laporan tutorial

Upload: andrio-palayukan

Post on 18-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Pediatri

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGTubuh manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan mulai dari lahir sampai dewasa. Pertumbuhan mengarah

    kepada pertambahan ukuran maupun jumlah sel suatu, sedangkan

    perkembangan lebih mengarah kepada kematangan atau maturitas organ-

    organ. Pada umumnya setiap manusia akan tumbuh dan berkembang sesuai

    dengan usianya. Normalnya, pertumbuhan dan perkembangan akan terus

    berlangsung sampai suatu waktu tertentu lalu berhenti.

    Akan tetapi, tidak semua orang mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan yang normal. Tumbuh kembang yang tidak normal dapat

    terjadi pada setiap tahap, mulai dari lahir sampai dewasa. Pertumbuhan dan

    perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik endogen maupun

    eksogen. Berikut adalah salah satu contoh kasus tumbuh kembang yang tidak

    normal.

    Normalkah anakku?

    Seorang anak berusia 2.5 tahun di gendongan sang ibu mendatang poliklinik

    umum untuk berkonsultasi dengan dokter. Anak tersebut belum bisa

    merangkak apalagi berjalan, dan sampai saat ini belum sepatah kata pun bias

    diucapkannya, hanya merengek dan kadang terdiam. Berdasarkan hasil

    pemeriksaan Denver II oleh dokter didapatkan adanya keterlambatan di

    semua domain perkembangan.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    2/32

    B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana konsep pertumbuhan dan perkembangan?2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang?3. Bagaimana tumbuh kembang yang normal?4. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menilai tumbuh kembang dan

    bagaimana interpretasinya?

    5. Apa saja jenis gangguan pertumbuhan dan perkembangan?6. Bagaimana penegakkan diagnosis kelainan tumbuh kembang?7. Bagaimana terapi kelainan tumbuh kembang?

    C. TUJUAN DAN MANFAATSetelah melakukan diskusi mengenai kasus di atas, diharapkan mahasiswa

    mampu:

    1. Memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan.2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.3. Mengetahui pertumbuhan yang normal.4. Mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menilai tumbuh

    kembang dan bagaimana interpretasinya.

    5. Mengetahui jenis-jenis gangguan pertumbuhan dan perkembangan.6. Mengetahui penegakkan diagnosis dari kelainan tumbuh kembang.7. Mengetahui terapi kelainan pada tumbuh kembang.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    3/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN1. Pertumbuhan

    a. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalambesar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel atau organ yang bisa

    diukur. (Soetjiningsih, 2003)

    b. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan strukturtubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi

    (bertambah banyak) sel-sel dan juga karena bertambah besarnya sel.

    (IDAI, 2002)

    c. Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran. (Whaleyand Wong)

    2. Perkembangana. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

    fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai

    hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 2003)

    b. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsitubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat

    diperkirakan dan diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel,

    jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI,

    2002)

    c. Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secarabertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi

    dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    4/32

    perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and

    Wong).

    B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DANPERKEMBANGAN

    1. Faktor GenetikFaktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

    tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam

    sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas

    pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat

    sensitivitas jaringan terhadap rangsang, umur pubertas, dan berhentinya

    pertumbuhan tulang.

    Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang

    normal dan patologik, jenis kelamin, dan suku bangsa. Potensi genetik yang

    bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif

    sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di

    negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan dinegara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan

    karena faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk

    tumbuh kembang anak yang optimal. Bahkan kedua faktor ini dapat

    menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Di samping

    itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom

    seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan lain-lain.

    2. Faktor LingkunganLingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau

    tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan

    tercapainya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan

    menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisik-psiko-

    sosial yang mempengaruhi individu setiap hari.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    5/32

    a. Faktor Lingkungan Pranatal1. Gizi Ibu Saat Hamil

    Gizi ibu yang buruk sebelum terjadinya kehamilan maupun selama

    kehamilan dapat menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah)

    atau lahir mati, dan terkadang cacat bawaan. Dapat pula menyebabkan

    hambatan pertumbuhan otak janin, anemia, bayi yang mudah terkena

    infeksi, abortus, dan sebagainya.

    2. MekanisTrauma dan gangguan kehamilan lain seperti cairan ketuban yang

    kurang, dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang

    dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat

    mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi

    fasialis, atau kranio tabes.

    3.

    Toksin atau Zat KimiaMasa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat

    teratogen. Obat-obatan thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat

    anti kanker, dan lain sebagainya, dapat menyebabkan kelainan

    bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat atau

    peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir

    rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental.

    4. EndokrinHormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah

    somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptida-

    peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-like growth factors

    atau IGFs).

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    6/32

    Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin

    sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-

    20, selanjutnya menetap sampai lahir. Namun, perannya belum jelas

    pada pertumbuhan janin.

    Hormon-hormon tiroid seperti TRH (thyroid releasing hormone), TSH

    (thyroid stimulating hormone), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin

    sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi sejak

    minggu ke-13. Meskipun perannya belum jelas, jika terdaoat defisiensi

    hormon tersebut dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan

    saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.

    Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu

    meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk

    pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah,

    sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah

    minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum diketahui

    dengan jelas.

    Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidakmendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang

    dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium saat hamil,

    PKU (phenylketonuria), dan lain-lain.

    5. RadiasiRadiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat

    menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat

    bawaan lainnya. Dan efek radiasi pada laki-laki dapat mengakibatkan

    cacat bawaan pada anaknya.

    6. InfeksiInfeksi intrauterin yang sering mnyebabkan cacat bawaan adalah

    TORCH. Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan

    penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria,

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    7/32

    lues, HIV, polio, campak, leptospirosis, mikoplasma, virus influenza,

    dan hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat

    merusak janin.

    7. StresStres yang dialami ibu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang

    janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.

    8. ImunitasRhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops

    fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

    9. Anoksia embrioMenurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali

    pusat dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.

    b. Faktor Lingkungan PerinatalBayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem

    yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke

    suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanismehomeostatik bayi itu sendiri.

    Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7

    hari setelah dilahirkan merupakan masa rawan dalam proses tumbuh

    kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat

    persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang

    permanen. Risiko palsi serebralis lebih besar pada BBLR yang disertai

    asfiksia berat, hiperbilirubinemia yang disertai kern ikterus, IDRS

    (idiopatic respiratory distress syndrome), asidosis metabolik, dan

    meningitis atau ensefalitis.

    c. Faktor Lingkungan PostnatalDalam tumbuh kembang anak, tidak sedikit oeranan ibu dalam ekologi

    anak, yaitu faktir ibu sebagai genetik faktor yang memiliki pengaruh

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    8/32

    biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya

    terhadap pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian. Di

    samping itu, pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara

    sebagai plasenta eksternal karena menggantikan fungsi plasenta tidak

    hanya dalam memberikan nutrisi pada bayi, tetapi juga dalam

    mempertahankan hubungan ibu dan anak. Demikian pula dengan

    memberikan ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupakan

    stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak.

    Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara

    umum dapat digolongkan menjadi:

    1. Lingkungan biologis:a. Ras atau suku bangsab. Jenis kelaminc. Usia

    Usia yang paling rawan adalah masa balita karena pada masa itu

    anak mudah sakit dan mudah terjadi kekurangan gizi. Di samping

    itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anaksehingga memerlukan perhatian khusus.

    d. GiziMakanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak,

    di mana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa karena

    makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan.

    e. Perawatan kesehatanf. Kepekaan terhadap penyakitg. Penyakit kronish. Fungsi metabolismei. Hormon

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    9/32

    Hormo-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

    antara lain adalah: growth hormone, tiroid, hormon seks, insulin,

    IGFs, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

    2. Faktor fisik:a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.b. Sanitasi lingkungan.c. Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan

    kepadatan hunian.

    d. Radiasi.3. Faktor psikososial:

    a. StimulasiStimulasi merupakan hal yang penting dalm tumbuh kembang

    anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan

    lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang

    atau tidak mendapat stimulasi.

    b. Motivasi belajarc.

    Kelompok sebaya

    d. Strese. Sekolahf. Cinta dan kasih sayangg. Kualitas interaksi anak dan orang tua.

    4. Faktor keluarga dan adat-istiadata. Pekerjaan atau pendapatan keluargab. Pendidikan orang tuac. Jumlah saudarad. Stabilitas rumah tanggae. Kepribadaian orang tuaf. Adat-istiadat dan normag. Agama

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    10/32

    h. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritaskepentingan anak, anggaran, dll.

    C. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NORMAL1. Usia 0-3 bulan :

    - Belajar mengangkat kepala- Belajar mengikuti objek dengan matanya- Melihat ke wajah orang dan tersenyum- Bereaksi terhadap bunyi- Mengoceh spontan- Menahan barang yang dipegangnya

    2. Usia 3-6 bulan :- Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada bertopang pada

    tangan- Belajar meraih benda-benda- Menaruh benda-benda ke dalam mulutnya- Berusaha memperluas lapangan pandang- Tertawa dan menjerit karena gembira- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

    3. Usia 6-9 bulan :- Dapat duduk tanpa bantuan- Dapat tengkurap dan berbalik tanpa bantuan- Dapat merangkak- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain- Memegang benda keil dengan ibu jari dan telunjuk

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    11/32

    - Mengeluarkan kata-kata tanpa arti- Mengenal wajah anggota keluarga dan takut kepada orang asing- Bisa berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

    4. Usia 9-12 bulan :- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu- Berjalan dengan tuntunan- Menirukan suara dan mengulang bunyi yang didengarnya- Menyatakan 1 atau 2 kata- Mengerti perintah atau larangan sederhana- Berpartisipasi dalam permainan- Menunjukkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya

    5. Usia 12-18 bulan :- Berjalan dan berkeliling rumah- Menyusun 2 atau 3 kotak- Mengatakan 5-10 kata- Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing

    6. Usia 18-24 bulan :- Menyusun 6 kotak- Menunjuk mata dan hidungnya- Menyusun 2 kata menjadi kalimat- Menggambar garis di kertas atau pasir- Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil- Memperlihatkan minat terhadap pekerjaan orang dewasa dan kepada

    anak lain untuk bermain-main dengan mereka

    7. Usia 2-3 tahun :- Meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki- Menyusun kalimat- Menggambar lingkaran

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    12/32

    - Bermain bersama anak-anak lain8. Usia 3-4 tahun :

    - Berjalan-jalan sendiri, mengunjungi tetangga- Belajar berpakaian- Menggambar garis silang- Menggambar orang hanya kepala dan badan- Mengenal 2 atau 3 warna- Bicara dengan baik- Banyak bertanya- Menyebutkan namanya, jenis kelaminnya, umurnya- Mengenal sisi atas bawah samping- Menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya- Dapat melakukan tugas-tugas sederhana

    9. Usia 4-5 tahun :- Melompat dan menari- Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, dan badan- Menggambar segi empat dan segi tiga- Pandai bicara- Menyebut hari-hari dalam seminggu- Menghitung jari- Mendengar dan mengulang cerita- Minat terhadap istilah baru dan artinya- Memprotes bila keinginannya dilarang- Mengenal 4 warna- Membedakan besar kecilnya benda

    D. PEMERIKSAAN DENVER II

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    13/32

    Skrining perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan

    adalah Denver II antara lain karena mempunyai rentang usia yang cukup lebar

    (mulai bayi baru lahir sampai umur 6 tahun), mencakup semua aspek

    perkembangan dengan realiability cukup tinggi (interrates reability = 0.99,

    test-retest reability = 0.90) Sampai tahun 1990 metode ini telah digunakan

    lebih dari 54 negara dan telah dimodifikasi lebih dari 15 negara. Walaupun

    secara eksplisit metode ini untuk mendeteksi 4 aspek perkembangan, tetapi di

    dalamnya sebenarnya terdapat aspek-aspek lain sebagai berikut:

    Gerak kasar Gerak halus (di dalamnya terdapat aspek koordinasimata dan tangan,

    manipulasi benda-benda kecil, pemecahan masalah )

    Berbahasa (di dalamnya terdapat juga aspekpendengaran, penglihatan danpemahaman, komunikasi verbal)

    Personal sosial (di dalamnya terdapat juga aspek penglihatan,pendengaran, komunikasi, gerak halus dan kemandirian).

    Kesimpulan hasil skrining Denver II hanya menyatakan bahwa balita

    tersebut: normal atau dicurigai ada gangguan tumbuh kembang pada aspek

    tertentu. Normal, jika ia dapat melakukan semua kemampuan (atau

    berdasarkan laporan orangtuanya) pada semua persentil yang masuk dalam

    garis umurnya. Walaupun ada 1 ketidakmampuan atau menolak melakukan

    pada persentil 75-90 masih dianggap normal. Dicurigai ada gangguan

    tumbuh kembang jika ada 1 atau lebih ketidakmampuan pada persentil > 90,

    atau 2 (atau lebih) ketidakmampuan/ menolak pada persentil 75-90 yang

    masuk garis umurnya. Selain itu di dalam Denver II ada bagian terpisah

    untuk menilai perilaku anak secara sekilas. Tetapi Denver II tidak mampu

    mendeteksi gangguan emosional, atau gangguan-gangguan ringan

    (Soedjatmiko, 2001).

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    14/32

    Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver

    Development Screening Test (DDST) dan Revised Denver Developmental

    Screening Test (DDST-R). DDST adalah salah satu metode skrining terhadap

    kelainan perkembangan anak. Waktu yang dibutuhkan antara 15 20 menit.

    Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :

    a. Mendeteksi dini perekembangan anak.b. Menilai dan memantau perkembangan anak sesua usia (06 tahun)c. Salah satu antisipasi bagi orang tuad. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangane. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anakAda 4 sektor perkembangan yang dinilai antara lain sebagai berikut :

    a. Personal Social (perilaku sosial)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

    berinteraksi dengan lingkungannya.

    b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

    sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

    tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

    cermat.

    c. Language (bahasa)Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti

    perintah dan berbicara spontan.

    d. Gross motor (gerakan motorik kasar)Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

    Tanda item penilaian:

    a. F (Fail/gagal) : bila anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik,ibu/pengasuh memberi laporan anak tidak dapat melakukan tugas dengan

    baik.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    15/32

    b. R (Refusal/menolak) : anak menolak untuk uji coba.c. P (Pass/lewat) : apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik,

    ibu/pengasuh memberi laporan tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat

    melakukan dengan baik.

    d. NO = No Opportunity : anak tidak punya kesempatan untuk melakukanuji coba karena ada hambatan, uji coba yang dilakukan orang tua.

    Cara pemerikasaan DDST II

    a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akandiperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk

    satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan

    ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

    b. Buat garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur kronologisyang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir.

    c. Uji semua item dengan cara :1) Pertama pada tiap sektor, uji 3 item yang berada di sebelah kiri garis

    umur tanpa menyentuh batas usia

    2)

    Kedua uji item yang berpotongan pada garis usia3) Ketiga item sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak

    gagal

    d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P danberapa yang F.

    Interpretasi dari nilai Denver II

    a. Advanced : bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelahkanan garis umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia

    tersebut.

    b. Normal : bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garisumur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).

    c. Caution: tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada itemantara 75-100% (warna hijau).

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    16/32

    d. Delay : gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,

    Meragukan dan tidak dapat dites:

    1. Abnormala)Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.b)Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

    plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang

    sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

    dengan garis vertikal usia.

    2. Meragukana)Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.b)Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

    sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

    dengan garis vertikal usia.

    c)Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktorsesaat seperti takut, keadaan sakit atau kelelahan

    3.

    Tidak dapat ditesApabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal

    atau meragukan. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu

    4. NormalBila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

    E. PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG LAIN1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining

    Perkembangan) mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2

    tahun, dan minimal tiap 6 bulan umur 2-6 tahun.

    2. Tanya pendengaran anak denga TDD (Tes Daya Dengar), mulai umur 3bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun, dan minimal tiap 6

    bulan sampai umur 6 tahun.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    17/32

    3. Tes penglihatan anak dengan TDL (Tes Daya Lihat) mulai umur 3 tahun,tiap 6 bulan.

    4. Tanya gangguan perilaku dengan KMME (Kuesioner Masalah MentalEmosional), CHAT (Checklist for Autism in Toddler) dan Conners untuk

    gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas.

    1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)Digunakan untuk menanyakan perkembangan anak mulai umur 3 bulan.

    Dilakukan seterusnya setiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, dan tiap 6 bulan

    pada umur 2-6 tahun. Isi KPSP berupa 10 pertanyaan yang disesuaikan

    dengan umur anak. Pertanyaan tersebut dijawab oleh orangtua.

    Interpretasi (penafsiran) KPSP :

    Ya : bila anak bisa melakuan atau pernah atau sering atau kadang-kadang

    Tidak :bila anak belum pernah/ tidak pernah/ibu tidak tahu. Bila jawaban Ya berjumlah 9-10, berarti perkembangan anak sesuai

    tahap pekembangannya.

    Bila jawaban Ya berjumlah 7-8, berarti meragukan. Pemerikaandiulang kembali setelah 2 minggu. Jika pemeriksaan ulang didapatkan

    hasil jawaban Ya tetap 7-8, kemungkinan terdapat penyimpangan.

    Bila jawaban Ya sama atau kurang dari 6, kemungkinan adapenyimpangan.

    Kelemahan KPSP dibandingkan dengan Denver II yaitu, KPSP terlambat

    1-3 bulan sehingga bisa kemungkinan false negative dan pertanyaan tidak

    imbang antar 4 aspek perkembangan.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    18/32

    2. Pediatric Symptoms ChecklistDilakukan pada anak umur 4-16 tahun. Berisi 35 daftar perilaku anak,

    dinilai oleh orangtua dijawab selama 45 menit.

    Cara penilaian :

    Tidak pernah (nilai 0) Kadang-kadang (nilai 1) Sering (nilai 2)Interpretasinya, jika nilai lebih dari 28 maka anak perlu dirujuk.

    Kelemahan pemeriksaan ini adalah, perlu diperjelas lagi batasan antarakadang-kadang dan sering. Namun pemeriksaan ini mempunyai

    sensitivitas dan spesifisitas yang baik.

    3. CHAT (Checklist for Autism In Toddlers)Merupakan deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan. Indikasi dilakukan

    tes ini, apabila didapatkan kecurigaan karena ada satu atau lebih:

    a. Keterlambatan bicarab.

    Gangguan komunikasi/interaksi sosial

    c. Perilaku yang berulang-ulangPada pemeriksaan, tanyakan dan amati perilaku anak.

    9 pertanyaan utuk ibu/pengasuh (A) : ya/tidak 5 perintah bagi anak (B) : ya/tidak

    Interpretasi (penafsiran) CHAT :

    Risiko tinggi menderita Autis : jawaban tidak A5, A7, B2-4, kemudiandirujuk ke rumah sakit.

    Risiko rendah menderita Autis : jawaban tidak A7, B4. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : jika jawaban tidak ada 3

    atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, B5.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    19/32

    Normal4. Kuesioner Masalah Mental Emosional

    Dilakukan bila terdapat kecurigaan dari ibu atau pengasuh atau petugas

    mengenai perilaku anak. Hanya dapat dilakukan pada anak umur 3-6 tahun.

    Berisi 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental emosional, dapat

    dilakukan tiap 6 bulan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan untuk

    orangtua/pengasuh. Interpretasina, jika terdapat jawaban Ya lebih dari 1,

    kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.

    Ringkasan isi kuesioner KMME :

    a. Sering terlihat marahb.Menghindar dari teman-temanc. Perilaku merusak dan menentang lingkungand.Takut atau kecemasan berlebihane. Konsentrasi buruk/sulitf. Kebingungang.Perubahan pola tidurh.

    Perubahan pola makan

    i. Sakit kepala, sakit perut, keluhan fisikj. Putus asak.Kemunduran perilakul. Perbuatan yng diulang-ulang

    5. Kuesioner Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas(GPPH)

    Biasanya karena ada kecurigaan orangtua atau kecurigaan

    petugas/guru/kader. Dilakukan pada anak umur lebih dari 3 tahun. Berisi 10

    pertanyaan, cara penilaiannya : nilai 0 (tidak pernah), 1 (kadang-kadang), 2

    (sering), 3 (selalu).

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    20/32

    Interpretasinya, jika nilai lebih dari 13 maka kemungkinan GPPH,

    kemudian rujuk ke rumah sakit. Jika nilai kurang dari 13 tetapi ragu,

    dilakukan periksa ulang 1 bulan lagi.

    Ringkasan kuesioner GPPH:

    a. Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihanb. Mudah gembira, impulsivec. Mengganggu anak laind. Gagal selesaikan pekerjaan, perhatian singkate. Gerakkan anggota badan /kepala terus menerusf. Kurang perhatian, mudah teralihkang. Permintaan harus segera dipenuhi, mudah frustasih. Mudah menangisi. Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastisj. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tidak terduga

    6. Tes Daya DengarDilakukan pada anak berumur lebih dari 24 bulan. Cara pemeriksaannya

    yakni mengamati kemampuan anak dalam melaksanakan perintah dariorangtua/pengasuh. Jawaban ya jika anak dapat melaksanakan perntah

    tersebut, jawaban tidak jika anak tidak dapat melaksanakan perintah. Dari

    pengamatan tersebut, bila terdapat lebih dari 1 jawaban tidak, maka anak

    kemungknan mengalami gangguan pendegaran.

    7. Tes Daya Lihat

    F. MACAM-MACAM GANGGUAN PERTUMBUHAN DANPERKEMBANGAN

    1. Gangguan Pertumbuhan FisikGangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas

    normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    21/32

    badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara

    mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih

    (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak

    mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik

    berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi,

    menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga

    menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan

    pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala

    menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal.

    Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang

    menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya

    merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari

    normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis

    ataupun hanya merupakan variasi normal.

    Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga

    perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih

    berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara

    lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling,

    nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis

    optik, glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2003). Sedangkan

    ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli

    sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak dapat

    disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara

    lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama kehamilan.

    Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah

    infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

    2. Autis

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    22/32

    Autis adalah:

    a. Gejala menyendiri atau menutup diri secara total dari dunia riil dantidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar.

    b. Autis ialah cara berfikir yang dikendalikan oleh kebutuhanpersonal atau diri sendiri

    c. Menanggapi dunia berdasarkan penglihatan, harapan sendiri danmenolak realitas.

    d. Keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.

    Ditinjau dari segi perilaku, anak

    - anak penderita autis cenderung untuk melukai dirinya sendiri,tidak percaya diri, bersikap agresif, menanggapi secara kurang atau

    berlebihan terhadap stimulasi eksternal, dan menggerak

    - gerakkan anggota tubuhnya secara tidak wajar

    Tanda-tanda Autis pada umunya adalah:

    a.

    Kelainan penginderaan.Sensitif terhadap cahaya, pendengaran,sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai

    berat.

    b. Tidak bisa memusatkan perhatian pada objek, karena itu anak autissenantiasa tidak acuh.

    c. Sangat terlambat berbicara.d. Sering tertawa sendiri tanpa sebab yang bisa dipahami orang lain.e. Timbulnya gerakan-gerakan aneh tidak wajar baik karena respon

    terhadap rangsangan atau tanpa rangsangan.

    f. mengamuk diluar sebab yang wajar; hiperaktif; wajah atau rautmuka tanpa ekspresi baik senang maupun susah, kecewa, dan

    sebagainya.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    23/32

    3. Cerebral PalsyCerebral palsy (CP) adalah terminologi yang digunakan untuk

    mendeskripsikan kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat

    pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang tampak pada

    beberapa tahun pertama kehidupan dan secara umum tidak akan

    bertambah buruk pada usia selanjutnya. Penyakit ini disebabkan

    pertumbuhan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan

    menganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur

    secara adekwat.

    Seseorang dengan CP dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal

    motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting, masalah

    keseimbangan dan berjalan, atau mengenai gerakan involunter, misalanya

    tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur.

    Klasifikasi CP berdasarkan derajat penyakit

    Klasifikasi Perkembangan

    Motorik

    Gejala Penyakit Penyerta

    Minimal Normal, hanya

    terganggu secara

    kualitatif

    Kelainan tonus sementaraRefleks primitif menetap

    terlalu lama

    Kelainan postur ringanGangguan gerak motorik

    kasar & halus

    Gangguankomunikasi

    Gangguanbelajar spesifik

    Ringan Berjalan umur

    24 bulan

    Beberapa kelainan padapemeriksaan neurologis

    Perkembangan refleksprimitif abnormal

    Respon postular terganggu

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    24/32

    Gangguan motorik,misalnya tremor

    Gangguan koordinasiSedang Berjalan umur 3

    tahun

    Berbagai keluhanneurologis

    Refleks primitif menetapdan kuat

    Respon postural terlambat

    Retardasimental

    Gangguanbelajar dan

    komunikasi

    KejangBerat Tidak bisa

    berjalan atau

    berjalan dengan

    alat bantu

    Gejala neurologisdominan

    Refleks primitif menetapRespon postural tidak

    muncul

    4. Keterlambatan Perkembangan GlobalDikatakan keterlambatan perkembangan global apabila ada keterlambatan

    di dua atau lebih domain perkembangan. Domain perkembangan sendiri

    terdiri dari motorik kasar, motorik halus, kognitif, berbicara/bahasa dan

    personal sosial. Keterlambatan perkembangan global terjadi pada anak usia 5

    tahun kebawah, sedangkan untuk anak usia 5 tahun keatas disebut retardasi

    mental karena tes IQ sudah bisa dilakukan dengan benar. (Cleary, 2005)

    5. Speech DelayDisfasia perkembangan termasuk dalam disfungsi minimal otak (DMO).

    Disfungsi minimal otak bukanlah istilah yang melukiskan penyakit tertentu,

    melainkan istilah umum yang menggambarkan adanya suatu disfungsi akibat

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    25/32

    gangguan perkembangan otak. Istilah minimal melukiskan bahwa lesi

    memang minimal, sering tidak tampak pada neuroimaging, atau lesi yang

    bersifat gangguan dalam biomolekuler/neurotransmiter. Sedangkan dilihat

    dari sudut mekanismenya, disfungsi minimal otak diakibatkan oleh deviasi

    atau kesalahan dalam perkembangan otak. Gangguan perkembangan otak

    dapat disebabkan oleh faktor prenatal, natal dan postnatal.

    Disfasia perkembangan merupakan salah satu penyebab keterlambatan

    bicara (speech delay) pada anak. Pada anak dengan problem keterlambatan

    bicara, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jika dijumpai beberapa

    keadaan seperti

    Usia Kemampuan

    4 bulan Tidak memberi respon terhadap suara Tidak ada minat berinteraksi dengan orang lain Tidak mempunyai keinginan berinteraksi

    6 bulan Mata tidak melirik dan kepala tidak menoleh padasumber suara yang datang dari belakang atau samping

    Tidak respon terhadap panggilan namanya Kehilangan kemampuan mengeluarkan suara

    12 bulan Tidak ada jargon atau kata-kata rutin Tidak mengatakan ma-ma, pa-pa Kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ada

    15-18 bulan Tidak ada kata-kata Tidak mengerti diajak bicara

    18 bulan Tidak dapat mengucapkaan 10 kata

    21 bulan Tidak respon terhapat perintah:duduk, berdiri, kemari

    24 bulan Perbendaharaan kata kurang dari 50 Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    26/32

    Bicaranya sulit dimengerti orang lain Tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh:

    mulut, hidung, mata dan kuping.

    G. TERAPI KELAINAN PERKEMBANGAN1. Terapi Okupasi

    Terapi okupasi terpusat pada pendekatan sensorik atau motorik atau

    kombinasinya untuk memperbaiki kemampuan anak untuk merasakan

    sentuhan, rasa, bunyi, dan gerakan. Tetapi juga meliputi permainan dan

    keterampilan sosial, melatih kekuatan tangan, genggaman, kognitif dan

    mengikuti arah.

    Terapi okupasi diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar,

    hambatan motorik (cedera, stroke, traumatic brain injury), autism, sensory

    processing disorders, cerebral palsy, down syndrome, Attention Deficit

    Hyperactivity disorder (ADHD), genetic disorders, aspergers syndrome,

    kesulitan belajar, keterlambatan wicara, Pervasive Developmental Disorder

    (PDD) dan keterlambatan tumbuh kembang lainnya.

    2. Terapi Sensori IntegrasiSensori integrasi berarti kemampuan untuk mengolah dan mengartikan

    seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan

    kemudian menghasilkan respons yang terarah. Terapi sensori integrasi

    meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga lebih mampu untuk

    memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas sensori integrasi merangsang

    koneksi sinaptik yang lebih kompleks sehingga bisa meningkatkan kapasitas

    untuk belajar.

    Terapi ini dapat diterapkan kepada anak dengan gangguan perilaku,

    Autism Spectrum Disorder (ASD), down syndrome, Attention Deficit

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    27/32

    Hyperactivity Disorder (ADHD), Aspergers Syndrome, kesulitan belajar,

    keterlambatan bicara, Cerebral Palsy, dll.

    3. Terapi WicaraTerapi wicara adalah layanan terapi yang membantu bekerja pada

    prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan berkomunikasi atau gangguan pada

    berbahasa dan bicara.

    Terapi wicara bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalami

    gangguan berkomunikasi, seperti :

    - Anak-anak dengan gangguan bahasa reseptis (tidak mengerti)- Anak-anak dengan gangguan bahasa ekspresif (sulit mengungkapkan

    keinginannya dalam berbicara)

    - Anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang khusus (autism, downsyndrome, tuna rungu, tuna wicara)

    - Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay)- Anak-anak yang mengalami gangguan artikulasi gagap, cadel, dsb

    4. Terapi ADL (Aktivitas Keseharian)Salah satu bentuk layanan terapi yang membantu anak-anak untuk dapat

    melakukan aktifitas keseharian, seperti makan, minum, berpakaian,

    bersepatu, bersisir, mandi secara mandiri.

    5. Terapi PerilakuDalam terapi perilaku, focus penanganan terletak pada pemberian

    reinforcement positif tiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang

    diberikan. Tidak ada hukuman (punishment) dalam terapi ini, akan tetapi bila

    anak berespons negative (salah/ tidak tepat) atau tidak berespons sama sekali

    maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut.

    Layanan terapi ini umumnya untuk anak dengan gangguan perilaku,

    pemusatan pemikiran, dan hiperaktivitas (ADHD), ADD, maupun autism.

    6. Fisioterapi

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    28/32

    Fisioterapi membantu anak mengembangkan kemampuan motorik kasar.

    Layanan fisioterapi umumnya untuk anak dengan keterbatasan fisik, tuna

    daksa, anak cerebral palsy serta anak yang mengalami keterlambatan atau

    gangguan kemampuan motorik kasar.

    7. Terapi MusikTerapi music adalah salah satu bentuk terapi yang bertujuan

    meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri

    dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir

    sedemikian rupa hingga tercipta music yang bermanfaat untuk kesehatan

    fisik dan mental. Terapi ini digunakan pada anak autism, ADHD, Down

    Syndrome.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    29/32

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Kelainan yang dialami anak pada skenario adalah Global Developmental

    Delay yang didefinisikan sebagai keterlambatan perkembangan signifikan dalam dua

    atau lebih domain perkembangan. Seorang anak dengan Global Developmental Delay

    (GDD) adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua

    tahapan perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari

    populasi anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan

    pada semua tahapan kemampuannya. Global Development Delay merupakan keadaan

    yang terjadi pada masa perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18

    bulan). Ciri khas GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada

    anak seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti,

    keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam

    pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya.

    Global Developmental Delay memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka

    ragam. Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat terbentuk pada

    masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir prematur, kelainan genetik

    dan herediter, infeksi, tetapi seringkali penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara

    umum, perjalanan penyakit GDD tidak memburuk seiring dengan waktu

    pertumbuhan anak.

    Gejala yang terdapat pada GDD biasanya:

    - Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan padausianya: anak terlambat untuk bisa duduk, berdiri, berjalan.

    - Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar- Rendahnya kemampuan social- Perilaku agresif- Masalah dalam berkomunikasi

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    30/32

    Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan GDD difokuskan pada

    keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik, atau bahasa. Beberapa

    pedoman memberikan rekomendasi diagnosis:

    - Pemeriksaan sitogenik

    - Pemeriksaanfragile X molecular genetic.

    - Pemeriksaan metabolic

    - Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    31/32

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULANBerdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan di atas, dapat ditarik

    kesimpulan anak pada skenario mengalami gangguan pada pertumbuhan

    maupun perkembangnya. Normalnya sang anak sudah dapat berjalan dan

    mengucapkan kalimat-kalimat. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    pertumbuhan dan perkembangan meliputi faktor genetik dan lingkungan.

    Untuk mengetahui kelainan perkembangan pada anak, tes yang paling sering

    dilakukan adalah Denver II.

    B. SARANSaran untuk kasus dalam skenario:

    1. Hendaknya deteksi terhadap gangguan tumbuh kembang anak dilakukansejak dini.

    2. Bagi ibu hamil, disarankan untuk menjaga kondisinya agar ibu tetap sehatdan kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi pada bayi dapat

    diminimalisasi.

    Saran untuk tutorial:

    Hendaknya setiap mahasiswa sudah mempersiapkan bahan untuk dibahas

    bersama dalam diskusi tutorial sehingga diskusi tutorial dapat berjalan lebih

    lancar.

  • 5/28/2018 Laporan Tutorial

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Cleary, M A. 2005.Developmental delay: when to suspect and how to investigate for

    an inborn error of metabolism.http://adc.bmj.com/content/90/11/1128.full.pdf

    Hidajati, Zuhriah. 2009.Faktor Resiko Disfasia Perkembangan pada Anak.

    http://eprints.undip.ac.id/24715/1/Zuhriah_Hidajati.pdf

    http://hittoh.blogspot.com/2013/05/skriningdeteksiperkembangan.html?view=sidebar

    ^^

    Saharso, Darto. 2006. Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana.

    http://old.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdf

    Setyawan, Farhan. 2010.Pola Penanganan Anak Autis di Yayasan Sayab Ibu (YSI)

    Yogyakarta.

    http://digilib.uinsuka.ac.id/5085/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA

    .pdf

    Soedjatmiko. 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari Pediatri

    Vol. 3 No. 3. page: 175188.

    Soetjiningsih. 2003. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.

    http://adc.bmj.com/content/90/11/1128.full.pdfhttp://adc.bmj.com/content/90/11/1128.full.pdfhttp://adc.bmj.com/content/90/11/1128.full.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/24715/1/Zuhriah_Hidajati.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/24715/1/Zuhriah_Hidajati.pdfhttp://old.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdfhttp://old.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdfhttp://old.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/24715/1/Zuhriah_Hidajati.pdfhttp://adc.bmj.com/content/90/11/1128.full.pdf