laporan tutorial modul merokok 1a.docx

Upload: irwan-munandar

Post on 04-Jun-2018

377 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    1/29

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

    sehingga laporan hasil TUTORIAL dari kelompok 1A ini dapat terselesaikan

    dengan baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan salawat kepada Nabi

    junjugan kita yakni Nabi Muhammad yang telah membawa dari alam yang penuh

    kebodohan ke alam yang penuh kepintaran

    Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada setiap pihak yang

    telah membantu dalam pembuatan laporan ini dan yang telah membantu selama

    masa TUTORIAL yang telah banyak membantu selama proses PBL berlangsung.

    Dan kami juga mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika dalam

    proses PBL telah berbuat salah baik disengaja maupun tidak disengaja.

    Semoga hasil tutorial ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah

    membaca laporan ini dan khususnya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan

    setelah membaca laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca mengenai

    Sistem Respirasi

    Kelompok 1A

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    2/29

    TUJUAN BELAJAR

    Tujuan Intruksional Umum (TIU)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

    tentang konsep konsep dasar hubungan merokok dengan penyakit sistem

    respirasi serta bagaimana mendiagnosa dan menangani pasien baik berkaitan

    dengan penyakit serta usaha penghentian merokok

    KASUS

    Seorang lakilaki 56 tahun datang ke rumah sakit karena batuk hebat dan sesak

    napas. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 tahun lalu dan semakin

    memburuk terutama seama 3 bulan terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu

    37C, denyut nadi adalah 104x/menit, dan pernapasan 34x/menit yang tampak

    terengah engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan

    hasilnya menunjukkan PEF 50% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 84%. Dia

    adalah seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun. Dia

    biasanya merokok 2 bungkus rokok per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin

    berat ia hanya merokok 1 bungkus per hari.

    KATA SULIT :

    PEF (Peak Ekspiratory Flow): kecepatan pergerakan paru pada awal respirasi

    Tes Spirometry : suatu prosedur pemeriksaan dengan menggunakan alat

    spirometri yang bertujuan untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur volume statik

    dan volume dinamik paru

    Tes oksimetri: tes yang dilakukan untuk mengukur kadar O2

    KALIMAT KUNCI :

    1. Lakilaki 56 tahun2.

    Batuk hebat dan sesak napas

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    3/29

    3. Sesak berulang sejak 3 tahun yang lalu4. Memburuk 3 bulan terakhir5. Suhu 37C, denyut nadi 104x/menit, pernapasan 3x/menit6. Tes spirometry: PEF 50%7. Tes osimetri 84%8. Perokok berat dan merokok sejak umur 15 tahun9. Merokok 2 bungkus per hari10.Sejak gejala memburuk hanya 1 bungkus per hari

    PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN :

    1. Anatomi, histologi, biokimia dan fisiologi pernapasan!a. Anatomi Sistem Respirasi

    Saluran pernapasan dibagi atas bagian yang berfungsi sebagai

    konduksi(pengantar gas) dan bagian yang berfungsi sebagai respirasi

    (pertukaran gas). Adapun yang termasuk ke dalam konduksi adalah rongga

    hidung, rongga mulut, faring, larong,trakea, bronkus terminalis. Sedangkan pada

    bagian respirasi terdiri atas bronkus respiratorius, duktus alveolaris, dan sakus

    alveolaris.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    4/29

    CAVITAS NASI

    Cavitas nasi terdiri atas :

    - Nares Anterior (Nostril), terdapat silia yang berfungsi untukmenyaring partikel

    - Nares Posterior ( Choanae)- Mucosa Cavitas Nasi yang berfungsi :1. Pengatur suhu udara

    2. Reseptor N. Olfactorius untuk penciuman

    - Batas-batas:

    a. Lantai : Palatum Durum

    b. Dinding medial : Septum Nasi

    c. Dinding lateral : Concha Nasalis

    PHARYNX

    Terletak disebelah dorsan dari nares posterior

    Dibagi menjadi 3 bagian :

    1. Nasopharynx (Pars nasalis/ Epipharynx)

    2. Oropharynx (Pars oralis/ Mesopharynx)

    3. Laryngopharynx (Pars Laryngea/ Hypopharynx)

    Fungsi Pharynx ialah tempat lewatnya udara respirasi dan makanan

    LARING

    Bila dilihat secara frontal maupun lateral, pada gambaran laring dapat

    dilihat

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    5/29

    Adanya epligotis, tulang hyoid, tulang rawan tirois, tulang aritenoid,dan

    tulang rawan krikoid. Laring berfunsi sebagai alat suara, akan tetapi

    dudalam saluran pernapasan fungsinya adalah sebagai jalan udara.

    TRAKEA

    Batas-batas:

    a. Setinggi Vert. Cervicalis VI-Vert. Thoracalis V

    b. Proximal : Cartilago cricoidea

    c. Distal : bercabang menjadi bronkus

    d. Ventral : Glandulla Thyroidea

    e. Dorsal : Oesophagus

    Disusun oleh cartilagi hialin berbentuk u dengan lumen selalu terbuka.

    BRONKUS

    1.bronkus dexter :

    a. Diameter lebih besar

    b. Lebih pendek

    c. Lebih vertikal (karena desakan arcus aorta)

    d. Bercabang 3

    2. bronkus sinister :

    a. Diameter lebih kecil

    b. Lebih panjang

    c. bercabang 2

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    6/29

    BRONKIOLUS

    Bronkiolus terminalis -> akhir konduksi

    Bronkus respiratorius -> awal respirasi

    PULMO

    1. Lobus Dextra

    a. lobus superior : 3 segmen

    b. Lobus medius : 2 segmen

    c. Lobus inferior : 5 segmen

    2. Lobus Sinister

    a. Lobus superior : 4 segmen

    b. Lobus inferior : 4 segmen[1]

    HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI

    Suatu pernapasan terdiri atas dua paru dan banyak saluran udara dengan

    berbagai ukuran yang keluar masuk paru. Saluran napas terdiri atas bagian

    konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi adalah saluran napas solid baik

    diluar maupun di dalam paru yang menghantar udara ke dalam paru untuk

    respirasi. Bagian respirasi adalah saluran napas di dalam paru tempat

    berlangsungnya respirasi atau pertukaran gas.

    CAVUM NASI

    Bagian superior rongga hidung mengandung epitel yang sangat khusus untuk

    mendeteksi dan meneruskan bebauan. Epitel ini adalah epitel olfaktorius yang

    terdiri atas 3 jenis sel : sel penyokong, sel basal, dan sel olfaktorius.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    7/29

    EPIGLOTIS

    Epiglotis adalah bagian superior laring, terjulur ke atas dinding anterior laring

    berupa lembaran pipih. Tulang yang membentuk kerangka epiglotis adalah

    tulang rawan elastis. Permukaan anterior atau lingual dilapisis epitel berlapis

    gepeng tidak bertandunk, sedangkan bagian laringeal dilapisi epitel bertingkat

    semu silindris bersilia.

    LARING

    Laring dibentuk oleh mukosa dan diteruskan sebagai permukaan posterior

    epiglotis. Epitel pelapisnya adalah epitel bertingkat semu bersilindris bersilia

    dengan sel goblet.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    8/29

    TRAKEA

    Dinding trakea terdiri atas mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan

    adventisia. Tulang rawan pada trake adalah sederetan cincin bentuk C. Mukosa

    terdiri atas epitel bertingkat semu bersilindris bersilia dengan sel goblet.

    BRONKIOLUS TERMINALIS

    Terdapat banyak lipatan mukosa yang mencolok, dan epitelnya bertingkat semu

    silindris rendah bersilia dan sedikit sel goblet. Pada bronkilus terminal, epitelnya

    silindris bersilia tanpa sel goblet.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    9/29

    BRONKIOLUS RESPIRATORIUS

    Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Silia mungkin

    dijumpai pada bagian proksimalnya, namun hilang di bagian distal bronkiolus

    respiratorius.[2]

    BIOKIMIA SISTEM RESPIRASI

    pH darah ditentukan oleh keseimbangan asam basa yang terdapat dalam darah.

    Yang dimaksud dengan asam adalah setiap persenyawaan yang dapat

    memberikan H+(proton donor), sedangkan basa adalah setiap persenyawaan

    yang dapat menerima H+(proton akseptor). Oleh karena itu didapatkan bahwa

    Ph darah ditentukan oleh kadar bikarbonat.Ph darah dalam keadaan normal

    adalah 7,42, dimana perbandingan bikarbonat dengan asam askorbat adalah 20

    : 1. Kadar H2CO3 dalam darah ditentukan oleh CO2 melalui mekanisme

    pernapasan sebagai mekanisme pokok dan mekanisme ginjal sebagai

    mekanisme tambahan.

    Gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dapat dibagi atas :

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    10/29

    a. Asidosis

    asidosis adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan asam dalam darah

    dapat dibagi atas :

    -Asidosis Respiratorik

    Retensi CO2 yang lebih atau produksi CO2 oleh jaringan yang lebih banyak

    dibandingkan dengan kemampuan pembebasan CO2 oleh paru-paru. Pada

    keadaan akut, peninggian PaCO2berhubungan langsung dengan penurunan Ph.

    Akan tetapi, pada keadaan kronik, dimana mekanisme kompensasi dilakukan

    oleh ginjal,sehingga peninggian PCO2 tidak sebanding dengan penurunan Ph

    -Asidosis Metabolik

    Asidosis metabolik terjadi karena intake dari asam yang tinggi, bertambahnya

    produksiadam, misalnya asam laktat atau benda keton, berkurangnya ekskresi

    asam oleh ginjal. T4erjadinya pengeluaran bikarbonat yang bersifsat ekstrarenal,

    misalnya pada diare yang lama atau kehilangan cairan pankreas.

    b. Alkalosis

    alkalosis adalah suatu peninggian basa dalam darah. Alkalosis dapat dibagi atas :

    -Alkalosis respiratorik

    Yakni suatu keadaan dimana PaCO2 dalam darah berkurang yang disebabkan

    oleh hiperventilasi. Keadaaan ini dapat disebabkan oleh karena pemakaian obat.

    Dalam keadaan hiperkapnia yang lama, ginjal dapat mengkompensasinya, yakni

    dengan meningkatkan ekskresi bikarbonat, mempertinggi pengeluaran

    kalium,sehingga menyebabkan Ph darah kembali ke normal.

    -Alkalosis Metabolik

    Alkalosis metabolik disebabkan oleh karena HCL lambung yang berkurang,

    misalnya oleh karena muntah dan pemberian zat alkalimelalui intravena. Dalam

    keadaan ini dapat terjadi hipokalemia. Pada keadaan asidosis metabolik di

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    11/29

    dalam plasma darah selain terjadi kenaikan Ph,juga terjadi peninggian kadar

    kalium.[3]

    FISIOLOGI RESPIRASI

    Mekanisme Inspirasi

    Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya tekanan intra alveolus sama

    dengan tekanan atmosfer, sehingga tidak ada udara mengalir masuk atau keluar

    paru. Sewaktu rongga thoraks membesar, paru juga dipaksa mengembang untuk

    mengisi rongga thoraks yang lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan

    intra alveolus turun karena jumlah molekul udara yang sama kini menempati

    volume paru yang lebih besar. Karena tekanan intra alveolus lebih rendah

    daripada tekanan di atmosfer maka udara mengalir ke dalam paru mengikuti

    penurunan gradien tekanan dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke

    paru sampai tidak ada lagi gradien yaitu, sampai tekanan intra-alveolus setara

    dengan tekanan atmosfer.

    Mekanisme Ekspirasi

    Untuk menghasilkan ekspirasi paksa atau aktif,otot-otot ekspirasi harus lebih

    berkontraksi untuk mengurangi volume rongga thoraks dan paru. Otot ekspirasi

    yang palin penting adalah otot dinding abdomen. Sewaktu otot abdomen

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    12/29

    berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intraabdomen yang menimbulkan

    gay6a ke atas difragma, mendorongnya semakin ke atas ke dalam rongga

    thoraks dari pada posisi lemasnya sehingga ukuran vertikal rongga thoraks

    semakin kecil. Otot ekspirasi lainnya adalah otot interkostal interna, yang

    kontraksinya menarik iga turun dan masuk, mendatarkan dinding dada dan

    semakin mengurani ukuran rongga thoraks. Selama ekspirasi paksa, tekanan

    intrapleira melebihi tekanan atmosfer tetapi paru tidak kolaps. Karena tekanan

    intra-alveolus juga meningkat setara maka tetap terdapat gradien tekanan

    transmurak menembus dinding paru sehingga paru tetap teregang dan mengisi

    rongga thoraks[4]

    REFERENSI

    [1]Paulsen F, waschke J. atlas anatomi sobotta jilid 2 dan jilid 3 edisi 23. 2012. Jakarta :

    EGC

    [2]Victor P.Eroschenko. atlas histologi difiore edisi 11. 2012. Jakarta : EGC

    [3] Tabrani Rab. ilmu penyakit paru. 2010. Jakarta : EGC

    [4]Lauralee Sheerwood. Fisiologi Manusia Dari sel ke sistem edisi 6. 2011. Jakarta : EGC

    2. Patomekanisme batuk dan sesak nafas!a. BatukBatuk merupakan reflex pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan

    trakeobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting

    untuk membersihkan saluran napas bagian bawah, dan banyak orang dewasa

    normal yang batuk beberapa kali setelah bangun pagi hari untuk membersihkan

    trakea dan faring dari secret yang terkumpul saat tidur. Rangsangan yang biasa

    menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan.

    Inhalasi asap, debu, dan benda-benda asing kecil merupakan penyebab batuk

    yang sering terjadi.

    Batuk terjadi karena adanya rangsangan pada reseptor batuk (eksogen dan

    endogen) aka diteruskan oleh saraf aferen ke pusat batuk di medulla. Dari pusat

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    13/29

    batuk, impuls akan diteruskan oleh saraf eferen ke efektor yaitu beberapa otot

    yang berperan dalam proses respiratorik.

    Proses terjadinya batuk

    i. Inspirasi, terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yangterinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup.

    Teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif

    intratorakal

    ii. Kompressi, terjadi penutupan glottis setelah udara terhirup pada faseinspirasi. Penutupan glottis kira-kira berlangsung selama 0,2 detik.

    Tujuan penutupan glottis adalah untuk mempertahankan volume paru

    saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan

    otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan

    meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.

    iii. Ekspirasi, pada fase ini glottis dibuka dengan terbukanya glottis danadanya tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tertinggi maka

    terjaadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga

    ekspulsif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka

    terjadilah pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti ukus.

    iv. Relaksasi, terjadinya relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasidapat terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada

    reseptor batuk berikutnya[5]

    b. Sesak NafasSetelah pasien terpajan alergen penyebab atau faktor pencetus segera akan

    timbul dispmea. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk

    dan berusaha penuh mengerahkan tenaga untuk bernapas berdasarkan

    perubahan-perubahan anatomis kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi.

    Percabangan trakeobrokial melebar dan memanjang selama inspirasi, tapi sulit

    untuk memaksakan udarah keluar dari bronkiolus yang sempit, mengalami

    edema dan berisi mukus, sampai tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara

    terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga terjadi

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    14/29

    hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengik ekspirasi memanjang yang

    merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan udara

    keluar.[5]

    REFERENSI

    [5]A. price, Sylvia, M. Wilson, Lorraine. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses

    penyakit, Jakarta : EGC

    3. Kandungan rokok yang berpengaruh pada pernapasan!Setiap rokok atau cerutu mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia

    dan 400 dari bahan bahan tersebut dapat meracuni tubuh sedangkan 40dari bahan tersebut bisa menyebabkan kanker. Beberapa contoh zat

    berbahaya di dalam rokok adalah sebagai berikut

    1. NikotinMenyebabkan ketergantubgan. Nikotin menstimulasi otak untuk ters

    bertambah jumlah nikotin yang dibutuhkan. Semakin lama, nikotin

    dapat melumpuhkan rasa dan otak, serta meningkatkan adrenalin, yang

    menyebabkan jantung diberi peringatan atas reaksi hormonal yang

    membuatnya berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras. Artinya,

    jantung membutuhkan lebih banyak oksigen agar dapat terus

    menerus memompa. Nikotin juga menyebabkan pmbekuan darah lebih

    cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung. Secara perlahan

    lahan nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel sel otak

    perokok lebih banyak untuk mengatasi gejala gejala ketagihan.

    Kadar nikotin yang diisap akan menyebabkan kematian apabila

    kadarnya lebih dari 30 mg. Setiap batang rokok mengandung 0,1 0,2

    mg nikotin

    2. Karbon monoksidaGas ini biasanya terdapat pada asap pembuangan mobil. Karbon

    monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah oksigen yang biasanya

    dibawa oleh sel darah merah sehingga jantung si perokok menjadi

    berkurang suplai oksigennya. Karbon monoksida juga merusak lapisan

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    15/29

    pembuluh darah dan menaikkan kadar lemak pada dinding pembuluh

    darah yang dapat menyebabkan penyumbatan

    3. TarTar digunkan untuk melapisi jalan atau aspal. Tar adalah partikel

    penyebab tumbuhnya sel kanker. Sebagian lainnya, berupa penumpuk

    zat kapur, nitrismine dan B-naphtylamine serta cadmium dan nikel.

    Tar mengandung sel paru dan menyebabkan kanker.

    4. ArsenicUnsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari

    unsur Nitrogen Oksida yang dapat mengganggu saluran pernapasan

    dan Amonium karbonat yaitu zat yang bisa membentuk plak kunig

    pada permukaan lidah serta mengganggu kelenjar makanan dan perasa

    yang terdapat pada permukaan lidah

    5. Formic acidZat tersebut menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

    Bertambahnya zat itu dalam peredaran darah akan mengakibatkan

    pernapasan menjadi cepat

    6. AmoniaAmonia sangat mudah memasuki sel sel tubuh. Saking kerasnya

    racun terdapat dalam zat ini sehingga jika disuntikkan sekali saja ke

    dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan.

    7. AcroleinZat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini

    sangat mengganggu kesehatan

    8. Hidrogen CyanideDapat mengakibatkan kematian

    9. Nitrous oksidaGas ini tidak bewarna. Jika zat ini terisap maka dapat mengakibatkan

    rasa sakit

    10.FormaldehydeZat ini digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    16/29

    11.PhenolCampuran yang terdiri dari destilasi zat organik. Phenol terikat pada

    protein dan menghalangi aktivitas enzim

    12.MethanolSejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar dapat

    mengakibatkan kebutaan bahkan kematian

    13.AcetolHasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak bewarna yang bebas

    bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol

    TAMBAHAN:

    Racun utama pada rokok adalah Tar, nikotin, karbon monoksida, nitrogen

    oksida dan gas amoniak.

    1. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengkel dan menempelpada paruparu. Tar mengandung bahanbahan karsinogen, zatzat tar

    ini dipindahkan ke dalam cabang cabang tenggorokan dan paru paru

    dengan perantaraan asap dan sesudah itu tersimpat pada selaput lendir

    pembuluhpembuluh ini, yang disebabkan karena banyaknya rangsangan

    setempat. Selaput lendir ini mungkin menjadi lebih tebal pada perokok

    berat bila dibandingkan bukan perokok. Ini menambah hambatan pada

    saluran udara kedalajm paru paru dan menjadikan jauh lebih sukar

    baginya untuk bernapas. (asma bronkhial)

    2. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.Zat ini bersifat karsinogen yang mampu memicu kanker

    3. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,membuat darah tidak mampu mengikat oksigen dan tubuh pun menjadi

    kekurangan oksigen. Padahal oksigen merupakan bahan utama kebutuhan

    manusia. Karena tubuh kekurangan oksigen membuat jantung megalami

    penebalan dan bekerja lebih keras memompa darah, sehingga takikardi.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    17/29

    4. Nitrogen oksida berpengaruh pada bulu bulu halus yang meliputibronkhial dan merangsang bulu bulu tersebut sehingga bertambah pula

    keluarnya cairan ekskresi di selaput lendir pada saluran pernapasan, dan

    membesarlah kelenjar getah bening yang ada pada bronkhial. Dengan

    demikian berubahlah kualitas dahak yang keluar (bronkhitis kronik)

    5. Gas amoniak. Gas ini menyengat lidah mengakibatkan terbentuknyalapisan bewarna kuning pada permukaan lidah dan mengganggu kelenjar

    pengecap dan perasa yang ada pada permukaan lidah. Gas amoniak juga

    dapat memperbanyak keluarnya air liur, merangsang batuk, membuka

    peluang pilek mulut, kerongkongan dan faring.

    REFERENSI

    Ariyadin, Relakah Mati Demi Sebatang Rokok, Yogyakarta: Manyar Media: Halaman 19,

    69, dan 83

    4. Mekanisme terjadinya infeksi pernapasan pada perokok?Merokok diketahui mengganggu efektivitas sebagian mekanisme

    pertahanan respirasi.Produk asap rokok diketahui merangsang produksi

    mucus dan menurunkan pergerakan silia.Dengan demikian terjadi

    akumulasi mucus yang kental dan terperangkapnya partikel

    ataumikroorganisme di jalan napas,yang dapat menurunkan pergerakan

    udara dan meningkatkan risiko pertumbuhan mikroorganisme.Apabila

    mikroorganismenya sangat virulen,dapat terjadi infeks saluran napas

    bagian bawah.Batuk-batuk yang terjadi pada para perokok (smokers

    cough) adalah usaha untuk mengeluarkan muku kental yang sulit didorong

    keluar dari saluran napas.Infeksi saluran napas bawah lebih sering terjadi

    pada perokok dan mereka yang perokok pasif,terutama bayi dan anak.

    REFERENSI: J.CORWIN,ELIJABETH.BUKU SAKU PATOFISIOLOGI EDISI REVISI

    3:EGC.GRAMEDIA,HAL 539

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    18/29

    5. Jelaskan hubungan tanda vital dengan skenario?Pada rokok mengandung nikotin yang menyebabkan

    ketergantungan. Nikotin menstimulasi otak untuk terus bertambah jumlah

    nikotin yang dibutuhkan. Semakin lama, nikotin dapat melumpuhkan rasa

    dan otak, serta meningkatakan adrenalin, yang menyebabkan jantung

    diberi peringatan atas reaksi hormonal yang membuatnya bekerja lebih

    keras dan berdebar lebih cepat. Artinya, terjadi peningkatan denyut nadi

    pada perokok. Kerasnya kerja dan debar cepatnya jantung mengakibatkan

    jantung membutuhkan lebih banyak oksigen agar dapat terus memompa.

    Artinya, kebutuhan oksigen yang meningkat mengakibatkan frekuensi

    pernapasan yang tinggi

    REFERENSI: JURNAL: ARIYADIN, RELAKAH MATI DEMI SEBATANG ROKOK,

    YOGYAKARTA: MANYAR MEDIA: HALAMAN 19, 69 DAN 85.

    6. Apa indikasi tes spirometry dan tes oksimetri?Spirometry dan oksimetri digunakan untuk mengevaluasi dan

    menangani pasien penderita penyakit paru.Indikasi tes spirometri :

    Setiap keluhan sesak Penderita asma Penderita PPOK Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan

    Indikasi tes oksimetri yaitu adanya kelainan kadar oksigen di darah arteri.

    REFERENSI : RESPIROLOGI (RESPIRATORY MEDICINE). DR. R.

    DARMANTO DJOJODIBROTO, SP.P.FCCP. HAL 82.

    7. Diagnosis deferential?1. Emfisema

    Pengertian:

    Emfisema adalah keadaan paru yang abnormal yaitu adanya pelebaran

    rongga udara pada asinus yang sifatnya pemanen. Pelebaran ini

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    19/29

    disebakan karena adanya kerusakan dinding asinus. Ketika

    membicarakan emfisema, penyakit ini selalu dikaitkan dengan

    kebiasaan merokok. Oleh karena itu beberapa kali menyamakan antara

    emfisema dan bronkitis kronik

    Etiologi:

    Pajanan terhdap debu batubara merupakan penyebab terjadinya

    emfisema. Penentuan apakah memang menyebabkan emfisema pada

    pekerja tambang batubara adalah debu batabara masih diragukan sebab

    sebagian besar pekerja tersebut adalah perokok. Penyebab ini adalah

    pemajanan terhadap kadmium

    Patogenesis:

    Kerusakan alveoli disebabkan oleh adanya protolisis (degradasi)

    elastin oleh enzim elastase yang disebut protoase. Elastin adalah

    komponen jaringan ikat yang meliputi kirakira 25% jaringan ikat di

    paru. Dalam kadaan normal, terdapat keseimbangan antara degradasi

    dan sintesis elastinatau keseimbangan antara protoase yang

    mendegradasi jaringan paru dan protoase-inhibitor yang menghambat

    kerja protoase. Pada perokok, jumlah protoase meningkat. Makrofag

    dan leukosit ini mengandung elastase dalam jumlah yang tinggi.

    Denagn banyaknya elastase di paru, banyak jaringan paru yang

    didegradasi.

    Manifestasi klinik:

    Sesak nafas saat melakukan kegiatan yang disertai batuk Sputum yang banyak Sesak nafas yang tampak jelas pada penyakit yang telah parah Penderita menunjukkan hyperiflated lug dengan berkurangnya

    ekspansi dada saat inspirasi

    Perkusi hipersonor dan napas pendek

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    20/29

    Pemeriksaan penunjang

    Radiologi : diafragma datar dan letak rendah, sinus frenicus costalis

    tumpul. Ruang retrosternal melebar, volume bertambah besar dan

    penipisan vesikuler dan hiperlusen

    Pemeriksaan fisis: thorax hiperinhalasi, harus diwaspadai sebab biaa

    dijumpai pada asma bronchial. Hiperinflasi menimbulkan barrel chest,

    suara ketuk hipersonor da suara napas menurun

    Penatalaksanaan:

    Edukasi untuk penderita dan keluarga Berhenti merokok Terapi oksigen Brokodilator Antikolinergik (ipratropium bromide, 40mcg sehari 3-4) Golongan xianthine (ainophyline/theophyline sehari 3x10 Fenoterol 200 mcg sehari 3-4 kali Nutrisi

    2. Asma bronkialPengertian:

    Gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel

    inflamasi

    Etiologi:

    Hiperaktivitasbronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan napas

    dan gejala oernapasan (mengi dan sesak)

    Patogenesis:

    Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot

    bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus.

    Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologi

    saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan

    udara distal ditempat terjadinya obstruktif terjebak tidak bisa ekspirasi,

    selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas volume residu

    fungsional (KRF). Dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi

    mendekati kapasitas paru total. Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    21/29

    saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk

    mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot otot bantu napas.

    Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang

    besar, sedang maupun kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan

    dibanding mengi.

    Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata diseluruh bagian paru

    pada daerahdaearah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah

    kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penururn

    PO2 mungkin menjadi berlebihan sehingga PCO2 menurun yang

    kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik. Pada serangan asma

    yang lebih berat lagi banyak saluran napas alveolus tertutup oleh

    mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya petukaran gas.

    Hal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot otot pernapasan

    bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi CO2

    Manifestasi klinik

    Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat

    hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan napas dapat reversible secara

    spontan maupun dengan pengobatan. Gejalagejala asma antara lain:

    Bising mengi (wheezing) yang terdengar atau tanpa stetoskop Batuk produktif seperti tekanan Napas atau dada seperti tertekan, gejalanya bersifat paroksimal

    yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam

    hari.

    Komplikasi ASMA: pnumotorax, emfisema subkutis. Atelektasis.

    Aspergilosis bronkopulmonar alergik, gagal napas,bonkhiti, faktor iga

    Pengobatan:

    Ada beberapa pendekatan seperti:

    Mengurangi respon saluran napas Mencegah ikatan alerge dan IgE

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    22/29

    Mencegah pengelepasan mediator kimia

    Merelaksasikan otototot pada bronkus3. BRONKHITIS KRONIK

    Definisi

    Bronkhitis kronik adalah batuk berulang dan berdahak selama lebih

    dari 3 bulan setiap tahun dalam periode paling sedikit 3 tahun sebab

    utamanya adalah merokok, berbagai penyakit akibat pekerjaan, polusi

    udara, dan usia tua. Terutama laki-laki. Hipersekresi dan tanda-tanda

    adanya penyumbatan saluran napas yang kronik merupakan tanda dari

    penyakit ini

    Patologi

    Pada bronkhitis kronik terjadi hipertrofi kelenjar mukus dari

    trakeobronkhial, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada

    saluran bronkus, sehingga diameter bronkus ini menebal lebih dari 30-

    40% dari teblnya dinding bronkus yang normal. Sekresi dari sel goblet

    bukan saja bertambah dalam jumlahnya akan tetapi juga lebih kental

    sehingga menghasilkan substansi mukosa purulen. Keadaan ini juga

    disertai bronkeostatis dan atelektasis yang diakibatkanoleh

    penyumbatan. Permukaan bronkus senantiasa terinfeksi, oleh karna

    mekanisme untuk membersihkan bronkus melalui silia maupun dengan

    mekanisme sekresi menjadi hilang, sehingga paru selalu diinfeksi oleh

    kuman Haemophilus Influenza dan Streptococcus pneumonia yangmenghasilkan mukus yang purulen pada setiap eksaserbasi.

    Gejala Klinis

    Batuk terutama pada pagi hari pada perokok Sputum kental dan mungkin juga purulen, terutama bila

    terinfeksi oleh haemophillus influenza. Pada tingkat permulaan

    didapatkan adanya dispne yang sesaat.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    23/29

    Dispne makin lama makin berat dan sehari penuh, terutamapada musim dimana udara dingin dan berkabut. Selanjutnya

    sesak napas terjadi bila bergerak sedikit saja dan lama

    kelamaan dapat terjadi sesak napas yang berat, sekalipun dalam

    keadaan istirahat.

    -Pada sebagian pasien justru datangnya pada malam hari,terutama pada pasien yang berusia tua sehingga menyebabkan

    tidur pasien menjadi terganggu.

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Pemeriksaan Faal paruFEV1 kurang dari 75& dalam keadaan kronik bukan saja FEV1 yang

    berkurang, akan tetapi VC juga. Pemeriksaan paru dengan MBBB

    menunjukkan terdapatnya penurunan faal parU

    2. Pemeriksaan RadiologiPada bronkhitis kronik tampak adanya bronkovaskular dan pelebaran dari

    arteri pulmonalis disamping itu ukuran jantung juga mengalami

    pembesaran.Dengan pemeriksaan fluoroskopi dapat dinilai kecepatan

    aliran udara pada waktu ekspirasi. Infeksi pada bronkiolus ditandai dengan

    adanya bercak-bercak pada bagian tengah paru.

    3. Pemeriksaan ElektrokardiografiDengan pemeriksaan ini dapat ditemukan adanya kor pulmonale dan

    hipertrofi pulmonale.

    4. Pemeriksaan BronkoskopiDapat ditemukan adanya obstruksi dan kolaps pada alveoli dan kadang

    kadang dapat meliputi bronkus yang besar. Pada bronkhitis kronik tampak

    karena mukosa yang merah dan hipersekresi.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    24/29

    5. Pemeriksaan Darah RutinDapat ditemukan adanya peninggian hematokrit dan eritema,serta

    hipoksemia kronik.

    Pengobatan/penatalaksanaan

    1. Berhenti merokokUsaha menghentikan rokok adalah suatu tindakan yang berat, walupun

    melalui program yang terorganisir angka kekambuhan dapat mencapai

    80 %

    2. Pemberian Vaksin InfluenzaUntuk mencegah terjadinya influenza yang dapat memperburuk

    COPD, terutama pada masa epidemik, dapat pula digunakan amantadin

    dan rimantadin yang dapat memperpendek pengaruh kuman influenza.

    3. BronkodilatorBronkodilator yang sering diberikan yakni beta-2 agonis

    (epinefrin,albuterol,bitolterol, isoetarim, metaproteranol,terbutali)antikolinergik

    4. TeofilinUntuk meningkatkan faal paru dan mencegah keletihan.

    5. KortikosteroidDiberikan dalam bentuk oral dengan dosis tunggal prednison 40

    mg/hari paling sedikit selama 2 minggu.

    6. AntibiotikUntuk mencegah infeksi, digunakan antibiotik spektrum yang luas

    7. Pemberian Oksigen dalam jangka waktu lamaReferensi ilmu penyakit paru hal 402-408, 418-421 Prof. Dr. H.Tabrani Rab

    Penerbit Trans Info Media, Jakarta tahun 2010

    8. Bagaimana upaya atau tindakan preventif pada perokok?Strategi yang dianjurkan oleh Public Health Service Report USA adalah:

    a. Ask : Lakukan identifikasi perokok pada setiap kunjungan

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    25/29

    b.Advice :Terangkan tentang keburukan/ dampak merokok sehingga pasiendidesak mau berhenti merokok.

    c. Assess :Yakinkan pasien untuk berhenti merokok.d. Assist :Bantu pasien dalam program berhenti merokok.e. Arrange :Jadwalkan kontak usaha berikutnya lebih intensif, bila usaha

    pertama masih belum memuaskan.9

    Garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan 5A:

    ASK (tanyakan)

    Apakah pasien merupakan seorang

    perokok atau bukan?

    Identifikasi dan dokumentasi setiap

    perkembangan pasien setiap control

    ADVICE (anjurkan)

    Anjurkan pasien untuk berhenti

    Gunakan pendekatan secara personal,

    kuat, jelas untuk menganjurkan pasien

    berhenti merokok

    ASSESS (uji)

    Uji keinginan pasien untuk berhenti

    merokok

    Perlu dipastikan pasien memiliki

    keinginan untuk berhenti merokok atau

    tidak, bila tidak maka diperlukan suatumotivasi

    ASSIST (bantu)

    Bantu pasien untuk berhenti merokok

    Untuk pasien yang berniat berhenti

    merokok, tawarkan pengobatan dan

    konseling agar pasien dapat berhenti

    merokok. Untuk pasien yang belum

    berniat untuk berhenti merokok,

    dibutuhkan suatu intervensi sehingga

    pasien di masa yang akan datang akan

    berhenti merokok

    ARRANGE (susun)

    Menyusun rencana untuk

    menindaklanjuti terapi yang sudah

    dilakukan

    Untuk pasie yang berusaha untuk

    berhenti merokok, maka susunlah

    jadwal untuk konsultasi minimal satu

    minggu setelah berhenti merokok.

    Untuk pasien yang tidak ingin berhenti

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    26/29

    merokok untuk saat ini, perkenalkan

    mengenai ketidaktergantungan rokok

    dan motivasi keinginan pasien untuk

    berhenti merokok pada kunjungan

    pasien berikutnya

    Tabel langkah-langkah pendekatan 5A (Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru,

    FK UNAIR)

    Jika perokok tidak ingin berhenti merokok maka dibutuhkan suatu intervensi

    yang didesain agar perokok tersebut dapat berhenti merokok dengan keinginan

    sendiri. Harapan ini dapat dicapai melalui pendekatan 5R (Relevance, Risk,

    Reward, Readblock, Repetition).3

    a.RelevanceKaitkan merokok dengan dampak negatifnya terhadap kesehatan dan

    manfaat ekonomi apa yang diperoleh jika berhenti. Selain itu kaitkan juga

    pada kehidupan orang sekitar kita.

    b.RiskMinta pasien untuk menjabarkan sendiri bahaya yang muncul dari

    mengkonsumsi rokok.

    c.RewardCoba bersama pasien mengidentifikasi apakah ada manfaat yang diperoleh

    dari mengkonsumsi rokok selama ini. Kemudian coba juga identifikasi

    mengenai keuntungan apa saja dari berhenti merokok misalnya

    keuntungan pada kesehatan, meningkatkan cita rasa indera penciuman dan

    perasa, menghemat uang, manfaat kepada lingkungan, manfaat kesehatan

    kepada anak dan bebas dari kecanduan.

    d.ReadblockTanyakan kepada pasien mengenai kemungkinan hambatan yang dapat

    muncul dari upaya berhenti mengkonsumsi rokok, misalnya teman-teman

    yang masih mengkonsumsi rokok atau keinginan yang kuat untuk

    merokok kembali. Hambatan yang biasa muncul adalah withdrawal

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    27/29

    syndrome, ketakutan akan gagal, berat badan meningkat, kurang

    dukungan, depresi, berada di sekitar perokok, hasrat berlebih karena

    menikmati rokok, pengetahuan yang kurang berkaitan dengan pilihan

    program.

    e.RepetitionUlangi langkah-langkah yang dilakukan secara terus menerus pada saat

    pasien melakukan control.3

    Referensi : Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. 2010. Buku Ajar IlmuPenyakit Paru. Surabaya: FK UNAIR. Halaman: 269-272.

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    28/29

    Makassar, 13 November 2013

    LAPORAN HASIL TUTORIAL

    MEROKOK

    Pembimbing: dr.Sri Julyani, Sp.PK

    DISUSUN OLEH:

    KELOMPOK 1A

    Muh.Khaerul Maarif A. 1102120122 Ria Rezki Angreni 110212146

    Irwan Munandar 1102120125 Rizky Ayu Tamara 1102120149

    M.Reza Dede 1102120126 Faedil Ichsan.C 1102120153

    Hajar Aswad 1102120133 Magfirah Ramadhani 1102120154

    Jihan Asma Putri 1102120134 Anggun Dwijayanti 1102120155

    Serezky Rahmiah Suwardy 1102120140 Anisa Arief 1102120156

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    MAKASSAR

    2013

  • 8/13/2019 Laporan tutorial modul merokok 1A.docx

    29/29