askep anak morbili amelia sari

45
KEPERAWATAN ANAK ASKEP MORBILI PADA ANAK A.N “A” DI BHAYANGKARA PALEMBANG Disusun Oleh : AMELIA SARI NIM PO 71.20.1.12.067 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG 1

Upload: amelia-sari

Post on 19-Jan-2016

538 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ners

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Anak Morbili Amelia Sari

KEPERAWATAN ANAK

ASKEP MORBILI PADA ANAK A.N “A”

DI BHAYANGKARA PALEMBANG

Disusun Oleh :

AMELIA SARI

NIM PO 71.20.1.12.067

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN

2014/2015

1

Page 2: Askep Anak Morbili Amelia Sari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar belakang

Dahulu, selama berabad-abad, campak ( rubeola, morbili ), merupakan penyakit

menular masa kanak-kanak yang paling umum. Walaupun campak tidak umum lagi di

Negara yang memberikan vaksin secara luas, tetapi ketimpangan antara Negara maju

dan Negara lain yang kurang perawatan kesehatan untuk bayi dan anak sangat

mencolok. UNICEF memperkirakan lebih dari 1 juta kematian setahun disebabkan oleh

campak dan komplikasinya pada anak di Negara berkembang di seluruh dunia.

       Menurut data SKRT  ( 1996 ) insiden campak pada balita sebesar 528/10.000.

angka tersebut jauh lebih rendah disbanding tahun 1982 sebelum program imunisasi

campak dimulai, yaitu 8000/10.000 pada anak umur 1-15 tahun. Imunisasi merupakan

salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden campak. Sebagai dampak program

imunisasi tersebut insiden campak cenderung turun pada ssemua umur. Pada bayi ( < 1

tahun ) dan anak umur 1-4 tahun terjadi penurunan cukup tajam, sedangkan pada

golongan umur 5-14 tahun relative landai.

       Saat ini programpemberantasan penyakit campak dalam tahap reduksi yaitu

penurunan jumlah kasus dan kematian akibat campak, menyusul tahap eliminasi dan

akhirnya tahap eradikasi. Diharapkan 10-15 tahun setelah tahap eliminasi, penyakit

campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya penjamunya adalah manusia.

       Makalah ini akan membahas lebih jauh penyakit campak, manifestasi klinis dan

pemeriksaan penunjang, komplikasi penyakit campak, serta asuhan keperawatan dari

penyakit campak itu sendiri.

1.2        Rumusan masalah

Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus

Morbili?

2

Page 3: Askep Anak Morbili Amelia Sari

1.3         Tujuan

1.         Tujuan Umum

a.       Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosa

medis campak.

2.         Tujuan Khusus

a.       Mahasiswa mengetahui pengkajian pada pasien campak.

b.      Mahasiwa mengetahui diagnosa yang muncul pada pasien campak.

c.       Mahasiswa mengetahui intervensi yang dapat diberikan pada pasien campak.

d.      Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai intervensi yang telah dibuat

pada pasien campak.

e.       Mahasiswa dapat mengevaluasi pasien campak.

  

       Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah

1.      Menambah wawasan bagi pembaca khususnya mahasiswa keperawatan

2.      Dapat digunakan sebagai bahan tambahan materi perkuliahan

3.      Dapat diterapkan dalam dunia keperawatan profesional

3

Page 4: Askep Anak Morbili Amelia Sari

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi fisiologi

         1.         Anatomi kulit.

              Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %

berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter

persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak,

umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan

kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,

telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

            Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan

dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu

lapisan jaringan ikat.

a.       Epidermis

       Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan

dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi

regenerasi setiap 4-6 minggu.

       Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

terdalam) :

1.      Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2.      Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak

kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3.      Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya

ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula

keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4

Page 5: Askep Anak Morbili Amelia Sari

4.      Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,

dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk

mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada

tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut

sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5.      Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan

bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis

diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak,

usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

        Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,

pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel

Langerhans).

b.      Dermis

       Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True

Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya

dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki

sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

1.         Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

2.         Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

        Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan

elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia

lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang

menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak

keriput.

        Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung

beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

5

Page 6: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan

shearing forces dan respon inflamasi

c.       Subkutis

       Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan

lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar

dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di

tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk

regenerasi.

       Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan

kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

 

         2.         Vaskularisasi Kulit

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara

lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.

Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla

dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat

pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis

         3.         Fisiologi Kulit

6

Gambar 1 : penampang kulit. 

Page 7: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier

infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,

trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.

Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang

raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari.

Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi

dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan

melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur

kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur

meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi

temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang

dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh

darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

2.2 Definisi

a.  Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk

mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c ata lebih dan

disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah. ( WHO )

b.      Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga

stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. ( ilmu

kesehatan anak 2:624 )

c.       Penyakit campak ( rubeola, campak 9 hari, measles ) adalah suatu infeksi virus

yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

( peradangan selaput ikat mata / konjungtiva ) dan ruam kulit.

2.3   Etiologi

       Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family paramiksovirus.

Penyakit pada anjing, rinderpest ( plak ternak ), dan hewan pemamah biak peste des

petiis adalah morbillovirus lain yang memberikan derajat keterkaitan imunologi yang

jelas dengan campak, memberikesan adanya suatu jalur evolusi bersama lebih awal

7

Page 8: Askep Anak Morbili Amelia Sari

dalam hal kemunculannya pada pejamu yang spesifik ( anjing, ternak, kambing,

manusia ).

 

Add caption

       Virus campak mempunyai RNA untai lurus negative di dalam kapsid heliks protein

yang tertutup oleh membrane luar lemak dan protein. Virionnya adalah pleomorfik,

dengan diameter antara 100-250 nm. Enam protein structural telah ditemukan  dan

fungsinya terlibat dalam beberapa sifat  khas virus yang telah diketahui ( table 2-1 ).

Virus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam jangka waktu lama pada temperature

rendah. Virus campak memperbanyak diri dalam berbagai cara, baik dibiakan sel primer

maupun dibarisan yang stabil; sel yang berasal dari manusia dan monyet paling dapat

dipercaya untuk isolasi virus permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah

berbiak dalam biakan jaringan spesies lain.

             Antibodi muncul di dalam serum 12-15 hari setelah infeksi pada manusia atau

hewan percobaan. Antibodi itu menetralisasi kerja virus secara spesifik, memfiksasi

komplemen dengan antigen virus dan menghambat hemaglutinasi dan hemolisis oleh

virus. Tidak terbukti adanya perbedaan antigen yang bermakna pada strain campak

selama 40 tahun ini. Keseragaman ini berkaitan dengan sangat jarang terjadinya

serangan kedua pada penyakit ini.

L Protein interna ( Large )

P Protein interna yang berhungan dengan polymerase RNA.

NP Nucleoprotein yang melindungi RNA virus.

F Factor penggabungan ( fusi ) dan aktifitas hemolisis.

8

Table 2-1. protein virus

campak

 

Page 9: Askep Anak Morbili Amelia Sari

H Hemaglutinasi dan adsorbs.

M Protein matriks membrane interna.

2.4    Patologi

       Reaksi seluler terutama monositik, hyperplasia limfoid yang tersebar luas di

adenoid, tonsil, timus, limpa, plak peyer, apendiks dan nodus limfatikus sangat khas, di

dalam focus yang sedang aktif ini ditemukan sel besar dengan nucleus multiple. Sel

yang mengandung inklusi juga ditemukan di trakea, bronkus dan bronkiolus. Dengan

dikenainya lapisan mukosa saluran pernapasan ini, maka epitel yang terkena rontok

kedalam saluran bersama dengan makrofag, lender dan debris sel. Eksudat mononuclear

peribronkus meluas keberbagai derajat dengan pola intertisial dan terlihat makrofag di

dinding alveolus.

        Jika terjadi ensefalomielitis setelah campak, terjadi serangan dimielinasi

perivaskuler yang menonjol terutama di substantia alba juga dilapisan korteks lebih

dalam. Bedungan perivaskuler sel microglia, limfosit dan sel plasma jelas terlihat

disekitar vena kecil, yang sel endotelnya membengkak.

2.5    Patofisiologi

9

VIRUS MORBILA

UDARA

24 JAM

RESTI KOMPLIKASI PENULARAN

REAKSI VIRUS

EKSUDAT

INFEKSI METAB. HIPERTERMIGASTER AS.LAMBMUAL MUNTAH

ANOREKSIA

Page 10: Askep Anak Morbili Amelia Sari

       Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet udara, menempel dan berbiak.

Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus dari secret

nasofaring pasien campak. Di tempat masuk kuman, terjadi periode pendek

perbanyakan virus local dan penyebaran terbatas, diikuti oleh viremia primer singkat

10

PROLIFERASI SEL MONONUKLEUS

PROLIFERASI SEL POLIMORFONUKLEUS

SEKITAR KAPILER

GANG.NUTRISI

RESTI INFEKSI

KULIT SELAPUT LENDIR NASOPHARINGBRONKUSPENUMPUKAN SEKRET

BERSIHAN JALAN

NAFAS TDK EFEKTIF

BERCAK MERAH

PRURITUS PENGGARUKAN PD DAERAH TERKENA

LESI KULIT

GANG. RASA NYAMAN

GANG. INTEGRITAS KULIT

NYERI

Page 11: Askep Anak Morbili Amelia Sari

bertiter rendah, yang memberikan kesempatan kepada agen untuk menyebar ketempat

lain, tempat virus secara aktif memperbanyak diri di jaringan limfoid. Viremia sekunder

yang memanjang terjadi, berkaitan dengan awitan prodromal klinis dan perluasan virus.

Sejak saat itu  ( kira-kira 9 sampai 10 hari setelah terinfeksi ) sampai permulaan

keluarnya ruam, virus dapat dideteksi di seluruh tubuh, terutama di traktus respiraturius

dan jaringan limfoid. Virus juga dapat ditemukan di secret nasofaring, urine, dan

darah.pasien paling mungkin menularkan pada orang lain dalam periode 5 sampai 6

hari. Dengan mulainya awitan ruam ( kira-kira 14 hari setelah infeksi awal ),

perbanyakan virus berkurang dan pada 16 hari sulit menemukan virus, kecuali di urine,

tempat virus bisa menetap selama beberapa hari lagi. Insiden bersamaan dengan

munculnya eksantema adalah deteksi antibody campak yang beredar dalam serum yang

ditemukan pada hampir 100% pasien dihari ke dua timbulnya ruam. Perbaikan gejala

klinis dimulai saat ini, kecuali pada beberapa pasien, dimulai beberapa hari kemudian

karena penyakit sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi melintasi

barisan sel epitel traktus respiraturius. Terjadi sinusitis, otitis media, bronkopneumonia

sekunder akibat hilangnya pertahanan normal setempat.

       Seorang wanita yang pernah menderita campak atau pernah mendapatkan imunisasi

campak akan meneruskan daya imunitasnya pada bayi yang dikandungnya. Kekebalan

ini akan bertahan selama satu tahun pertama setelah anak dilahirkan. Oleh karena itu,

jarang sekali kita jumpai bayi ( khususnya yang berusia dibwah 5 bulan ) yang

menderita campak. Seseorang yang pernah menderita campak akan menjadi kebal

seumur hidupnya.

2.6     Manifestasi klinis

       Campak memiliki masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi dalam tiga stadium,

yaitu :

Masa tunasnya adalah 10-20 hari, dan penyakit ini dibagi menjadi dalam 3

stadium yaitu:

1. Stadium Kataral ( Prodormal)

Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai berikut:

a. Panas

b. Malaise

11

Page 12: Askep Anak Morbili Amelia Sari

c. Batuk

d. Fotofobia

e. Konjungtivitis

f. Koriza

Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul

bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh

eritema tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa perkiraan yang besar dapat dibuat

bila ada bercak koplik dan penderita pernah kotak dengan penderita morbili dalam

waktu 2 minggu terakhir.

2. Stadium Erupsi

Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:

a. Koriza dan Batuk bertambah

b. Kadang terlehat bercak koplik

c. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan

d. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening

e. Splenomegali

f. Diare dan muntah

Variasi dari morbili disebut “Black Measles” yaitu morbili yang disertai pendarahan

pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalensensi

Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas (hiperpigmentasi). Suhu

menurun sampai normal kecuali ada komplikasi.

2.7    Pemeriksaan Penunjang

a.       Serologi

       Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk memastikannya.

Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi

hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak langsung.

b.      Patologi anatomi

12

Page 13: Askep Anak Morbili Amelia Sari

       Pada organ limfoid dijjumpai : hyperplasia folikuler yang nyata, senterum

germinativum yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti banyak yang

tersebar secara acak, sel ini memiliki nucleus eosinofilik dan jisim inklusi dalam

sitoplasma, sel ini merupakan tanda patognomonik sampak ). Pada bercak koplik

dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.

c.       Darah tepi

       Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

d.      Pemeriksaan antibody IgM anti campak.

e.       Pemeriksaan untuk komplikasi

       Ensefalopati / ensefalitis ( dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar

elektrolit darah dan analisis gas darah ), enteritis ( feces lengkap), bronkopneumonia

( dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah ).

2.8       Komplikasi

Otitis Media Akut

Laringitis

Bronkipneumonia

Mastoiditis

Encephalitis

Gastroenteritis

Gangguan Gizi

2.9      Penatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan Medis

Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi pasien

yang tidak mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat replikasi

virus campak invitro, tidak terlihat hasil yang nyata pada pemberian invivo.

Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk demam tinggi dan obat penekan

13

Page 14: Askep Anak Morbili Amelia Sari

batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik. Pemberian pengobatan yang

lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba yang tepat harus digunakan untuk

mengobati komplikasi infeksi bakteri sekunder.

Oleh karena campak jelas menurunkan cadangan vitamin A, yang

menimbulkan tingginya insiden xeroftalmia dan ulkus kornea pada anak yang

kurang gizi, WHO menganjurkan supplement vitamin A dosis tinggi di semua

daerah dengan defisiensi vitamin A. supplement vitamin A juga telah

memperlihatkan penurunan frekuensi dan keparahan pneumonia dan

laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus campak pada epitel traktus

respiraturius bersilia. Pada bayi usia di bawah 1 tahun diberi vitamin A sebanyak

100.000 IU dan untuk pasien lebih tua diberikan 200.000 IU. Dosis ini diberikan

segera setelah diketahui terserang campak. Dosis kedua diberikan hari

berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A dimata dan diulangi 1

sampai 4 minggu kemudian.

         2.         Penatalaksanaan Keperawatan

Penyakit campak merupakan penyakit yang mudah sekali menular.

Selain itu sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan

gizinya buruk sehingga mudah sekali mendapatkan komplikasi terutama

bronkopneumonia. Pasien campak dengan bronkopnumonia perlu dirawat di

rumah sakit karena memerlukan perawatan yang yang memadai             

( kadang perlu infuse atau oksigen ). Masalah yang perlu diperhatikan  ialah

kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman nyaman, risiko

terjadinya komplikasi.

a.       Kebutuhan Nutrisi

       Campak menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak

sering mengeluh mulut pahit sehingga tidak mau makan atau minum.

Demam yang tinggi menyebabkan pengeluaran cairan lebih banyak.

Keadaan ini jika tidak diperhatikan agar anak mau makan ataupun minim

akan menambah kelemahan tubuhnya dan memudahkan timbulnya

komplikasi.

b.      Gangguan suhu tubuh

14

Page 15: Askep Anak Morbili Amelia Sari

       Campak selalu didahului demam tinggi. Demam yang disebabkan

infeksi virus ini pada akhirnya akan turun dengan sendirinya setelah

campaknya keluar banyak, kecuali bila terjadi komplikasi demam akan tetap

berlangsung lebih lama. Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan

antipiretik dan jika tinggi sekali diberiakan sedative untuk mencegah

terjadinya kejang.

c.       Gangguan rasa aman nyaman

       Gangguan ini dirasakan anak karena adanya demam, tak enak badan,

pusing, mulut terasa pahit dan kadang muntah-muntah. Biasanya anak juga

tidak tahan meluhat sinar karena silau, batuk bertambah banyak dan akan

berlangsung lebih lama dari campaknya sendiri. Anak kecil akan sangat

rewel, pada waktu malam anak sering minta digendong saja. Jika eksantem

telah keluar anak akan merasa gatal, hal ini juga menambah gangguan aman

dan kenyamanan anak. Untuk mengurangi rasa gatal tubuh anak dibedaki

dengan bedak salisil 1% atau lainnya ( atas resep dokter ). Selama masih

demam tinggi jangan dimandikan tetapi sering-sering dibedaki saja.

d.      Resiko terjadinya komplikasi

       Campak sering menyebabkan daya tahan tubuh sangat menurun. Hal ini

dapat dibuktikan dengan uji tuberculin yang semula positif berubah menjadi

negative. Ini menunjukkan bahwa antigen antibody pasien sangat kurang

kemampuannya untuk bereaksi terhadap infeksi. Oleh karena itu resiko

terjadinya komplikasi lebih besar terutama jika keadaan umum anak kurang

baik, seperti pada pasien dengan malnutrisi atau dengan penyakit kronik

lainya.

3.1    Pencegahan

a.       Imunisasi Pasif

      IG manusia yang diberikan segera setelah pemajanan dapat mengubah gambaran

klinis dan efek antigen pada infeksi virus campak. Anak yang rentan harus segera

diberi IG 0,25 ml/kg BB, untuk mencegah campak. Bila telah berlangsung lebih dari

6 hari, maka IG tidak dapat diandalkan untuk mencegah maupun memodifikasi

penyakit. Pasien dengan campak yang dimodifikasi globulin memperlihatkan

15

Page 16: Askep Anak Morbili Amelia Sari

gambaran klinis yang beragam dengan masa tunas memanjang dan berbagai keluhan

dan tanda penyakit campak, tetapi mereka tetap sebagai sumber penular potensial

pada individu yang berkontak dengan mereka. Oleh karena sifat kekebalan alaminya

sementara, imunisasi pasif harus diikuti oleh iminisasi aktif dalam 3 bulan setelah

itu. Karena dosis besar immunoglobulin saat ini sering deberikan untuk pencegahan

atau pengobatan sejumlah gangguan ( misal infeksi HIV, penyakit Kawasaki,

trombositopenia imun, hepatitis B dan profilaksis varisela ) interval yang lebih

panjang dianjurkan sebelum vaksin virus campak. Ini bervariasi dari 3 sampai 11

bulan bergantung pada produk dan jumlah globulin yang diberikan.

b.      Imunisasi Aktif

    Vaksin yang telah dilemahkan menghasilkan infeksi yang tidak menular dan

tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri sekunder dan komplikasi neurologi.

   Efek profilaksis vaksin hidup yang diberika mencapai 97%. Vaksin yang

dilemahkan menimbilkan reaksi ringan. Respon demam yang terjadi pada 5 sampai

15% anak memberikan sedikit rasa tidak nyaman, toksisitas atau ketidakmampuan.

Eksantem yang dimodifikasi dengan berbagai bentuk bisa terjadi setelah serangan

demam pada kurang dari 5% pasien yang divaksinasi. Observaasi terus menerus

pada anak yang mendapat vaksin hidup 20 sampai 25 tahun yang lalu

memperlihatkan antibody menetap dan efek protektif yang lebih baik dibandingkan

dengan yang menderita campak secara alami.

1. Vaksin

Pada tahun 1963, telah dibuat dua jenis vaksin campak yaitu :

a.       Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan ( tipe

Edmonston B ).

b.      Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan ( virus campak

yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam

aluminium ).

2. Dosis dan cara pemakaian

     Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan

adalah 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml. untuk vaksin hidup, pemberian

dengan 20 TCID50 saja mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik.

Pemberian yang dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian dapat diberikan

16

Page 17: Askep Anak Morbili Amelia Sari

secra intramuscular. Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai

macam cara. Salah satu indicator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah

penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program

imunisasi.

3.Reaksi KIPI

     Reaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi pada imunisasi

ulang pada seseorang yang telah memiliki imunitas sebagian akibat imunisasi

dengan valsin campak dari virus yang dimatikan. Kejadian KIPI imunisasi campak

telah menurun dengan digunakanya vaksin campak yang dilemahkan. Gejala KIPI

berupa demam yan lebih dari 39,50c yang terjadi pada 5-15% kasus, demam

mulaidijumpai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari.

Berbeda dengan infeksi alami demam tidak tinggi, walaupun demikian

peningkatan suhu tubuh tersebut dapat merangsang terjadinya kejang demam.

     Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari ke 7-10 sesudah

imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari. Hal ini sukar dibedakan dengan

modified measles akibat imunisasi yang terjadi jika seseorang telah memperoleh

imunisasi pada saat masa inkubasi penyakit alami. Reaksi KIPI berat jika

ditemukan gangguan fungsi system saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati

pasca diimunisasi.

             4.         Imunisasi Ulangan

     Penelitian di jogyakarta, Ambon, dan Palu oleh Badan Lingkes Depkes

& Kesos mengenai kadar IgG pada 200 anak sekolah per provinsi pada

tahun 1998, menunjukkan status antibody campak hanya mencapai 71,9%

sehingga pada umur 6-11 tahun jumlah anak yang rentan pada infeksi

campak cukup tinggi yaitu 26-32,6%. Atas dasar penelitian tersebut ulangan

imunisasi campak diberikan pada usia masuk sekolah ( umur 6-7 tahun )

melalui program BIAS.

     Imunisasi ulang dianjurkan juga dalam situasi tertentu, misalnya :

a.       Mereka yang memperoleh imunisasi sebelum umur 1 tahun dan terbukti

bahwa potensi vaksin yang digunakan kurang baik ( tampak peningkatan

insiden kegagalan vaksinasi ). Pada anak-anak yang memperoleh imunisasi

17

Page 18: Askep Anak Morbili Amelia Sari

ketika berumur 12-14 bulan tidak disarankan mengulangi imunisasinya

tetapi hal ini bukan merupakan kontra indikasi.

b.      Apabila terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak, maka anak

SD, SLTP dan SLTA dapat diberikan imunisasi ulang.

c.       Setiap orang yang pernah imunisasi vaksin campak yang virusnya sudah

dimatikan ( vaksin inaktif ).

d.      Setiap orang yang pernah memperoleh imunoglobulin.

e.       Seseorang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya.

           5.         Kontra Indikasi

     Kontra indikasi imunisasi campak berlaku bagi mereka yang sedang

menderita demam tinggi, sedang memperoleh pengobatan imunosupresif,

hamil, memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan

immunoglobulin atau bahan-bahan berasal dari darah.

18

Page 19: Askep Anak Morbili Amelia Sari

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN “ MORBILI”

3.2    Pengkajian

       Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan

yang mempunyai 2 kegiatan pokok yaitu :

      1. Pengumpulan Data

a. Anamnese

a)      Identitas penderita

Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan

status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis

kelamin (L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal

masuk rumah sakit, diagnosa medis.

b)      Keluhan utama

Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema

dibelakang telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan

bagian belakang bawah, badan panas, enantema ( titik merah ) dipalatum

durum dan palatum mole.

c)      Riwayat kesehatan sekarang

Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang

tua atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis,

koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan

untuk mengatasinya.

d)     Riwayat kesehatan dahulu

Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak

dengan pasien campak.

e)      Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.

f)       Riwayat imunisasi

19

Page 20: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II,

III; DPT I, II, III; dan campak.

g)      Riwayat nutrisi

Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori

untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat

badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.

                                    

  Status Gizi 

Klasifikasinya sebagai berikut :

        Gizi buruk kurang dari 60%

        Gizi kurang 60 % - <80 %

        Gizi baik 80 % - 110 %

        Obesitas lebih dari 120 %

h)      Riwayat  tumbuh kembang anak.

a.    Tahap pertumbuhan

Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram

mengikuti patokan umur 1-6 tahun  yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi

ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg

dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata

pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan

tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12

tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra

sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm.

Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada

anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.

b.   Tahap perkembangan.

Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa

bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika

anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi

anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang

ketrampilan motorik dan bahasanya.

20

Page 21: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase

oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak

berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat

dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke

ayahnya ).

Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional

yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive

( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep

sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.

Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai

melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,

memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan

peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.

Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan

dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk

menghindari hukuman.

Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik,

jelek,pendek-tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin,

membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.

Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation –

Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama

pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi

perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.

Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari

2100 kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata

menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti

binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima

atau memberikan perintah sederhana.

Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan

permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang

lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia

mempunyai lingkungan luar.

21

Page 22: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang

mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan

fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari,

memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.

b.      Pemeriksaan fisik ( had to toe )

a)      Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan

tanda-tanda vital.

b)      Kepala dan leher

-          Inspeksi :

Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis,

fotofobia, adakah eritema dibelakang telinga, di bagian atas lateral

tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

-          Palpasi :

adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan

didaerah leher belakang,

c)      Mulut

-          Inspeksi :

Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar

bawah, enantema di palatum durum dan palatum mole, perdarahan

pada mulut dan traktus digestivus.

d)     Toraks

-          Inspeksi :

Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring,

perdarahan pada hidung. Pada penyakit campak, gambaran

penyakit secara klinis menyerupai influenza.

-          Auskultasi :

Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.

e)      Abdomen

-          Inspeksi :

22

Page 23: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.

-          Auskultasi

Bising usus.

-          Perkusi

Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal,

misalnya masa atau pembengkakan.

f)      Kulit

-          Inspeksi :

Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.

-          Palpasi :

Turgor kulit menurun

         2.         Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan

analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data

subyektif objektif.

Data yang telah dikelompokkan tadi dianalisa sehingga dapat diambil

kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab.

3.2     Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.

2. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d

penumpukan secret pada nasofaring.

3.      Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.

4.      Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.

5.       Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.

23

Page 24: Askep Anak Morbili Amelia Sari

3.3    Implementasi Keperawatan

       Implementasi keperawatan pada pasien campak sesuai dengan intervensi yang telah

disusun.

  

3.4     Evaluasi

       Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Disamping itu

evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses berikutnya.

       Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai

:

a.       Berhasil

Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di

tujuan.

b.      Tercapai sebagian

Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan

tujuan.

c.       Belum tercapai

Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan

pernyataan tujuan.

24

Page 25: Askep Anak Morbili Amelia Sari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R

DENGAN MORBILLI / CAMPAK DI RUANGAN PAV. KUSUMA

RS. PUSRI PALEMBANG

I. Pengkajian

A. Indentitas Pasien

Nama ( Inisial ) : An.A

Umur : 5 tahun

Ttl : 26/07/2009

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Mayor Zen.Lr.Surya Rt.25

Status Perkawinan : Belum kawin

Agama : Islam

Suku : WNI

Pendidikan : Belum sekolah

Tgl MRS : 09/07/2014 , pukul 18:51:09

No.RM : 0000116139

Diagnosa : Morbilli

Tanggal Pengkajian : 08/07/2014, pukul 20:15

B. Penanggung Jawab

Nama : Ny.R

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hubungan dgn Pasien : Ibu

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Mayor Zen. Lr. Surya Rt.25

25

Page 26: Askep Anak Morbili Amelia Sari

C. Status kesehatan saat ini

1. Keluhan Utama : Demam Tinggi & Mual muntah

2. Lama Keluhan : 5 Hari

3. Timbul Keluhan : Secara Bertahap

4. Upaya yang dilakukan: berobat ke RS

D. Riwayat kesehatan yang lalu : -

E. Riwayat kesehatan keluarga : -

F. Pola kebiasaan sehari – hari

1. Pemenuhan nutrisi

Makan 3 kali sehari

- Tidak habis

- Dalam ½ porsi

BB : 14 kg

2. Pola eliminasi

Frekuensi BAB : 2 x sehari

Keluhan BAB : -

Karakteristik : lunak

Warna feses : coklat

Warna urine : kuning

3. Pola tidur dan istirahat

Waktu tidur : 21.00 WIB

Lama tidur : 8- 10 Jam

Kebiasaan : Nonton tv

G. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis

Tanda – tanda vital

Suhu : 38,9 c

Nadi :110 x/m

26

Page 27: Askep Anak Morbili Amelia Sari

Respirasi : 24 x/m

Pemeriksaan struktur organ dan fungsi

Kepala dan rambut : kepala berbentuk bulat, warna rambut hitam dan

bersih, dan kulit sawo matang.

Pengindraan :

Mata : selera ikterik, konjungtiva anemis

Hidung : bentuk hidung normal dan penciuman normal

Telinga : bentuk telinga normal , ketajaman pendengaran normal.

Pencernaan :

Mulut : bersih , mukosa lembab

Tenggorokan : tidak ada kesulitan menelan

Abdomen : normal

Respirasi : bentuk dada normal tidak ada kelainan

Kardiovaskuler : tidak ada nyeri dada

Endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah

bening

Genitaurinaria : bentuk alat kelamin normal, kandung kemih tidak

bermasalah

Persarafan : keadaan compos mentis,

Tingkat kesadaran : - Respon motorik : menurut (6)

- Respon buka mata : spontan (4)

- Rspon bicara : orientasi(5)

Therapy : inj. Ceftriaxone (drip d5 % 100 cc)

Pct 3 x 1 1/4

Ambroxol 3 x ½

Salbutamol tab 3 x1/2

Nebulizer Nacl 2cc

IVFD Kaen 1 B gtt x/m ganti RL

H. Pemeriksaan penunjang

No Analisa Hasil Nilai normal Satuan

1 Hemoglobin 12,5 g/dl P = 12 – 16

L = 14 - 18

Gr/dl

27

Page 28: Askep Anak Morbili Amelia Sari

2 Leukosit 4000 uL 4000-10.000 Mm3

3 Trombosit 211.000 uL 150 450 ( Ribu )

I. Analisa data

no tanggal Symptom etiologi Problem

1 08/07/2014 Ds : os mengeluh

panas

Do : suhu tubuh

38,9 c

Mukosa mulut

kering, kulit terasa

panas.

Proses inflamasi

Suhu tubuh

meningkat

Gangguan rasa

nyaman

Suhu tubuh

meningkat

2 09/07/2014 Ds : os mengatakan

mual muntah dan

tidak nafsu makan.

Do :

Lemas,

Konjungtiva pucat

Mukosa mulut

kering.

Mual muntah

Anoreksia

Gangguan nutrisi

Gangguan

nutrisi kurang

dari

kebutuhan

3 10/07/2014 Ds : os mengeluh

haus, lemas dan

muntah.

Do :demam, kulit

kering, suhu 39.7

cc.

Peningkatan suhu

tubuh

Resiko kurangnya

volume cairan

tubuh

Resiko

Kekurangan

volume cairan

28

Page 29: Askep Anak Morbili Amelia Sari

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      A.    Kesimpulan

       Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk

makulo popular selama tiga hari atau lebih disertai panas badan 380c atau lebih dan

disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata merah.

       Keluhan yang umum muncul adalah kelerahan yang timbul pada bagian belakang

telinga, dahi, dan menjalar keseluruh tubuh. Selain itu, timbul gejala seperti flu disetai

mata berair dan kemerahan ( konjungtivitis ). Setalah 3-4 hari kemerahan mulai

menghilang dan berubah menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2

minggu dan apabila sembuh kulit akan tampak seperti bersisik.

       Pada anak sehat dan cukup gizi, campak biasanya tidak menjadi masalah serius.

Dengan istirahatyang cukup dan gizi yang baik, penyakit campak ( pada kasus ringan )

dapat sembuh dengan cepat tanpa menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Namun,

bila anak dalam kondisi yang yang tidak sehat dapat menyebebkan kematian pada anak.

       Pengobatan pada anak dengan campak dapat dilakukan secara simtomatik yaitu

antipeiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum.

Tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi ayng timbul.

       Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan dengan menberikan imunisasi

campak pada balita usia 9 bulan ke atas ( imunisasi aktif ).

B.     Saran

                   1.         Perawat 

a.    Mengingat bahwa penyakit campak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

angka mordibilitasnya masih tinggi, maka penulis menyarankan untuk semua perawat

jika menemukan kasus campak secepatnya dirujuk ke rumah sakit ssehingga anak

secepatnya mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik.

29

Page 30: Askep Anak Morbili Amelia Sari

b.  Untuk lebih mengetahui perkenbangan anak, hendaknya perawat mengunakan asuhan

keperawatan secara tepat.

                   2.         Keluarga

Penulis menyarankan keluarga untuk tanggap dan ikut serta dalam perawatan anak serta

memperhatikan status gizi anak jika anak terkena penyakit campak tidak akan

berdampak buruk bagi kondisi anak.

30

Page 31: Askep Anak Morbili Amelia Sari

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA

NIC-NOC. Mediaction. Yogyakarta.

Hons &Utami,Sri.2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika.Jakarta

31