laporan tutorial ske 4 orto lepasan

66
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 Penyusun : Arini Al Haq (131610101040) Duati Mayangsari (131610101039) Pungky Anggraini (131610101042) Jerry Daniel (131610101018) Hesti Rasdi Setiawati (131610101020) Vita Lukitasari (131610101024) Rachel P W (131610101049) Fatimatuz Zahroh (131610101051) Cholida Rachmatia (131610101056) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Upload: rachellouwrensya

Post on 20-Feb-2016

2.694 views

Category:

Documents


671 download

DESCRIPTION

795134394

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1

Penyusun :

Arini Al Haq (131610101040)

Duati Mayangsari (131610101039)

Pungky Anggraini (131610101042)

Jerry Daniel (131610101018)

Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)

Vita Lukitasari (131610101024)

Rachel P W (131610101049)

Fatimatuz Zahroh (131610101051)

Cholida Rachmatia (131610101056)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Dewi Kristiana, M.Kes.

Ketua : Arini Al Haq (131610101040)

Scriber Meja : Duati Mayangsari (131610101039)

Scriber Papan : Pungky Anggraini (131610101042)

Anggota :

1. Jerry Daniel (131610101018)

2. Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)

3. Vita Lukitasari (131610101024)

4. Rachel P W (131610101049)

5. Fatimatuz Zahroh (131610101051)

6. Cholida Rachmatia (131610101056)

2

Page 3: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan skenario 4.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. drg. Dewi Kristiana, M.Kes., selaku tutor yang telah membimbing

jalannya diskusi tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Jember dan memberi masukan yang membantu bagi

pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita

semua.

Jember, 2 November 2015

Tim Penyusun

3

Page 4: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

DAFTAR ISI

Daftar Anggota Kelompok .................................................................................. 2

Kata Pengantar ..................................................................................................... 3

Daftar Isi ............................................................................................................... 4

Skenario ................................................................................................................ 5

BAB I Pendahuluan................................................................................................ 6

BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................... 10

BAB III Diskusi................................................................................................... 12

BAB IV Kesimpulan............................................................................................. 46

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 47

Lampiran............................................................................................................... 48

4

Page 5: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

SKENARIO IV

Perawatan Orthodonsia dengan Menggunakan Alat Lepasan

Seorang ibu membawa anaknya seorang perempuan usia 10 tahun datang

ke RSGM dengan keluhan bahwa anaknya memiliki gigi yang berdesakan.

Setelah dibuatkan model studi maka ditetapkan bahwa penderita perlu perawatan

ortho dengan menggunakan alat lepasan. Setelah itu dilakukan pencetakan RA dan

RB untuk pembuatan mocel studi. Dari studi model ditetapkan diagnose sebagai

maloklusi klas I Angle dengan berdesakan anterior dan posterior. Konstruksi alat

dibuat sedemikian rupa sehingga komponen alat ortodonsia lepasan tersebut

sederhana dan mudah dalam aktivasi dan nyaman dipakai. Pada saat insersi alat,

dokter gigi memberi instruksi kepada pasien dan orang tua secara sederhana

mengenai komponen dari alat lepasan, lama pemakaian serta perlunya control

setiap 2 minggu. Orang tua dan pasien juga dijelaskan fungsi dari masing-masing

komponen sehingga pasien dapat merawat dengan baik. Setelah penderita merasa

nyaman dokter gigi menerangkan tentang cara melepas dan memasang kembali

alat ortho lepasan serta menginstruksikan tentang penggunaan alat lepasan. Maka

dokter gigi menjadwalkan untuk kontrol 2 minggu lagi.

5

Page 6: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat Ortodonti lepasan didefinisikan sebagai alat yang bisa

dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien. Alat ini mulai rutin digunakan sejak

abad ke-19, namun akrilik dan stainless steel baru digunakan pada awal abad

ke-20. Sekitar tahun 1950, Adam mengembangkan suatu cangkolan sehingga

ruang lingkup penggunaan dan efisiensi alat lepasan meningkat. Sebelum alat

cekat berkembang, alat lepasan digunakan untuk merawat hampir semua kasus

maloklusi. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi dalam bidang

ortodonti, maka pemakaian alat lepasan tergeser oleh alat cekat, namun alat ini

masih menjadi pilihan untuk menangani kasus-kasus tertentu. Kerr

melaporkan bahwa 85% dari populasi yang dirawatmenggunakan alat lepasan

dengan kasus yang benar-benar terseleksi menunjukkan hasil yang

memuaskan. Alat lepasan terdiri dari berbagai macam. Alat lepasan bisa

digunakan sebagai alat pergerakan gigi aktif misalnya untuk kasus interseptif

pada pasien gigi campuran, space maintainers, alat fungsional untuk

perawatan modifikasi pertumbuhan, alat retensi pasca perawatan

menggunakan alat cekat, dan clear aligner. Akhir-akhir ini pemakaian alat

lepasan lebih luas karena bisa dikombinasikan dengan band, hook, dan alat

ekstra oral. Walaupun demikian, harus ditekankan bahwa alat lepasan bukan

merupakan pilihan untuk menangani maloklusi yang kompleks.

Dokter gigi umum akan mampu merawat kasus ortodonti menggunakan

alat lepasan jika memiliki keterampilan dan keahlian yang memadai,

merencanakan dengan matang, memilih kasus yang sesuai, dan melakukan

pengawasan perawatan secara cermat.

Di makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang lebih

lanjuttentang perawatan ortho lepasan.

6

Page 7: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

1.2 Rumusan Masalah

(STEP 2 dan 3)

1. Apa saja pertimbangan pemakaian alat ortodontik lepasan?

Ada beberapa pertimbangan dalam merawat pasien di skenario dengan alat

ortodontik lepasan, diantaranya:

- Karena usia pasien yang masih 10 tahun, jadi apabila pasien menggunakan alat

ortodontik lepasan masih efektif. Minimal usia 6 tahun.

- Apabila memang merupakan keinginan pasien sendiri untuk dirawat dengan alat

ortodontik lepasan

- Lebih ekonomis

- Oral hygiene pasien baik.

Alat ortodontik lepasan mudah untuk dibersihkan

2. Mengapa perlu dibuat model studi?

Dokter gigi perlu membuat model studi dalam rencana perawatan alat ortodontik

lepasan, hal itu disebabkan oleh:

- Ada standar pemeriksaan untuk melihat dan menganalisa kondisi rongga mulut

pasien yang sulit diihat (lengkung gigi, kekurangan ruang)

- Dapat mempermudah dokter gigi dalam menganalisa kasus pasien untuk

menentukan letak gigi yang salah

- Dapat digunakan sebagai pedoman dan membandingkan sebelum dan

sesudah perawatan

3. Mengapa dokter gigi perlu menjelaskan fungsi tiap komponen?

Dokter gigi perlu menjelaskan fungsi dari tiap-tiap komponen alat ortodontik

lepasan, sebab:

– Pasien akan benar-benar memahami cara kerja dari alat yang dipakai, sehingga

menambah kekooperatifan pasien.

- Agar pasien mengetahui cara memasang alat ortodontik lepasan yang benar dan

tidak merusak dari komponen-komponennya

- Pasien akan lebih menghargai alat yang dipakai dan mampu merawatnya

7

Page 8: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

4. Mengapa dokter gigi menginstruksi untuk kontrol 2 minggu sekali?

– Mengetahui adanya perubahan letak gigi setelah di koreksi

- Dalam kurun 7-14 hari biasanya akan terlihat nyata perubahannya setelah

menggunakan alat ortodontik lepasan secara rutin

- Untuk mengetahui apakah pasien sudah merasa nyaman atau tidak dengan

alat yang dipakai

- Untuk melakukan modifikasi pada alat pada komponen-komponen yang perlu

diubah

- Sebaiknya kontrol dilakukan dalam 20-30 kali kunjungan

- Melakukan fiksasi kembali jika alat telah berubah menjadi tidak retentif

5. Instruksi apa saja yang diberikan kepada pasien dan hal apa saja yang dilakukan

saat kontrol?

Instruksi yang diberikan pada pasien:

- Pasien ditunjukkan dan dipraktekkan cara memasang dan melepas alat

- Pasien diharapkan dapat menjaga oral hygiene dengan baik

- Saat alat dibersihkan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi

distorsi

- Alat harus dipakai terus menerus dan bila perlu juga saat makan, namun jika

takut akan merusak komponen alat maka lebih baik dilepas saat makan.

- Hindari makanan lengket dan keras karena akan merusak komponen alat dan

gigi pasien

- Pasien perlu diberi pengertian bahwa pada saat berbicara dan makan akan

merasa kesulitan atau aneh setelah menggunakan alat ortodontik lepasan,

namun hanya pada awalnya saja ketika belum terbiasa

- Pasien juga perlu memahami bahwa dalam proses membiasakan diri terhadap

alat, pasien mungkin akan merasa tidak nyaman pada rahang dan otot-

ototnya.

- Pada saat dilepas, alat perlu direndam dalam air supaya baseplate yang

terbuat dari akrilik tidak mengalami perubahan.

8

Page 9: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Hal-hal diatas perlu di instruksi kan agar pasien selalu merawat alat

ortodontik lepasan yang diberikan dan menghindari hilangnya motivasi dari

pasien.

Pada saat dilakukan kontrol, hal-hal yang perlu dilakukan adalah melihat

apakah pasien telah melakukan semua instruksi yang diberikan dokter gigi. Jika

tampak ada perubahan positif dalam rongga mulutnya, maka pasien sudah

kooperatif. Apabila perlu dilakukan aktivasi dan adjustment, saat kontrol dokter

gigi dapat melakukan modifikasi dari alat.

1.3 Learning Objective

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

indikasi dan kontraindikasi alat ortodonti lepasan

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

syarat alat ortodonti lepasan

3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

komponen dan aktivasi alat ortodonti lepasan

4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

prosedur insersi alat ortodonti lepasan

5. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

faktor keberhasilan perawatan

9

Page 10: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Ortodonti Lepasan

2.1.1 Pengertian Alat Ortodonti Lepasan

Alat ortodonti lepasan atau bisa disebut peranti ortodonti lepasan

adalah alat yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasien yang terdiri dari

lempeng akrilik dan kawat. Alat ortodonti lepasan digunakan sebagai

perawatan utama kasus geligi pergantian dan awal pergantian gigi

permanen pada pasien usia 6-16 tahun (Isaacson Iet alI, 2002)

Alat lepasan dapat memberikan hasil yang maksimal apabila

dipakai terus menerus. Keberhasilan perawatan dengan alat lepasan tidak

hanya tergantung pada kemauan pasien dan kerjasamanya, akan tetapi juga

kepada kemampuan operator untuk mendesain dan membuat alat yang

dapat ditolerir pasien. Oleh karena hal-hal tersebut di atas sehingga perlu

diperhatikan bahwa alat ortodonti lepasan tidak hanya mudah dilepas akan

tetapi juga mudah diinsersi, terletak stabil dalam mulut, nyaman dipakai

sehingga tidak mengganggu fungsi bicara, dan desain sederhana sehingga

diharapkan pasien mau memakai secara terus menerus dan didapatkan

perawatan yang menghasilkan kemajuan yang bagus. Pada penggunaan

alat ortodonti lepasan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara

ain pemilihan kasus, rencana perawatan, desain alat dan penatalaksanaan

perawatan (Rahardjo, 2009)

Alat ortodonti lepasan sebaiknya tidak digunakan pada pasien

dengan kebersihan mulut buruk atau pasien yang tidak kooperatif. Selain

itu, alat ortodonti lepasan sebaiknya tidak digunakan pada kasus maloklusi

yang kompleks (Littlewood et al, 2001)

Kestabilan pasca perawatan ortodonti adalah hal yang perlu

diperhatikan dan salah satu indicator berhasil atau tidaknya suatu

perawatan (Eveline dan Nia, 2005)

10

Page 11: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

2.1.2 Indikasi Alat Ortodonti LepasanIndikasi pemakaian alat ortodonti lepasan antara lain yaitu pasien

kooperatif dengan kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi baik,

maloklusi dengan pola skelet kelas 1 degan disertai letak kelainan gigi

berupa jarak gigit besar, gigitan terbalik karena kesalahan inklinasi,

malposisi gigi tetapi akar gigi terletak pada tempat yang benar, kelainan

jurusan buko lingual. Pencabutan yang terencana hendaknya memberi

kesempatan gigi untuk bergerak tipping dalam koreksi maloklusi dan

hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema sama sekali , oleh karena

alat ortodonti lepasan tidak efisien untuk menutup diastema sisa

pencabutan (Rahardjo, 2009)

2.1.3Kontraindikasi Alat Ortodonti LepasanKontraindikasi pemakaian alat ortodonti lepasan

antara lain yaitu, adanya diskrepansi skeletal yang jelas, misalmya pada maloklusi kelas II yang parah, bila dibutuhkan penjangkaran antar maksila, bila diperlukan pergerakan gigi secara bodily, bila terdapat problema ruangan yang parah (Rahardjo, 2009)

2.2 Instruksi Pemakaian Alat Ortodonti Lepasan

Perawatan ortodonti dengan menggunakan alat ortodonti lepasan tidak

akan berhasil tanpa adanya kekooperatifa dan motivasi pasien. Keberhasilan

perawatan ortodonti dengan menggunakan alat ortodonti lepasan sangat

bergantung pada saat pemakaiannya (Schott dan Gozl, 2010). Waktu pemakaian

alat ortodonti lepasan adalah sepanjang hari kecuali pada saat membersihkan alat

ortodonti lepasan. Setelah makan, pemakai alat ortodonti lepasan menggosok

giginya terlebih dahulu kemudian piranti ortodonti lepasan daoat dibersihkan

dengan pasta dan sikat gigi (Isaacson et al, 2002). Menurut Madlena (2012),

menyikat gigi selama perawatan ortodonti dilakukan minimal dua kali sehari

untuk membantu meningkatkan kebersihan mulut.

11

Page 12: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

BAB III

DISKUSI

12

Maloklusi

Klasifikasi

Perawatan Ortodontik

Alat Ortodontik Lepasan

Alat Ortodontik Cekat

Syarat Komponen

Desain (skenario)

Insersi dan aktivasi

Instruksi dan kontrol

Keberhasilan perawatan

Page 13: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

A. Indikasi dan Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan

Pasien yang kooperatif, kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi yang

baik.

Maloklusi dengan pola skeletal kelas I atau yang tidak jauh menyimpang

dari kelas I disertai kelainan letak gigi, yaitu: 1) terdapat jarak gigit yang

besar disebabkan kesalahan inklinasi gigi, 2) gigitan terbalik disebabkan

perubahan inklinasi gigi, 3) malposisi giig tetapi akar gigi tersebut terletak

pada tempat yang benar, 4) kelainan jurusan bukolingual (gigitan silang

unilateral posterior) yang disebabkan displacement mandibula.

Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misal rahang atas

menggunakan alat lepasan sementara rahang bawah hanya dicabut atau

tidak dirawat

Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan

tipping

Pencabutan yang terencana hendaknya memberi kesempatan gigi untuk

bergerak tipping, dan hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema atau

bahkan tidak menyisakan diastema sama sekali.

Faktor usia, lebih sesuai untuk usia 6-16 tahun dimana waktu perawatan

lebih banyak memanfaatkan fase akhir gigi pergantian dan fase awal gigi

tetap

Kontraindikasi :

Membutuhkan pergerakan secara bodily

Bila terdapat problema ruangan, misalnya adanya berdesakan yang parah

ataupun adanya diastema yang berlebihan.

Adanya malposisi apeks, rotasi yang parah ataupun rotasi multipel.

Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital maupun transversal.

Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah, serta melibatkan banyak

akar

13

Page 14: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Membutuhkan perawatan pada kedua rahang baik rahang atas maupun

rahang bawah. Misalnya masalah anchorage yang membutuhkan daya tarik

intermaksilari

Tulang yang tebal (densitas tulang tinggi) sedangkan membutuhkan

pergerakan gigi geligi

B. Syarat Alat Ortodonti Lepasan

Syarat alat-alat yang digunakan dalam orthodontic, dibagi menjadi 4 kelompok :

1. Persyaratan Biologis- Alat tersebut harus bisa memberikan pergerakan gigi yang

diinginkan.- Alat tersebut tidak boleh membuat perubahan patologis misalnya

resorpsi akar.- Alat tersebut tidak boleh mempengaruhi pertumbuhan alami.- Alat tersebut tidak boleh memberikan pergerakan yang tidak

diinginkan.- Material yang digunakan harus biokompatibel dan tidak memiliki

efek toksin.- Alat tersebut tidak boleh rusak bila terkena saliva.

2. Persyaratan Mekanis- Alat tersebut harus mudah dilepas dan dipasang.- Alat tersebut harus cukup kuat untuk menahan tekanan mastikasi.- Alat tersebut harus memberikan tekanan dalam intesitas arah dan

durasi yang diinginkan.3. Persyaratan Higienis

- Sebaiknya alat orthodontic tersebut memiliki sifat self-cleansing, namun jika tidak maka alat tersebut harus mudah dibersihkan.

4. Persayaratan Estetik- Alat tersebut harus diterima secara estetik.

Sedangkan secara umum syarat alat ortodonti lepasan :

Mudah dipasang dan dilepas pasien

Terletak stabil di dalam mulut

Nyaman dipakai

Desainnya sederhana, tidak tebal, tidak rumit sehingga tidak menggnggu fungsi

bicara

14

Page 15: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Bahan biokompatibel

Dapat memberikan gaya terus menerus

C. Komponen dan Aktivasi Alat Ortodonti Lepasan

Alat Lepasan : Alat ortodontik ini dapat dipasang dan dilepas oleh pasien

sendiri.

Contoh:

a. Plat Dengan Pir-Pir Pembantu

b. Plat Dengan Peninggi Gigitan

c. Plat Ekspansi

d. Aktivator/Monoblock

Komponen alat lepasan terdiri dari :

A. Pelat Dasar /Baseplate

B. Komponen Retentif :

1. Klamer / Clasp

2. Kait / Hook

3. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)

C. Komponen Aktif :

1. Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs

2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow

3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw

4. Karet Elastik / Elastic Rubber

D. Komponen Pasif :

1. Busur Lingual / Lingual Arch / Mainwire

2. Peninggi Gigitan / Biteplane

E Komponen Penjangkar :

a. Verkeilung,

b. Busur Labial dalam keadaan tidak aktif.

c. Klamer-klamer. dan modifikasinya

15

Page 16: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Gambar : Alat Ortodontik Lepasan

A. Pelat Dasar /Baseplate B. Komponen Retentif

C. Komponen Aktif

D. Komponen Pasif E Komponen Penjangkar

KOMPONEN ALAT LEPASAN

A. Plat Dasar /Baseplate

Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa

plat akrilik, berfungsi untuk :

1. Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat penanaman basis

spring, klammer, busur labial dan lain-lain.

2. Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar.

3. Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.

4. Melindungi spring-spring di daerah palatal.

5. Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan

Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menyita rongga mulut

sehingga bisa enak dipakai oleh pasien (comfortable), tetapi cukup tebal agar tetap

16

Page 17: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

kuat jika dipakai di dalam mulut. Umumnya ketebalan plat setebal 1 malam model

(2mm).

Desain dan konstrusi plat sangat mempengaruhi efisiensi alat serta

kenyamanan pemakaian oleh pasien sehingga pasien mau mengikuti instruksi-

instruksi pemakaian sampai perawatam selesai. Dengan demikian disamping plat

yang terlalu tebal dan lebar menutupi palatum, pemasangan pir-pir yang terlalu

banyak secara bersamaan akan sangat mengganggu kenyamanan pasien.

B. Komponen Retentif

1. Klamer/Clasp dan Modifikasinya

Klamer adalah suatu bengkokan kawat merupakan bagian/komponen

retentif dari alat ortodontik lepasan . Bagian retensi dari Alat Lepasan umumnya

berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait / hook, berfungsi untuk :

a. Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.

b. Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.

c. Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan kekuatan

pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian

aktif untuk menggerakkan gigi.

d. Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cantolan elastik.

Klamer dipasang pada gigi dapat memberikan tahanan yang cukup

terhadap kekuatan yang dikenakan terhadap gigi yang digerakkan. Dapat menahan

gaya vertikal yang dapat mengangkat plat lepas dari rahang dan menggangu

stabilitas alat .

Pemilihan jenis , jumlah dan letak penempatan klamer pada gigi anchorage

tergantung kepada: jumlah spring yang dipasang, letak spring, serta bentuk dan

jumlah gigi penjangkarnya.

Macam-macam klamer dan modifikasinya yang di pakai sebagai

komponen retentive pada alat ortodontik lepasan adalah :

1. Klamer C / Simple/Buccal Clasp.

2. Klamer Adams / Adams Clacp.

3. Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp

17

Page 18: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

4. Bentuk modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea, Pinball)

1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)

Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa

juga pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus,

tidak memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup,

tetapi tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru

erupsi.

Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm,

sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.

Bagian-bagiannya terdiri dari:

• Lengan:

Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di

bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut),

satu milimeter di atas gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.

• Pundak:

Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke lingual/palatinal

menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini hindari jangan sampai tergigit.

• Basis:

Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi

bengkokkan untuk retensi.

Gambar : Klamer C

18

Page 19: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

2. Klamer Adams (Adams Clasp)

Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum

digunakan . Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi

premolar atau gigi anterior. Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi

molar dan premolar serta 0,6 mm untuk gigi anterior.

Bagian-bagiannya terdiri dari :• Cross bar :

Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage yang akan

dipasangi, posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm disebelah bukal

permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.

• U loop :

Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di

daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.

• Pundak: Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental

dibagian oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi

beroklusi.

• Basis :

Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan

untuk retensi.

Gambar : Klamer Adams

Modifikasi Klamer Adams:

1. Klamer adams dengan arrowhead tunggal

Klamer jenis ini diindikasikan pada gigi yang mengalami

erupsi sebagian pada molar yang terakhir erupsi. Arrowhead

klamer ini diletakkan pada undercut mesial.

19

Page 20: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

2. Klamer adams dengan arrowhead tambahan

Ketika membutuhkan retensi tambahan, maka dibuat klamer

arrowhead tambahan pada gigi yang berdekatan. Penambahan

ini dilakukan dengan cara klamer arrowhead disolder pada

cross bar klamer adams.

3. Klamer Adams dengan J hook

J hook merupakan komponen tambahan yang berfugsi untuk

elastic. J hook ini disolder pada cross bar klamer adams.

4. Klamer adams dengan Helix

Klamer ini juga memiliki komponen tambahan berupa helix

untuk elastic.

5. Klamer Adams dengan Bukal tube

Bukal tube ini disolder untuk penggunaan alat tambahan

ekstraoral.

6. Klamer Adams pada gigi Insisivus dan Premolar

20

Page 21: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)

Klamer ini mempunyai bagain yang berbentuk seperti ujung/kepala anak

panah, masuk daerah interdental membentuk sudut 90° terhadap posisi lengannya.

Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah

bukalnya, lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic

supaya tidak melukai sulcus buccalis.

Klamer ini dapat dipakai untuk memegang lebih dari satu gigi, biasanya dipakai

sebagi bagian retentif plat ekspansi. Diameter kawat yang di pakai : 0,7 mm

Gambar : Klamer kepala panah

4. Klamer Modifikasi

Modifikasi klamer berupa tekukan kawat yang ujungnya men cengkram

permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan

Bagian-bagiannya terdiri dari :

• Basis yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrik, ujungnya diberiri

tekukan agar tidak mudah lepas dari dasar

21

Page 22: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

• Pundak bagian dari kawat yang melewati daeran interdental dipermukaan

oklusal dua gigi bersebelahan

• Ujung (End) bagian yang mencengkram daerah inter dental gigi menghasilkan

kemampuan retentif untuk alat lepasan

Modifikasi klamer jenis ini baisanya dipasang di daerah interdental pada gigi

posterior, pemasangannya bisa dikombinasikan dengan klamer C

Dibuat dari kawat berdiameter 0,7 mm

Gambar : Modifikasi klamer dengan ujung bundar di daerah interdental gigi.

5. Southend Clasp

Klamer ini digunakan untuk retensi gigi anterior. Klamer ini dibuat

sepanjang margin gingiva pada kedua insisiv sentral rahang atas dan

distalnya berakhir pada daerah retentif di sisi palatal. Klamer ini

diindikasikan untuk gigi insisiv atas yang tidak proklinasi dengan undercut

terbatas.

6. Triangular Clasp

Bentuk klamer triangular kecil yang berfungsi sebagai retensi

tambahan karena jika digunakan secara tunggal, mka tiak dapat member

22

Page 23: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

retensi yang adekuat. Klamer ini menggunakan undercut proksimal antara

dua gigi posterior.

7. Ball end Clasp

Memiliki bentuk bulat pada ujungnya dan dibuat dengan klamer

dengan diameter 0,7 mm. Klamer ini menggunakan undercut pada mesial

dan distal antara dua gigi posterior yang berdekatan.

C. Komponen Aktif

Pir-Pir Pembantu/ Auxilliary Springs

Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan

untuk menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau

beberapa gigi secara bersama-sama.

Macam-macam spring :

1. Pir Jari / Finger spring

2. Pir Simpel / Simple spring

3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring

4. Pir Kontinyu / Continous spring

23

Page 24: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

1. Pir Jari / Finger spring

Pir jari merupakan bagian retentif dari alat ortodontik lepasan yang menyerupai jari-jari sebuah lingkaran memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran (lengkung gigi), Untuk menggerakkan gigi ke arah mesio-distal dan menggerakkan gigi ke

labial atau searah dengan lengkung gigi

Terbuat dari kawat baja nirkarat (hard stainless steel wire) dengan diameter

0,5mm.

Terdapat sebuah koil dengan diameter kurang dari 3mm dibuat di dekat

masuknya pegas ke dalam lempeng akrilik untuk memperpanjang pegas sehingga

akan lebih lentur.

Aktivasi dilakukan dengan menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau

memencet koil sehingga lengan pegas bergerak ke arah yang diinginkan. Pada

kunjungan pertama aktivasi ringan saja, yaitu defleksi antara 1-2mm. Pada

kunjungan berikutnya defleksi dapat sampai 3mm, tetapi beberapa operator lebih

menyukai defleksi 2mm untuk memberikan tekanan yang ringan.

Gambar : Posisi Pir Jari dibawah busur lingual

24

Page 25: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Klamer ini terdiri dari bagian-bagian :

a. Lengan bagian yang memeluk mahkota gigi kemudian memanjang kearah pusat

lingkaran berfungsi untuk mendorong gigi ke arah mesial atau distal sepanjang

lengkung gigi.

b. Koil adalah lanjutan lengan yang membentuk lingkaran satu atau dua kali

putaran dengan diameter 2 mm, merupakan sumber kelentingan pir yang

menghasilkan kekuatan aktif untuk menggerakkan gigi.

c. Basis adalah bagian pir yang merupakan lanjutan dari koil yang dipatrikan pada

mainwire atau di tanam dalam plat akrilik.

2. Pir Simpel / Simple spring

Berfungsi untuk menggerakkan gigi individual ke arah labial atau bukal. Dibuat

dengan mematrikan kawat pada satu titik pada mainwire, membentuk sudut 45° terhadap garis singgung lingkaran mainwire kemudian dibengkokkan sejajar

mainwire mendekati dan menempel pada gigi yang akan digerakkan dari arah

palatinal/lingual. Ukuran kawat yang biasa dipakai adalah 0.5 - 0,6 mm.

Gambar : Pir simple dengan modifikasi koil

25

Page 26: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Pegas Kantilever Ganda (Pegas Z)

Pegas ini untuk menggerakkan gigi anterior ke labial.

Lengan pegas harus selebar mesiodistal insisivi yang digerakkan agar pegas

tidak kaku.

Pegas harus terletak pada permukaan palatal gigi yang didorong, jika tidak

maka pegas akan mudah tergelincir dan menyebabkan intrusi.

Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat koil yang jauh

dari gigi, kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi

3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring

Pir ini dipakai untuk meretraksi gigi kaninus atau premolar ke distal

Pemasangannya dapat dipatrikan pada busur labial atau ditanam dalam plat akrilik

Dibuat dari kawat berdiameter 0,6 – 0,7 mm

Gambar : Pir lup bukal / buccal rectractor spring

Ada 3 jenis :

a. Pegas Bukal Tanpa Penyangga

Berfungsi untuk menggerakkan kaninus yang terletak di bukal yang harus

digerakkan ke arah palatal dan distal

Pegas bukal seringkali tidak disenangi karena tidak nyaman bagi pasien,

kadang-kadang sukar diaktivasi dan kurang stabil dalam jurusan vertikal

Penempatan lengan-lengan harus benar pada tempatnya karena lengannya

panjang jadi mudah tergelincir. Terutama jika pegas jatuh pada bidang miring,

seringkali pegas tergelincir menyusuri bidang miring tersebut

Aktivasinya hanya sebesar 1 mm (krn pegas dibuat dari kawat 0,7 sehingga

defleksi sedikit saja, kekuatan cukup besar)

Desain dan pembuatan pegas bukal harus benar terutama pada saat pembuatan

cetakan, sulcus bukal dan batas mukosa harus jelas, sehingga nantinya pegas tidak

mengenai keduanya

26

Page 27: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Bisa ditambah koil supaya lebih lentur

Aktivasi distal : lengan depan ditarik ke distal, koil ditahan dengan tang

pembentuk lup

Aktivasi palatal : lengan depan sesudah koil dibengkokkan ke arah palatal

b. Retraktor Bukal Berpenyangga

Kawat yang digunakan 0,5 mm yang diberi penyangga tabung baja nirkarat

dengan diameter 0,5 mm

Mempunyai kelenturan 2 kali lebih baik daripada pegas bukal tidak

berpenyangga sebab lengan pegas yang tidak bertabung dibuat dari kawat yang

kecil

Stabilitas vertikal cukup bagus karena adanya tabung penyangga

Aktivasi 2 mm dan jangan membengkokkan pegas ke bagian yang baru muncul

dari tabung penyangga karena akan mudah patah

Cara aktivasi sama seperti pegas bukal tanpa penyangga

c. Retraktor Bukal dengan Lup Terbalik

Digunakan bila sulkus bukal rendah seperti di RB

Kawat yang digunakan diameternya 0,7 mm

Kelenturan pegas tergantung pada tinggi lup vertikal

Pegas ini kaku dalam bidang horisontal sehingga tidak stabil arah vertikal

Cara mengaktifkannya bisa dengan membuka coil atau dengan tiap kali

memotong ujungnya sepanjang 1 mm kemudian dibengkokkan lagi

Pegas ini tidak boleh diaktivasi lebih dari 1 mm

Cara aktivasi adalah dengan membengkokkan ujung pegas kemudian

memotong ujung pegas sepanjang 1 mm

4. Pir Kontinyu / Continous spring

Pir ini berfungsi untuk mendorong dua gigi atau lebih secara bersama-sama

kearah labial/bukal misalnya gigi-gigi insisivus, kaninius atau premolar. 27

Page 28: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Pemasangan bisa dengan dipatrikan pada mainwire atau basisnya di tanam dalam

plat akrilik. Basis yang dipatrikan pada mainwire membentuk sudut 45° kemudian dibelokkan sejajar dengan main wire, pada satu sisi dari gigi-gigi yang

akan digerakkan membelok kemudian menempel pada permukaan

palatinal/lingual membentuk busur pendorong untuk kemudian membelok

kembali ke arah

berlawanan membentuk basis dengan pematrian pada sisi sebelahnya

Gambar : Pir kontinyu yang dipatrikan pada main wire

Pegas T

Apabila premolar (kadang kaninus) harus digerakkan ke bukal dan penggunaan

kantilever pada pasien sukar

Pegas T digunakan untuk menggerakkan gigi premolar ke bukal.

Kawat 0,5 mm

Prinsip mekaniknya sama dengan pegas kantilever tapi kelenturannya

berkurang karena tidak punya koil

Aktivasi sedikit saja, jika terlalu banyak pasien akan sukar memasang piranti

Kekuatan yang diberikan oleh pegas mempunyai 2 komponen :

- Horisontal

- vertikal

Aktivasi : dilakukan dengan cara menarik pegas menjauhi lempeng akrilik 28

Page 29: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Pegas ini kaku sehingga aktivasinya sedikit

Apabila gigi sudah bergerak agak banyak padahal belum ,mencapai letak yang

diinginkan, pegas dapat diperpanjang dengan cara membuka lup pegas.

Pegas Coffin

Pegas ini digunakan untuk mengekspansi lengkung gigi ke arah transversal,

misalnya pada kasus gigitan silang posterior uilateral dengan displacement

mandibula.

Terbuat dari kawat berdiameter 1,25mm

Sebelum pegas diaktivasi, lempeng akrilik perlu diberi tanda dengan mengebor

sedikit masing-masing satu titik di samping belahan lempeng akrilik. selanjutnya

dengan divider diukur jarak dua titik tersebut. Untuk mengaktivasi jangan

menggunakan tang karena akan mudah distorsi. Sebaiknya hanya enggunakan

tangan untuk menarik kedua bagian akrilik anterior ke lateral. Kemudian ukur

jarak dua titik tersebut yang harus lebih lebar daripada sebelum diaktivasi,

sehingga besarnya aktivasi dapat diketahui.

Harus diperhatikan ketika menarik, arah kedua lempeng akrilik harus benar-

benar dalam satu bidang horizontal. Jika sampai tertarik ke arah vertikal, peranti

menjadi tidak sesuai lagi dengan keadaan rongga mulut sehingga peranti tidak

stabil.

Gambar : Pegas Coffin

29

Page 30: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Busur Labial/Labial Arch/Labial Bow

Gambar : Busur labial a. Lengkung labial, b. U lup c. Klamer Adam

Digunakan untuk menarik geligi anterior ke arah palatal/lingual, sehingga

inklinasi gigi ke arah labial bisa terkoreksi, dan juga untuk mengurangi jarak gigit

Pemilihan penggunaan busur tergantung pada operatornya dan tergantung pada

banyaknya retraksi yang dikehendaki

Biasanya diameter kawat yang digunakan 0,7 mm

Untuk menggerakkan gigi anterior ke palatal untuk protrusi yang ekstrem

menggunakan busur yang lentur seperti retraktor Roberts dibuat dari kawat 0,5

mm

Untuk menarik gigi anterior sedikit digunakan busur yang kurang lentur

• Bagian-bagiannya :

a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.

b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung

Verkeilung melewati daerah interdental gigi.

c. Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop

Macam-macam U loop :

1. Lup vertikal : yaitu lup U dalam arah vertikal, berguna untuk mengaktifkan

busur labial dengan menyempitkan kaki lup ketika meretraksi gigi-gigi ke

palatinal/lingual.

30

Page 31: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

2. Lup Horisontal : untuk menjaga ke dudukan busur labial dalam arah vertikal

dan dapat dipakai untuk mengintrusikan dan mengekstrusikan gigi-gigi anterior.

3. Lup kombinasi vertikal dan horisontal: Lup kombinasi ini dimaksudkan agar

dapat digunakan untuk meretraksi dan mengintrusi atau mengekstrusi gigi-gigi

anterior. Posisi lup ini tergantung kepada macam busur labial yang digunakan

umumnya 1mm diatas permukaan mukosa gingiva, bebas dari vornic yaitu kira-

kira setinggi pertengahan jarak cervico-vornic.

4. Lup ganda (double Uloop) : Yaitu lup vertikal dengan dua belokan berbentuk

huruf U dimaksudkan untuk mem perbanyak tempat pengaktipan sehungga retrusi

gigi anterior dapat dilakukan lebih besar lagi dari pada lup tunggal

a. Busur Labial dengan Lup ‘U’

Dibuat dari kawat dg diameter 0,7 mm

Kelenturan terutama tergantung pada tinggi vertikal Lup u

Paling sering digunakan karena desainnya sederhana dan mudah dibuat

Karena kedalaman sulkus terbatas, menyebabkan busur ini kaku dlm jurusan

horizontal tetapi lentur dalam jurusan vertikal sehingga stabilitas tidak baik

Keuntungan busur ini untuk mengurangi jarak gigit yang sedikit dan atau bila

diperlukan untuk meratakan insisif, dapat digunakan bersama pegas palatal untuk

retraksi kaninus, setelah kaninus teretraksi, busur labial ini diaktifkan untuk

retraksi insisif

Hanya diperlukan aktivasi sedikit saja , jangan lebih dari 1 mm

Cara aktivasi Busur : digunakan tang pembentuk lup untuk mengaktifkan busur

labial

a. Lup dipegang dengan tang

b. Tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup dengan tang

c. Dengan melakukan B, kaka horizontal busur akan bergerak ke arah insisal

d. kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan kaki

horizontal busur di tengah gigi

b. Busur Labial dengan Self – Straigtening Wires

31

Page 32: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Modifikasi busur labial yang lentur dengan penambahan self straightening

wires pada busur labial dengan lup U

Pegas ini cenderung menyebabkan lengkung gigi anterior menjadi datar

Aktivasi : dilakukan dengan cara menutup lup U dari busur, jika perlu diatur

tinggi busur labial

Self straightening wires digulung kendor pada busur agar dapat bergerak bebas

pada busur penyangganya

c. Busur Labial dengan Lup ‘U’ Terbalik

Sama dengan busur labial , tapi lupnya terbalik

Lup harus tidak berkontak dengan cangkolan pada Molar pertama, agar tidak

mengganggu aktivasi

Busur ini dapat menghalangi kaninus bergerak ke arah bukal pada waktu

diretraksi

Busur ini agak kaku, sehingga aktivasi tidak boleh lebih dari 1 mm

Aktivasi dilakukan dengan 2 tahap :

- Membuka lup vertikal dengan cara menekan ujung lup dengan tang

- Busur dibengkokkan pada dasar lup agar tinggi busur kembali seperti semula.

Kelenturannya bisa juga ditambah dengan menambah self straightening wire

d. Busur Mills ( Mill’s Bow)

Busur ini dibuat dari kawat 0,7 dengan kelenturannya bertambah oleh karena

kedua lupnya diperlebar

Karena lup yang lebar, pasien merasa kurang nyaman

Aktivasi harus hati-hati untuk menghindari trauma pada mukosa bukal

Cara memeriksa aktivasi

Prinsip pada aktivasi busur= pegas bukal

Ditentukan satu titik pd lempeng akrilik kemudian diukur jarak dari busur ke

titik tersebut sewaktu peranti masih di dalam mulut.

Peranti dilepas dan diaktivasi, kemudian diukur jarak busur ke titik yang

dipakai untuk referensi

32

Page 33: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Jaraknya harus lebih pendek drpd sebelum diaktivasi

e. Retraktor Roberts

Diameter 0,5 mm, terdapat koil pada kedua ujungnya

Bagian kawat sesudah koil dimasukkan ke tabung baja nirkarat untuk

menyangga busur sehingga busur tidak mudah distorsi

Bagian horizontal busur dibentuk sesuai dengan lengkung insisif yang

dikehendaki

Kelenturan pada lengan vertikal dengan koil berdiameter 3 mm

Dapat diaktivasi sampai 3 mm krn busur ini lentur

Tempat diaktivasi jangan pada kawat yg baru keluar dari tabung karena mudah

patah

Busur diaktivasi pada lengan pegas vertikal di bawah koil

Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire)

Merupakan lengkung kawat dibagian palatinal / lingual gigi anterior berfungsi

untuk :

1. Mempertahankan lengkung gigi bagian palatinal / lingual.

2. Tempat pematrian auxilliary springs auxilliary

3. Untuk mempertahankan kedudukan auxilliary springs

4. Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut

Gambar : Busur lingual

33

Page 34: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Plat Aktif

Plat Aktif merupakan alat ortodontik lepasan yang dilengkapi dengan

komponen aktif yang berfungsi untuk menggerakkan gigi

Plat Aktif merupakan alat/pesawat ortodontik bersifat:

1. Removable/lepasan, karena dalam pemakaiannnya dapat dipasang dan dilepas

oleh pasien sendiri

2. Aktif:, karena bagian-bagian dari alat tersebut secara aktif dapat menghasilkan

suatu kekuatan untuk menggerakkan gigi.

3. Mekanik, karena kekuatan yang dihasilkan memberikan tekanan atau tarikan

secara mekanis kepada gigi.

4. Korektif, karena alat ini dipakai utuk tujuan merawat kelainan letak gigi

(malposisi), kelaianan hubungan gigi-geligi (maloklusi) dan kelainan hubungan

rahang (malrelasi).

Komponen aktifnya dapat berupa :

a. Pir-pir Pembantu (auxilliary springs)

b Sekrup Ekspansi (expansion screw)

c. Karet elastik (elastic rubber).

Konstruksi Plat Aktif terdiri atas bagian-bagian :

a. Plat dasar/base plate

b. Klamer/cangkolan/Clasp

c. Busur labial/Lengkung labial/Labial Arch (Labial Bow)

d. Busur Lingual / Lingual arch / Mainwire

e. Pir-pir Pembantu/Auxilliary Springs

34

Page 35: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Gambar : Konstruksi plat aktif

Sekrup ekspansi

Sekrup ekspansi menurut jumlah pinnya ada dua macam, yaitu tunggal dan

ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, tetapi sekrup dengan pin tunggal

lebih berguna pada tempat sempit, misalnya pada rahang bawah. Salah satu

keuntungan sekrup ekspansi adalah dapat digunakan untuk menggerakkan gigi

tetapi gigi tersebut juga digunakan sebagai piranti retensi. Sekrup ekspansi

menurut arah ekspansinya dibagi menjadi :

- Skrup ekspansi transversal diindikasikan pada berdesakan dengan

diskrepansi < 4 dan gigitan silang posterior. Ekspansi tidak boleh

melebihi basis apikal.

- Skrup ekspansi sagital diindikasikan untuk gigitan silang anterior.

35

Page 36: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

- Kombinasi ekspansi sagital dan transveral yaitu alat yang berbentuk Y

plate yang memakai 2 skrup yang ditempatkan didepan caninus dan

sejajar geligi samping.

Untuk mengaktifkan sekrup ekspansi dilakukan pemutaran kundi yang tersedia

sesuai dengan arah perputaran yang biasanya berupa tanda panah. Sekrup diputar

seperempat putaran seminggu sekali. Operator perlu mengajari pasien atau orang

tuanya cara memutar sekrup dengan benar. Biasanya aktivasi dilakukan seminggu

sekali oleh pasien sendiri. Untuk mengontrol pasien memutar sekrup dengan

benar, operator dapat memutar sekrup ke arah berlawanan dan menghitung apakah

pemutaran sesuai dengan yang seharusnya. Bila sekrup diputar setiap minggu tapi

pasien tidak mau memakai alat biasanya alat tidak dapat dipakai karena alat lebih

lebar atau melebihi panjang daripada lengkung gigi

D. Komponen Pasif

Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan berguna untuk

mempertahankan bentuk atau pergerakan gigi yang telah dilakukan oleh alat aktif,

agar tidah berubah atau relaps.

Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan meliputi :

1. Cangkolan Adam’s

36

Page 37: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

2. Busur labial pendek

3. Bite Plane pada lempeng akrilik

Anterior Bite Plane

Posterior Bite Plane

4. Cangkolan southend

37

Page 38: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Meskipun memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai komponen aktif,

namun alat-alat ini memiliki fungsi tersendiri. Cangkolan Adam’s juga berfungsi

sebagai komponen retentif yang banyak digunakan pada daerah posterior. Busur

labial pendek berfungsi sebagai penambah retensi pada regio anterior dan sebagai

komponen pasif ia akan menghalangi pergerakan gigi-gigi anterior. Bite plane

pada sisi anterior amupun posterior disamping digunakan sebagai komponen

pasif, juga berfungsi sebagai pengkoreksi cross bite baik anterior (bite plane

posterior) maupun posterior (bite plane anterior). Cangkolan southend juga

berfungsi sebagai komponen retensi di daerh anterior selain sebagai komponen

pasif.

E. Komponen Penjangkaran

Pejangkaran merupakan suatu unit yang menahan reaksi kekuatan yang

dihasilkan oleh komponen aktif piranti lepasan . Komponen aktif berfungsi

menggerakkan gigi sedangkan komponen penjangkar berfungsi sebagai penahan

dari gigi yang tidak di gerakkan. Penjangkaran harus memiliki kekuatan yang

paling tidak besarnya sama dengan atau lebih besar dari pada kekuatan yang di

berikan oleh komponen komponen aktif dengan arah berlawanan.

38

penjangkaran

Ektra oral

Servical

Occipital

Kranial

Facial

Intra oral

Intermaksiler Intramaksiler

Sederhana

Stasioner

resiprokal

Page 39: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Penjangkaran Intra Oral

Penjangkaran yang berada dalam rongga mulut. Sumber utama

penjangkaran adalah gigi gigi yang tidak di gerakkan dengan piranti,

melalui cangkolan dan kontak gigi dengan lempeng akrilik. Penjangkaran

intra oral yang sering di pakai adalah penjangkaran sederhana (simple)

a. Penjangkaran intermaksiler

Penjangkar yang terletak pada rahang yang berbeda dengan gigi yang

digerakkan. Semisal gigi yang digerakkan berada pada rahang atas

sedangkan penjangkar terletak pada rahang bawah. Berikut adalah

contoh gambarnya.

Penjangkaran intermaksiler ini dapat dikatakan tidak pernah digunakan

pada piranti lepasan karena piranti lepasan yang menjadi penjangkar

akan mudah terlepas karena daya tarik elastic yang dipasang antara 2

piranti tersebut.

b. Penjangkar intramaksiler

Penjangkar yang terletak pada rahang yang sama dengan gigi yang di

gerakkan. Contoh kasusnya adalah gigi insisif rahang atas akan di

gerakkan kea rah palatal maka gigi molar pertama permanen rahang

atas, premolar kedua rahang atas dan caninus rahang atas merupakan

penjangkarnya. Berikut adalah contoh gambarnya.

39

Page 40: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

b.1 penjangkar sederhana (simple encourage)

Suatu penjangkaran yang menggunakan gigi yang mempunyai

tahanan lebih besar sebagai penjangkar untuk menggerakkan gigi yang

mempunyai tahanan lebih kecil semisal gigi yang di gerakkan adalah gigi

insisif, molar pertama permanen sebagai penjangkarnya, molar pertama di

pilih karena memiliki tahanan dan luas permukaan akar yang jauh lebih

besar di bandingkan dengan insisif.

b.2 penjangkaran stasioner

merupakan penjangkaran dimana gigi penjangkarnya tidak bergerak sama

sekali. Sudah jarang dan tidak pernah di gunakan dalam piranti lepasan.

b.3 penjangkaran resiprokal

merupakan penjangkaran dengan pergerakan minimal dimana apabila 2

gigi atau kelompok gigi yang mempunyai tahanan yang seimbang atau

sama bergerak pada arah yang berlawanan. Berikut adalah contoh

gambarnya

40

Page 41: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Selain itu terdapat solusi lain untuk kasus tersebut diatas, yaitu dilakukan

peninggian baseplate agar tidak menimbulkan masalah baru yaitu dengan

adanya diastema pada gigi insisif duanya. Peninggian base plate ini

dilakukan pada gigi gigi yang di indikasikan untuk penjangkaran.

Penjangkaran Ekstra Oral

Penjangkaran ekstraoral digunakan jika alat lepasan membutuhkan

tambahan penjangkaran. Penjangkaran ekstraoral terdiri dari headgear dan

facebow atau j hook yang meneruskan kekuatan dari headgear ke peranti

lepasan di dalam mulut. Komponen aktif yang terdapat pada headgear

adalah elastic yang menghubungkan headgear dan facebow.

Headgear

Headgear dibagi menjadi dua yaitu headcap dan neck strap. Neck

strap ini tidak begitu menyolok dibandingkan dengan headcap, tetapi arah

tarikanya kebelakang dan agak kebawah sehingga menyebabkan peranti

lepasan rahang atas cenderung terlepas.

41

Page 42: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

Facebow

Facebow terdiri atas busur dalam (inner bow) dan busur luar

( outerbow). Untuk penambahan penjangkaran, facebow harus terpisah

tetapi sewaktu-waktu dapat dihubungkan dengan peranti dengan cara

memasukkan ujung busur dalam ke tabung metal yang disolder pada

jembatan cangkolan Adams pada molar pertama permanen.

Kait J (J hook)

J hook ini dikaitkan pada kait kecil yang disolderkan pada busur

labial pendek, cangkolan pada insisiv sentral atau cangkolan pada

caninus.

42

Page 43: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

D. Prosedur Insersi Alat Ortodonti Lepasan

Pada tahapan ini operator menjelaskan cara pemasangan dan cara melepas

alat ortho lepasan tidak hanya pada anak namun pada pengantar khususnya

keluarga pasien. Penjelasan dengan praktek pemasangan alat dengan

pemasangan dari dekan kemudian dilakukan penekanan pada area posterior

untuk mendapatkan retensi. Pada saat tahapan insersi ini operator

menjelaskan agar pasien :

a. Saat makan dan tidur alat dilepas

b. Tidak memakan makanan yang keras dan lengket

c. Tidak menggunakan alat sambil melakukan olahraga keras seperti

tinju dll

d. Tidak menggunakan alat saat berenang.

Pasien di instruksikam agar memakai alat dengan keadaan mulut yang

bersih. Saat pemakaian alat ortodonti harus dalam keadaan bersih dan tidak ada

debris.

Untuk pemakain pertama kalinya, mungkin pasien dapat berkaca untuk

melihat saat pemasangan alat.

Pasangkan alat ortodonti dari bagian depan terlebih dahulu, setelah bagian

depan sudah terpasang dengan baik, tekankan blasé plate sesuai dengan

tempatnya. Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi yang

keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut akan merusak alat ortodonti.

Kebersihan mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat. Penyikatan gigi

dapat dibantu dengan menggunakan interdental brush atau dental floss untuk

membersihkan daerah-daerah sempit pada alat ortodonti.

Pemakain alat ortodonti lepasan sebaiknya digunakan 12-20jam. Terutama

dapat digunakan pada malam hari.

43

Page 44: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

E. Faktor Keberhasilan Perawatan

Dalam penatalaksanaan perawatan, kemiungkinan keberhasilan perawatan

dipengaruhi tiga hal saling berkaitan, yaitu:

1. Pasien

Perubahan pada pasien, misalnya gigi desidui tanggal atau gigi permanen yang

erupsi yang dapat menyebabkan piranti tidak cocok lagi. Sebagian pasien tidak

mau memakai piranti seperti yang diharuskan. Bila pasien tidak mau memakai

piranti keadaan yang dapat diamati adalah:

a. Piranti masih kelihatan seperti baru, lefmpeng akrilik tetap mengkilap

b. Pasien terlihat tidak terampil memasang piranti

c. Piranti tidak sesuai

d. Tidak ada bekas oklusi pada peninggian gigit anterior

2. Piranti (Alat lepasan)

Sebelum piranti disesuaikan atau diaktifkan, perlu diperhatikan keadaan berbagai

komponen piranti lepasan yaitu: retensi, komponen aktif dan lempeng akrilik.

Perlu disadari bila piranti tidak dipakai terus-menerus dapat terjadi distorsi.

Komponen retensi perlu diperiksa karena sesudah dipakai beberapa lama,

kemungkinan dapat mengendor karena piranti dilepas dan dipasang. Bila piranti

kurang retentive, komponen retentive perlu disesuaikan. Jangan menjadikan

penyesuaian komponen retentive sebagai tindakan rutin karena tindakan ini akan

mmenyebabkan piranti kehilangan daya retentifnya bila penyesuaian berlebihan.

Komponen aktif perlu diperiksa, misalnya kontak pegas atau komponen aktif lain

dengan gigi. Diperlukan penyesuaian apabila ditenggarai gigi bergerak kearah

yang tidak diinginkan.

Periksa juga lempeng akrilik, apakah gigi bekas bergerak, bila gigi terhalang

lempeng akrilik dapat digerinding.

3. Pergerakan gigi

Anggapan umum yang dapat diterima adalah gerakan gigi 1 mm tiap bulan bila

piranti dipakai terus menerus. Bila piranti tidak dipakai terus menerus,

pergerakan gigi juga akan lebih lambat meskipun piranti telah dipakai terus

menerus tetapi kadang-kadang terjadi pergerakan gigi yang tidak sesuai dengan

yang diharapkan akibat beberapa hal:

a. Arah pergerakan yang salah. Biasanya disebabkan penempatan pegas yang

salah, khususnya kontak antara gigi geligi dan lengan pegas. Perlu

diperhatikan pada saat melakukan aktivasi dengan melakukan penyesuaian

44

Page 45: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

letak pegas bilamana masih memungkinkan. Apabila tidak memungkinkan

maka pegas perlu diganti.

b. Gerakan tipping yang berlebihan

c. Kehilangan penjangkaran. Merupakan salah satu penyebab kegagalan

perawatan ortodontik. Diperlukan pemeriksaan penjangkaran pada setiap

kunjungan. Agar gigi penjangkaran tidak bergerak ke mesial perlu tindakan

antara lain menggerakkan gigi sesedikit mungkin pada suatu saat atau suatu

kuadran. Kekuatan yang berlebihan akan menyebabkan gigi penjangkar

bergerak ke mesial. Pegas bukal dari kawat berpenampang 0,7 mm yang

diaktifkan sebanyak 3 mm akan memberikan kekuatan yangbesar sehingga

akan terjadi kehilangan penjangkaran.

45

Page 46: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

KESIMPULAN

Alat ortodonti lepasan didefinisikan sebagai alat yang bisa dipasang dan dilepas

sendiri oleh pasien. Alat ortodonti lepasan memiliki beberapa komponen yaitu ;

plat dasar, komponen retentive, komponen aktif, komponen pasif dan komponen

penjangkaran. Terdapat berbagai macam komponen aktif yang diaktivasi dengan

cara yang berbeda. Selain itu, suatu alat ortodonti lepasan harus memenuhi syarat

biologis, higienis, mekanis dan estetis. Banyak hal yang dapat mempengaruhi

keberhasilan perawatan, yang meliputi faktor pasien, alat lepasan dan pergerakan

gigi.

46

Page 47: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, Pambudi. 2009. Ortodonti Dasar. Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan (AUP)Rahardjo, Pambudi. 2009. Peranti Ortodonsia Lepasan. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Pencetakan Unair (AUP) Hadinoto, Kiswantoro. 2013. Korelasi Kesehatan Gingiva dan Kebersihan Rongga Mulut pada Pemakaian Peranti Ortodonti Lepasan di Klinik S1 Ortodonti FKG Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya: Universitas AirlanggaArdhana, Wayan. 2011. Alat Ortodontik Lepasan. Yogyakarta: UGMIsaacson K G, Muir J D, Reed R T. Removable orthodontic appliances. Singapore:Issaaction KG,dkk.2006. Removable Orthodontic. New Delhi : ElsevierLohakare,Sandhya. 2008. Orthodontic Removable Appliance. New Delhi : JaypeeElsevier. 2002: 1-2, 39-46, 93-7.Proffit W, Fielsd H W Jr, Sarver Drg. M. Contemporary orthodontics. 4th ed. St. Louis:Mosby Inc. 2007: 340, 395-407.Kerr W J, Buchanan I B, McColl J H. Use of the PAR index in assesing the effectivenessof removable orthodontic appliances. Br J Orthodontics. 1983, 10: 73-7.Muir J D, Reed R T. Tooth movement with removable appliances. England: PitmanPublishing. 1979: 1-10, 71-81.Littlewood S J, Tait A G, Mandall N A, Lewis D H. The role of removable appliance incontemporary orthodontics. Br Den Jl. 2001, 191 (6): 304-310.Adams C.P., Kerr W.J. The design, construction and use of removable orthodontic appliances. 6th ed. Jordan Hill: Butterworth-Heinemann Ltd. 1996: 10-11, 82, 89, 149.Adams, C.P. , 1970 The design and Construction of Removable Orthodontic Appliances, 4th.Ed., John Wright & Sons Ltd., Bristol.Duyzings, J.A. 1954, Orthodontische Apparatuur, Uitgave van Dental Depot, A.M. Disselkoen,Amsterdam.Dickson, G.C. and Wheatly, A.E., 1978, An Atlas of Removable Orthodontic Appliances, 2nd.Ed., Pitman Medical Publishing Co. LTD.,England.Houston, W.J.B. and Isaacson, K.G., 1980, Orthodontic Treatment with Removable Appliances. 2nd. Ed. John Wright & Sons LTd. Bristol.Shaw, F.G. and Edmonson, S., 1962, Practical Exercises in Orthodontic, Henry Kimpton, London.Foster T.D. 1997. Buku Ajar Ortodosi Ed. III. Jakarta : EGCSingh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodontic Secind Edition. New Delhi : Jaypee

47

Page 48: Laporan Tutorial Ske 4 Orto Lepasan

LAMPIRAN

Alat lepasan : suatu alat ortodontik yang dapat dipasang dan dilepas

sendiri oleh pasien

Aktivasi : proses yang membuat alat ortodontik lepasan bersifat

aktif dengan tujuan menggerakkan gigi

Insersi : pemasangan alat ke dalam rongga mulut pasien untuk

melihat retensi dan stabilitas alat ortodontik

48