laporan pendahuluan anemia

22
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA PENGERTIAN Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan penurunan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin serta hematokrit dalam darah.Dikatakan sebagai anemia bila HB < 14 g/dl dan HT < 41 % (pada pria), atau HB < 12 g/dl dan HT < 37 % (pada wanita). Anemia bukan merupakan penyakit, namun pencerminan suatu gangguan atau penyakit dalam tubuh. ETIOLOGI 1. Produksi eritrosit yang menurun 2. Eritrosit yang prematur 3. Penghancuran eritrosit yang berlebihan KLASIFIKASI ANEMIA Anemia Hipoproliferatif 1. Anemia Aplastik Anemia yang terjadi akibat penurunan sel darah dalam sum-sum tulang dan terjadi penggantian sum-sum tulang menjadi lemak. 2. Anemia pada penyakit ginjal Kerena produksi eritropoetin (hormon yang berperan dalam produksi eritrosit) terganggu pada pasien dengan penyakit ginjal (eritropotein diproduksi diginjal). 3. Anemia pada penyakit kronis

Upload: ray-mei-purwadi

Post on 22-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

12

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Anemia

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

PENGERTIAN

Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan penurunan jumlah sel darah

merah dan kadar hemoglobin serta hematokrit dalam darah.Dikatakan sebagai anemia bila

HB < 14 g/dl dan HT < 41 % (pada pria), atau HB < 12 g/dl dan HT < 37 % (pada wanita).

Anemia bukan merupakan penyakit, namun pencerminan suatu gangguan atau penyakit

dalam tubuh.

ETIOLOGI

1. Produksi eritrosit yang menurun

2. Eritrosit yang prematur

3. Penghancuran eritrosit yang berlebihan

 

KLASIFIKASI ANEMIA

Anemia Hipoproliferatif

1. Anemia Aplastik

Anemia yang terjadi akibat penurunan sel darah dalam sum-sum tulang dan terjadi

penggantian sum-sum tulang menjadi lemak.

2. Anemia pada penyakit ginjal

Kerena produksi eritropoetin (hormon yang berperan dalam produksi eritrosit)

terganggu pada pasien dengan penyakit ginjal (eritropotein diproduksi diginjal).

3. Anemia pada penyakit kronis

Misalnya pada beberapa jenis imflamasi artritis rematoid, abses paru, osteomielitis,

TBC dan keganasan.

4. Anemia difesiensi besi

Penyebab biasanya pendarahan (menstruasi hebat), alkoholisme, mal-absorbsi besi

pada penyakit traktus digestivus (gastritis, pasca reseksi usus, tumor saluran cerna,

dll).

5. Anemia Megaloblastik

Terjadi kerena difesiensi vitamin B12 dan asam folat. Kedua vitamin ini diperlukan

dalam sintesa DNA sehingga eritrosit membesar kerena tidak mampu membelah.

Page 2: Laporan Pendahuluan Anemia

6. Anemia Perniosa

Akibat tidak adanya produksi faktor intrensik oleh mukosa lambung. Faktor

intrensik mengikat vitamin B12 agar bisa diabsorbsi diileus.

Anemia Hemolitika

a. Anemia hemolitik turunan

1. Anemia sel sabit

Defek pada rantai beta hemoglonin. Eritrosit berbentuk sel sabit, sifatnya

mengkristal pada tekanan O2 rendah.

2. Talasemia

Defek sintesis rantai hemoglobin dengan karakteristik selnya hipokromik

mikrositer.

3. Difesiensi Glukosa G-Fosfat Dehidroginase

G-G-PD adalah enzim dalam eritrosit yang penting dalam stabilitas membran,

sehingga dalam keadaan demam atau obat tertentu, eritosit hemolisis. Obat-obatan

yang menyebabkannya adalah obat malaria, sulfonamid, aspirin, cloramfenikol,

vitamin K

b. Anemia Hemolitika Didapat.

Anemia hemolitika turunan

Anemia sel spur

Anemia pada Hipersplenisme

PATOFISIOLOGI

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum atau kehilangan sel darah

merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum (misalnya berkurangnya

eritropeosis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau

kebanyakan akibat yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui

pendarahan/hemolisis (destruksi) pada kasus yang terakhir masalahnya dapat akibat defek

sel merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah/akibat beberapa faktor

diluar sel darah merah. Yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem

retikuluendotelial, terutama dalam hati dan limfe. Sebagai hasil samping dari proses ini,

bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan

destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin

Page 3: Laporan Pendahuluan Anemia

plasma (konsentrasi normalnya 1 mg dl atau kurang ; kadar diatas 1,5 mg/dl

mengakibatkan ikterik pada sklera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi

pada berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma

(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma

(protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (misal apabila

jumlahnya lebih dari sekitar 100mg/dl). Hemoglobin akan terdifusi dalam glomerulus

ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidak adanya hemoglobinemia dan

hemoglobinuria dapat memberikan informasi mengenai lokasi penghancuran sel darah

merah abnormal pada pasien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk

mengetahui sifat proses hemolitik tersebut.

GEJALA KLINIS

Pada Anemia terjadi penurunan oksigen carrying capacity darah, maka semua bagian tubuh

akan terpengaruh.

Kulit dan mukosa    : pucat, elastisitas menurun.

Kuku : cekung (spoon nail), rapuh, tak mengkilat

Sistem respiratorik dan sirkulasi :

Dispnea (bila anemia berat)

Palpitasi (deg-degan)

Gagal jantung kongesti (bila anemia berat)

Sistem Neuromuskular :

Nyeri kepala, vertigo, berkunang-kunang.

Lebih peka terhadap dingin

Otot lemah/mudah lelah, lesu, aktivitas berkurang

Iritabel, kurang konsentrasi/perhatian terhadap sekitar

Perkembangan kepandaian lambat

Prestasi kerja fisik/pikiran menurun.

Sistem Gatrointestinal

Anoreksia

 

Page 4: Laporan Pendahuluan Anemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jumlah darah lengkap hemoglobin dan hematokrit

Jumlah eritosit

Jumlah Retikulosit

LED

SDP

Masa hidup SDM

Jumlah trombosit

Hb elektroforesi

Bilirubin serum

Folay serum dan vitamin B 12

Besi serum

Massa pendarahan

LDH serum

Analisa Gaster

Pemeriksaan Biopsi

Pemeriksaan endoskopi

 

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang

hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

 

Page 5: Laporan Pendahuluan Anemia

KOMPLIKASI

Komplikasi umum anemia meliputi:

1. Gagal jantung

Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan dari

ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan

penyediaan darah, menyebabkan kematian sel dari kekurangan oksigen. Cerebral hypoxia,

atau kekurangan penyediaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran

dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.

2. Kejang

Gerakan yang tidak dikendalikan karena ada masalah di otak disebut kejang.

3. Perestesia ( kesemutan )

Pasien dengan penyakit jantung cendrung lebih besar kemungkianannya mengalami angina

atau gejala gagal jantung kongestif dari pada seseorang yang tidak mempunyai penyakit

jantung.

 

PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA

PENGKAJIAN

a.       Identitas

b.      Riwayat kesehatan

1)      Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) lelah, sakit kepala,

penglihatan berkunang – kunang, berdebar – debar.

2)      Riwayat kesehatan sekarang (Riwayat kesehatan yang diderita pasien saat masuk rumah

sakit).

3)      Riwayat kesehatan yang lalu (Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang

pernah diderita pasien) apakah mafsu makan pasien turun, apakah pasien mempunyai

penyakit dengan perdarahan terus – menerus.

4)      Riwayat kesehatan keluarga (Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain baik

bersifat genetik atau tidak). Apakah dikeluarga ada yang sakit hemofili.

c.       Pemeriksaan persistem

1)      Keadaan Umum : keadaran, vital sign, status gizi (BB, TB)

2)      Sistem persepsi sensori kunjungtiva anemis

a)      Sistem persyaratan : sakit kepala, kunang – kunang, proses pikir lambat.

b)      Sistem pernafasan : nafas pendek, disyna

Page 6: Laporan Pendahuluan Anemia

c)      Sistem kardiovaskuler : nadi cepat dan denyut nadi biasanya keras, tekanan darah normal

tetapi tekanan diastolik dapat rendah.

d)     Sistem gastrointestinal :

e)      Sistem integumen : kulit lembab dan dingin, biasanya pucat.

f)       Sistem perkemihan

g)      Sistem muskoloskeletal : lemah secara umum.

1. Aktivitas dan Istirahat :

Adanya keletihan, kelemahan, kehilangan produktivitas kerja, peningkatan kebutuhan

untuk istirahat dan tidur.

2. Sirkulasi

Adanya riwayat kehilangan darah kronis. Misalnya adanya hematemesis, dismenorea,

angina , CHF, palpitasi, takikardia, hiupotensi postural.

3. Nutrisi/Cairan

Adanya penurunan intake makanan. Kesulitan menelan, mual, muntah, anoreksia,

penurunan BB, lidah tampak merah, daging/halus spesifik untuk difesiensi asam folat dan

vitamin B 12 , torgur kulit menurun, membran mukosa pucat, kering, pika bahan-bahan

seperti tanah liat, cat, es, tepung dll.

4. Eliminasi

Adanya riwayat penurunan urin output, nefpritis, gagal ginjal, diare/konstipasi.

Pemeriksaan neurologis juga penting kerena efek anemia pernisiosa pada sistem saraf

pusat dan perifer. Pasien dikaji mengenai adanya baal dan parastesia perifer, ataksia,

gangguan koordinasi dan kejang.

    Riwayat kesehatan meliputi informasi mengenai setiap pengobatan yang diminum

pasien yang mungkin menekan aktivitas sum-sum tulang/mempengaruhi metabolisme

folat. Riwayat akurat mengenai asupan alkohol termasuk jumlah dan durasi harus

ditanyakan. Pasien juga ditanya mengenai setiap adanya kehilangan darah, seperti adanya

darah dalam tinja/menstruasi berlebihan pada wanita. Riwayat keluarga juga penting

kerena beberapa jenis anemia bersifat herediter.

Page 7: Laporan Pendahuluan Anemia

2.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun

potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges, 1999)

meliputi :

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi

tertekan)).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan

untuk pembentukan sel darah merah.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan.

4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

sirkulasi dan neurologist.

6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses

pencernaan; efek samping terapi obat.

7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi

informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

C. Intervensi/Implementasi keperawatan

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994)

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).

Intervensi dan implementasi keperawatan pasien dengan anemia (Doenges, 1999) adalah :

1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi

tertekan)).

Page 8: Laporan Pendahuluan Anemia

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil : - mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.

- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.

Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan

anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.

 Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.

Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.

 Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.

Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.

 Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.

Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi

untuk mencegah pneumonia.

 Tingkatkan masukkan cairan adekuat.

Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah

pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.

 Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.

Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan

pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.

 Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.

Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

 Amati eritema/cairan luka.

Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila

granulosit tertekan.

 Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi)

Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan

mempengaruhi pilihan pengobatan.

 Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).

Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk

Page 9: Laporan Pendahuluan Anemia

pengobatan proses infeksi local.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan

untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : - menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai

laboratorium normal.

- tidak mengalami tanda mal nutrisi.

- Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau

mempertahankan berat badan yang sesuai.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.

 Observasi dan catat masukkan makanan pasien.

Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

 Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.

 Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.

Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi

gaster.

 Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.

Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan

sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan

bila mukosa oral luka.

Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan

bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin

diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.

 Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.

Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

Page 10: Laporan Pendahuluan Anemia

 Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.

Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi

yang dibutuhkan.

 Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.

Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan

masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

Kriteria hasil : - melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan

tekanan darah masih dalam rentang normal.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Kaji kemampuan ADL pasien.

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

 Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.

Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12

mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.

 Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa

jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

 Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan

tirah baring bila di indikasikan.

Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan

menurunkan regangan jantung dan paru.

Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan

kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).

Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus

otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Tujuan : peningkatan perfusi jaringan

Page 11: Laporan Pendahuluan Anemia

Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. Awasi

Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan

membantu menetukan kebutuhan intervensi.

 Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan

seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.

 Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.

Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung

lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

 Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.

 Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan

thermometer.

Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.

 Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah

lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.

 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

sirkulasi dan neurologist.

Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.

Kriteria hasil : - mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah cedera

dermal.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema,

ekskoriasi.

Page 12: Laporan Pendahuluan Anemia

Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat

menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.

 Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak atau

ditempat tidur.

Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia

jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.

 Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.

Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk

pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan.

 Bantu untuk latihan rentang gerak.

Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.

Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air.

Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi)

Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan terhadap

permukaan kulit.

6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses

pencernaan; efek samping terapi obat.

Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

Kriteria hasil : - menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai

penyebab, factor pemberat.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang

tepat.

 Auskultasi bunyi usus.

Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.

 Awasi intake dan output (makanan dan cairan).

Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam

mengidentifikasi defisiensi diet.

 Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung.

Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan

membantu memperthankan status hidrasi pada diare.

Page 13: Laporan Pendahuluan Anemia

n yang membentuk gas. Hindari makana

Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen

Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai

kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare.

Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.

 Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.

Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya

sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai

perangsang untuk defekasi.

 Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai

indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi)

Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.

Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine (Lomotil)

dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi).

Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.

7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi

informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan

rencana pengobatan.

Kriteria hasil : - pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan

penyakit.

- mengidentifikasi factor penyebab.

- Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi

tergantung pada tipe dan beratnya anemia.

Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang

tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi.

 Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.

Rasional : ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya

meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas.

 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga

Page 14: Laporan Pendahuluan Anemia

tentang penyakitnya.

 Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya

akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.

 Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.

Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

 Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.

Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

D. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan

melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito,

1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :

1) Infeksi tidak terjadi.

2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

4) Peningkatan perfusi jaringan.

5) Dapat mempertahankan integritas kulit.

6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana

pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

•    Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

•    Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta

•    Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,

Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta

•    Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta

Page 15: Laporan Pendahuluan Anemia

•    Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.

•    Hassa. 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI : Jakarta

•    http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

•    http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm

•    Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.

•    Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.