melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar

hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya kehamilan alias hasil tes

positif.

Gangguan:

Dapat menyebabkan mual dan muntah.

21

Page 22: Laporan skenario a blok 7

 

4. Prolaktin

Diproduksi di dalam kelenjar pituitari.

Manfaat:

Untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat

memproduksi ASI dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi. 

 

5. HPL (Human Placental Lactogen)

Diproduksi oleh plasenta.

Manfaat:

Membantu merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.

Gangguan:

Menyebabkan pembesaran pada payudara, serta menimbulkan rasa ngilu dan

sakit pada puting jika disentuh.

 

6. Kortisol

Dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin.

Manfaat:

Membantu janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di

dalam aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.

Gangguan:

Berperan dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah.

 

7. Oksitosin

Dihasilkan di dalam otak.

Manfaat:

* Merangsang kontraksi rahim di akhir kehamilan yang ditandai dengan mulas.

* Merangsang penyusutan rahim yang mempercepat pemulihan.

22

Page 23: Laporan skenario a blok 7

* Merangsang produksi air susu.

 

8. Testosteron

Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon

ini biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki.

Manfaat:

Membantu pertumbuhan kelelakian janin.

Gangguan:

Biasanya timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis

tipis.

 

9. Prostaglandin

Biasanya diproduksi ketika janin siap lahir sehingga memudahkan ibu melalui

persalinan.

Manfaat:

Hormon ini bertugas merangsang kontraksi persalinan.

 

10. Endorfin

Selama hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat

persalinan, sehingga ibu merasa tenang saat bersalin.

Manfaat:

Memberikan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit.

 

11. Kalsitonin

Dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Manfaat:

* Membantu proses pembentukan dan perkembangan tulang janin.

* Menghentikan transfer kalsium dari tulang ke aliran darah sehingga

perkembangan tulang janin berlangsung baik.

23

Page 24: Laporan skenario a blok 7

 

12. Relaksin

Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur.

Manfaat:

Membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan.

Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk

mendukung kelancaran persalinan.

 

13. Tiroksin

Dihasilkan di dalam kelenjar tiroid.

Manfaat:

* Membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin.

* Meningkatkan konsumsi oksigen janin.

* Membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat.

 

14. Erotropoeitin

Dihasilkan oleh ginjal.

Manfaat:

Menjaga kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah.

2.4. Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah)

Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah naik pesat

sejak akhir timester pertama. Volume darah aka bertambah banyak, kira-kira

25% dengan puncaknya pada kehamila 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac

output) yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas

kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat

jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat

mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam

24

Page 25: Laporan skenario a blok 7

serum juga berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam

triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-

globulin dan fibrinogen terus meningkat.

Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, Rustam Mochtar (1998:38) mengatakan

bahwa tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester

kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam

batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah

akhir trimester pertama.

2.5. Sistem Muskuloskeletal

Gigi, Tulang, dan Persendian

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak

(softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila

pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium

maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi

kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan

kalsium.

Berkaitan dengan perubahan pada gigi, Persis Mary Hamilton (1995:67)

mengatakan bahwa selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira

seoertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang

kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.

Otot

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan,

hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium da

fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak

seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam

hari setelah tubuh istirahat.

2.6. Sistem Pernapasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini

disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat perbesaran rahim.

Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen

25

Page 26: Laporan skenario a blok 7

meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari

biasanya yaitu menggunakan pernapasan dada.

2.7. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)

Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,

meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi

saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.

Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung dan intestin.

Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami

mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana

kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan

lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja

menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat

dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi

juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa

kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.

2.8. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan

berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang

disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan

hiperinsulinemia.

Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi

pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:

Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.

Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi

145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang

diperlukan janin.

26

Page 27: Laporan skenario a blok 7

Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi

kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg),

air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi

air-garam (1,5 kg).

3. Fisiologi sistem endokrin pada menstruasi

Pada siklus menstruasi, sebagian besar hormon yang berperan kurang lebih sama

dengan hormon pada masa kehamilan. Diantaranya :

Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai

hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,

kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini

menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin

sekunder pada wanita. Seperti pada payudara, penebalan endometrium, dan

dalam siklus haid. Pada saat menopause, estrogen muli berkurang sehingga

dapat menimbulkan beberapa efek diantaranya hot flash, berkeringat pada saat

tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah

estradiol, estriol, dan estron. Sehak menarche sampai menopause, estrogen

utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat

dariandrogen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron,

sedangkan estron dibuat dari androstenadion.

Progesteron (bahasa Inggris: progesterone, P4) merupakan hormon dari

golongan steroid yang berpengaruh pada

siklus menstruasi perempuan,kehamilan dan embriogenesis. Progesteron

bersama dengan estrogendihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu

sebuah kelenjar endokrin yang tersisa setelah terjadinya peristiwa ovulasi.

Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruhnya antara

lain :

1. Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi

2. Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak

terjadi fertilisasi

3. Menghambat laktasi saat kehamilan

4. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot

27

Page 28: Laporan skenario a blok 7

Hormon perangsang folikel (bahasa Inggris: follitropin, follicle stimulating

hormone, FSH) adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH

berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH

mengatur dan memelihara proses pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit

ketika kecil dan tinggi setelah menopause.

Hormon pelutein (bahasa Inggris: luteinizing hormone, LH, lutropin)[1])

adalahhormon dengan berkas genetik CGA LHB ,

yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini berfungsi untuk

merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium. Pada laki-laki, hormon ini

disebut Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), yang berfungsi untuk

merangsang sel-sel interstisial di dalam testis untuk berkembang dan

mensekresikan hormon testosteron.

Wanita menghasilkan gamet dalam siklus tiap bulan (rata rata 28 hari, jangka

normalnya 24 – 35 hari). Siklus ini lebih umum disebut siklus mentruasi, ini

ditandai dengan periode 3-7 hari dari peluruhan dinding uterina dikenal dengan

menstruasi.

Siklus ovarium dibagi menjadi tiga fase :

1. Fase Follicular. Bagian pertama dari siklus ovarium dikenal sebgai fase

follicular, dimana adalah suatu periode dari pertumbuhan folikel didalam

ovarium. Fase ini memiliki jangka waktu yang bervariasi dan berakhir dari 10

hari sampai 3 minggu.

2. Ovulasi. Ketika satu atau lebih follikel telah matang, ovarium melepaskan oosit

selama ovulasi.

3. Fase luteal. Fase dari siklus ovarium setelah ovulasi dikenal sebagai post-

ovulasi atau fase luteal. Nama kedua datang dari transformasi dari follikel yang

ruptur menjadi corpus luteum, dinamakan dari pigmen berwarna kuningnya dan

simpanan lemak. Korpus luteum mensekresikan hormon yang akan berlanjut

pada persiapan untuk kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum

akan berhenti berfungsi setelah sekitar 2 minggu, dan siklus ovarium mulai

kembali.

28

Page 29: Laporan skenario a blok 7

Lapisan endometrium pada uterus juga berjalan melalui sebuah siklus –

siklus uterina – diatur oleh hormon ovarium :

1. Fase menstruasi. Permulaan dari fase follicular didalam ovarium yang

berhubungan dengan pendarahan selama menstruasi dari uterus.

2. Fase proliferative. Bagian akhir dari fase follicular ovarium berhubungan

dengan fase proliferative didalam uterus, selama dimana endometrium

menambahkan lapisan baru dari sel sebagai antisipasi terjadinya kehamilan.

3. Fase Secretory. Setelah ovulasi, hormon hormon dari corpus luteum

mengkonversikan endometrium yang telah menebal menjadi struktur sekretori.

Ini berarti pada fase luteal dari siklu ovarium akan berhubungan dengan fase

secretori dari siklus uterus. Jika tidak terjadi kehamilan, lapisan paling

superfisial dari endometrium secreetori akan luruh selama menstruasi dan

kemudian siklus uterus kan mulain kembali.

Kontrol Hormonal dari Siklus Menstruasi adalah Complex

Siklus Ovarium dan uterus dibawah pengaturan utama oleh berbagai hormon :

GnRH dari Hipotalamus

29

Page 30: Laporan skenario a blok 7

FSH dan LH dari pituitari anterior

Estrogen, progesteron, inhibin, dan AMH dari ovarium.

Selama fase follicullar, hormon steroid dominan adalah estrogen. Ovulasi dipicu

oleh adanya sentakan LH dan FSH. Didalam fase luteal, progesteron menjadi

dominan, estrogen tetap masih ada.

Fase awal Follicular. Hari pertama dari menstruasi adalah hari pertama dari

siklus. Keadaan ini dikatakan sebagain awal siklus karena pendarahan ketika

menstruasi adalah tanda fisiologis yang mudah diamati. Hanya sebelum awal

dari setiap siklus, sekresi gonadrotophin dari pituitari anterior meningkat.

Dibawah pengaruh dari FSH, beberapa folikel didalam ovarium mulai untuk

matang.

Selama folikel bertumbuh, sel granulosa (dibawah pengaruh FSH) dan sel

theca (dibawah pengaruh LH) mulai untuk memproduksi hormon steroid. Sel

30

Page 31: Laporan skenario a blok 7

granulosa juga mulai untuk mensekresikan AMH. AMH akan menurunkan

sensitifitas folikel terhadap FSH, yang mana akan menahan penambahan dari

folikel primer ketika satu kelompok telah berkembang.

Sel theca mensintesis androgen yang akan berdifusi ke sel tetangga yaitu sel

granulosa, dimana aromatase mengkonversikan mereka menjadi estrogen. Secara

bertahap meningkatnya tingkat estrogen didalam sirkulasi darah memiliki

beberapa efek. Estrogen mendesak negative feedback pada pituitari dalam

sekresi FSH dan LH, yang akan menghalang perkembangan dari penambahan

follikel didalam siklus yang sama. Pada waktu bersamaan, estrogen

menstimulasi penambahan produksi estrogen oleh sel granulosa. Lingkaran

positive feedback ini membuat follikel untuk terus memproduksi estrogen

meskipun FSH dan LH menurun.

Selagi folikel folikel membesar, sel granulosa mensekresikan cairan yang

berkumpul di cavitas sentral di folikel dikenal dengan antrum. Cairan antral

mengandung hormon dan enzim yang diperlukan ketika ovulasi. Pada setiap

tingkat dari perkembangan follicular, beberapa folikel mengalami atresia

(pengaturan secara hormonal kematian sel). Hanya beberapa folikel sampai ke

tahap akhir, dan biasanya hanya satu dominan folikel berkembang sampai

ovulasi.

Didalam uterus, menstruasi berakhir selama awal fase follikular. Dibawah

pengaruh estrogen dalam perkembangan folikel, endometrium mulai bertumbuh

atau proliferasi. Periode ini dikarakterisasikan dengan meningkatnya jumlah sel

dan meningkatkan suplai darah untuk memberi nutrisi dan oksigen ke dinding

endometrium yang menebal. Estrogen juga mengakibatkan glandula mukosa dari

servix memproduksi mukus yang jernih.

Fase akhir follicular. Selagi fase follicular mendekati akhir, sekresi estrogen

ovarium memuncak. Dalam siklus ini, hanya satu folikel yang masih

berkembang. Sampai fase follicular berakhir, sel granulosa dari folikel dominan

ini mulai untuk mensekresikan inhibin dan progesteron selain estrogen.

Estrogen, yang telah memberikan negative feedback kepada GnRH awalnya di

fase follicular, berubah menjadi positive feedback, memicu sentakan preovulasi

GnRH.

Segera sebelum ovulasi, meninggi nya secara terus menerus kadar estrogen,

ditambah dengan meningkatnya kadar progesteron, memicu meningkatnya repon

31

Page 32: Laporan skenario a blok 7

pituitari terhadap GnRH. Sebagai hasilnya, sekresi LH meningkat dengan cepat,

fenomena ini dikenal sentakan LH. Sentakkan FSH juga terjadi, tetapi derajatnya

lebih rendah, diduga karena penekanan dari inhibin dan estrogen.

Sentakan LH merupakan bagian penting dalam ovulasi. Tanpa itu, tahap akhir

dari maturasi oosit tidak dapat terjadi. Meiosis berlanjut dalam perkembangan

folikel dengan pembelahan meiosis pertama, yang mana mengkonversikan oosit

primer menjadi oosti sekunder dan sebuah badan polar. Ketika pembelahn ini

terjadi, cairan antral berkumpul dan folikel berkembang menjadi ukuran

terbesarnya, bersiap melepaskan sel telur.

Kadar estrogen yang tinggi dalam fase follikular akhir menyiapkan uterus pada

kemungkinan terjadi kehamilan. Endometrium menebal sampai ketebalan akhir

yaitu 3-4 mm. Hanya sebelum ovulasi, kelenjar servikal memproduksi sejumlah

mukus tipis dan berserabut untuk memfasilitasi sperma masuk. Tahap ini

disiapkan untuk ovullasi.

Ovulasi. Sekitar 16-24 jam setelah LH memuncak, ovulasi terjadi. Folikel

matang mensekresikan collagenase yang dapat memecah kolagen di jaringan ikat

yang menahan sel folikular. Kerusakkan produk dari kolagen menciptakan reaksi

inflamasi. Prostaglandin akan menyebabkan sel otot polos di theca bagian luar

berkontraksi, memecahkan dinding follikel pada titik point kelemahannya.

Cairan antral tersembur keluar bersamaan dengan sel telur, yang dikellilingi oleh

32

Page 33: Laporan skenario a blok 7

2 sampai 3 lapisan sel granulosa. Sel telur disapu ke tuba uterina dan dibawa

untuk difertilisasikan atau mati.

Selain untuk meningkatkan rupture follikular, setakkan LH ini juga

menyebabkan sel theca folliccular bermigrasi ke ruang antral, bercampur dengan

sel granulosa sebelumnya dan mengisi cavitas. Kedua tipe sel ini kemudian

berubah menjadi sel luteal dari corpus luteum. Proses ini dinamakan luteinisasi,

melibatkan perubahn biokimia dan morfologi. Baru terbentuk sel luteal

akumulasi tetesan tetesan lipid dan granula glykogen di sitoplasma mereka dan

mulai mensekresikan progesteron. Pembentukkan estrogen berkurang.

Fase awal sampai pertengahan luteal. Setelah ovulasi, corpus luteum

menghasilkan sejumlah progesteron yang secara tetapi meningkat dan estrogen.

Progesteron hormon dominan saat fase luteal. Kkadar estrogen juga meningkat

tetapi tidak pernah terlihat memuncak sebelum ovulasi.

Kombinasi estrogen dan progesteron membuat negatif feedback pada

hipotalamus dan pituitari anterior. Sekresi gonadotropin, selanjutnya ditekan

oleh produksi inhibin luteal, dan akan berkurang selama fase luteal.

Dibawah pengaruh progesteron, endometrium melanjutkan persiapannya untuk

kehamilan. Kelenjar endometrial bergulung, dan penambahan pembuluh darah

bertambah sampai ke lapisan jaringan ikat. Sel endometrial mengandung lipid

dan glykogen pada sitoplasmanya. Kandungan ini akan menyediakan nutrisi

untuk perkembangan embryo selama plasenta berkembang.

Progesteron juga menyebabkan servikal mukus menebal. Menebalnya mukus

menciptakan sebuah sumbatan yang menghalangi pembukaan servikal,

menghindari bakteri dan sperma masuk ke uterus.

Satu efek yang menarik dari progesteron adalah kemampuan thermogenic.

Selama fase luteal dari siklus ovulatori, temperatur tubuh basal wanita, diambil

segera ketika bangun dan sebelum bangkit dari tempat tidur , melonjak 0,3-0,5

derajat fahrenheit dan akan meningkat selama menstruasi. Karena perubahan

setpoint temperatur terjadi setelah ovulasi, ini tidak dapat digunakan untuk

memprediksikan ovulasi secara efektif. Meskipun beitu, itu adalah cara yang

simpel untuk mengetahui apakah seoorang wanita sedang mengalami siklus

ovulatori atau tidak.

33

Page 34: Laporan skenario a blok 7

Fase luteal akhir dan menstruasi. Corpus luteum memiliki batas waktu hidup

12 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, corpus luteum secara spontan akan

mengalami apoptosis menjadi struktur inaktif disebut corpus albikan. Selama sel

luteal berdegenerasi, produksi progesteron dan estrogen menurun. Penurunan

ini mengakibatkan timbul signal negative feedback ke pituitari dan hipotalamus,

dan sekresi dari FSH dan LH meningkat.

Pemeliharaan dari endometrium secretori bergantung pada keberadaan

progesteron. Ketika corpus luteum berdegenerasi dan hormon produksi

menurun, pembuluh darah dipermukaan lapisan dari endometrium memendek.

Tanpa oksigen dan nutrisi, permukaan sel mati. Sekitar 2 hari setelah korpus

luteum tidak berfungsi, atau 14 hari setelah ovulasi, endometrium mulai

meluruhkan lapisan permukaannya, dan menstruasi dimulai.

4. Pregnancy test

hCG diproduksi dalam jumlah yang besar oleh sel sinsitiotrofoblas, lalu hCG

menstimulasi corpus luteum untuk terus memproduksi progesteron dan estrogen

(reaksi ini dibutuhkan untuk mencegah menstruasi dan untuk mempertahankan

penempelan embrio dan fetus di uterus). Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG

dapat dideteksi pada darah dan urin wanita hamil. Sekresi hCG mencapai

puncaknya sekitar minggu ke-9 dari kehamilan. Pada bulan ke-4 & 5, level hCG

menurun tajam dan mendatar hingga kelahiran. (Tortora, 2009)

Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode imunokromatografi

dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan untuk

pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat dipergunakan

kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa

dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga

strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97

– 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.

Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah dengan

menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah

adanya protein hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian

plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda

yang disuntik hormon beta hCG.

Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian

antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang

34

Page 35: Laporan skenario a blok 7

akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat

pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan kepekaannya. Karena itu,

ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU. Kepekaan ini yang

menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi

kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari

pertama mens berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat. (Rao &

Moudgal, 1981) Adapun proses yang lebih rinci adalah: urin yang diperiksa akan

bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona yang terdapat

mobile anti hCG1. Anti hcG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zona anti hCG2.

Disinilah penentuan positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin terdapat

molekul hCG, maka molekul ini yang sebelumnya sudah berikatan dengan anti-

hCG1 akan berikatan dengan anti-hCG 2 sehingga akan terbentuk warna atau

garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak terdapat

molekul hCG, maka anti-hCG 2 tidak akan terikat. 

Selanjutnya urin bergerak ke zona anti-anti hCG. Pada zona ini, baik

urin yang mengandung molekul hCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna

ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-anti hCG berikatan dengan anti-hCG1

yang ikut terbawa oleh urin. Zona ini disebut kontrol.

Interpretasi hasil

1. Negatif: jika hanya ada satu pita (garis) berwarna ungu pada jendela

hasil, ini mengindikasikan bahwa spesimen tidak berisi level hCG yang dapat

dideteksi dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang negative.

2.  Positif: jika ada dua pita berwarna ungu pada jendela hasil (pada

daerah kontrol dan daerah tes), ini mengindikasikan bahwa spesimen berisi hCG

dan harus diinterpretasikan sebagai hasil yang positif.

5. Fisiologi fertilisasi

Fertilisasi merupakan penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan normal

terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterina. Karena itu, baik ovum maupun

sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad ke ampula.

Transpor Ovum ke Tuba Uterina

Ketika dibebaskan saat ovulasi, ovum segera diambil oleh tuba uterina. Ujung

tuba uterina yang melebar menjulur membungkus ovarium dan mengandung

fimbria, tonjulan, mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu untuk

35

Page 36: Laporan skenario a blok 7

menuntun ovum yang baru dibebaskan ke dalam tuba uterina. Selain itu, fimbria

dilapisi oleh silia-tonjulan halus mirip rambut yang berdenyut dalam gelombang-

gelombang yang mengarah ke interior tuba uterina, yang ikut menjamin

mengalirnya ovum ke dalam tuba uterina.

Di dalam tuba uterina, ovum cepat di dorong oleh kontraksi peristaltik dan

gerakan silia ampula. Konsepsi dapat terjadi selama rentang waktu yang sangat

terbatas dari setiap siklus (masa-subur).

Transpor Sperma ke Tuba Uterina

Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi, sperma harus berjalan melewati

canalis cervicalis, lalu uterus, dan kemudian sampai ke sel telur di sepertiga atas

tuba uterina. Sperma pertama tiba di tuba uterina setengah jam setelah ejakulasi.

Meskipun sperma dapat bergerak melalui kontraksi mirip pecut ekornya, namun

30 menit adalah waktu yang terlalu singkat bagi mobilitas sperma untuk

membawa dirinya ke tempat pembuahan. Untuk menempuh jarak sejauh ini,

sperma membutuhkan bantuan orga nreproduksi wanita.

Hambatan pertama adalah melewati canalis cervicalis. Hampir sepanjang

siklus, karena tingginya kadar progesteron dan rendahnya estrogen, mukus

serviks menjadi terlalu kental untuk peneterasi sperma. Mukus serviks menjadi

encer dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar estrogen tinggi,

36

Page 37: Laporan skenario a blok 7

ketika folikel matang siap untuk berovulasi. Sperma bermigrasi naik melewati

canalis cervicalis dengna kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat

dilewati selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar waktu

ovulasi.

Setelah sperma masuk ke uterus, kontraksi miometrium mengaduk-aduk

sperma seperti “mesin cuci” dan dengan cepat menyebabkan sperma menyebar

ke seluruh rongga uterus. Ketika mencapai tuba uterina, sperma terdorong ke

tempat pembuahan di ujung atas tuba uterina oleh kontraksi otot polos tuba

uterina yang mengarah ke atas. Kontraksi miometrium dan tuba uterina yang

mempermudah transpor sperma ini diinduksi oleh kadar estrogen yang tinggi

tepat sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin vesikula seminalis.

Riset-riset baru menunjukkan bahwa ketika sperma mencapai ampula, ovum

bukan merupakan mitra pasif dalam konsepsi. Sel telur matang mengeluarkan

alurin, suatu bahan kimia yang menarik sperma dan menyebabkan sperma

bergerak menuju gamet wanita yang telah menunggu. Para ilmuan juga baru-

baru ini menemukan adanya reseptor sperma yang mendeteksi dan berespons

terhadap kemoatraktan yang dikeluarkan ovum. Hal yang menarik adalah

ditemukannya reseptor pada sperma yang merupakan reseptor serupa yang

ditemukan di hidung, reseptor olfaktorius, dinamakan hOR17-4. Menurut

anggapan yang sekarang dianut, pengaktifan reseptor hOR17-4 berikatan dengan

alurin dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan dari sel telur yang

memicu jalur pembawa pesan kedua di sperma sehingga terjadi pelepasan Ca2+

intrasel yang menyebabkan pergeseran mikrotubulus yang menyebabkan

gerakan ekor dan bernangnya sperma menuju arah singnal kimiawi.

37

Page 38: Laporan skenario a blok 7

Fertilisasi

Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi peneterasi akhir ovum. Untuk

membuahi sebuah ovum, sebuah sperma harus melewati korona radiata dan zona

pelucida yang mengelilingi sel telur. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan

ketika membran akrosom pecah setelah berkontak dengan korona radiata

memungkinkan sperma membuat saluran menembus sawar-sawar protektif ini.

Sperma dapat menembus zona pelucida hanya setelah berikatan dengan reseptor

spesifik di permukaan lapisan ini. Pengikatan molekul-molekul mitra antara

sperma dan ovum hanya baru-baru ini ditemukan. Fertilin, suatu protein yang

terdapat di membran plasma sperma berikatan dengan integrin sel telur, molekul

perekat sel yang menonjol dari permukaan luar membran plasma. Hanya sperma

dari spesies yang sama yang dapat berikatan dengan reseptor sel telur dan

menembusnya. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan

membran plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang

mengelilingi ovum sehingga lapisan luar tidak dapat lagi ditembus oleh sperma

lain. Fenomena ini dikenal sebagai hambatan terhadap polispermia.

Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan tertarik ke dalam

sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang tumbuh dan membungkusnya. Ekor

sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala pembawa informasi genetik

yang penting. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa sperma mengeluarkan

nitrat oksida setelah berhasil masuk ke dalam sitoplasma sel telur. Nitrat oksida

ini mendorong pelepasan Ca2+ yang tersimpan di dalam sel telur. Pelepasan ini

memicu pembelahan meiotik akhir oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus

sperma dna sel telur menyatu, berkat adanya suatu kompleks molekul yang

diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita menyatu.

Selain menyumbang separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang

sekarang dinamai zigot, sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim

ovum yang esensial bagi perkembangan cakram mudigah.

F. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan

38

Page 39: Laporan skenario a blok 7

39

No Analisis Masalah

Keadaan

What I

Know

What I

have to

prove

What I don’t

Know

1 Fisiologi siklus menstruasi v

2 Penyebab tidak menstruasi v

3 Mekanisme tidak terjadinya menstruasi v

4 Hubungan faktor usia dengan siklus

menstruasiv

5 Faktor dan mekanisme payudara

membesarv

6 Faktor dan mekanisme bertambahnya

berat badanv

7 Faktor dan mekanisme rasa mual v

8 Keterkaitan keluhan diatas (4,5,6)

dengan tidak menstruasiv

9 Fungsi kontrasepsi v

10 Dasar fisiologi metode kontrasepsi v

11 Mekanisme kerja pregnancy test v

12 Bagaimana interpretasi hasil PT pada

kasusv

13 Fisiologi kehamilan v

14 Pengaruh kehamilan terhadap tidak

terjadinya menstruasiv

15 Cara mendiagnosis kehamilan v

Page 40: Laporan skenario a blok 7

G. Kerangka Konsep

40

Terjadi ovulasiLH meningkat

Estrogen meningkat

menyebabkan

LH

Folikel de graff matang

Folikel primer berkembang

FSH Naik

hCG tinggi

Tes kehamilan positif

Tidak menstruasi

Hopofisis Anterior

Sperma

Peleburan sperma dan ovum (zigot)

Implantasi zigot pada endometrium

Terjadi kehamilanTerbentuk

sinsitiotrofoblas dan plasenta

Korion terstimulasi menghasilkan hCG

Korpus luteum mengeluarkan progesteron untuk mempertahankan

endometrium

Korpus luteum dipertahankan (Corpus

gravidarum)

Plasenta menggantikan fungsi korpus

luteum

1. Payudara membesar

2. Berat badan bertambah

3. Mual

Hipothalamus dirangsang

Page 41: Laporan skenario a blok 7

H. Sintesis

Pada kasus ini, Ny. A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang

lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan kadang ada rasa mual.

Keluhan-keluhan tersebut dapat menjadi diagnosis bahwa Ny. A hamil. Selain itu,

juga dilaksanakan Pregnancy Test oleh dokter melalui urin dan hasilnya positif.

Pada fase kehamilan, corpus luteum yang seharusnya menjadi corpus albican

apabila tidak dibuahi atau tidak terjadi fertilisasi, menjadi corpus gravidarium.

Corpus luteum menyebabkan peningkatan hormon estrogen dan progesteron, namun

progesteron lebih dominan, yang berpengaruh terhadap penebalan dinding

endometrium. Apabila terjadi fertilisasi, corpus luteum berkembang menjadi corpus

gravidarium yang berfungsi untuk pertahanan dan nutrisi untuk zigot, sekresi

progesteron sehingga tidak terjadi peluruhan pada endometrium. Maka dari itu, Ny.

A memiliki keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu.

Pada hari ke-5, tropoblast sudah terbentuk dan terbagi atas sitotropoblast dan

sinsitiotropoblast. Sinsitiotropoblast menghasilkan hormon kehamilan, yaitu hCG.

Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, hCG dapat dideteksi pada darah dan urin wanita

hamil.

Pada kasus, Ny. A mengalami keluhan payudaranya membesar. Pembesaran

payudara disertai dengan pembesaran volume payudara dan penambahan berat pada

payudara. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kandungan hormon estrogen yang

tinggi, yang dikeluarkan oleh corpus luteum dan corpus gravidarium. Kandungan

41

Page 42: Laporan skenario a blok 7

estrogen tinggi diperlukan oleh wanita hamil untuk mempersiapkan perkembangan

pada zigot.

Ny. A juga mengalami keluhan bertambahnya berat badan. Kandungan

estrogen yang tinggi yang distimulasi oleh FSH dari hipotalamus meningkatkan

nafsu makan pada wanita hamil. Selain itu, perbesaran payudara juga menyebabkan

peningkatan berat badan yang dialami Ny. A. Pembesaran uterus, perkembangan

fetus, placenta dan cairan amnion juga dapat meningkatkan peningkatan berat badan.

Keluhan terakhir Ny. A adalah adanya rasa mual, namun tidak sampai muntah.

Rasa mual atau nausea, pada bulan-bulan awal kehamilan disebabkan oleh produksi

hormon hCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini merupakan hormon yang

dihasilkan plasenta selama awal kehamilan. hCG menyebabkan meningkatnya

produksi hormon estrogen dan progesteron yang memancing peningkatan keasaman

lambung. Asam lambung tersebut naik ke kerongkongan yang menyebabkan

terpicunya rasa mual pada Ny. A. Selain itu, hCG juga merupakan hormon baru

dalam tubuh yang diproduksi tinggi sehingga dapat menyebabkan reaksi tubuh

berupa rasa mual pada wanita hamil. Perubahan dalam tubuh wanita hamil yang

dipicu hormon ini kemudian dapat menimbulkan rasa mual. Selain itu, sel-sel

plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh

tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu

terjadinya reaksi mual-mual.

Keterkaitan akhir yang dapat disimpulkan adalah Ny. A hamil. Kehamilan

pada Ny. A menyebabkan berbagai keluhan, antara lain keluhan tidak menstruasi

sejak 1 bulan yang lalu, payudaranya membesar, berat badan bertambah naik, dan

kadang ada rasa mual. Sedangkan, tanda bahwa Ny. A hamil adalah melalui

pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter yang bersangkutan yang

menyatakan hasil Pregnancy Test Ny. A positif hamil.

I. Kesimpulan

Ny. A dinyatakan positif hamil setelah tidak menstruasi sejak sebulan yang lalu. Hal

ini diperjelas dengan keluhan payudara membesar, berat badan bertambah, dan

kadang terasa mual yang merupakan tanda-tanda kehamilan

Daftar Pustaka

A. Jagannadha Rao,  S. G. Kotagi,  and N. R. Moudgal. Effect Of Human Chorionic

42

Page 43: Laporan skenario a blok 7

Gonadotropin On Serum Levels Of Progesterone And Estrogens In The Pregnant

Bonnet Monkev (Macaca Radiata), March 1981; Vol. 3: No: 1, 83-88.

Tortora, Gerard J, & Derrickson, Bryan. (2009) Principles of Anatomy and Physiology.

12th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.

http://en.wikipedia.org/wiki/Pregnancy_test diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.16am

http://www.plannedparenthood.org/health-info/pregnancy/pregnancy-test diunduh

pada 4 Maret 2015 pukul 2.22am

https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQF

jAC&url=https%3A%2F%2Fchristagteven.files.wordpress.com

%2F2013%2F02%2Fperubahan-fisiologis-pada-wanita-

hamil.docx&ei=JQr2VIC3HYKSuQSIkIA4&usg=AFQjCNFHDAogVjObnXT

nH2kmNbR7M19xyg&sig2=yPZ58_ad5bBPQWkqmHk44g&bvm=bv.875198

84,d.c2E diunduh pada 4 Maret 2015 pukul 2.39am

American Pregnancy Association. 2014. "Nausea During Pregnancy". http://american

pregnancy.org/pregnancy-health/nausea-during-pregnancy/, diunduh pada 3 Mei 18.36

WIB

Arliando, Alvin. tt. "Apakah penyebab ibu hamil yang sering muntah".

https://www.academia .

edu/4925354/Apakah_penyebab_ibu_hamil_yang_sering_muntah, diunduh pada 3 Mei

2014, pukul 18.42 WIB

Breast Cancer Care. 2007. "Breast Changes during and after Pregnancy". http://www.breast

cancercare.org.uk/upload/pdf/bcc_preg_changes_0.pdf, diunduh pada 3 Mei 18.12 WIB

Indonesian Breastfeeding Networking Information Education Network. 2010. "Proses

Mekanisme Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhi Produksinya". https://

supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/06/06/proses-mekanisme-produksi-asi-dan-

faktor-yang-mempengaruhi-produksinya/, diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.29 WIB

Kuncara, Purba. 2013. "Mengapa ibu hamil muda sering mual-mual?". http://purbakuncara .

com/mengapa-ibu-hamil-muda-sering-mual-mual/, diunduh pada 3 Mei 18.40 WIB

Oktavia, Nadia. tt. "Apakah Wanita Hamil Bisa Menstruasi?". http://www.klikdokter.com/

tanyadokter/seks-andrologi/apakah-wanita-hamil-bisa-menstruasi, diunduh pada 3 Mei

2014, pukul 18.56 WIB

43

Page 44: Laporan skenario a blok 7

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Nella Yesdelita

(Ed.). Brahm U. Pendit (Terj.). EGC: Jakarta

tt. "Maternal Physiological Changes in Pregnancy".

http://en.wikipedia.org/wiki/Maternal_ physiological_changes_in_pregnancy ,

diunduh pada 3 Mei 2014, pukul 18.19 WIB

44