laporan tutorial modul 5.docx

Upload: dianzalerti9240

Post on 02-Jun-2018

484 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    1/21

    LAPORAN TUTORIAL

    BLOK 14 MODUL 5

    EPIDEMIOLOGI & PATOGENESIS PENYAKIT GINGIVA DAN

    PERIODONTAL

    Tutor: drg. Didin K, Sp.Ort

    OLEH KELOMPOK 2

    KETUA : Muhammad Riduan

    SEKRETARIS : Dian Nofita Zalerti

    Fitrah Azmy

    ANGGOTA : Randy Fernandes

    Ahmad Muhavid

    Ummu Hanifa Amri

    Hanna Hashufa Aliju

    Melani Puspita Sari

    Tanti Kurniawan

    Asti Finda Annisa

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS ANDALAS

    2014

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    2/21

    EPIDEMIOLOGI & PATOGENESIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

    A. SKENARIO

    Kok giginya tambah panjang?

    Ale (30 tahun) datang ke drg. Abdul karena gigi depan rahang bawahnya goyang dan

    sakit jika dipakai mengunyah. Ale heran gusi pada daerah gigi tersebut terlihat agak

    membengkak dan mudah berdarah, sedangkan di daerah lain terlihat normal. Ale juga merasa

    giginya terlihat semakin panjang.

    Dari anamnesis diketahui Ale memiliki kebiasaan merokok dan hasil pemeriksaan

    intra oral : gingiva bewarna merah kebiruan, friable, odema dan mengkilat, kedalaman poket

    7-8 mm di 32,31,41,42,43, serta kalkulus subgingiva di semua region.drg. Abdul menjelaskan

    kalau Ale menderita penyakit periodontal yang prevalensinya cukup tinggi di

    Indonesia.penyakit ini berhubungan dengan bakteri yang terdapat dalam plak dan kalkulus

    yang banyak terdapat di dalam mulut Ale. Ale bertanya bagaimana dia sampai mengalami

    penyakit tersebut ?

    Bagaimana saudara menjelaskan kasus di atas ?

    B. LANGKAH SEVEN JUMPS

    1.

    Mengklasifikasi terminologi yang tidak diketahui dan didefinisikan hal-hal yang

    dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.

    2. Menentukan masalah.

    3.

    Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior

    knowledge.

    4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalah dan mencari

    korelasi dan interaksi antar masing masing komponen untuk membuat solusi

    secara terintegrasi.

    5.

    Menformulasikan tujuan pembelajaran.

    6.

    Mengumpulkan informasi diperpustakaan, internet, dll.

    7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    3/21

    A.

    URAIAN

    1. Mengklasifikasi Terminologi

    Friable : rapuh atau mudah berdarah.

    Plak : deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk dipermukaan gigi atau permukaan keras lainnya di dalam rongga mulut seperti

    restorasi lepasan dan cekat.

    Kalkulus : lapisan deposit keras yang terdapat pada permukaan gigi.

    Epidemiologi : studi mengenai kesehatan dan penyakit pada suatu pupulasi,

    dan bagaimana keadaan tsb dipengaruhi oleh faktor-faktor herediter,

    lingkungan. fisikal, lingkungan sosial dan pola hidup

    2. Menentukan Masalah

    1) Bagaimana gambaran normal jaringan periodontal yang ?

    2) Apa saja etiologi dari penyakit periodontal ?

    3) Bakteri apa saja yang terdapat pada plak dan kalkulus ?

    4) Bagaimana patogenesis dari penyakit periodontal ?

    5) Penyakit periodontal apa yang dialami Ale ?

    6) Bagaimana kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit periodontal ?

    7) Mengapa prevalensi penyakit periodontal cukup tinggi di Indonesia ?

    8) Bagaimana Epidemiologi penyakit periodontal di Indonesia ?

    3. Menganalisa Masalah

    1) Bagaimana gambaran normal jaringan periodontal yang ?

    Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

    sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal

    dan tulang alveolar. Ciri gingiva yang normal adalah :

    Warna : merah jambu (coral pink)

    Kontur : menyesuaikan diri dengan gigi

    Konsistensi : kaku dan lenting

    Tekstur permukaan : seperti kulit jeruk

    Probing depth : 2-3 mm

    Sementum adalah suatu jaringan mesenchymal terkalsifikasi yang membentuk

    lapisan luar akar gigi anatomis, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan

    ligament periodontalke gigi. Bentuk utama ada 2 yaitu sementum aseluler

    (primer) dan sementum seluler (sekunder).

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    4/21

    Fungsi ligamen periodontal :

    Fungsi fiskal/ supportif

    Fungsi remodeling

    Fungsi sensoriTulang alveolar terdiri dari :

    Tulang alveolar utama (cribiform)

    Tulang alveolar pendukung ( trabekula kanselous)

    Zappler dalam membandingkan struktur periodontal anak-anak dan dewasa

    telah menyebutkan gambaran histologi jaringan periodonsium anak-anak

    sebagai berikut :

    a.

    Gingiva

    Lebih merah karena lapisan epitel yang tipis, zat tanduknya sedikit dan

    adanya vaskularisasi pembuluh darah yang banyak.

    Kurangnya stippling karena papila jaringan ikat dari lamina propria lebih

    pendek dan lebih data

    Konsistensinya lunak karena kurang padatnya jaringan ikat dari lamina

    propria.

    Sulkusnya relatif dalam.

    Tepi-tepi menggumpal dan membulat dihubungkan dengan adanya

    hiperami dan edema yang disebabkan proses erupsi gigi.

    b.

    Sementum

    Lebih tipis, kurang padat

    Cenderung terjadi hiperplasia sementum pada bagian apikal dan epitel

    attachment.

    c.

    Ligamen periodontal

    Ruang ligamen periodontal lebih lebar

    Serat-seratnya kurang padat dan jumlah seratnya kurang ditiap daerah

    Terdapatnya pertambahan cairan jaringan yaitu aliran darah dan cairan

    getah bening

    d. Tulang Alveolar

    Lamina dura lebih tipis.

    Trabekula lebih sedikit.

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    5/21

    Ruang sumsum lebih besar.

    Derajat kalsifikasi yang lebih rendah

    Bertambahnya aliran darah dan cairan getah bening

    2)

    Apa saja etiologi dari penyakit periodontal ?Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

    faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal

    merupakan penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan

    faktor sistemikdihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum.

    Faktor Lokal

    1. Plak bakteri

    2. Kalkulus

    3. Impaksi makanan

    4. Pernafasan mulut

    5. Sifat fisik makanan

    6. Iatrogenik Dentistry

    7. Trauma dari oklusi

    Faktor-faktor sistemik ini meliputi :

    1. Demam yang tinggi

    2. Defisiensi vitamin

    3. Drugs atau pemakaian obat-obatan

    4. Hormonal

    3) Bakteri apa saja yang terdapat pada plak dan kalkulus ?

    Lebih dari 400 spesies bakteri teridentifikasi pada plak subgingiva. Bakteri

    yang terlibat sebagai patogen pada penyakit periodontal didominasi spesies

    bakteri gram negatif dan anaerob. Sampai saat ini, cukup banyak penelitian

    yang diarahkan pada tiga bakteri, yaitu :

    1. Bacteroides gingivalis

    2. B. intermedius

    3. Actinomycetemcomitans

    Bakteri-bakteri tersebut merupakan anggota flora normal mulut, yang

    kemudian menyebabkan penyakit jika ditemukan dalam proporsi yang besar

    (terjadi ketidakseimbangan ekosistem dalam rongga mulut). Dalam artian,

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    6/21

    spesies yang menyebabkan penyakit periodontal pada keadaan sehat berbeda

    pada tingkat kuantitas dan proporsi yang dipertimbangkan patogen.

    4) Bagaimana patogenesis dari penyakit periodontal ?

    Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu gingivitis dan

    periodontitis. Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan

    oleh Page dan Schroeder terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini,

    Menetap dan Parah. Tiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap

    merupakan tahap pada diagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan

    diagnosa periodontitis.

    Gambaran histopatologis dan perubahan yang terjadi pada setiap tahap nya :

    1. Tahap inisial :

    Mrupakan respon inflamasi akut dengan kekhasan adanya infiltrasi utau

    tertariknya netrofil secara kemotaksis oleh kandungan bakteri, perubahan

    vaskuler (efek vasodilatasi yang diakibatkan oleh produk bakteri),

    perubahan sel-sel epitel, dan degradasi kolagen.

    2. Tahap dini :

    Ditandai dengan adanya infiltrasi sel limfoid yang didominasi limfosit T

    disertai kehilangan kolagen yang semakin banyak.

    3.

    Tahap menetap :

    Ditandai engan infiltrasi yang didominasi oleh limfosit B dan sel plasma,

    dan kehilangan kolagen yang semakin banyak.

    5) Penyakit periodontal apa yang dialami Ale ?

    Hasil pemeriksaan intra oral : gingiva bewarna merah kebiruan, friable, odema

    dan mengkilat, kedalaman poket 7-8 mm di 32,31,41,42,43, serta kalkulus

    subgingiva di semua region, gigi goyang, avulsi, dan gingiva mudah berdarah.

    Dari itu maka disimpulkan bahwa penyakit yang diderita Ale adalah

    Periodontitis Lokalisata, karena kurang dari 30% gigi yang kedalaman

    poketnya besar dari 5mm.

    6) Bagaimana kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit periodontal ?

    Berperannya merokok sebagai faktor etiologi :

    (1) mempermudah penumpukan kalkulus : stein tembakau yg kasar sehingga

    mudah ditumpuki plak terkalsifikasi menjadi kalkulus

    (2) asap rokok : kemampuan khemotaksis dan fagositosis netrofil

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    7/21

    (3) kandungan nikotin rokok : kemampuan fagositosis, menekan proliferasi

    osteoblas, dan mengurangi aliran darah ke gingiva.

    Dampak dari kebiasaan mengunyah tembakau:

    (1) mengurangi aliran darah ke gingiva

    (2) menghalangi sekresi mediator inflamasi oleh monosit.

    7) Mengapa prevalensi penyakit periodontal cukup tinggi di Indonesia ?

    Gambaran dari beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa cakupan dan

    mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih rendah. Kualitas

    pelayanan kesehatan gigi di Indonesia yang dikatakan rendah karena hingga

    kini angka pencabutan gigi masih tinggi. Tingginya angka pencabutan gigi

    merupakan indikator keterbatasan teknologi kedokteran gigi, jumlah tenaga

    kesehatan gigi dan alokasi dana penanganan masalah kesehatan gigi di

    kehidupan masyarakat.

    Pada umumnya penyakit periodontal merupakan akibat dari oral hygiene yang

    jelek. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keadaan periodontal di negara

    berkembang sangat buruk dan terlihat keadaan tersebut berkaitan erat dengan

    keadaan hygiene mulut yang jelek. Penyakit periodontal ini oleh para ahli

    disebut juga penyakit sosial karena berhubungan dengan tingkat sosial dan

    status pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada beberapa survei yang

    menemukan status periodontal yang lebih baik pada kelompok dengan sosial

    ekonomi dan pendidikan tinggi.

    8) Bagaimana Epidemiologi penyakit periodontal di Indonesia ?

    Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua utama yang masih

    merupakan masalah di masyarakat. Beberapa survei menyatakan bahwa

    penyakit gigi dan mulut menyerang 90% masyarakat Indonesia dan sekitar

    86%-nya menderita penyakit periodontal. Pada orang dewasa berusia 17-22

    tahun hampir 100% menderita gingivitis.

    Prevalensi Periodontitis

    Survei epidemiologis oleh National Institute of Dental Research (NIDR) dari

    Amerika Serikat menunjukkan bahwa periodontitis mengenai penduduk

    seluruh negara didunia meskipun keparahannya berbeda. Dari hasil survei

    NHES, prevalensi penyakit periodontal = 25,4% dan 10 thn kemudian

    menunjukkan peningkatan prevalensi periodontitis menjadi 33,9%

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    8/21

    4. Membuat Skema

    Ale (30 th)

    Drg. Abdul

    Keluhan : gigi depan rahang bawahnya goyang dan sakit, gusi terlihat

    agak membengkak, mudah berdarah, dan giginya semakin panjang

    Anamnesis : memiliki kebiasaan merokok

    Pemeriksaan intra oral : gingva bewarna merah kebiruan, friable, odema dan

    mengkilat, kedalaman poket 7-8 mm di 32,31,41,42,43, serta kalkulus

    subgingiva di semua region

    PENYAKIT PERIODONTAL

    PERIODONTITIS

    GINGIVITIS

    EPIDEMIOLOGIPATOGENESISETIOLOGIJARINGAN PERIODONTAL

    NORMAL

    INTERAKSI HOST DAN

    BAKTERI

    MEKANISME

    PERTAHANAN GINGIVA

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    9/21

    5. Menentukan Learning Objective

    1) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskanjaringan periodontal normal.

    2) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi penyakit periodontal.

    3) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pathogenesis penyakit

    periodontal.

    a. Interaksi host dan bakteri.

    b. Mekanisme pertahanan gingiva.

    4) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan epidemiologi penyakit

    periodontal.

    6. Mengumpulkan informasi diperpustakaan, internet, dll.

    7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

    1)Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Jaringan Periodontal

    Normal.

    Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai

    penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulangalveolar.

    A. Gingiva

    Gigingiva terdiri atas 3 bagian :

    1. Marginal gingiva / Unattached gingiva / Free gingiva

    Ujung gingiva yang mengelilingi gigi yang berbentuk seperti kerah baju dengan

    lebar 1 mm.

    2. Attached gingiva

    Melekat pada sementum dan periosteum tulang alveolar, berbatasan dengan

    mukosa alveolar pada Mucogingival junction. Lanjutan gingiva bebas ke arah

    apical.

    Lebar gingiva cekat : jarak dari batas mukogingiva ke proyeksi dasar sulkus atau

    poket ke arah luar merupakan parameter klinis yang penting. Lebar pada rahang

    atas : 3,5-4,5 mm dan rahang bawah 3.3-3,9 mm serta posterior rahang bawah :

    1,8 mm

    3.

    Interdental papila

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    10/21

    Mengisi ruang interproksimal dengan bentuk piramida pada bagian anterior dan

    berbentuk col padabagian posterior. Merupakan gabungan gingiva bebas dan

    gingiva cekat

    Sulkus gingiva suatu celah berbentuk v dibatasi oleh permukaan gigi dan margin

    gingiva. Kedalam secara histologis 1,8 mm dan secara klinis 2-3 mm jika diperiksa

    dengan probe periodontal

    Ciri gingiva yang normal adalah :

    Warna : merah jambu (coral pink)

    Kontur : menyesuaikan diri dengan gigi

    Konsistensi : kenyal

    Tekstur permukaan : seperti kulit jeruk

    Probing depth : 2-3 mm

    Epitel Gingiva

    Terdiri atas Epitel Oral (paling luar), Epitel Sulkular (yang mendidndingi sulkus)

    dan Epitel jungsional (yang melekatkan ke permukaan sementum).

    Epiel oral merupakan skuama berlapis dan berkeratin, atau berparakeratin,

    meluas dari BMG ke KGB kecuali pd bagian palatal, memiliki rete peg

    Epitel sulkular merupakan skuama berlapis dan tidak berkeratin, menghadap

    kepermukaan gigi tanpa melekat dan mendindingi sulkus, tdk memiliki rete peg,

    bertindak sebagai membran semi permeabel bagi cairan ggv dan produk bakteri

    Epiel penyatu melekat ke permukaan gigi dengan bantuan lamina basal,

    merentang dari sulkus ggv ke sampai 1 mm koronal dari BSE; diperkuat oleh

    serat-serat ggv.

    B.

    Sementum

    Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat

    tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal.

    Fungsi utamanya: untuk menjangkarkan gigi ke tulang alveolar

    Klasifikasi

    1.

    Berdasarkan lokasinya

    Sementum radikular (dijumpai pada akar gigi)

    Sementum koronal (terbentuk diatas enamel yang membalut mahkota gigi)

    2. Berdasarkan selulernya

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    11/21

    Sementum seluler (mengandung sementosit didalam lakuna diantara matriks

    sementum)

    Sementum aseluler (tidak mengandung sel dalam matriksnya)

    3.

    Berdasarkan keberadaan fibril kolagen Sementum fibrilar (matriksnya mengandung fibril kolagen tipe I)

    Sementum afibrilar (matriksnya tidak me ngandung kolagen tipe I)

    4. Berdasarkan sumber serabut matriksnya

    Sementum serabut ekstrinsik (mengandung serabut Sharpey yang di hasilkan

    oleh blas ligamen periodontal sehingga berfungsi dalam penjangkaran),

    Sementum serabut intrinsik (mengandung serabut intrinsik yang dihasilkan

    sementoblasBatas Sementum-Enamel

    Ada 3 bentuk batas sementum-enamel:

    A. ujung sementum tidak bertemu dengan ujung enamel (5 - 10%)

    B. ujung sementum bertemu dengan ujung enamel (30%)

    C. sementum menindih enamel (60 - 65%)

    Bentuk batas sementum-enamel perlu diperhatikan pada waktu melakukan prosedur

    penskeleran (scaling) dan penyerutan akar (root planing).

    Meskipun bentuk (A) insidensnya relatif rendah, namun jika terjadi resesi gingiva

    bisa mengakibatkan:

    1. Hipersensitivitas dentin akibat tersingkapnya dentin yang tertutup sementum

    2.Jika BSE yang tersingkap ditumpuki oleh kalkulus sukar dideteksi sehingga besar

    kemungkinan tertinggalnya partikel kalkulus pada waktu penskeleran

    Ketebalan Sementum

    Ketebalan sementum pada separoh koronal dari akar adalah ber variasi 10 - 60

    mikron. Sementum paling tebal (150 - 200 mikron) pada sepertiga apical dari daerah

    furkasi. Ketebalan ini bertambah tiga kali lipat antara usia 1170 tahun.

    C. Ligament periodontal

    Fungsi ligamen periodontal :

    Fungsi fiskal/ supportif

    Fungsi remodeling

    Fungsi sensori

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    12/21

    D. Tulang alveolar

    Terdiri dari :

    Tulang alveolar utama (cribiform) Tulang alveolar pendukung ( trabekula kanselous)

    2) Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Etiologi Penyakit

    Periodontal.

    Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor

    lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakan penyebab yang

    berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemik dihubungkan dengan

    metabolisme dan kesehatan umum. Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal

    terutama disebabkan oleh factor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi

    atau gabungan keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva

    mengakibatkan pengurangan ketinggian tulang alveolar, sedangkan trauma dari oklusi

    menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisi permukaan akar.

    Faktor Lokal

    1. Plak bakteri

    2. Kalkulus3. Impaksi makanan

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    13/21

    4. Pernafasan mulut

    5. Sifat fisik makanan

    6. Iatrogenik Dentistry

    7. Trauma dari oklusi

    1. Plak Bakteri

    Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada

    permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut.

    Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi

    gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri yang

    terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah kerusakan jaringan.

    Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti

    bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal

    secara tidak langsung dengan jalan :

    1. Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh.

    2. Mengurangi pertahanan jaringan tubuh

    3. Menggerakkan proses immuno patologi.

    Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis,

    akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor,

    meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan kapasitas daya

    tahan tubuh.

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    14/21

    Tabel klasifikasi organisme plak gigi

    2. Kalkulus

    Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

    pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan

    pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karena

    penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada orang

    dewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor

    penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada

    permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.

    3. Impaksi makanan

    Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan awal

    yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal atau

    miring merupakan tempat penumpukan sisa makanan dan juga tempat terbentuknya

    plak, sedangkan gigi dengan oklusi yang baik mempunyai daya self cleansing yang

    tinggi.

    4. Pernafasan Mulut

    Kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan

    bertambah pada permukaan gingiva maupun permukaan gigi, aliran saliva berkurang,

    populasi bakteri bertambah banyak, lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya

    memudahkan terjadinya penyakit periodontal.

    5. Sifat fisik makanan

    Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self cleansing

    dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan mulut secara

    lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya

    tidak melekat pada permukaan gigi.

    6. Iatrogenik Dentistry

    Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi

    yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan

    sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi.

    7. Trauma dari oklusi

    Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, tekanan oklusal

    yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi.

    Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh :

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    15/21

    Perubahan-perubahan tekanan oklusal

    Misal adanya gigi yang elongasi, pencabutan gigi yang tidak diganti, kebiasaan

    buruk seperti bruksim, clenching.

    Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal Kombinasi keduanya.

    Faktor Sistemik

    Faktor-faktor sistemik ini meliputi :

    1. Demam yang tinggi

    2. Defisiensi vitamin

    3. Drugs atau pemakaian obat-obatan

    4. Hormonal

    1. Demam yang tinggi

    Pada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama menderita demam yang

    tinggi, (misal disebabkan pilek, batuk yang parah). Hal ini disebabkan anak yang sakit

    tidak dapat melakukan pembersihan mulutnya secara optimal dan makanan yang

    diberikan biasanya berbentuk cair. Pada keadaan ini saliva dan debris berkumpul pada

    mulut menyebabkan mudahnya terbentuk plak dan terjadi penyakit periodontal.

    2. Defisiensi vitamin

    Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada jaringan periodontal,

    karena fungsinya dalam pembentukan serat jaringan ikat. Defisiensi vitamin C sendiri

    sebenarnya tidak menyebabkan penyakit periodontal, tetapi adanya iritasi local

    menyebabkan jaringan kurang dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersebut

    sehingga terjadi reaksi inflamasi (defisiensi memperlemah jaringan).

    3. Drugs atau obat-obatan

    Obat-obatan dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi pada anak-anak

    penderita epilepsi yang mengkomsumsi obat anti kejang, yaitu phenytoin (dilantin).

    Dilantin bukan penyebab langsung penyakit jaringan periodontal, tetapi hyperplasia

    gingiva memudahkan terjadinya penyakit. Penyebab utama adalah plak bakteri.

    4. Hormonal

    Penyakit periodontal dipengaruhi oleh hormon steroid. Peningkatan hormone estrogen

    dan progesteron selama masa remaja dapat memperhebat inflamasi margin gingiva bila

    ada faktor lokal penyebab penyakit periodontal.

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    16/21

    3) Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Pathogenesis Penyakit

    Periodontal.

    a. Interaksi Host dan Bakteri.

    Respon Penjamu:

    1.Respon sel inflamasi

    2.Antibodi

    3.Komplemen

    4.Mekanisme imunitas

    5.Sitokin

    RESPON SEL INFLAMASI

    Sel-sel yang terlibat: sel mast, netrofil, makrofag, limfosit, dan sel plasma

    Respon umum : merespon serangan bakteri dengan jalan migrasi khemotaksis dan

    berkumpul pada tempat dimana bakteri berada dan akan:

    - memfagositosa bakteri dan komponennya

    - menyingkirkan jaringan yang rusak

    Respon sel mast: degranulasi bila antigen bereaksi dengan IgE dan dilepaslah:

    - mediator: SRS-A, heparin, bradikinin dll.

    - interleukin: efeknya meningkatkan aktivitas kolagenase

    - heparin: efeknya meningkatkan resorpsi tulang dengan jalan memperhebat efek

    hormon paratiroid

    Respon netrofil:

    - Aksi protektif: khemotaksis ke daerah infeksi, memfagositosa, membunuh dan

    mencerna mikroorganisme, dan menetraliser substansi toksik lainnya

    - Aksi destruktif: granulnya melepas lisosim, hydrolase asam, mieloperoksidase,

    kolagenase I dan III, katepsin G, elastase, dan laktoferin

    Respon makrofag:

    - Aksi: Fagositik

    - Sekresi: sitokin (IL-1, IL-6, IL-10, TNF-g, INF dan INF-g), insulin-like growth

    factors , serta faktor- faktor stimulator, inhibitor dan per tumbuhan lainnya

    - Produk: prostaglandin, Camp, kolagenase bila distimulasi oleh: endotoksin bakteri,

    kompleks imun, interleukin

    Mekanisme Bakteri Patogenik dalam Penyakit Periodontal

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    17/21

    Kemampuan patogenik bakteri dalam menyebabkan penyakit periodontal sangat

    kompleks.

    1. Invasi. Beberapa mekanisme patogenik yang penting yaitu :

    Masuknya/invasi bakteri atau produk bakteri ke jaringan periodontal diperkirakan

    penting bagi proses terjadinya penyakit.10 Studi klinis menunjukkan bahwa

    Actinobacillus actinomycetemcomitans dapat melakukan penetrasi ke epitel

    gingiva.

    2. Memproduksi toksin.

    Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Campylobacter rectus memproduksi

    leukotoksin yang dapat membunuh netrofil dan monosit.

    3. Peran unsur sel/substansi sel.

    Dinding bakteri gram negatif mengandung lipopolisakarida (LPS, endotoksin) yang

    mana dikeluarkan setelah bakteri mati. Selain sebagai pencetus terjadinya proses

    inflamasi, LPS juga dapat menyebabkan nekrosis jaringan.

    4. Memproduksi enzim.

    Bakteri plak memproduksi enzim yang turut berperan pada penyakit periodontal.

    Enzim tersebut antara lain yaitu kolagenase, hialuronidase, gelatinase,

    aminopeptidase, pospolifase, dan posfatase basa dan asam.

    5. Menghindar dari pertahanan pejamu.

    Untuk dapat bertahan di lingkungan periodontal, bakteri harus mampu menetralisir

    atau menghindar dari mekanisme pejamu untuk menyingkirkan dan membunuh

    bakteri.

    a. Penghancuran langsung polimorponuklear leukosit (PMN) dan makropag.

    Sejumlah mekanisme yang dimiliki patogen periodontal dalam menghindar atau

    menghancurkan pertahanan pejamu, meliputi : Leukotoksin yang diproduksi

    beberapa strain dari Actinobacillus actinomycetemcomitans dapat menghancurkan

    polimorfonuklear leukosit dan makrofag.

    b. Menghambat kemotaksis polimorfonuklear leukosit (PMN).

    Sejumlah spesies bakteri termasuk Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus

    actinomycetemcomitan, dan spesies Capnocytophaga, dapat menghambat

    kemotaksis PMN, dan mengurangi fagositosis dan pembunuhan intraselular.

    c. Degradasi imunoglobulin.

    Sejumlah bakteri gram negatif pigmen-hitam anaerob dan spesies Capnocytophaga

    memproduksi protease yang dapat menyebabkan degradasi Ig G dan Ig A.

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    18/21

    d. Memodulasi fungsi sitokin.

    Sitokin adalah faktor utama yang mengontrol sistem inflamasi dan imun. Ada bukti

    bahwa agen infeksi mampu memodulasi fungsi sitokin. Arginin specific trypsin-like

    proteinase (RgpA) dari Porphyromonas gingivalis dapat membelah dan

    mengaktifkan mediator tertentu dari pro- dan anti- inflamatori. Keseimbangan

    antara kedua fungsi yang berlawanan ini dapat mempengaruhi keadaan inflamasi

    lokal pada jaringan periodontal.

    e. Degradasi fibrin.

    Beberapa gram negatif pigmen-hitam anaerob memiliki aktivitas fibrinolitik yang

    mana akan mengurangi jeratan bakteri oleh fibrin untuk fagositosis.

    f. Mengubah fungsi limposit.

    Sejumlah bakteri gram negatif dan Spirokheta pada flora subgingiva dapat

    mengubah fungsi limposit dan memproduksi imunosupresif.

    b. Mekanisme Pertahanan Gingiva.

    1.

    Deskuamasi epitel & keratinisasi

    Deskuamasi epitel dalm rangka pembaharuan sel dan pembentukan keratin

    merupakan mekanisme perubahan gingiva yang paling sederhana.

    2.

    Cairan sulkular

    Komposisi :

    Sel: bakteri, sel epitel deskuamasi, lekosit, limfosit, monosit

    Elektrolit: K, Na, Ca

    Bahan organik: karbohidrat (heksosamin glukosa dan asam heksuronat),

    Protein

    Produk metabolik & bakterial: asam laktat,urea, hidroksiprolin, endotoksin,

    substansi sitotoksik, hidrogen sulfida, faktor2 antibakterial

    -glukuronidase (ensim lisosomal), dehidro-genase asam laktat (ensim

    sitoplasmik), kolagenase (produksi fibroblas/LPN atau sekresi bakteri), posfolipase

    (ensim lisosomal)

    Peranan Cairan Sulkus Sebagai Mekanisme Pertahanan

    1. Aksi membilas

    2. Kandungan sel protektif

    3. Produksi ensim

    3. Lekosit pada daerah dentogingival

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    19/21

    Leukosit mempunyai kemampuan memfagosit dan membunuh. Dengan demikian

    leukosit pada daerah dentogingival merupakan mekanisme protektif untuk melawan

    serangan plak ke sulkus gingiva.

    4.Saliva

    Mekanisme pengaruh saliva terhadap plak

    Aksi pembersihan

    Buffer terhadap asam

    Kontrol aktivitas bakterial

    4) Mahasiswa Mampu Memahami Dan Menjelaskan Epidemiologi Penyakit

    Periodontal.Epidemiologi adalah studi mengenai kesehatan dan penyakit pada suatu pupulasi, dan

    bagaimana keadaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor herediter, lingkungan. fisikal,

    lingkungan sosial dan pola hidup

    Tujuan studi epidemiologi di bidang periodontal :

    1.

    Untuk meningkatkan pemahaman tentang proses penyakit sehingga dapat

    dikembangkan metoda kontrol & pencegahannya

    2.

    Untuk mengungkapkan populasi dengan resiko tinggi & rendah3. Untuk menggambarkan masalah yang spesifik pada kelompok yang diamati.

    4. Untuk mengungkapkan kecendrungan pola penyakit.

    PREVALENSI PERIODONTITIS

    Survei epidemiologis oleh National Institute of Dental Research (NIDR) dari Amerika

    Serikat menunjukkan bahwa periodontitis mengenai penduduk seluruh negara didunia

    meskipun keparahannya berbeda. Dari hasil survei NHES, prevalensi penyakit

    periodontal = 25,4% dan 10 thn kemudian menunjukkan peningkatan prevalensi

    periodontitis menjadi 33,9%

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREVALENSI SERTA

    KEPARAHAN GINGIVITIS & PERIODONTITIS

    1.USIA

    Prevalensi peny.periodontal meningkat sejalan pertambahan usia tapi bukan berarti

    penuaan (aging) menyebabkan peningkatan prevalensi, perluasan dan penyakit

    periodontal.

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    20/21

  • 8/10/2019 LAPORAN TUTORIAL modul 5.docx

    21/21

    RUJUKAN