askep anemia pada anak

10
ASKEP ANEMIA PADA ANAK TINJAUAN TEORI Pengertian Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

Upload: mr-adheep-mahfud

Post on 17-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Askep Anemia Pada Anak

TRANSCRIPT

ASKEP ANEMIA PADA ANAKTINJAUAN TEORIPengertianAnemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.PatofisiologiTimbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.Anemiaviskositas darah menurunresistensi aliran darah periferpenurunan transport O2 ke jaringanhipoksia, pucat, lemahbeban jantung meningkatkerja jantung meningkatpayah jantungEtiologi:1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)2. Perdarahan3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan copperKlasifikasi anemia:Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:1. Anemia aplastikPenyebab:agen neoplastik/sitoplastikterapi radiasiantibiotic tertentuobat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutasonbenzeneinfeksi virus (khususnya hepatitis)Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulangKelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)Hambatan humoral/selulerGangguan sel induk di sumsum tulangJumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadaiPansitopenia Anemia aplastikGejala-gejala:Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.Morfologis: anemia normositik normokromik2. Anemia pada penyakit ginjalGejala-gejala:Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dlHematokrit turun 20-30%Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepiPenyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin3. Anemia pada penyakit kronisBerbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan4. Anemia defisiensi besiPenyebab:a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasib) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)gangguan eritropoesisAbsorbsi besi dari usus kurangsel darah merah sedikit (jumlah kurang)sel darah merah miskin hemoglobinAnemia defisiensi besiGejala-gejalanya:a) Atropi papilla lidahb) Lidah pucat, merah, meradangc) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulutd) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik5. Anemia megaloblastik Penyebab:Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folatMalnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.Sintesis DNA tergangguGangguan maturasi inti sel darah merahMegaloblas (eritroblas yang besar)Eritrosit immatur dan hipofungsi6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:Pengaruh obat-obatan tertentuPenyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronikDefisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenaseProses autoimunReaksi transfusiMalariaMutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrositAntigesn pada eritrosit berubahDianggap benda asing oleh tubuhsel darah merah dihancurkan oleh limpositAnemia hemolisisTanda dan Gejalao Lemah, letih, lesu dan lelaho Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunango Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.Kemungkinan Komplikasi yang munculKomplikasi umum akibat anemia adalah: o Gagal jantung, o Parestisia dan o Kejang.Pemeriksaan Khusus dan Penunjango Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serumo Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.Terapi yang DilakukanPenatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:1. Anemia aplastik:o Transplantasi sumsum tulango Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)2. Anemia pada penyakit ginjalo Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folato Ketersediaan eritropoetin rekombinan3. Anemia pada penyakit kronisKebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.4. Anemia pada defisiensi besio Dicari penyebab defisiensi besio Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.5. Anemia megaloblastiko Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.ASUHAN KEPERAWATANI. Pengkajian Keperawatana. Usia anak: Fe biasanya pada usia 6-24 bulanb. Pucatpasca perdarahanpada difisiensi zat besianemia hemolistikanemia aplastikc. Mudah lelahKurangnya kadar oksigen dalam tubuhd. Pusing kepalaPasokan atau aliran darah keotak berkurange. Napas pendekRendahnya kadar Hbf. Nadi cepatKompensasi dari refleks cardiovascularg. Eliminasi urnie dan kadang-kadang terjadi penurunan produksi urinePenurunan aliran darah keginjal sehingga hormaon renin angiotensin aktif untuk menahan garam dan air sebagai kompensasi untuk memperbaiki perpusi dengan manefestasi penurunan produksi urineh. Gangguan pada sisten sarafAnemia difisiensi B 12i. Gangguan cernaPada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut, mual, muntah dan penurunan nafsu makanj. PikaSuatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat yang tidakbergizi, Anak yang memakan sesuatu apa saja yang merupakan bukan makanan seharusnya (PIKA)k. Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)l. Suhu tubuh meningkatKarena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemikm. Pola makann. Pemeriksaan penunjang- Hb- Eritrosit- Hematokrito. Program terafi, perinsipnya :- Tergantung berat ringannya anemia- Tidak selalu berupa transfusi darah- Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejalaNilai normal sel darahJenis sel darah1. Eritrosit (juta/mikro lt) umur bbl 5,9 (4,1 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 5,1), 5 Tahun 4,7 (4,2 -5,2), 8 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).2. Hb (gr/dl)Bayi baru lahir 19 (14 24), 1 Tahun 12 (11 15), 5 Tahun 13,5 (12,5 15), 8 12 Tahun 14 (13 15,5).3. Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5 15), 5 Tahun 8000 (5 13), 8 12 Tahun 8000 (5-12).Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5 Tahun 260.000, 8 12 Tahun 260.0004. Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 12 Tahun 40.II. Diagnosa Keperawatan1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat: kurang stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan3. Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orangIII. RENCANA1) Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemiaRencana Tindakan:1. Monitor Tanda-tanda vital seperti adanya takikardi, palpitasi, takipnue, dispneu, pusing, perubahan warna kulit, dan lainya2. Bantu aktivitas dalam batas tolerasi3. Berikan aktivitas bermain, pengalihan untuk mencegah kebosanan dan meningkatkan istirahat4. Pertahankan posisi fowler dan berikan oksigen suplemen5. Monitor tanda-tanda vital dalam keadaan istirahat2) Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat : kurang stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhanRencana Tindakan:1. Berikan nutrisi yang kaya zat besi (fe) seperti makanan daging, kacang, gandum,sereal kering yang diperkaya zat besi2. Berikan susu suplemen setelah makan padat3. Berikan preparat besi peroral seperti fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat,fero glukonat, dan berikan antara waktu makan untuk meningkatkan absorpsi berikan bersama jeruk4. Ajarkan cara mencegah perubahan warna gigi akibat minum atau makan zat besi dengan cara berkumur setelah minum obat, minum preparat dengan air atau jus jeruk5. Berikan multivitamin6. Jangan berikan preparat Fe bersama susu7. Kaji fases karena pemberian yang cukup akan mengubah fases menjadi hijau gelap8. Monitor kadar Hb atau tanda klinks9. Anjurkan makan beserta air untuk mengurangi konstipasi10. Tingkatkan asupan daging dan tambahan padi-padian serta sayuran hijau dalam diet3) Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orangRencana Tindakan:1. Libatkan orang tua bersama anak dalam persiapan prosedur diagnosis2. Jelaskan tujuan pemberian komponen darah3. Antisipasi peka rangsang anak, kerewelan dengan membantu aktivitas anak4. Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan5. Berikan darah, sel darah atau trombosit sesuai dengan ketentuan, denganharapan anak mau menerimaDAFTAR PUSTAKANursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006