laporan pbl geh-gastroenterohepatologi:

80
MODUL I SKENARIO Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke Puskemas dengan keluhan utama berak encer yang disertai darah dan lendir. Keluhan ini dirasakan sejak beberapa bulan yang lalu. Wanita ini juga mengeluhk sakit perut yang sifatnya hilang timbul dan penurunan berat badan kurang lebih 5 kg dalam satu bulan terakhir. Ia berusaha mengobati penyakitnya dengan meminum obat anti diare namun tidak memberikan hasil KATA SULIT Diare adalah defekasi dengan konsistensi tinja cair/setengah cair dengan kandungan air lebih dari biasanya (200 - 400 ml) per 24 jam dengan frekuensi lebih dari 3x sehari. Berdasarkan waktunya diklasifikasikan sebagai Diare akut (< 2 minggu) dan Diare Kronik (> 2 minggu) biasanya pada feces terdapat lendir dan/atau darah . KATA KUNCI Identitas : Wanita, 45 tahun KU : Berak encer disertai darah dan lendir 1

Upload: syukri-la-ranti

Post on 14-Jun-2015

2.054 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Laporan Gastro ini juga kurang lengkap. Jadi selamat menikmati.

TRANSCRIPT

Page 1: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

MODUL I

SKENARIO

Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke Puskemas dengan keluhan utama berak

encer yang disertai darah dan lendir. Keluhan ini dirasakan sejak beberapa bulan yang

lalu. Wanita ini juga mengeluhk sakit perut yang sifatnya hilang timbul dan

penurunan berat badan kurang lebih 5 kg dalam satu bulan terakhir. Ia berusaha

mengobati penyakitnya dengan meminum obat anti diare namun tidak memberikan

hasil

KATA SULIT

Diare adalah defekasi dengan konsistensi tinja cair/setengah cair dengan kandungan

air lebih dari biasanya (200 - 400 ml) per 24 jam dengan frekuensi lebih dari 3x

sehari. Berdasarkan waktunya diklasifikasikan sebagai Diare akut (< 2 minggu) dan

Diare Kronik (> 2 minggu) biasanya pada feces terdapat lendir dan/atau darah .

KATA KUNCI

Identitas : Wanita, 45 tahun

KU : Berak encer disertai darah dan lendir

Onset : Beberapa bulan yang lalu

KL : Sakit perut intermitten

BB menurun > 5 kg dalam 1 bulan terakhir

Riwayat Pengobatan : obat antidiare tidak berhasil

PERTANYAAN

1. Bagaimana Anatomi, Histologi, Faal, Biokimia organ yang berkaitan dari

skenario di atas?

2. Bagaimana patomekanisme keluhan utama?

3. Bagaimana hubungan antar gejala yang dialami oleh pasien pada skenario?

1

Page 2: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

4. Klarifikasi onset?

5. Anamnesis tambahan apa yg dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis?

6. Jenis pemeriksaan tambahan apa yang haus dilakukan untuk pasien dengan

keluhn BAB berdarah?

7. Differential Diagnosis ?

8. Farmakodinamik dan farmakokinetik obat antidiare?

JAWABAN

1) Berdasarkan keluhan pasien diatas, dapat disimpulkan berhubungan saluran

gastrointestinal

Anatomi

- Intestinum Tenue

Dimulai dari ujung distal pylorus sampai

di caecum. Terdiri dari duodenum,

jejenum dan ileum. Panjang seluruh

intestinum tenue adalah kira-kira 7 meter.

DUODENUM

Disebut usus 12 jari oleh karena

panjangnya adalah selebar 12 jari atau

kurang lebih 25 cm.

Morfologi

Berbentuk huruf C dengan bagian konkaf

menghadap ke kiri. Dimulai dari ujung distal pylorus sampai flexura duodeno-jejenalis.

Terdiri dari:

1. pars superior

2. pars descendens

3. pars horizontalis

4. pars ascendens.

PARS SUPERIOR DUODENI

2

Page 3: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Letaknya ke kanan mengarah ke dorsal, mulai dari sebelah ventral columna

vertebralis dan vena cava inferior. Pangkal pars superior duodeni mudah mengikuti

gerakan dari pylorus. Di sebelah ventralnya terletak hepar dan vesica fellea, di sebelah

dorsal terletak ductus cysticus, vena portae dan pancreas.

PARS DESCENDENS DUODENI

Bagian ini berbatasan :

di sebelah dorsal dengan renalis dexter dan sinister

di sebelah ventral dengan hepar, vesica fellea, colon transversum, intestinum tenue.

PARS HORIZONTALIS DUODENI

Bagian ini terletak mengarah ke kiri menyilang m.psoas major, vena cava inferior,

aorta abdominalis dan m.psoas minor. Di sebelah dorsal terdapat ureter dexter, vasa

testicularis dextra dan vena mesenterica inferior. Di sebelah ventral terdapat vena

mesentrica superior dan radix mesenterii. Bagian ini lebih panjang bila dibandingkan

dengan ketiga bagian lainnya.

PARS ASCENDENS DUODENI

Berada di sebelah kiri aorta abdominalis, membelok ke ventral menjadi flexura

duodeno-jejenalis. Letak flexura ini kurang lebih setinggi pars superior duodeni.

Lokalisasi

Pangkal duodenum dimulai setinggi vertebra lumbalis I, kurang lebih 2,5 cm di

sebelah kanan linea mediana dan berakhir di sebelah kiri linea mediana setinggi vertebra

lumbalis II. Pars descendens turun sampai setinggi vertebra lumbalis III. Bagian konkaf

dari duodenum ditempati oleh caput pancreatic. Batas antara pars superior duodeni dan

pars descendens duodeni disebut flexura duodeni superior, batas antara pars descendens

duodeni dan pars horizontalis duodeni disebut flexura duodeni inferior.

Antara pars superior duodeni dan hepar terdapat ligamentum hepatoduodenale yang

merupakan penebalan dari tepi bebas omentum minus. Jadi bagian ini terletak

intraperitoneal, sedangkan bagian duodenum lainnya terletak retroperitoneal.

Ductus choledochus bermuara ke dalam pars descendens duodeni melalui papilla duodeni

major, yang terletak kurang lebih 7 cm dari pylorus di bagian konkaf dari duodenum.

Kadang-kadang terdapat papilla duodeni minor di sebelah cranial papilla duodeni major.

3

Page 4: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Flexura duodeno-jejenalis di fixir oleh ligamentum Treitz [ = lig.suspensorium duodeni ]

pada diaphragma. Ligamentum ini terdiri dari jaringan ikat dan otot.

VASCULARISASI

1. Arteria supra duodenalis, memberi suplai darah kepada pars superior duodeni; arteri

ini adalah suatu end arteri sehingga bagian dari duodenum ini sering mengalami

ulcus [ = ulcus duodeni ].

2. Arteria retroduodenalis memberikan aliran darah kepada dinding posterior

duodenum.

3. Arteria pancreatico duodenalis superior, yang berada di sebelah posterior pars

superior duodeni, berjalan di antara pancreas dan pars descendens duodeni, memberi

suplai darah kepada duodenum dan pancreas.

4. Arteria pancreatico duodenalis inferior, dipercabangkan oleh m.mesenterica superior,

berjalan ke cranialis di antara pancreas dan duodenum, mengadakan anastomose

dengan a.pancreatico duodenalis superior. Memberi suplai darah kepada duodenum

dan pancreas.

5. Arteria gastrica dextra, juga memberikan cabang-cabang kepada duodenum.

6. Arteria gastro epiploica dextra, memberikan cabang-cabang kepada duodenum.

INNERVASI

Menerima serabut-serabut saraf dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus

superior, berjalan sesuai dengan pembuluh darah yang dipercabangkan oleh arteria coeliaca

dan arteria mesenterica superior.

LYMPHONODUS

Pembuluh lymphe dari duodenum membawa lymphe menuju ke lymphonodus

pancreatico duodenalis yang terletak di antara caput pancreatis dan duodenum, kemudian

mengalir menuju ke lymphonodus hepaticus dan l.n.preaorticus.

Jejenum – Ileum

Organ ini berkelok-kelok dan difiksasi pada dinding dorsal cavum abdominis oleh

mesenterium.

4

Page 5: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Panjang seluruh jejenum – ileum adalah 6 – 7 meter; jejenum berada di bagian proximal

dengan panjang kurang lebih 2/5 bagian dari keseluruhnya, sedangkan ileum berada di bagian

distal [ anal ] dengan panjang kira-kira 3/5 bagian yang sisa.

Pada umumnya jejenum berada dalam keadaan kosong, warnanya lebih merah [ lebih

banyak mengandung pembuluh darah ], dindingnya lebih tebal, diameter lumen lebih besar,

plica circularis Kerkringi lebih besar dan jumlahnya lebih banyak, vili intestinales lebih besar

dan lebih banyak jumlahnya, percabangan pembuluh-pembuluh darah kurang kompleks. Hal

yang tersebut tadi jelas terlihat perbedaannya bila dibandingkan jejenum bagian proximal

dengan ileum bagian distal, di bagian tengah perbedaan-perbedaan tersebut kurang jelas.

Mesenterium pada jejenum kelihatan lebih terang oleh karena jaringan lemak

extraperitoneal hanya terbatas pada pangkal pembuluh darah, sedangkan pada ileum jaringan

lemak tersebut mengikuti seluruh panjang pembuluh darah sampai pada dinding ileum.

Kurang lebih 1 meter di sebelah proximal dari ujung terminal ileum terdapat diverticulum

ilei [ = diverticulum Meckeli ], sebagai sisa dari ductus omphalomesentericus. Ukuran

diverticulum ini sebesar 5 cm.

LOKALISASI

Jejenum dan ileum menempati sebagian besar cavum abdominis bahkan sampai ke dalam

cavum pelvicum. Mesenterium berbentuk kipas dengan bagian yang terlebar di bagian tengah

sebesar 20 cm, melekat pada dinding dorsal abdomen dan tempat melekatnya disebut radix

mesenterii. Panjang radix mesenterii kira-kira 15 cm, terletak miring dari kiri atas ke kanan

bawah, dimulai dari flexura duodeno-jejenalis [ setinggi corpus vertebrae lumbalis II ] sampai

setinggi articulatio sacroiliaca dextra. Oleh karena jejenum – ileum bentuknya lebih panjang

daripada radix mesenterii maka jejenum – ileum terletak berkelok-kelok, sangat mobil atau

mudah bergerak.

Di dalam mesenterium terdapat cabang-cabang dari a.mesenterium superior, nervus,

lymphonodus, pembuluh lymphe dan jaringan lemak.

Radix mesenterii menyilang di sebelah ventral pars horizontal duodeni, corpus vertebrae

lumbalis III dan ureter dexter.

VASCULARISASI

Aliran darah bersumber pada a.mesentrica superior melalui cabang aa.jejenales dan

aa.ileae. Pembuluh-pembuluh darah berjalan di dalam mesenterium.

5

Page 6: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

INNERVASI

Jejenum – ileum mendapatkan innervasi dari plexus mesentericus superior, dan

percabangan serabut saraf berjalan mengikuti cabang-cabang arteri.

LYMPHONODUS

Di dalam mesenterium terdapat banyak lymphonodus dari berbagai ukuran dan dibagi

menjadi 3 kelompok, sebagai berikut :

Dekat jejenum dan ileum

Mengikuti pembuluh-pembuluh darah

Pada radix mesenterii

Intestinum Crassum

Lebih pendek daripada intestinum tenue, panjang kira-kira 1,5 meter.

Pangkalnya lebih lebar daripada ujung distalnya.

Terdiri dari :

1. caecum dan processus vermiformis

2. colon

3. rectum.

Pada intestinum crassum dapat dilihat struktur-struktur sebagai berikut :

Taenia coli, yang dibentuk oleh bersatunya serabut-serabut stratum

longitudinale lapisan muscularis; terdapat 3 taenia yang terletak pada ketiga sisi dari

intestinum crassum, yakni taenia omentalis, taenia libera dan taenia mesocolica.

Haustra, yang terbentuk oleh adanya taenia tersebut tadi; taenia lebih pendek

daripada panjang dinding intestinum crassum sehingga dinding intestinum crassum

tertarik.

Incisura, yang terdapat di antara haustra dan dibentuk oleh pertumbuuhan

stratum circulare yang terjadi lebih cepat daripada stratum longitudinale, dengan

demikian terbentuk plica ke arah mucosa dan disebut plica semilunaris.

Appendices epiploicae, yaitu lipatan peritoneum yang berisi jaringan lemak

dan terdapat pada incisura; banyak terdapat pada colon transversum.

CAECUM

6

Page 7: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Bangunan ini merupakan permulaan dari colon; salah satu ujungnya buntu dan menghadap ke

caudal. Sedangkan ujung yang lain terbuka menghadap ke cranial. Terletak di dalam fossa

iliaca dextra, dibungkus oleh peritoneum [ intra peritoneal ], mudah bergerak.

Pada dinding sebelah kiri caecum terdapat muara dari ileum; mucosa dinding di bagian ini

membentuk lipatan yang dinamakan valvula ileo colica Bauhini. Valvula tersebut tadi terdiri

dari labium superior dan labium inferius, bertemu membentuk frenula valvulae coli, yaitu

frenulum anterior [ sinister ] dan frenulum posterior [ dexter ].

Pada caecum terdapat juga muara dari processus vermiformis [ = appendix ], dan pada

pangkalnya terdapat valvula processus vermiformis. Processus vermiformis berbentuk

silindris, mempunyai lumen dan berujung buntu. Baik letak, maupun panjang dan arah dari

processus vermiformis sangat bervariasi. Letaknya bisa retro caecal, sub caecal, retro colica,

pre ileal dan post ileal. Processus vermiformis mempunyai alat penggantung, yang disebut

mesenteriolum atau mesoappendix sehingga processus vermiformis terletak intra peritoneal.

Pada pangkal processus vermiformis ketiga taeniae coli bersatu.

COLON

Terdiri dari :

1. colon ascendens

2. colon transversum

3. colon descendens

4. colon sigmoideum

COLON ASCENDENS

Merupakan kelanjutan dari caecum ke arah cranial, mulai dari fossa iliaca dextra, berada di

sebelah ventral m.quadratus lumborum, di ventral polus inferior ren dexter, membelok ke kiri

setinggi vertebra lumbalis II, membentuk flexura coli dextra, selanjutnya menjadi colon

transversum.

Pada facies ventralis terdapat taenia libera, pada facies dorsolateral terdapat taenia omentalis

dan pada facies dorsomedial terdapat taenia mescolica.

Colon ascendens ditutupi oleh peritoneum, disebut letak retroperitoneal.

COLON TRANSVERSUM

Mulai dari flexura coli dextra, berjalan melintang ke kiri melewati linea mediana, agak

miring ke cranial sampai di tepi kanan ren sinister, d sebelah caudal lien, lalu membelok ke

7

Page 8: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

caudal. Belokan ini disebut flexura coli sinistra, terletak setinggi vertebra lumbalis I, difiksasi

pada diaphragma oleh ligamentum phrenico colicum.

Pada facies ventralis terdapat taenia omentalis, pada facies inferior terdapat taenia libera dan

pada facies dorsalis terdapat taenia mesocolica.

Di sebelah cranial dari kanan ke kiri colon transversum berbatasan dengan :

hepar

vesica fellea

curvatura major ventriculi

extremitas inferior lienalis.

Di sebelah caudal berbatasan dengan jejenum. Di sebelah ventral ditutupi oleh omentum

majus. Di sebelah dorsal dari kanan ke kiri berbatasan dengan :

pars descendens duodeni

caput pancreatic

ren sinister.

Colon transversum dibungkus oleh peritoneum viscerale, disebut mesocolon transversum,

dan difiksir [ digantung ] pada dinding dorsal abdomen.

COLON DESCENENS

Dimulai dari flexura coli sinistra, berjalan ke caudal, berada di sebelah ventro-lateral polus

inferior ren sinister, di sisi lateral m.psoas major, di sebelah ventral m.quadratus lumborum

sampai di sebelah ventral crista iliaca dan tiba di fossa iliaca sinistra. Kemudian membelok

ke kanan, ke arah ventrocaudal menjadi colon sigmoideum, berada di sebelah ventral dari

vasa iliaca externa.

Taenia omentalis terletak pada permukaan dorsolateral, taenia libera berada pada facies

ventralis dan taenia mesocolica berada pada bagian medio-dorsal. Colon descendens ditutupi

oleh peritoneum parietale [ letak retro peritoneal ].

COLON SIGMOIDEUM

Bangunan ini berbentuk huruf S dan terletak di dalam cavum pelvicum. Membuat dua buah

lekukan dan pada linea mediana menjadi rectum, setinggi corpus vertebrae sacralis 3. pada

colon ini masih terdapat haustra dan taenia.

8

Page 9: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Dibungkus oleh peritoneum viscerale dan membentuk mesocolon sigmoideum, difiksasi pada

dinding pelvis.

RECTUM

Merupakan bagian caudal [ anal ] dari intestinum crassum, terletak retroperitoneal,

memanjang mulai setinggi corpus vertebrae sacralis 3 sampai Anus. Anus adalah muara dari

rectum ke dunia luar. Pada rectum terdapat flexura sacralis yang mengikuti curvatura os

sacrum dan flexura perinealis yang mengikuti lengkungan perineum. Bagian cranialis disebut

pars ampularis recti dan bagian caudalis disebut pars analis recti.

Pada pars ampularis terdapat 3 buah plica transversalis yang dibentuk oleh penebalan stratum

circulare tunica muscularis. Plica yang tengah sangat tebal, disebut plica transversalis

Kohlraush, berfungsi sebagai penahan isi rectum.

Pada pars analis terdapat plica yang arahnya longitudional dan disebut columna rectalis

Morgagni. Di sebelah analis columna rectalis bersatu membentuk anulus rectalis [ = anulus

haemorrhoidalis ]. Di sebelah profunda mucosa terdapat plexus venosus yang disebut plexus

haemorrhoidalis.

VASCULARISASI

Bersumber pada :

I. Arteria mesenterica superior

1. A.ileocolica, yang mempercabangkan r.ascendens [ r.superior ] menuju ke colon

ascendens, dan r.descendens [ r.inferior ] yang mempercabangkan :

A.coecalis anterior

A.coecalis posterior

A.appendicularis

R.ilealis

2. A.colica dextra, mempercabangkan r.ascendens dan r.descendens

3. A.colica media, memberikan cabang terminal berupa ramus sinister dan ramus

dexter.

II. Arteria mesenterica inferior :

1. A.colica sinistra, mempercabangkan r.ascendens dan r.descendens

2. A.sigmoidea.

9

Page 10: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Aliran darah venous mengikuti perjalanan arteri.

INNERVASI

N.vagus [ chorda posterior ] memberikan cabang-cabang yang mengikuti percabangan

arteria coeliaca dan arteria mesenterica superior untuk caecum, processus vermiformis, colon

ascendens, colon transversum.

Colon descendens dan colon sigmoideum menerima serabut-serabut parasympathis dari

segmental Sacral 3 – 4, melalui plexus mesentericus inferior. Saraf sympathis berpusat

pada medulla spinalis Th. 6 – 12 dan Lumbal 1 – 3.

Histologi

Struktur Umum Saluran Cerna

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah

bervariasi, yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mukosa,

submukosa, muskularis eksterna dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat

longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos,

kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa

umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar

serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa dari submukosa. Mukosa sering

disebut membran mukosa.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah,

pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga

mengandung kelenjar dan jaringan limfoid

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi

dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat

ke lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya

memanjang. Lapisan muskularis juga mengandung pleksus saraf mienterikus

(pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh

darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya

10

Page 11: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng

sebagai pelapis (mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif

antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan

makanan, memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan

hormon yang mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini

menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan

makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis submukosa

melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina

propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag

dan limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini

terutama adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang

dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus.

Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.

IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap

aktifitas enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease

ditemukan dalam lumen usus.

Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain

dari saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi

muskularis eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna.

Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri

atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.

1. Rongga Mulut

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis.

Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.

Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan

labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi

oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi

atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan

pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.

11

Page 12: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Labium oris

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel

permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada

bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel

berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu

dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.

Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh

epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada

jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak

kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke

bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot

dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan

yang berbeda struktur histologisnya yaitu

(a) Facies externa

Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka

gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang

merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis terdapat jaringan

pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan ke arah epidermis

yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir

pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi

oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel

rambut.

(b)Rubrum labii

Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya

merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum

corneumnya yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin

menebal.

Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya

12

Page 13: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3

bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat.

Membran mukosa melekat dengan erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina

propria menyusup ke dalam celah-celah diantara berkas-berkas otot.

Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur,

dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian

posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh

batas berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah berkelompok limfosit

kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis, dengan limfonoduli

berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran mukosa.

(a)nPapila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-

bentuk dan fungsi berlainan. Ada empat jenisnya dari papilla tersebut yakni :

- Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar

ndiseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian

ffberlapis tanduk.

- Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas

ffmelebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap

ffpada permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.

- Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung

ff(ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari

ffkelenjar serosa bermuara pada dasar alur.

- Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan

dddatarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang

dddaerah posterior lidah.

Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik

diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting

untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan

mengolah rangsangan baru. Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan

serosa kecil tersebar pada pelapis rongga mulut dengan fungsi sama yaitu

menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga mulut: epiglotis, faring,

13

Page 14: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.

2.Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan

sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring

dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian

respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel

bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa faring

memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular

konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

3. Gigi Dan Struktur Terkait

Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2

lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada

pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap

didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki

pendahulu gigi desiduanya. Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas

gingiva (gusi), bagian mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva

yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh

email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini

bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain

yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai

rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah

muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah,

pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah

struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan

gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena

kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri

atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal

hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi

permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.

14

Page 15: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks

organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret

terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini

mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma

halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran

odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan

menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang

dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung

distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan

disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel

bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit

halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan mineral

selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.

Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu

yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk

mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi.

Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian

atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang

menyebabkan membuatmkomponen-komponennya.

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung

kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit),

0,5% materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal,

kebanyakan struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal

neural. Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri

atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan

enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email sedang. Email

terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma)

email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang

email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya.

Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.

Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini

15

Page 16: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma

kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap

ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung

banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks

email.

Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas,

fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans.

Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan

serat saraf bermielin memasuki foramen apikal dan bercabang banyak.

Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke

dalam tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi

padaagigi.

StukturaTerkait

Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan

mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.

(a).vSementum

Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak

ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal,

terdapal sel-sel yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka

terkurung dalam lakuna yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan

tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi jaringan

baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal dihancurkan,

sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi sementum

mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi

danbsoketnya.

(b).bLigamenmPeriodontal

Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke

dalam sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi

sebagai periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar

dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan

langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.

16

Page 17: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi

dan banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya

terisi dengan glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam

ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi

pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi protein atau vitamin C

mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.

(c).nTulangmAlveolus

Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis

belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun

menurut pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar

gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju

foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.

(d).hGingiva

Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang

maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil

jaringan ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai

lamina basal tebal dan membentuk perlekatan epitel Gottlieb.

Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel

terdapat celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

Perkembangan Gigi

Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi

dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista

neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada

tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini membentuk sungkup di atas kelompok

ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi

desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel

krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi

dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang

berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila

dentis yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan

struktur pulpa dentis lainnya. Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan

17

Page 18: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

akhirnya berkembang menjadi sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan

ligamen periodontal.

Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8

kehamilan. Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis

bertakuk oleh banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi

silindris dan menyusun epitel email dalam (interna). Sel ini berkembang menjadi

ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel epitelial di antara lapis luar dan

dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.

Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan

superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas.

Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh

ameloblas.

Pembentukan Dentin

Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari

predentin. Sel-sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang

berakibat terbentuknya dentin. Badan sel odontoblas terdesak mundur ke dalam

rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi cabangnya tetap terdapat dalam

tubuli dentin yang terbentang di seluruh tebal dentin.

Penbentukan Email

Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan

dengan lamina basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar

apeks histologis (basis fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel.

Retikulum endoplasma kasar dan sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam

sitoplasama di antara inti dan apeks fungsional sel ini. Ameloblas berfungsi

menghancurkan lamina basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan

dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes)

merupakan tempat sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes

menghasilkan matriks organik dari email antar-batang, sedangkan permukaan apikal

berfungsi meletakkan matriks dari batang email. Peranan ameloblas dalam

mineralisasi belum jelas, tetapi kristal hidroksiapatit dibentuk pada matriks organik.

Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan email

18

Page 19: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis bila

gigi muncul dalam rongga mulut.

Perkembangan Akar Gigi

Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal

bertumbuh ke apikal membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar

Hertwig, yang terdiri atas penyatuan epitel email luar dan dalam. Lapis dalam

menginduksi pembentukan odontoblas yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila

dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini

menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di

sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang

membungkus akar gigi.

Gigi Tetap (permanen)

Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan

membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan

bakal gigi molar permanen berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga

tidak dibentuk sampai sesudah lahir.

4. k Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25

cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar

terdapat dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum

abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng

tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil

mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat

kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan

mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada

bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,

pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam

rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat

longgar yang disebut adventisia.

A. Tunica mucosa

19

Page 20: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa

membentuk lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa

keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.

2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak

mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila

untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut

sebagai glandula oesophagea cardiaca.

3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya

memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa

Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat

membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam

tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan

menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian

melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan

glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis

Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:

Stratum circulare : disebelah dalam

Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus

superior. Pada ¼ bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼

bagian tengah terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal

terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m.

Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia

Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm

sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada

20

Page 21: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

diaphragma. Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx

ke ventrikulus.

5. v Gaster

Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong.

Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang

usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia.

Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat

fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing-masing

disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi

permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus

ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi.

Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum.

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan

pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae

karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih

menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur

disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi

oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula

pylorica.

Epitel

Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel

oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel

epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron

tampak microvili pada permukaan dengan lapisan karbohidrat pada membran

plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan warna

gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui

setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica.

Sel-sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel

yang dilepaskan.

21

Page 22: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Laminakpropria

Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh

kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler.

Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang ditemukan

lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

-gGlandulafcardiaca

Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula

cardiaca merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola

gastrica. Pada kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang

mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica atau sel mukosa leher dari

glandula fundica.

-bGlandula fundica/glandula gastrica propria

Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah

lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang,

bermuara pada dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit membesar dan bercabang

menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai lamina muscularis mucosa.

Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.

Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :

1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)

Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3

bagian distal dari kelenjar, Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung

kerusakan dapat dihambat, Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah

menjadi enzim pepsin

Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur

- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein

- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak

- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab

warna basofil

2) Sel parietal

22

Page 23: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar, Bentuk sel

seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh

sel utama, Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi

secretori yang tampak sebagai bangunan intraseluler, Diduga menghasilkan

asam HCl dalam getah lambung. Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli

- Microvili panjang

- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan

desmosom

- Mitokondria tampak asidofil

- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher

Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar,

Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih

Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine.

Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Microvili pendek pada permukaan sel

- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi

- Kompleks golgi diatas inti sel

- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma

- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4) Sel argentafin (sel enterokromatin)

Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama,

Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin,

Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

- Glandula pyloric

Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula

pylorica berbentuk tubuler bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga

pada sediaan tampak terpotong melintang.

23

Page 24: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Sifat-sifat lain : Lumen besar, Terdapat satu macam sel saja, Sel-selnya

berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir

tidak jelas, inti terdesak ke basal sel, Tampak kapiler sekretori di antara sel-

sel kelenjar Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel

mucosa leher

- lamina muskularis mucosa gaster

terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan

longitudinal sebelah luar. Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di

luar.

- Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells,

sel limfoid

- Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

a. Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan

corpus ventriculi.

b. Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus,

di pylorus membentuk muskulus sphincter pylori.

c. Stratum longitudinal

Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

- Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil

sebagai lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai

omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura minor dan major

tidak dilapisi oleh mesotil.

Fungsi Gaster

Ø Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat

mengadakan pencernaan yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik

24

Page 25: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Ø Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit,

pepsin, rennin

Ø Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi

vit B12

Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi

duodenum disebut sfingter pilorus, dibentuk terutama oleh penebalan

hebat dari lapisan sirkuler muskularis eksterna.

Ketika pilorus mendekati duodenum, pematang-pematang mukosa yang

mengelilingi sumur-sumur lambung menjadi lebih luas dan tidak

beraturan batasnya. Kelenjar-kelenjar tubuler berkelok-kelok pilorus

masih terdapat di dalam lamina propria yang sebenarnya, dan bermuara

ke dalam sumu-sumur lambung. Nodulus limfatikus sering terlihat pada

daerah peralihan.

Di dalam duodenum evaginasi mukosa vili mulai terlihat. Setiap vilus

berbentuk daun dengan ujung agak membulat. Di antara vili ada ruang

intervili, lanjutan dari lumen intestinum. Epitel sekresi mukus lambung

membentuk peralihan mendadak menjadi epitel intestin, yang terdiri dari

sel goblet dan sel silindris dengan batas berstrip-strip (mikrovili) yang

terus-menerus terlihat sepanjang intestin.

Kelenjar tubuler pendek tidak bercabang yang disebut kelenjar intestinal

kriptus Liberkhun. Di dalam lamina propria yang sebenarnya

menggantikan kelenjar pilorus. Kriptus ini terutama dibatasi oleh sel

goblet dan sel dengan permukaan bersrip meneruskan diri dengan epitel

permukaan. Satu atau lebih kelenjar intestinal bermuara ke dalam ruang

intervilus.

Kelenjar duodenal (kelenjar Brunner) memenuhi hampir seluruh bagian

atas duodenum dan sering meluas melewati muskularis mukosa.

Muskularis mukosa terputus dan berkas muskularis mungkin tersebar

diantara tubulus kelenjar mukosa. Bersama dengan kelenjar (submukosa)

oesofagus, kelenjar duodenum adalah satu-satunya kelenjar submukosa

yang sebenarnya di dalam saluran pencernaan.

25

Page 26: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

6. Intestinum Tenue

Intestinum

tenue

merupakan

bagian

tractus

digestivus di

antara

ventriculus

dan

intestinum

crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau usus

halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu :

Duodenum

Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum

parietale di sebelah ventralnya.

Jejunum

Ileum

Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.

Dindingnya :

A. Tunika mucosa

Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan

dari permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa

tingkat :

Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-

lingkar yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).

Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena

pembesaran usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang

makin membesar dan paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum

dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum menghilang.

26

Page 27: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang

meliputi seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang,

tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang

disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada

permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated

border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.

Epitel

Bentuk epitel silindris selapis

Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :

a) Sel absorbtif

- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ

- Bentuk inti ovoid pada basal sel

- Pada permukaan bebas terdapat microvili

- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung

glukoprotein hingga pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan

permukaan microvili

- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan

sintesa trigliseride untuk proses absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel

- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.

- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan

- secret tersebut sebagai plica.

- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis

- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum

- Sangat banyak pada epitel appendix

27

Page 28: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

d) Sel paneth

- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn

- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.

- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih

banyak.

- Menghasilkan peptidase, losozim

Lamina propria

- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara

crypta lieberkuhn

- Mengandung serabut reticuler dan elastis

- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit

- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.

- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

Lamina muscularis

Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :

- Stratum circulare di sebelah dalam

- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di

dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman

saraf sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

a. Plica circularis

- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai

tunika submucosa untuk memperluas permukaan usus.

- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di

sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri

- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.

- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara

pada crypta lieberkuhn.

28

Page 29: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian

menghilang.

c. Tunika muscularis

- Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

Stratum circulare di sebelah dalam

Stratum longitudinal di sebelah luar

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

d. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale

INTESTINUM CRASUM

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat

intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga

permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang

dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.

Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :

- caecum dan appendix vermiformis

- colon ascendes

- colon tranversum

- colon descendens

- colon sigmoideum

ii. Rectum, yang meliputi :

- pars empularis recti

- pars analis recti

- anus

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang

sama. Dari luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung

yang disebut haustra. Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita

yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.

29

Page 30: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan

appendia, colon transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak

retro peritoneal ialah conon ascendens dan colon descendens.

Appendix vermicularis

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal

pada caecum. Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya

lipatan tunica mucosa kedalam dinding menyebabkan bentuk lumen yang

tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang

lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir

buntu.

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

A. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak

ditemukan sel argentafin dan kadang-kadang sel paneth.

2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid

dengan adanya pula nodulus Lymmphaticus yang tersusun

berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta

lieberkuhn

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh

jaringan limfoid dan kadang-kadang terputus-putus

B. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang

merata. Di dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh

darah dan saraf.

C. Tunic muscularis

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang

terdapat pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang

30

Page 31: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

dapat diikuti pula mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai

lanjutan peritoneum viscerale.

Valvula Ilecoececalis

Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada

muara ileum dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos

memperkuat struktur tersebut. Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum

circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu

celah tempat muara ileum.

Caecum

Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.

Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon

Sigmoideum

A. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan

dalamnya halus. Adanya lekukan ke dalam oleh incisura di luar

menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti

seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.

1. Epitil

Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border

yang tipis. Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-

kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka

tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur

dan sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel

piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth

sangat jarang.

2. Lamina propria

Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih

banyak pula nodulus lymphaticus soliterius yang kadang-kadang

meluas ke tunica submucosa.

3. Lamina muscularis mucosae

Jelas adanya dua lapisan

31

Page 32: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan

Tunica muscularis

Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat

intraperitoneal akan dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan

mesotil. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai kantung

kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea

2. Rektum

Dibedakan 2 bagian :

Pars ampullaris recti

Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon.

Glandula intestinalis merupakan yang terpanajang diantara kelenjar

usus. Kemudian makin jarang, memendek dan menghilang pars

analis recti.

Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica

muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.

Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi

oleh mesotil.

Pars analis recti

Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8

buah. Lipatan longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.

Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka

terbentuk sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus

analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan

langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran

anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria rektum

digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria

saluran anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria

saluran anus.

32

Page 33: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah

ini. Plexus haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di

dalam mukosa saluran anus dan pembuluh darah meluas dari sini ke

dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil dilatasi

patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna

berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada

bibir anus.

Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal

membentuk m.spincter ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat

bekas-bekas otot yang bergerak melingkar membentuk m.spincter ani

externus.

Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil

silindris selapis menjadi epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi.

Daerah perubahan tersebut melingkar, disebut liner anorectale.

Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi

dan batasnya yang membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea.

Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula

sebacea.

Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula

circum-anale yang berbentuk tubuler.

Histofisiologi Intestinum CrasumAdanya sel piala yang makin

banyak menghasilkan mukus yang berguna untuk melicinkan.

Disamping itu mucus akan mengikat air sehingga isi colon makin

memesat. Terjadi pula absorbsi air dan vitamin.

Didalam colon terdapat banyak sekali bakteri pembusuk sehingga

dapat menghancurkan selulosa yang tadinya belum tercerna.

HEPAR

Anatomi HeparHepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh

manusia. Pada vertebra rendah gambaran strukturnya memang benar-

benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada vertebra tinggi

33

Page 34: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-

lempeng. Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum

abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang

sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.

Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg. Permukaan hepar

sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.

Hepar terdiri atas :

· lobus dexter

· lobus sinister

· lobus caudatus

· lobus quadrates

Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan

gambaran bulat-bulat yang tersebar rata dan di sekelilingnya terdapat

pembuluh darah besar

Struktur Histologis

Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang

disebut lobulus, terdiri atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7—

2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk sebagai segi

enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut

vena sentralis.

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh

jaringan pengikat. Pada sudut pertemuan antara lobuli yang

berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat berbentuk segi tiga

berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari

pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf.

Bangunan segitiga ini disebut Trigonum Kiernanni.

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus

tadi tidak sesuai dengan lobulus pada kelenjar yang pada umumnya

mempunyai saluran keluar yang terdapat di tengah-tengah lobulus.

Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara klasik

34

Page 35: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

yang mendasarkan atas aliran darah yang mengalir dari tepi lobulus

yang kemudian berkumpul di tengah Vena Sentralis. Jika terjadi

gangguan peredaran darah akan terjadi perubahan-perubahan di

daerah perifer lobulus yang meluas ke pusat lobulus.

Elias pada tahun 1949 meyatakan bahwa parenchyma hepar terdiri

atas masa sel yang saling berhubungan dan ditempati oleh suatu

anyaman sinusoid. Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel

parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-lempeng setebal

satu sel.

Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral.

Sepanjang permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh

lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan

mikroskop karena canaliculi tersebut sangat halus. Semua canaliculi

akan bermuara di cabang Duktus Biliferus di perifer lobulus hepatis.

Histofisiologi Hepar

Hepar merupakan alat yang vital terutama dalam proses bahan-bahan

makanan yang diabsorbsi dari saluran usus untuk nantinya dapat

diergunakan oleh jaringan dalam tubuh.

Beberapa fungsinya adalah:

1. Kelenjar eksokrin

Hepar menghasilkan sekrei empedu sebanyak 1000 cc setiap

hari.

Dalam cairan empedu terdapat:

pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam

lien dan medulla osseum (bilirubin yang tidak mengandung Fe

akan masuk darah ke hepatosit)

garam empedu yang penating untuk pencernaan

protein

kolesterol

kristaloid dalam air

35

Page 36: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

· hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik.

Hormon steroid masuk hepatosit mengalami perubahan atau

tidak kemudian masuk enzim yagn disalurkan dalam intestinum.

Di intestinum diserap masuk ke dalam darah lagi untuk kembali

hepatosit. Demikian pula peredaran untuk bilirubin2.

Penimbunan bahan makanan atau vitamin

Misal; karbohidrat (glikogen), lemak vitamin B12 dan vitamin A

1. Transformasi

Protein menjadi karbohidrat atau lemak menjadi fosfolipid atau lipid

menjadi lipoprotein serum yang dilepaskan dalam spatium dise.

Konjugasi misalnya untuk detoksikasi amonia mnjadi ureum

Sintesa protein dalam plasma darah

2. Misal; albumin, globulin dan protein untuk pambekuan darah

Mengatur kadar beberapa zat dalam darah

Misal; glukosa yang dibantu oleh beberapa enzim dan hormone

3. Sel Kuffer

4. Termasuk dalam sistim retikuloendotelial membantu dalam

pemecahan eritrosit

VESICA FELLEA

Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan

sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae

pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih

kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.

· Epitel

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval

dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada

permukaan sel terdapat banyak microvilli.

· Lamina Propria

36

Page 37: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali

pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk

kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan

mucus

2. Tunica Muscularis

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler,

longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica

fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya

banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel

lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus

oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang

menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada

permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister

yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

Histofisiologi Vesica Fellea

1. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang

dihasilkan oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu

disalurkan dari vesica fellea melalui ductus cholodochus ke dalam duodenum.

Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang dipengaruhi oleh

hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa

melalui darah ke otot-otot vesica fellea.

2. Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel

vesica fellea yagn diikuti transpor air dari cairan empedu ke dalam celah

interseluler. Akibatnya cairan empedu akan lebih pekat.

3. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenmjar yang terdapat dalm collum.

37

Page 38: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

PANCREAS

Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar

setelah hepar.

Terdiri atas dua bagian, yaitu:

- Kelenjar eksokrin

- Kelenjar endokrin

Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong

ke kiri atas diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis

menempel pada lien.

Ukuran pada prang dewasa yaitu:

· Panjang 20—30 cm

· Berat 60—160 cm

Bagian-bagiannya yaitu:

· Caput pankreatis

· Corpus pankreatis

· Caudal pankreatis

Kelenjar Eksokrin

Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan

digabungkan masing-masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh

pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut dan saluran keluar kelenjar-

kelenjarnya.

Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada

bagian basalnya bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya

membatasi lumen membesar berisi sekret. Diantara sel asini tadi terdapat kapiler

sekretoris yang bermuara dalam lumen kelenjar.

Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular

endoplasmik retikulum yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah

supranuklear terlihat butir-butir sekresi yang asidofil, butir-butir sekresi ini

berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat. Diantara

38

Page 39: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

butir-butir terlihat celah-celah yang sebenarnya adalah kompleks golgi.

Struktur Halus

Nukleus tampak dibatasi oleh membrana nuklearis yang rangkap dengan di sana-

sini terdapat porus nuklearis. Di dalamnya terdapat 1—2 nukleoli yang jelas

dengan di tengah-tengahnya kurang padat (ini yang menyebabkan warna

eosinofil pada sediaan biasa)

Pada bagian basal sel asiner terdapat banyak sekali granular endoplasmik

retikulum yang berjalan sejajar dan saling berhubungan.

Dalam sitoplasma terdapat pula ribosom yang bebas. Riboson tersebut yang

menyebabkan warna basofil.

Mitokondria tidak begitu banyak terdapat. Sebagian besar terdapat di bagian

basal sel di antara granular endoplasmik retikulum. Kompleks golgi terletak di

daerah supranuklear yang bermacam-macam bentuknya.

Butir-butir sekresiu yagn telah terbentuk berkumpul di puncak sel. Butir-butir

sekresi ini diliputi membran yang permukaannya halus.

Saluran Keluar

Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran

kelenjar yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus

yang kemudian menjadi duktus interlobularis.

Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang

bertumpu pada bagian retikulum di bawahnya.

Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas.

Duktus ini dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas

dan menerima saluran-saluran yang lebih kecil sepanjang perjalanannya.

Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada

ampula vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius

Santorini. Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh

jaringan pengikat padat.

39

Page 40: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :

menerima makanan (Mulut)

memecah makanan menjadi zat-zat gizi

(Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan &

Lambung)

menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah

(Usus)

membuang bagian makanan yang tidak dapat

dicerna dari tubuh

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan

juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas,

hati dan kandung empedu.

Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem

pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi

oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh

organ perasa yang terdapat di permukaan

lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri

dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman

dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan

lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi

belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut

dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung

40

Page 41: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri

secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang

besar dan berbentuk seperti kandang keledai,

terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan

antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari

kerongkonan melalui otot berbentuk cincin

(sfinter), yang bisa membuka dan menutup.

Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi

masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk

mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung

menghasilkan 3 zat penting :

lendir

asam klorida (HCl)

prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap

kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada

terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin

guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

41

Page 42: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Usus Halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam

usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus.

Makanan masuk ke dalam duodenum

melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang

bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,

duodenum akan megirimkan sinyal kepada

lambung untuk berhenti mengalirkan

makanan.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke

hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan

air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding

usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Pankreas

Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon

ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,

karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang

dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya

akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan

sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan

cara menetralkan asam lambung.

Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa

diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

42

Page 43: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang

bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati

sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam

hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya

dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Kandung Empedu & Saluran Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting :

membantu pencernaan dan penyerapan lemak

berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan

kelebihan kolesterol

Usus Besar

Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan

rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus

besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin

K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta

antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.

Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan

terjadilah diare.

Rektum & Anus

43

Page 44: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal

dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)

dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini

kosong karena tinja disimpan di tempat yang

lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika

kolon desendens penuh dan tinja masuk ke

dalam rektum, maka timbul keinginan untuk

buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan

keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam

pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar

dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian

lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Biokimia

- Karbohidrat

Kanji yang tiba di duodenum akan

dicernakan oleh enzim amylase yang

berasal dari getah pankreas ke bentuk

maltosa dan oligosakarida. Kemudian,

kedua-duanya dicernakan ke bentuk

glukosa, fruktosa dan

galaktosa(monosakarida) dengan bantuan

enzim maltase, dextrinase dan glucoamlase.

Ketiga-tiga enzim adalah ‘brush border

enzim’ yang dihasilkan oleh ‘brush border cell’ yang terdapat di permukaan villus usus halus.

Kanji oligosakarida & maltosa glukosa

44

Amylase

Maltase, dextrinase, glucoamylase

Page 45: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Karbohidrat yang telah dicernakan ke

bentuk monosakarida, yaitu glukosa,

fruktosa dan galaktosa akan diabsorpsi

di usus halus (ileum). Glukosa dan

galaktosa dibawa masuk ke dalam sel

absoprtive dengan menggunakan

bantuan Sodium-glukose transporter

(SGLT) manakala fruktosa bisa

melewati sel absorptive dengan proses

difusi. Sebagian besar fruktose akan

dirubah ke dalam bentuk glukosa

setelah berada di intraseluler. Glukosa,

galaktosa dan sebagian sisa fruktosa akan difusi ke dalam villus, kemudian dibawa ke dalam

pembuluh darah portal lalu dibawa ke hati.

Protein

Ketika makanan masuk ke oral cavity, tiada reaksi yang berlaku kerana tiada enzim yang

bekerja untuk mencernakan protein. Ketika bolus masuk ke gaster, asam lambung (HCl) akan

mengaktifkan enzim pepsin yang bertindak menghidrolisiskan ikatan peptida menjadi ikatan

45

Page 46: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

polipeptida yang lebih kecil. Apabila chyme tiba di duodenum, enzim pepsin akan di non-

aktifkan dan diganti oleh enzim trypsin dan chymotripsin yang diterdapat dalam getah

pankreas. Kedua-dua enzim ini akan menghidrolisis ikatan polipeptida menjadi ikatan

oligopeptida. Kemudian, enzim carboxypeptidase akan bertindak memutuskan ikatan asam

amino yang terdapat pada ujung ikatan COOH pada oligopeptida.

Absopsi protein

Terdapat 3 macam enzim yang berperan dalam memutuskan ikatan asam amino yaitu

carboxypeptidase (memutuskan asam amino yang terdapat di ujung COOH), aminopeptidase

(memutuskan asam amino yang terdapat di ujung -NH , dan dipeptidase (memutuskan ikatan

asam amino pada dipeptida). Asam amino yang telah terbebas akan masuk ke dalam sel

absoprtive dengan bantuan Sodium-dependent asam amino co-transporter. Asam amino ini

akan dibawa ke dalam pembuluh darah villus, kemudian masuk ke pembuluh darah portal

hepatic, dan terus dibawa ke hati.

Lipid

46

Page 47: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

Fat gobule yang terlalu besar menyebabkan pencernaan lipid menjadi kurang efisien. Oleh

karena itu, lecithin dan asam empedu akan memecahkan globul lipid yang besar menjadi

bentuk yang lebih kecil (droplet). Ketika di duodenum, enzim pankreas akan bertindak pada

droplets lipid dengan memecahkan ikatan pada trigliserida sehingga menghasilkan 1

monoglyserida dan 2 asam lemak.

Absorpsi

Monoglyserida, asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut lemak akan membentuk

gumpalan lipid baru yang disebut micelles. Micelles yang diliputi asam empedu yang bersifar

hidrophilic dengan mudah larut dan masuk ke dalam sel(proses difusi). Ketika berada di

intraseluler, micelles akan dihydrolisis kembali menjadi asam lemak dan monoglyserida(yang

akan membentuk semula menjadi triglyserida). Triglyserida akan bergabung sama

phospholipid dan kolesterol membentuk kilomikron. Kilomikron akan dibebaskan oleh badan

golgi keluar dari sel (exocytosis) dan kemudian akan masuk ke dalam lacteal (lymphatic

47

Page 48: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

capilary) di villus. Kemudian kilomikron ini akan mengalir di dalam saluran limfe ke vena

subclavia kiri.

2. Patomekanisme Keluhan Utama

Diare

Perdarahan

Inflamasi, keganasanèpembesaran pada usus è makanan yang lewat membentur

dinding usus è mukosa usus rusak è pendarahan

Nyeri abdomen

merupakan kelainan yang tidak khas, dapat terjadi pada kelainan organik maupaun

kelainan fungsional organik, lokasi nyeri menetap fungsional, lokasi nyeri dapat

berubah baik tempat maupun penyebarannya. kelainan usus halus è di sekitar

umbilkus . kelaianan pada usus besar memberikan rasa nyeri pada daerah

suprapubik, kanan, atau kiri bawah. Nyeri terus menerus menandakan adanya

ulserasi yang berat pada usus atau adanya komplikasi abses.

3. Klarifikasi onset

48

Page 49: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

• Sekretorik diare

– Peningkatan sekresi aktif atau terhambatnya absorpsi

– Penyebab terbanyak adalah cholera toxin yang merangsang sekresi

anion, terutama ion klorida

• Osmotik diare

– Terlalu banyak air yang tertarik ke usus

– Bisa disebabkan oleh laxatif osmotik, kelebihan magnesium atau

vitamin C, dan konsumsi sorbitol dalam jumlah besar

• Eksudatif diare

– Terdapat darah atau pus dalam feses

– Terjadi pada IBD seperti Crohn’s disease atau Ulcerative colitis

• Motilitik diare

– Hipermotilitas intestinal

– Akibat vagotomy atau diabetic neuropathy

Penyebab diare kronik

• Osmotik diare

– Intoleransi laktosa

– Medikasi: sorbitol, laktulosa, antasida

– Gejala: Penurunan volume feses dengan rasa lapar, peningkatan

osmotic gap > 50 mOsm/L

• Malabsorpsi

– Kelainan mukosa intestinal: gastroenteritis, Crohn’s disease

– Obstruksi limfatik

– Penyakit pada pankreas: pankreatitis kronik, karsinoma pankreas

– Pertumbuhan koloni bakteri yang berlebihan pada intestinum tenue:

gangguan motilitas (diabetes)

– Gejala: BB menurun, kandungan lemak pada feses 7 – 10 gr/24 jam,

anemia, hipoalbuminemia

49

Page 50: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

• Sekretorik diare

– Sekresi hormon: gastrinoma, karsinoma pada medulla thyroid

– Malabsorpsi garam empedu: reseksi ileum, Crohn’s disease

– Adenoma vili

– Gejala: Volume feses > 1 L/hari, penurunan BB kecil diikuti rasa lapar

kecuali pada diare akibat malabsorpsi garam empedu

• Inflamasi

– Kolitis ulcerative

– Crohn’s disease

– Enteritis

– Maligna: lymphoma, adenocarcinoma

– Gejala: demam, hematochezia, nyeri abdominal

• Gangguan motilitas

– Pasca operasi: vagotomy, gastrectomy parsial

– Gangguan sistemik: hipertiroidism, DM, skleroderma

– Irritable bowel syndrome

4. Differential Diagnosis

• Colitis infektif

• IBD = Crohn’s disease dan Ulcerative Colitis

• Colitis amoeba

• Divertikulosis

• Karsinoma à pd GI

• Psikogenik

5. Obat Antidiare

- Jenis

Antibiotik

50

Page 51: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida,

kinolon, dan funazolidon.

Astringen

menciutkan selaput lendir usus

Spasmolitik

yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali

mengakibatkan nyeri perut pada diare

Adsorbensia

carbo adsorbens yang pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat

beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal

dari makanan (udang, ikan).

Antimotilitas

51

Page 52: laporan PBL GEH-Gastroenterohepatologi:

REFERENSI

1. Wilson F. Practical .Lower Gastrointestinal Bleeding. 5th ed. Singapore: American Academy of ophthalmology. 2005. 65-6, 90-2

2. Ilyas S. Kelainan Gastroenterology. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006. 1-14, 35-48

3. Eva RP. Anatomi dan embriologi. In: Vaughan DG, Asbury T, Eva RP,. 14th ed. Jakarta: Penerbit Widya Medika. 2000. 7-15

4. Lang GK. Secretory Diarrheaa short textbook. Stuttgart: Thieme. 2000. 117-9

5. Snell RS, Lemp MA. Clinical anatomy of Gastroenterology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Publishing. 2006. 143-9, 171, 197-207

6. Rabbets RB, Mallen EE. In The Gastrointestinal System at a Glance.4th ed. Edinburgh: Elsevier. 2007. 129-31

7. American Academy of diagnosis & treatment Gastroenterology. Section 3. American Academy. 2003. 118-9, 50

8. Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket atlas of Gastrointestinal. 2006. 135-7

9. Scheie HG, Albert DM. Textbook of ophthalmology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders Company. 269-70, 72-73

10. Olver J, Cassidy L. Colonic Absorption and Secretion.. Massachusetts: Blackwell Science. 2005 22-4

52