laporan tutorial
DESCRIPTION
tutorialTRANSCRIPT
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
1/31
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 1 : BLOK HUMANIORA
GANJIL 2013/2014
OLEH :
KETUA : CHRISTIAN AGUNG P (131610101080)
SCRIBER PAPAN: R.R. NEKTARA TITAN D (131610101082)
SCRIBER MEJA : ELISSA ARIANTO (131610101075)
ANGGOTA :
1. TIRA AISAH PUPASARI (131610101073)
2. DANARWATI BUDININGRUM (131610101074)
3. LILIS PUTRI A. (131610101076)
4. PRIMAWATI DYAH R. (131610101077)5. ZOEVANA ANANDRA P. (131610101078)6. ATIKA SURYADEWI (131610101079)7. YULIANDARI A PUTRI (131610101081)8. FREDI AKBAR M. (131610101083)9. MIFTACHUL HUSNA (131610101084)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
2/31
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan ridho-Nya laporan hasil tutorial skenario 1 yang berisi
tentang Memahami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat tersusun setelah
mengalami beberapa pembahasan. Pembuatan makalah ini didasarkan pada hasil
pelaksanaan tutorial yang menggunakan metode seven jump.
Agar hasil tutorial yang telah kami laksanakan dapat bermanfaat, maka
dibuatlah laporan ini agar dapat dipelajari kembali dan mungkin dapat bermanfaat
untuk adik kelas kami nanti.
Atas terselesaikan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih atas
kerjasama dan keaktifan rekan-rekan satu kelompok serta kepada tutor yang telah
membimbing kami. Makalah ini telah diupayakan sebisa mungkin dengan
mengacu pada beberapa sumber materi dan diskusi kelompok, namun demikian
harus diakui masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan sehingga kritik
dan saran perbaikan sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Jember, September 2013
Penyusun
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
3/31
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
4/31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBelajar pada dasarnya adalah proses yang bermakna untuk mencapai
kompetensi atau kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup merupakan
kebutuhan setiap orang, karena itulah belajar merupakan kegiatan untuk
membentuk, mengembangkan dan menyempurnakan kecakapan hidup. Hanya
mereka yang memiliki kecakapan hiduplah yang akan dapat bertahan dalam
hidupnya dan menjadikan hidupnya lebih bermakna. Makna kehidupan terjadidalam konteksnya. Oleh karena itulah pelajaran akan menjadi bermakna bila
dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa. Dan dalam pembelajaran
siswa juga harus dapat menguasai komunikasi yang baik sebagai modal untuk
dapat belajar di dalam lingkup kelas maupun luar kelas.
Pada skenario ini mempelajari tentang strategi belajar Problem Based
Learning yang diterapkan di Fakultas Kedokteran Gigi UNEJ.
1.2 SkenarioAndi, seorang mahasiswa baru kedokteran gigi, merasa kesulitan
menyesuaikan cara belajar. Sebagai mahasiswa dengan inteligensia yang
baik, ia sebenarnya mempu memahami materi yang disampaikan dosen di
kelas. Tetapi ia belum terbiasa dengan strategi belajar Problem-Based
Learning yang diterapkan di bangku kuliah. Ia harus menggunakan cara
belajar orang dewasa dan berpikir kritis, juga berarti memanfaatkan
tekhnologi informasi untuk mencari rujukan ilmiah. Ini cukup sulit baginya
karena ia harus pandai memilih informasi uang dapat dipertanggungjawabkan
kesahihannya dan peka terhadap perbedaan paradigma dari berbagai
informasi tersebut.
Identifikasikan masalah-masalah yang dihadapi Andi.
1.3 Rumusan masalahDalam laporan ini memuat beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut:
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
5/31
1. Bagaimana cara mahasiswa baru untuk mampu berfikir kritis?2. Bagaimana cara menerapkan Problem Based learning pada mahasiswa
baru?
3. Bagaimana cara mengasah ketrampilan teknologi informasi?4. Bagaimana cara menentukan rujukan ilmiah yang sahih?5. Bagaimana cara membuat makalah yang memenuhi kaidah ilmiah?
1.4 Manfaat1. mahasiswa baru mampu berfikir kritis.2. Dapat menerapkan Problem Based learning pada mahasiswa baru.3. Mampu menguasahi ketrampilan teknologi informasi.4. Dapat menentukan rujukan ilmiah yang sahih.5. Dapat membuat makalah yang memenuhi kaidah ilmiah.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
6/31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Problem Based Learn ing(PBL)Problem Based Learning (PBL) adalah sistem pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa (Student Centre Learning) dimana mahasiswa belajar
tentang subjek dalam konteks yamg kompleks, beragam masalah, dan bersifat
realistis. Mahasiswa belajar dalam suatu kelompok belajar, dimana mahasiswa
mengidentifikasi apa yang mereka sudah tahu, apa yang mereka perlu tahu, dan
bagaimana cara mengakses informasi baru yang dapat menghasilkan resolusi
masalah melalui tahapantahapan metode ilmiah.
PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong
mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan pada era globalisasi ini. PBL ini
pertama kali dikembangkan oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an
dalam ilmu medis di McMaster University Canada (Amir,2009). Model
pembelajarannya disesuaikan dengan realiata kehidupan.
Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh:
1. Menurut Duch (1995), PBL merupakan model pembelajaran yangmenantang mahasiswa untu belajar bagaimana belajar, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
2. Menurut Arends (Trianto, 2007), PBL merupakan suatu pendekatanpembelajaran dimana mahasiswa dihadapkan pada masalah nyata sehingga
mereka diharapkan dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri,
memandirikan mahasiswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
3. Menurut Glazer (2001), PBL merupakan suatu strategi pengajaran dimanamahasiswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi
yang nyata.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
7/31
2.1.1 Karakteristik Problem Based Learn ing (PBL)Secara umum Problem Based Learning (PBL) memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Student centered2) Terjadi pembentukan kelompok kecil dalam suatu diskusi3) Dosen sebagai moderator dan fasilitator4) Masalah menjadi fokus5) Mahasiswa menjadi mandiriBeberapa karakteristikProblem Based Learning (PBL) menurut para ahli:
1) Brooks dan Marten (1993)a. Pembelajaran dirancang untuk mengidentifikasi masalah
b. Keberlanjutan masalah dengan syarat masalah harusmemunculkan konsep dan prinsip yang relevan dalam kasus.
c. Adanya presentasi masalah sehingga mahasiswa merasamempunyai masalah itu.
d. Pengajar sebagai fasilitator yang mampu mengembangkankreatifitas berfikir mahasiswa dalam pemecahan masalah
2) Arrends dalam Triantoa)Pengajuan pertanyaan atau masalah.
b)Berfokus pada kedisiplinan.c)Penyelidikan autentik.d)Menghasilkan produk dan memamerkannya. Produk itu dapat
berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
e)Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan olehmahasiswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
8/31
2.1.2 Strategi Problem Based Learn ing (PBL)Strategi diperlukan bagi mahasiswa sebagai awal langkah untuk
mencapai pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diinginkan.
Terdapat berbagai strategi yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil
pembelajaran PBL untuk mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan
minatnya masing-masing.
Beberapa strategi itu diantaranya:
1. Menurut Bagus dalam jurnalnya: Pengaruh Waktu dan Cara Belajarterhadap Hasil Prestasi Belajar
a) Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi secara tidak langsungmahasiswa memiliki tanggung jawab apa yang dimotivasikan.
b) Bagi mahasiswa yang berdiskusi memiliki prestasi belajar yang lebihtinggi.
2. Menurut Slavin Catharina dalam Triaini (2006:65)Strategi belajar yang efektif adalah membuat catatan, sehingga secara
tidak langsung mahasiswa bisa mendapatkan gagasan utama sesuai dengan
pengertiannya. Slavin juga mengungkapkan metode pembelajaran PQR4
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
3. Menurut Moh. Daniala)Belajar atas inisiatif sendiri
b)Merubah metode belajar dari konvensional menjadi aktifc)Mengoptimalkan media dan fasilitas belajar yang adad)Mengoptimalakan potensi diri, berpikir kritis, disiplin dan mandiri
4. Menurut jurnal PBL FK UGMStrategi dibagi menjadi 4 prinsip, yaitu:
a) Konstruktif, mahasiswa aktif dalam memahami dengan caramembangun dan mengatur pengetahuannya sendiri
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
9/31
b) Mandiri (self directed learning), mahasiswa aktif belajar tanpa bantuanorang lain
c) Kolaboratif, interaksi dari beberapa orang yang menghasilkan efekpositif dalam keilmuan
d) Kontekstual, sesuai dengan konteks kenyataan hidup sehinggadiperlukan dalam masa depan.
2.1.3 Langkah-Langkah1) Menurut Sudarman (PBL)
a) Konsep dasarMahasiswa harus memiliki konsep dasar terhadap scenario
b) Pendefinisian masalaha. Brainstorming : bebas mengungkapkan pendapat/idenya
b. Seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih focusc. Menentukan masalahd. Memiliki gambaran jelasc) Pembelajaran Mandiri
Mencari informasi dari berbagai sumber
d) Pertukaran pengetahuane) Penilaian
Wujud dari pembelajaran
2) Menurut Sudarsono dan Iis (2005)1. Mampu beradaptasi dalam tata cara pembelajaran PBL2. Mengeksplorasi TI secara maksimal (video)3. Belajar kritis
Selalu mencari informasi baru secara berkelanjutan sehingga
memunculkan pertanyaanpertanyaan baru
4. Berkonsultasi pada pakar/ahli dalam suatu kasus5. Menarik suatu kesimpulan
2.2Teknologi InformasiTeknologi informasi dan komunikasi merupakan alat yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
10/31
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu (Wawan Wardiana, 2002). Sedangkan pengertian lain disebutkan,
teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana prasarana (hardware,
software, useware), sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman,
penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan
penggunaan data yang bermakna (Yusufhadi Miarso , 2004). Pengertian lain
menyebutkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dikatakan sebagai
ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat
dicari dengan mudah dan akurat. Dalam ruang lingkup akademis, Mas
Wigrantoro Roes Setiyadi, TIK sebagai sisi dari Jurnal Pendidikan Penabur -
No.14/Tahun ke-9/Juni 2010 19 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Proses Pembelajaran suatu sistem informasi, yang terdiri atas perangkat keras
(hardware), basis data (database), perangkat lunak (software), jaringan
komputer, dan peralatan lain terkait. Dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan TIK merupakan seperangkat ilmu, prosedur, program, alat (tool)
yang membentuk sebuah sistem tertentu yang dapat memudahkan kerja
manusia. Sebagai sebuah sistem, di dalamnya terkandung berbagai perangkat,
baik perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia
sebagai useware untuk mempelajari dan mengaplikasikannya sesuai dengan
tingkat urgensinya.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi ketentuan yang sudah
dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang standar proses pendidikan
(PP No. 19 tahun 2005). Caranya adalah, guru memberikan pengalaman
belajar yang beragam kepada siswa seperti melakukan percobaan, diskusikelompok, kegiatan memecahkan masalah (problem solving), mencari
informasi di media massa, mencari informasi dari nara sumber, mencari
informasi di internet, menulis laporan, membuat cerita, menulis artikel,
berkunjung dan belajar di suatu objek di luar kelas. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) khususnya komputer dan perangkatnya merupakan salah
satu medium atau alat (tool) yang dapat digunakan oleh guru untuk
menciptakan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan standar di atas.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
11/31
Beberapa manfaat TIK dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) meningkatkan
motivasi siswa; (2) digital portofolio efektif dan efisien; (3) menambah
wawasan dan cakrawala berpikir; (4) menumbuhkan jiwa kebersamaan; dan
(5) menjadi alat ukur konsep pembelajaran yang dilakukan di sekolah (Jalu
Noor Cahyanto, 2007). Internet, e-learning, e-mail, laboratorium bahasa,
presentasiPowerPoint, CD pembelajaran merupakan media berbasis komputer
yang dimanfaatkan untuk kepentingan meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. Internet
Internet singkatan dariInterconnection Networking. The network of the
networks. Diartikan sebagai a global network of computer networks atau
sebuah jaringan komputer dalam skala global/ mendunia. Jaringan
komputer ini berskala internasional yang dapat membuat masingmasing
komputer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan
interkoneksi (Inter-connected network) yang terhubung melaluiprotokol
TCP/IP. Internet dikembangkan dan diuji coba pertama kali pada tahun
1969 oleh US Department of Defense dalam proyek ARPAnet . Dengan
kata lain, internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri atas
jutaan komputer yang saling berhubungan dengan menggunakan protokol
yang sama untuk berbagi informasi secara bersama.Aplikasi internet dapat
dimanfaatkan dalam berbagai pola pembelajaran, yaitu: (a) pola
pemanfaatan di laboratorium komputer; (b) polapemanfaatan di kelas; (c)
pola penugasan; dan(d) pola pemanfaatan individual (Supriyanto, 1997).
2. E-L earning
E-Learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang
pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio,videotape, transmisi satelit atau komputer. Dengan kata lain e-learning
yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi
komunikasi dan informasi khususnya internet. Model pembelajaran e-
learning ini memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan internet, intranetatau jaringan komputer lain.Menurut Darin
E. Hartley, seperti dikutipoleh Romi Satriowahono, e-learning merupakan
suatu jenis pembelajaran yang memungkinkantersampaikannya bahan ajar
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
12/31
ke siswa denganmenggunakan media internet, intranet ataumedia jaringan
komputer lain. Sedangkan dalam LearnFrame.Com dalam Glossary of e-
Learning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa, e-
learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan
komputer, maupun computer standalone.. Saat ini e-learning telah
berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK
seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based
Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic
Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated
Learning Syatem),LCC (Learner-Centerted Classroom), Teleconferencing,
WBT (Web-Based Training). Dari beberapa definisi e-learning tersebut di
atas, dapat disimpulkan tiga hal mendasar, yaitu: (1) adanya metode
pembelajran baru yang menggunakan media jaringan komputer dan
internet; (2) tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik,
bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital); dan (3) adanya sistem
dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar dan pembelajaran.
Umumnya e-learning sebagai pembelajaran online melalui web ataupun
internet. Meskipun demikian, e-learning, sesungguhnya meliputi web-based
training, distance learning, virtualclassroom, bahkan CD-ROM sekali pun.
Dalam elearning, bahan ajarnya bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja, di mana saja. Siswa bisa memantau sendiri kemajuan hasil belajarnya.
Online Learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik melalui
media berbasis computer (jaringan: website, internet, intranet, CD, DVD).Ia tidak hanya mengakses informasi namun membantu siswa dengan hasil
yang spesifik. Ia juga tidak hanya untuk membantu pembelajaran, namun
juga untuk memonitor perkembangan belajar dan melaporkan
perkembangannya. Dalam perkembangannya, siswa tidak hanya belajar dari
buku. Mereka dapat belajar dari jarak yang jauh sekalipun dalam suatu
perpustakaan yang lengkap (online)(Sharon Smaldino, 2008). Keuntungan
proses belajar dan pembelajaran dengan online learning antara lain: (1)
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
13/31
media yang bervariasi; (2) informasi terkini; (3) navigasi yang mudah
(hanya dengan menekan tombol-tombol); (4) pertukaran ide dapat dengan
mudah terjadi (misalnya: chatting dengan ahli bidang tertentu); (5)
komunikasi yang nyaman (bisa berkomunikasi di mana saja sesuai
kenyamanan siswa); dan (6) murah. Akan tetapi di balik keuntungan itu,
online learning juga mempunyai beberapa keterbatasan, seperti: (1) materi
yang tidak sesuai (terdapat banyak materi di internet yang tidak sesuai bagi
siswa; (2) hak cipta (siswa bisa saja mengunduh file secara ilegal, atau
mungkin mengumpulkan tugas hasil copy paste); (3) terlalu banyak
informasi untuk disaring); (4) support (tanpa dukungan teknis jaringan
komputer bisa mati); (5) akses tergantung banyak hal (software,
hardware, sinyal, dll); (6) kecepatan akses bisa lama karena tampilan web;
dan (7) kurangnya control kualitas, setiap informasi yang tersedia tidaklah
selalu benar. Online learning dibutuhkan pada saat yang tepat jika
pembelajaran siswa dapat diperkaya dengan: 1) mempraktikkan dan
menerima umpan balik langsung atas apa yang mereka pelajari di kelas; 2)
pembelajaran secara independent; 3) meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswa berbakat; 4) bekerjasama dengan siswa lainnya; dan 5) menantang
siswa untuk mencari informasi dengan cara-cara baru (Smaldino, 2008).
3. Surat elektronik (e-mail)
E-mail atau Electronic Mail atau surat elektronik adalah pesan, atau
surat secara elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar
yang dikirimkan dari satu alamat ke alamat lain di jaringan internet. E-mail
dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru dan siswa untuk berkomunikasi
dan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas belajar.Misalnya, seorang guru mempunyai blog pribadi. Guru menugaskan siswa
mengunduh informasi yang ada di blog tersebut, didiskusikan, kemudian
hasilnya dikirim melalui e-mail. Cara lain, misalnya guru mengirimkan
tugas untuk dikerjakan oleh siswa ke alamat e-mail setiap siswa,
selanjutnya mengerjakan tugas tesebut, lalu dikirim kembali ke e-mail
gurunya. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di luar kampus/sekolah,
siswa yang menghadapi kesulitan pelajaran dapat bertanya melalui e-mail
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
14/31
kepada gurunya. Kegiatan tutorial dapat juga dilakukan melalui e-mail.
Dalam keadaan guru berhalangan hadir, guru dapat member materi dan
tugas yang dikirim lewat e-mail (Yusufhadi Miarso,. 1999).
4. Laboratorium BahasaLaboratorim bahasa dewasa ini sudah terintegrasi dengan komputer.
Contohnya adalah Computerized Laboratories System. Sistem ini telah
dilengkapi dengan perangkat lunak teaching lab, software yang dibuat
untuk mengoptimalkan kemampuan laboratorium 22 Jurnal Pendidikan
Penabur - No.14/Tahun ke-9/Juni 2010 Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Proses Pembelajaran komputer agar dapat pula
berfungsi sebagai laboratorium bahasa . Laboratorium bahasa berbasis
computer tersebut mampu mengontrol siswa, mengatur komunikasi antara
guru dengan siswa tertentu, guru dengan keseluruhan siswa, siswa dengan
siswa. Hal ini sangat berbeda jauh dengan laboratorium bahasa
konvensional yang mengandalkan kaset audio.
5. Presentasi PowerPointPowerPoint merupakan salah satu software presentasi yang sering
dimanfaatkan guru dan siswa. Guru dan siswa dapat membuat teks, gambar,
tabel, diagram, grafik, memasukkan foto atau video, audio, dan membuat
animasi sesuai kebutuhan. Presentasi menggunakan PowerPoint mampu
mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai
tujuan, terutama untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang
disajikan. PowerPoint dapat digunakan secara interaktif untuk membuat
siswa lebih berkesan terhadap materi yang dipresentasikan.
6. CD PembelajaranCD pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran berbasis
komputer. Pemanfaatannya
dalam proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi.
Alasannya, karena pembelajaran tidak lagi didominasi guru, melainkan
siswa aktif melihat dan memperhatikan isi materi yang ada di dalam CD
tersebut. Saat ini juga sudah dikembangan CD pembelajaran interaktif,
dimana siswa dapat berineteraksi dengan software tersebut. CD
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
15/31
pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dapat
dimanfaatkan secara individual maupun kelompok. Berbagai kebijakan
seperti PP No. 19 Tahun 2005 (Standar Nasional Pendidikan),
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 (Standar Sarana dan Prasarana), manfaat
TIK dalam proses pembelajaran, pola pemanfaatan internet dalam proses
pembelajaran, pola pemanfaatan TIK dan perangkatnya dalam proses
pembelajaran menurut (Smaldino dkk, 2008), standar kompetensi guru di
bidang TIK menurut UNESCO, empat (4) langkah pemanfaatan TIK dalam
proses pembelajaran menurut UNESCO, tujuh model pemanfaatan
komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran (pembelajaran
dengan komputer; pembelajaran berbantuan komputer; pembelajaran
berbasis web; pembelajaran jarak jauh; pembelajaran melalui jaringan;
pembelajaran dengan portal pengetahuan (knowledge portals) atau internet;
dan pembelajaran dengan jaringan pengetahuan (knoweledge networks) atau
e-learning (Yusufhadi Miarso, 2008) menjadi landasan peneliti untuk
melakukan analisis terhadap berbagai temuan penelitian.
2.3Kaidah Penulisan Karya Ilmiah2.3.1 Awal Laporan
Bagian awal Tugas Akhir terdiri atas :
1. Halaman sampulHalaman sampul harus memberikan informasi singkat, jelas, dan
tidak mendua arti kepada pembaca tentang karya ilmiah tentang
judul, jenis karya ilmiah, identitas penulis, institusi, dan tahun
pengesahan.
2. Halaman judulSecara umum informasi dalam halaman judul sama dengan halaman
sampul. Pada halaman judul ditambahkan informasi tambahan
berupa untuk tujuan dan dalam rangka apa karya ilmiah dibuat oleh
mahasiswa.
3. Halaman pernyataan orisinalitasHalaman ini berisi pernyataan tertulis dari penulis bahwa tugas akhir
yang disusun adalah karyanya sendiri dan ditulis.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
16/31
4. Halaman persetujuanHalaman pengesahan berisi persetujuan dari pembimbing bahwa
proses bimbingan tugas akhir telah selesai.
5. Halaman pengesahanHalaman pengesahan berfungsi untuk menjamin legalitas karya
ilmiah atau
pernyataan tentang penerimaannya.
6. Kata pengantarMemuat pengantar secara singkat atas karya ilmiah. Pada kata
pengantar umumnya disertai dengan ucapan terima kasih. Ucapan
terima kasih sebaiknya ditujukan kepada pihak baik secara individu
maupun kelembagaan yang berkait langsung terhadap penyusunan
karya ilmiah. Ucapan terima kasih harus ditulis sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa harus menanggalkan
sifat ilmiah karya ilmiah yang disusun.
7. AbstrakMerupakan ikhtisar suatu tugas akhir yang memuat permasalahan,
tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan. Abstraksi dibuat
untuk memudahkan pembaca mengerti secara cepat isi tugas akhir
8. Daftar isiDaftar isi memuat judul tiap bagian TA beserta nomor halaman
masing masing, yang mencerminkan pembagian bab/sub bab dari
dokumen tersebut. Pada umumnya untuk menghasilkan daftar isi
yang ringkas dan jelas, sub bab derajat dua dan tiga boleh tidak
ditulis pada Daftar Isi.9. Daftar Tabel, gambar, dll
Daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lainnya digunakan untuk
memuat nama tabel,
gambar, dan lainnya yang digunakan dalam penulisan . Penulisan
nama tabel, gambar,
dan lainnya menggunakan huruf besar di awal kata (title case).
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
17/31
2.3.2. Isi Laporan
Bab I : Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang
meliputi antara lain :
1. Latar Belakang Masalah
Berisi argumen penting mengapa penelitian dengan judul
tertentu dipilih. Secara konseptual, argumen yang dituliskan dalam
latar belakang masalah berupa problem nyata (factual problem) dan
problem teoritis (theorithical problem). Peneliti mengenalkan
problem yang didukung oleh data awal yang diperoleh dari hasil
observasi pendahuluan. Problem yang dikenalkan dapat berupa
fenomena, tandatanda, dan lainnya. Selain itu, peneliti perlu juga
mendeskripsikan teori tertentu yang menjadi tema penelitian. Teori
tersebut dikaitkan dengan fenomena yang diteliti. Berdasar teori dan
fakta tersebut, selanjutnya peneliti meyakinkan pembaca bahwa
argumen yang diberikan memang cukup baik sehingga penelitian
dengan tema tertentu tersebut laik untuk dilaksanakan.
2. Rumusan Masalah
Permasalahan adalah kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan dan kondisi yang senyatanya terjadi. Permasalahan yang
baik memiliki beberapa cirri diantaranya actual, original, dapat
dipecahkan, factual. Rumusan permasalahan umumnya dinyatakan
dalam bentuk kalimat tanya. Pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, rumusan permasalahan diambilkan dari judul
penelitian yang merupakan hubungan antar variable. Pada penelianyang menggunakan pendekatan kualitatif, rumusan masalah
diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
berusaha mengungkap secara mendalam fenomena yang diamati.
3. Tujuan Penelitian
merupakan target yang hendak dicapai melalui penelitian
berdasar judul penelitian yang telah dibuat. Tujuan penelitian bisa
deskriptif, eksplorasi, dan eksplanatori.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
18/31
4. Manfaat Penelitian
Manfaat apa yang dapat diperoleh berdasar hasil penelitian
yang diperoleh. Manfaat penelitan dapat secara teoritis dan praktis.
5. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan
Skripsi.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini merupakan hasil kajian yang berisikan
evidens-evidens dari hasil-hasil penelitian terdahulu atau orang lain.
Tinjauan pustaka ini juga harus dipaparkan ketika membuat usulan
penelitian. Tinjauan pustaka ini merupakan bahan informasi dasar
mengenai orientasi penelitian kearah pemecahan masalah dan sebagai
dukungan atau landasan pembanding dari hasil penelitian.
1. Kajian teori
Bagian ini disebut juga sebagai bagian teorisasi atau logical
construct. Disini berisikan uraian tentang abstraksi teori yang
dihasilkan dari penalaran silogisma dengan mensintesiskan antara
premis mayor dan premis minor. Abstraksi teorisasi atau penalaran
ini menunjukkan hubungan antar variabel.
2. Studi penelitian terdahulu
Bagian ini menjelaskan mengenai kegiatan penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki relevansi dengan topik
yang akan diteliti.
3. Kerangka Pemikiran
Menjelaskan tentang pijakan teoritik yang digunakan untukmendekati permasalahan penelitian atau memberi landasan jawaban
teoritik terkait dengan permasalahan penelitian.
4. Perumusan Hipotesis (untuk kuantitatif)
Pada bagian ini berisikan rumusan hipotesis yang akan diuji
kebenarannya. Hipotesis biasanya disusun atau dirumuskandalam
kalimat pernyataan yang menunjukkan keterkaitan antarvariable.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
19/31
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian atau permasalahan penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian
Dalam bab ini penulis menggambarkan cara yang digunakan
untuk meneliti tema penelitian yang telah dipilih. Secara umum,
uraian metode penelitian mencakup beberapa hal seperti :
1. jenis penelitian dan pendekatan penelitian
2. jenis data dan skala data
3. metode penelitian (survei, sensus, studi literature, semiotika, analisis
wacana dll)
4. populasi dan sample ( untuk penelitan kuantitatif), penentuan nara
sumber untuk penelitian kualitatif)
5. teknik pengumpulan data
6. operasionalisasi konsep untuk penyusunan instrumen pengumpul data
7. validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data
8. teknik analisis data
Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
Peneliti mencoba memberikan pemecahan terhadap permasalahan
yang telah dirumuskan dengan menggunakan data empiris. Analisis data
dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Bab V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran penelitian yang dinyatakan secara
terpisah,yaitu:
1. KesimpulanMerupakan pernyataan singkat dan tepat berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan sehubungan dengan masalah penelitian.
Kesimpulan merupakan gambaran tujuan yang telah tercapai dalam
penelitian.
2. SaranDibuat berdasarkan hasil temuan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengembangkan, menindaklanjuti atau menerapkan hasil
penelitian baik bersifat teoritis dan praktis.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
20/31
2.3.3 Akhir Laporan
Bagian akhir laporan terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
1. Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang
digunakan dalam penulisan.
2. Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar,
perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan
penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagianbagian terkait
sebelumnya.
2.4Rujukan IlmiahMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rujukan berarti keterangan
lanjutan mengenai suatu hal atau bahan sumber yang dipakai untuk
mendapatkan keterangan keterangan lebih lanjut; acuan; referensi. Ilmiah
berarti bersifat ilmu; ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan. Rujukan ilmiah adalah suatu sumber atau rujukan yang berisi
keterangan lebih lanjut, acuan dan referensi untuk sebuah karya ilmiah.
Menurut Lester, 1993;Sibrani,1999, Rujukan yang relevan terhadap
permasalahan yang dikaji dapat memperkuat argumen dan memperjelas
posisi penulis terhadap pandangan penulis lain mengenai sesuatu pokok
persoalan yang sama.
Saat mencari rujukan, tidak semua rujukan itu sahih. Rujukan ilmiah
yang sahih adalah rujukan yang mempunyai sumber yang berisi acuan/
referensi yang berisi karya ilmiah. berikut makacam-macam rujukan:
1. Daftar yang bias dipercaya : jurnal ilmiah, skripsi, majalah sains.2. Daftar yang tidak di sarankan : artikel yang berasal dari artikel,
buku yang merupakan karya fiksi, Koran, majalah, dll.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
21/31
2.5.1 Teknik penulisan kutipan
Pada karya ilmiah lazim digunakan kutipan baik langsung maupun tidak
langsung. Kutipan langsung berarti kutipan yang sesuai dengan naskahaslinya sedangkan kutipan tidak langsung berarti kutipan yang berupa
saduran dari bagian naskah atau berupa intisari bagian naskah yang dirujuk.
Dalam penulisan karya ilmiah, lebih disarankan menggunakan kutipan tidak
langsung. Cara penulisan sumber rujukan dalam naskah terdapat perbedaan
antara kutipan langsung dan tidak langsung.
1. Penulisan kutipan langsungTerdapat perbedaan cara penulisan antara kutipan langsung yang
terdiri atas kurang dari 4 baris dengan kutipan 4 baris atau lebih.
Penulisan kutipan langsung yang kurang dari 4 baris dilakukan dengan
cara :
a.Kutipan diintegrasikan dengan paragraf dalam naskah;b.Jarak spasi kutipan sama dengan jarak spasi teks dalam naskah;
c.Kutipan diberi tanda kutip;d.Sebelum atau sesudah kutipan diberi informasi sumber rujukan
sesuai naskah yang diacu dan harus mencantumkan nomor
halaman.
Penulisan kutipan langsung yang terdiri atas 4 baris atau lebih
dilakukan dengan cara :
a.Kutipan ditulis pada paragraf tersendiri;
b.Seluruh kutipan masuk lima ketukan dari margin kiri dan kanan;
c.Jarak antar baris pada kutipan adalah 1 spasi;d.Kutipan boleh diberi atau tidak diberi tanda kutip;
e.Jika kutipan merupakan paragraf baru, baris awal kutipan masuklagi 1 tab (sama dengan 5 ketukan);
f.Sebelum atau sesudah kutipan diberi informasi sumber rujukansesuai naskah yang diacu
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
22/31
Terdapat 3 prinsip yang harus diperhatikan dalam mengutip sumber
rujukan secara langsung, yaitu:
a.Tidak mengadakan perubahan naskah asli;
b.Memberi tanda pada kutipan yang salah;
c.Memberi tanda pada kutipan yang dihilangkan
Contoh :
Tampaknya terdapat pula suatu kecenderungan ke arah
meningkatnya pemusatan pemilikan tanah ke tangan Cina (Evers,
1995:84)
2. Penulisan Kutipan Tidak LangsungKutipan tidak langsung merupakan saduran atau intisari bagian
naskah yang dipaparkan dengan gaya bahasa penulis dan terintegrasi
dengan teks dalam naskah. Pada kutipan tidak langsung, penulis dapat
memodifikasi sesuai dengan kemampuannya tetapi substansi yang
dijelaskan tidak boleh menyimpang dari naskah aslinya. Berbeda dengan
kutipan langsung, jarak baris pada kutipan tidak langsung sama dengan
spasi teks dalam naskah dan tanpa diberi tanda kutip.
Contoh :
Suriasumantri, J. S. 1993.Filsafat ilmu (Sebuah Pengantar Populer).
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
23/31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Problem Based Learning
Untuk dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran para ahli
pembelajaran menyarankan penggunaan paradigma pembelajaran
konstruktifistik dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya perubahan
paradigma belajar tersebut terjadi perubahan fokus pembelajaran dari berpusat
pada guru kepada belajar berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan lebih
memberikan nuansa yang harmonis antara guru dan siswa dengan memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berperan aktif dan
mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran yang
berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar siswa memiliki motivasi tinggi
dan kemampuan belajar mandiri serta bertanggungjawab untuk selalu
memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ada beberapa pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu salah satunya
dalah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru. Dalam usaha memecahkan masalah tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan atas masalah
tersebut. Punaji Setyosari (2006: 1) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
24/31
adanya masalah nyata, a real-world problems sebagai konteks bagi siswa
untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah dan memperoleh
pengetahuan. Ward (I Wayan Dasna dan Sutrisno: 2007) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan berdasarkan
masalah dan memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Dengan
pembelajaran berbasis masalah siswa mampu berpikir kritis dan
mengembangkan inisiatif. Pembelajaran berbasis masalah mempunyai tujuan
untuk mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yaitu
pemecahan masalah berdasarkan keterampilan belajar sendiri atau kerjasama
kelompok dam memperoleh pengetahuna yang luas. Guru mempunyai peran
untuk memberikan inspirasi agar potensi dan kemampuan siswa
dimaksimalkan. Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Belajar diawali dengan masalah
b. Masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa
c. Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah
d. Siswa diberikan tanggungjawab yang besar untuk melakukan proses belajar
secara mandiri
e. Menggunakan kelompok kecil
f. Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dalam
bentuk kinerja (I wayan Dasna dan Sutrisno, 2007)
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai
dengan adanya permasalahan. Masalah yang dijadikan pembelajaran dapatmuncul dari siswa atau guru. Sehingga siswa dapat memilih masalah yang
dianggap menarik untuk dijadikan pembelajaran. Langkah-langkah dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian Ide
Pada tahap ini dilakukan curah pendapat (brainstorming). Siswa merekam
semua daftar masalah, gagasan, ide yang akan dipecahkan. Mereka kemudian
diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
25/31
mengkaji pentingnya ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan
(masalah aktual).
b. Penyajian fakta yang diketahui Pada tahap ini siswa diajak untuk mendata
sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yang diajukan. Tahap ini
membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah. Tahap ini
juga mencangkup pengetahuan yang telah dimiliki siswa berkenaan dengan
isu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode etik, teknik pemecahan konflik,
dan sebagainya.
c. Mempelajari masalah
Pada tahap ini siswa diajak untuk menjawab pertanyaan apa yang perlu
diketahui untuk memecahkan masalah yang dihadapi? Setelah melakukan
diskusi dan konsultasi, siswa melakukan penelaahan dan mengumpulkan
informasi. Siswa melihat kembali ideide awal untuk menentukan mana yang
masih dapat dipakai. Dalam menyampaikan masalah seringkali siswa
menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengan demikian hal
ini dapat menjadi proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang tidak
dapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah.
d. Menyusun rencana tindakan
Pada tahap ini, siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang
didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu
rencana yang mereka lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran
untuk memecahkan masalah
e. Evaluasi
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal yaitu: (1) bagaimana siswa dan gurumenilai produk hasil akhir proses, (2) bagaimana mereka menerapkan tahapan
pembelajaran berbasis masalah untuk bekerja melalui masalah, dan (3)
bagaimana siswa akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah
atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka
Masalah yang umum dihadapi adalah tidak semua mahasiswa dapat aktif
dan berminat dalam suatu kasus. Hal tersebut dapat timbul karena adanya
beberapa faktor , diantaranya:
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
26/31
1. Faktor kebiasaanPada kenyataannya , tidak semua mahasiswa dapat berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran PBL. Hal ini dapat dikarenakan karena kebiasaan belajar
mahasiswa tersebut yang cenderung tidak sama. Selain itu, adanya berbagai
macam kepribadian yang juga menentukan proses kebiasaan juga dinilai
sangat pengaruh. Menurut Eysenck (1970: 15) tipe kepribadian
ekstrovertintrovert didasarkan pada perbedaan respon-respon, kebiasaan-
kebiasaan, dan sifat-sifat yang ditampilkan oleh individu dalam melakukan
relasi interpersonal. Tipe kepribadian menjelaskan posisi kecenderungan
individu sehubungan dengan reaksi atau tingkah lakunya. Pembagian
ekstrovert-introvert dipandang sebagai dua kutub yang membentuk skala
sikap kontinum. Eyesenck (1970: 20) membedakan kedua kecenderungan tipe
kepribadian ekstrovertintrovert berdasarkan komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Social Activity. Banyaknya energy yang dikeluarkan dan intensitasseseorang dalam konteks sosial, waktu yang digunakan untuk pergaulan
sosial, dan banyak sedikitnya ia berbicara.
b. Social Facility. Keterampilan sosial dan interpersonal, kualitaskepemimpinan, dominasi, dan keterampilan berbicara yang dimiliki
individu.
c. Impulsiveness (risk talking and adventure someness). Spontanitas danfleksibilitas dalam perilaku sosial, perbedaan hambatan sosial, dan
pengendalian diri.
d.Non introspective tendencies. Prefensi dalam bertindak objektif danreflektiveness intropeksi diri dan pengungkapan diri. Secara umum,individu yang tergolong introvert akan lebih berorientasi pada stimulus
internal dibandingkan dengan individu yang tergolong ekstrovert. Individu
yang tergolong introvert akan lebih memperhatikan pikiran, suasana hati
dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini membuat individu
yang tergolong introvert cenderung lebih pemalu, memiliki control diri
yang kuat, dan memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang terjadi dalam
diri mereka. Selain itu individu introvert ini selalu berusaha untuk mawas
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
27/31
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
28/31
criteria tersebut dapat ditarik kesimpulan, untuk memunculkan ke kritisan
pada diri kita bisa ditempuh melalui beberapa cara, diantaranya : Peka
terhadap suatu masalah atau kasus, memperluas wawasan dan pergaulan.
Dengan penerapan cara-cara diatas, maka peluang untuk menjadi mahasiswa
berpola pikir kritis akan semakin besar.
Selain dituntut untuk bisa beradaptasi dengan sistem belajar PBL,
mahasiswa juga diharuskan untuk bisa menguasai teknologi informasi.
Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat merupakan potensi
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai bagian dari teknologi
informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak terbatas, yang dapat
digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan, terutama dalam Problem
Based Learning. Dan dengan internet belajar tidak lagi dibatasi ruang dan waktu.
(Jurnal : Pemanfaatan teknologi Informasi Untuk meningkatkan Kualitas
Dan Efektifitas Pendidikan. Oleh: Ali Muhtadi) Untuk memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses ini, ada beberapa langkah pengembangan yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Merancang dan membuat aplikasi database, yang menyimpan danmengolah data dan informasi akademik, baik sistem perkuliahan, sistem
penilaian, informasi kurikulum, manajemen pendidikan, maupun materi
pembelajaran;
2. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web,multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaandalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan;
4. Mengimplementasikan sistem secara bertahap mulai dari lingkup yanglebih kecil hingga meluas, sehingga memudahkan managemen
pemanfaatan TI dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
3.2 Berfikir Kritis
Sejak kanak-kanak manusia sudah memiliki kecenderungan dan
kemampuan untuk berpikir. Sebagai makhluk rasional, manusia selalu
terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada di sekelilingnya.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
29/31
Kecenderungan manusia memberi arti pada berbagai hal dan kejadian di
sekitarnya merupakan indikasi dari kemampuan berpikirnya atau terbentuknya
aktivitas mental dan kognitif sejak manusia itu lahir. Kecenderungan ini dapat
kita temukan pada seorang anak kecil yang memandang berbagai benda di
sekitarnya dengan penuh rasa ingin tahu. Ia meraba atau menyentuhnya
dengan senyum dan penuh rasa bahagia. Berpikir kritis merupakan sebuah isu
atau tema yang amat penting dalam dunia pendidikan masa kini terutama
untuk negara-negara maju seperti Amerika. Tema ini menjadi sebuah gerakan
di bidang pendidikan karena berpikir kritis menjadi elemen yang penting bagi
setiap orang untuk bisa sukses dalam hidupnya. Banyak ahli yang
mendefinisikan tentang berpikir kritis. Manyer dan Goodchild dalam Huitt W
(1998) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses kognitif
yang sistematis dan aktif dalam menilai argumen-argumen, menilai sebuah
kenyataan, menilai kekayaan dan hubungan dua atau lebih objek serta
memberikan bukti-bukti untuk menerima atau menolak sebuah pernyataan.
Para pemikir-pemikir aliran kritis mengakui bahwa tidak hanya ada catu cara
yang benar atau tepat untuk memahami dan mengevaluasi argumen-argumen
dan bahwa semua usaha di atas tidak menjamin keberhasilannya. Untuk
memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak diajakrkan secara
khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap mata pelajaran aspek
berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama. Artinya setiap kegiatan
pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan dimensi
pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para siswa untuk memahami
kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan kesehariannya di
tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan yang lebih luasdalam masyarakat.
Dengan kemampuan berfikir kritis maka dalam melakukan tindakan
sebaiknya diikuti dengan tindakan yang efektif dan efisien. Begitu juga ketika
penerapan berfikir kritis dilakukan di lingkuan universitas, maka seorang
mahasiswa diharapkan mampu melakukan yang terbaik ketika di saat berada
di dalam maupun di luar ruang kuliah.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
30/31
BAB IV
PENUTUP
4.1 KesimpulanDengan diterapkan system PBL di fakultas kedokteran gigi universitas
jember, mahasiswa diharapkan dapat berfikir kritis yang efektif dan efisien. Selain
itu secara otomatis ketrampilan tehnik informasi mahasiswa daoat terasah yang
nantinya mahasiswa dapat menentukan rujukan mana yang sahih sehingga
nantinya mahasiswa dapat membuat makalah yang memenuhi kaidah ilmiah.
-
5/26/2018 Laporan Tutorial
31/31
DAFTAR PUSTAKA
Barrows, H. 1996.New Direction for Teaching and Learning Problem Based
Learning Medicine and Beyond : A Brief Overview.Jossey Bass Publishers.
Barrows.H.S. &Tamblyn, R.M. 1980.Problem-based Learning:an Approachto
Medical Education. New York: Springer Publishing.
Gwee M (2009). Problem-based learning: A strategic learning system design for
the education of healthcare professionals in the 21STCentury. The Kaohsiung
Journal of Medical Sciences, 25 (5), 231-239
Harsono. 2008. PengantarProblem BasedLearning.Yogyakarta: Medika FK UGM.
Kwartolo, Yuli. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta:Jurnal Pendidikan Penabur
Muhson, Ali. 2009.Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa
melalui Penerapan Problem Based Learning. JurnalKependidikan.Vol 39 (2):
171-182.
Pranesti,GaluhAyu.2011.Implementasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning UntukMeningkatkanAktivitasdanHasilBelajarSiswa
(StudipadaSiswaKelas X Pemasaran A1
matapelajaranmelakukanNegosiasiTahunAjaran 2010/2011 di SMK PGRI 3
Malang).Malang :Perpustakaan Digital UniversitasNegeri Malang.