laporan pbl 2 mh

Upload: rizka-dana-prastiwi

Post on 03-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    1/20

    LAPORAN PBL 2

    BLOK MENTAL HEALTH

    UJIAN OH UJIAN!

    Tutor :

    dr. Tri Okmawati Handini

    Kelompok 10

    Anna Rumaisyah G1A010021

    Angkat Prasetya A.N G1A010038

    Zhita Wahyu A G1A010061

    Meta Mukhsinina P G1A010064

    Rizka Dana Prastiwi G1A010080

    Sania Nadianisa Maruto G1A010083

    Aria Yusti Kusuma G1A010095

    Tiara Gian Puspi G1A010096

    Hayin Naila N G1A010102

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KEDOKTERAN

    PURWOKERTO

    2013

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    2/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Menurut ICD 10, Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan

    bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menetap selama beberapa

    minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan,

    ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan (Maramis, 2005).

    Sedangkan menurut DSM IV yang dimaksud dengan gangguan cemas

    menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan berlebih dan menetap

    sekurangkurangnya 6 bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai

    oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi

    sosial, pekerjaan dan fungsi lainnya (Kaplan, 1998).

    Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang paling

    sering dijumpai, diklinik, diperkirakan 12 % dari seluruh gangguan anxietas.

    Prevalensinya di masyarakat diperkirakan 3 %, dan prevelansi seumur hidup (life

    time) rata-rata 5 %. Di Indonesia prevalensinya secara pasti belum diketahui,

    namun diperkirakan 2% -5%. Gangguan ini lebih sering dijumpai pada wanita

    dengan ratio 2 : 1, namun yang datang meminta pengobatan rationya kurang lebih

    sama atau 1 :1 antara laki-laki dan wanita (Idrus, 2006).

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    3/20

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Informasi 1

    UJIAN OH UJIAN !

    Pasien wanita usia 22 tahun datang ke praktek dr umum dengan keluhan

    sering berkeringat, pasien tidak merasa demam, pasien sering merasa jantungnya

    berdetak cepat, kadang disertai pusing kepala keluhan ini sudah dirasakan sekitar

    1 bulan dan terus-menerus. Dari anamnesis pasien tidak pernah mempunyai

    riwayat kejang, batuk lama, kecelakaan, namun kata orangtua pasien, pasien

    sering bercerita bahwa pasien merasa tidak bisa menghadapi ujian kelulusan yang

    akan dilaksanakan 2 bulan lagi, pasien sering belajar hingga larut malam, pasien

    sering berangkat ke kampus dengan tergesa-gesa sampai lupa makan, sering

    mengantuk saat kuliah atau praktikum serta jarang berangkat les piano karena

    merasa lelah dan kalau diberi nasehat oleh orangtuanya pasien mudah marah.

    Identifikasi Masalah

    Simptom pada kasus :

    a. Iritabel: mudah diganggu atau marah. Ditunjukkan dengan pasien seringmengamuk dan memaki tetangganya, serta marahmarah tanpa jelas.

    b. Palpitasi: jantung berdetak cepat.c. Anhedonia: suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat

    dan kesenangan terhadap berbagai aktifitas kehidupan. Dalam kasus pasiensulit mandi, bahkan tidak mau mandi, tidak mau makan atau minum.

    d. Anxious: kecemasan.e. Hiperhidrosis: sering berkeringat.f. Dizziness: pusing kepala.

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    4/20

    Informasi 2

    Proses diagnosis gangguan jiwa mengikuti prosedur klinis yang lazim dilakukan

    dalam praktek kedokteran klinis, yaitu meliputi langkah langkah sebagai

    berikut:

    Anamnesis: merupakan pemeriksaan yang terpenting dalam mendiagnosis

    gangguan jiwa. Ada dua jenis anamnesis yaitu:

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat mondok (-)

    Hal-hal yang Mendahului Penyakit

    1. Faktor OrganikPasien tidak pernah mengalami trauma kepala yang berat, kejang maupun

    panas tinggi. Pasien juga tidak mempunyai riwayat kencing manis dan stroke.

    2. Faktor PsikososialPengaruh sekolah karena ingin segera lulus.

    Riwayat Keluarga

    Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang sama.

    Kepribadian Sebelum Sakit

    Sejak masih remaja, pasien selalu ceria, dan terbuka bila ada masalah

    kepada orang tua dan temantemannya.

    Riwayat Persalinan

    Pasien dilahirkan di Purwokerto saat usia ibunya 26 tahun. Kehamilannya

    dikehendaki dan keadaan ibu saat melahirkan dalam keadaan sehat dan bahagia.

    Pasien dilahirkan di dokter saat umur kehamilan 9 bulan dengan jalan persalinan

    normal. Berat badan saat lahir + 3000 gram, keadaan bayi setelah lahir terus

    menangis kuat. Pasien adalah anak pertama.Riwayat Perkembangan Awal

    Riwayat perkembangan fisik semasa balita tidak ada masalah. Umur waktu

    tengkurap sekitar 4 bulan, umur 9 bulan sudah dapat berjalan dan berbicara.

    Kesehatan secara umum baik, termasuk jarang sakit. Pada masa anakanak tidak

    ada riwayat mengompol, menggigit kuku, menghisap jari atau jempol.

    Pasien hidup bersama ayah dan ibu kandung sejak lahir. Pasien memiliki 1

    adik, kehidupan rumah tangga ibu pasien cukup bahagia dan pasien juga disayang

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    5/20

    oleh ayahnya. Tidak ada perbedaan kasih sayang yang diberikan oleh ayah dan ibu

    pasien.

    Riwayat Perkembangan Seksual

    Pasien datang bulan saat usia 14 tahun dan belum pernah melakukan

    aktivitas seksual.

    Riwayat Pendidikan

    Usia pasien saat pertama kali sekolah adalah 6 tahun, lulus SD usia 12

    dengan peringkat pertama, masuk SMP dan SMA peringkatnya naik turun antara

    1, 2 dan 3, lulus SMA tepat waktu dan masuk perguruan tinggi dan jurusan yang

    sebenarnya kurang disenangi, mulai merasakan persaingan belajar yang berbeda

    saat di SMA dan merasakan konsentrasinya bertambah dengan beban belajar.

    Riwayat Perkawinan: Pasien belum menikah

    Riwayat Pekerjaan: Pasien belum bekerja

    Aktivitas Moral Spiritual

    Pasien termasuk rajin beribadah sejak mulai remaja sampai saat ini.

    Aktifitas Sosial

    Dalam satu tahun ini, hubungan interpersonal pasien dengan keluarga

    baik. Pasien masih bermain dan berkumpul dengan temantemannya.

    Kesan : Alloanamnesis dapat dipercaya (ringkasan)

    1. Alloanamnesis, merupakan anamnesis yang dilakukan kepada keluarga,saudara atau teman dekat penderita dengan tujuan untuk mendapatkan

    informasi tentang, informasi ulang didapat sebagai berikut:

    a. Pasien sulit berkonsentrasi saat belajarb. Pasien lahir normal spontan, langsung menangis, BB normal dan

    diharapkanc. Perkembangan pasien tidak terlambatd. Hubungan dengan keluarga baike. Tidak ada riwayat keluarga yang sakit serupaf. Pasien selalu terbuka terhadap keluargag. Merasa beban untuk menghadapi ujian sangat berat

    2. Autoanamnesis, menggali informasi, tanda dan gejala langsung kepadapenderita

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    6/20

    a. Tidak ditemukan delusi, thought echo, thought insertion, thoughtbroadcasting, halusinasi

    b. Adanya stressor dari pasien tentang ujianc. Riwayat hubungan dengan keluarga dan teman baik, sering bermain

    dengan teman sejawat (non psikotik).

    1. Gangguan kecemasanDefinisi

    Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau

    kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas

    sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas,

    nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan

    perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi

    kenyataan atau kejadian dalam hidupnya (Adiwena, 2007).

    Gangguan kecemasan adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak

    pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau

    takut (Maramis, 2009).

    Tanda dan Gejala

    Gejala anxietas ada 2 komponen yaitu komponen psikis / mental dan

    komponen fisik. Gejala psikis berupa anxietas atau kecemasan itu sendiri :

    khawatir atau was-was. Komponen fisik merupakan manifestasi dari

    keterjagaan yang berlebihan (hyperaurosal syndrome) : jantung berdebar-

    debar, napas cepat, mulut kering, keluhan lambung, tangan dan kaki terasa

    dingin dan ketegangan otot (Maramis, 2009).

    2.

    Klasifikasi gangguan kecemasana. Gangguan Cemas Fobia

    Fobia ditandai oleh ketakutan yang mencekam dan tidak masuk akal,

    sering didapati, meskipun pada sebagian besar kasus, orang dapat

    menghindari atau bertahan dalam situasi fobik. Jenis-jenis fobia:

    i. AgorafobiaDitandai oleh ketakutan yang hebat yang membuat tidak berdaya akan

    tempat atau situasi yang sulit untuk meloloskan diri atau sulit untuk

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    7/20

    mendapatkan pertolongan apabila terjadi serangan cemas. Akibatnya,

    orang dengan agorafobia membatasi geraknya sebatas tempat yang

    dirasa aman, biasanya di dalam rumah.

    ii. Fobia sosialDikenal juga sebagai anxietas sosial. Fobia sosial adalah ketakutan

    akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini

    bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat

    berlebihan di situasi sosial.

    iii. Fobia spesifikDahulu dikenal sebagai fobia sederhana. Fobia spesifik ditandai oleh

    ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Fobia

    yang paling sering adalah takut terhadap binatang tertentu (biasanya

    laba-laba,ular,tikus), terbang (pterigofobia), ketinggian (akrofobia),

    air, suntikan, transportasi umum, tempat tertutup (klaustrofobia),

    dokter gigi (odonsiatofobia), badai, terowongan dan jembatan

    (Maramis, 2009).

    b. Gangguan PanikGangguan panik ditadai oleh serangan anxietas atau teror yang

    berkala (serangan panik). Setiap episode berlangsung sekitar 15-30

    menit, meskipun efek sisa dapat berlangsung lebih lama. Selama panik,

    penderita merasakan sangat ketakutan atau tidak nyaman yang disertai

    oleh jantung berdebar, nyeri dada, perasaan tercekik, berkeringat,

    gemetar, mual, pusing, perasaan yang tidak riil dan takut mati atau takut

    menjadi gila. Serangan panik ini dapat terjadi secara spontan ataupun

    sebagai respon terhadap situasi tertentu (Maramis, 2009).c. Gangguan Cemas Menyeluruh atau General Anxiety Disorder (GAD)

    Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

    merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik

    kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap

    hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan gangguan cemas

    menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang

    kecil atau sepele (Adiwena, 2007).

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    8/20

    d. Gangguan Campuran Anxietas dan DepresiGangguan ini didapati gejala-gejala depresi dan anxietas pada

    penderita yang terjadi secara bersamaan (Maramis, 2009).

    e. Gangguan Obsesif Kompulsif

    f. Gangguan Stres AkutStress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara

    yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain

    yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat,

    biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari (Hidayat, 2012).

    g. Gangguan Stres Pasca TraumaPost-traumatic stress disorder (PTSD) adalah suatu kondisi

    kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan. Gejala yang

    mungkin muncul termasuk kilas balik, mimpi buruk dan kecemasan yang

    parah, serta pikiran tak terkendali tentang kejadian tersebut (Wardhani &

    Lestari, 2007).

    Informasi 3

    Pemeriksaan, terdiri dari fisik diagnostik, status mentalis, laboratorium,

    radiologik, evaluasi psikologik dan lainnya.

    I. Kesan Umum1. Penampilan (postur, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut dan kuku)

    Tampak gelisah dan rapi.

    2. Tatapan mata: terarah kepada pemeriksaII.

    KesadaranCompos mentis

    1. Sikap : Bekerjasama2. Tingkah laku : sedikit hiperaktif3. Orientasi

    a. Waktu : baikb. Tempat : baikc. Orang : baik

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    9/20

    d. Situasi : baik4. Proses pikir5. Pikiran dibagi menjadi bentuk, isi dan progresi pikir. Bentuk pikir

    dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan

    asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Proses atau bentuk

    pikiran mungkin logis atau koheren atau sama sekali tidak logis dan

    bahkan tidak dapat dimengerti. Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang

    sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan dan obsesi.

    a. Bentuk pikir : realistisb. Isi pikir : ketidakyakinan menghadapi ujianc. Progresi pikir : normal

    6. Roman muka : tegang7. Mood : normal8. Afek : appropriate9. Perhubungan jiwa : baik10. Perhatian normal11. Gangguan persepsi

    Gangguan persepsi seperti halusinasi atau ilusi mungkin dialami

    berkenaan dengan diri sendiri atau lingkungan. System sensoris yang

    terlibat (auditorius, visual, olfaktorius atau taktil) dan isi pengalaman

    ilusi atau halusinaei harus digambarkan.

    12. Gangguan memori : tidak ada13. Gangguan intelegensia : tidak ada14. Insight : baik15.

    Pemeriksaan Lab darah, CTScan cranial dalam batas normal

    A. Sasaran Belajar1. Definisi GAD2. Epidemiologi GAD3. Etiologi GAD4. Tanda dan gejala GAD5. Penegakan diagnosis GAD

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    10/20

    6. Penatalaksanaan GAD7. Prognosis GAD

    B. Pembahasan1. Definisi GAD

    Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

    merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik

    kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap

    hal-hal yang sepele atau tidak utama. Individu dengan gangguan cemas

    menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang kecil

    atau sepele (Adiwena, 2007).

    Gangguan anxietas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD)

    merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan

    kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak

    realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari (Kaplan, 2004).

    2. Epidemiologi GADGangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang

    paling sering dijumpai, diklinik, diperkirakan 12 % dari seluruh gangguan

    anxietas. Prevalensinya di masyarakat diperkirakan 3 %, dan prevelansi

    seumur hidup (life time) rata-rata 5 %. Di Indonesia prevalensinya secara

    pasti belum diketahui, namun diperkirakan 2% -5%. Gangguan ini lebih

    sering dijumpai pada wanita dengan ratio 2:1, namun yang datang

    meminta pengobatan rationya kurang lebih sama atau 1:1 antara laki laki

    dan wanita (Idrus, 2006).

    Angka prevalensi untuk gangguan anxietas menyeluruh 3-8%, denganprevalensi pada wanita > 40 tahun sekitar 10%. Rasio antara perempuan

    dan laki laki sekitar 2:1. Onset penyakit biasanya muncul pada usia

    pertengahan hingga dewasa akhir, dengan insidens yang cukup tinggi pada

    usia 35 45 tahun. GAD merupakan gangguan kecemasan yang paling

    sering ditemukan pada usia tua (Shear, 2007).

    3. Etiologi GAD

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    11/20

    Menurut para ahli psikofarmaka, Gangguan Kecemasan Menyeluruh

    bersumber pada neurosis, bukan dipengaruhi oleh ancaman eksternal tetapi

    lebih dipengaruhi oleh keadaan internal individu. Neurosis adalah salah

    satu gangguan kejiwaan yang muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan

    ego menahan dorongan ide (Maria, 2004).

    Jadi, individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh,

    menurut pendekatan psikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya

    untuk mengatasi dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya

    secara terus menerus sehingga ia akan mengembangkan mekanisme

    pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego

    untuk menyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan

    dengan lingkungan. Tetapi jika mekanisme pertahanan diri ini

    dipergunakan secara kaku, terus-menerus dan berkepanjangan maka hal ini

    dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak realistis (Maria,

    2004).

    Teori Perspektif Psikoanalisis, mengatakan bahwa sumber kecemasan

    secara menyeluruh disebabkan oleh konflik yang tidak disadari. Teori

    Kognitif Behavioral, menyatakan bahwa gangguan disebabkan oleh proses

    berpikir yang menyimpang, orang dengan gangguan anxietas menyeluru

    seringkali mempersepsikan kejadiankejadian biasa menjadi sesuatu yang

    mengancam dan kognisis mereka terfokus pada antisipasi bencana pada

    masa mendatang (Maramis, 2009).

    4. Tanda dan gejala GADTabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh (Maria, 2004)

    Ketegangan Motorik 1.

    Kedutan otot/ rasa gemetar2. Otot tegang/kaku/pegal3. Tidak bisa diam4. Mudah menjadi lelah

    Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat6. Jantung berdebar-debar7. Telapak tangan basah/dingin8.

    Mulut kering

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    12/20

    9. Kepala pusing/rasa melayang10.Mual, mencret, perut tak enak11.Muka panas/ badan menggigil12.Buang air kecil lebih sering

    Kewaspadaan berlebihan

    dan Penangkapan

    berkurang

    13.Perasaan jadi peka/mudah ngilu14.Mudah terkejut/kaget15.Sulit konsentrasi pikiran16.Sukar tidur17.Mudah tersinggung

    5. Penegakan diagnosis GADKriteria diagnostik gangguan anxietas menyeluruh menurut DSM IV-TR:

    a. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampirsetiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan,

    tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau

    aktivitas sekolah)

    b. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannyac. Kecemasan atau kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala

    berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi

    dibandingkan tidak terjadi selama enam bulan terakhir). Catatan :

    hanya satu nomor yang diperlukan pada anak :

    1)Kegelisahan2)Merasa mudah lelah3)Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong4)Iritabilitas5)Ketegangan otot6)Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah,

    dan tidak memuaskan)

    d. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguanaksis I, misalnya kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang

    menderita suatu serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa

    malu pada situasi umum (seperti pada fobia sosial), terkontaminasi

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    13/20

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    14/20

    c. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untukditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang

    yang menonjol

    d. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapahari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama

    Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi

    kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik

    (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif

    (F42.-).

    6. Penatalaksanaan GADMenurut panduan penatalaksanaan NICE (National Institute for

    Health and Clinical Excellence) tahun 2011, sebelum melakukan terapi

    pada pasien GAD, kita harus mencari tahu terlebih dahulu apakah ada

    faktor komorbid atau tidak. Apabila terdapat komorbid, maka kita atasi

    dulu komorbidnya.

    a. Terapi Non-FarmakologiLangkah pertama dalam penatalaksanaan GAD adalah terapi

    edukasi atau intervensi psikologis berupa Cognitive Behavioral

    Therapy (CBT). CBT dilakukan dengan cara mengajari pasien

    mengenai cara berpikir, bertindak, dan bereaksi terhadap segala

    stimulus yang menyebabkan kecemasan. Terapi ini dilakukan selama

    12-15 minggu dan setiap sesinya berlangsung selama 1 jam (NICE,

    2011).

    Terapi ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif pasien untuk

    semua gejala somatik. CBT baik dilakukan apabila dikombinasikandengan teknik relaksasi sehingga menghasilkan perbaikan yang lebih

    maksimal. Angka keberhasilan CBT dapat dicapai dalam kurun waktu

    6-12 bulan (Gorman, 2003).

    Selain terhadap pasien, edukasi juga perlu dilakukan pada

    keluarga pasien agar keluarga tetap mendukung dan menjaga segala

    privasi dan kerahasiaan pasien sehingga pasien merasa lebih aman dan

    menjalankan terapinya dengan optimal (NICE, 2011).

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    15/20

    Prinsip pemberian edukasi atau CBT yang perlu diperhatikan oleh

    dokter menurut NICE (2011) adalah sebagai berikut:

    1) Membangun relationship yang terbuka dan bersifat tidakmenggurui

    2) Mengeksplor kekhawatiran dan menjabarkan semua pilihan terapikepada pasien

    3) Memastikan tempat supaya terjaga privasi, kerahasiaan, dan dapatmenghormati harkat dan martabat pasien

    4) Memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahamipasien

    5) Bila perlu, memberikan informasi secara tertulis6) Menginformasikan kepada kelompok-kelompok atau perkumpulan

    yang dapat mendukung kesembuhan pasien sehingga pasien

    merasa diperhatikan dan disupport.

    b. Terapi Farmakologi1)Selective Serotonin Reuptake Inhibitor(SSRI)

    Obat-obatan golongan SSRI seperti paroxetine merupakan terapi

    lini pertama dari GAD. Paroxetine dosis 20-40 mg dapat

    mengurangi cemas sekaligus depresi dan aman karena dapat

    ditoleransi baik di dalam tubuh dan memiliki efek samping ringan

    (Gorman, 2003).

    2)Antidepresan generasi IIIVenlafaxine dosis 225 mg per hari juga merupakan obat lini

    pertama untuk GAD. Obat ini dapat meningkatkan fungsi sosial

    pada pasien serta memiliki efek samping ringan (Gorman, 2003).3)Antidepresan trisiklik

    Imipramin atau clomipramin diberikan apabila dalam 12 minggu

    setelah diberi SSRI, pasien tidak mengalami perbaikan (NICE,

    2011). Imipramin dosis 150 mg memiliki efek lebih baik daripada

    benzodiazepine. Imipramin bekerja dengan menghambar reuptake

    serotonin dan norepinefrin melalui otak dan medulla spinalis, blok

    histamine tertentu, epinefrin, dan reseptor muskarinik.

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    16/20

    Antidepresan trisiklik bertindak sebagai anxiolitik dan antidepresan

    (Gorman, 2003).

    Obat-obatan golongan benzodiazepine tidak dianjurkan untuk

    diberikan pada pasien GAD (NICE, 2011; Gorman, 2003). Benzodiazepin

    bekerja dengan menempati reseptor GABAA sehingga menurunkan

    transmisi neurotransmitter. Obat ini tidak cukup efektif dan dapat

    menurunkan fungsi kognitif karena langsung mendepresi sistem saraf

    pusat. Obat golongan non-benzodiazepin seperti buspiron juga tidak

    dianjurkan karena memiliki efek antidepresan yang sedikit, padahal pada

    kasus GAD, terjadi pula fase depresi. Buspiron lebih disukai daripada

    benzodiazepine karena obat-obatan ini lebih menurunkan resiko gangguan

    ekstrapiramidal (Gorman, 2003).

    Pasien GAD perlu dirujuk apabila (NICE, 2011) :

    a. Beresiko melakukan tindakan yang melukai dirinya sendiri atau sampaibunuh diri.

    b. Memiliki komorbid, misalnya misuse dan ada komplikasi.c. Melalaikan diri sendiri dalam kehidupan (self-neglect)d. Respon terapi yang diberikan tidak adekuat.

    7. Prognosis GADFaktor stres juga ikut menentukan prognosis dari gangguan cemas

    menyeluruh. Jika stres yang menjadi penyebab timbulnya gangguan cemas

    menyeluruh relatif ringan, maka prognosis akan lebih baik karena

    penderita akan lebih mampu mengatasinya. Kalau dilihat dari lingkungan

    hidup penderita, sikap orang-orang di sekitarnya juga berpengaruh

    terhadap prognosis. Sikap yang mengejek akan memperberat penyakitnya,sedangkan sikap yang membangun akan meringankan penderita. Demikian

    juga peristiwa atau masalah yang menimpa penderita misalnya kehilangan

    orang yang dicintai, rumah tangga yang kacau, kemunduran finansial yang

    besar akan memperjelek prognosisnya (Kurnen, 1979).

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    17/20

    Informasi 4

    Diagnosis Banding

    1. Gangguan Cemas Menyeluruh2. Gangguan Anxietas Fobik

    Informasi 5

    Diagnosis Multi Aksial:

    Axis I : gangguan terkait stres F 41. 1 Gangguan Cemas Menyeluruh (GAD)

    Axis II : tidak ada diagnosis

    Axis III : tidak ada diagnosis

    Axis IV : masalah pendidikan

    Axis V : GAF scale 70 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas

    ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

    Informasi 6

    Penatalaksanaan:

    Organobiologis

    a. Farmakologis: sertraline HCL 1 x 50 mg (malam) (merk dagang: Fatral,Fridep, Zerlin)

    b. Terapi psikologi dengan CBT (Cognitive Behaviour Therapy)

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    18/20

    BAB III

    KESIMPULAN

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    19/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Adiwena, Nuklear. 2007. Anxietas. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

    Islam Indonesia.

    Gorman, Jack M. 2003. Treating generalized Anxiety Disorder. J Clin Psychiatry.

    64 : 24-29.

    Hidayat, BUA. 2012. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Insomnia pada

    Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro.

    Semarang: UNDIP.

    Idrus F. Anxietas dan Hipertensi. [online]. 2006 Mar 1 [cited 2013 May 6];

    Vol.27.

    Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1998. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis

    Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2.

    Jakarta: Bina Rupa Aksara.

    Kurnen I. 1979. Neurosa cemas. Majalah Kesehatan Jiwa. Vol V No. I. Yayasan

    Kesehatan Jiwa Aditama.

    Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya:

    Airlangga University Press.

    Maria, Josetta. 2004. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi

    Psikologi. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas

    PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

  • 7/28/2019 Laporan Pbl 2 Mh

    20/20

    National Institute for Health and Clinical Excellence. 2011. Generalised Anxiety

    Disorder And Panic Disorder (With or Without Agoraphobia) in Adults.

    London : National Institute for Health and Clinical Excellence.

    Shear, Katherine M. 2007.Anxiety Disorders Generalized Anxiety Disorder in:

    Dale DC, Federman DD, editors. ACP Medicine. 3rd Edition. Washington:

    WebMD Inc.

    Wardhani, Yurika Fauzia dan Lestari, Weny. 2007. Gangguan Stres Pasca

    Trauma pada Korban Pelecehan Seksual dan Perkosaan. Surabaya: Pusat

    Penelitian dan Pengembangan Sistim dan Kebijakan Kesehatan.