laporan tutorial blok 4 kelompok 1

19
LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 1 Disusun oleh : 1. Alvan Zaki Mubarok (H2A011005) 2. Anisa Paramitha (H2A011009) 3. Bintang Tatius (H2A011013) 4. Dimas Wahyu Pangestito (H2A011017) 5. Juliardi (H2A011025) 6. Miftahul Nissa (H2A011029) 7. Nur Fitri Widiningrum (H2A011033) 8. Ray Subandriya (H2A011037) 9. Tuti Hadiyanti (H2A011045)

Upload: miftakhun-nissa

Post on 02-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL

KELOMPOK 1

Disusun oleh :

1. Alvan Zaki Mubarok (H2A011005)

2. Anisa Paramitha (H2A011009)

3. Bintang Tatius (H2A011013)

4. Dimas Wahyu Pangestito (H2A011017)

5. Juliardi (H2A011025)

6. Miftahul Nissa (H2A011029)

7. Nur Fitri Widiningrum (H2A011033)

8. Ray Subandriya (H2A011037)

9. Tuti Hadiyanti (H2A011045)

10. Winda Wahyu (H2A011049)

Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Semarang

Page 2: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Blok 4

Skenario 1

Seorang laki-laki usia 30 datang ke praktek dokter dengan keluhan mendadak kedua kakinya

kram setelah berlari mengelilingi stadion sebanyak dua kali. Setalah ditanya oleh dokter

ternyata laki-laki tersebut tidak melakukan pemanasan lebih dulu sebelum olahraga. Oleh

dokter dijelaskan tentang mekanisme terjadinya kontraksi otot dan otot-otot apa saja yang

terlibat didalamnya. Setelah dijelaskan tentang hal tersebut diatas, oleh dokter diberikan

terapi untuk menangani kram tersebut.

Step 1

Klarifikasi masalah

1. Kram : Kontraksi otot tertentu yang berlebihan, terjadi secara mendadak

tanpa disadari

2. Otot : Alat gerak aktif yang membantu rangka dalam menjalankan

fungsinya (bergerak)

3. Kontraksi otot : Penegangan dan perubahan yang terjadi pada saat aktifitas otot

ketika menerima rangsangan

4. Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang dengan cara

memberikan pengobatan atau teraupetik untuk mengurangi gejala suatu penyakit

5. Mekanisme : Suatu kerja suatu alat atau organ

Step 2

1. Mengapa laki-laki tersebut terkena kram ?

2. Bagaimana mekanisme kram ?

3. Bagaimana mekanisme kontraksi otot ?

4. Apakah faktor usia berpengaruh pada kasus tersebut ?

5. Apa Manfaat dari pemanasan ?

Page 3: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Step 3

1. Lelaki tersebut mengalami kram disebabkan oleh, karena orangtersebut tidak melakukan

pemanasan. Hal yang sebaiknya dilakukansaat olahraga adalah pemanasan dan

pendinginan. Dengan kedua haltersebut diatas dapat mencegah terjadinya cedera otot/

kram saataktivitas olahraga berlangsung.Kram disebabkan karena kurangnya alirah

darah ke otot yang disebabkan penumpukan asam laktat pada aliran darah akibat kurang

sempurnanya metabolisme. Kram pada otot dapat terjadi karena kelelahan otot yang

maksimal.

2. Ganong (1998) menguraikan bahwa rangsang berulang yang diberikan sebelum masa

relaksasi akan menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen kontraktil, dan

tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Fenomena ini dikenal sebagai

penjumlahan kontraksi. Tegangan yang terbentuk selama penjumlahan kontraksi jauh

lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi selama kontraksi kedutan otot tunggal.

Dengan rangsangan berulang yang cepat, penggiatan mekanisme kontraktil terjadi

berulang-ulang sebelum sampai pada masa relaksasi. Masing-masing respon tersebut

bergabung menjadi satu kontraksi yang berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau

kontraksi otot yang berlebihan (kram otot).

3. Mekanisme kontraksi otot

a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya

pada serabut saraf

b. Disetiap ujung, saraf menyekresi substansi neurontransmitter, yaitu asetilkolin,

dalam jumlah sedikit

c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka

banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang

terapung pada membran

d. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium

untuk berdifusi kebagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan

menimbulkan suatu potensial aksi membran

e. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serabut otot dengan cara yang

sama seperti potensial aksi berjalan disepanjang membran serabut saraf

f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran

listripotensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Disini, potensial aksi

menyebabkan retikulum sarkoplasma melepasaka n sejumlah besar ion kalsium,

yang telah tersimpan didalam retikulum ini

Page 4: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin,

yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan

menghasilkan proses kontraksi

h. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam retikulum

sarkoplasma oleh pompa membran Ca++ , dan ion-ion ini tetap disimpan dalam

retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium

dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

4. Orang-orang yang beresiko lebih besar terkena kram adalah bayi dan anak anak karena

mereka memiliki kelebihan panas tubuh, serta orang tua yang berusia diatas 40 tahun

karena otot normalnya berkurang sehingga tidak dapat bekerja sekeras dan secepat

biasanya. Namun, dalam kasus ini usianya 30 tahun yang termasuk usia produktif,otot

yang dimiliki tentu masih bekerja secara normal,berarti dalam kasus ini usia pasien tidak

mempengaruhi kram yang terjadi.

5. Tujuan utama dari pemanasan adalah mempersiapkan seluruh tubuh baik sistem

kardiovaskular, sendi-sendi hingga otot-otot sebelum tubuh bekerja keras. Selain itu

pemanasan sebelum berolah raga berfungsi juga untuk meningkatkan suhu tubuh

sehingga meningkatkan kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan juga

pemanasan dapat mengurangi resiko cedera selama berolah raga. Karena tanpa

melakukan pemanasan sendi-sendi dan otot-otot kerap kaget sehingga menimbulkan

cidera atau kram. Bahkan pemanasan juga dapat meningkatkan kinerja selama program

latihan Anda.

Page 5: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Step 4

Skema

Step 5

Sasaran belajar :

1. Anatomi ekstremitas inferior

2. Fisiologi mekanisme kontaksi otot

Histologi jaringan otot

Biokimia pada kontraksi otot

Step 6

Belajar mandiri

Pasien laki-laki usia 40 th

Keluhan:

Kedua kakinya kram

otot yang ikut

berperan

Penyebab:

tidak melakukan pemanasan sebelum berlari mengelilingi lapangan sebanyak 2

mekanime kram

terapi kram

Mekanisme

kontraksi otot

Page 6: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Step 7

1. Anatomi ekstremitas inferior

Ossa

Cingulum Pelvicum

*Regio Gluteal

Os Coxae dextra et sinistra

Os Sacrum

Os Coccygis

Liberae ekstremitas inferior

*Regio femoris

Os Femur

*Regio Genus

Os Patella, art.genu, art.meniscotibialis, art.meniscofemoralis, art.femoropatellaris

*Regio Cruris

Os tibia, Os Fibula

*Regio Pedis

-Ossa tarsal ( Os talus, Os calcaneus, Os quineiformemediale, Os cuneiforme intermedium,

Os cuneiforme lateral, Os cuboideum )

-Ossa metatarsal ( caput ,carpus, baris, ossis metatarsi )

-Ossa phalanges ( hallux, digitus secundus, digitus tertius, digitus quartus, digitus minimus )

Page 7: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Musculus

Pada Tungkai atas

a. Fascia anterior

- m. Sartorius

- m. Iliacus

- m. psoas

- m. Pectineus

- m. Quadriceps fefemoris

terdiri dari 4 bagian : m.rectus femoris, m.vastus lateralis, m.vastus intermedius, m.vastus

medius

pada bagian ini terdapat Trigonum femorale sebuah cekungan berbentuk segitiga yang dibatasi

oleh :

- atas : ligamentum inguinale

- lateral : m. Sartotius

- medial : pinggir medial m. Adductor longus

b. Fascia media

- m. Gracilis

- m. adductor longus

Page 8: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

- m. Adductor brevis

- m. Adductor magnus

- m. Obturatorius externus

c. Fascia posterior

- m. Biceps femoris

- m. Semitendinosus

- m. Semimembranosus

- m. Sebagian kecil m. Adductor magnus (otot-otot hamstrings)

Pada Tungkai bawah

a. Fascia Anterior

- m. Tibialis anterior

- m. Ekstensor digitorum longus

- m. Peroneus tertius

- m. Ekstensor hallucis longus

- m. Ekstensor digitorum brevis

b.Fascia Lateral

- m. Peroneus longus

- m. Peroneus brevis

c. Fascia Posterior

Kelompok superficial :

- m. Gastrocnemius

- m. Plantaris

Page 9: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

- m. Soleus

Kelompok profunda :

- m. Popliteus

- m. Fleksor digitorum longus

- m. Fleksor hallucis longus

- m. Tibialis posterior

Otot-otot yang sering terjadi kram adalah otot fascia posterior kelompok superficial :

- m. Gastrocnemius

- m. Plantaris

- m. Soleus

Inervasi

Page 10: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Vaskularisasi

Plexus LumbosacralisPlexus Lumbalis Plexus Sacralis

N.Femoralis N.Ischiadicus

N.Tibialis N.Fibularis Communis

N.Cutaneus Surae Medialis

N.Cutaneus Surae Lateralis

N.Fibularis Superficial

N.Fibularis Profundus

N.Plantaris Medialis

N.Plantaris Lateralis

N.Suralis

R.Communicans Fibularis

Page 11: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Arteri

AORTA ABDOMIALIS

A. ILIACA COMMUNIS DEXTRA

Page 12: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Vena

Atrium Dextra

2.Fisiologi kontraksi otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :

a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf.

b. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam

jumlah sedikit.

c. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka

saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot.

d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natriummengalir

kebagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini

menimbulkan potensial aksi serat saraf.

e. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti

potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.

Vena Cava Inferior

V. iliaca communis dextra

V. iliaca communis sinistra

V.iliaca externa V.iliaca interna

V.Poplitea V.Femoralis

V.saphena parva

V.saphena magna

V.marginalis lateralis

V.marginalis medialis

Page 13: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam

serat otot yaitu sepanjang sarcolemma dan T tubule ketika potensial aksi menyebabkan

reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke

dalam myofibril.

g. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin dengan

menempel pada troponin, membuka tropomiosin yang memblokade sisi aktif dari aktin,

sehingga kepala S-1 miosin dengan menggunakan ATP pula dapat menarik aktin melalui

power stroke yang menyebabkan aktin bergerak menuju miosin, sehingga otot

memendek menghasilkan kontraksi.

h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum

sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi. Karena

tidak adanya ikatan ion kalsium dan troponin, tropomiosin kembali menutup sisi aktif

aktin yang merupakan gap junction bagi kepala miosin S-1, menyebabkan berhentinya

proses kontraksi, sehingga otot kembali relaksasi.

3. Biokimia terjadinya kram

1. ATP dihidrolisis oleh ATPase miosin menghasilkan ADP(adenosin tripospat) dan

Pi(fosfat inorganik) dan melekat di miosin dan energi tersimpan di jembatan silang.

2. a. Akibat eksitasi ca++ dikeluarkan menghilangkan pengaruh inhibitorik dari aktin

memungkinkannnya berikatan dengan jembatan silang

b. jika tidak ada eksitasi, tidak ada ca++ yang dikeluaarkan , akin dan miosin tidak

dapat berikatan , tidak terjadi silus jembtan silang, serat otot tetap beristirahat.

Page 14: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

3. Gerakan mengayun kuat di njembatan silang memicu kontak antara miosin dan aktin ,

ADP dan Pi dilepaskan

4. a. Hubungan antara aktin dan miosin terputus sewaktu molekul ATP segar berikatan

dengan jembatan silang kembali ke konformasinya semula . ATP mengalami

hidrolisis ( siklus mulai kembalai pada langkah satu )

b. apabila tidak ad lagi ATP segar maka aktin dan miosin tetap berikatan dalam rigor

komplek, dn akhirnya menyebabkan kram

4. Histologi jaringan otot

a. Otot Polos

Tersebar pada seluruh sistem kardiovaskular, saluran cerna, urogenital, respirasi.

Pergerakan involunter

Dikendalikan oleh sistem saraf otonom

Fungsi : mengendalikan ukuran dan motilitas lumen pada sistem kardiovaskuler, saluran cerna,

urogenital, dn respiratorius

(gambar otot polos)

b. Otot Lurik atau skelet

Disebut juga otot rangka, otot lurik, otot bercorak

Jenis jaringan otot yang paling banyak dalam tubuh.

Otot besar yang digunakan untuk menggerakan tulang dan tendo adalah otot skelet.

Otot skelet adalah striata (bergaris) karena susunan struktur dari protein kontraktil dari masing –

masing sel otot. Hampir semua bersifat volunter.

Sel otot skelet atau serat adalah sel sinsitium karena mengandung banyak inti

Page 15: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Susunan struktur :

Serat otot skelet adalah sel sinsitium dibentuk melalui panyatuan banyak mioblas tidak berinti

selama perkembangan embrional.

Inti oval, mitokondria dan granula glikogen ada di tepi

Myofibril / filamen tebal dan filamen tipis tersusun teratur).

Komponen jaringan ikat otot skelet terdiri atas fibroblast dan serat kolagen.

( gambar otot lurik)

c. Otot Jantung

Jaringan otot jantung adalah striata ( bergaris) dan masing masing serat otot jantung adalah

uninuklear.

Otot jantung hanya ada di jantung dan sebagian aorta dan vena kava yang letaknya berdekatan ke

jantung.

Fungsi : Kontraksi otot jantung secara ritmis dan terus menerus, memompa darah melalui sistem

sirkulasi swhingga sel mendapat suplai oksigen dan nutrient.

(gambar otot jantung)

Page 16: Laporan Tutorial Blok 4 Kelompok 1

Daftar Pustaka

1. Guyton & Hall.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 1.Jakarta: EGC

2. Hardjasasmita.Ikhtisar Biokimia Dasar.2001.Jakarta:FKUI

3. Edyar.Ad Sistem otot (muscular).Departement Biologi FMIPA UI

4. Snell, Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran Edisi 6.Jakarta:EGC

5. Sobotta.1985.Atlas Anatomi Manusia.Jakarta : EGC