laporan (autosaved)

19
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bilamana patogen menyebar pada suatu populasi tanaman, yang dapat mempengaruhi banyak individu terinfeksi oleh patogen tersebut pada areal yang relatif lebih luas dan dalam waktu yang relatif pendek. Fenomena seperti inilah yang disebut sebagai epidemi. Kebanyakan epidemi lebih kurang bersifat lokal (setempat) dan menyebabkan kerugian minor (kecil) atau moderat (sedang). Beberapa epidemi terjadi secara alami, sebagai contoh karena adanya perubahan dalam kondisi cuaca. Epidemi  juga bisa terjadi akibat adanya pengendalian secara kimia dan cara-cara pengendalian lainnya. Akan tetapi, seringkali beberapa epidemi nampak terjadi secara tiba-tiba, tidak terkontrol dan menjadi sangat luas penyebarannya pada spesies tanaman tertentu. Epidemi penyakit tanaman berkembang sebagai hasil kombinasi yang tepat dari elemen- elemen yang sama, yang menghasilkan penyakit pada tumbuhan : tanaman inang yang rentan, patogen yang virulen dan kondisi lingkungan yang mendukung selama periode waktu tertentu. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengambilan sampel tanaman yang terjangkit penyakit, agar dapat diketahui presentase penyebaran penyakitnya pada kurun waktu tertentu. Dari presentase yang didapatkan, maka akan diketahui letak ambang ekonominya, sehingga waktu pengendaliannya dapat dilakukan secara tepat. Sebagai contoh, akan dilakukan pengamatan penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam kurun waktu 2 minggu untuk 5 kali pengamatan. Dari data tersebut akan diketahui  presentase penyebaran penyakitnya, sehingga akan dapat dikatagorikan termasuk  penyebaran epidemi yang minor atau yang moderatkah, penyakit pada tanaman jambu  biji tersebut. 1.2 Tujuan a. Untuk mengetahui morfologi tanaman jambu biji  b. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman jambu biji c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi d. Untuk mengetahui manfaat pengukuran perkembangan epidemi e. Untuk mengetahui penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam kurun waktu tertentu

Upload: chichiel

Post on 13-Jul-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 1/19

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bilamana patogen menyebar pada suatu populasi tanaman, yang dapat

mempengaruhi banyak individu terinfeksi oleh patogen tersebut pada areal yang relatif 

lebih luas dan dalam waktu yang relatif pendek. Fenomena seperti inilah yang disebut

sebagai epidemi. Kebanyakan epidemi lebih kurang bersifat lokal (setempat) dan

menyebabkan kerugian minor (kecil) atau moderat (sedang). Beberapa epidemi terjadi

secara alami, sebagai contoh karena adanya perubahan dalam kondisi cuaca. Epidemi

  juga bisa terjadi akibat adanya pengendalian secara kimia dan cara-cara pengendalian

lainnya. Akan tetapi, seringkali beberapa epidemi nampak terjadi secara tiba-tiba, tidak 

terkontrol dan menjadi sangat luas penyebarannya pada spesies tanaman tertentu.

Epidemi penyakit tanaman berkembang sebagai hasil kombinasi yang tepat dari elemen-

elemen yang sama, yang menghasilkan penyakit pada tumbuhan : tanaman inang yang

rentan, patogen yang virulen dan kondisi lingkungan yang mendukung selama periode

waktu tertentu. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengambilan sampel tanaman yang

terjangkit penyakit, agar dapat diketahui presentase penyebaran penyakitnya pada kurun

waktu tertentu. Dari presentase yang didapatkan, maka akan diketahui letak ambang

ekonominya, sehingga waktu pengendaliannya dapat dilakukan secara tepat. Sebagai

contoh, akan dilakukan pengamatan penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam

kurun waktu 2 minggu untuk 5 kali pengamatan. Dari data tersebut akan diketahui

  presentase penyebaran penyakitnya, sehingga akan dapat dikatagorikan termasuk 

  penyebaran epidemi yang minor atau yang moderatkah, penyakit pada tanaman jambu

 biji tersebut.

1.2 Tujuan

a.  Untuk mengetahui morfologi tanaman jambu biji

 b.  Untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman jambu bijic.  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi

d.  Untuk mengetahui manfaat pengukuran perkembangan epidemi

e.  Untuk mengetahui penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam kurun waktu

tertentu

Page 2: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 2/19

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jambu Bi ji

a. Taksonomi

-  Kingdom : Plantae

-  Divisio : Spermatophyta

-  Subdivisio : Angiospermae

-  Klas : Magnoliopsida

-  Subklas : Rosidae

-  Ordo : Myrtales

-  Famili : Myrtaceae

-  Genus : -

-  Spesies : Psidium guajava L.

-    Nama lain : Jambu batu (Indonesia), Jambu klutuk (Indonesia, Jawa, Sunda),

  jambu krikil (Jawa), Jambu petakol (Jawa), jambu bayawas (Jawa), jambu siki

(Sunda), jambu bhendher (madura), jambu bighi (Madura), guava (Inggris)

 b. Profil tanaman

Perdu atau pohon kecil, yinggi 3 ± l0 m. kulit perang, licin, terkelupas dalam

  potongan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Daun yang muda berbulu abu-abu.

Daun bertangkai pendek, bulat panjang atau memanjang, 6 ± l4 kali 3 ± 6 cm. Bunga

terletak di ketiak, bertangkai, anak paying berbunga l ± 3; tangkai l ± 4 cm. Tabung

kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm; pinggiran

tidakrontok, +/- l cm panjangnya. Daun mehkota bulat telur terbalik, panjang l,5 ± 2

cm, putih, segers rontok. Benagsari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih,

  pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna serupa mentega. Bakal buah

tenggelam, beruang 4 ± 5. Buah buni bundar, bentuk pper atau bentuk telur terbalik,

kuning, panjang 5 ± 8,5 cm; daging buah putih kekuningan atau merah. 0 ± 1000 m dpl

(Anonymousa. 2011)

2.2 Penyakit Yang Menyerang Tanaman Jambu Bi ji dan Cara Pengendaliannya

y  Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)

Menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan.

-  Gejala :

Page 3: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 3/19

 

Adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna

 jingga yang merupakan kumpulan sporanya.

-  Pengendalian :

Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.

      Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil

-  Gejala :

Bercak pada daun berwarna hitam

-  Pengendalian :

Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.

      Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus

-  Gejala :

Rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena

dikupas akan nampak warna kecoklatan

-  Pengendalian:

Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.

      Bercak daun (Anthracnosa)

-  Penyebab : Colletotrichum gloeosporioides

Penyakit ini juga dapat menimbulkan mati pucuk (die back), selain itu juga

menyerang daun muda (bercakdaun), bunga, buah dan biji.

-  Gejala penyakit :

Pada awalnya terlihat berair berwarna merah kecoklatan (lingkaran

keliling), warna kuning disekitar bercak yang akan terus meluas dan bagian yang

terserang menjadi berbintik kecil-kecil. Daun yang muda akan mengerut, biji dan

  buah akan lapuk dan keriput, bunga menjadi hitam dan gugur. Kematian pucuk 

yang berlangsung terus menerus selama beberapa tahun mengakibatkan gejala

kerdil dan akhirnya tanaman mati.

- Pengendalian :

Tindakan kultur teknis yaitu dengan cara mengurangi kelembaban udara di

kebun, pemupukan yang optimal dan pangkasan sanitasi. Penyemprotan fungisidayang berbahan aktif zinccarbamate, copper oxychlorida, captafol, carbendazim,

carbendazim + carbamat dan atau fungisida sistemik theophanate.

      Bercak daun

-  Penyebab : Phytophthorasp

-  Gejala :

Page 4: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 4/19

 

Pada daun akan timbul bercak coklat kemerahan hingga coklat kehitaman.

Bercak akan memanjang sepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke

tulang daun utama dan helai daun. Daun akan cepat rusak dan gugur.

- Pengendalian :

Tindakan kultur teknis, yaitu dengan cara mengurangi kelembaban udara di

kebun, pemupukan yang optimal dan pangkasan sanitasi. Aplikasi fungsida yang

direkomendasikan.

(Anonymous b. 2011)

2.3 Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Epidemi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi antara lain adalah :

a. Faktor inang

Beberapa faktor internal dan eksternal tanaman inang tertentu menduduki peranan

 penting dalam perkembangan epidemi yang menyangkut inang tersebut, yakni :

- Tingkat kesehatan genetik atau kerentanan inang

Dengan jelas, tanaman inang mempunyai ketahanan vertikal tidak memungkinkan

  pathogen menjadi berkembang pada tanaman tersebut. Sehingga tak ada epidemik 

yang dapat terjadi. Tamanan inang yang mempunyai horizontal resisten mungkin akan

terinfeksi, namun laju penyakit dan epideminya akan berkembang tergantung pada

tingkat ketahanan dan kondisi lingkungannya.

- Derajat keseragaman genetik tanaman inang

Bila mana tanaman inang seragam secara genetik, terutama bila gen tersebut

  berkaitan dengan ketahanan terhadap penyakit, di tanam di area yang luas, sangat

mungkin terjadi bahwa ras pathogen baru akan Nampak dan dapat menyerang genom

tanaman tersebut dan menghasilkan epidemik.

- Type tanaman budidaya

Dalam penyakit dari tanaman setahun seperti jagung, sayuran, padi, dan kapas

umumnya perkembangan epideminya lebih cepat di banding dengan tanaman tahunan

atau tanaman berkayu. Tanaman setahun hanya membutuhkan beberapa minggu untuk   perkembangan epideminya. Beberapa epidemik tanaman tahunan memerlukaan

 beberapa tahun untuk berkembang.

- Umur tanaman inang

Tanaman akan berubah ketahanannya terhadap penyakit sejalan dengan umur 

tanaman tersebut. Beberapa penyakit seperti karat dan infeksi virus menyerang bagian

Page 5: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 5/19

 

tanaman yang masih muda. Umur tanaman inang pada waktu kedatangan pathogen

dapat mempengaruhi perkembangan yang nyata dari suatu infeksi dan suatu epidemik.

 b. Faktor Patogen

- Tingkat virulensi

Pathogen yang virulen dapat menginfeksi secara tepat pada inang dan

menyebankan produksi inoculum lebih cepat dalam jumlah yang banyak dan

menyebaban penyakit lebih cepat dibanding dengan pathogen yang tingkat

virulensinya lebih rendah.

- Tipe reproduksi patogen

Semua pathogen memproduksi keturunan seperti kebanyakan jamur, bakteri

dan virus memproduksi keturunan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding dengan

organisme lainnya.

- Ekologi patogen

Beberapa pathogen, seperti kebanyakan jamur dan semua tanaman tinggi

  parasitik, memproduksi inokulumnya berupa spora dan biji pada permukaan bagian

atas tanaman. Pathogen lainnya, seperti jamur dan bakteri faskuler, mollikute, virus

dan protozoa mengadaan aktifitas reproduksi di dalam tanaman.

- Cara penyebaran patogen

Spora beberapa jamur pathogen tanaman, seperti jamur, penyebab karat, tepung

dan bercak daun dilepaska ke udara dan dapat disebarkan oleh hembusan udara pada

 jarak yang bervariasi dari beberapa cm sampai beberapa km. pathogen yang terbawa

oleh biji atau organ perbanyakan vegetative lainnya sering bertempat dalam bagian

tengah dari tanaman yang rentan.

c. Faktor Lingkungan

- Kelembapan

Kelembapan tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman sukulen dan rentan,

lebih penting lagi hal ini akan meningkatkan sporulasi jamur dan perbanyakan bakteri.

d. Faktor Manusia

- Seleksi material perbanyakanPenggunakan biji dan materi perbanyakan lainya yang membawa berbagai

  pathogen meningkatkan jumlah inoculum awal dalam tanaman budidaya dan sangat

mendukung perkembangan epidemik.

- Praktek penanaman

Monokultur secara terus menerus pada areal penanaman yang luas dengan varietas

tanaman yang sama, pemupukan nitrogen pada tingkat yag tinggi, penanaman tanpa

Page 6: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 6/19

 

 pengolahan tanah, penanaman yang rapat, irigasi atas tanah, kerusakan karena aplikasi

  pestisida dan sanitasi yang buruk semuanya dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya epdemi dan keparahan epidemi.

- Cara pengendalaian penyakit

Penyemprotan bahan kimia, praktek penanaman yang baik, pengendalian hayati

  penggunakan varietas tahan dan cara pengendalian lainya dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya epidemi. Namu cara pengendalian tertentu sebagai contoh

menggunakan bahan kimia harus di gunakan secara bijaksana.

- Introduksi patogen baru

Seringnya lalulintas di seluruh dunia juga meningkatkan pergerakan benih, umbi,

stok bibit, dan bahan pertanian lainya. Kejadian ini meningkatkan kemungkinan

terjadinya introduksi pathogen ke area dimana inang tidak mempunyai peluang unutk 

mengikutsertakan ketahanan terhadap pathogen tersebut.

(Latief. 2000)

2.4 Manfaat Penguk uran Perkembangan Epidemi

Manfaat yang didapatkan dalam pengukuran perkembangan epidemi antara lain adalah :

a. Dapat menghindarkan cara-cara pengendalian yang kurang efektif 

 b. Dapa membantu petani dalam memilih cara-cara pengendalian yang ekonomis sehingga

memungkinkan petani dapat menghitung biaya dan mempertimbangkan rasio biaya dan

keuntungannya

c. Akan memberikan pertimbangan kepada para ahli dan peneliti tentang suatu cara

 pengendalian sehingga mereka dapat mencari cara yang lebih efektif 

d. Akan menolong industri untuk mengembangkan dan memproduksi fungisida dalam

rangka untuk mengantisipasi permintaan pasar 

e. Untuk membantu organisasi penyedia dana seperti pemerintah dalam membantu riset,

  pengembangan dan penggunaan fungisida dan cara-cara lain pengendalian penyakit

tumbuhan.

(Latief. 2000)

Page 7: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 7/19

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Keterangan Pengamatan

      Objek pengamatan : Penyakit bercak daun pada tanaman jambu biji 

      Tempat : di daerah Watu Mujur, disamping lapangan sepak bola

Universitas Brawijaya 

      Waktu 

a.  Pengamatan I : 30 November 2011

 b.  Pengamatan II : 3 Desember 2011

c.  Pengamatan III : 6 Desember 2011

d.  Pengamatan IV : 9 Desember 2011

e.  Pengamatan V : 12 Desember 2011

f.  Pengamatan VI : 15 Desember 2011

g.  Pengamatan VII : 18 Desember 2011

h.  Pengamatan VIII : 21 Desember 2011

i.  Pengamatan IX : 24 Desember 2011

3.2 Data Pengamatan

3.2.1 Tabel Jumlah Bercak 

Daunke-

Jumlah Bercak Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke-I II III IV V VI VII VIII IX

I 73 73 73 73 77 78 81 84 84

II 3 3 3 4 4 4 5 5 5

III 14 15 15 17 17 18 18 18 20

3.2.2 Tabel Jumlah Bercak 

Daun

ke-

Presentase Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke - (%)

I II III IV V VI VII VIII IX

I 10,49 10,49 10,49 10,49 11,06 11,21 11,64 12,07 12,07

II 8,33 8,33 8,33 11,11 11,11 11,11 13,89 13,89 13,89

III 9,21 9,87 9,87 11,18 11,18 11,84 11,84 11,84 13,16

Page 8: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 8/19

 

3.3 Data Pengamatan Cuaca

Tanggal Keterangan

30 Desember 2011 -

1 Desember 2011 -

2 Desember 2011 -

3 Desember 2011 Hujan

4 Desember 2011 Gerimis

5 Desember 2011 Hujan

6 Desember 2011 Gerimis

7 Desember 2011 -

8 Desember 2011 -

9 Desember 2011 Hujan

10 Desember 2011 -

11 Desember 2011 -

12 Desember 2011 Hujan

13 Desember 2011 -

14 Desember 2011 Hujan

15 Desember 2011 Hujan

16 Desember 2011 Hujan

17 Desember 2011 Hujan

18 Desember 2011 Hujan

19 Desember 2011 Hujan

20 Desember 2011 Hujan

21 Desember 2011 Hujan

22 Desember 2011 Hujan

23 Desember 2011 -

24 Desember 2011 Hujan

3.4 Perhitungan Presentase Kerusakan

      Daun I

  Total bercak = 73 + 73 + 73 + 73 + 77 + 78 + 81 + 84 + 84 = 696 bercak 

a.  Pengamatan I =

100 % = 10,49 %

Page 9: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 9/19

 

 b.  Pengamatan II =

100 % = 10,49 %

c.  Pengamatan III =

100 % = 10,49 %

d.  Pengamatan IV =

100 % = 10,49 %

e.  Pengamatan V =

100 % = 11,06 %

f.  Pengamatan VI =

100 % = 11,21 %

g.  Pengamatan VII =

100 % = 11,64 %

h.  Pengamatan VIII =

100 % = 12,07 %

i.  Pengamatan IX =

100 % = 12,07 %

      Daun II

  Total bercak = 3 + 3 + 3 + 4 + 4 + 4 + 5 + 5 + 5 = 36 bercak 

a.  Pengamatan I =

100 % = 8,33 %

 b.  Pengamatan II =

100 % = 8,33 %

c.  Pengamatan III =

100 % = 8,33 %

d.  Pengamatan IV =

100 % = 11,11 %

e.  Pengamatan V =

100 % = 11,11 %

f.  Pengamatan VI =

100 % = 11,11 %

g.  Pengamatan VII =

100 % = 13,89 %

h.  Pengamatan VIII =

100 % = 13,89 %

i.  Pengamatan IX =

100 % = 13,89 %

Page 10: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 10/19

 

      Daun III

  Total bercak = 14 + 15 + 15 + 17 + 17 + 18 + 18 + 18 + 20 = 152 bercak 

a.  Pengamatan I =

100 % = 9,21 %

 b.  Pengamatan II =

100 % = 9,87 %

c.  Pengamatan III =

100 % = 9,87 %

d.  Pengamatan IV =

100 % = 11,18 %

e.  Pengamatan V =

100 % = 11,18 %

f.  Pengamatan VI =

100 % = 11,84 %

g.  Pengamatan VII =

100 % = 11,84 %

h.  Pengamatan VIII =

100 % = 11,84 %

i.  Pengamatan IX =

100 % = 13,16 %

3.5 Grafik Pengamatan

3.5.1 Grafik Perkembangan Penyakit

a. Grafik I

73 73 73 73

7778

81

84 84

y = 0.1688x2 - 0.055x + 72.262R² = 0.9486

65

70

75

80

85

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   J  u  m

   l  a   h   B  e  r  c  a   k

Pengamatan ke-

Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman

Jambu Bi ji Pada Daun I

Daun I

Poly.(Daun I)

Page 11: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 11/19

 

 b. Grafik II

c. Grafik III

3 3 3

4 4 4

5 5 5

y = 2.6689e0.0766x

R² = 0.8952

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   J  u  m   l  a   h   B  e  r  c  a

   k

Pengamatan ke-

Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman

Jambu Bi ji Pada Daun II

Daun II

Expon.(Daun II)

 

1415 15

17 1718 18 18

20

y = 0.6667x + 13.556

R² = 0.9231

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   J  u

  m   l  a   h   B  e  r  c  a   k

Pengamatan ke-

Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman

Jambu Bi ji Pada Daun III

Daun III

Linear 

(Daun III)

Page 12: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 12/19

 

3.5.2 Grafik Presentase Kerusakan

a. Grafik I

 b. Grafik II

10.49 10.49 10.49 10.49

11.0611.21

11.64

12.07 12.07

y = 0.0243x2 - 0.0084x + 10.385

R² = 0.9488

9

9.5

10

10.5

11

11.5

12

12.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   P  r  e  s  e  n   t  a  s  e

Pengamatan ke-

Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I

Daun I

Poly.(Daun I)

 

8.33 8.33 8.33

11.11 11.11 11.11

13.89 13.89 13.89

y = 0.834x + 6.94R² = 0.9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   P  r  e  s  e  n   t  a  s  e

Pengamatan ke-

Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I

Daun II

Linear (Daun II)

Page 13: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 13/19

 

 

c. Grafik III

3.6 Dok umentasi Pengamatan

3.6.1 Pengamatan I

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.2 Pengamatan II

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

9.219.87 9.87

11.18 11.1811.84 11.84 11.84

13.16

y = 0.4385x + 8.9175

R² = 0.9232

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9

   P  r  e  s  e  n   t  a  s  e

Pengamatan ke-

Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I

Daun III

Linear 

(Daun III)

Page 14: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 14/19

 

3.6.3 Pengamatan III

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.4 Pengamatan IV

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.5 Pengamatan V

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.6 Pengamatan VI

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

Page 15: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 15/19

 

3.6.7 Pengamatan VII

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.8 Pengamatan VIII

Daun ke I Daun ke II Daun ke III

3.6.9 Pengamatan IX

Daun ke I Daun ke II Daun ke III 

3.7 Analisa Hasil PengamatanPengamatan perkembangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh

 Pytophthora sp. pada tanaman jambu biji ini dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan

dengan interval 3 hari sekali untuk pengamatannya. Pengamatan ini dilakukan di

lingkup daerah di daerah Watu Mujur, disamping lapangan sepak bola Universitas

Brawijaya, dimulai dari tanggal 30 November 2011 hingga tanggal 24 Desember 2011.

Page 16: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 16/19

 

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 1 bulan

  penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji mengalami penyebaran yang cukup

signifikan. Meskipun penyebarannya tidak melonjak jauh, yang dikarenakan faktor cuaca

yang tidak mendukung perkembangan patogennya sehingga kerusakan yang

ditimbulkannya pun dalam kurun 1 bulan tidak terlampau parah, namun perkembangan

 penyakitnya pun harus diperhatikan. Sebab hal itu dapat menurunkan pertumbuhan dan

 perkembangan dari tanaman jambu biji tersebut. Pengambilan sampel daun dari satu/dua

tanaman jambu biji secara acak ini dapat mewakili perkembangan penyebaran penyakit

 pada tanaman jambu bji.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara daun I, daun II dan daun III pada

setiap pengamatannya, bercak yang disebabkan oleh penyakit ini, kenaikan jumlah

 bercaknya cenderung tidak stabil. Dalam kurun waktu 1 bulan pengamatan, pada daun I

untuk pengamatan I hingga pengamatan ke IV bercaknya mencapai 73 bercak, pada

  pengamatan V mencapai 77 bercak, pada pengamatan VI mencapai 78 bercak, pada

 pengamatan VII mencapai 81 bercak dan pada pengamatan VIII hingga pengamatan ke

IX mencapai 84 bercak. Berbeda pada pengamatan di daun II, pada pengamatan I hingga

 pengamatan III bercaknya mencapai 3 bercak, pada pengamatan IV hingga pengamatan

VI bercaknya mencapai 4 bercak dan pada pengamatan VII hingga pengamatan ke IX

 bercaknya mencapai 5 bercak. Sedangkan pada pengamatan di daun III, pada pengamatan

I bercaknya mencapai 14 bercak, pada pengamatan II hingga pengamatan III bercaknya

mencapai 15 bercak, pada pengamatan IV hingga pengamatan V bercaknya mencapai 17

  bercak dan pada pengamatan VI hingga pengamatan ke VIII bercaknya mencapai 18

 bercak dan pada pengamatan IX bercaknya mencapai 20 bercak.

Daun

ke-

Presentase Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke - (%)

I II III IV V VI VII VIII IX

I 10,49 10,49 10,49 10,49 11,06 11,21 11,64 12,07 12,07

II 8,33 8,33 8,33 11,11 11,11 11,11 13,89 13,89 13,89

III 9,21 9,87 9,87 11,18 11,18 11,84 11,84 11,84 13,16

Untuk presentase penyebarannya penyakit bercak daun ini antara daun I dan daun

III tidak jauh berbeda kenaikannya untuk setiap kali pengamatan. Ini dapat dilihat pada

  pengamatan I daun I presentasenya mencapai 17,4 % sedangkan pada daun II mencapai

17,1 %, pada pengamatan II daun I presentasenya mencapai 18,5 % sedangkan pada daun

II mencapai 19,1 %, pada pengamatan III daun I presentasenya mencapai 19,2 %

sedangkan pada daun II mencapai 20,8 %, pada pengamatan IV daun I presentasenya

Page 17: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 17/19

 

mencapai 21,0 % sedangkan pada daun II mencapai 21,2 % dan pengamatan V daun I

 presentasenya mencapai 23,9 % sedangkan pada daun II mencapai 21,8 %.

Sehubungan dengan itu pada pengamatan V presentase penyebaran penyakit pada

daun I kenaikannya lebih tinggi daripada daun II. Dan pada daun II, pada pengamatan ke

IV dan pengamatan V daunnya mulai menguning. Hal ini dikarenakan ukuran daun I

yang lebih kecil dibandingkan ukuran daun II, sehingga meskipun presentase

 penyebarannya relatif sama namun bercak yang ditimbulkan dan sel-sel yang telah rusak 

akibat penyakit bercak daun luasannya berbeda. Sehingga daun I akan lebih cepat

mengalami kematian (gugur) / kerusakan sel dibandingkan daun II. Selain itu pada daun I

dan II bercak daun yang ditimbulkan oleh spesies yang berbeda yakni pada daun I bercak 

daun disebabkan oleh C olletotrichum gloeosporioides sedangkan daun II bercak daun

disebabkan oleh  Pytophthora sp. Pada daun I ditimbulkan gejala seperti adanya bercak 

  berwarna merah kecoklatan (lingkaran keliling) dan terdapat warna kuning disekitar 

  bercak yang akan terus meluas dan bagian yang terserang menjadi berbintik kecil-kecil.

Sedangkan pada daun II ditimbulkan gejala seperti timbulnya bercak coklat kemerahan

yang memanjang disepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke tulang daun

utama dan helai daun.

Page 18: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 18/19

 

 

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bercak 

daun yang ditimbulkan pada daun I disebabkan oleh C olletotrichum gloeosporioides yang

ditandai dengan timbulnya bercak berwarna merah kecoklatan (lingkaran keliling) dan

terdapat warna kuning disekitar bercak yang akan terus meluas dan bagian yang terserang

menjadi berbintik kecil-kecil. Sedangkan bercak yang ditimbulkan pada daun II

disebabkan oleh  Pytophthora sp. yang ditandai dengan timbulnya bercak coklat

kemerahan yang memanjang disepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke

tulang daun utama dan helai daun. Selain itu dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwan

 bercak yang terdapat pada daun I cenderung lebih sedikit daripada daun II, namun pada

  perhitungan presentase penyebarannya hampir sama meskipun luasan daun dan

 bercaknya berbeda.

Page 19: Laporan (Autosaved)

5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 19/19

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa. 2011. http://haruting.blogspot.com/2009/02/taksonomi-tanaman-buah-indonesia

.html. Diakses tanggal 25 November 2011

Anonymous b. 2011. Pengenalan dan Identifikasi Hama Penyakit Tanaman Jambu,

http://www.google.com. Diakses tanggal 25 November 2011

Latief, A, Abadi. 2000. Epidemiologi dan Strategi Pengelolaan Penyakit Tumbuhan. Fakultas

Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang