pbl kelompok 5 demam

Upload: ramdani-witia

Post on 06-Mar-2016

467 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

demam tifoid

TRANSCRIPT

Slide 1

Kelompok 5tutor :

Modul Demamdr. Rachmat Faisal SamsuKelompok 5Suyudi Kimiki Putra Lu110 211 0151Nadya Schelina Sunge110 213 0001Riski Wahyudi L110 213 0012Ramdani Witia110 213 0021Andi Tenriawaru P.110 213 0032Heldi Jafar Yansari110 213 0032Aswin Anugerah O 110 213 0081Rahmawati S.110 213 0087Mustika110 213 0105Rahmi Aulia Rauf110 213 0148Ikram hanafi110 213 0131Skenario BSeorang anak perempuan berumur 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu disertai mual dan muntah, selera makan berkurang, kadang-kadang disertai sakit kepala. Demam agak berkurang pada pagi hari. Buang air kecil agak kekuningan dan tidak buang air besar 2 hari terakhir. Sehari sebelumnya penderita makan bakso di kantin sekolah.Kata SulitDemam adalah peningkatan suhu diatas normal 36,70 C sampai di atas normal 37,20 C.Kalimat kunciPerempuan 15 tahunDemam sejak 3 hariMual dan muntah Selera makan berkurangSakit kepalaDemam berkurang saat pagi hariUrine agak kekuninganTidak buang air besar 2 hariMakan bakso di kantin sekolahPertanyaan 1. Jelaskan tentang: A. Patomekanisme demam B. Patomekanisme nafsu makan menurun C. Patomekanisme sakit kepala 2. Klasifikasi Demam?3. Mengapa demam turun pagi hari?4.Bagaimana langkah-langkah diagnosis skenario ?5. Differential diagnosis ?6. Perspektif islam yang berhubungan dengan skenario ? 1. Jelaskan tentang:

A. Patomekanisme demam B. Patomekanisme nafsu makan menurun C. Patomekanisme sakit kepalaPatofisiologi demam

Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC Hal 453-717 1. Jelaskan tentang:

A. Patomekanisme demam B. Patomekanisme nafsu makan menurun C. Patomekanisme sakit kepala D. Mual dan muntahPatomekanisme Nafsu Makan MenurunSunariani, Jenny. Des 2009. Perubahan Konsentrasi IL-1 dan Gustducin terhadap rasa pengecapan pahit pada demam. J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No.3. http://journal.unair.ac.id 1. Jelaskan tentang:

A. Patomekanisme demam B. Patomekanisme nafsu makan menurun C. Patomekanisme sakit kepala D. Mual dan muntahNyeri kepalaDisebabkan oleh tubuh kekurangan asupan nutrisi karena gejala mual dan muntah di atas, akibatnya terjadi hipoksia jaringan dan tubuh melakukan fungsi homeostasis dengan cara vasodilatasi pembuluh darah. Vasodilatasi tersebut, lalu menekan struktur bangunan peka nyeri di otak dan membuat nyeri kepala.Sudoyo, Aru W dkk. Demam Tifoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing, hal 549-501 1. Jelaskan tentang:

A. Patomekanisme demam B. Patomekanisme nafsu makan menurun C. Patomekanisme sakit kepala D. Mual dan muntahMual dan muntah Mual dan muntah pada penderita disebabkan oleh kuman yang masuk di dalam tubuh dinetralisir sebagian oleh asam lambung dan terjadi peningkatan produksi asam lambung. Lalu terjadilah mual dan disertai muntah diakibatkan tubuh harus mengeluarkan sejumlah makanan yang ada di lambung untuk mengurangi produksi asam tersebut.

KLASIFIKASI DEMAMBeberapa klasifikasi demam berdasarkan kenaikan suhu:4Hipotermia : < 350CSuhu normal : 36,50C - 37,20CSuhu subnormal: < 360C Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,20C.Hiperpireksia : 41,20CBeberapa tipe demam yang mungkin kita jumpai, antara lain:Demam SeptikDemam RemittenDemam IntermittenDemam KontinyuDemam Siklik

Referensi: Nelwan. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid III Ed.V. Jakarta. InternaPublishing

3. Mengapa demamnya berkurang pada pagi hari ?Sudoyo, Aru W dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna PublishingEndotoksin salmonella thypi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang sehingga terjadi demam.Demam pada thypoid turun pada pagi hari karena bakteri salmonella thypi mengikuti irama sirkadian tubuh, dimana pada pagi hari adalah suhu tubuh menurun. Irama sirkadian adalah proses biologis ritmis yang menyebabkan perubahan fisik selama 24jam secara teratur4. Bagaimana langkah-langkah diagnosis skenario ?AnamnesisOnset dan durasi demamSifat demamKeluhan lain yang menyertaiManifestasi perdarahan

Gangguan sistem respirasiGangguan sistem gastrointestinalRiwayat penyakitRiwayat pengobatanRiwayat keluarga

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Hal.539, 549, 595Pemeriksaan Tanda VitalTekanan darah : 120/80Nadi : 60-100x/menitPernapasan : 16-24x/menitSuhu : 36,5 37,2 oC

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Hal.539, 549, 595Pemeriksaan FisisTanda-tandai anemia, ikterus dan edemaMenifestasi perdarahanUji tourniquetManifestasi effloresensi kulitRongga mulut dengan dan tanpa spatelPemeriksaan fisik thoraks dan abdomenPembesaran kelenjar

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Hal.539, 549, 595Tes LaboratoriumDarah rutinApusan darahUji serologiBiakan bakteri, jamur, virusSudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Hal.539, 549, 595RadiologiFoto polosUSGCT-ScanMRI

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Hal.539, 549, 5955. Differential diagnosis ?TifoidDEFINISIDemam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan. Sinonim dari demam tifoid dan paratifoid adalah typhoid dan paratyphoid fever, enteric fever, tifus, dan paratifus abdominalis. Etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi. Sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteriditis, yaitu S. enteriditis bioserotipe paratyphi A, B, dan C. Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing TifoidMANIFESTASI KLINISGejala yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing TifoidMANIFESTASI KLINISGejala yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing TifoidDIAGNOSIS1. Pemeriksaan Darah RutinSering ditemukan leukopeni, dapat pula kadar leukosit normal ataupun leukositosis, anemia ringan dan trombositopenia. LED pada demam tifoid dapat meningkat. SGOT dan SGPT seingkali meningkat, tetapi akan normal kembali ketika sembuh.2. Uji Widal Semakin tinggi titernta semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman. Peningkatan titer uji Widal empat kali lipat selama 2-3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid. Reaksi Widal dengan titer antibodi O 1:320 atau titer antibodi H 1:640. 93. Kultur DarahHasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid. Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam tifoid.4. Tes Tubex

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing TifoidDIAGNOSIS1. Pemeriksaan Darah RutinSering ditemukan leukopeni, dapat pula kadar leukosit normal ataupun leukositosis, anemia ringan dan trombositopenia. LED pada demam tifoid dapat meningkat. SGOT dan SGPT seingkali meningkat, tetapi akan normal kembali ketika sembuh.2. Uji Widal Semakin tinggi titernta semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman. Peningkatan titer uji Widal empat kali lipat selama 2-3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid. Reaksi Widal dengan titer antibodi O 1:320 atau titer antibodi H 1:640. 93. Kultur DarahHasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid. Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam tifoid.

Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I. Jakarta : Interna Publishing Penatalaksanaan1. Istirahat dan perawatan.2. Diet dan terapi penunjang, 3. MedikamentosaKloramfenikolDosis hari pertama 4x250 mg, hari kedua 4x500 mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4x250 mg selama 5 hari kemudian.TiamfenikolDosis 4x500 mg, demam rata-rata menurun pada hari ke-5 sampai ke-6KotrimoksazolDosis untuk orang dewasa 2x2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim)Azitromisin

Penatalaksanaan1. Istirahat dan perawatan.2. Diet dan terapi penunjang, 3. MedikamentosaKloramfenikolDosis hari pertama 4x250 mg, hari kedua 4x500 mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4x250 mg selama 5 hari kemudian.TiamfenikolDosis 4x500 mg, demam rata-rata menurun pada hari ke-5 sampai ke-6KotrimoksazolDosis untuk orang dewasa 2x2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim)Azitromisin

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis, hemoragik.ETIOLOGIDemam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga FlaviviridaeManifestasi klinisDemam Dengue (DD). Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:Nyeri kepala.Nyeri retro-orbitalMialgia / artralgia.Ruam kulit.Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)Leukopenia. Dan pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.

DiagnosisDemam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :Uji bendung positifPetekie, ekimosis, atau purpuraPerdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdrahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain.Hematemesis atau melana.Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000 ul)Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut :Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelaminPenurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnyaTanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

PenatalaksanaanProtokol 1. Penanganan Tersangka (Probable) DBD Dewasa tanpa Syok.Seseorang yang tersangka menderita DBD diruang Gawat Darurat dilakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), dan trombosit bila :Hb, Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien dapat diipulangkan dengan anjuran control atau berobat jalan ke Poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnyaHb, Ht normal tetapi trombosit < 100.000 dianjurkan untuk dirawat.Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk dirawat.

PenatalaksanaanProtokol 2. Pemberian Cairan pada Tersangka DBD Dewasa di Ruang RawatPasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa syok maka diruang rawat diberikan cairan infuse kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini :1500 + {20 x (BB dalam kg 20)}Bila Hb, Ht meningka 10-20% dan trombosit < 100.000 jumlah pemberian cairan tetap.Bila Hb, Ht meningkat > 20% dan trombosit < 100.000 maka pemberian cairan sesuai sesuai dengan protocol penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20%

PenatalaksanaanProtokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20%Meningkatnya Ht > 20% menunjukkan bahwa tubuh mengalami defisit cairan sebanyak 5%. Terapi awal pemberian cairan adalah dengan memberikan infuse cairan kristaloid sebanyak 6-7 ml/kg/jam. Kemudian dipantau setelah 3-4 jam pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda-tanda hemaokrit turun, frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infuse dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam.Apabila setelah pemberian terapi cairan awal 6-7 ml/kgBB/jam tadi tetap tidak membaik, yang ditandai dengan ematokrit dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun < 20 mmHg, produksi urin menurun, maka kita harus menaikkan jumlah cairan infuse menjadi 10 ml/kgBB/jam.

PenatalaksanaanProtokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD Dewasa.Perdrahan spontan dan massif pada penserita DBD dewasa adalah: perdarahan hidung/epistaksis yang tidak terkendali walaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran cerna (hematemesis dan melena atau hematoskesia), perdarahan saluran kencing (hematuria), perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah pendarahan sebanyak 4-5 ml/kgBB/jam. Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian pemberian cairan tetap seperti keadaan DBD tanpa syok lainnya.Pemberian heparin diberikan apabila secara klinis dan laboraoris didapatkan tanda-tanda koaglasi intravascular diseminata (KID). Tranfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi. FPP diberikan bila didapatkan defisiensi factor-faktor pembekuan. PRC diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 g/dl. Tranfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan perdarahan spontandan massif dengan jumlah trombosit < 100.000/ mm3 disertai atau tanpa KID.Protokol 5. tatalaksana Sindroma Syok Dengue pada Dewasa

ASCARIASIS

ETIOLOGIAscaris lumbricoidesPATOFISIOLOGI DAN GEJALA KLINISGejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva.Gangguan karena larva biasanya terjadi saat berada di paru. Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita menglami gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare, atau konstipasi.Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga menambah keadaan malnutrisi dan status kognitif pada anak sekolah dasar. Efek yang serius terjadi jika cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus). DIAGNOSISIS:

Cara menegakkan diagnosis adalah dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis askariasis. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung karena muntah tataupun melalui tinja.

PENATALAKSANAAN:

Medikamentosa:Albendazol 400 mg, dosis tunggal. Pada infeksi berat dapat diberikan 2-3 hari.Mebendazol 2x100 mg, selama 3 hari.Piperazib 25 mg/kgBB, maksimum dosis pada dewasa 3,5 gr.Pirantel pamoat 10 mg/kgBB, maksimum 1 gr, dosis tungga.Nitazoksanid 2x500 mg untuk dewasa.Operatif: Jika terjadi infeksi berat yang menyebabkan ileus obstruktif total.

Tabel Differential diagnostikTifoidDBDAscariasisPerempuan 15 tahun+++Demam sejak 3 hari-++/-Mual dan muntah ++/-+Selera makan berkurang+++/-Sakit kepala++-Demam berkurang saat pagi hari++-Urine agak kekuningan++-Tidak buang air besar 2 hari++/-+/-Makan bakso di kantin sekolah+--6. Perspektif islam yang berhubungan dengan skenario ?Perspektif islamPenyakit sebagai penghapus dosasetiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yag lainnya, pasti akan dihapuskan kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya (HR Al-bukhori no 5661)Kebersihan adalah sebagian dari keimanan. (H.R.at-Thabrani dan al-Hakim)