askep anak dengan bblr.doc
DESCRIPTION
ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLR ASKEP ANAK Dengan BBLRTRANSCRIPT
Konsep Dasar
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan
berat badan kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan
bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II
(1970) di London diusulkan definisi sebagai berikut:
- Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari
(37mg).
- Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41 mg).
- Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42
mg/lebih).
Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:
1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa
kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/
NKB-SMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan
akibat bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term dan post term yang terbagi dalam :
* Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK).
* Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK).
* Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK).
B. Etiologi BBLR
1. Faktor ibu :
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Perdarahan antepartum
- Malnutrisi
- Hidromion
- Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya
- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
Askep BBLR
- Infeksi
- Penderita DM berat
2. Faktor Janin :
- Cacat bawaan
- Kehamilan ganda/gemili
- Ketuban pecah dini/KPD
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. Kebiasaan
5. Idiopatik
C. Tanda-tanda bayi BBLR
a. BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33
cm.
b. Tanda-tanda neonatus :
1. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus
(lanugo) pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan
sub-kutan sedikit.
2. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung
jari.
3. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
c. Tanda-tanda fisiologis :
1. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
2. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.
D. Penatalaksanaan BBLR
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
Askep BBLR
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum,
warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah
sedikit demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian
makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya
baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.
Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan
minum pertama dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi
antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa
5 % yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml
untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi
dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak
mengalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam
waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan
karena daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum
terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum
baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat
bayi.
E. Prognosis BBLR
Askep BBLR
Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu
juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam
perawatan saat hamil, persalinan dan perawatan post – natal.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BBLR
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
b. Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
c. Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d. Riwayat penyakit sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga.
f. Riwayat penyakit dahulu.
2. Pemeriksaan fisik biologis
Ibu
- Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
- Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang
dahulu dan sekarang.
- Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
- Riwayat penyakit ibu.
- Psikososial dan spiritual ibu.
- Riwayat perkawinan.
Bayi
- Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm,
LD < 30 cm.
- Inspeksi
1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura
lebar.
Askep BBLR
2. Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan
tangan.
3. Kulit tipis, transparan dan mengkilap.
4. Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.
5. Garis telapak kaki sedikit.
6. Retraksi sternum dengan iga
7. Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub
kutan).
- Palpasi
1. Hati mudah dipalpasi.
2. Tulang teraba lunak.
3. Limpa mudah teraba ujungnya.
4. Ginjal dapat dipalpasi.
5. Daya isap lemah.
6. Retraksi tonus – leher lemah, refleks Moro (+).
- Perkusi
- Auskultasi
1. Nadi lemah.
2. Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.
B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan 02 berbanding dengan surfectan, pertumbuhan
dan perkembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang
masih lemah dan tulang iga yang melengkung serta refleks batuk yang
belum sempurna.
Tujuan : kebutuhan pernafasan dapat terpenuhi secara adekuat
dengan kriteria:
- Bernapas dengan bebas dan lancar.
- Tidak ada sianosis, warna kulit merah.
- Tidak ada apnea, ataupun tachipnea.
- Frekuensi nafas dalam batas normal 40 – 60 X/menit. Pernafasan
chegne stokes.
Intervensi :
- Beri rangsangan taktil sedini mungkin.
- Observasi pernafasan setiap 5 menit.
Askep BBLR
- Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi.
- Awasi perdarahan, monitor USG atau CT-Scan.
- Terapi O2 2 Lt/menit.
- Kolaborasi obat-obatan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks menghisap dan menelan yang belum sempurna, distensi
abdomen, volume lambung berkurang, daya untuk mencerna dan
mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak
berkurang, kerja spinkter esophagus teratur.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
- Refleks menelan dan isap adekuat.
- Turgor kulit membaik, kulit lembut dan tidak lembab.
- Mata tidak cekung.
- BAB dab BAK lancar.
Intervensi :
- Berikan ASI dan PASI normal, bila tidak mungkin berikan
personde.
- Berikan ASI dalam jumlah besar dan relatif bertambah.
- Monitor BB setiap hari.
- Observasi intake dan out put pagi.
- Pemberian infus glukosa.
3. Gangguan regulasi suhu tubuh berbanding dengan evaporasi yang
berlebihan akibat berkurangnya jaringan lemak bawah kulit,
permukaan kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dari PB, otot
yang tidak aktif atau kurang pergeseran. Produksi panas yang
berkurang akibat kurangnya lemak dan pusat regulasi yang belum
sempurna.
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal dan tidak hipotermi.
Intervensi :
- Rawat bayi dalam inkubator bersuhu 34 - 35C.
- Pertahankan suhu lingkungan adekuat.
- Hindari bayi dimandikan.
- Monitor suhu tubuh setiap 15 menit.
Askep BBLR
4. Potensial infeksi berhubungan dengan rendahnya kadar Ig G, relatif
belum membentuk antibodi, daya fagositosis dan reaksi peradangan
yang belum baik.
Tujuan : tidak ada infeksi / bayi terhindar dari infeksi dengan
kriteria:
- Kulit bersih dan tidak lembab.
- Mata tidak ada kotoran.
- Kuku terpotong pendek dan bersih.
- Rambut bersih.
Intervensi :
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
- Hindari kelelahan fisik dengan menyentuh seminimal mungkin.
- Lakukan parasat dengan teknik aseptic.
- Batasi kontak langsung dengan bayi.
- Observasi tanda-tanda infeksi.
- Kulit dan tali pusat terawat dan dibersihkan.
- Ciptakan lingkungan yang bersih dan sterilkan alat secara teratur.
- Bersihkan tempat tidur bayi dengan menggunakan cairan antiseptic
sekali seminggu.
5. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya kulit
dan kurang pergerakan.
Tujuan : disintegrasi kulit dapat dicegah.
Intervensi :
- Batasi daerah genital dan sekitar setelah BAB dan BAK.
- Seka tubuh bayi dengan air hangat jika memungkinkan.
- Berikan baby oil pada kulit yang kering dan terkelupas.
- Beri talk secara merata, tidak tebal pada bagian tubuh yang
terkena.
- Ganti popok setiap kali basah/kotor.
- Observasi tanda-tanda kemerahan, ruam popok, infeksi.
Daftar Pustaka
Askep BBLR
1. Mahdiyat, Iskandar, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FK
UI.
2. Pusdiknakes. 1984. Perawatan Bayi dan Anak. Depkes RI :
Jakarta
3. Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga. Depkes RI: Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. H
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
PENGKAJIAN DATA
A. BIODATA BAYI
Nama : By. Ny. H.
Tanggal lahir bayi : 03 – 11 – 03
Tanggal pemeriksaan : 04 – 11 – 03
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan lahir : 1700 gr
Pengukuran panjang :
- Panjang : 37 cm
- Lingkar kepala : OB: 29 cm, Os: 27 cm, OK: 24 cm
- Lingkar dada : 25 cm
- Denyut jantung/menit : 130 /menit
- Reguler/ Irreguler : Irreguler
- Respirasi : 60 X/menit
Askep BBLR
- Temperatur aksila : 35,2C
B. IDENTITAS ORANG TUA BAYI
- Nama ibu : Ny H.
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
- Nama ayah : Bp. R
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. A. Yani km 6.800 Kertak Hanyar
MRS : 03 – 11 – 03
No. RMK : 506312
Diagnosa sementara : BCB / KMK / SPT. BK
C. KELUHAN UTAMA
Berat badan 1700 gr, suhu aksila 35,2C, lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm
kesadaran CM.
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
BBLR, berak kurang aktif, menangis lemah, tanda vital: 140 X/menit untuk
denyut jantung, respirasi 50 X/menit, suhu 35,2C. Berat badan 1700 gr, dan
dirawat dalam inkubator.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ibu baru pertama kali melahirkan, tidak pernah abortus, keluarga belum
pernah masuk Rumah Sakit, sosial ekonomi yang sangat rendah
F. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU / PERSALINAN
Pada tanggal 03 – 11 – 03, jam 11:00 WITA sehabis melahirkan ibu kejang
(eklamasi), bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat, gerak tidak
terlalu aktif, lalu dirujuk ke RS karena bayi BBLR. Riwayat antenatal: ibu
tidak rajin memeriksakan kehamilan ke PKM dan mendapat TT.
G. PEMERIKSAAN FISIK BIOLOGIS
Askep BBLR
- Kepala : bayi tidak mengalami caput suecedenium dan cephal
hematome, ubun-ubun dan sutura lebar, rambut
halus, tipis & ada, tidak ada.
- Telinga : simetris, tidak megeuarkan sekret.
- Mulut : sianosis , mukosa bibir basah.
- Leher : massa , gerak leher lemah.
- Badan : warna kemerahan, torax retraksi sternum & iga.
tulang teraba lunak
- Aktivitas : lemah, gerak kurang aktif, lemas.
- Lanugo : terdapat pada dahi, lengan, telinga, pelipis.
- Abdomen : bising usus , tidak terdapat benjolan.
- Ekstremitas : tidak terdapat edema & parese (-) kuku belum
mencapai ujung jari.
- Mata : sulit membuka, ikterik , anemis .
- Hidung : tidak terdapat sekret.
- Anus : .
- Genital : labia minora lebih menonjol.
- Minum : bayi dipuasakan, cairan lewat infus.
- Refleks : menghisap lemah.
- Kulit : turgor jelek, kulit dingin.
H. LABORATORIUM
Hasil lab tanggal 04 – 11 – 03.
- Hb : 14,3 gr %
- Leukosit : 5.600 mm3.
- Trombusit : 112.000 /mm3.
- GD : 0
- GDR : 35 mg/dl
I. PEMBERIAN OBAT SEKARANG
IVFD D 10 % 135 cc /5 tts/mikro.
Ampicillin: 3 x 50 mg.
Gentamisin: 2 x 5.
O2 : 2 l/m
Inkubator : .
Askep BBLR
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DO: suhu 35,6 o C.lingkar dada 25 cm. Menangis lemah.Kemampuan menghisap lemah.Gerak kurang aktif. lemah.lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm
DS: bayi dipuasakan.Refleks menghisap lemah.Turgor jelek.
Kurangnya jaringan lemak bawah kulit.
Gangguan regulasi suhu tubuh.
2. DO: bayi dipuasakan. Refleks menghisap dan Gangguan
Askep BBLR
Refleks menghisap lemah.Turgor jelek.
menelan yang belum sempurna.
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
3. Rendah kadar Ig G dan relatif belum membentuk antibodi.
Potensial infeksi.
4. Tipisnya kulit bayi dan kurang pergerakan. Kelembaban.
Potensial kerusakan integritas kulit.
Askep BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : By. Ny. H No MR : 506312Umur : 01 hari Ruang : NeonatologiDiagnosa : BBRL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATANRASIONALISASI
TUJUAN INTERVENSI1. Gangguan regulasi
suhu tubuh b/d
kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit
ditandai:
- Suhu 35, 6C
- Lingkar dada 25 cm.
- Menangis lemah
- Kemampuan
menghisap lemah
- Gerak kurang aktif
Suhu tubuh dalam
batas normal dan
tidak hipotermi
dengan kriteria:
Suhu tubuh 36,5C –
37,2C.
1. R
awat bayi dalam
inkubator bersuhu 32 -
35C.
2. P
ertahankan suhu
lingkungan adekuat.
3. H
indari bayi dimandikan.
4. M
onitor suhu tubuh setiap
1. Mempertahankan suhu tubuh
bayi.
2. Agar tidak terjadi kehilangan
panas yang berlebihan.
3. Memandikan bayi dengan
hipotensi membahayakan.
4. Mengetahui perkembangan
/keadaan bayi.
Askep BBLR
jam.
2. Gangguan pemenuhan
nutrisi berhubungan
dengan refleks
menghisap dan
menelan yang belum
sempurna.
Kebutuhan nutrisi
kurang terpenuhi
dengan kriteria:
Turgor kulit
membaik.
BAB dan BAK
lancar.
1. Observasi intake dan
output setiap hari.
2. Monitor bb setiap hari.
3. Kolaborasi pemberian
infus.
1. Mengidentifikasi
keseimbangan antara
perkiraan pemasukan dan
kebutuhan nutrisi.
2. Membantu dalam memantau
keefektifan aturan terapeutik.
3. Ketentuan dukungan nutrisi
didasarkan pada perkiraan
kebutuhan bayi.
3 Potensial infeksi
berhubungan dengan
rendahnya kadar Ig G
dan relatif belum
membentuk antibodi.
Infeksi tidak terjadi
atau bayi terhindar
dari infeksi dengan
kriteria:
Tanda-tanda infeksi
sudah terlihat.
1. Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan.
2. Lakukan parasat dengan
teknik aseptic.
3. Batasi kontak langsung
dengan bayi.
4. Observasi tanda-tanda
infeksi.
1. Mengurangi resiko infeksi
nasokomial kepada bayi.
2. Melindungi bayi dari
infeksi.
3. Meminimalkan terjadinya
infeksi.
4. Mengetahui adanya
indikasi infeksi.
Askep BBLR
5. Kulit dan tali pusat
dirawat dan dibersihkan.
6. Berikan terapi sesuai
indikasi.
5. Potensial entri organisme
ke dalam tubuh.
4. Potensial kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tipisnya kulit dan
kurangnya pergerakan.
Disintegrasi kulit
dapat dicegah.
1. Bersihkan genital dan
sekitar setelah BAB dan
BAK.
2. Beri talk secara merata
pada kulit bagian tebal
bagian tubuh yang
tertekan.
3. Ganti popok setiap kali
basah dan kotor.
4. Observasi tanda-tanda
kemerahan dan infeksi.
1. Menurunkan kontaminasi
kulit membantu dalam
menurunkan eksudat.
2. Meminimalkan resiko
terjadinya iritasi.
3. Memberikan perlindungan
tambahan pada kulit yang
halus.
4. Mengenal adanya kerusakan
integritas kulit.
Askep BBLR
Askep BBLR
Implementasi Keperawatan
NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASITANDA
TANGAN
1
13-11-03
12.00
I
1. Mengkaji tanda vital dan keadaan
umum klien.
2. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu tentang penyakitnya.
3. Mengajarkan cara menurunkan suhu
tubuh yang sederhana.
a. Kompres dingin pada daerah dahi
bila panas.
b. Memberi minum banyak pada
anak.
c. Memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat.
d. Menjaga sirkulasi udara dan
kesejukan udara.
2.
13-11-03
12.00
II
1. Memberikan pendidikan kesehatan
sederhana tentang pentingnya
pemenuhan nutrisi bagi anak.
2. Menganjurkan untuk memberi makan
dalam porsi kecil tapi sering.
3. Menyediakan makanan dalam keadaan
hangat, tidak terburu-buru dan
ditemani.
4. Kolaborasi melanjutkan pemberian
infus RL: 13 tts/ m (makro).
3.
13-11-03
12.00
1. Memberikan lingkungan yang tenang
dan tindakan kenyamanan.
2. Melakukan message (mengelus)
Askep BBLR
IIIdaerah nyeri jika klien dapat
mentoleransi sentuhan.
3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri sesuai kebutuhan.
4. Memberikan aktivitas hiburan yang
tepat seperti mainan.
5. Menganjurkan untuk beristirahat
dalam ruangan yang tenang.
4.
04-11-03
15.00
IV1. membersihkan genital dan sekitar
setelah BAB dan BAK.
2. memberi talk secara merata pada
kulit tidak terlalu tebal bagian tubuh
yang tertekan.
3. mengganti popok setiap kali basah
dan kotor.
4. mengobservasi tanda kemerahan dan
iritasi.
Askep BBLR
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Diagnosa Data PerkembanganSelasa
04-11-03
17.00 IO: Suhu 36,4C
Menangis masih lemah
Gerak kurang aktif
Menghisap masih lemah.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Pertahankan intervensi yang ada.
Selasa
04-11-03
17.00 IIO: BB : 1700 gr
Intake : infus : 120 cc
Output : BAK : 45 cc/hari
:BAB : 19 cc/hari
: IWL : 16,8 cc
80,8 cc
Infus terpasang: D10 %:
5 tetes/menit.
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi yang ada.
Selasa
04-11-03
17.00 IIO: Ampicilin 3 x 50 mg
Gentamin 2 x 5 mg
(sudah diberiikan)
A: Masalah teratasi
P :Mempertahankan intevensi yang
ada.
Askep BBLR
Selasa
04-11-03
17.00
IVO: Tanda iritasi dan kemerahan tidak
terlihat.
Genital dan sekitar bersih.
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi yang ada.
Rabu
05-11-03
14.00 VO: Nafas/respirasi : 3 – 5 x/menit
Suhu/ temperatur : 35,6
HR : 89 x/menit
Bayi dalam keadaan apnea dan tidak
teratur, terjadi sklerema.
A: Gangguan pemenuhan oksigen
sehubungan dengan surfactan,
pertumbuhan dan perkembangan
paru yang belum sempurna.
P : - Berikan rangsangan taktil sedikit
mungkin.
- Melakukan nafas buatan.
- Terapi oksigen 2 liter/menit
- Atur posisi bayi dengan kepala
ekstensi.
- Observasi pernafasan setiap 5
menit.
- Kolaborasi obat-obatan RJP
E : Jam 19.00 bayi meninggal.
Askep BBLR
Askep BBLR