laporan (autosaved)
TRANSCRIPT
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 1/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilamana patogen menyebar pada suatu populasi tanaman, yang dapat
mempengaruhi banyak individu terinfeksi oleh patogen tersebut pada areal yang relatif
lebih luas dan dalam waktu yang relatif pendek. Fenomena seperti inilah yang disebut
sebagai epidemi. Kebanyakan epidemi lebih kurang bersifat lokal (setempat) dan
menyebabkan kerugian minor (kecil) atau moderat (sedang). Beberapa epidemi terjadi
secara alami, sebagai contoh karena adanya perubahan dalam kondisi cuaca. Epidemi
juga bisa terjadi akibat adanya pengendalian secara kimia dan cara-cara pengendalian
lainnya. Akan tetapi, seringkali beberapa epidemi nampak terjadi secara tiba-tiba, tidak
terkontrol dan menjadi sangat luas penyebarannya pada spesies tanaman tertentu.
Epidemi penyakit tanaman berkembang sebagai hasil kombinasi yang tepat dari elemen-
elemen yang sama, yang menghasilkan penyakit pada tumbuhan : tanaman inang yang
rentan, patogen yang virulen dan kondisi lingkungan yang mendukung selama periode
waktu tertentu. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengambilan sampel tanaman yang
terjangkit penyakit, agar dapat diketahui presentase penyebaran penyakitnya pada kurun
waktu tertentu. Dari presentase yang didapatkan, maka akan diketahui letak ambang
ekonominya, sehingga waktu pengendaliannya dapat dilakukan secara tepat. Sebagai
contoh, akan dilakukan pengamatan penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam
kurun waktu 2 minggu untuk 5 kali pengamatan. Dari data tersebut akan diketahui
presentase penyebaran penyakitnya, sehingga akan dapat dikatagorikan termasuk
penyebaran epidemi yang minor atau yang moderatkah, penyakit pada tanaman jambu
biji tersebut.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui morfologi tanaman jambu biji
b. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman jambu bijic. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi
d. Untuk mengetahui manfaat pengukuran perkembangan epidemi
e. Untuk mengetahui penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji dalam kurun waktu
tertentu
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 2/19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Jambu Bi ji
a. Taksonomi
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophyta
- Subdivisio : Angiospermae
- Klas : Magnoliopsida
- Subklas : Rosidae
- Ordo : Myrtales
- Famili : Myrtaceae
- Genus : -
- Spesies : Psidium guajava L.
- Nama lain : Jambu batu (Indonesia), Jambu klutuk (Indonesia, Jawa, Sunda),
jambu krikil (Jawa), Jambu petakol (Jawa), jambu bayawas (Jawa), jambu siki
(Sunda), jambu bhendher (madura), jambu bighi (Madura), guava (Inggris)
b. Profil tanaman
Perdu atau pohon kecil, yinggi 3 ± l0 m. kulit perang, licin, terkelupas dalam
potongan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Daun yang muda berbulu abu-abu.
Daun bertangkai pendek, bulat panjang atau memanjang, 6 ± l4 kali 3 ± 6 cm. Bunga
terletak di ketiak, bertangkai, anak paying berbunga l ± 3; tangkai l ± 4 cm. Tabung
kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm; pinggiran
tidakrontok, +/- l cm panjangnya. Daun mehkota bulat telur terbalik, panjang l,5 ± 2
cm, putih, segers rontok. Benagsari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih,
pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna serupa mentega. Bakal buah
tenggelam, beruang 4 ± 5. Buah buni bundar, bentuk pper atau bentuk telur terbalik,
kuning, panjang 5 ± 8,5 cm; daging buah putih kekuningan atau merah. 0 ± 1000 m dpl
(Anonymousa. 2011)
2.2 Penyakit Yang Menyerang Tanaman Jambu Bi ji dan Cara Pengendaliannya
y Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)
Menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan.
- Gejala :
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 3/19
Adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna
jingga yang merupakan kumpulan sporanya.
- Pengendalian :
Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.
Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil
- Gejala :
Bercak pada daun berwarna hitam
- Pengendalian :
Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.
Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
- Gejala :
Rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena
dikupas akan nampak warna kecoklatan
- Pengendalian:
Dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.
Bercak daun (Anthracnosa)
- Penyebab : Colletotrichum gloeosporioides
Penyakit ini juga dapat menimbulkan mati pucuk (die back), selain itu juga
menyerang daun muda (bercakdaun), bunga, buah dan biji.
- Gejala penyakit :
Pada awalnya terlihat berair berwarna merah kecoklatan (lingkaran
keliling), warna kuning disekitar bercak yang akan terus meluas dan bagian yang
terserang menjadi berbintik kecil-kecil. Daun yang muda akan mengerut, biji dan
buah akan lapuk dan keriput, bunga menjadi hitam dan gugur. Kematian pucuk
yang berlangsung terus menerus selama beberapa tahun mengakibatkan gejala
kerdil dan akhirnya tanaman mati.
- Pengendalian :
Tindakan kultur teknis yaitu dengan cara mengurangi kelembaban udara di
kebun, pemupukan yang optimal dan pangkasan sanitasi. Penyemprotan fungisidayang berbahan aktif zinccarbamate, copper oxychlorida, captafol, carbendazim,
carbendazim + carbamat dan atau fungisida sistemik theophanate.
Bercak daun
- Penyebab : Phytophthorasp
- Gejala :
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 4/19
Pada daun akan timbul bercak coklat kemerahan hingga coklat kehitaman.
Bercak akan memanjang sepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke
tulang daun utama dan helai daun. Daun akan cepat rusak dan gugur.
- Pengendalian :
Tindakan kultur teknis, yaitu dengan cara mengurangi kelembaban udara di
kebun, pemupukan yang optimal dan pangkasan sanitasi. Aplikasi fungsida yang
direkomendasikan.
(Anonymous b. 2011)
2.3 Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Epidemi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi antara lain adalah :
a. Faktor inang
Beberapa faktor internal dan eksternal tanaman inang tertentu menduduki peranan
penting dalam perkembangan epidemi yang menyangkut inang tersebut, yakni :
- Tingkat kesehatan genetik atau kerentanan inang
Dengan jelas, tanaman inang mempunyai ketahanan vertikal tidak memungkinkan
pathogen menjadi berkembang pada tanaman tersebut. Sehingga tak ada epidemik
yang dapat terjadi. Tamanan inang yang mempunyai horizontal resisten mungkin akan
terinfeksi, namun laju penyakit dan epideminya akan berkembang tergantung pada
tingkat ketahanan dan kondisi lingkungannya.
- Derajat keseragaman genetik tanaman inang
Bila mana tanaman inang seragam secara genetik, terutama bila gen tersebut
berkaitan dengan ketahanan terhadap penyakit, di tanam di area yang luas, sangat
mungkin terjadi bahwa ras pathogen baru akan Nampak dan dapat menyerang genom
tanaman tersebut dan menghasilkan epidemik.
- Type tanaman budidaya
Dalam penyakit dari tanaman setahun seperti jagung, sayuran, padi, dan kapas
umumnya perkembangan epideminya lebih cepat di banding dengan tanaman tahunan
atau tanaman berkayu. Tanaman setahun hanya membutuhkan beberapa minggu untuk perkembangan epideminya. Beberapa epidemik tanaman tahunan memerlukaan
beberapa tahun untuk berkembang.
- Umur tanaman inang
Tanaman akan berubah ketahanannya terhadap penyakit sejalan dengan umur
tanaman tersebut. Beberapa penyakit seperti karat dan infeksi virus menyerang bagian
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 5/19
tanaman yang masih muda. Umur tanaman inang pada waktu kedatangan pathogen
dapat mempengaruhi perkembangan yang nyata dari suatu infeksi dan suatu epidemik.
b. Faktor Patogen
- Tingkat virulensi
Pathogen yang virulen dapat menginfeksi secara tepat pada inang dan
menyebankan produksi inoculum lebih cepat dalam jumlah yang banyak dan
menyebaban penyakit lebih cepat dibanding dengan pathogen yang tingkat
virulensinya lebih rendah.
- Tipe reproduksi patogen
Semua pathogen memproduksi keturunan seperti kebanyakan jamur, bakteri
dan virus memproduksi keturunan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding dengan
organisme lainnya.
- Ekologi patogen
Beberapa pathogen, seperti kebanyakan jamur dan semua tanaman tinggi
parasitik, memproduksi inokulumnya berupa spora dan biji pada permukaan bagian
atas tanaman. Pathogen lainnya, seperti jamur dan bakteri faskuler, mollikute, virus
dan protozoa mengadaan aktifitas reproduksi di dalam tanaman.
- Cara penyebaran patogen
Spora beberapa jamur pathogen tanaman, seperti jamur, penyebab karat, tepung
dan bercak daun dilepaska ke udara dan dapat disebarkan oleh hembusan udara pada
jarak yang bervariasi dari beberapa cm sampai beberapa km. pathogen yang terbawa
oleh biji atau organ perbanyakan vegetative lainnya sering bertempat dalam bagian
tengah dari tanaman yang rentan.
c. Faktor Lingkungan
- Kelembapan
Kelembapan tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman sukulen dan rentan,
lebih penting lagi hal ini akan meningkatkan sporulasi jamur dan perbanyakan bakteri.
d. Faktor Manusia
- Seleksi material perbanyakanPenggunakan biji dan materi perbanyakan lainya yang membawa berbagai
pathogen meningkatkan jumlah inoculum awal dalam tanaman budidaya dan sangat
mendukung perkembangan epidemik.
- Praktek penanaman
Monokultur secara terus menerus pada areal penanaman yang luas dengan varietas
tanaman yang sama, pemupukan nitrogen pada tingkat yag tinggi, penanaman tanpa
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 6/19
pengolahan tanah, penanaman yang rapat, irigasi atas tanah, kerusakan karena aplikasi
pestisida dan sanitasi yang buruk semuanya dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya epdemi dan keparahan epidemi.
- Cara pengendalaian penyakit
Penyemprotan bahan kimia, praktek penanaman yang baik, pengendalian hayati
penggunakan varietas tahan dan cara pengendalian lainya dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya epidemi. Namu cara pengendalian tertentu sebagai contoh
menggunakan bahan kimia harus di gunakan secara bijaksana.
- Introduksi patogen baru
Seringnya lalulintas di seluruh dunia juga meningkatkan pergerakan benih, umbi,
stok bibit, dan bahan pertanian lainya. Kejadian ini meningkatkan kemungkinan
terjadinya introduksi pathogen ke area dimana inang tidak mempunyai peluang unutk
mengikutsertakan ketahanan terhadap pathogen tersebut.
(Latief. 2000)
2.4 Manfaat Penguk uran Perkembangan Epidemi
Manfaat yang didapatkan dalam pengukuran perkembangan epidemi antara lain adalah :
a. Dapat menghindarkan cara-cara pengendalian yang kurang efektif
b. Dapa membantu petani dalam memilih cara-cara pengendalian yang ekonomis sehingga
memungkinkan petani dapat menghitung biaya dan mempertimbangkan rasio biaya dan
keuntungannya
c. Akan memberikan pertimbangan kepada para ahli dan peneliti tentang suatu cara
pengendalian sehingga mereka dapat mencari cara yang lebih efektif
d. Akan menolong industri untuk mengembangkan dan memproduksi fungisida dalam
rangka untuk mengantisipasi permintaan pasar
e. Untuk membantu organisasi penyedia dana seperti pemerintah dalam membantu riset,
pengembangan dan penggunaan fungisida dan cara-cara lain pengendalian penyakit
tumbuhan.
(Latief. 2000)
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 7/19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keterangan Pengamatan
Objek pengamatan : Penyakit bercak daun pada tanaman jambu biji
Tempat : di daerah Watu Mujur, disamping lapangan sepak bola
Universitas Brawijaya
Waktu
a. Pengamatan I : 30 November 2011
b. Pengamatan II : 3 Desember 2011
c. Pengamatan III : 6 Desember 2011
d. Pengamatan IV : 9 Desember 2011
e. Pengamatan V : 12 Desember 2011
f. Pengamatan VI : 15 Desember 2011
g. Pengamatan VII : 18 Desember 2011
h. Pengamatan VIII : 21 Desember 2011
i. Pengamatan IX : 24 Desember 2011
3.2 Data Pengamatan
3.2.1 Tabel Jumlah Bercak
Daunke-
Jumlah Bercak Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke-I II III IV V VI VII VIII IX
I 73 73 73 73 77 78 81 84 84
II 3 3 3 4 4 4 5 5 5
III 14 15 15 17 17 18 18 18 20
3.2.2 Tabel Jumlah Bercak
Daun
ke-
Presentase Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke - (%)
I II III IV V VI VII VIII IX
I 10,49 10,49 10,49 10,49 11,06 11,21 11,64 12,07 12,07
II 8,33 8,33 8,33 11,11 11,11 11,11 13,89 13,89 13,89
III 9,21 9,87 9,87 11,18 11,18 11,84 11,84 11,84 13,16
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 8/19
3.3 Data Pengamatan Cuaca
Tanggal Keterangan
30 Desember 2011 -
1 Desember 2011 -
2 Desember 2011 -
3 Desember 2011 Hujan
4 Desember 2011 Gerimis
5 Desember 2011 Hujan
6 Desember 2011 Gerimis
7 Desember 2011 -
8 Desember 2011 -
9 Desember 2011 Hujan
10 Desember 2011 -
11 Desember 2011 -
12 Desember 2011 Hujan
13 Desember 2011 -
14 Desember 2011 Hujan
15 Desember 2011 Hujan
16 Desember 2011 Hujan
17 Desember 2011 Hujan
18 Desember 2011 Hujan
19 Desember 2011 Hujan
20 Desember 2011 Hujan
21 Desember 2011 Hujan
22 Desember 2011 Hujan
23 Desember 2011 -
24 Desember 2011 Hujan
3.4 Perhitungan Presentase Kerusakan
Daun I
Total bercak = 73 + 73 + 73 + 73 + 77 + 78 + 81 + 84 + 84 = 696 bercak
a. Pengamatan I =
100 % = 10,49 %
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 9/19
b. Pengamatan II =
100 % = 10,49 %
c. Pengamatan III =
100 % = 10,49 %
d. Pengamatan IV =
100 % = 10,49 %
e. Pengamatan V =
100 % = 11,06 %
f. Pengamatan VI =
100 % = 11,21 %
g. Pengamatan VII =
100 % = 11,64 %
h. Pengamatan VIII =
100 % = 12,07 %
i. Pengamatan IX =
100 % = 12,07 %
Daun II
Total bercak = 3 + 3 + 3 + 4 + 4 + 4 + 5 + 5 + 5 = 36 bercak
a. Pengamatan I =
100 % = 8,33 %
b. Pengamatan II =
100 % = 8,33 %
c. Pengamatan III =
100 % = 8,33 %
d. Pengamatan IV =
100 % = 11,11 %
e. Pengamatan V =
100 % = 11,11 %
f. Pengamatan VI =
100 % = 11,11 %
g. Pengamatan VII =
100 % = 13,89 %
h. Pengamatan VIII =
100 % = 13,89 %
i. Pengamatan IX =
100 % = 13,89 %
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 10/19
Daun III
Total bercak = 14 + 15 + 15 + 17 + 17 + 18 + 18 + 18 + 20 = 152 bercak
a. Pengamatan I =
100 % = 9,21 %
b. Pengamatan II =
100 % = 9,87 %
c. Pengamatan III =
100 % = 9,87 %
d. Pengamatan IV =
100 % = 11,18 %
e. Pengamatan V =
100 % = 11,18 %
f. Pengamatan VI =
100 % = 11,84 %
g. Pengamatan VII =
100 % = 11,84 %
h. Pengamatan VIII =
100 % = 11,84 %
i. Pengamatan IX =
100 % = 13,16 %
3.5 Grafik Pengamatan
3.5.1 Grafik Perkembangan Penyakit
a. Grafik I
73 73 73 73
7778
81
84 84
y = 0.1688x2 - 0.055x + 72.262R² = 0.9486
65
70
75
80
85
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9
J u m
l a h B e r c a k
Pengamatan ke-
Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman
Jambu Bi ji Pada Daun I
Daun I
Poly.(Daun I)
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 11/19
b. Grafik II
c. Grafik III
3 3 3
4 4 4
5 5 5
y = 2.6689e0.0766x
R² = 0.8952
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9
J u m l a h B e r c a
k
Pengamatan ke-
Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman
Jambu Bi ji Pada Daun II
Daun II
Expon.(Daun II)
1415 15
17 1718 18 18
20
y = 0.6667x + 13.556
R² = 0.9231
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9
J u
m l a h B e r c a k
Pengamatan ke-
Grafik Perkembangan Penyakit Tanaman
Jambu Bi ji Pada Daun III
Daun III
Linear
(Daun III)
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 12/19
3.5.2 Grafik Presentase Kerusakan
a. Grafik I
b. Grafik II
10.49 10.49 10.49 10.49
11.0611.21
11.64
12.07 12.07
y = 0.0243x2 - 0.0084x + 10.385
R² = 0.9488
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
12.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P r e s e n t a s e
Pengamatan ke-
Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I
Daun I
Poly.(Daun I)
8.33 8.33 8.33
11.11 11.11 11.11
13.89 13.89 13.89
y = 0.834x + 6.94R² = 0.9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P r e s e n t a s e
Pengamatan ke-
Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I
Daun II
Linear (Daun II)
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 13/19
c. Grafik III
3.6 Dok umentasi Pengamatan
3.6.1 Pengamatan I
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.2 Pengamatan II
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
9.219.87 9.87
11.18 11.1811.84 11.84 11.84
13.16
y = 0.4385x + 8.9175
R² = 0.9232
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P r e s e n t a s e
Pengamatan ke-
Grafik Presentase Kerusakan Pada Daun I
Daun III
Linear
(Daun III)
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 14/19
3.6.3 Pengamatan III
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.4 Pengamatan IV
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.5 Pengamatan V
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.6 Pengamatan VI
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 15/19
3.6.7 Pengamatan VII
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.8 Pengamatan VIII
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.6.9 Pengamatan IX
Daun ke I Daun ke II Daun ke III
3.7 Analisa Hasil PengamatanPengamatan perkembangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh
Pytophthora sp. pada tanaman jambu biji ini dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan
dengan interval 3 hari sekali untuk pengamatannya. Pengamatan ini dilakukan di
lingkup daerah di daerah Watu Mujur, disamping lapangan sepak bola Universitas
Brawijaya, dimulai dari tanggal 30 November 2011 hingga tanggal 24 Desember 2011.
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 16/19
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 1 bulan
penyebaran penyakit pada tanaman jambu biji mengalami penyebaran yang cukup
signifikan. Meskipun penyebarannya tidak melonjak jauh, yang dikarenakan faktor cuaca
yang tidak mendukung perkembangan patogennya sehingga kerusakan yang
ditimbulkannya pun dalam kurun 1 bulan tidak terlampau parah, namun perkembangan
penyakitnya pun harus diperhatikan. Sebab hal itu dapat menurunkan pertumbuhan dan
perkembangan dari tanaman jambu biji tersebut. Pengambilan sampel daun dari satu/dua
tanaman jambu biji secara acak ini dapat mewakili perkembangan penyebaran penyakit
pada tanaman jambu bji.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara daun I, daun II dan daun III pada
setiap pengamatannya, bercak yang disebabkan oleh penyakit ini, kenaikan jumlah
bercaknya cenderung tidak stabil. Dalam kurun waktu 1 bulan pengamatan, pada daun I
untuk pengamatan I hingga pengamatan ke IV bercaknya mencapai 73 bercak, pada
pengamatan V mencapai 77 bercak, pada pengamatan VI mencapai 78 bercak, pada
pengamatan VII mencapai 81 bercak dan pada pengamatan VIII hingga pengamatan ke
IX mencapai 84 bercak. Berbeda pada pengamatan di daun II, pada pengamatan I hingga
pengamatan III bercaknya mencapai 3 bercak, pada pengamatan IV hingga pengamatan
VI bercaknya mencapai 4 bercak dan pada pengamatan VII hingga pengamatan ke IX
bercaknya mencapai 5 bercak. Sedangkan pada pengamatan di daun III, pada pengamatan
I bercaknya mencapai 14 bercak, pada pengamatan II hingga pengamatan III bercaknya
mencapai 15 bercak, pada pengamatan IV hingga pengamatan V bercaknya mencapai 17
bercak dan pada pengamatan VI hingga pengamatan ke VIII bercaknya mencapai 18
bercak dan pada pengamatan IX bercaknya mencapai 20 bercak.
Daun
ke-
Presentase Penyebaran Penyakit Pada Pengamatan Ke - (%)
I II III IV V VI VII VIII IX
I 10,49 10,49 10,49 10,49 11,06 11,21 11,64 12,07 12,07
II 8,33 8,33 8,33 11,11 11,11 11,11 13,89 13,89 13,89
III 9,21 9,87 9,87 11,18 11,18 11,84 11,84 11,84 13,16
Untuk presentase penyebarannya penyakit bercak daun ini antara daun I dan daun
III tidak jauh berbeda kenaikannya untuk setiap kali pengamatan. Ini dapat dilihat pada
pengamatan I daun I presentasenya mencapai 17,4 % sedangkan pada daun II mencapai
17,1 %, pada pengamatan II daun I presentasenya mencapai 18,5 % sedangkan pada daun
II mencapai 19,1 %, pada pengamatan III daun I presentasenya mencapai 19,2 %
sedangkan pada daun II mencapai 20,8 %, pada pengamatan IV daun I presentasenya
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 17/19
mencapai 21,0 % sedangkan pada daun II mencapai 21,2 % dan pengamatan V daun I
presentasenya mencapai 23,9 % sedangkan pada daun II mencapai 21,8 %.
Sehubungan dengan itu pada pengamatan V presentase penyebaran penyakit pada
daun I kenaikannya lebih tinggi daripada daun II. Dan pada daun II, pada pengamatan ke
IV dan pengamatan V daunnya mulai menguning. Hal ini dikarenakan ukuran daun I
yang lebih kecil dibandingkan ukuran daun II, sehingga meskipun presentase
penyebarannya relatif sama namun bercak yang ditimbulkan dan sel-sel yang telah rusak
akibat penyakit bercak daun luasannya berbeda. Sehingga daun I akan lebih cepat
mengalami kematian (gugur) / kerusakan sel dibandingkan daun II. Selain itu pada daun I
dan II bercak daun yang ditimbulkan oleh spesies yang berbeda yakni pada daun I bercak
daun disebabkan oleh C olletotrichum gloeosporioides sedangkan daun II bercak daun
disebabkan oleh Pytophthora sp. Pada daun I ditimbulkan gejala seperti adanya bercak
berwarna merah kecoklatan (lingkaran keliling) dan terdapat warna kuning disekitar
bercak yang akan terus meluas dan bagian yang terserang menjadi berbintik kecil-kecil.
Sedangkan pada daun II ditimbulkan gejala seperti timbulnya bercak coklat kemerahan
yang memanjang disepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke tulang daun
utama dan helai daun.
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 18/19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bercak
daun yang ditimbulkan pada daun I disebabkan oleh C olletotrichum gloeosporioides yang
ditandai dengan timbulnya bercak berwarna merah kecoklatan (lingkaran keliling) dan
terdapat warna kuning disekitar bercak yang akan terus meluas dan bagian yang terserang
menjadi berbintik kecil-kecil. Sedangkan bercak yang ditimbulkan pada daun II
disebabkan oleh Pytophthora sp. yang ditandai dengan timbulnya bercak coklat
kemerahan yang memanjang disepanjang ibu tulang daun dan kemudian menyebar ke
tulang daun utama dan helai daun. Selain itu dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwan
bercak yang terdapat pada daun I cenderung lebih sedikit daripada daun II, namun pada
perhitungan presentase penyebarannya hampir sama meskipun luasan daun dan
bercaknya berbeda.
5/12/2018 Laporan (Autosaved) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-autosaved 19/19
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa. 2011. http://haruting.blogspot.com/2009/02/taksonomi-tanaman-buah-indonesia
.html. Diakses tanggal 25 November 2011
Anonymous b. 2011. Pengenalan dan Identifikasi Hama Penyakit Tanaman Jambu,
http://www.google.com. Diakses tanggal 25 November 2011
Latief, A, Abadi. 2000. Epidemiologi dan Strategi Pengelolaan Penyakit Tumbuhan. Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang