laporan tutorial skenario a blok 4.docx

91
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 TAHUN 2014 DISUSUN OLEH : KELOMPOK Tutor : Sri Nita, Ssi, Msi Adinda Kinanti (04011181421030) Archita W. Saraswati (04011281419132) Disa Novellin (04011281419134) Elvandy Suwardy Tjan (04011281419096) Erika Sandra Nor Hanifah (04011181421014) Maulia Sari Khairunnisa (04011181421016) Muhammad Arma (04011181421056) Nyimas Shafira Nur M. (04011281419138) Poppy Putri Pratiwi (04011181421058) Vinny Violita Aprilia (04011181421028) i

Upload: a

Post on 19-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 4 TAHUN 2014

DISUSUN OLEH : KELOMPOK

Tutor : Sri Nita, Ssi, Msi

Adinda Kinanti (04011181421030)

Archita W. Saraswati (04011281419132)

Disa Novellin (04011281419134)

Elvandy Suwardy Tjan (04011281419096)

Erika Sandra Nor Hanifah (04011181421014)

Maulia Sari Khairunnisa (04011181421016)

Muhammad Arma (04011181421056)

Nyimas Shafira Nur M. (04011281419138)

Poppy Putri Pratiwi (04011181421058)

Vinny Violita Aprilia (04011181421028)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

i

Page 2: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

laporan tugas tutorial 1 skenario A ini dapat terselesaikan dengan baik.Salawat

beriring salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir

zaman.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan

bagian dari sistem pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya.

Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Sri Nita, Ssi,

Msi, selaku tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

laporan tugas tutorial ini.

Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna

perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang

diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan

tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga

kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Kelompok 5

i

Page 3: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................ii

SKENARIO A : Toksoplasma........................................................................................................................................1

I. Klarifikasi Istilah....................................................................................................................................................2

II. Identifikasi Masalah...............................................................................................................................................3

III. Prioritas Masalah....................................................................................................................................................4

IV. Analisis Masalah.....................................................................................................................................................5

V. Kerangka Konsep..................................................................................................................................................23

VI. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues..................................................................................................35

VII. Sintesis Masalah....................................................................................................................................................35

VII.1. Sanitasi...........................................................................................................................................................35

VII.2. Toksoplasma..................................................................................................................................................36

VII.3. Embriologi Normal........................................................................................................................................41

VII.4. Kelainan Kongenital......................................................................................................................................46

VII.5. Anatomi Mata................................................................................................................................................48

VII.6. Imunologi.......................................................................................................................................................49

KESIMPULAN

5

3SOLUSI.........................................................................................................................................................................5

4

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................55

ii

Page 4: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

SKENARIO A

Blok 4

Ny. Tuti, 29 tahun tinggal di rumah sederhana dan sejak remaja memelihara

beberapa kucing serta gemar memeluk dan menggendong kucing bahkan terkadang

tidur di tempat tidurnya. Kucing tersebut selain BAB di halaman luar juga sesekali BAB

di dalam rumah, yang kurang terjaga kebersihannya. Selain itu Ny. Tuti mempunyai

kebiasaan mengkonsumsi sate daging yang tidak sempurna matangnya dan dibeli di

penjual sate. 2 minggu yang lalu Ny. Tuti melahirkan anak pertamanya, bayi lahir

prematur (35 minggu), lahir normal, spontan, dengan ukuran kepala sedikit lebih besar,

berat badan lahir: 2300 gram, panjang badan lahir: 43 cm dan ditolong oleh bidan desa.

Hari ini Nyonya Tuti datang ke Puskesmas membawa bayinya karena kepala

bayi tersebut dirasakan bertambah besar dan ada bercak keputihan pada matanya.

Pemeriksaan fisik didapatkan: Lingkar kepala berukuran 1,5 kali ukuran bayi

normal, bagian hitam mata berwarna putih, bola mata terlihat lebih kecil.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter Puskesmas menduga Ny.

Tuti mengalami infeksi Toksoplasma dan dokter Puskesmas memutuskan untuk

merujuk Ny. Tuti dan bayinya ke Rumah Sakit.

1

Page 5: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

KLARIFIKASI ISTILAH

No. Istilah Definisi

1. Tidak sempurna

matangnya

Airnya belum berkurang, belum empuk dan siap diangkat

2. Lahir Prematur Lahir saat bayi masih dalam tahap perkembangan

3. Lahir Spontan Lahir serta merta, tanpa rencana

4. Bidan desa Orang yang memiliki kepandaian untuk menolong orang

melahirkan

5. Bercak keputihan Burik/ bintik berwarna putih

6. Ukuran lingkar

kepala bayi normal

Ukuran lingkar kepala bayi yang lahir cukup umur yang

lazim (33-35 cm)

7. Infeksi Toksoplasma Infeksi parasit intra selular pada banyak organ dan

jaringan burung dan mammalia

8. Lahir Normal Lahir secara konvensional

9. Panjang bayi normal Panjang bayi yang lahir cukup umur yang lazim (>46cm)

10. Berat badan normal Berat badan bayi yang lahir cukup umur yang lazim

(>2500 gram)

2

Page 6: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

IDENTIFIKASI MASALAH

No Kenyataan Kesesuaian Konsen

1. Ny. Tuti gemar kontak fisik dengan

kucing

Tidak sesuai harapan VV

2. Kucing sesekali BAB di dalam rumah,

yang kurang terjaga kebersihannya

Tidak sesuai harapan VV

3. Ny. Tuti mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi daging sate yang

kurang matang yang dibeli di penjual

sate

Tidak sesuai harapan VV

4. 2 minggu yang lalu Ny. Tuti

melahirkan bayi prematur

Tidak sesuai harapan V

5. Ukuran kepala bayi waktu lahir

sedikit lebih besar dari normalnya

Tidak sesuai harapan V

6. Ny. Tuti datang ke puskesmas

membawa bayi karena kepala bayi

bertambah besar dan terdapat bercak

keputihan pada mata bayi

Tidak sesuai harapan V

7. Berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik, dokter menduga

bayi mengalami infeksi toksoplasma

Tidak sesuai harapan VVV

8. Dokter merujuk Ny. Tuti dan bayinya

ke Rumah Sakit

Sesuai harapan -

3

Page 7: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

PRIORITAS MASALAH

1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter menduga bayi mengalami

infeksi toksoplasma.

2. Ny. Tuti gemar kontak fisik dengan kucing dan kucing sesekali BAB di dalam

rumah, yang kurang terjaga kebersihannya.

3. Ny. Tuti mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging sate yang kurang matang

yang dibeli di penjual sate.

4. 2 minggu yang lalu Ny. Tuti melahirkan bayi prematur.

5. Ukuran kepala bayi waktu lahir sedikit lebih besar dari normalnya.

6. Ny. Tuti datang ke puskesmas membawa bayi karena kepala bayi bertambah

besar dan terdapat bercak keputihan pada mata bayi.

4

Page 8: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

IV. ANALISIS MASALAH

1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter menduga bayi

mengalami infeksi toksoplasma

a. Apa penyebab infeksi toksoplasma?

Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

gondii yang menyebabkan dampak merugikan terhadap hewan dan manusia

diseluruh dunia Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler dari golongan

protozoa dan bersifat parasit obligat dengan hospes definitif adalah kucing dan

famili felidae lainnya, sedangkan hospes intermediernya adalah semua hewan

berdarah panas seperti ayam, sapi, kambing, babi, domba dan belakangan ini

diketahui dapat juga menginfeksi burung, rodensia, ikan paus (dan juga bisa

menginfeksi manusia. Ayam merupakan indikator yang baik untuk mengetahui

pencemaran lingkungan oleh ookista Toxoplasma gondii, karena kebiasaan

ayam yang mencari makanan dengan menggaruk tanah, mengais sampah atau

kotoran, sehingga memudahkan ookista termakan oleh ayam.

Hospes definitif dan hospes intermedier dapat terinfeksi Toxoplasmosis

karena menelan ookista infektif dan atau daging yang dimasak kurang sempurna

yang mengandung kista bradizoit.

Jadi, terkait dengan kasus, Ny. Tuti dapat terinfeksi oleh toksoplasma

melalui ookista dari T. Gondii yang dikeluarkan melalui feces kucing. Ookista

tersebut masuk ke dalam tubuh Ny. Tuti, berkembang menjadi tachyzoit

(tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri

dengan cepat.

Penularan juga dapat terjadi melalui bentuk ookista (semacam telur) dan

bentuk bradizoit yang masuk ke tubuh saat memakan daging yang tidak

dimasak dengan sempurna.

b. Apa dampak infeksi toksoplasma bagi ibu dan janin yang dikandungnya?

Akibat dari toksoplasma lebih dapat dirasakan oleh ibu hamil dari pada

wanita yang sedang tidak mengandung maupun laki-laki. Bila sedang

5

Page 9: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

mengandung dan terjangkit toksoplasma, besar kemungkinan bayi

Akanmengalami cacat atau ibu akan mengalami keguguran.

Risiko bayi tertular infeksi toksoplasma semakin meningkat seiring

dengan usia kandungan. Jika ibu terinfeksi parasit toksoplasma pada usia

trimester pertama kehamilan, maka resiko bayi tertular sebesar 15%, pada

trimester ke dua sebesar 30%, dan 60% pada trimester ke tiga. Walaupun

kemungkinan tingkat penularan pada akhir semester sangat besar, namun jika

janin telah terinfeksi dari awal trimester kehamilan, infeksi akan semakin parah

dan kemungkinan bisa terbawa seumur hidup. Resiko penularan semakin rendah

bila Anda terinfeksi beberapa bulan sebelum memasuki masa kehamilan.

Pengaruh Toksoplasma pada janin:

1. Kemungkinan Ibu mebgalami keguguran atau kelahiran dini

2. Gangguan pendengaran

3. Gangguan penglihatan hingga kebutaan

4. Gangguan pada sistemik seperti pucat, demam, pembesaran hati dan limpa,

atau pendarahan

5. Gangguan pada saraf. Keterlambatan perkembangan psikomotorik

6. Menyebabkan cacat bawaan, terutama jika terjadi di trimester 1

7. Menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus

(pembesaran kepala) dan bahkan hingga kematian.

c. Bagaimana mekanisme infeksi tersebut dari habitat protozoa hingga

menimbulkan kelainan congenital pada bayi ?

Berdasarkan kasus, Ny Tuti yang merupakan orang yang sering

mengadakan kontak fisik dengan kucing, hingga kucingnya pun kadang

membuang fesesnya di lingkungan dalam rumah. Feses yang dikeluarkan oleh

kucing Ny Tuti kemungkinan mengandung taksoplasma yang dalam fase

ookista. Infeksi ookista dapat ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, dan

melalui tangan yang tidak bersih yang tak sengaja menyentuh feses kucing

tersebut.

Infeksi juga dapat terjadi melalui daging mentah atau kurang matang

yang mengandung kista. Toksoplasma masih dapat hidup pada daging mentah

6

Page 10: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

dengan suhu dibawah 65 derajat celcius. Daging yang setengah matang yang

dimasak dengan suhu dibawah 65 derajat celcius, belum mampu mematikan

protozoa ini, sehingga manusia yang memakan daging tersebut dapat mengalami

infeksi toksoplasma.Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero melalui

placenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini.. Darah ibu yang telah

terkontaminasi akan disalurkan ke janin melalui placenta yang menyalurkan

sari-sari makanan dari ibu ke janin. Toksoplasma akan masuk ke janin dan

menginfeksi, sehingga menyebabkan kelainan congenital saat bayi lahir.

d. Bagaimana daur hidup toksoplasma, inkubasi dan juga fase-fasenya ?

Toxoplasma gondii terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista,

clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi

semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan

selama masa akut dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis trofozoit dalam

jaringan akan membelah secara lambat dan disebut bradizoit. Bentuk kedua

adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran 10-

100 um. Kista penting untuk transmisi aan paling banyak terdapat dalam otot

rangka, otot jantung dan susunan syaraf pusat. Bentuk yang ke tiga adalah

bentuk Ookista yang berukuran 10-12 um. Ookista terbentuk di sel mukosa usus

kucing dan dikeluarkan bersamaan dengan feces kucing. Dalam epitel usus

7

Page 11: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

kucing berlangsung siklus aseksual atau schizogoni dan siklus atau gametogeni

dan sporogoni. Yang menghasilkan ookista dan clikeluarkan bersama feces

kucing. Kucing yang mengandung toxoplasma gondii dalam sekali exkresi akan

mengeluarkan jutaan ookista. Bila ookista ini tertelan oleh hospes perantara

seperti manusia, sapi, kambing atau kucing maka pada berbagai jaringan hospes

perantara akan dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang membelah secara

aktif. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk

stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang mengandung kista

maka terbentuk kembali stadium seksual di dalam usus halos kucing

tersebut.Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu :

ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang

definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan

oleh manusia atau hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit).

Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.

a. Ookista

o Bentuk resisten yang berada di lingkungan luar.

o Contoh : dari sayuran, tanah dan sebagainya.

b. Trofozoit

o Bentuk vegetatif dan poliferatif dalam darah dan sel organ.

c. Kista

o Bentuk resisten yang berada di dalam tubuh manusia dan hewan (pada

daging mentah).

e. Dimana habitat hidup parasit tersebut ?

Habitat Toxoplasma dapat berada dalam sel endotel,Leokosit

monokuler,Cairan tubuh,serta Sel jaringan tuan rumah {hospes}.

f. Apa gejala yang dialami seseorang terinfeksi toksoplasma baik gejala pada

ibu dan anak itu sendiri ?

Tahap infeksi akut toksoplasma menunjukkan gejala, biasanya seperti

gejala flu, demam yang tidakterlalu tinggi, sakit kepala, sakit otot,

8

Page 12: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

pembengkakan kelanjar limpa dan spleen. Tahap akut akanberangsur-angsur

pulih dalam beberapa hari hingga bulan, jika terus berlanjut akan mengarah ke

tahaplaten. Infeksi laten biasanya tanpa gejala, namun bila infeksi terjadi pada

penderita immunompromiseddapat menyebebkan toxoplasmic encefalitis, yang

mematikan. Jikainfeksi T. gondii terjadi pada masa kehamilan, parasit dapat

menembus plasenta, dan dapat menyebabkan hidrocefalus atau

microcrphaly,kalsifikasi intraktinal, dan chorioretinis dengan kemungkinan

keguguran atau kematian intrauretin.

1. Ibu

Gejala-gejala dari infeksi toxoplasma akut pada wanita hamil dapat bersifat

sementara dan tidak spesifik, dan sebagian besar kasus menjadi tidak

terdiagnosa tanpa tersedianya skrining antibodi universal. Ketika gejala-gejala

timbul, biasanya terbatas pada limfadenopati dan kelelahan. Kadang dapat pula

ditemukan sindrom mirip mononukleosis dengan karakteristik berupa demam,

malaise, tenggorokan gatal, nyeri kepala, mialgia, dan limfositosis atipikal.

2. Anak

Seorang anak dengan infeksi toxoplasma kongenital dapat muncul dengan satu

dari empat pola yang dikenal dengan:

(1) penyakit neonatus simptomatik;

(2) penyakit simptomatik yang timbul pada bulan pertama kehidupan;

(3) sekuele atau relaps; dan

(4) infeksi subklinis.

Kebanyakan anak dengan toxoplasmosis kongenital tidak menunjukkan

gejala atau kelainan yang nyata pada waktu lahir. Mengenai apakah infeksi

kongenital ini menggambarkan reaktifasi dari infeksiToxoplasma sebelumnya

atau infeksi yang baru didapat belum dapat dipastikan, namun gambaran riwayat

penyakit dari anak dengan infeksi kongenital menunjukkan bahwa perawatan

prenatal dan postnatal selama paling sedikit satu tahun dapat meningkatkan

kualitas hidup secara signifikan, bahkan pada anak dengan kalsifikasi susunan

saraf pusat atau kelainan retina.

9

Page 13: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

g. Bagaimana penanganan oleh dokter layanan primer terkait infeksi ini?

Memperbaiki infeksi toksoplasmosis bukanlah salah satu kompetensi

dari dokter layanan primer. Seorang dokter layanan primer diharapkan mengerti

akan mekanisme infeksi toksoplasma pada manusia hingga menular sampai ke

janin jika ia sedang mengandung. Mengetahui gejala, serologi, patofisiologi,

gejala klinik, dan teori-teori terkait. Dokter layanan primer tidak memiliki hak

untuk mengambil tindakan surgery terkait dengan penyakit yang diderita oleh

bayi seperti surgery pada hydrocephalus ataupun Korioretinitis. Dokter layanan

primer diwajibkan untuk merujuk pada dokter spesialis di bidangnya, ataupu

rumah sakit, untuk menyelesaikan kasus tersebut.

h. Bagaimana identifikasi penderita (serologi)?

Menegakkan diagnosis tokoplasmosis sulit dilakukan karena gejala

klinisnya yang tidak selalu jelas, dan bahkan banyak yang tidak menimbulkan

gejala. Beberapa metode pemeriksaan telah dikembangkan untuk mendiagnosa

toksoplasmosis tetapi hasilnya masih kurang memuaskan disamping biayanya

masih sangat mahal. Sampai saat ini penyaringan serum toksoplasmosis prenatal

masih belum dapat dilakukan karena kesulitan teknik dalam menginterpretasikan

hasilnya.

Pada pemeriksaan secara makroskopis, plasenta yang terinfeksi biasanya

membesar dan memperlihatkan lesi yang mirip dengan gambaran khas dari

eritroblastosis fetalis. Villi akan membesar, oedematus dan sering immatur pada

umur kehamilan. Secara histopatologis yang ditemukan tergantung pada stadium

parasit dan respon imun dari penderita. Gambaran yang ditemukan dapat berupa

gambaran normal sampai pada gambaran hiperplasia folikel, dimana ditemukan

peningkatan limfoblas retikuler ( sel imunoblas besar ), sering didapatkan

normoblas pada pembuluh darah, infiltrat sel radang subakut yang bersifat fokal

maupun difus, small clumps histiosit yang dapat ditemukan pada daerah tepi dari

sel-sel yang terinfeksi, menunjukkan gambaran agregasi, gambaran folikel yang

khas yang berhubungan dengan kenaikan titer serologi. Pada beberapa kasus

dapat ditemukan gambaran proliferatif dan nekrotik dari peradangan villi.

10

Page 14: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Kadang-kadang peradangan villi ditemukan dengan adanya limfosit, sel plasma,

dan fibrosis.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran organisme dalam

sel. Organisme sulit ditemukan pada plasenta, tetapi bila ditemukan biasanya

terdapat dalam bentuk kista di korion atau jaringan subkorion. Identifikasi sering

sulit, sebab sinsitium yang mengalami degenerasi sering mirip dengan kista.

pemeriksaan serologi untuk toksoplasma cenderung mengalami kesulitan dalam

pelaksanaannya. Beberapa metode pemeriksaan yang pernah dilakukan antara

lain Sabin-Feldman dye test, indirect fluorescent assays (IFA), indirect

hemagglutination assays (IHA), dan complement fixation test (CFT). Cara

pemeriksaan yang baru dan saat ini sering digunakan adalah dengan enzyme-

linnked immunosorbent assay (ELISA). Kebanyakan laboratorium saat ini sudah

tidak menggunakan Sabin-Feldman dye test. Pemeriksaan - pemeriksaan yang

sering digunakan adalah dengan mengukur jumlah IgG, IgM atau keduanya. Ig

M dapat terdeteksi lebih kurang 1 minggu setelah infeksi akut dan menetap

selama beberapa minggu atau bulan. IgG biasanya tidak muncul sampai

beberapa minggu setelah peningkatan IgM tetapi dalam titer rendah dapat

menetap beberapa tahun.

Secara optimal, antibodi IgG terhadap toksoplasmosis dapat diperiksa

sebelum konsepsi, dimana adanya IgG yang spesifik untuk toksoplasma

memberikan petunjuk adanya perlindungan terhadap infeksi yang lampau. Pada

wanita hamil yang belum diketahui status serologinya, adanya titer IgG

toksoplasma yang tinggi sebaiknya diperiksa titer IgM spesifik toksoplasma.

Adanya IgM menunjukkan adanya infeksi yang baru saja terjadi, terutama dalam

keadaan titer yang tinggi. Tetapi harus diingat bahwa IgM dapat terdeteksi

selama lebih dari 4 bulan bila menggunakan fluorescent antibody test , dan dapat

lebih dari 8 bulan bila menggunakan ELISA.

Diagnosis prenatal dari toksoplasmosis kongenital dapat juga dilakukan

dengan kordosintesis dan amniosintesis dengan tes serologi untuk IgG dan IgM

pada darah fetus. Adanya IgM menunjukkan adanya infeksi karena IgM tidak

dapat melewati barier plasenta sedangkan IgG dapat berasal dari ibu. Meskipun

demikian antibodi IgM spesifik mungkin tidak dapat ditemukan karena

11

Page 15: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

kemungkinan terbentuknya antibodi dapat terlambat pada janin dan bayi.Akhir-

akhir ini dikembangkan pemeriksaan IgG avidity untuk melihat kronisitas

infeksi, dimana semakin tinggi kadar afinitas semakin lama infeksi telah terjadi.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam menilai hasil serologi :

1. Infeksi primer akut dapat dicurigai bila

• Terdapat serokonversi IgG atau peningkatan IgG 2-4 kali lipat dengan interval

2-3 minggu.

• Terdapatnya IgA dan IgM positif menunjukkan infeksi 1-3 minggu yang lalu.

• IgG avidity yang rendah

• Hasil Sabin-Feldman / IFA > 300 IU/ml atau 1 : 1000

• IgM-IFA 1 : 80 atau IgM-ELISA 2.600 IU/ml

2. IgG yang rendah dan stabil tanpa disertai IgM diperkirakan merupakan infeksi

lampau.

• Ada 5 % penderita dengan IgM persisten yang bertahun-tahun akan positif

• Satu kali pemeriksaan dengan IgG dan IgM positif tidak dapat dipastikan

sebagai infeksi akut dan harus dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan

lain.

i. Bagaimana pencegahan agar tidak terkena infeksi parasit ini ?

• Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi (unpasteurized milk) dan

produk-produk yang menggunakan susu tersebut, seperti yang terdapat pada

beberapa jenis keju dan yogurt.

• Bila Anda sedang mengandung, jangan pernah makan telur mentah.

• Cuci dan kupaslah buah dan sayuran sebelum dimakan.

• Cuci bersih peralatan dapur, bersihkan meja dan makanan apapun sebelum

Anda mengolahnya, pastikan Anda membasuh tangan dengan air hangat dan

sabun antiseptik setelah memasak daging mentah.

• Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut selama sedang menyiapkan

makanan, dan ingat untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.

• Luka terbuka dapat menyebabkan parasit masuk dengan mudah, pastikan Anda

menggunakan sarung tangan sebelum menyentuh makanan jika ada luka pada

tangan yang belum kering.

12

Page 16: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

• Usir serangga seperti lalat dan kecoak dari makanan.

• Hindari minum air yang telah terkontaminasi. Konsumsi air minum dalam

kemasan bila bepergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk.

• Jika melakukan aktivitas berkebun, gunakan sarung tangan dan jangan

menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum tangan dibersihkan.

2. Ny. Tuti gemar kontak fisik dengan kucing dan kucing sesekali BAB di dalam

rumah, yang kurang terjaga kebersihannya.

a. Apa hubungannya kontak fisik dengan kasus?

Toxoplasma gondii terdapat pada feses kucing yang telah kering, apabila

kucing sering BAB dalam rumah perlu diwaspadai penyebaran Toxoplasma

gondii jika kita mengadakan kontak langsung dengan feses kucing maupun

kucing yang kotor tersebut.

bentuk menular dari Toxoplasma adalah bradizoit dan kista, kista hanya di

keluarkan kuing yang positif terinfeksi melalui kotorannya. Selama bulu dan liur

kucing tidak mengandung kista kita tidak akan tertular Toxoplasma bila

membelai kucing.

b. Apa mikroorganisme pada kucing yang dapat menyebabkan kasus?

Toxoplasma gondii

c. Mikroorganisme tersebut terdapat pada organisme apa saja?

Hampir semua hewan berdarha panas dapat terinfeksi Toxoplasma.

Hewan yang sering berada di sekitar manusia dan kucing seperti sapi, kuda,

tikus, omba anjing, ayam,burung, babi, dan lain-lain juga dapat terinfeksi

Toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lain

juga dapat terinfeksi Toxoplasma

13

Page 17: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

d. Bagaimana cara mikroorganisme tersebut masuk ke dalam tubuh

manusia?

Penularan Toxoplasma melalui hewan yang terinfeksi Toxoplasma yang

hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari

sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat

sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau hewan

dapat tertular bila menelan kista atau ookista Toxoplasma. Kista atau ookista ini

bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang

di dalam tubuh hean atau manusia. Kista tersebut daat hiup dalam otot atau

daging manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila

hean atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah

matang yang mengandung kista Toxoplasma. Kista Toxoplasma juga dapat

hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah

ini Toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan ataupun

sayur-sayuran yang kontak dengan kista tesebut. Dan juga Toxoplasma

ditularkan dari berbagai cara antara lain sebagai berikut :

1. Tertelannya ookista infektif yang berasal dari kucing

2. Tertelannya kista jaringan atau kelompok takizoid yang terdapat dalam

daging mentah ataupun yang dimasak kurang sempurna.

3. Melalui plasenta.

4. Kecelakan di laboraturium karena terkontaminasi melalu luka.

5. Tranfusi leukosit penderita Toxoplasma.

e. Apa hubungan lamanya pemeliharaan kucing dengan kasus?

Kucing merupakan salah satu perantara dari toxoplasma gondii selain

monyet. Terutama apabila kucing kurang terawat yang BAB di sembarang

tempat, feses kucing tersebut mengandung toxoplsma gondii.

14

Page 18: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

3. Ny. Tuti mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging sate yang kurang

matang yang dibeli di penjual sate

a. Mikroorganisme apa saja yang ada pada daging yang belum matang?

b. Apa efek jangka panjang mengonsumsi daging yang kurang matang?

Daging perlu dimasak matang agar mikroorganisme yang terdapat pada

daging mati. Banyak efek yang dapat terjadi dikarenakan kebiasaan

mangonsumsi daging yang kurang matang. Beberapa mikroorganisme yang

sering ditemukan pada daging yaitu : taenia saginata dan fasciola hepatica. Tenia

saginata dan fasciola hepatica dapat masuk ke tubuh kita dan mengambil sari-

sari makanan.

c. Faktor apa yang menyebabkan organisme masih bertahan hidup walaupun

sudah dilakukan pemansan?

Karena selama proses pemasakan mikroorganisme akan mati pada suhu

65˚C selama 4-5 menit. Kista akan mati pada suhu -15˚C dalam waktu 3 hari dan

akan mati pada suhu -20˚C dalam waktu 2 hari

15

Page 19: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

d. Host organisme pada kasus?

Manusia adalah hospes perantara, kucing dan famili Felidae lainnya

merupakan hospes definitif.

4. 2 minggu yang lalu Ny. Tuti melahirkan bayi prematur

a. Kapan bayi dikatakan lahir prematur (range prematur)?

Bayi dikatakan kurang bulan (prematur) apabila bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu atau <259 hari.

b. Kapan waktu kelahiran normal?

Bayi dikatakan lahir normal pada usia kehamilan 37-42 minggu (259 - 293 hari) sehingga bayi yang terlahir sebelum minggu ke-37 dikatakan sebagai bayi prematur.

c. Apa penyebab bayi lahir prematur?

1. Factor demografis: ibu dari ras kulit hitam, status sosio ekonomi yang

rendah, usia <18 tahun atau >40 tahun

2. Kesehatan umum: stress pribadi tinggi, nutrisi buruk, berat ibu sebelum

hamil rendah, anemia, bakteriuria, kondisi-kondisi medis; seperti diabetes,

asma, dan pielonefritis, penyakit jantung pada ibu, merokok (resiko 2x lipat),

penyalahgunaan zat (resiko 3x lipat)

3. Pekerjaan: pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri terlalu

lama, bekerja dalam shift, dan bekerja di malam hari.

4. Kondisi uterus: kelainan, ceddera pada serviks atau abnormalitas di dalam

uterus, fibroid, atau kontraksi uterus yang berlebihan, infeksi.

5. Factor obstetric: persalinan premature sebelumnya pada kehamilan usia

antara 16 dan 36 minggu (2-3x resiko:semakin sering mengalami persalinan

premature, semakin dini usia kehamilan, semakin besar resiko mengalami

persalinan premature.

16

Page 20: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Penyebab kelahiran premature:

Ada 2 jenis kelahiran premature. Pertama kelahiran spontan karena proses

persalinan sebelum usia kehamilan cukup bulan (37 minggu atau lebih). Kedua,

janin terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan karena ada komplikasi yang

membahayakan nyawa ibu atau janin. Penyebabnya antara lain infeksi pada jalan

lahir atau organ tubuh lain, seperti infeksi gigi atau saluran kemih atau kontraksi

berlebihan.

Bayi premature lahir ketika usia kandungan ibu kurang dari 37 minggu dengan

berat badan dibawah 2,5 kilogram. Hal ini menyebabkan organ-organ tubuh bayi

tidak berfungsi dengan baik dan beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.

Bayi yang beresiko paling tinggi adalah bayi yang lahir pada masa kehamilan

kurang dari 26 minggu.

Factor seperti infeksi dapat menyebabkan bayi lahir premature, tetapi factor

tersebut biasanya lebih rumit dibandingkan satu-satunya alasan pasti. Itulah

sebabnya kenapa riset/penelitian yang ekstensif itu masih sangat diperlukan sebab

tanpa kita mengetahui penyebab pastinya, akan sulit untuk menemukan

pengobatan/perawatannya.

Penyebab spesifik bayi lahir premature:

a. Riwayat kehamilan seseorang

Riwayat tentang kehamilan sebelumnya adalah factor yang diperlukan untuk

menetukan apakah seseorang dapat melahirkan bayi premature atau tidak,

diantaranya:

1. Ini adalah kehamilan pertama

2. Kehamilan ini kembar dua, kembar tiga, ataupun multiple

3. Kamu memiliki luka pada leher rahim

4. Perutmu mengalami luka, misalnya karena kekerasan fisik atau kecelakaan

17

Page 21: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

5. Berusia dibawah 17 tahun

6. Berusia di atas 35 tahun

7. Pernah mengalami Preterm Premature Rupture of The Membranes (PPROM)

8. Cervical incompetence

b. Infeksi

Rahim, cairan amnion, dan lingkungan dimana bayi berkembang secara normal

steril tetapi terkadang mikroorganisme masih dapat tumbuh di lingkungan

tersebut. Biasnya ini adalah bakteri alami, yang secara normal tidak terlalu

membahayakan, tetapi dapat berpindah ke bagian tubuh lain. Penyebab paling

utama dari intraurine infection adalah melalui vagina dan leher rahim, tetapi juga

dapat menyebar melalui plasenta, tuba fallopi, ataupun secara invasive melalui

prosedur amniosintesis.

c. Pre-eclampsia

d. Diabetes Gestasional

e. Ketuban pecah terlalu dini

f. Masalah dengan plasenta

g. Masalah dengan serviks (leher rahim)

h. Masalah dengan rahim/kandungan

Beberapa wanita memiliki kelainan uterine kongenital, dimana leher rahim

memiliki bentuk yang tidak biasa sebelum kelahiran.

18

Page 22: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Bergantung dari bentuk uterus, resiko keguguran ataupun bayi lahir premature

lebih tinggi dalam kasus seperti ini. Kelainan uterine ini juga berhubungan dengan

cervical incompetence, factor lain yang mewakili bayi lahir premature.

i. Multiple pregnancies

j. Masalah terhadap perkembangan bayi dan kelahiran premature

k. Antiphospolipid antibody syndrome

l. Faktor gaya hidup dan kelahiran premature

Gaya hidup seseorang itu sangat berpengaruh terhadap resiko bayi lahir

premature. Ada beberapa hal yang tidak dapat diubah, seperti ethnicity atau usia,

namun ada beberapa hal lagi yang dapat kita ubah.

m. Alkohol , recreational drugs

Konsumsi alkodol dapat membahayakan perkembangan janin. Kamu sebaiknya

tidak mengonsumsi alcohol pada trimester pertama dan idealnya juga tidak

mengonsumsinya setelah kelahiran. Jika tetap ingin mengkonsumsinya, maka

batasi cukup dengan satu atau dua unit alcohol sekali atau maksimum dua kali

dalam seminggu.

n. Merokok

Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan resiko bayi lahir premature dua

kali lebih besar da nada hubungannya dengan ketuban pecah terlalu dini dan

intrauterine growth restriction. Semakin banyak merokok, maka resiko akan

semakin tinggi.

19

Page 23: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

o. Usia ibu

Seseorang akan mendapat resiko tinggi terhadap kehamilannya jika memiliki

nutrisi yang kurang baik atau memiliki berat badan rendah (underweight).

Terutama jika body mass index (BMI) dibawah 19,8 sebelum kehamilan.

Jika kamu seorang obesitas (dengan BMI lebih dari 30), maka kamu juga akan

beresiko untuk kelahiran premature.

p. Pekerjaan

Seseorang yang memiliki pekerjaan berat (heavy physical work), misalnya seperti

berdiri untuk waktu yang cukup lama dan shift/night work akan memiliki resiko

yang lebih tinggi terhadap lahir premature.

q. Antenatal care

Wanita yang memiliki bayi premature jarang memperhatikan kehamilannya

kepada pelayanan kesehatan, karena seorang ibu biasanya kurang memahami hal-

hal yang penting dari kelahiran premature ini. Artinya wanita yang beresiko

melahirkan bayi premature tetap memilih untuk lahir premature karena pelayan

kesehatan tidak dapat memberi tanda peringatan.

r. Psikologis Ibu

Jika kamu mendapat kan kesulitan atau dalam keadaan stress, cobalah untuk

meminta bantuan dan tidak menghadapinya sendiri. Karena wanita dengan tingkt

stress yang lebih tinggi lebih beresiko melahirkan bayi premature.

20

Page 24: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

d. Apa dampak lahir prematur bagi perkembangan bayi?

Bayi prematur lebih banyak yang menderita PDA ( Patent Ductus

Arteriosus ), 15% diantaranya baru dapat menutup dalam 3 bulan pertama.

Kejadian PDA ( Patent Ductus Arteriosus ) pada bayi prematur lebih tinggi dan

ini dapat menyebabkan gagal jantung pada neonatus. Keadaan lain yang

mungkin timbul adalah terjadinya hipotensi yang disebabkan oleh hipovolemia,

gangguan fungsi jantung dan terjadinya vasodilatasi akibat sepsis yang sering

kali terjadi pada bayi-bayi prematur. Selain itu dengan keadaan sistim

kardiovaskular yang belum matang akan memperberat penyakit lain yang

diderita neonatus prematur tersebut. Perubahan kardiovaskular pada bayi

pematur memiliki adaptasi sirkular yang lebih lambat dan kurang sempurna

dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur memiliki tonus arteriol

pulmonary yang tinggi, berkurang lebih lambat, dan labil. Tekanan darah

pulmonal tinggi dan bervariasi, berbeda dengan tekanan darah sistemik yang

relatif rendah. Duktus arteriosus tidak tertutup rapat dan kemungkinan terbuka

lagi, ketika terjadi pertemuan darah antara sirkulasi sistemik dan pulmonar.

Ketidakstabilan ini menyebabkan terjadinya variasai yang signifikan saturasi

oksigen pada sirkulasi perifer.

Masalah yang terjadi pada bayi prematur menurut Bobak, Lowdermilk,

& Jensen (2004), pada bayi prematur digaris batas memiliki masalah yang sering

muncul meliputi adanya ketidakstabilan tubuh, kesulitan menyusu, ikterik,

respiratory distress syndrome (RDS) mungkin muncul. Dan pada bayi prematur

sedang mengalami masalah adanya ketidakstabilan tubuh, pengaturan glukosa,

RDS, ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu. Serta hampir semua bayi

sangat prematur memiliki masalah komplikasi yang berat.

Menurut Priyono (2010), bayi prematur tidak memiliki perlindungan

yang cukup dalam menghadapi suhu luar yang lebih dingin dibanding suhu di

dalam rahim ibu. Selain itu pengontrolan suhu tubuh bayi prematur belum

mampu bekerja sempurna sehingga walaupun didalam ruangan yang bersuhu

normal, bayi sering mengalami kedinginan. Diperjelas menurut Farrer (1999),

masalah pada bayi prematur salah satunya adalah hipotermia. Suhu rektal bayi di

21

Page 25: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

bawah 35 °C diartikan sebagai keadaan hipotermia, tapi dalam prakteknya setiap

suhu yang lebih rendah dari 36 °C sudah memerlukan perhatian khusus dan

pelaksanaan prosedur untuk mempertahankan panas tubuh. Bayi yang paling

berisiko untuk mengalami hipotermia salah satunya adalah bayi-bayi prematur.

Bayi yang menderita hipotermia tampak lemah dan letargik, tidak mau

menghisap susu dan terasa dingin ketika disentuh. Jika tidak diatasi, keadaan

hipotermia dapat menimbulkan neonatal cold injury di mana terjadi edema yang

padat (sklerema), ‘marble baby’, yaitu suatu keadaan serius yang seringkali

fatal.

Sedangkan menurut Hull, & Johnston (2008), masalah yang terjadi pada bayi

prematur adalah sebagai berikut :

1.) Kesulitan pernapasan

Akibat imaturitas, banyak bayi prematur mengalami kesulitan dalam

mengembangkan paru dan kerja pernapasan sangat meningkat karena sindrom

gawat napas idiopatik. Gerakan pernapasan juga bervariasi. Hal ini tampak pada

pola pernapasan periodik yang dapat menjadi masalah jika menjurus pada

serangan apneu yang lama.

2.) Perdarahan intraventricular haemorrhage (IVH)

Perdarahan kecil dalam lapisan germinal ventrikel leteral otak sering

dijumpai pada pemeriksaan ultrasonografi bayi prematur, terutama yang

mengalami asfiksia atau masalah pernapasan yang berat. Perdarahan ini meluas

ke dalam sistem ventricular dan sebagian bayi akan menderita hidrosefalus.

Tetapi, sebagian besar bayi hanya mengalami perdarahan kecil dan akan pulih

tanpa pengaruh jangka panjang yang serius.

3.) Imaturitas hati

Ikterus fisiologi sering menjadi lebih nyata dan lebih lama pada bayi

prematur. Namun, dengan perawatan yang cermat, pemberian minum sejak dini

serta penggunaan fototerapi, transfuse tukar jarang diperlukan. Diduga bahwa

22

Page 26: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

otak bayi prematur mempunyai risiko kerusakan yang lebih besar akibat kadar

bilirubin yang tinggi.

4.) Infeksi

Akibat kulit yang tipis dan daya imunitas yang terbatas, bayi prematur

lebih rentan terhadap infeksi. Karena daya tahan yang lemah, mereka tidak

memperhatikan gejala dan tanda seperti yang terjadi pada bayi yang lebih tua.

Keadaan klinis mereka berubah dengan cepat dari bakteremia menjadi

septikemia dan akhirnya kematian. Meningitis yang menyertai dapat mudah

terlewatkan. Oleh karena itu, pada bayi yang dicurigai mengalam infeksi perlu

dilakukan skrining sepsis meliputi biakan darah, urin, cairan serebrospinal serta

memulai terapi antibiotik spektrum luas sebelum hasil skrining tiba.

5.) Leukomalasia periventrikular (LPV)

Iskemia parenkim otak dapat menjurus pada perubahan yang pada

mulanya dikenal sebagai ‘flare’ pada pemeriksaan ultrasonografi kranial.

Kadang-kadang kelainan ini menghilang, tetapi pada bayi lain kerusakan otak ini

berubah bentuk menjadi kista. Leukomalasia perivertrikular kistik mempunyai

prognosis jauh lebih buruk dibanding perdarahan yang hanya terbatas pada

ventrikel, yaitu sekitas 9 dari 10 bayi akan menderita palsi serebral spastik.

6.) Enterokolitis nekrotikans (EKN)

Enterokolitis nekrotikans merupakan keadaan serius yang mempengaruhi

usus dalam 3 minggu pertama. Hal ini lebih sering terjadi pada bayi prematur

yang paling kecil. Penyebabnya belum diketahui, tapi cedera hipoksia pada

dinding usus mungkin berhubungan dengan keteterisasi vena umbilikalis,

serangan apneu,septokemia, dan kolonisasi usus oleh organisme tertentu

mungkin merupakan faktor presipitasi.

7.) Retinopathy of prematurity (ROP)

Bayi prematur yang menghirup gas campuran dengan konsentrasi

oksigen yang tinggi, mempunyai risiko terjadinya vaskularisasi abnormal

23

Page 27: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

dibelakang mata. Walaupun telah dilakukan pengendalian kadar oksigen secara

ketat, beberapa bayi yang sangat imatur mengalami retinopathy of prematurity

dan sebagian akan menjadi buta parsial ataupun buta komplet.

8.) Defisiensi nutrisi

Segera setelah bayi prematur beradaptasi dengan kehidupan ekstrauteri

dan makanan telah diberikan, bayi prematur dapat tumbuh dengan laju yang

serupa dengan pertumbuhan yang akan dicapai in utero. Laju pertumbuhan yang

tinggi ini dapat menimbulkan defisiensi vitamin, sehingga perlu diberikan

suplemen vitamin.

9.) Bahaya lain

Bayi prematur sering lahir tanpa diduga dan punya risiko lebih besar

untuk mengalami asfiksia selama kelahiran dan cedera pada jaringan yang

rentan. Bayi prematur yang rentan juga mudah cedera akibat prosedur perawatan

dan prosedur medis.

e. Apa ciri-ciri bayi prematur?

Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung

pada usi kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin premature atau makin kecil umur

kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang

lahir cukup bulan.

Tanda dan gejala bayi premature:

a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.

b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.

c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.

d. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.

e. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.

24

Page 28: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.

g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.

h. Rambut lanugo masih banyak.

i. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga

seolah-olah tidak teraba tulan rawan daun telinga.

k. Tumit mengilap, telapak kaki halus.

l. Alat elamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum

kurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris

menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.

m. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.

n. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex

isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.

o. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

p. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

f. Hubungan dengan Kasus?

Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, ditemukan lebih dari 80%

positif terhadap toxoplasma pada placenta bayi yang mengalami keguguran.

Hasil yang cukup menunjukan hubungan antara infeksi toxoplasma dan

keguguran . Janin yang terserang toxoplasma kemungkinan akan mengalami

keguguran, janin mati, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur,

hidrosefalus, mikro-oftalmia (ukuran mata yang kecil), choriorenitis (radang

pada retina mata), kebutaan, tuli, lesi otak, serta kerusakan organ yang luas.

25

Page 29: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Berat ringannya gejala tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi. Jika terjadi

pada trisemester pertama, kemungkinannya 15-20% , pada trisemester kedua

kemungkinannya 25-30%, sedangkan pada trisemester ketiga kemungkinannya

60% bayi akan ikut terinfeksi bersamaan dengan ibunya.

Namun demikian semakin muda usia kehamilan, semakin berat gejala

yang akan dialami janin karena pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ

yang dilanjutkan dengan pematangan organ sampai bayi tersebut lahir. Tetapi

90% dari bayi yang terinfeksi tidak menimbulkan gejala apa-apa (asimptomatik)

pada saat bayi itu dilahirkan. Gejala baru timbul beberapa bulan bahkan tahun

setelah bayi dilahirkan.

Pada garis besarnya sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya,

toksoplasmosis dapat dikelompokkan atas: toksoplasmosis akuisita (dapatan)

dan toksoplasmosis kongenital. Baik toksoplasmosis dapatan maupun

kongenital, sebagian besar asimtomatis atau tanpa gejala. Keduanya dapat

bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten. Gejalanya nampak sering

tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain. Toksoplasmosis dapatan

biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang

ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50%

akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai

pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang

paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan

rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala (Gandahusada, 2003).

Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjar getah

bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai

demam, mialgia dan malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis

berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam titus,

sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.

Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam.

Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul

setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis,

26

Page 30: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

hidropsfetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan

perkapuran intrakranial atau tetrad sabin yang disertai kelainan psikomotorik

(Gandahusada, 2003). Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala

yang sangat berat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah

tersebar luas di berbagai organ penting dan juga pada sistem saraf penderita.

Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi

mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang

dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa.

Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya

akibat infeksi kongenital. Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan

yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya.

Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama

kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga

terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti

ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak

yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan,

dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan

syaraf pusat dan lesi mata.

5. Ukuran kepala bayi waktu lahir sedikit lebih besar dari normalnya.

a. Berapa ukuran normal bayi waktu lahir?

Ukuran rata-rata bayi baru lahir:

1. Berat lahir : 3,5 kg

2. Panjang lahir : 50 cm

3. Lingkar kepala : 35 cm

4. Hb : 18gr/dl

5. Volume darah : 300ml

b. Apa penyebab kepala bayi lebih besar dari normal saat lahir?

Proses petumbuhan dan perkembangan susunan saraf pusat dipengaruhi

oleh faktor genetik, nutrisi dan juga lingkungan yang berupa stimulasi atau

27

Page 31: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

rangsangan. Ketidaknormalan ubun-ubun pertumbuhan ukuran lingkar kepala

anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang paling sering adalah

keturunan. Ukuran lingkar kepala anak tidak jauh berbeda dengan ukuran

lingkar kepala dengan salah satu orang tuanya bila mereka dewasa kelak. Faktor

lain yang berpengaruh adalah gangguan saat dalam kandungan bisa karena

infeksi kehamilan, kelainan kromosom atau kelainan genetik.

Sebagian besar kasus makrosefali disebabkan karena hidrosefalus, yaitu

kepala besar karena cairan di dalam otaknya berlebihan.

c. Bagaimana cara mengukur lingkar kepala bayi?

Pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak

melalui perkembangan lingkar kepala.

Alat :

1. Grafik lingkar kepala menurut NCHS

2. Kertas millimeter

3. Tinta berwarna (spidol)

4. Meteran (microtoise)

Cara pengukuran:

1. Tentukan usia anak.

2. Ukur kepala bayi/anak dengan melingkarkan pita meteran ke kepala anak

dimulai dari bagian yang paling menonjol.

3. Masukkan hasil pengukuran lingkar kepala berdasarkan usia ke dalam grafik.

4. Lakukan penilaian pola pertumbuhan kepala kemudian masukkan hasilnya ke

dalam table hasil praktikum dengan ketentuan sbb:

a. Jika <-2, mengalami keterlambatan pertumbuhan

b. Jika >+2, mengalami proses pertumbuhan melebihi normal

d. Hubungan dengan kasus?

Hidrosefalus kongenital dapat disebabkan infeksi, antara lain

sitomegalovirus, toksoplasmosis dan rubela. Untuk pencegahan, lakukan

konsultasi sebelum kehamilan (preconception health care), termasuk melakukan

vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) dan mengonsumsi asam folat.

28

Page 32: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

6. Ny. Tuti datang ke puskesmas membawa bayi karena kepala bayi bertambah

besar dan terdapat bercak keputihan pada mata bayi.

a. Apa nama spesifik penyakit kepala bertambah besar dan bercak putih

pada mata tersebut?

Nama spesifik penyakit kepala membesar yang diakibatkan oleh infeksi

toksoplasma ini yaitu Hidrosefalus, sedangkan untuk bercak keputihan pada

mata dikarenakan oleh Korioretinitis.

b. Bagaimana mekanisme pembesaran kepala tersebut?

Terdapat tiga kemungkinan mekanisme Hidrosefalus:

1. Cairan otak mengalami kelebihan produksi

2. Cairan otak mengalami gangguan penyerapan

3. Gangguan aliran akibat sumbatan di saluran cairan otak

c. Apa penyebab hidrosefalus dan korioretinitis ini?

Penyebabnya adalah karena terserang parasit toksoplasma yang didapatkan

saat masih berada dalam kandungan ibu. Hal ini diperkirakan terjadi pada

trisemester kedua pada saat ibu mengandung.

d. Ciri-ciri tersebut merujuk ke penyakit apa?

Toksoplasmosis yang menyerang janin, bayi baru lahir, dan anak di

dalam medis disebut congenital toxoplasmosis atau toksoplasmosis kongenital.

Sebenarnya ada TRIAS toksoplasmosis kongenital, yaitu tiga ciri,

karakteristik utama yang hampir selalu ditemukan (pathognomonic) pada

penderita toksoplasmosis kongenital, yaitu:

1) Hidrosefalus, yaitu: kondisi abnormal dimana cairan serebrospinal

terkumpul di ventrikel otak, pada janin dapat menyebabkan cepatnya

pertumbuhan kepala dan penonjolan fontanela (sehingga kepala tampak

membesar karena berisi cairan) dan wajah yang kecil.

29

Page 33: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

2) Korioretinitis, yaitu: radang/inflamasi lapisan koroid di belakang retina

mata.

3) Pengapuran (calcification) otak dan intraseluler

e. Apa dampak dari hidrosefalus dan korioretinitis ini?

Dampak hidrosefalus:

Muntah-muntah

Kejang

Pola makan buruk

Mudah marah

Sering mengantuk

Bola mata mengarah ke bawah

Lemah, tidak ada kekuatan

Sedangkan dampak yang ditemukan pada korioretinitis yaitu:

1. Penurunan tajam penglihatan

Lesi retinitis atau retinokoroiditis di daerah sentral retina yang disebut makula

atau daerah antara makula dan N. optikus yang disebut

papilomuskular/bundle.

Terkenanya nervus optikus.

Kekeruhan vitreus yang tebal.

Edema retina

2. Biasa tidak ditemukan rasa sakit, kecuali bila sudah timbul gejala lain yang

menyertai yaitu iridosiklitis atau uveitis anterior yang juga disertai rasa silau.

Pada keadaan ini ,mata menjadi merah.

3. “Floaters” atau melihat bayangan-bayangan yang bergerak-gerak oleh adanya

sel-sel dalam korpus vitreus.

4. Fotopsia, melihat kilatan-kilatan cahaya yang menunjukkan adanya tarikan-

tarikan terhadap retina oleh vitreus.

30

Page 34: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

f. Anatomi mata?

1. Lapisan Bola Mata

a. Tunica Fibrosa

• Sclera

Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih.

• Cornea

Cornea berfungsi untuk memantulkan cahaya yang masuk ke mata.

31

Page 35: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

b. Tunica Vasculosa Pigmentosa

• Choroidea

Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat

vaskular.

• Corpus Ciliare

Corpus Ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan ke arah

anterior terletak di belakang batas perifer iris.

•Corona ciliaris

Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare yang permukaannya

memiliki alur- alur dangkal disebut striae ciliares.

•Processus ciliaris

Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang tersusun secara radial, dan pada

permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis.

•M. Ciliaris

Terdiri atas serabut-serabut otot polos meridianal dan sirkular.

• Iris dan pupil

Iris adalah diaphragma yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya,

yaitu pupil.

c. Tunica Nervosa: Retina

terdapat fovea centralis (bintik kuning) yaitu daerah dengan daya lihat paling

jelas dan discus nervi (bintik buta), yaitu daerah yang apabila bayangan jatuh

di tempat ini, seseorang tidak dapat melihat.

2. Isi Bola Mata

a. Humor Aquosus

Humor Aquosus adalah cairan bening yang mengisi camera anterior dan

camera posterior bulbi. Fungsinya untuk menyokong dinding bola mata

dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga bentuk bola

matanya.

32

Page 36: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

b. Corpus Vitreum

Corpus Vitreum adalah cairan yang mengisi bola mata di belakang lensa.

Fungsinya untuk menambah sedikit daya pembesaran mata.

c. Lensa

Lensa adalah struktur bikonveks yang transparan, dibungkus oleh capsula

transparan.

• Capsula elastis : membungkus struktur

• Epithelium cuboideum : terbatas pada permukaan anterior lensa

• Fibrae lentis : terbentuk dari epithelium cuboideum.

Bagian terbesar penyusun lensa.

g. Hubungannya dengan kasus?

Hubungannya adalah karena Ibu terserang toksoplasma yang tertular

melalui feses kucing dan juga karena memakan daging yang belum matang,

dapat menyebabkan adanya suatu kelainan pada bayi yang dikandungnya.

Termasuk Chorioretinitis yang penularannya bisa terjadi infeksi selama

kehamilan (congenital toxoplasmosis) atau infeksi dapat terjadi setelah lahir

(acquired toxoplasmosis).

33

Page 37: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

V. KERANGKA KONSEP

34

Kebiasaan Ny. Tuti

mengkonsumsi daging yang kurang

matang(tidak bersih)

Ny. Tuti kontak fisik dengan kucing

(tidak bersih)

Bayi Lahir Prematur

Kepala Membesar

Bercak putih pada mata

Infeksi Toxoplasma gondii

Kelainan pada bayi

Toksoplasmosis

Rujuk ke Rumah Sakit

Page 38: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

VI. MERUMUSKAN KETERBATASAN DAN LEARNING

ISSUES

1. Sanitasi

2. Toksoplasma

3. Embriologi normal

4. Embriologi kongenital

5. Anatomi mata

6. Imunobiologi

VII. SINTESIS

1. SANITASI

a. Definisi Sanitasi

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang

diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat

kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan

yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).

Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran

manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat sampah) dan pembuangan air

limbah (SPAL).

Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agent penyakit dari satu

hewan ke hewan lain atau ke manusia. Penularan penyakit pada manusia melalui

vektor berupa serangga dikenal sebagai vectorborne disease (Chandra, 2007).

Penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor kepada manusia dapat

dibedakan atas dua cara, yakni (Azwar, 1995):

35

Page 39: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

1. Penyebaran secara biologi, yang disebut pula penyebaran aktif. Disini bibit

penyakit hidup serta berkembang biak di dalam tubuh vektor dan jika vektor

tersebut menggigit manusia, maka bibit penyakit masuk ke dalam tubuh

sehingga timbul penyakit. Contoh : nyamuk.

2. Penyebaran secara mekanik, disebut juga penyebaran pasif, yakni pindahnya

bibit penyakit yang dibawa vektor kepada bahan-bahan yang digunakan

manusia (umumnya makanan), dan jika makanan tersebut dimakan oleh

manusia maka timbul penyakit. Contoh : lalat.

2. TOKSOPLASMA

a. Definisi

Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang

menyebabkan dampak merugikan terhadap hewan dan manusia diseluruh dunia

(Dubey et al., 2004). Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler dari golongan

protozoa dan bersifat parasit obligat dengan hospes definitif adalah kucing dan

famili felidae lainnya, sedangkan hospes intermediernya adalah semua hewan

berdarah panas seperti ayam, sapi, kambing, babi, domba (Dubey, 1999) dan

belakangan ini diketahui dapat juga menginfeksi burung, rodensia, ikan paus

(Carruthers, 2002) dan juga bisa menginfeksi manusia. Ayam merupakan

indikator yang baik untuk mengetahui pencemaran lingkungan oleh ookista

Toxoplasma gondii, karena kebiasaan ayam yang mencari makanan dengan

menggaruk tanah, mengais sampah atau kotoran, sehingga memudahkan ookista

termakan oleh ayam (Dubey et al., 1997).

b. Morfologi dan Klasifikasi

Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga

bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista

(berisi sporozoit) (WHO, 79, Frenkel,1989, Sardjono dkk., 1989).

Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain

agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai

selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain

seperti mitokondria dan badan golgi (Levine, 1990). Tidak mempunyai kinetoplas

36

Page 40: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes

perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal

hospes definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan

tubuh. Takizoit dapat memasuki tiap sel yang berinti

Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk

dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi

beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000

bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di

otak, otot jantung, dan otot bergaris (Krahenbuhl dan Remington, 1982).

Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista

mengikuti bentuk sel otot. Kista ini merupakan stadium istirahat dari T. gondii.

Menurut Levine (1990), pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam jaringan

organ tubuh dan terutama di otak. Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x

9-11 mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah

menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas

membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut

berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel,

1989 ; Levine, 1990). Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas

Sporozoasida, karena berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi

secara bergantian (Levine, 1990). Menurut Levine (1990) klasifikasi parasit

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Protozoa

F i l u m : Apicomplexa

K e l a s : Sporozoasida

Sub Kelas : coccidiasina

B a n g s a : Eucoccidiorida

Sub Bangsa : Eimeriorina

37

Page 41: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

S u k u : Sarcocystidae

M a r g a : Toxoplasma

J e n is : Toxoplasma gondii.

c. Daur Hidup Taksoplasma Gondii

Hospes definitif dan hospes intermedier dapat terinfeksi Toxoplasmosis karena

menelan ookista infektif dan atau daging yang dimasak kurang sempurna yang

mengandung kista bradizoit. Jika ookista atau kista bradizoit tertelan, oleh enzim

pencernaan dinding kista akan tercerna dan terbebaslah sporozoit (ookista) dan

atau bradizoit (kista bradizoit). Sporozoit dan atau bradizoit selanjutnya akan

menembus dinding usus dan menginfeksi sel – sel organ untuk berkembang

menjadi bentuk proliferatif yaitu takizoit. Takizoit kemudian secara aktif akan

menyebar ke seluruh sel dalam tubuh lewat aliran darah dan memperbanyak diri

secara schizogony (Shakespeare, 1998). Toxoplasmosis pada hewan dapat

menyebabkan terjadinya aborsi atau kematian pada anak domba (Carruthers,

2002), dan pada manusia menyebabkan gejala abortus, kelahiran prematur,

ensefalitis pada janin dan mumifikasi (Gandahusada, 1995).

d. Faktor- faktor yang bisa meningkatkan resiko penularan Tokxoplasma

Situasi-situasi berikut berpotensi memaparkan seseorang pada parasit toxoplasma

dan meningkatkan risiko memperoleh toxoplasmosis:

38

Page 42: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Menyentuh tangan-tangan anda pada mulut anda setelah berkebun,

membersihkan tempat kucing buang air besar, atau apa saja yang bersentuhan

dengan feces kucing

Memakan daging mentah atau yang kurang masak, terutama daging babi, daging

kambing, atau daging rusa

Menyentuh tangan-tangan anda pada mulut anda setelah kontak dengan daging

mentah atau setengah matang

Transplantasi organ atau transfusi (ini adalah jarang)

e. Gejala-gejala yang dialami penderita Toksoplasma

80 – 90 % orang normal tidak menunjukkan gejala. hanya 10-20 persen

menunjukkan gejala. Pada orang dewasa toksoplasma biasanya menimbulkan

gejala berupa:

1. Rasa lelah

2. Flu

3. Nyeri kepala

4. Sakit tenggorokan

5. Demam

6. Pembesaran kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa

7. Gangguan pada kulit

Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan

trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi

abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti

ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis(inflamasi pada

koroid dan retina). Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari

anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus,

limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata.

f. Pencegahan Toksoplasma

Memasak daging hingga matang untuk meminimalkan parasit toxoplasma.

39

Page 43: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Menghindari kontak langsung dengan tanah yang berpotensi sebagai tempat

ookista

Hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dengan bahan makanan yang

telah matang.

Membiasakan mencuci sayur dan buah yang akan dikonsumsi.

Membersihkan tangan dengan sabun setelah mempersiapakan daging mentah

untuk dimasak.

Membuang feses kucing dari kandang kucing setiap hari untuk mencegah

ookista sporulasi.

Melakukan disinfeksi kandang kucing dengan menggunakan air mendidih.

Tidak memberikan kucing daging mentah.

g. Pengobatan Toksoplasma

Pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara

signifikan kemungkinan janin terinfeksi toksoplasma. Obat-obat yang sering

diberikan pada toxoplasmosis antara lain adalah:

1. Kombinasi Sulfadiazine dengan Pyrimethamine.

Kedua obat dapat menembus sawar otak. Pyrimethamine dan sulfadiazine dapat

menghambat sintesa asam folat yang diperlukan untuk replikasi parasit.

Kombinasi kedua obat dapat secara efektif membunuh parasit dan dapat

menyembuhkan sampai 80% penderita. Kelemahan dari kedua obat tersebut

adalah kemungkinan terjadinya efek teratogenik (berbahaya bagi janin) sehingga

tidak diberikan pada wanita hamil

2. Spiramisin

Merupakan antibiotika golongan makrolid yang aman diberikan pada wanita

hamil sehingga obat ini dapat direkomendasikan untuk diberikan pada wanita

hamil dengan toxoplasmosis.Obat-obat lain yang dapat dipakai pada

toxoplasmosis adalah : Clindamycin, Azithromycin, Clarithromycin yang

dilaporkan efektif untuk pencegahan reaktivasi.

3. Obat-obat imunostimulan

40

Page 44: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Tujuan pemberian obat-obat imunostimulan adalah untuk menstimulasi komponen

sistim imun yang telah diketahui bersifat protektif terhadap organisme patogen

yang menginfeksi.

3. EMBRIOLOGI NORMAL

a. Definisi Embriologi

Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel

telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat

tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar

tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan

muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.

b. Proses Pembentukan Janin

1. Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di

daerah ampulla tuba falopii. Penyatuan tersebut terjadi setelah pergerakan

spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang disebabkan oleh kontraksi otot-

otot uterus dan tuba falopii. Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka

harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom.

Kapasitasi merupakan masa penyesuaian spermatozoa dalam saluran reproduksi

manusia, pada manusia proses ini berlangsung kira-kira selama 7 jam. Selama

waktu ini, suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen

dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom

spermatozoa.Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati sel

korona dan mengalami reaksi akrosom.

Reaksi akrosom akan terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi

oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang

diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa

tripsin.

Fase fertilisasi terbagi menjadi 3 fase yakni:

41

Page 45: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

1.) Penembusan korona radiata.

Spermatozoa-spermatozoa yang mengalami kapasitasi tidak akan sulit untuk

menembusnya.

2.) Penembusan zona pelusida.

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein yang mempertahankan

pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom.Hanya 1 spermatozoa

diantara 200-300 juta spermatozoa yang ada di saluran kelamin yang berhasil

menembus zona pelusida. Saat spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit,

spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi karena aktifasi dari enzim oosit

sendiri.

3.) Fusi oosit dan membran plasma

Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti oosit.Selama

penyatuan pronokleus maka terjadi sintesis DNA.Segera setelahnya, kromosom

tersusun dalam gelondong untuk melakukan pembelahan mitosis.Kromosom dari

ayah dan ibu membelah sepanjang sentromer dan kromatid-kromatid yang

berpasangan tersebut saling bergerak ke kutub yang berlawanan sehingga

menyiapkan sel zigot yang masing- masing memiliki kromosom normal.

2. Pembelahan

Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai pembelahan

pertamanya. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian

pembelahan mitosis yang mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat.

Sel ini dikenal sebagai blastomer yang akan berbentuk seperti gumpalan yang

padat.

Lalu 3 hari setelah pembelahan, blastomer membelah kembali hingga membentuk

morula.Morula merupakan kumpulan dari 16-30 sel blastomer.Morula berasal dari

kata mulberry karena mirip seperti kumpulan sel-sel setengah bulat.Karena sel-sel

ini muncul dari pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua terdapat pada zona

pelusida yang tidak dapat membesar maka pertumbuhannya tidak banyak terlihat.

Setiap sel yang baru besarnya sama dengan sel awal. Sel-sel bagian dari morula

merupakan massasel dalam, sedangkan sel-sel di sekitarnya membentuk massa sel

42

Page 46: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan embrio sebenarnya, sementara

massa sel luar akan membentuk trofoblast yang kemudian membentuk plasenta.

3. Pembentukan blastokista,embrioblast, dan rongga amnion.

Hari ke-4 setelah inseminasi, sel terluar dari morula yang masih diselubungi zona

pelucida mulai berkumpul membentuk pemadatan.Sebuah rongga terbentuk di

interior blastokista.Pada waktu morula memasuki rongga Rahim, cairan mulai

menembus zona pelusida dan masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di inner

cell mass.Sel-sel embrio berkembang dari inner mass cell menjadi

embrioblas.Sedangkan trofoblast menipis dan membentuk dinding epitel untuk

blastokista.Pada saat ini, zona pelusida sudah menghilang dan implantasi dapat

dimulai.

Pada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida.Pelepasan embrio

ini disebut hatching.Hal ini didukung oleh enzim yang dapat melarutkan zona

pelusida pada kutub embrionik.Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu

pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika

meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih

terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari

blastomer.

Pada perkembangan hari ke-8, sebagianblastokista terbenam di dalam stroma

endometrium.Pada daerah di atas embrioblast, trofoblast berdiferensiasi menjadi 2

lapisan: (a) sitotrofoblast ,(b) sinsitiotrofoblast. Trofoblast mempunyai

kemampuan untuk menghancurkan dan mencairkan jaringan permukaan

endometrium dalam masa sekresi, yaitu sel-sel decidua.

Sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan

hipoblast dan epiblast.Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk

sebuah cakram datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer.

Pada saat yang sama terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast, dan rongga

ini membesar menjadi rongga amnion.

Pada hari ke-9, blastokista semakin terbenam di dalam endometrium, dan luka

berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin, pada masa ini

terlihat proses lakunaris, dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast

43

Page 47: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

menyatu membentuk lakuna-lakuna yang besar. Sementara pada kutub

anembrional, sel-sel gepeng bersama dengan hipoblast membentuk lapisan

eksoselom (kantung kuning telur primitif).

Pada hari ke-11 dan 12, blastokista telah tertanam sepenuhnya di dalam stroma

endometrium. Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan

membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan, Sel-sel sinsitiotrofoblast

menembus lebih dalam ke stroma dan merusakendotel pembuluh kapiler ibu.

Pembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar yang dikenal sebagai

sinusoid.Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid, dan darah ibu

mulai mengalir melalui system trofoblast, sehingga terjadilah sirkulasi utero-

plasenta.

Semetara itu, sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam

sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari

kantong kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang

disebut mesoderm ekstraembrional; di manapada akhirnya akan mengisi semua

ruang antara trofoblastt di sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di

sebelah dalam.

Segera setelah terbentuk rongga-ronga besar di dalam mesoderm ekstraembrional,

dan ketika rongga-rongga ini menyatu, terbentuklah sebuah rongga baru, yang

dikenal dengan nama rongga khorion.Rongga khorion ini terbentuk dari sel-sel

fibroblast mesodermal yang tumbuh disekitar embrio dan yang melapisi trofoblast

sebelah dalam.Rongga ini mengelilingi kantung kuning telur primitive dan rongga

amnion kecuali pada tempat cakram mudigah berhubungan dengan trofoblast

melalui tangkai peghubung.

4. Cakram mudigah trilaminer

Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer,

terjadi proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas

bawah). Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive)

pada permukaan epiblast.

Selama periode ini embrio mengalami perubahan-perubahan yang cukup

menonjol.

44

Page 48: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Sel-sel epiblast berpindah mengikuti garis primitive untuk membentukmesoderm

dan entoderm intraembrional.Setelah tiba di garis tersebut, sel-sel ini berubah

menjadi seperti botol dan melepaskan diri dari epiblast dan endoderm untuk

membentuk mesoderm.Sel-sel yang tetap berada di epiblast kemudian membentuk

ectoderm.Dengan demikian epiblast, walaupun terjadi proses gastrulasi,

merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada embrio (yaitu, ektoderm,

mesoderm, dan endoderm).

Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk ke dalam lubang primitif, bergerak ke

depan hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam

endoderm sebagai lempeng notokord.Pada perkembangan selanjutnya, lempeng

ini mengelupas dari endoderm, dan terbentuklah sebuah tali padat, notokord.

Notokord akan menentukan Sumbu tengah dari embrio yang akan menentukan

situasi ke depan mengenai dasar tulang belakang dan dapat menyebabkan

diferensiasi dari ektoblast untuk membetuk neural plate. Karena itu, pada akhir

minggu ke-3, terbentuklah 3 lapisan mudigah—yang terdiri dari ectoderm,

mesoderm, dan endoderm—,dan berdiferensiasi menjadi jaringan dan organ-

organ.

5. Masa embrionik

Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8, suatu massa yang

dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis, masing-masing

lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ

yang spesifik. Menjelang masa akhir embrionik ini, sistem-sistem organ telah

terbentuk.Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak berubah dan

ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan

kedua.

Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga

kedelapan dan merupakan masa terbentuk jaringan dan system organ dari masing-

masing lapisan mudigah.Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama

bentuk tubuh mulai jelas.

Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang

memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf pusat; (b) sistem saraf

45

Page 49: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidunng dan mata; (d) kulit, termasuk rambut dan

kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta

email gigi.

Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm

para aksial, intermediat, dan lempeng lateral.Mesoderm para aksial membentuk

somitomer; yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-

somit di segmen oksipital dan kaudal.Somit membentuk miotom (jaringan otot),

skeletom (tulang rawan dan sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang

semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh.Mesoderm juga membentuk

sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh getah bening, dan

semua sel darah dan sel getah bening. Di samping itu, ia membentuk sistem

kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk

kandung kemih). Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan

dari mesoderm.

Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan,

saluran pernafasan, dan kandung kemih.Lapisan ini juga membentuk parenkim

tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas.Akhirnya, lapisan epitel kavum

timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.

Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-

sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat, cakram mudigah

yang mula-mula datar melipat kearah sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan

kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arahlintang, sehingga terdapat

bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta

dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.

4. KELAINAN KONGENITAL

a. Definisi

Kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat

disebabkan oleh factor genetic maupun non genetic.Ilmu yang mempelajari

kelainan ini disebut dismorfologi.

b. PatogenesisBerdasarkan sebabnya, kelainan kongenital dibedakan menjadi:

46

Page 50: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

1. Malformasi

Malformasi adalah proses kelainan yang disebakan oleh kegagalan atau

ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embryogenesis. Perkembangan

awal dari suatu jaringan atau organ tersebut berhenti, melambat atau

menyimpang sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan struktur yang

menetap.Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada satu daerah anatomi,

mengenai seluruh organ, atau mengenai berbagai sistem tubuh yang berbeda.

2. Deformasi

Deformasi terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga

mengubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula

berkembang normal, misalnya kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang

kecil).Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterus

ataupun faktor ibu seperti primigravida, panggul sempit, abnormalitas uterus

seperti uterus bikornus, kehamilan kembar.

3. Disrupsi

Defek struktur juga dapat disebabkan oleh destruksi pada jaringan yang semula

berkembang normal.Berbeda dengan deformasi yang hanya disebabkan oleh

tekanan mekanik, disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia, perdarahan

atauperlekatan.Kelainan akibat disrupsi biasanya mengenai beberapa jaringan

yang berbeda.Perlu ditekankan bahwa bahwa baik deformasi maupun disrupsi

biasanya mengenai struktur yang semula berkembang normal dan tidak

menyebabkan kelainan intrinsik pada jaringan yang terkena.

4. Displasia

Patogenesis lain yang penting dalam terjadinya kelainan kongenital adalah

displasia. Istilah displasia dimaksudkan dengan kerusakan (kelainan struktur)

akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan di

seluruh tubuh.Sebagian kecil dari kelainan ini terdapat penyimpangan biokimia

di dalam sel, biasanya mengenai kelainan produksi enzim atau sintesis

protein.Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen. Karena jaringan itu sendiri

abnormal secara intrinsik, efek klinisnya menetap atau semakin buruk.Ini

berbeda dengan ketiga patogenesis terdahulu.Malformasi, deformasi, dan

disrupsi menyebabkan efek dalam kurun waktu yang jelas, meskipun kelainan

47

Page 51: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

yang ditimbulkannya mungkin berlangsung lama, tetapi penyebabnya relatif

berlangsung singkat.Displasia dapat terus menerus menimbulkan perubahan

kelainan seumur hidup.

5. ANATOMI MATA

Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan

berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut

nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak,

untuk ditafsirkan. Bagian-bagian mata yaitu

1. Lapisan Bola Mata

a. Tunica Fibrosa

• Sclera

Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih.

• Cornea

Cornea berfungsi untuk memantulkan cahaya yang masuk ke mata.

b. Tunica Vasculosa Pigmentosa

• Choroidea

Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat

vaskular.

• Corpus Ciliare

Corpus Ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan ke arah

anterior terletak di belakang batas perifer iris.

•Corona ciliaris

Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare yang permukaannya

memiliki alur- alur dangkal disebut striae ciliares.

•Processus ciliaris

Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang tersusun secara radial, dan pada

permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis.

•M. Ciliaris

Terdiri atas serabut-serabut otot polos meridianal dan sirkular.

• Iris dan pupil

48

Page 52: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Iris adalah diaphragma yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya,

yaitu pupil.

c. Tunica Nervosa: Retina

terdapat fovea centralis (bintik kuning) yaitu daerah dengan daya lihat paling

jelas dan discus nervi (bintik buta), yaitu daerah yang apabila bayangan jatuh

di tempat ini, seseorang tidak dapat melihat.

2. Isi Bola Mata

a. Humor Aquosus

Humor Aquosus adalah cairan bening yang mengisi camera anterior dan

camera posterior bulbi. Fungsinya untuk menyokong dinding bola mata

dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga bentuk bola

matanya.

b. Corpus Vitreum

Corpus Vitreum adalah cairan yang mengisi bola mata di belakang lensa.

Fungsinya untuk menambah sedikit daya pembesaran mata.

c. Lensa

Lensa adalah struktur bikonveks yang transparan, dibungkus oleh capsula

transparan.

• Capsula elastis : membungkus struktur

• Epithelium cuboideum : terbatas pada permukaan anterior lensa

• Fibrae lentis : terbentuk dari epithelium cuboideum.

Bagian terbesar penyusun lensa.

6. IMUNOLOGI

a. Definisi ImunologiImunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons

organism terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,

serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan

di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur pathogen misalnya: bakteri,

virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang

49

Page 53: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki

suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur

patogen.

Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host

terhadap suatu antigen seluler

ataupun non seluler. Respon imun seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat

bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing

atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk

melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Test imunologis

secara in vitro dapat digunakan sebagai test diagnostik yang membantu diagnose

suatu penyakit dan imunoprofilaksis secara luas.

b. Pembagian Sistem Imun

Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang

mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang

lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari  bermacam-macam sel leukosit ( sel

darah putih ).

a.       Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi

sejak lahir dan  merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi

serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung

terhadap antigen. Sel-selnya terdiri dari  sel makrofag, sel NK ( Natural Killer )

dan sel mediator. 

b.      Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih

dahulu  sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini

dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal

sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit   T dan B.

Sistem imun spesifik terdiri dari  sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem

imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun

nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ),

menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi

ekstraseluler virus dan bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T )

50

Page 54: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit

dan keganasan. 

c. Imunologi pada Toksoplasmosis

Terdapat lima imunoglobulin yakni IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE. Dalam kasus

Toxoplasmosis ini imunoglobulin yang terkait adalah IgM dan IgG. IgG adalah

jumlah imunoglobulin dengan jumlah terbanyak, berkadar normal (pada usia

dewasa) 1200mg/100ml serum (berkisar antara 500-1500mg/100ml). IgG tersebut

diproduksi oleh sel plasma dengan adanya rangsangan oleh bakteri, virus, dan

toksin, banyaknya merupakan 75% dari jumlah total immunoglobulin. Molekul

IgG terdiri atas dua rantai polipeptida. Fungsinya adalah sebagai aktivasi

komplemen, menembus plasenta dan antibodi heterotropik. Sedangkan IgM

berbentuk pentamer besarnya 5 kali IgG, terdiri atas 10 ikatan polipeptida,

jumlahnya 10% jumlah imunoglobulin. Konsentrasi normal berkisar antara 48-

414mg/100ml dengan rata-rata 100mg/100ml. IgM merupakan antibodi yang

pertama kali muncul bila terjadi pajanan dengan antigen ataupun pada proses

imunitas. IgM tidak dapat menembus plasenta, namun dapat mengadakan fiksasi

dengan komplemen yang merupakan fungsinya sebagai antibodi sekretonik.

Kebanyakan antibodi terhadap sel darah, aglutinin dingin, dan faktor reumatik

termasuk dalam golongan IgM.

Tidak semua ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma akan menularkan

Toxoplasma bawaan pada bayinya. Bilamana dalam pemeriksaan ibu sebelum

hamil menunjukan IgG positif terhadap Toxoplasma, berarti ibu tersebut

terinfeksi sudah lama, tetapi bukan berarti bahwa 100% bayinya akan bebas dari

Toxoplasmolisis bawaan. Apabila pemeriksaan serologis dilakukan pada saat

hamil, maka:

a.       Bila IgG (+) dan IgM (-)

Dianggap sebagai infeksi lama dan resiko janinnya terinfeksi cukup rendah

sehingga ada sebagian pakar yang berpendapat tidak perlu diobati, kecuali jika

pasien itu mengidap gangguan kekebalan.

b.       Bila IgG (+) dan IgM (+)

Perlu uji ulang lagi 3 minggu kemudian. Bilamana titer IgG tidak meningkat

maka dianggap infeksi terjadi sebelum kehamilan dan resiko janinnya cukup

51

Page 55: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

rendah, sedangkan jika titer IgG meningkat 4 kali lipat dan IgM tetap positif,

maka ini berarti telah terjadi infeksi baru dan janin sangat beresiko mangalami

Toxoplasmosis bawaan atau terjadi keguguran.

c.       Bila IgG (-) dan IgM (-)

Bukan berarti terbebas dari Toxoplasmosis bawaan, justru pada ibu pemeriksaan

harus diulang setiap 2-3 bulan untuk menasah serokonversi (perubahan negatif

menjadi positif).

Bilamana pada ibu hamil ditemukan IgM (+) maka pengobatan sudah pasti harus

diberikan dan pemeriksaan ultrasonogafi dilakukan berulang kali untuk

menentukan adanya kelainan janin.

52

Page 56: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

KESIMPULAN

Kebiasaan Ny. Tuti kontak fisik dengan kucing dan memakan daging yang belum

sempurna matangnya membuat Ny. Tuti terinfeksi Toksoplasma sehingga anak yang

dilahirkannya mengalami kelainan kongenital dan dirujuk ke rumah sakit.

53

Page 57: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

SOLUSI

Solusi untuk skenario tersebut adalah:

Jagalah kebersihan dan kurangi kebiasaan memakan daging yang belum

sempurna matangnya.

Jaga kebersihan hewan peliharaan seperti kucing. Beri makanan yang higenis

dan bersihkan feses hewan peliharaan jangan sampai kering teroksidasi di udara

Perawatan prenatal dan postnatal minimal 1 tahun untuk meningkatkan kualitas

hidup bayi

Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi

Hindari minum air yang telah terkontaminasi.

54

Page 58: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dini. 2011. Efek Lahir Prematur Terasa Saat Dewasa.

http://internasional.kompas.com/read/2011/07/02/17150055/Efek.Lahir.Prema

tur.Terasa.SSaa.Dewasa . Diakses pada 7/10/2014 pukul 19.52 WIB

Dr. Ferdy Limawal, Sp.A. 2010. Bayi Prematur dan

Permasalahannya.http://www.omnihospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?

id_post=24 . Diakses pada 7/10/2014 pukul 19.54 WIB

Sativa, Rahma Lillahi. 2012. Bayi yang Lahir 37 Minggu Harusnya Masuk

Prematur. http://health.detik.com/read/2012/07/05/170001/1958639/764/bayi-yang-

lahir-37-minggu-harusnya-masuk-prematur . Diakses pada 7/10/2014 pukul 18.47 WIB

Pandudiputra, dr. 2014. Cegah Toxoplasma Sebelum Dia Menyerang Anda Dan

Bayi Anda!.http://www.tanyadok.com/kesehatan/cegah-toxoplasma-sebelum-dia-

menyerang-anda-dan-bayi-anda . Diakses pada 7/10/2014 pukul 19.31 WIB

Grow Up Clinic. 2013. Perkembangan Normal Ukuran Lingkar Kepala Bayi.

http://growupclinic.com/2013/08/20/perkembangan-normal-ukuran-lingkar-kepala-

bayi/ . Diakses pada 7/10/2014 pukul 20.44 WIB

Gandahusada. S. 1978. Serological study for Antibodies to Toxoplasma gondii in

Jakarta. Indonesia. Southeast Asian J. Trop. Med. Hlth. 9(3): 308-311.

Gandahusada. S. 1995. Penanggulangan Toksoplasmosis dalam Meningkatkan

Kualitas Sumber Daya Manusia. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Parasitologi.

FK-UI, Jakarta.

Shakespeare M, 1998. Zoonoses. London, UK : Pharmaceutical Press.

Husband,A.J.1995. The immune system and integrated homeostasis.

Immunology and Cell   Biologi, 73:377-382.

Roit, I.M.1991. Essential Immunology, 7nd ed. Blackwell Scientific Publication.

London

Suriasumantri, J,S. 1998. Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer. Pustaka

Sinar Harapan.

55

Page 59: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4.docx

Schlote,Torsten. 2006. Pocket Atlas of Ophthalmology. New York. Georg Thieme Verlag Stuttgart ·

Sinclair, Constance. 2003. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Eisenberg, Arlene dkk.1997. Bayi pada tahun pertama: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan. Jakarta: Arcan.

Hull, David dan Johnston, Derek I. 2008.Dasar-dasar Pediatri. Jakarta: ECG

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC

56