tutorial 4

27
TUTORIAL 4 (SKENARIO A Blok 5 2011) Hari/tanggal : Senin/ 28 November 2011 Tempat : Ruang Tutorial I FK UNSRI Madang Waktu : 08.00 – 10.30 WIB Tutor : dr. Mutiara Budi Azhar, MMedSc Moderator : Fajar Ahmad Prasetya Sekretaris 1 : Beuty Savitri Sekretaris 2 : Lianita Anggota : 1. Nurul Hayatun Nupus 6. Obby Saleh 2. Muhammad Agung Wijaksana 7. Hajrini Andwiarmi A 3. Kadek Martha S 8. Fadlia 4. Indri Pratiwi 9. Rullis Dwi Istighfaroh 5. Mia Hayati Khairunnisa Skenario : Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu. Rasa kesemutan tersebut terkadang juga diselingi rasa nyeri ataupun rasa seperti panas terbakar. Ia menyatakan tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda-benda yang dipegang tangan kanannya. Ia juga menyatakan kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas menggunakan tangan kanan, seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. Selebihnya, ia menyatakan merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher. 1. Klarifikasi Istilah a. Kesemutan = 1

Upload: miranda-riski

Post on 10-Aug-2015

142 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial 4

TUTORIAL 4 (SKENARIO A Blok 5 2011)

Hari/tanggal : Senin/ 28 November 2011

Tempat : Ruang Tutorial I FK UNSRI Madang

Waktu : 08.00 – 10.30 WIB

Tutor : dr. Mutiara Budi Azhar, MMedSc

Moderator : Fajar Ahmad Prasetya

Sekretaris 1 : Beuty Savitri

Sekretaris 2 : Lianita

Anggota : 1. Nurul Hayatun Nupus 6. Obby Saleh

2. Muhammad Agung Wijaksana 7. Hajrini Andwiarmi A

3. Kadek Martha S 8. Fadlia

4. Indri Pratiwi 9. Rullis Dwi Istighfaroh

5. Mia Hayati Khairunnisa

Skenario :

Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu. Rasa kesemutan tersebut terkadang juga diselingi rasa nyeri ataupun rasa seperti panas terbakar. Ia menyatakan tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda-benda yang dipegang tangan kanannya. Ia juga menyatakan kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas menggunakan tangan kanan, seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. Selebihnya, ia menyatakan merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher.

1. Klarifikasi Istilaha. Kesemutan =

Dorland (dalam istilah medis disebut paresthesia) perasaan sakit atau perasaan yang menyimpang; rasa abnormal, seperti kesemutan, rasa terbakar, berkeringat dan lain-lain.KBBI berasa senyar (geranyam) pada anggota badan, seperti digigit semut, terutama kaki dan tangan (karena lama duduk tanpa bergerak-gerak atau tertekan terlalu lama dst.

b. Nyeri = berasa sakit (spt ditusuk-tusuk jarum atau spt dijepit pd bagian tubuh); rasa yg menimbulkan penderitaan

c. Panas terbakar = hangat sekali, seperti terasa terbakar atau terasa dekat dengan api, bersuhu relatif tinggi

1

Page 2: Tutorial 4

d. Lemah = tidak kuat; tidak bertenagae. Trauma =

Dorland luka atau cedera baik fisik atau psikisKBBI keadaan jiwa atau tingkah laku yg tidak normal sbg akibat dr tekanan jiwa atau cedera jasmani.

2. Identifikasi Masalah

Fakta E-O Concern1. Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil

dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu.

+ ××××

2. Rasa kesemutan tersebut terkadang diselingi rasa nyeri ataupun rasa seperti panas terbakar.

+ ××

3. Ia menyatakan tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda-benda yang dipegang tangan kanannya.

+ ×××

4. Ia sulit untuk melakukan beberapa aktivitas menggunakan tangan kanan, seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb.

+ ×

3. Analisis masalah1. a. Apa definisi kesemutan?

b. Apa saja penyebab kesemutan (paresthesia)?c. Mengapa rasa kesemutan yang dialami Linda hanya terjadi di ibu jari, telunjuk dan jari tengah?d. Apa dampak yang ditimbulkan dari gejala kesemutan tersebut?e. Adakah hubungan antara kehamilan dengan kesemutan yang dialami Linda?f. Bagaimana cara mengatasi kesemutan?

2. a. Bagaimana mekanisme terjadi rasa nyeri?b. Bagaimana mekanisme terjadinya rasa panas terbakar?c. Bagaimana hubungan antara rasa nyeri ataupun rasa panas terbakar terhadap kesemutan yang dialami Linda?

3. a. Apa penyebab melemahnya tangan kanan Linda?b. Adakah hubungan antara tangan kanan lemah dan gejala kesemutan yang dialami Linda? Jelaskan!c. Bagaimana mekanisme pergerakan tangan dalam memegang benda?d. Bagaimana cara mengobati (terapi) yang dilakukan agar pergerakan tangan Linda kembali normal?

4. a. Bagaimana mekanisme gerakan tangan saat mengancing baju dan menyisir rambut?b. Gerakan apa saja yang dilakukan saat mengancing baju dan menyisir rambut?

2

Page 3: Tutorial 4

Jawaban terhadap analisis masalah:

1. a. Paresthesia juga bisa digambarkan sebagai pin-dan-jarum atau kulit-merangkak sensasi.

Parestesia paling sering terjadi pada ekstremitas, seperti tangan, kaki, jari, dan kaki, tetapi

bisa terjadi di bagian lain dari tubuh. Atau perasaan sakit atau perasaan yang menyimpang;

rasa abnormal, seperti kesemutan, rasa terbakar, berkeringat dan lain-lain. Parestesia

merupakan gangguan protopatik yang timbul spontan, tanpa perangsangan khusus, misalnya

perasaan dingin atau panas setempat, kesemutan, rasa berat atau rasa dirambati sesuatu.

(Mardjono dan Sidharta, 2008)

b. Penyebab kesemutan : kompresi saraf (tekanan) cedera saraf, tekanan berkepanjangan

ada syaraf, gangguan yang mengganggu sistem saraf, gangguan aliran darah.

c. Rasa kesemutan terjadi hanya di ibu jari, telunjuk dan jari tengah karena dipengaruhi oleh

nervus medianus (saraf yang menginervasi di ibu jari, telunjuk dan jari tengah dan sebagian

jari manis melalui terowongan karpal).

Kemungkinan retinakulum fleksorum membesar sehingga menekan pembuluh darah.

d. Dampak yang ditimbulkan dari kesemutan tersebut adalah melemahnya tangan kanan

Linda dalam beraktivitas dan memegang benda. Kemungkinan lebih lanjut akibat kesemutan

yang tidak kunjung diobati adalah nyeri kronis, cacat, kelumpuhan, nyeri berkepanjangan,

hilang/mati rasa (anaesthesia).

e. Terowongan karpal merupakan terowongan tulang yang terbentuk dari tulang-tulang

pergelangan dari tiga sisi serta jaringan ikat yang berjalan melintasi pergelangan tersebut.

Pembengkakan dan retensi (tertahannya) cairan yang umum ditemui pada saat hamil dapat

meningkatkan tekanan pada rongga yang kecil ini, sehingga menekan saraf medianus yang

berjalan di dalamnya. Saraf medianus mempersarafi jempol, jari telunjuk, tengah, dan

setengah dari jari manis. Karena itu, penekanan saraf tersebut menimbulkan gejala seperti

kesemutan dan nyeri, terutama pada keempat jari tersebut, dan dapat menjalar ke atas.

Menurut dr. Ferry, SpOG (RSIA Evasari, Jakarta), keluhan kesemutan ini memang sering

muncul pada ibu hamil. Tetapi, berdasarkan hasil penelitian, sebesar 2,3% saja yang

ditemukan mengalami gejala ini dari 2400 ibu hamil. Ibu hamil juga rentan terkena

kesemutan (atau gejala CTS) karena perubahan hormonal, cairan tubuh lebih banyak

sehingga menyebabkan penumpukan cairan.

3

Page 4: Tutorial 4

f. Cara untuk mengatasi kesemutan:

Memperbaiki aliran darah di bagian tubuh yang kesemutan, misalnya dengan memijat, secara perlahan menggerak-gerakkan bagian yang kesemutan tadi hingga hilang atau melepaskan bendungan yang menjadi penghambat aliran darah atau memberikan obat-obatan yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar.

Memberikan obat-obatan untuk mengembalikan fungsi saraf sehingga kesemutan hilang, berupa vitamin B1, B6, dan B12 (vitamin neurotropik yang berfungsi menjaga kesehatan jaringan saraf). Vitamin B1 misalnya, penting untuk metabolisme karbohidrat, serta penyediaan energi untuk saraf. Sedangkan vitamin B6 untuk metabolisme protein dan memelihara fungsi normal saraf. Sementara B12 penting untuk sintesa asam nukleat dan menjaga integritas jaringan saraf. Untuk mengatasi nyeri, kombinasikan dengan analgesik yang berfungsi sebagai anti radang.

Teknik akupunktur pun dapat dilakukan untuk memperbaiki aliran darah dan memperbaiki fungsi saraf. Pada awalnya, mungkin agak sedikit sakit, tapi dengan menjalankan beberapa kali terapi, masalah kesemutan tadi dapat terobati secara bertahap.

Jika kesemutan terjadi pada penderita diabetes (Neuropati diabetik), pengobatan dilakukan dengan mengontrol gula darah, mengkonsumsi obat diabetes, dan pemberian obat-obatan yang bersifat neurotropik dan vitamin

Jika kesemutan terjadi karena stroke, pengobatan harus segera dilakukan. Contohnya saja pada stroke akibat sumbatan, penderita harus diberikan obat pengencer darah. Penderita juga harus diberitahukan bagaimana pengaturan risiko akibat stroke, seperti hipertensi dan kolesterol.

Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol karena alkohol dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B, terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan dalam aktivitas saraf dan merokok

Memperbanyak mengkonsumsi buah pisang atau kelapa muda. Kedua buah ini sangat membantu menghilangkan rasa kesemutan.

2. a. Mekanisme rasa nyeri:

Ada suatu pengaktifan nosiseptor (ujung saraf bebas afferen primer, berfungsi sebagai reseptor nyeri) oleh zat zat tertentu. Zat-zat ini dihasilkan/dibebaskan ketika terjadi cedera. Stimulus yang masuk dari reseptor nyeri lalu diteruskan ke medula spinalis, lalu menuju ke talamus otak. Selanjutnya nyeri diproses oleh persepsi otak. Beberapa zat yang merangsang nosiseptor : ion kalium, bradikinin (perangsang nyeri yang kuat), histamin, serotonin, asam. (price-wilson, guyton-hall)

Jalur Asendens

4

Impuls nyeri Serat saraf C

& A- aferen

Akar saraf dorsalis

Kornu dorsalis medulla spinalis (lamina II &III)

Page 5: Tutorial 4

Nyeri terbagi 2 yaitu nyeri cepat dan nyeri lambat. Nyeri cepat dapat muncul dari sensasi

mekanis, kasar dan tekanan. Nyeri cepat akan melewati traktus neospinotalamikus melalui

nosiseptor A- .

Sedangkan nyeri lambat akan muncul dari sensasi berupa kimiawi, panas, pegal, dan sensasi

yang lokalisasinya samar. Nyeri lambat akan melewati traktus paleospinotalamikus melalui

nosiseptor tipe C, lalu impuls akan menuju formasio retikularis batang otak dan dilanjutkan ke

nukleus parafasikularis dan nukleus intralaminar di talamus, hipotalamus, nukleus sistem limbik,

serta korteks otak depan.

Jalur Desendens

Modulasi nyeri:

1. Substansia grisea periakuaduktus (PAG) dan Substansia grisea periventrikel (PVG) pada

mesensefalon & pons bagian atas.

2. Nukleus rafe magnus (NRM) pada pons bagian bawah dan medulla bagian atas, serta

Nukleus retikularis paragigantoselularis (PGL) pada medulla lateralis.

3. Kolumna dorsalis medulla spinalis ke kompleks inhibitorik nyeri yang terletak di kornu

dorsalis medulla spinalis.

b. Mekanisme rasa panas terbakar

Ada dua tipe serat afferen primer yang membawa impuls dari nosiseptor. Yang pertama serat afferen primer-delta yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin. yang kedua serat afferen primer-C yang tidak bermielin. Serat afferen primer-delta membawa sinyal sinyal nyeri cepat, dimana nyeri cepat ini dirasakan 0,1 detik setelah terjadinya rangsang. Nyeri cepat memiliki lokalisasi yang jelas dengan rasa seperti tertusuk, tajam, dan elektris. sementara serat afferen primer-C membawa nyeri lambat, dimana nyeri lambat ini dirasakan 1 detik setelah adanya rangsangan nyeri, berasa seperti terbakar, berdenyut tatu pegal. (price-wilson)

Jadi, yang menyebabkan rasa panas terbakar adalah stimulus nosiseptor yang menjalarkan nyeri lambat.

5

Nosiseptor tipe C lambat kronik

Formasio retikularis batang otak

Nucleus parafasikularis & nucleus intralaminar di thalamus, hipotalamus,

nucleus system limbic, korteks otak depan

Menyatu di traktus spinotalamikus anterolateralis

Sisi berlawanan medulla spinalis di komisura anterior

Thalamus & struktur otak lain

Page 6: Tutorial 4

c. Hubungan kesemutan dengan rasa nyeri

Nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan yang menyadarkan seseorang untuk membuat tanggap rangsang yang memadai guna mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang bersangkutan

3. a. Penyebab tangan Linda melemah:Kesemutan yang dialami Linda disebabkan oleh berkontraksinya otot-otot di daerah karpal juga kemungkinan adanya penumpukan cairan sinovial di daerah terowongan karpal tangan Linda, sehingga menekan saraf medianus dan pembuluh darah disekitarnya. Saraf medianus yang tertekan menyebabkan kesemutan dan rasa nyeri, sedangkan tertekannya pembuluh darah menyebabkan kurang lancarnya aliran darah (yang mengandung oksigen dan nutrisi) sehingga nutrisi/makanan untuk otot-otot tersebut berkurang, terjadilah atrofi otot, ototpun melemah.

b. Hubungan tangan yang melemah dengan gejala kesemutan:Gejala kesemutan yang tidak kunjung diobati, lama-kelamaan akan menyebabkan lemahnya otot tangan bahkan anaesthesia (mati rasa) tangan. Kesemutan yang dialami Linda sudah dialaminya selama 2 bulan belakangan menyebabkan sulit beraktivitas menggunakan tangan kanannya. Berkurangnya intensitas pergerakan tangan juga bisa memicu lemahnya tangan kanan Linda.

c. Mekanisme pergerakan tangan saat memegang benda adalah gerakan opositio. Opositio adalah mendekatnya ujung jari yang satu dengan ujung jari lainnya. Memegang benda seperti mengepalkan tangan termasuk gerakan opositio.

d. Terapi yang bisa dilakukan agar tangan Linda kembali normal adalah hydrotherapy. Pada beberapa studi, hidroterapi kontras telah dibuktikan cukup efisien dalam meningkatkan sirkulasi darah pada daerah yang sakit. Selain itu teknik ini cukup mudah. Caranya, rendamlah tangan dalam air panas selama 3 menit, kemudian lanjutkan dengan merendam dalam air dingin selama 30 detik. Ulangi cara ini sebanyak 3 hingga 5 kali. Metode ini akan meningkatkan sirkulasi lokal, dan dengannya meningkatkan pasokan nutrisi serta oksigen, membuang berbagai sisa metabolisme, mengurangi konsentrasi zat-zat mediator inflamasi (peradangan), dan akhirnya meredakan nyeri.Selain itu, pergelangan tangan sebaiknya diimobilisasi dengan menggunakan belat pergelangan tangan (wrist splints). Kegunaan belat pergelangan tangan adalah untuk mensupport dan membatasi gerakan pergelangan tangan. Penggunaan belat umumnya pada saat olahraga untuk mencegah cedera, namun pada sindroma terowongan karpal, belat pergelangan tangan sebaiknya digunakan sepanjang hari. Belat digunakan selama beberapa minggu atau bulan, bergantung kepada derajat beratnya masalah.

6

Page 7: Tutorial 4

4. a.

4. Tinjau Ulang Masalah dan Menyusun Keterkaitan Antar Masalah

5. Learning Issues

Pokok bahasan What I know

What I don’t know What I have to prove How will I learn

Anatomi ekstremitas atas

(syaraf, otot, pembuluh darah, sendi)

Definisi

Os. carpal

Macam-macam syaraf, otot, pembuluh darah, sendi, tendo, ligamen sepanjang lengan atas sampai tangan

Fungsi syaraf, otot, pembuluh darah, sendi, tendo, ligamen sepanjang lengan atas sampai tangan

Hubungan persyarafan sepanjang lengan atas sampai tangan (terowongan karpal)

1. Syaraf apa saja yang terganggu

2. Gerakan yang tidak bisa dilakukan dan hubungannya dengan syaraf yang terganggu

3. Reseptor syaraf saat terjadi gejala-gejala sensorik dan motorik

Mekanisme otot, tendo, ligamen saat terjadi Carpal Tunnel

Textbookinternet

7

Kesemutan Rasa nyeri dan panas terbakarKehamilan

Tangan melemah

Sulit beraktivitas dengan menggunakan tangan

Mudah menjatuhkan benda-benda yang dipegang

Page 8: Tutorial 4

Syndrome

1. Mekanisme gerakan otot saat CTS

2. Hubungan syaraf yang terganggu dengan otot dan pergerakannya

Histologi ekstremitas atas

Definisi Jaringan otot yang berada di daerah terowongan karpal

Jaringan syaraf yang mempersyarafi daerah ibu jari, telunjuk dan jari tengah (nerves medianus)

Penyusun jaringan otot dan syaraf yang berhubungan langsung dengan gejala kesemutan, nyeri, panas terbakar dan Carpal Tunnel Syndrome

Textbookinternet

Fisiologi ekstremitas atas

Definisi Fungsi dan kerja tangan yang mempengaruhi CTS

Gejala dan kemungkinan penyakit yang bisa timbul

Textbookinternet

6. Sintesis

Plexus brachialis

Pleksus brachialis adalah bagian struktur sistem saraf perifer yang dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis segmen servikal – torakal (C5 – T1). Struktur ini bisa bervariasi dari medulla spinalis C4 atau medulla spinalis T2.1 Menurut letaknya terhadap clavicula, percabangan pleksus brachialis dibagi menjadi pars supraclavicularis dan pars infraclavicularis. Cabang supraclavicularis berasal dari cabang radiks nervus spinalis dan cabang dari trunkus, sedangkan cabang infraclavicularis berasal dari cabang ketiga fasikulus dan cabang terminal. 2.

Lesi yang mengenai pleksus brachialis akan menunjukkan gejala Lower Motor Neuron, mirip dengan lesi pada saraf atau radiks yang sulit dibedakan dalam dignostiknya. Sebelum menyimpulkan suatu lesi pada pleksus brachialis, harus dipastikan lesi tersebut tidak berasal dari radiks atau saraf. Untuk itu, sangatlah penting dilakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan neurologis daripada pemeriksaan penunjang seperti MRI, CT ataupun EMG. Secara teori, gejala klinis lesi pada pleksus brachialis mirip-meskipun tidak persis dengan lesi pada multiple radiks. Secara klinis, ada 3 tipe penyebab utama lesi pada pleksus brachialis yaitu : Upper brachialis pleksus (Erb-Duchenne type), Lower brachialis pleksus (Dejerine-Klumpke type) dan total brachialis lesion. 2

ANATOMIPleksus brachialis berada dalam regio colli posterior yang ditutupi oleh kulit, platisma, dan fascia colli profunda yang menyilang n.supraclavicularis dan m.omohyoideus venter inferior,

8

Page 9: Tutorial 4

v. jugularis externa dan a. transversa cervicalis. Dibatasi di sebelah caudal oleh clavicula dan berada di sebelah postero-lateral m. sternocleidomastoideus, sebelah cranial dan dorsal a. subclavia. Pleksus ini masuk ke dalam fossa axillaris bersama-sama dengan a. axillaris. Percabangan terminal dari pleksus ini tampak pada sisi inferolateral dari m. pectoralis minor, di sebelah ventral m. subscapularis.

Pleksus brachialis terdiri dari 5 komponen : 1) lima radiks (C5-T1 dari ramus anterior), 2) tiga trunkus : superior, media, inferior; 3) enam cabang : tiga cabang anterior dan tiga cabang posterior; 4) tiga fasikulus : lateralis, medialis, posterior; 5) 5 saraf terminalis.4,5

1. Ramus anterior

Radiks dorsalis dan ventralis berasal dari tiap-tiap segmen medulla spinalis di dalam foramen intervertebra dalam bentuk nervus spinalis kemudian keluar dari foramen memberi cabang ramus posterior/ dorsalis dan ramus anterior/ ventralis. Pleksus brachialis dibentuk oleh radiks n. spinalis segmen C5 – T1. Cabang-cabang langsung dari radiks pleksus antara lain : sebuah cabang menuju nervus phrenicus dari C5, nervus thoracalis posterior yang terdiri dari n. scapularis dorsalis (C5), saraf motorik ke m. rhomboideus; dan n. thoracalis longus (C5-7) yang berjalan turun mempersarafi m. serratus anterior. Cabang-cabang saraf juga menuju m. scalenus dan longus colli dari C6-8. Nervus intercostalis yang pertama berjalan dari T1. 1,

2. Trunkus

Ramus anterior n. spinalis C5-6 bersatu membentuk trunkus superior yang tampak diantara m. scalenus medius da m. scalenus anterior. Trunkus medius hanya dibentuk oleh ramus anterior n. spinalis C7 dan trunkus inferior dibentuk oleh ramus anterior n. spinalis C8-T1. Cabang-cabang langsung dari trunkus yaitu sebuah saraf berjalan ke m. subclavius dari trunkus superior. Nervus suprascapularis juga dari trunkus superior cabang anterior yang mempersarafi m. supraspinatus dan m. infraspinatus.

3.CabangSetiap trunkus terbagi dua menjadi cabang anterior/ ventral dan posterior/ dorsal, masing-masing mempersarafi bagian ventral dan dorsal dari ekstremitas superior. Cabang anterior menginervasi otot-otot fleksor sedangkan cabang posterior memberikan cabang untuk otot-otot ekstensor.

4. Fasikulus

Fasikulus terbentuk dari cabang-cabang trunkus, dimana dinamai sesuai letaknya terhadap a. axillaris.1 Fasikulus yang berada di sebelah lateral a. axillaris disebut fasikulus lateralis yang dibentuk oleh cabang anterior dari trunkus superior dan medius. Fasikulus yang berada di sebelah medial dari a. axillaris disebut fasikulus medialis yang dibentuk oleh cabang anterior trunkus inferior dan yang berada di sebelah posterior dari a. axillaris disebut fasikulus posterior yang dibentuk oleh cabang posterior dari ketiga trunkus. Cabang-cabang dari fasikulus : nervus thoracalis anterior medialis dan lateralis berjalan dari fasikulus medialis (C8 –T1) dan lateralis (C5-7) masing-masing dan biasanya disatukan oleh suatu loop. Nervus ini mempersarafi m. pectoralis mayor dan minor. Dari fasikulus posterior keluar tiga nervus

9

Page 10: Tutorial 4

subscapularis yaitu n. subscapularis superior/ brevis (C5-6) ke m. subscapularis; n. thoracodorsalis atau subscapularis longus (C7-8) yang mempersarafi m. latissimus dorsi; dan n. subscapularis inferior (C5-6) yang menuju ke m. teres mayor dan bagian m. subscapularis. Cabang-cabang sensorik fasikulus medialis (C8-T1) terdiri atas n. cutaneus antebrachii medialis yang menuju permukaan medial lengan bawah dan n. cutaneus brachialis medialis yang menuju ke permukaan medial lengan.

5. Saraf terminalis

Ketiga fasikulus tersebut berpisah dan membentuk cabang-cabang utama pleksus yaitu nervus medianus yang terbentuk dari fasikulus lateralis dan medialis. Sebagian fasikulus lateralis membentuk n. musculocutaneus, sebagian fasikulus medialis membentuk n. ulnaris dan fasikulus posterior terbagi menjadi dua cabang membentuk n. radialis dan n. axillaris.

Nervus medianus

Nervus medianus berasal dari pleksus brachialis dengan dua buah caput : caput medial dari fasikulus medialis dan caput lateral dari fasikulus lateralis. Kedua caput tersebut bersatu pada tepi bawah m. pectoralis minor. Jadi, serabut-serabut di dalam trunkus berasal dari 3 segmen (kadang-kadang 4) cervical yang bawah dan dari segmen torakal pertama medulla spinalis. Di dalam lengan, serabut saraf ini tidak bercabang; trunkus tersebut berjalan turun sepanjang arteri brachialis dan lewat sisi volar lengan bawah dimana serabut ini mengeluarkan cabang-cabang muskuler dan masuk ke dalam tangan untuk berakhir dengan cabang-cabang muscular dan cutaneus.3,

Cabang-cabang motorik berjalan ke sebagian besar otot-otot flexor-pronator dari lengan bawah, mempersarafi seluruh otot-otot volaris superficial kecuali m. flexor carpi ulnaris dan mempersarafi seluruh otot-otot volaris profunda kecuali bagian ulnar dari m. flexor digitorum profundus. Pada tangan, cabang-cabang motorik mempersarafi kedua otot lumbricales yang pertama dan otot-otot intrinsic ibu jari (otot-otot thenar) yang terletak superficial terhadap tendo m. flexor pollicis longus. Cabang-cabang sensorik mensuplai kulit sisi palmar dari ibu jari dan 2 ½ jari-jari tangan sebelah lateral serta ujung-ujung distal jari-jari tangan yang sama.1,3,6Lesi pada medulla spinalis segmen cervical dan pada pleksus brachialis dapat mengenai nervus medianus. Trauma saraf perifer dapat terjadi pada laserasi lengan, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, luka tusuk, peluru, keran air yang pecah, usaha bunuh diri dan lain-lain. Cedera tersebut dapat pula terjadi sesudah kompresi yang lama yang terdapat selama tidur, dalam keadaan anesthesia, atau keadaan yang jarang terjadi seperti cervical rib syndrome, atau setelah dislokasi ulna atau fraktur pada sendi siku dan os radius distal. Polyneuritis atau neuritis toksik atau infeksiosa dapat pula terjadi dan mengenai nervus medianus.

Nervus ulnaris

Nervus ulnaris merupakan cabang terbesar dari fasikulus medialis pleksus brachialis.1,3,4 Serabut saraf ini berasal dari segmen cervical kedelapan dan thoracal pertama. Nervus ulnaris berasal pada batas bawah m. pectoralis minor, berjalan turun pada sisi medial lengan dan menembus septum intermuscularis medialis untuk melanjutkan perjalanannya dalam sulcus pada caput medialis m. triceps. Dari sini, serabut saraf ulnaris berjalan di belakang

10

Page 11: Tutorial 4

epicondylus medialis humerus dan ke bawah menelusuri sisi ulnar lengan bawah untuk masuk ke dalam tangan. Cabang-cabang motorik di dalam lengan bawah mempersarafi m. flexor carpi ulnaris dan caput ulnaris m. flexor digitorum pofundus. Cabang-cabang motorik di dalam tangan mempersarafi seluruh otot-otot profunda yang kecil yang berada di sebelah medial tendo m. flexor longus ibu jari tangan kecuali 2 buah otot lumbricales yang pertama. Cabang-cabang sensoris dari medial mensuplai 1 ½ jari bagian medial yaitu kulit jari kelingking (digiti V) dan bagian medial jari manis ( ½ dari digiti IV).6Lesi pada medulla spinalis segmen cervical dan pada pleksus brachialis dapat mengenai serabut-serabut saraf ulnaris. Trauma perifer meliputi fraktur dan dislokasi caput humeri dan sendi siku; trauma langsung pada luka laserasi misalnya tusukan pisau atau kecelakaan lalu lintas; tekanan pada saraf selama tidur, dalam keadaan mabuk atau anesthesia umum. Pada keadaan yang jarang terdapat seperti cervical rib, pembentukan callus dan neurinoma dapat pula menimbulkan lesi pada nervus ulnaris.1,3,4,8

Nervus radialis (musculospiralis)

Nervus radialis merupakan cabang yang terbesar dari pleksus brachialis. N. radialis ini mulai pada batas bawah m. pectoralis minor sebagai kelanjutan langsung dari fasikulus posterior dan serabut-serabutnya berasal dari 3 segmen cervical yang terakhir serta dari segmen thoracal pertama medulla spinalis. Selama berjalan turun sepanjang lengan, nervus radialis ini menyertai a. profunda di belakang dan di sekitar humerus serta di dalam sulcus musculospiralis. Serabut saraf radialis menembus septum intermuskularis lateralis dan mencapai sisi anterior bawah dari lengan bawah dimana cabang terminalisnya munculCabang-cabang motorik dalam lengan mempersarafi m. triceps, m. anconeus dan bagian atas kelompok supinator-ekstensor dari otot-otot lengan bawah. Cabang-cabang motorik dalam lengan bawah diperoleh dari nervus radialis profunda yang berjalan ke bagian lainnya dari kelompok supinator-ekstensor lengan bawah. Cabang-cabang sensorik yang memberikan innervasi ke daerah-daerah kulit meliputi nervus cutaneus brachialis posterior yang menuju ke sisi dorsal lengan; nervus cutaneus antebrachialis posterior ke permukaan dorsal lengan bawah; dan nervus radialis superficialis ke sisi dorsal bagian radialis tangan.1,3,6Nervus radialis merupakan saraf perifer yang paling sering mengalami cedera. Saraf ini dapat terkena pada lesi medulla spinalis bagian cervical dan pleksus brachialis. Trauma perifer dapat mengenai trunkus atau sebagian cabang nervus, seperti pada dislokasi bahu, fraktur humerus, pembentukan callus di sekitar fraktur, tekanan pada saraf selama tidur, dalam keadaan mabuk atau anesthesia umum, pukulan keras pada lengan, tuberkulosa tulang, tumor atau fraktur collum radius.1,8

Nervus musculocutaneus

Nervus ini berasal dari fasikulus lateralis pleksus brachialis dan terdiri atas serabut-serabut yang berasal dari segmen cervical kelima dan keenam. Mula-mula nervus ini terletak di sebelah lateral arteri axillaris, lalu menembus m. coracobrachialis dan turun secara oblik disebelah lateral di antara m. biceps dan brachialis. Nervus musculocutaneus ini berjalan meninggalkan tepi lateral m. biceps brachii menembus fascia dan berakhir sebagai n. cutaneus antebrachii lateralis.

Cabang-cabang motorik mempersarafi m. coracobrachialis, m. biceps dan m. brachialis. Cabang terminalis sensorik mempersarafi permukaan anterolateral lengan bawah. Lesi n.musculocutaneus murni jarang terjadi, namun dapat terkena pada lesi medulla spinalis atau pleksus brachialis pada fraktur humerus, aneurisma arteri axillaries, luka tembak, luka tusuk, dll. 3,6,7

11

Page 12: Tutorial 4

Nervus axillaris (circumflexus)Nervus axillaris berasal dari fasikulus posterior pleksus brachialis dan terdiri atas serabut-serabut yang berasal dari segmen cervical kelima dan keenam. Cabang-cabang motorik mempersarafi m. deltoideus (dari bagian superior) dan m. teres minor (dari bagian inferior). Cabang-cabang sensorik, terutama dar bagian inferior mempersarafi kulit di bagian bawah dari m. deltoideus. 1, 3.Lesi nervus axillaris dapat terjadi pada lesi medulla spinalis dan pleksus brachialis yaitu pada fraktur dan dislokasi caput humeri, pukulan pada daerah bahu yang kuat, luka tembak, luka tusuk, pada tekanan atau regangan bahu saat tidur atau dalam keadaan anesthesia, dan dapat pula terjadi pada tumor (jarang). Paralysis yang terbatas kadang-kadang terjadi pada keracunan karbonmonoksida, malaria dan pada infeksi.

ANATOMI SUSUNAN SARAF TEPI

Saraf tepi yang memberi inervasi ekstremitas superior berasal dari pleksus brachialis. Plexus brachialis adalah anyaman serabut saraf yang dibentuk oleh rami primarii anteriores nervus cervicales IV- nervus thoracalis II. Plexus brachialis ini terletak dalam satu bungkus dengan arteri et vena axillaris dan pada tepi bawah lateral dari musculus pectoralis minor, pleksus ini memberi cabang terminal

Banyak variasi dari susunan serabut-serabut yang membentuk pleksus tersebut, tetapi yang paling banyak didapat adalah:

1. Rami primarii anteriores dari nervi cervicales V-VI bersatu untuk membentuk truncus superius.

2. Ramus primarius nervus cervicales VII tetap tunggal untuk nantinya membentu truncus medius.

3. Ramus primarii anteriores dari nervus cervicales VIII dan nervus thoracalis I bersatu untuk membentuk truncus inferius.

Tiap-tiap truncus kemudian akan terbagi ke dalam pars anterior dan posterior yang masing-masing akan menuju ke bagian depan dan belakan dari ekstremitas superior.

1. Pars anterior dari truncus superius dan medius bersatu membentuk fasciculus lateralis.2. Pars anterior dari truncus inferior membentuk fasciculus medialis.

3. Pars posterior ketiga truncus tersebut membentuk fasciculus posterior.

Dari fasciculus-fasciculus yang terbentuk akan memiliki cabang-cabang terminal dari pleksus brachialis yang menginervasi ekstremitas superior. Cabang-cabang terminal pleksus brachialis yang penting adalah nervus medianus, nervus ulnaris, nervus radialis, nervus axillaris, dan nervus musculocutaneus.

Saraf tepi yang memberi inervasi ekstremitas inferior sebagian besar berasal dari cabang-cabang plexus lumbalis dan plexus sacralis.

12

Page 13: Tutorial 4

Plexus lumbalis merupakan anyaman serabut-serabut saraf yang dibentuk oleh rami primarii anteriores nervus thoracalis XII dan nervi lumbales I-IV. Cabang-cabang dari plexus sacralis adalah sebagai berikut:

1. Nervus iliohypogastricus2. Nervus ilioinguinalis

3. Nervus genitofemoralis

4. Nervus cutaneus femoris lateralis

5. Nervus obturatorius

6. Nervus femoralis

Nervus ini keluar dari cavum pelvicum melalui lacuna musculorum bersama musculus iliopsoas.Nervus femoralis melanjutkan diri sebagai nervus saphenus, yang kemudian bersama arteri genu suprema menembus vesto adductoria.

Plexus sacralis merupakan anyaman-anyaman serabut saraf yang dibentuk oleh rami primarii anteriores nervi lumbales IV-V dan nervi sacrales I-IV. Cabang-cabangnya adalah sebagai berikut:

1. Nervus gluteus superior2. Nervus gluteus inferior

3. Nervus cutaneus femoris posterior

4. Nervus ischiadicus

5. Nervus cutaneus medius inferior

6. Nervus splanchnicus pelvini

7. Nervus pudendus

FISIOLOGI RANGSANG SENSORIK

Rangsang sensorik dapat diterima oleh saraf berasal dari reseptor-reseptor yang ada pada tubuh. Terdapat reseptor-reseptor sensorik misalnya untuk raba, cahaya, tekan, nyeri, dingin, hangat. Modalitas sensorik yang kita terima berasal dari penjalaran impuls dari reseptor yang menerima rangsang dan kemudian menjalarkannya pada suatu titik tertentu pada susunan saraf pusat.

Penjalaran impuls saraf berlangsung sama seperti sel saraf lainnya. Stimulus menurunkan potensial membran dan membuat potensial membran berjalan sepanjang sel saraf dan diteruskan menuju saraf berikutnya melalui sinaps. Bersama dengan neurotransmitter terjadi penjalaran rangsang menuju sel saraf berikutnya.

Rangsang sensorik dapat diinterpretasikan sebagai rangsang somestesi atau viseroestesi. Dalam klinik somestesilah yang menjalani pemeriksaan. Somestesi mencakup perasaan yang

13

Page 14: Tutorial 4

menyekiti atau perasaan protopatik dan perasaan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri atau perasaan proprioseptif. Rangsang protopatik mencakup rasa nyeri, suhu dan rasa tekan, sedang rangsang proprioseptif mencakup rasa gerak, getar, sikap dan rasa halus. Integrasi perasaan protopatik dan proprioseptif dalam tingkat selanjutnya memungkinkan terwujudnya kesadaran luhur. Dalam hal ini fungsi asosiasi, korelasi dan intelegensi ikut mengolah somestesi sehingga suatu benda dapat diketahui bentuk tanpa melihat benda tersebut.

PROSES PENGHANTARAN IMPULS

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

14

Page 15: Tutorial 4

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Gbr. Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis

Nyeri

PengertianNyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan potensi tersebut. Nyeri bersifat subjektif dan merupakan suatu sensasi sekaligus emosi.

Jenis-Jenis Nyeri

1) berdasarkan durasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) nyeri akut, berlangsung kurang dari 6 bulan, durasi nyeri dapat diperkirakan, nyeri

mereda setelah intervensi

b) nyeri kronis, berlangsung terus-menerus, terjadi akibat keganasan/ intermitten

menetap 6 bulan, contohnya nyeri kepela, nyeri punggung, athritik, karsinoma.

2) Berdasarkan lokasi:

a) Nyeri somatik superfisial(kulit)

Berasal dari superfisialis kulit dan jaringan subkutis

Rangsang: mekanis, suhu, kimiawi, listrik

Rasa: menyengat, tajam, mengiris, terbakar, jika terkena pembuluh darah nyeri

berdenyut, nyeri lokal yang dirasakan akibat reseptor sarafnya banyak.

b) Nyeri somatik dalam

Asal: otot(rasa pegal-tumpul, kram), ligamentum, tulang(linu), sendi(athritis, seperti

tertusuk), art98eri(berdenyut)

Karena reseptor saraf nyerinya sedikit mengakibatkan lokasi nyeri tidak jelas

c) Nyeri visera(organ dalam)

15

Page 16: Tutorial 4

Nyeri yang dirangsang oleh distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia

atau peradangan

d) Nyeri alih

Nyeri yang berasal dari salah satu daerah di tubuh tetapi dirasakan didaerah yang

lain(segmen medula spinalisnya sama)

Seperti nyeri pada jantung yang juga dirasakan nyeri pada leher

e) Nyeri neuropati

Berasal dari saraf perifer di sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan

fungsi, tanpa melibatkan ekstensi reseptor nyeri spesifik.

Akibat: lesi pada SSP, kerusakan saraf perifer

Sensasi: terbakar, perih, tersengat listrik.

Timbulnya nyeri terjadi ketika suatu jaringan mendapatkan rangsangan yang

mengganggu pada nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk

menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung bebasnya peka terhadap

rangsangan suhu, mekanis, listrik dan kimiawi. Nyeri terjadi ketika ujung ujung saraf

bebas nosiseptor menerima rangsangan berupa zat zat kimia penghasil nyeri yang

dibebaskan di tempat cedera jaringan.

Mekanisme Nyeria. mekanisme pengaktifan langsung : tekanan intensif mengakibatkan kerusakan sel, kerusakan menyebabkan pelepasan ion kallium intra sel, ion kalium merangsang nyeri di nosiseptor. Selain itu juga disintesisnya prostaglandin dan bradikinin. Prostaglandin meningkatkan reseptor terhadap bradikinin, suatu zat penghasil nyeri yang kuat.b. Mekanisme pengaktifan sekunder : impuls yang dihasilkan di reseptor nyeri selain diteruskan ke lagi ke medula spinalis juga diteruskan ke cabang cabang terminal lain. Lalu, impuls itu menyebabkan pelepasan zat P. Zat ini menyebabkan vasodilatasi dan edema neurogenik, disertai pelepasan lebih lanjut bradikinin, pembebasan serotonin dari trombosit, dan pembebasan histamin dari sel mast.

Penghantaran Impuls Nyerisaraf perifer terdiri dari 3 tipe akson neuron yang berlainan. Neuron affferen/sensorik primer, neuron motorik, dan neuron pascaganglion simpatis. Dua neuron terakhir merupakan serat efferen(membawa impuls dari medula spinalis ke jaringan dan organ efektor). Serat afferen primer (membawa informasi dari reseptor ke medula spinalis) dibedakan berdasarkan ukuran, mielin serta kecepatan hantar. Serat afferen primer A-alfa dan A-beta berukuran paling besar, bermielin serta menghantarkan dengan kecepatan tinggi. Kedua serat saraf ini berespons terhadap sentuhan, tekanan dan sensasi kinestetik, namun tidak terhadap rangsang nyeri. Sementara itu serat afferen primer A-delta yang garis tengahnya kecil, sedikit bermielin dan serat afferen primer-C, yang tak bermielin, berespons maksimal terhadap rangsangan nyeri yang mengganggu (nosiseptor).

16

Page 17: Tutorial 4

Serat afferen primer A-delta menyalurkan sinyal nyeri cepat ke medula spinalis. Nyeri ini dirasakan setelah 0.1 detik. Nyeri cepat biasanya memiliki lokalisasi yang jelas, dengan kualitas menusuk tajam atau seperti stroom. Nyeri ini timbul sebagai respon mekanis di permukaan kulit, namun tidak di jaringan tubuh sebelah dalam. Sementara nyeri lambat disalurkan oleh serat afferen primer-C dan dirasakan dalam waktu 1 detik setelah rangsangan timbul. Nyeri lambat memiliki lokalisasi yang kurang jelas, dengan kualitas seperti terbakar, berdenyut atau pegal. Nyeri lambat dipicu oleh rangsangan mekanis, suhu, kimiawai di kulit atau sebagian besar jaringan atau organ dalam, dan biasanya disertai kerusakan jaringan. Karena adanya persarafan nyeri yang ganda ini, sering timbul dua sensai berbeda saat terjadi suatu cedera , yaitu nyeri tajam yang lebih awal (disalurkan oleh serat A-delta) dan diikuti nyeri tumpul seperti terbakar (disalurkan oleh serat afferen primer-C).Jalur Nyeri di sistem saraf pusat.

Jalur Asendens.

Serat saraf afferan C dan A-delta yang menyalurkan nyeri masuk ke medula spinalis di akar saraf dorsal. Serat serat itu memisah sewaktu masuk ke korda spinal, lalu kembali menyatu di kornu dorsalis (posterior) medula spinalis. Daerah ini menerima, menyalurkan, dan memproses impuls sensorik. Dari kornu dorsalis, impuls nyeri dikirim ke neuron-neuron yang menyalurkan informasi ke sisi berlawanan, yaitu di komisura anterior dan kemudian menyatu di traktus spinotalakmikus anterolateralis (saluran spinotalakmikus di depan samping). Selanjutnya, impuls diteruskan naik ke talamus dan bagian otak lainnya. Jadi, impuls nyeri yang dinaikkan ke atas bersifat berkebalikan(kontra lateral) dari asal impuls nyerinya. Misal, impuls nyeri dari kaki kiri akan menuju otak melalui sisi lateral kanan medula spinalis.

Jenis traktus :a.Traktus Neo-spinotalakmikus. Suatu sistem langsung yang membawa informasi nyeri cepat atau akut dari nosiseptor A-delta ke daerah talamus. Lalu sebuah sinyal sinyal nyeri diteruskan ke korteks somatosentrik primer girus pascasentralis. Postulat yang ada menyatakan bahwa pola yang tersusun ini penting bagi aspek aspek sensorik-diskriminatif nyeri yang dirasakan seperti lokaasi, sifat dan intensitasnya.

b.Traktus Paleo-spinotalakmikus. Traktus ini menyalurkan impuls yang dimulai dari nosiseptor tipe C lambat-kronik, lalu impuls dibawa ke formasio retikularis batang otak, sebelum beralhir di nukleus parafasikularis dan nulkeus intralaminar lainnya di talamus, hipotalamus, nukleus sistem limbik, dan korteks otak depan.

Jalur DesendensDaerah daerah tertentu di otak mengandalikan dan memengaruhi presepsi nyeri : hipotalamus dan struktur limbik berfungsi sebagai pusat emosional presepsi nyeri dan korteks frontalis menghasilkan interpretasi dan respons rasionall terhadap nyeri. Namun terdapat variasi luas dalam cara individu mempresepsikan nyeri. Salah satu penyebabnya adalah sistem saraf pusat memiliki beragam mekanisme untuk memodifikasi dan menekan rangsangan nosiseptif.

Jalur jalur desendens serat efferen yang berjalan dari korteks serebrum ke bawah medula

17

Page 18: Tutorial 4

spinalis mampu menghambat atau memodifikasi rangsangan nyeri yang datang, melalui suatu mekanisme umpan balik yang melibatkan substansia gelatinosa serta lapisan lain kornu dorsalis. Karena itu jalur jalur desendens mampu memengaruhi impuls nyeri di tingkat spinal. Salah satu jalur desendens yang telah diidentifikasi sebagai jalur penting dalam modifikasi nyeri atau anagesik, mencakup tiga kpmponen berikut :

1. Substansia grisea periakuaduktus, dan substansia grisea periventrikel mesenfalon dan pons bagian atas yang mengelilingi akuaduktus Sylvius.

2.Neuron neuron dari daerah 1 mengirim impulas ke nukleus rafe magnus, yang terletak di pons bagian bawah dan medula bagian atas, dan, nukleus retikularis paragigantoselularis di medula lateralis.

3.Impuls ditransmisikan dari nukleus di 2, ke bawah ke kolumna dorsalis medula spinalis ke suatu kompleks inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula spinalis.

Pada percobaan pada hewan, rangsangan di daerah substansia grisea periakuaduktus dan rafe nukleus dapat hampir secara total menekan sinyal nyeri yang kuat yang masuk dari akar spinal dorsal. Dan, pada manusia stimulasi substansia grisea periventrikel hipotalamus dilaporkan mampu menghilangkan nyeri klinis. Selain itu, juga terdapat hubungan hubungan saraf dari hipotalamus dan neo-korteks ke substansia grisea periakuaduktus, sehingga perasaan dan pikiran seseorang dari pusat pusat yang lebih luhur dapat memodulasi nyeri.

Zat zat kimia, yang disebut neuroregulator, juga dapat memengaruhi masukan sensorik ke medula spinalis. Zat zat neuroregulator dikenal sebagai neurotransmitter atau neuromodulator. Neurotransmitter adalah neurokimia yang menghambat atau merangsang aktivitas di membran pasca-sinaps. Zat P, suatu neuropeptida, merupakan sejenis neuromodulator yang terdapat di kornu dorsalis medula spinalis. Beberapa jenis neurotransmitter lain yang ada di SSP adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, dopamin dan serotonin.

Otot-otot Permukaan Ventral Lengan Bawah

1. Otot : M. Fleksor carpi radialis Persarafan : N. Medianus Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii Insertio : Permukaan palmar dasar Os metacarpi II (sering kali juga III) Fungsi : Sendi siku : Fleksi, pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah radial.2. Otot : M. Pronator teres Persarafan : N. Medianus Origo : Caput Humeral : Epicondilus medialis humeri. Caput ulna : Processus coronoideus ulna. Insertio : Permukaan radius bagian lateral Fungsi : Pronasi3. Otot : M. Palmaris Longus Persarafan : N. Medianus Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii Insertio : Aponeurosis palmaris Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, penegangan aponeurosis

palmaris.4. Otot : M. Fleksor Digitorum superficialis Persarafan : N. Medianus

18

Page 19: Tutorial 4

Origo : Epicondilus medialis humeri, Processus coronoideus Insertio : Dengan empat tendo panjang pada landasan phalanx media jari ke 2-5 Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar

jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : Fleksi5. Otot : M. Fleksor carpi ulnaris Persarafan : N. Ulnaris Origo : Epicondilus medialis humeri, septum intermusculare brachii mediale Insertio : Os pisif Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar

jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : FleksiOtot-otot Radial Lengan Bawah

1. Otot : M. Brachioradialis Persarafan : N. Radialis Origo : Margo lateralis humeri Insertio rocessus styloideus radii Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir

yang berlawanan ke posisi tengah)2. Otot : M. Ekstensor carpiradialis longus

Persarafan : N. Radialis Origo : Margo lateralis humeri, epicondilus lateralis Insertio ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi II Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir

yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung dari sudut tekuk)3. Otot : M. Ekstensor carpiradialis brevis

Persarafan : N. Radialis Origo : epicondilus lateralis humeri, ligamen annulare radii Insertio ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi III Fungsi : Sendi tangan : Fleksi dorsal, abduksi ke radial

Otot-otot Ventral Lengan Atas

1. Otot : M. Biceps Brachii Persarafan : Nn. Musculocutaneus Origo : Caput Longum (Tuberculum supraglenoidale, labrum supraglenoidale, Caput Brevis

(ujung procesus coracoideus) Insertio : Tuberositas Radii Fungsi : Sendi bahu (Caput longum : Abduksi, anteversi, rotasi kedalam), (Caput Brevis :

Adduksi, anteversi, rotasi kedalam), (kedua bagian : menopang kedua lengan). Sendi Siku(Fleksi, Supinasi).

2. Otot : M. Coracobrachialis Persarafan : Nn. Musculocutaneus Origo : ujung procesus coracoideus Insertio : Facies anterior humeri (medial dan distal dari crista tuberculi minoris humeri) Fungsi : Sendi bahu ( rotasi kedalam, Abduksi, anteversi)

3. Otot : M. Brachialis Persarafan : Nn. Musculocutaneus Origo : Facies anterior humeri Insertio : Tuberositas ulnae Fungsi : Sendi Siku (Fleksi)

19

Page 20: Tutorial 4

Otot-otot Dorsal Lengan Atas

1. Otot : M. Triceps brachii Persarafan : N. Radialis Origo : Caput Longum (Tuberculum infraglenoidale), Caput Mediale (Facies posterior

humeri-medial distal dari sulcus nefri radialis), Caput lateral (Facies posterior humeri- Lateral,proksimal dari nefri radialis).

Insertio : Olecranon Fungsi : Sendi Bahu: (Adduksi,hanya caput longum yang menahan beban), Sendi

Siku(Ekstensi).

2. Otot : M. Anconeus Persarafan : N. Radialis Origo : Epicondylus lateralis Insertio : facies posterior ulna sedikit kearah distal dari olecranon. Fungsi : Sendi Siku (Ekstensi).

7. Kerangka Konsep

20

Hamil Intensitas pergerakan tangan tinggi

Hormon estrogen meningkat

Cairan sinovial banyak

Pembengkakan jaringan tubuh (di ujung-ujung jari

tangan)

Kontraksi otot di daerah tangan

Tertekannya saraf medianus di terowongan karpal

Otot retinaculum flexorum membesar

Tertekannya pembuluh darah di sekitar daerah terowongan karpal

Saraf sensorik terganggu Saraf motorik terganggu

Kesemutan, nyeri, rasa panas terbakar

Tangan sulit beraktivitas

Lumen pembuluh darah menyempit

Tekanan intravaskuler tinggi

Kurang suplai O2 dan nutrisi ke otot

Terjadi atrofi ototMelemahnya otot tangan