refarat ogi fix (autosaved)

27
ENDOFTALMITIS A. Pendahuluan Endophthalmitis adalah salah satu diagnosa yang paling berat dalam oftalmologi. Ini merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya terjadi akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. (1,2) Gangguan inflamasi intraokular serius yang mempengaruhi rongga vitreous yang dapat diakibatkan dari penyebaran eksogen atau endogen menginfeksi organisme ke dalam mata. Progresi dari Penyakit ini dapat menyebabkan panophthalmitis, infiltrasi kornea, dan perforasi. Secara umum, kejadian endophthalmitis telah menurun dalam 9 decade baru- baru ini dan, untungnya, endophthalmitis kasus yang sudah jarang terjadi. Meskipun demikian , tingkat keparahan jelas dan prognosis tidak jelas memerlukan penanganan yang tepat waktu dan efektif untuk memberikan hasil visual yang memuaskan. (2) Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu 1 : 10

Upload: yuri-adeline-chandra

Post on 20-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

ENDOFTALMITIS

A. Pendahuluan

Endophthalmitis adalah salah satu diagnosa yang paling berat dalam

oftalmologi. Ini merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya

terjadi akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.

Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya.(1,2)

Gangguan inflamasi intraokular serius yang mempengaruhi rongga

vitreous yang dapat diakibatkan dari penyebaran eksogen atau endogen

menginfeksi organisme ke dalam mata. Progresi dari Penyakit ini dapat

menyebabkan panophthalmitis, infiltrasi kornea, dan perforasi. Secara umum,

kejadian endophthalmitis telah menurun dalam 9 decade baru-baru ini dan,

untungnya, endophthalmitis kasus yang sudah jarang terjadi. Meskipun

demikian , tingkat keparahan jelas dan prognosis tidak jelas memerlukan

penanganan yang tepat waktu dan efektif untuk memberikan hasil visual yang

memuaskan.(2)

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu1:

10

Page 2: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk

pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian

terdepan sklera disebut cornea yang bersifat transparan yang memudahkan

sinar masuk ke dalam bola mata.

b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris,

badan siliar dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan

otot dapat mengatur jumlah sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot

dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata, yaitu otot

dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang terletak di belakang

iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan

melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan

sklera.

c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan

mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis

membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan

pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

B. Definisi

Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan

intraocular, yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid

tanpa melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat

adanya infeksi.(1)

C. Epidemiologi

Endophthalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada 2-15% dari

semua kasus endophthalmitis. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per

10.000 pasien yang dirawat. Dalam beberapa kasus, mata kanan dua kali lebih

mungkin terinfeksi sebagai mata kiri, mungkin karena lokasinya yang lebih

proksimal untuk mengalirkan aliran darah ke arteri karotid kanan.(3)

Sebagian besar kasus endophthalmitis eksogen (sekitar 60%) terjadi

setelah operasi intraokular. Ketika operasi merupakan penyebab timbulnya

11

Page 3: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

infeksi, endoftalmitis biasanya dimulai dalam waktu 1 minggu setelah

operasi. Di Amerika Serikat, endophthalmitis postcataract merupakan bentuk

yang paling umum, dengan sekitar 0,1-0,3% dari operasi yang menimbulkan

komplikasi ini, yang telah meningkat beberapa tahun terakhir. Walaupun ini

adalah persentase kecil, sejumlah besar operasi katarak yang dilakukan setiap

tahun memungkinkan untuk terjadinya infeksi ini lebih tinggi.(4)

Post traumatic Endophthalmitis terjadi pada 4-13% dari semua Insiden

cedera penetrasi okular. Insiden endoftalmitis dengan cedera yang

menyebabkan perforasi pada bola mata di pedesaan lebih tinggi dibandingkan

dengan daerah perkotaan. Keterlambatan dalam perbaikan luka tembus pada

bola mata berkorelasi dengan peningkatan resiko berkembangnya

endoftalmitis. Kejadian endophthalmitis yang disebabkan oleh benda asing

intraokular adalah 7-31%.(3,4)

D. Etiologi

Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang

disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis

atau auto imun (non infeksi) (1,3,4):

Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dapat bersifat:

a. Endogen

Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur

ataupun parasit dari fokus infeksi di dalam tubuh, yang menyebar secara

hematogen ataupun akibat penyakit sistemik lainnya, misalnya sepsis atau

endocarditis. (1,3,4)

Faktor risiko terjadinya endophthalmitis endogen terutama terkait

dengan imunosupresi atau prosedur yang meningkatkan risiko infeksi

melalui darah. Kebanyakan faktor umum termasuk penyakit

imunosupresif, seperti diabetes mellitus, infeksi HIV, kanker, gagal ginjal

yang membutuhkan dialisis, penyakit jantung, penggunaan jangka panjang

antibiotik spektrum luas, steroid dan obat-obatan imunosupresif lainnya,

12

Page 4: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

operasi besar, terutama operasi intra – abdominal , hiperalimentasi

intravena, berdiamnya kateter intravena.(2)

Abses telah dilaporkan sebagai infeksi awal yang paling sering

ditemukan kemudian diikuti oleh pneumonia, endokarditis, infeksi

jaringan lunak, infeksi saluran kencing, meningitis , artritis septik,dan

cellulitis.(2)

Organisme penyebab endophthalmitis endogen mungkin bakteri , serta

jamur , dan jarang pada parasit. Dari Asia Timur, di mana sebagian besar

kasus endophthalmitis endogen disebabkan oleh organisme gram negatif.

Di daerah ini, Klebsiella isolat terhitung 80% sampai 90 % dari kultur. Di

Eropa dan Amerika Serikat, spesies Streptococcus, S. aureus, dan bakteri

Gram - positif lainnya meliputi dua pertiga dari bakteri kasus

endophthalmitis endogen dan isolat gram negatif yang ditemukan hanya

32 % dari cases.(2)

Peningkatan Endophthalmitis jamur telah menjadi isu di negara-

negara barat. Spesies terbanyak ialah Candida albicans diikuti oleh

Aspergillus. 85 spesies Candida adalah bagian dari flora manusia di mana

mereka ada sebagai commensals pada mukosa permukaan pernapasan ,

pencernaan , dan saluran genital perempuan. Dimana jika sistem kekebalan

tubuh terganggu organisme ini berpotensi menjadi patogen. Candida

penyebab paling umum dari infeksi jamur nosokomial.(2)

b. Eksogen

Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi

sekunder / komplikasi yang terjadi pada tindakan pembedahan yang

membuka bola mata, reaksi terhadap benda asing dan trauma tembus bola

mata1,4. Beberapa kuman penyebabnya dalah staphylococcusepidermidis,

staphylococcus aureus, dan spesies streptococcus. Bakteri gram negatif

13

Page 5: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

seperti pseudomonas, escherichia coli dan enterococcus dapat ditemukan

dari trauma tembus bola mata.(3)

c. Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan endoftalmitis unilakteral ataupun

bilateral yang merupakan reaksi uvea granulomaosa terhadap lensa yang

mengalami ruptur. Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan suatu

penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan

tubuh tidak mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul.

Pada tubuh terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga terjadi reaksi

antigen antibodi yang akan menimbulkan gejala endoftalmitis

fakoanafilaktik.(1)

E. Patofisiologi

Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier)

memberikan ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme.

Masuknya bakteri ke dalam mata terjadi karena rusaknya rintangan-rintangan

okular. Ini bisa disebabkan oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik)

atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular yang disebabkan oleh

substrat yang dilepaskan selama infeksi. Penetrasi melalui kornea atau sklera

mengakibatkan gangguan eksogen pada mata. Jika masuknya lewat sistem

vaskular, maka jalur endogen akan terbentuk. Setelah bakteri-bakteri

memperoleh jalan masuk ke dalam mata, proliferasi akan berlangsung dengan

cepat. Kerusakan jaringan intraokular dapat juga disebabkan oleh invasi

langsung oleh mikroorganisme dan atau dari mediator inflamasi dari respon

kekebalan.(1)

Vitreus bertindak sebagai media yang sangat bagus bagi pertumbuhan

bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan endoftalmitis adalah stafilokokus,

streptokokus, pneumokokus, pseudomonas dan bacillus cereus. Bakteri

sebagai benda asing memicu suatu respon inflamasi. Masuknya produk-

produk inflamasi menyebabkan tingginya kerusakan pada rintangan okular-

darah dan peningkatan rekrutmen sel inflamasi.

14

Page 6: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Kerusakan pada mata terjadi akibat rusaknya sel-sel inflamasi yang

melepaskan enzim-enzim proteilitik serta racun-racun yang dihasilkan oleh

bakteri-bakteri. Kerusakan terjadi di semua level jaringan yang berhubungan

dengan sel-sel inflamasi dan racun-racun.(5)

Endoftalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris,

retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan

okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain

itu, peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital. Setiap prosedur

operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat menyebabkan

endoftalmitis eksogen.(5,6)

F. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan

objektif yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

a. Anamnesis

Secara umum, gejala subjektif dari endoftalmitis adalah(1,3,4)

- Fotofobia

- Nyeri pada bola mata

- Penurunan tajam penglihatan

- Nyeri kepala

- Mata terasa bengkak

- Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka:

Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai

dengan atau tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena

adanya kemungkinan penyebab eksogen. Mengenai penyebab endogen maka

penderita perlu di anamnesis mengenai ada atau tidaknya riwayat penyakit

sistemik yang dideritanya. Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya

endoftalmitis di antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat

15

Page 7: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

dihubungkan dengan imunitas yang rendah. Sedangkan beberapa penyakit

infeksi yang dapat menyebabkan endoftalmitis endogen akibat penyebarannya

secara hematogen adalah meningitis, endokorditis, infeksi saluran kemih,

infeksi paru-paru dan pielonefritis3. untuk endoftalmitis fakoanafilaktik, dapat

ditanyakan tentang adanya riwayat segala subjektif katarak yang diderita

pasien sebelumnya.(4)

b. Pemeriksaan fisik

Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata

yang terkena dan derajat infeksi/peradangan2. Pemeriksaan yang dilakukan

adalah pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan fisik yang dapat

ditemukan dapat berupa(4):

- Udem Palpebra Superior

- Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis

- Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva

- Udem Kornea

- Kornea keruh

- Keratik presipitat

- Bilik mata depan keruh

- Hipopion

- Kekeruhan vitreus

- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat

ataupun hilang sama sekali.

16

Page 8: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Gambar 1. Endoftalmitis

Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca

ditemukan masa putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam

badan kaca, dengan proyeksi sinar yang baik.(1)

c. Pemeriksaan Penunjang

Pada endoftalmitis, biasanya terjadi kekeruhan pada corpus viterous. Oleh

sebab itu, bila dengan pemeriksaan oftalmoskop, fundus tidak terlihat, maka

dapat dilakukan pemeriksaan USG mata. Dengan pemeriksaan ini dapat

ditentukan apakah ada benda asing dalam bola mata, menilai densitas dari

vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah mencapai retina.(4)

17

Page 9: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Metode kultur merupakan langkah yang sangat diperlukan karena bersifat

spesifik untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Teknik kultur

memerlukan waktu 48 jam – 14 hari. Bahan-bahan yang dikultur diambil dari

cairan dari COA dan corpus vitreous.(3,7)

Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti

kuman penyebab endoftalmitis, terutama bila ada penyakit sistemik yang

dapat menimbulkan endoftalmitis, melalui penyebaran secara hematogen.

Pemeriksaan penunjang tersebut dapat berupa:(4)

o Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea darah, kreatinin.

o Foto rontgen thoraks

o USG jantung

o Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja

d. Diagnosis

Dengan mengetahui dari anamnesis dan dari pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat

ditegakkan.(4)

G. Diagnosis banding(1,4)

a. Panuveitis

Panuveitis adalah peradangan umum tidak hanya seluruh traktus uvea

tetapi juga melibatkan retina dan vitreous humor dan tidak memiliki

tempat peradangan yang predominan dimana peradangan merata pada

kamera okuli anterior, vitreus dan retina.

b. Tumor intraokuler

Tumor Intraokular adalah tumor spektrum luas yang terdiri dari lesi jinak dan

ganas yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan bahkan kematian.

Salah satunya adalah Retinoblastoma yang merupakan keganasan Intraokular

tersering pada anak. Retinoblastoma Endofitik adalah kondisi Retinoblastoma

yang tumbuh ke arah vitreous dengan menembus membrane limitan interna

18

Page 10: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

kemudian menuju daerah sub retina sehingga memberikan gambaran vitreous

seeding.Sel Retinoblastoma ini masuk ke bilik mata depan dan Trabekular

Meshwork lalu menyebar ke kelenjar limfatik konjungtiva.Pada waktu ini

teraba pembesaran kelenjar limph servikal dan pre auricular,proptosis dapat

dijumpai pada kondisi ini.Sedangkan pada kasus Eksofitik penyebaran terjadi

keluar bola mata dengan melibatkan nervus optikus menuju dan berkembang

di daerah rongga orbita sehingga memberikan gejala Proptosis.Pada beberapa

kasus gejala biasanya tidak disadari sampai perkembangannya cukup lanjut

sehingga menimbulkan pupil putih ( Leukokoria ), Strabismus, atau

peradangan.

c. Panoftalmitis

Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera

dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi ke

dalam bola mata dapat melalui peredaran darah (endogen) atau perforasi

bola mata (eksogen), dan akibat tukak kornea perforasi.

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga

lapisan mata (retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan

mengakibatkan panoftalmitis. Panoftalmitis merupakan peradangan pada

seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsula tenon. Selain itu, bisa

mengakibatkan penurunan visus, kebutaan dan rusaknya struktur bola mata.

Bila terjadi komplikasi, perlu dilakukan enukleasi.(1)

Berikut ini merupakan perbedaan endoftalmitis dan panoftalmitis

Endoftalmitis Panoftalmitis

Radang

Demam

Sakit bola mata

Intraokular

±

Ada

Intraokular, intraorbita

+

Berat

19

Page 11: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Pergerakan bola mata

Eksoftalmos

Masih dapat

Tidak ada

Sakit tidak bergerak

Mata menonjol

I. Penatalaksanaan 8

Antibiotik yang sesuai dengan organisme penyebab.

Steroid secara topikal, konjungtiva, intravitreal, atau secara sistematik,

yang digunakan untuk pengobatan semua jenis endoftalmitis.

Sikloplegia tetes dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, stabilisasi

aliran darah pada mata dan mencegah terjadinya sinekia.

Tindakan Vitrektomi.

Keadaan visus yang buruk pada endoftalmitis, dikarenakan virulensi

mikroorganisme penyebab yang memiliki enzim proteolitik dan produk toksin

yang dapat merusak retina, serta kemampuan multiplikasi yang cepat, juga

jarak antara ditegakkannya diagnosis sampai pada saat terapi diberikan. Oleh

karena itu pengobatan ditujukan bukan untuk memperbaiki visus, tapi untuk

mengatasi proses inflamasi yang terjadi, serta membatasi infeksi agar tidak

terjadi penyulit dan keadaan yang lebih berat.(8)

Teknik pengobatan pada endoftalmitis adalah dengan secepatnya memulai

pemberian antibiotik empiris yang sudah terbukti efektif terhadap organisme

spesifik yang diduga secara intravitreal dengan dosis dan toksisitas yang

diketahui.(9)

Pada endoftalmitis yang disebabkan oleh bakteri, terapi obat-obatan secara

intraviteral merupakan langkah pertama yang diambil. Pemberian antibiotik

dilakukan secepatnya bila dugaan endoftalmitis sudah ada, dan antibiotik

yang sesuai segera diberikan, bila hasil kultur sudah ada5. Antibiotik yang

dapat diberikan dapat berupa antibiotik yang bekerja terhadap membran sel,

seperti golongan penicilin, Cephalosporin dengan antibiotik yang dapat

20

Page 12: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

menghambat sintesa protein dengan reseptor ribosomal, seperti golongan

Chloramphenicol, Aminoglycosida.(3)

Teknik penanganan pada endoftalmitis (10) :

1. Needle tap

Anastesi Peribulbar

Betadine

Jarum ukuran 23 gauge (one inch)

Injeksi IOABs

2. Pars plana vitrectomy (PPV) – Transconjunctival PPV 23 or 25 gauge

Peribulbar anesthesia

Betadine prep

2 instrument approach (when view limited) vs. 3 port PPV

Inject IOABs in separate syringes

Penanganan awal yang direkomendasikan dengan antibiotik (8):

1. Endophthalmitis onset akut pasca operasi yang disebabkan bakteri:

a. Intravitreal:

1. Vancomycin 1 mg/0.1 ml

2. Ceftazidime 2.25 mg/0.1 ml or Amikacin 0.4 mg/0.1 ml

3. Dexamethasone 0. 4 mg/0.1 ml (optional)

b. Periocular (subconjunctival): Optional

1. Vancomycin 25 mg

2. Ceftazidime 100 mg

3. Dexamethasone 12 to 24 mg

c. Topikal (dilakukan pada hari pertama pasca operasi)

1. Vancomycin 25 mg/ml q 1 jam

2. Ceftazidime 50 mg/ml q 1 jam

3. Steroid Topikal and sikloplegia

21

Page 13: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

2. Endophthalmitis onset akut pasca operasi

a. Intravitreal: (kasus bakteri)

1. Vancomycin 1.0 mg/0. 1 ml

2. Ceftazidime 2.25 mg/0.1 ml or Amikacin 0.4 mg/0.1 ml

3. Dexamethasone 0.4 mg/0. 1 ml (optional)

*(Jamur : Amphotericin 0.005 mg/0.1 ml or Voriconazole 0.1mg/0.2ml

b. Periocular (subconjunctival): Optional

1. Vancomycin 25 mg

2. Ceftazidime 100 mg

3. Dexamethasone 12 to 24 mg

c. Topikal (dilakukan pada hari pertama pasca operasi):

1. Vancomycin 25 mg/ml q 1 jam

2. Ceftazidime 50 mg/ml q 1 jam

3. Steroid Topikal and sikloplegia

3. Post-Traumatic Endophthalmitis pasca trauma:

a. Intravitreal:

1. Vancomycin 1 mg/0.1 ml

2. Ceftazidime 2.25 mg/0.1 ml or Amikacin 0.4 mg/0.1 ml)

3. Dexamethasone 0.4 mg/0.1 ml (optional)

b. Periocular (subconjunctival): Preferred

1. Vancomycin 25 mg

2. Ceftazidime 100 mg

3. Dexamethasone 12 to 24 mg

c. Topikal (dilakukan pada hari pertama pasca operasi):

1. Vancomycin 25 mg/ml q 1 jam

2. Ceftazidime 50 mg/ml q 1 jam

3. Steroid Topikal and sikloplegia

22

Page 14: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

4. Endophthalmitis endogen yang disebabkan jamur

a. Intravitreal:

1. Amphotericin-B 0.005 mg/0.1 ml atau Voriconazole

0.1mg/0.2ml (Jika jamur resisten terhadap amphotericin)

2. Dexamethasone 0.4 mg/0.1 ml (optional)

b. Periocular (subconjunctival): Optional

1. Vancomycin 25 mg and

2. Dexamethasone 12 mg to 24 mg

c. Topikal (dilakukan pada hari pertama pasca operasi):

1. Steroid Topikal and sikloplegia

5. Endophthalmitis endogen yang disebabkan bakteri

a. Intravitreal:

1. Vancomycin 1.0 mg/0.1 ml

2. Ceftazidime 2.25 mg/0.1 ml or Amikacin 0.4 mg/0.1 ml

3. Dexamethasone 0.4 mg/0.1 ml (optional)

b. Periocular (subconjunctival): Optional

1. Vancomycin 25 mg

2. Ceftazidime 100 mg

4. Dexamethasone 12 to 24 mg

c. Topikal (dilakukan pada hari pertama pasca operasi):

1. Vancomycin 25 mg/ml q 1 jam

2. Ceftazidime 50 mg/ml q 1 jam

3. Steroid Topikal and sikloplegia

Vancomycin

Merupakan antibiotik makrolid yang efektif terhadap organism gram

positif termasuk yang resisten terhadap methicillin dan cephalosporin, dan

juga organism stafilokokkus koagulase negative. (11)

23

Page 15: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Ceftazidime

Chepalosporin generasi ke 3, merupakan bakterisid organisme gram

negatif termasuk pseudomonas. (11)

Amikacin

Efektif terhadap organisme gram negatif yang resisten dengan

aminoglikosida. Toksisitas yang kurang daripada gentamisin. (11)

Biasanya endoftalmitis fungal terdiagnosis bila respon pasien setelah

pemberian antibiotik dosis tunggal atau kombinasi tidak ada. ataupun dalam

keadaan imunitas yang buruk. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:

Terapi steroid pada penyakit mata adalah untuk mengurangi inflamasi

yang disertai eksudet dan untuk mengurangi granulasi jaringan. Kedua efek

ini penting untuk endoftalmitis, karena dasar dari endoftalmitis adalah

inflamasi, dimana prognosis visusnya dipengaruhi oleh inflamasi yang terus

berlanjut. Sampai saat ini pemberian kortikosteroid pada endoftalmitis masih

kontroversi walaupun sudah banyak penelitian menunjukkan hasil yang

memuaskan dari pemberian Dexamethason dalam menghambat reaksi

inflamasi dan reaksi imun abnormal yang dapat menimbulkan kerusakan luas

pada mata3. Dexamethason dapat diberikan secara intravitreal dengan dosis

400ug dan 1 mg secara intraokular sebagai profilaksis.(3)

Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vitrektomi Pars Plana, yang

bertujuan untuk mengeluarkan organisme beserta produk toksin dan enzim

proteolitiknya yang berada dalam vitreous, meningkatkan distribusi antibiotik

dan mengeluarkan membran siklitik yang terbentuk, yang potensial

menimbulkan ablasi, serta mengembalikan kejernihan vitreous.(7)

24

Page 16: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

Gambar 2. Ilustrasi dari vitrektomi

Gambar 3. Vitrektomi

25

Page 17: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

I. Prognosis

Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada endoftalmitis eksogen. Karena

berhubungan dengan tipe organisme yang berhubungan (tingkat virulensi,

organisme, daya tahan tubuh penderita dan keterlambatan diagnosis)

Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74% pasien mendapatkan

perbaikan visus sampai 6/30.

26

Page 18: Refarat Ogi Fix (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S.H. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI,

2006. hal. 175-8.

2. Kernt M, Kampik A. Endophthalmitis: Pathogenesis, clinical presentation,

management, and perspectives. 2010. Clinical Ophthalmology 2010:4 121–

135.

3. Ilyas, S.H., Mailangkay, T.H. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter dan

Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-2, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2002. hal. 98-

101.

4. Egan J Daniel. Endopthalmitis. Diunduh dari www.emedicine.com. Tanggal

24Februari 2014.

5. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta :

Widya Medika

6. Hanscom TA. Postoperative endophtalmitis. Clin Infect Dis 2004; 38:4:542-6

7. Khurana A. K.. Comprehensive Ophtalmology. Edisi 4. New Delhi, New Age

International (P) Limited, 2007. Hal 150-154

8. American Academy of Ophtalmology. Basic Science and Course. Section 9:

Intraocular Inflamtion and Uveitis. 2011-2012. Hal 269 – 280

9. Lang. G. Opthalmology. Edisi 2. 2006. New York. Thieme. Hal 295 - 298

10. Flynn Jr, HW. Recognition, treatment and prevention of endophthalmitis.

2010. University of Miami School of Medicine.

11. Vidyashankar B, Arora S, Singal R, Shahnawaz K, Motwane SS. Medical

treatment of endophthalmitis. 2001. Journal of the Bombay Ophthalmologists’

Association Vol. 11 No.2.

27