sumber anemia anak 1

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. (Brunner & Suddarth, 2001) Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi. Berbagai macam pembagian anemia dalam kehamilan telah dikemukakan oleh para penulis. Berdasarkan penyelidikan data dari Dep.Kes anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi: Anemia defisiensi besi, Anemia megaloblastik, Anemia hipopalstik dan Anemia hemolitik. Anemia yang langsung berhubungan dengan kehamilan adalah anemia defisiensi besi, yang merupakan 95% dari anemia pada wanita hamil.

Upload: asep-ramdan

Post on 03-Feb-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yy

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber Anemia Anak 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan kadar

hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan

pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia

terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke

jaringan.

(Brunner & Suddarth, 2001)

Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau

defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi

besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2%

usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah

yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah

anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi.

Berbagai macam pembagian anemia dalam kehamilan telah dikemukakan oleh para

penulis. Berdasarkan penyelidikan data dari Dep.Kes anemia dalam kehamilan dapat dibagi

menjadi: Anemia defisiensi besi,  Anemia megaloblastik,  Anemia hipopalstik dan Anemia

hemolitik.

Anemia yang langsung berhubungan dengan kehamilan adalah anemia defisiensi besi,

yang merupakan 95% dari anemia pada wanita hamil.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimanakah definisi dari Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.2.2        Bagaimanakah etiologi Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.2.3        Bagaimanakah manifestasi klinis Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.2.4        Bagaimanakah patofisiologi Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.2.5        Bagaimanakah pemeriksaan penunjang Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.2.6        Bagaimanakah penatalaksanaan Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik?

1.3  Tujuan Penulisan

1.3.1        Untuk mengetahui definisi dari Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik

1.3.2        Untuk mengetahui etiologi Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik

Page 2: Sumber Anemia Anak 1

1.3.3        Untuk mengetahui manifestasi klinis Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik

1.3.4        Untuk mengetahui patofisiologi Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik

1.3.5        Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Anemia defisiensi besi dan Anemia

megaloblastik

1.3.6        Untuk mengetahui penatalaksanaan Anemia defisiensi besi dan Anemia megaloblastik

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi

Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan anemia yang disebabkan karena kurangnya

penyerapan zat besi, perdarahan, trauma, meningkatnya kebutuhan zat yang tidak sesuai

dengan pemasukan (Becher: 1993).

Pada keadaaan normal jumlah zat besi dalam tubuh berkisar antara 3-5 gram, tergantung

dari jenis kelamin, berat badan. Hb dalam tubuh berkisar antara 1,5-3,0 gr dan sisanya

terdapat dalam plasma jaringan (Soeparman: 1998).

Menurut Soenarto (2001), anemia megaloblastik merupakan kelainan yang disebabkan

oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai oleh sel megaloblastik.

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit

yang tidak berfungsi.

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan

sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12karena tidak

adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita

dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada

mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn,

reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Page 3: Sumber Anemia Anak 1

2.2  Etiologi

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan

absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :

1.      Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :

a.       Saluran cerna  Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis,

hemoroid, dan infeksi cacing tambang

b.      Saluran genetalia wanita  menoragi atau metroragi

c.       Saluran kemih hematuria

d.      Saluran nafas  hemoptoe

2.      Faktor nutrisi  akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang

tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

3.      Kebutuhan besi meningkat  seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan

kehamilan

4.      Gangguan absorpsi besi  gastrekotomi, kolitis kronis

Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :

1.      Defisiensi Vit B12:

a.       Asupan kurang : pada vegetarian

b.      Malabsopsi

1)      Dewasa: anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial, penyakit Chorn’s, parasit, limfoma usus

halus, obat-obatan (naomisin, etanol, KCL)

2)      Anak-anak : anemia pernisiosa, gangguan sekresi, factor intrinsic lambung dan gangguan

reseptor kobalamin di ileum

c.       Gangguan metabolisme seluler

Defisiensi enzim,abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi transkobalamin), dan

paparan nitrit oksida yang berlangsung lama.

d.      Infeksi cacing pita.     

2.      Defisiensi Asam Folat

a.       Asupan kurang

1)      Gangguan nutrisi: Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia

nervosa.

2)      Malabsopsi: Gastrektomi parsial, reseksi usus halus, penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat

antikonvulsan.

Page 4: Sumber Anemia Anak 1

b.      Peningkatan kebutuhan

Kehamilan, anemia hemolitik, keganasan, hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak

efektif (anemia pernisiosa, anemia sideroblastik, leukemia dan anemia hemolitik).

c.       Gangguan metabolisme folat: Alkoholisme, defisiensi enzim.

d.      Penurunan cadangan folat di hati: Alkoholisme, sirosis non alkoholik dan hepatoma.

3.      Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

4.      Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :

a.       defisiensi enzim kongenital

b.      didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

2.3  Manifestasi Klinis

2.3.1        Manifestasi Klinis Anemia Defisiensi Besi

1.      Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi

2.      Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)

3.      Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)

4.      Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya

oksigenasi pada SS

5.      Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB dengan kadar Hb 6-10

g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga gejala anemia hanya ringan saja.

Bila kadar Hb turun <> 100 µg/dl eritrosit.

Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain

adalah sebagai berikut :

a.       Koilorikia  Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan

menjadi cekung seperti sendok.

b.      Atrofi papilla lidah  Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah

menghilang.

c.       Stomatitis angularis  adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak sebagai bercak

berwarna pucat keputihan.

d.      Disfagia  nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

e.       Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.

2.3.2        Manifestasi Klinis Anemia Megaloblastik

Page 5: Sumber Anemia Anak 1

Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :

1.      Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat

2.      Anemia karena eritropoesis yang efektif

3.      Ikterus ringan akibat pemecahan globin

4.      Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue), stomatitis

angularis, dan nyeri.

5.      Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga

mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:

a.       Kesemutan di tangan dan kaki

b.      Hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan

c.       Pergerakan yang kaku.

6.      purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.

7.      Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut:

a.       Neuropati perifer: Mati rasa, terbakar pada jari.

b.      Kerusakan kolumna Posterior: Gangguan posisi, vibrasi

c.       Kerusakan kolumna lateralis.

d.      Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.

2.4  Patofisiologi

2.4.1        Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi

Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi semakin

menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila

kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang.

Sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum

terjadi, keadaan ini disebut iron deficien erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia

hipokromik mikrositer, sehingga disebut iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi

kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada

kuku epitel mulut dan faring, serta berbagai gejala lainnya.

Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe

mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit

mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.

1.      Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang

Page 6: Sumber Anemia Anak 1

2.      Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan

simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia

3.      Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok

4.      Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat kompensasi

adalah:

a.       Peningkatan curah jantung dan pernafasan

b.      Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin

c.       Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, redistribusi

aliran darah ke organ vital.

2.4.2        Patofisiologi Anemia Megaloblastik

Timbulnya megaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan sintesis

DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, dimana vitamin B12

dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA inti sel dan secara khusus untuk vitamin

B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas

ini, maka maturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih

besar karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta

susunan kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. Sel megaloblast ini

fungsinya tidak normal, dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehingga terjadi

eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya

anemia.

2.5  Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang pada Anemia Megaloblastik

1.      Darah Tepi :

a.       Anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar

b.      anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)

c.       poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)

d.      lekopenia, netropenia hipersegmentasi

e.       trombositopenia

f.       ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

2.      Sumsum Tulang:

Page 7: Sumber Anemia Anak 1

a.       Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak

ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).

b.      Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang,

terjadi disosiasi inti dan sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel

netrofil.

c.       Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi

nukleus.

2.6    Penatalaksanaan

2.6.1        Penatalaksanaan Anemia Defisiensi Besi

1.      Medikamentosa

Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kg

BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan

sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal. Asam askorbat 100 mg/15 mg besi

elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).

a.       Pemberian preparat besi peroral

Preparat yang tersedia berupa ferrous glukonat, fumarat dan suksinat. Yang sering dipakai

adalah ferrous sulfat karena harganya lebih murah. Untuk bayi tersedia preparat besi berupa

tetes (drop). Untuk mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai adalah 4-6 mg

besi elemental/kgBB/hari. Obat diberikan dalam 2-3 dosis sehari. Preparat besi ini harus

diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada penderita teratasi.

b.      Pemberian preparat besi parenteral

Pemberian besi secara intramuskuler menimbulkan rasa sakit dan harganya mahal. Dapat

menyebabkan limfadenopati regional dan reaksi alergi. Kemampuan untuk menaikkan kadar

Hb tidak lebih baik dibanding peroral. Preparat yang sering dipakai adalah dekstran besi.

Larutan ini mengandung 50 mg besi. Dosis dihitung berdasarkan :

Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5.

c.       Transfusi darah

Transfusi darah jarang diperlukan. Transfusi darah hanya diberikan pada keadaan anemia

yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respon terapi.

Pemberian PRC dilakukan secara perlahan dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar

Hb sampai tingkat aman sambil menunggu respon terapi besi. Secara umum, untuk penderita

anemia berat dengan kadar Hb

2.      Bedah

Page 8: Sumber Anemia Anak 1

Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum

Meckel.

3.      Suportif

Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari

hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan)

Prinsip penatalaksanaan ADB adalah mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta

memberikan terapi penggantian dengan preparat besi. Sekitar 80-85% penyebab ADB dapat

diketahui sehingga penaganannya dapat dilakukan dengan tepat. Pemberian preparat Fe dapat

secara peroral atau parenteral. Pemberian peroral lebih aman, murah dan sama efektifnya

dengan pemberian secara parenteral. Pemberian secara parenteral dilakukan pada penderita

yang tidak dapat memakan obat oleh karena terdapat gangguan pencernaan.

4.      Pencegahan

Tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kekurangan besi pada masa awal

kehidupan adalah meningkatkan penggunaan ASI eksklusif, menunda penggunaan susu sapi

sampai usia 1 tahun, memberikan makanan bayi yang mengandung besi serta makanan yang

kaya dengan asam askorbat (jus buah) pada saat memperkenalkan makanan pada usia 4-6

bulan, memberikan suplementasi Fe kepada bayi yang kurang bulan, serta pemakaian PASI

(susu formula) yang mengandung besi.

2.6.2        Penatalaksanaan Anemia Megaloblastik

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di

cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang

diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor

intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat

ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat

menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi

meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih lama

untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin

tidak dapat sembuh secara penuh.

Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup

pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

Page 9: Sumber Anemia Anak 1

Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :

1.      Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa.

2.      Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai

berikut:

a.       diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya

100-1000 Ug IM setia bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap

dua minggu selama enam bulan,baru kemudian diberikan sebulan sekali. Bila penderita

sensitive terhadap pemberian suntikan  dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal

tidak terdapat gangguan absopsi.

b.      Transfuse darah sebaiknya di hindari, kecuali bila ada dugaan kegagalan faal jantung,

hipotensi postural, renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya

diberi eritrosit yang di endapkan.

3.      Terapi untuk defisiensi asam folat

Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat gangguan

absopsi.

4.      Terapi penyakit dasar

Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.

Page 10: Sumber Anemia Anak 1

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian

3.1.1        Pengkajian Anemia Defisiensi Besi

1.      Anamnesa

a.       Identitas Pasien

b.      Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh lemas, lesu, dan pusing.

c.       Riwayat Kesehatan.

1)      Riwayat Penyakit Sekarang

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan

tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.

2)      Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien dulu pernah mengalami perdarahan hebat. Dan apakah pasien dulu pernah

kekurangan makanan yang mengandung asam folfat, Fe.

3)      Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit anemia merupakan salah satu faktor

predisposisi terjadinya anemia, sering terjadi pada beberapa keturunan, dan anemia defisiensi

besi yang cenderung diturunkan secara genetik.

2.      Dasar data pengkajian pasien

a.       Aktivitas/Istirahat

Gejala :

1)      Keletihan, kelemahan, malaise umum.

2)      Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja

3)      Toleransi terhadap latihan rendah

4)      Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

Page 11: Sumber Anemia Anak 1

Tanda :

1)      Takikardia/taipnea, dispnea pada bekerja atau istirahat

2)      Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya

3)      Kelemahan otot dan penurunan kekuatan

4)      Ataksia, tubuh tidak tegak

5)      Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda-tanda lain yang menunjukkan

keletihan

b.      Sirkulasi

Gejala :

1)      Riwayat kehilangan darah kronis, mis, perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina,

CHF (akibat kerja jantung berlebihan)

2)      Riwayat endokarditis infektif kronis

3)      Palpitasi (takikardia kompensasi)

Tanda :

1)      TD : Peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi

postural

2)      Disritmia  Abnormalitas EKG, misl. depresi segmen ST dan pendataran atau depresi

gelombang T : takikardia

3)      Bunyi jantung : Murmur sistolik (DB)

4)      Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring,

bibir) dan dasar kuku (Catatan : pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-

abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (PA)

5)      Sklera : Biru atau putih seperti mutiara (DB)

6)      Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonstriksi

kompensasi)

7)      Kuku : Mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB)

8)      Rambut : Kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara prematur (AP)

c.       Integritas Ego

Gejala :Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misal : penolakan

transfuri darah

Tanda : Depresi

d.      Eliminasi

Gejala :

1)      Riwayat pielonefritis, gagal ginjal

Page 12: Sumber Anemia Anak 1

2)      Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB)

3)      Hematemesis, feses dengan darah segar, melena

4)      Diare atau konstipasi

5)      Penurunan haluaran urine

Tanda : Destensi abdomen

e.       Makanan/Cairan

Gejala :        

1)      Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi

(DB)

2)      Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)

3)      Mual/muntah dispepsia, anoreksia

4)      Tidak pernah puas mengunyah atau jika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat tanah liat dan

sebagainya (DB)

Tanda :

1)      Lidah tampak merah daging/halus 9AP : defisiensi asam folat dan vitamin B12.

2)      Membran mukosa kering pucat

3)      Turgor kulit : Buruk, kering, tampak kusut/hilang elastisitas (DB)

4)      Stomatis dan glositis (status defisiensi)

5)      Bibir : Selitis, mis. Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah (DB)

f.       Higiena

Tanda :Kurang bertenaga, penampilan tak rapih

g.      Neurosensori

Gejala :        

1)      Sakit kepala berdenyut, pusing, vertigo, tinitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

2)      Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata

3)      Kelemahan keseimbangan buruk, kaki goyah, parestesia tangan/kaki (AP): KLAUD

4)      Sensasi menjadi dingin

Tanda :

1)      Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis

2)      Mental tak mampu berespon lambat dan dangkal

3)      Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP)

4)      Epistaksis perdarahan dari lubang-lubang (taplastik)

5)      Gangguan koordinasi, ataksia : penurunan rasa getar dan posisi, tanda Romberg positif,

paralisis (AP)

Page 13: Sumber Anemia Anak 1

h.      Nyeri/Kenyamanan

Gejala :Nyeri abdomen samar; sakit kepala (DB)

i.        Pernapasan

Gejala :        

1)      Riwayat TB, abses paru

2)      Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

Tanda :Takipnea, ortopnea dan dispnea

j.        Keamanan

Gejala :

1)      Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis. Benzen, insektisida, fenilbutazon,

naftalen

2)      Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan

3)      Riwayat kanker, terapi kanker

4)      Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas

5)      Transfusi darah sebelumnya

6)      Gangguan penglihatan

7)      Penyembuhan luka buruk, sering infeksi

Tanda :

1)      Demam rendah, mengiggil, berkeringat malam

2)      Limfadenopati umum

3)      Petekie dan ekimosis (aplastik)

k.      Seksualitas

Gejala :

1)      Perubahan aliran menstruasi, mis. Menoragin atau amenore (DB)

2)      Hilang libido (pria dan wanita)

3)      Impoten

Tanda : Serviks dan dinding vagina pucat

3.1.2        Pengkajian Anemia Megaloblastik

1.      Identitas Klien

2.      Riwayat Kesehatan

a.       RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu): Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan

yang mengandung asam folat, Fe dan vitamin B12

b.      RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)

Page 14: Sumber Anemia Anak 1

c.       RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang) :

1)      Klien terlihat keletihan dan lemah.

2)      Muka klien pucat.

3)      Mengeluh nyeri mulut dan lidah.

3.      Kebutuhan dasar

a.       Aktivitas / Istirahat

1)      Keletihan, kelemahan otot, malaise umum

2)      Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

3)      Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat

4)      Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya

5)      Ataksia, tubuh tidak tegak

6)      Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan

keletihan

b.      Sirkulasi

1)      Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat

2)      Pengisian kapiler melambat.

3)      Rambut kering, mudah putus

c.       Integritas Ego

1)      Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah

2)      Depresi

d.      Eliminasi

1)      Sindrom malabsorpsi

2)      Diare

3)      Penurunan haluaran urine

e.       Makanan/cairan

1)      Penurunan masukan diet

2)      Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)

3)      Anoreksia

4)      Adanya penurunan berat badan

5)      Membrane mukusa kering,pucat

6)      Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis

7)      Stomatitis

f.       Neurosensori

1)      Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

Page 15: Sumber Anemia Anak 1

2)      Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata

3)      Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki

4)      Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis

5)      Tidak mampu berespon lambat dan dangkal

6)      Gangguan koordinasi, ataksia

g.      Pernapasan

1)      Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

2)      Takipnea, ortopnea dan dispnea

3.2    Diagnosa Keperawatan

3.2.1        Diagnosa Keperawatan Anemia Defisiensi Besi

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan O2 ke jaringan

2.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

3.2.2        Diagnosa Keperawatan Anemia Megaloblastik

1.      Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

2.      Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan

kebutuhan.

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau

ketidakmampuan mencerna makanan absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan

sel darah merah.

3.3    Intervensi Keperawatan

3.3.1        Diagnosa Keperawatan Anemia Defisiensi Besi

NODiagnosa

Keperawatantujuan Intervensi Rasional

Page 16: Sumber Anemia Anak 1

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penurunan O2 ke jaringan

Klien akan menunjukan kebutuhan Oksigen terpenuhiKH:

-   Menunjukkan postur badan rileks.

-   Bebas bergerak.-   Mampu istirahat

dengan tepat. 

1.     Kaji keluhan nyeri, lokasi dan lamanya (skala 0-10).

2.     Observasi petunjuk nyeri non verbal. Misal: denggan bergerak, ekspresi wajah.

3.     Biarkan anak mengambil posisi yang nyaman misal gunakan posisi miring, tinggikan kepala sedikit pada tempat tidur tanpa menggunakan bantal.

4.     Lakukan pijatan lokal hati-hati pada area luka.

5.     Lakukan kompres hangat, basah untuk sendi yang sakit/nyeri

1.      Nyeri pada anemia membuat hipoksia dan dapat menimbulkan infark.

2.      Petunjuk non verbal yang dapat membantu mengevaluasi nyeri dan keefektifan terapi.

3.      Meningkatkan kenyamanan dan resiko terjadinya cedera menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.

4.      Membantu menurunkan tegangan otot.

5.      Hangat menyebabkan vasodilatasi, meningkatkan sirkulasi. Dingin menyebabkan vasokontriksi.

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien melaporkan peningkatan intoleransi aktifitas.KH :

-    Menunjukkan pernafasan normal.

-    Mendapatkan istirahat yang cukup.

-    TD dalam keadaan normal

1.      Observasi adanya tanda kerja fisik (dispnea, sesak nafas, kunang-kunang, keletihan.

2.      Antisipasi dan bantu dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.

3.      Beri pengalihan aktifitas bermain.

4.      Pilih teman sekamar yang sesuai dengan usia dan minat yang sama.

5.      Pertahankan posisi fowler tinggi

6.      Ukur tanda vital selama istirahat

1.      Merencanakan intervensi yang tepat.

2.      Untuk mencegah kelelahan.

3.      Meningkatkan istirahat dengan tenang serta mencegah kebosanan dan menarik diri.

4.      Untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat.

5.      Untuk pertukaran udara yang optimal.

6.      Untuk menentukan nilai dasar perbandingan selama periode aktifitas.

Page 17: Sumber Anemia Anak 1

3.3.2        Diagnosa Keperawatan Anemia Megaloblastik

NO

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Peningkatan perfusi jaringan

KH :Klien menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

1.     Awasi tanda - tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.

2.     Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

3.     Awasi upaya pernapasan : auskultasi bunyi napas

4.     Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.

5.     Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.

6.     Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

7.     Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

8.     Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang,agitasi,gangguan memori dan binggung.

1.      Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.

2.      Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.

3.      Gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

4.      Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.

5.      Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen

6.      Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap

Page 18: Sumber Anemia Anak 1

terapi.7.      Memaksimalkan

transport oksigen ke jaringan.

8.      Dapat mengindikasikan gangguan serebral karena hipoksia atau difisiensi B12.

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Dapat mempertahankan /meningkatkan ambulasi/aktivitas.

KH :-    melaporkan

peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

-    menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal

1.     Kaji kemampuan ADL pasien.

2.     Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot

3.     Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

4.     Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan

5.     Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).

1.      Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

2.      Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera

3.      Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan

4.      Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru

5.      Meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

3. Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi 1.    kaji riwayat nutrisi termasuk 1.   Mengidentifikasi

Page 19: Sumber Anemia Anak 1

kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

terpenuhi

KH :-     Menunujukkan

peningkatan /mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.

-     Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

-     Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

makanan yang di sukai.2.    Observasi dan catat masukan

makanan pasien3.    Timbang BB setiap hari.4.    Berikan makanan sedikit dan

prekuensi sering5.    Observasi dan catat kejadian

mual atau muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan.

6.    Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan,gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.

7.    Konsul pada ahli gizi8.    Pantau pemerikasaan

laboratorium misalnya Hb/Ht,albumin, protein, besi serum, B12, asam folat, elektrolit serum.

9.    Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen mineral (vit B12, asam folat (flovite), asam askorbat (vitC), besi dextran (IM/IV)).

10.              Berikan diet halus, jumlah serat, hindari makanan panas, pedas atau terlalu asam sesuai indikasi.

11.              Berikan suplemen nutrisi misalnya ensure, isokal.

defisiensi,menduga kemungkinan intervensi.

2.   Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3.   Mengawasi penurunan BB, efektivitas intervensi nutrrisi

4.   Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

5.   gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ.

6.   meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. teknik perawatan mulut khusus mungkin di perlukan bila jringan rapuh,luka, pendarahan dan nyeri berat.

7.   Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individu.

8.    meningkatkan efektivitas program pengobatan termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.

9.   mempunyai sifat

Page 20: Sumber Anemia Anak 1

absorpsi vitamin B12 selama minggu pertama terapi.

10.              bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat di toleransi pasien.

11.              menigkatkan masukan protein dan kalori.

BAB 4

PENUTUP

4.1    Simpulan

Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan anemia yang disebabkan karena kurangnya

penyerapan zat besi, perdarahan, trauma, meningkatnya kebutuhan zat yang tidak sesuai

dengan pemasukan (Becher: 1993).

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit

yang tidak berfungsi.

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan

sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin

4.2    Saran

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun

berharap adanya saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah berikutnya.

Page 21: Sumber Anemia Anak 1

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi

9. Jakarta : EGC

Marlyn, E. Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedomanuntuk Perencanaan &

Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta: ECG.

Sylvia, G. Price. 1997. Patofisologi, konsep klinik proses – proses penyakit. Jakarta: EGC.