tutorial modul tuli

3
Mohammad Hafidz R 2011730150 Gangguan Pendengaran Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran menurut International Standard Organization dan American Standard Organization Derajat Gangguan Pendengaran ISO ASO Pendengaran Normal 10-25 dB 10-15 dB Ringan 26-40 dB 16-29 dB Sedang 41-55 dB 30-44 dB Sedang Berat 56-70 dB 45-59 dB Berat 71-90 dB 60-79 dB Sangat Berat 90 dB 80 dB Klasifikasi Gangguan Pendengaran/Tuli 1. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif 2. Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural 3. Gangguan Pendengaran Jenis Campuran 1. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif Transmisi gelombang suara tidak dapat masuk ke telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena gangguan atau lesi pada kanal telinga luar, rantai tulang pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis, fenestra rotunda dan tuba auditiva. Pada kasus tanpa komplikasi, biasanya tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur persyarafan pendengaran nervus vestibulokoklearis. Gejala yang ditemui pada gangguan jenis konduktif : a. Ada riwayat keluar cairan dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya. b. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi kepala. c. Dapat disertai dengan tinitus. d. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut, khususnya penderita otosklerosis.

Upload: mohammad-hafidz-ramadhan

Post on 25-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Mohammad Hafidz R

2011730150

Gangguan Pendengaran Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran menurut International Standard Organization dan American Standard Organization

Derajat Gangguan PendengaranISOASO

Pendengaran Normal10-25 dB10-15 dB

Ringan26-40 dB16-29 dB

Sedang41-55 dB30-44 dB

Sedang Berat56-70 dB45-59 dB

Berat71-90 dB60-79 dB

Sangat Berat 90 dB 80 dB

Klasifikasi Gangguan Pendengaran/Tuli

1. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif

2. Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural

3. Gangguan Pendengaran Jenis Campuran1. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif

Transmisi gelombang suara tidak dapat masuk ke telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena gangguan atau lesi pada kanal telinga luar, rantai tulang pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis, fenestra rotunda dan tuba auditiva. Pada kasus tanpa komplikasi, biasanya tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur persyarafan pendengaran nervus vestibulokoklearis.Gejala yang ditemui pada gangguan jenis konduktif :

a. Ada riwayat keluar cairan dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya.

b. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi kepala.

c. Dapat disertai dengan tinitus.

d. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut, khususnya penderita otosklerosis.

e. Kadang-kadang penderita mendengar suara yang lebih jelas pada keadaan ramai.

Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata dengan nada rendah. Melalui tes garputala dijumpai Rinne negatif. Dengan menggunakan garputala 250 Hz, dijumpai hantaran tulang lebih baik dari hantaran udara dan tes Webber di dapati lateralisasi ke arah yang sakit.2. Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural

Gangguan ini umumnya irreversible mengenai telinga bagian dalam dan saraf pendengaran dengan gejala :

a. Bila gangguan bilateral dan sudah diderita lama, suara penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana yang tegang dari normal.

b. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.c. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian obat ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi, kanal telinga luar maupun membran timpani tampak normal. Pada tes fungsi pendengaran, atau tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang mengandung nada tinggi (huruf konsonan). Pada tes garputala, rinne positif, hantaran udara lebih baik daripada hantaran tulang. Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat. Tes Schwabach ada pemendekan hantaran tulang.

3. Gangguan Pendengaran Jenis Campuran

Gangguan ini merupakan kombinasi dari jenis konduktif dan sensorineural. Mula-mula gangguan ini adalah jenis hantaran (misalnya otosklerosis) kemudian berkembang menjadi sensorineural, dapat juga sebaliknya. Kedua gangguan ini juga dapat terjadi secara bersamaan seperti trauma kepala yang mengenai telinga dalam dan tengah.

Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan konduktif dan sensorineural. Pada otoskopi tanda-tanda yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis sensorineural. Pada tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar pada kata-kata nada tinggi atau nada rendah. Tes garputala Rinne negatif. Weber lateralisasi ke arah yang sehat. Schwabach memendek.