laporan skenario b kel.1 blok 25

58
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO B BLOK 25 Disusun oleh : Kelompok B1 1. Rani Iswara 2. Satria Wisnu Murti 3. Novi Aulia Dewi 4. Glestiami Quranbiya 5. Amir Ibnu Hizbullah 6. M.Ramadhandie Odiesta 7. Natasha Permata Andini 8. Ni Made Restianing 9. Tri Indah Soraya 10. Sri Aryasatyani Binti Boonie 11. Sivananthini J Sivakumar 12. Anantya Dianty S 13. Rahmatul Ikbal 04111401001 04111401007 04111401025 04111401030 04111401032 04111401033 04111401038 04111401064 04111401084 04111401088 04111401091 04111401004 04111401009 Tutor: Bahrun Indrawan Kasim, M.Kes.

Upload: ramadhan-odiesta

Post on 27-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

LAPORAN

TUTORIAL SKENARIO B BLOK 25

Disusun oleh :

Kelompok B1

1. Rani Iswara2. Satria Wisnu Murti3. Novi Aulia Dewi4. Glestiami Quranbiya5. Amir Ibnu Hizbullah6. M.Ramadhandie Odiesta7. Natasha Permata Andini8. Ni Made Restianing9. Tri Indah Soraya10. Sri Aryasatyani Binti Boonie11. Sivananthini J Sivakumar12. Anantya Dianty S13. Rahmatul Ikbal

04111401001041114010070411140102504111401030041114010320411140103304111401038041114010640411140108404111401088041114010910411140100404111401009

Tutor:

Bahrun Indrawan Kasim, M.Kes.

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyusun laporan tutorial

Skenario B Blok 25 tahun 2014 ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam menjalankan kegiatan

tutorial. Di sini kami membahas sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok

berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis,

meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar masalah, serta mengidentifikasi topik

pembelajaran. Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok

dan bahan ajar dari dosen-dosen pembimbing.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, orang

tua, tutor pembimbing, dan para anggota kelompok 1 yang telah mendukung baik moril

maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik

serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Palembang, 19 Mei 2014

Penulis

Page 3: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................................2

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang........................................................................................3

1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................3

BAB II : Pembahasan

2.1 Data Tutorial............................................................................................4

2.2 Skenario Kasus........................................................................................5

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah ........................................................................5

II. Identifikasi Masalah,.................................................................. 6

III. Analisis Masalah........................................................................ 7

IV. Learning issue…....................................................................... 28

V. Kerangka Konsep..................................................................... 48

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan..........................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................50

BAB I

PENDAHULUAN

Page 4: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

1.1 Latar Belakang

Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai Ilmu Kedokteran

Komunitas yang berada dalam blok 25 pada semester 6 ini dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang.

Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

2.1 DATA TUTORIAL

Tutor : Bahrun Indrawan Kasim, M.Kes.

Moderator : M.Ramadhandie Odiesta

Sekretaris : Sivananthini J.Sivakumar

Hari, Tanggal : Senin, 19 Mei 2014

Rabu, 21 Mei 2014

Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif).

3. Dilarang makan dan minum.

Skenario B Blok 25

Page 6: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Ny. Romlah, 35 tahun, baru saja pulang dari Puskesmas untuk membawa anaknya

Bagus yang berumur 2,5 tahun berobat batuk dan pilek. Dia kurang puas atas mutu pelayanan

kesehatan di Puskesmas tersebut karena saat mendaftar di loket, Ny.Romlah harus

berdesakan untuk menyerahkan kartu BPJS. Selain itu, ruang tunggu di Puskesmas juga

terlihat kotor karena banyak sampah yang dibuang pasien lain. Ny. Romlah bertambah kesal

karena orang yang datang sesudah kedatangannya dipanggil lebih dulu dibanding dirinya.

Setelah menunggu hampir 2 jam akhirnya Ny. Romlah dipanggil. Namun, petugas

Puskesmas memanggil dirinya tanpa senyum dan anaknya diperiksa tanpa diberi penjelasan

sama sekali. Ny. Romlah juga menunggu lama sampai mendapatkan obat untuk anaknya.

Dalam perjalanan pulang, Ny. Romlah bertemu kader PKK kelurahan Sri Gading.

Kader tersebut menegur Ny. Romlah dengan ramah, sambil mengingatkan Ny.Romlah untuk

datang ke Posyandu hari rabu minggu depan. Ny. Romlah memang tidak pernah membawa

anaknya ke Posyandu lagi sejak imunisasi dasar anaknya sudah lengkap.

I. Klarifikasi Istilah

1. Puskesmas : unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya

2. Mutu pelayanan kesehatan : pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan tingkat kepuasan rata-rata, serata

penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode

etik profesi

3. BPJS : badan hukum nirla badan merupakan lembaga yang

dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

sosial di Indonesia,

4. Kader PKK : sekumpulan orang yang dilatih untuk mengikuti

kegiatan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga)

5. Imunisasi dasar : pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir

sampai usia satu tahun untuk mencapai kader

kekebalan diatas ambang perlindungan.

Page 7: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

6. Posyandu : forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan

kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan

untuk masyarakat.

II. Identifikasi Masalah

1. Ny. Romlah, 35 tahun, baru saja pulang dari Puskesmas untuk membawa anaknya

Bagus yang berumur 2,5 tahun berobat batuk dan pilek. Dia kurang puas atas mutu

pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut karena saat mendaftar di loket,

Ny.Romlah harus berdesakan untuk menyerahkan kartu BPJS. Ny. Romlah

bertambah kesal karena orang yang datang sesudah kedatangannya dipanggil lebih

dulu dibanding dirinya.

2. Selain itu, ruang tunggu di Puskesmas juga terlihat kotor karena banyak sampah

yang dibuang pasien lain.

3. Setelah menunggu hampir 2 jam akhirnya Ny. Romlah dipanggil. Namun, petugas

Puskesmas memanggil dirinya tanpa senyum dan anaknya diperiksa tanpa diberi

penjelasan sama sekali. Ny. Romlah juga menunggu lama sampai mendapatkan obat

untuk anaknya.

4. Dalam perjalanan pulang, Ny. Romlah bertemu kader PKK kelurahan Sri Gading.

Kader tersebut menegur Ny. Romlah dengan ramah, sambil mengingatkan

Ny.Romlah untuk datang ke Posyandu hari rabu minggu depan. Ny. Romlah

memang tidak pernah membawa anaknya ke Posyandu lagi sejak imunisasi dasar

anaknya sudah lengkap.

III. Analisis Masalah

1. Ny. Romlah, 35 tahun, baru saja pulang dari Puskesmas untuk membawa

anaknya Bagus yang berumur 2,5 tahun berobat batuk dan pilek. Dia kurang

puas atas mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut karena saat

mendaftar di loket, Ny.Romlah harus berdesakan untuk menyerahkan kartu

BPJS. Ny. Romlah bertambah kesal karena orang yang datang sesudah

kedatangannya dipanggil lebih dulu dibanding dirinya.

Page 8: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

a. Bagaimana standar mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas?

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008

TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan pelayanan

kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target Tahun

2010 – Tahun 2015:

a) Pelayanan Kesehatan Dasar :

1) Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015;

2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % pada Tahun 2015;

3) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan 90% pada Tahun 2015;

4) Cakupan pelayanan nifas 90% pada Tahun 2015;

5) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada Tahun 2010;

6) Cakupan kunjungan bayi 90%, pada Tahun 2010;

7) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada

Tahun 2010;

8) Cakupan pelayanan anak balita 90% pada Tahun 2010;

9) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan

keluarga miskin 100 % pada Tahun 2010;

10) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2010;

11) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % pada Tahun

2010;

12) Cakupan peserta KB aktif 70% pada Tahun 2010;

13) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun

2010;

14) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada Tahun

2015.

b) Pelayanan Kesehatan Rujukan

1) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada

Tahun 2015;

2) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100 % pada Tahun 2015.

Page 9: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

c) Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB

Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi < 24 jam 100% pada Tahun 2015.

d) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif

80% pada Tahun 2015.

RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN

MINIMAL

Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

1. Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah

Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan

remaja

Pelayanan kesehatan usia subur

Pelayanan kesehatan usia lanjut

Pelayanan imunisasi

Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat

Pelayanan pengobatan / perawatan

2. Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan rujukan dan

penunjang

Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi

dasar (kebidanan, bedah, penyakit dalam, anak)

Pelayanan kesehatan darurat

Pelayanan laboratorium kesehatan yang

mendukung upaya kesehatan perorangan dan

kesehatan masyarakat

Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan

3. Penyelenggaraan

pemberantasan penyakit

menular

Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi

dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa

(KLB)

Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio

Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB

paru

Pencegahan dan pemberantasan penyakit

malaria

Page 10: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta

Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA

Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-

AIDS

Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD

Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare

Pencegahan dan pemberantasan penyakit

fliariasis

4. Penyelenggaraan perbaikan

gizi masyarakat

Pemantauan pertumbuhan balita

Pemberian suplemen gizi

Pelayanan gizi

Penyuluhan gizi seimbang

Penyelenggaraan kewaspadaan gizi

5. Penyelenggaraan promosi

kesehatan

Penyuluhan prilaku sehat

Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam

upaya kesehatan

6. Penyelenggaraan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar

Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia,

biologi

Pengendalian vektor

Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum

7. Pencegahan dan

penanggulangan

penyalahgunaan narkotika,

psikotropika dan zat adiktif

lain

Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan

Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)

yang berbasis masyarakat

8. Penyelenggaraan pelayanan

kefarmasian dan pengamanan

sediaan farmasi, alat kesehatan

serta makanan dan minuman

Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan

untuk pelayanan kesehatan dasar

Penyediaan dan pemerataan pelayanan

kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan

Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan

b. Apa dampak dari mutu pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar?

-Masyarakat lebih memprioritaskan pengobatan alternatif

-Kesehatan masyarakat yang tidak memenuhi standar

Page 11: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

-Angka kematian yang meningkat

c. Apa tujuan dari BPJS?

Visi BPJS Kesehatan : 

CAKUPAN SEMESTA 2019

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan

kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

 

Misi BPJS Kesehatan : 

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong

partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN).

2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang

efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal

dengan fasilitas kesehatan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS

Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung

kesinambungan program.

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata

kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk

mencapai kinerja unggul.

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi,

kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi

BPJS Kesehatan.

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

d. Apa kelebihan dan kekurangan dari program BPJS di Puskesmas?

KELEBIHAN:

Setiap peserta BPJS Kesehatan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di

fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan

Page 12: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

hak dan ketentuan yang berlaku. Adapun biaya pengobatan yang ditanggung

adalah:

- Istri / suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/suami

(Daftar istri / suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji / slip gaji,

dan termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem).

- Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang

mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji,

termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem, belum berumur 21

tahun atau telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun namun masih mengikuti

pendidikan formal, belum menikah, belum berpenghasilan dan masih

menjadi tanggungan peserta.

- Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan

tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.

Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan

kondisi tertentu yang ditetapkan BPJS

Seluruh peserta BPJS akan mendapatkan manfaat berupa biaya kesehatan gratis

dan jaminan indikasi medis untuk semua jenis penyakit.

KEKURANGAN:

Proses registrasi yang rumit

Pelayanan yang kurang memuaskan

- Hak peserta Askes dan Jamsostek dikurangi

- Hak peserta Jamkesmas dan Jamkesda dikurangi

- Jampersal tidak berlaku lagi di BPJS

- Terkadang ruang perawatan tidak sesuai dengan jenis iuran BPJS

Sebagian masyarakat berpendapat BPJS sistemnya sangat lama dan semakin

buruk dari pelayanan yang dulu, saat masih berlakunya Askes

e. Apa hubungan program BPJS dengan standar mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas?

Kompetensi dokter sama dengan paket pelayanan BPJS

Page 13: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Dilapangan terjadi kerancuan kompetensi dokter puskesmas versus paket pelayanan

primer. Banyak rujukan dokter puskemas yang ditolak RS karena dianggap dapat diobati

di puskesmas. Alasannya, kalau rujukan diterima maka RS tidak dibayar oleh BPJS. Lagi-

lagi pasien yang menjadi korban sistem yang tidak jelas tanggung jawabnya. Ini

kerancuan yang harus diselesaikan antara BPJS, Puskesmas dan RS.

Rujuk balik pasien kepuskesmas oleh RS juga menimbulkan masalah bagi peserta dengan

penyakit kronis. Pasien harus antri kembali di puskesmas untuk dapat resep untuk diambil

di apotik jaringan yang stock obat habis melulu. Kalau begini yang bertanggung jawab

terhadap mutu layanan ke pasien siapa? Dokter puskemas atau dokter spesialis RS? Lagi-

lagi yang malang peserta JKN.

Mutu layanan Puskesmas

Dengan jumlah peserta yang tinggi, obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan

mutu sdm yang terbatas sulit mengharapkan pelayanan puskesmas sesuai panduan

kompetensi dokter klinik di puskesmas. Akhirnya, dokter puskesmas akan mengobati

pasien sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Jangan heran, setiap peserta

berobat mendapat obat dengan warna dan jumlah yang sama walau kemungkinan

penyakit beda.

Kunjungan pasien

Kunjungan pasien akan membludak, puskesmas kewalahan. Diperkirakan , prevalensi

kunjungan peserta 10-15%/ bulan. Artinya, setiap hari puskesmas dan klinik swasta akan

dikunjung sebanyak 12-18 juta/pasien/bulan! Dengan segala keterbatasan plus mutu dan

distribusi SDM terbatas; PKM akan menghasilkan pelayanan yang inferior. Tingkat

kepuasan akan rendah berefek angka rujukan ke RS akan tinggi. Nah, kalo begini jangan

sampai ada lagi pasien yang dibuang RS seperti yang dilakukan RSUD Bandarlampung.

Rasanya peran, Pemda dan Dinkes daerah jadi sangat potensial untuk suksesnya

pelayanan primer Jaminan Kesehatan Nasional.

f. Bagaimana standar mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas?

14 unsur pelayanan dalam Kepmenpan No.25/2004 Tentang IKM yang dijabarkan

ke dalam sub-sub indikator, sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan

- Tingkat kemudahan alur pelayanan yang diberikan

- Tingkat kesederhanaan alur pelayanan yang diberikan

Page 14: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

2. Persyaratan pelayanan

- Kemudahan persyaratan teknis dan administratif yang harus dipenuhi

- Kesederhanaan persyaratan teknis dan administratif yang harus dipenuhi

3. Kejelasan petugas pelayanan

- Kejelasan petugas yang memberikan pelayanan

- Kepastian petugas yang memberikan pelayanan

4. Kedisiplinan petugas

- Tingkat kehadiran petugas yang memberikan pelayanan

- Tingkat keberadaan petugas pada saat jam pelayanan

- Intensitas penundaan pekerjaan yang dilakukan oleh petugas

5. Tanggung jawab petugas

- Tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan

- Tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki

- Kejelasan informasi yang disampaikan

7. Kecepatan pelayanan

- Tingkat kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan

- Tingkat keadilan petugas dalam memberikan pelayanan

- Pemberian pelayanan terhadap semua pasien tanpa pilih-pilih

9. Kesopanan dan keramahan petugas

- Tingkat kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan

- Tingkat keramahan petugas dalam memberikan pelayanan

10. Kewajaran biaya pelayanan

- Tingkat kewajaran biaya yang dikeluarkan

11. Kepastian biaya pelayanan

- Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan

- Adanya rincian biaya yang jelas dan pasti

12. Kepastian jadwal pelayanan

- Tingkat kesesuaian jam pelayanan dengan jadwal

13. Kenyamanan lingkungan

- Tingkat kerapian pengaturan sarana dan prasarana

- Tingkat kebersihan ruangan

- Kenyamanan ruang tunggu

Page 15: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

14. Keamanan pelayanan

- Tingkat kelengkapan sarana prasarana kesehatan

- Kebersihan peralatan medis

2. Selain itu, ruang tunggu di Puskesmas juga terlihat kotor karena banyak

sampah yang dibuang pasien lain.

a. Apa dampak dari banyaknya sampah di lingkungan Puskesmas?

Pertama, pengaruh terhadap kesehatan, diantaranya pengelolaan sampah yang kurang

baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit (seperti

lalat, tikus.  serangga, jamur); penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus)

disebabkan banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat

penumpukan sampah, insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya

hidup dan berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang

kurang baik, penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang

menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan dan lain

sebagainya.

Kedua, pengaruh terhadap lingkungan, diantaranya pengelolaan sampah yang kurang baik

menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata misalnya

banyaknya tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu kesegaran udara lingkungan

masyarakat, pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan

aliran air akan terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal, dan proses pembusukan

sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau

busuk, adanya asam organik dalam air serta kemungkinan terjadinya banjir maka akan

cepat terjadinya pengerusakan fasilitas pelayanan masyarakat. Kemudian, pembakaran

sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran lebih luas; jika

musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan

mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.

Ketiga, pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Pengelolaan sampah

yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-budaya masyarakat setempat., keadaan

lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang untuk

datang berkunjung ke puskesmas, dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara

penduduk setempat dan pihak pengelola, angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari

kerja sehingga produktifitas masyarakat menurun.

Page 16: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

b. Bagaimana manajemen pengolahan sampah di lingkungan Puskesmas?

Berikut ini adalah berbagai pendekatan yang dilakukan dalam angka pemberdayaan

masyarakat untuk mengurangi sampahnya: 

1. Pengadaan percontohan (demplot) pengolahan sampah organik dan non organik.

2. Pembentukan kader lingkungan.

3. Pendampingan warga oleh lembaga/perusahaan yang bergerak dalam bidang

persampahan dan pemupukan.

4. Pengadaan prasarana kebersihan yang benar dan tepat.

5. Pemantauan dan evaluasi.

6. Diseminasi kegiatan (Aktif/pasif)

7. Salah satu masukan yang diperoleh dari pengalaman lapangan adalah perlu diterapkan

PERATURAN LOKAL yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar bertindak

‘TERTIB LINGKUNGAN’ dalam penanggulangan masalah sampah dan menciptakan

lingkungan hijau dan bersih, melalui sebuah perda yang ditindaklanjuti sebuah perdes.

3. Setelah menunggu hampir 2 jam akhirnya Ny. Romlah dipanggil. Namun,

petugas Puskesmas memanggil dirinya tanpa senyum dan anaknya diperiksa

tanpa diberi penjelasan sama sekali. Ny. Romlah juga menunggu lama sampai

mendapatkan obat untuk anaknya.

a. Bagaimana lima dimensi mutu pelayanan kesehatan secara umum?

5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan oleh Parasuraman et al. (1990)

adalah :

1) Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,

karyawan dan alat-alat komunikasi.

2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah

dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).

Page 17: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan

(konsumen) dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.

4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para

karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas

dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual

kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan

memahami kebutuhan pelanggan.

b. Apa fungsi dari administrasi kesehatan di Puskesmas?

Fungsi-fungsi administrasi, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan.

Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas

untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana

akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan

yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.

Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat

I yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan

identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta

fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi

mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk

menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan

rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana

pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan

dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.

Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri

oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi

puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun

pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan

yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan

Page 18: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai

ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.

Pengorganisasian

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan

menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi

kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi

tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh

terhadap kualitas program yang ditangani.

Struktur organisasi puskesmas :

- Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas.

- Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha.

- Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Pelaksanaan

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan

yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi

manajemen ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan

dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah

disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia

dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan

komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh

seorang manajer.

Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk

menciptakan iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah

dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya

bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap

lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang

lain secara harmonis.

Tujuan fungsi pelaksanaan:

- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

Page 19: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

- Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.

- Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini.

- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi kerja staf.

- Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

Pengawasan

Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan

fungsi terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya.

Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu

dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan.

Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya

dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi

pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber

daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai

tujuan program dapat lebih terjamin.

Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:

Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai.

Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor

penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi

penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor

penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk

mengatasinya.

c. Bagaimana administrasi kesehatan di Puskesmas ini?

Secara sederhana ada tiga persyaratan pokok yang harus dimiliki untuk disebut pelayanan kesehatan yang baik, yaitu :

1. Sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan. Suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan.

Page 20: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

2. Dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan. Pengertian terjangkau disini adalah tidak hanya dari sudut jarak atau lokasi tetapi juga dari sudut pembiayaan.

3. Sesuai dengan prinsip ilmu dan tekhnologi kedokteran.Dengan kata lain suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya (Sari, 2004).

Agar masyarakat menghargai pelayanan puskesmas, maka puskesmas perlu memelihara citra yang baik sebagai berikut :

1. Kebersihan gedung serta jamban puskesmas. 2. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas puskesmas. 3. Pemberian pelayanan dengan mutu yang sebaik-baiknya. 4. Kerjasama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektor lain. 5. Selalu menepati janji pelayanan yang telah disepakati bersama (Sari,

2004).

Pada puskesmas ini administrasi kesehatannya buruk.

d. Bagaimana sasaran administrasi kesehatan untuk Puskesmas ini?

Sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan.

Untuk administrasi kesehatan sasaran yang dimaksud disini dibedakan atas empat

macam yakini: perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. dan dapat

bersifat sasaran langsung (direct target group) ataupun bersifat sasaran tidak

langsung (indirect target group).

4. Dalam perjalanan pulang, Ny. Romlah bertemu kader PKK kelurahan Sri Gading.

Kader tersebut menegur Ny. Romlah dengan ramah, sambil mengingatkan Ny.Romlah

untuk datang ke Posyandu hari rabu minggu depan. Ny. Romlah memang tidak pernah

membawa anaknya ke Posyandu lagi sejak imunisasi dasar anaknya sudah lengkap.

a. Apa saja tugas dari kader PKK?

Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan

semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang

menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain:

a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:

- Melaksanan pendaftaran.

- Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.

- Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.

Page 21: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

- Memberikan penyuluhan.

- Memberi dan membantu pelayanan.

- Merujuk.

b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:

1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan

penanggulan diare.

2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.

3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai

dengan permasalahan yang ada:

- Pemberantasan penyakit menular.

- Penyehatan rumah.

- Pembersihan sarang nyamuk.

- Pembuangan sampah.

- Penyediaan sarana air bersih.

- Menyediakan sarana jamban keluarga.

- Pembuatan sarana pembuangan air limbah.

- Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.

- P3K

- Dana sehat.

- Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:

- Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan

survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd,

menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,

menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama

masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.

- Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka

(kunjungan), alat peraga dan percontohan.

- Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng

ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan

apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.

- Memberikan pelayanan yaitu :

Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan

Mengawasi pendatang didesanya dan melapor

Page 22: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Memberikan pertolongan pemantauan penyakit

Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

Membagi obat

- Melakukan pencatatan, yaitu:

KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb

Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan

balita yang diimunisasikan

Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang

dan yang naik timbangan

Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan

dan dirujuk

KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya.

- Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-

kesehatan dan upanya kesehatan lainnya.

- Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-

20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan

dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan.

- Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga

binaan.

- Melakukan pertemuan kelompok.

Persyaratan menjadi kader:

- Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia

- Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader

- Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan.

- Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya

- Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader

lainnya dan berwibawa

- Sanggup membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan keadaan

kesehatan lingkungan

- Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunayai keterampilan

b. Apa manfaat dari Posyandu bagi masyarakat?

Page 23: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI,

2006):

a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka

kelahiran

b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas

c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS)

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan

e. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1

tahun), anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS

(pasangan usia subur).

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat

Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2. Bagi Kader

Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu

tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

3. Bagi Puskesmas

Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

4. Bagi Sektor Lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan

AKB sesuai kondisi setempat

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu

sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor.

c. Apa saja tingkatan Posyandu? Jelaskan!

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara

umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :

1. Posyandu Pratama (warna merah)

Page 24: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak

terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader

yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi

yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi

masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan

tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader

dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Purnama ( warna hijau)

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima)

orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu

menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

4. Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5

(lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya

lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu

Page 25: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana

sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai

berikut :

LEARNING ISSUE1. Puskesmas dan program pokok puskesmas2. Posyandu3. Asuransi kesehatan4. Mutu pelayanan kesehatan

1)PUSKESMAS DAN PROGRAM POKOK PUSKESMAS

-TUJUAN, VISI DAN MISI PUSKESMAS

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:1)      Lingkungan sehat2)      Perilaku sehat3)      Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta

Page 26: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

4)       Derajat kesehatan penduduk kecamatanMisi tersebut adalah:

1)      Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan

di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.2)      Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.3)      Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.4)      Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

-KONSEP PUSKESMAS

Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.1)     Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.2)      Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.3)      Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.4)      Wilayah Kerja

Page 27: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.

-FUNGSI PUSKESMAS

1)     Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2)     Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.3)     Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:1.              Pelayan kesehatan perorangan

          Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi  dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

2.              Pelayanan kesehatan masyarakat          Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.                      Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

-PROGRAM POKOK PELAYANAN PUSKESMAS

Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan didalam gedung atau diluar gedung, menurut jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas, perawatan atau non perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material. Berikut ringkasan 9 (sembilan)

Page 28: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

program pokok sebagai contoh perbandingan pelayanan menurut paparan pengalaman pribadi selama bertugas mengabdi keliling puskesmas.1. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS), Penyuluhan Penyakit Menular3. Program Pengobatan :

Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :

ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan,  Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)5. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB6. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :

Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi7. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)8. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas :

Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)9. Program Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Paparan program pokok puskesmas dijelaskan ringkas sesuai keterkaitan antar program yang memerlukan keterpaduan pelayanan. Pada kesempatan berikutnya akan dipaparkan bagaimana penjelasan masing-masing program pokok puskesmas.

2)POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

A. PENGERTIAN 

1. Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program kb dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

Page 29: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

2. Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

3. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana

TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil, melahirkan

dan nifas)2. Membudayakan NKKBS.3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

PENGELOLA POSYANDU.1. Penanggungjawab umum : kades/lurah2. Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat3. Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK4. Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa5. Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu petugas KB-KES (Puskesmas).

KEGIATAN / PROGRAM POKOK POSYANDU :1. KIA2. KB3. lmunisasi.4. Gizi.5. Penggulangan diare.

PEMBENTUKAN POSYANDU.

Langkah – langkah pembentukan:1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.2. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader Posyandu di bawah bimbingan teknis

unsur kesehatan dan KB .3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan

prasarana posyandu, biaya posyandu4. Pemilihan kader posyandu.5. Pelatihan kader posyandu.6. Pembinaan.

F. KRITERIA PEMBENTUKAN LOKASI POSYANDU. Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani 100 balita.

Page 30: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

KRITERIA KADER POSYANDU :1. Dapat membaca dan menulis.2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.4. Mempunyai waktu yang cukup.5. Bertempat tinggal di wilayah posyandu.6. Berpenampilan ramah dan simpatik.7. Diterima masyarakat setempat.

PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

1. meja 1 : pendaftaran.2. meja 2 : penimbangan3. meja 3 : pengisian kms4. meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.5. meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan

Pelayanan di meja 5 berupa:1. Imunisasi2. Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan

agustus.3. Pembagian pil atau kondom4. Pengobatan ringan.5. Konsultasi KB-kesehatan Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5

merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).

SASARAN POSYANDU :1. Bayi/balita.2. Ibu hamil/ibu menyusui.3. WUS dan PUS.

PELAYANAN DI POSYANDU1. Kesehatan ibu dan anak :1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil),2. Pemberian

vitamin a dosis tinggi ( bulan vitamin a pada bulan februarii dan agustus), 3. PMT, 4. Imunisasi.,5. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu kms setiap bulan.

2. Keluarga berencana, pembagian pil KB dan kondom.3. Pemberian oralit dan pengobatan.4. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4 dengan materi dasar dari kms baita dan ibu hamil. keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : semua balita diwilayah kerja posyandu. K : semua balita yang memiliki KMS. D : balita yang ditimbang.

Page 31: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

N : balita yang naik berat badannya.

KEBERHASILAN POSYANDU BERDASARKAN :1. Baik/kurangnya peran serta masyarakat: indikatornya D/S2. Berhasil tidaknya program posyandu: indikatornya N/D

DANA• Dana pelaksanaan posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan dana sehat.

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP) Sistem informasi posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi

yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola posyandu. oleh sebab itu sistem informasi posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan posyandu secara keseluruhan. konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.

MEKANISME OPERASIONAL SIP Pemerintah desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi

posyandu. Pengumpul data dan informasi adalah tim penggerak pkk dengan menggunakan

instrumen :1. catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok dasa wisma

(kader PKK) .2. register bayi dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.3. register anak balita dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.4. register wus- pus alam wilayah ketiga posyandu bulan januari s/d desember.5. register ibu hamil dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.6. data pengunjung petugas posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu

hamil melahirkan dan nifas.7. data hasil kegiatan posyandu. catatan : Instrumen/format SIP diatas oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis

dari petugas kesehatan/PLKB

Tim Penggerak PKK desa/kelurahan bertanggungjawab dalam hal :1. Menghimpun data dan informasi dari seluruh posyandu yang ada dalam wilayah

desa/kelurahan.2. Menyimpulkan seluruh data dan informasi.3. Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan

(rakorbang).4. Puskesmas, PPLKB, kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan

kemudian menjadi bahan rakor posyandu di tingkat kecamatan.5. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. masalah-

masalah yang dapat diatasi oleh pemerintah tingkat kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat kabupaten/kotamadya sebagai bahan rakorbang tingkat ll.

Page 32: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

STRATA POSYANDU Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :

1. Posyandu pratama :1. Belum mantap.2. Kegiatan belum rutin.3. Kader terbatas.

2. Posyandu madya :1. Kegiatan lebih teratur2. Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu purnama :1. Kegiatan sudah teratur.2. Cakupan program/kegiatannya baik.3. Jumlah kader 5 orang4. Mempunyai program tambahan

4. Posyandu mandiri :1. Kegiatan secara terahir dan mantap2. Cakupan program/kegiatan baik.3. Memiliki dana sehat dan jpkm yang mantap. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang

antar strata posyandu adalah :1. Jumlah buka posyandu pertahun.2. Jumlah kader yang bertugas.3. Cakupan kegiatan.4. Program tambahan.5. Dana sehat/JPKM Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung kepada

kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader pkk, lpm sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung posyandu.

3)ASURANSI KESEHATAN (HEALTH INSURANCE)

Asuransi kesehatan

1. Adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi. (Breider dan Breadles,1972).

2. Adalah suatu perjanjian dimana sipenanggung dengan menerima suatu premi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidak pastian dan yang akan mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab undang-undang hukum dagang, 1987)

Bentuk pokok

Page 33: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Bentuk klasik asuransi kesehatan terdiri dari tiga pihak, yang saling berhubungan dan mempengaruhi :

1. Tertanggung/pesertaIalah mereka yang terdaftar sebagai peserta (client) , membayar sejumlah iuran (premi) dengan mekanisme tertentu, dan karena itu ditanggung biaya kesehatannya.

2. Penanggung/badan asuransiIalah badan asuransi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola iuran serta membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan peserta.

3. Penyedia pelayananIalah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbalan jasa dari badan asuransi.

Manfaat asuransi kesehatan.

1. Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunaiKarena asuransi yang menjamin biaya kesehatan dan peserta tidak perlu lagi meyediakan dana setiap akan berobat.

2. Biaya kesehatan dapat diawasi Dengan adanya pengawasan ini akan menghindari penggunaan biaya yang berlebihan yang tidak ada hubungan dengan kebutuhan pengobatan.

3. Mutu pelayanan dapat diawasiDapat dihindari pelayanan yang bermutu rendah, dan pelayanan akan sesuai dengan standar

4. Tersedianya data kesehatan.Data ini dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan perencanaan dan penilaian program kesehatan lainnya.

4)MUTU PELAYANAN PUSKESMAS            Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya

Peserta

Badan asuransi Penyedia

Page 34: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.  Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: Puskesmas Tingkat Provinsi, Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.

Puskesmas Keliling (Puskel) adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan terdekat. Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian yang sistematik dan terpadu yang meliputi unsure-unsur perencanaan (P1), penggerakkan pelaksanaan (P2), Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan Puskesmas.

Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan sesuai profesi keahlian masing-masing. Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit. Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang. Administrasi adalah suatu kegiatan pelayanan ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan pengamatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk menentukan hasil program pelayanan kesehatan dan penetapan kebijakan program selanjutnya. Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian target pelayanan.

Pelayanan Kesehatan di taraf Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh masyarakat. hal-hal yang sering dikeluhkan adalah:

1. Petugas tidak ramah

Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. administrasi yang lama, petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan masyarakat. yang menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih nyaman.

2. Obat yang ala kadarnya

Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan tablet yang sama dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi, masyarakat harus membeli di apotek.

3. Dokter tidak ada

Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan ada yang sampai spesialis. namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah yang jauh dari

Page 35: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau pada hari hari tertentu. padahal sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau dokternya tidak tentu.

Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika memiliki dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.

Apa yang perlu diperbaiki dari puskesmas?

1. Paradigma Masyarakat

Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih banyak tugas untuk melakukan preventif (pencegahan)  daripadakuratif (pengobatan). ini lah yang harus segera dibenahi. lakukan upaya upaya promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau menggunakan puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan.  ’petugas puskesmaslah yang harusnya menjemput bola’

2. SDM tenaga puskesmas di tingkatkan

Yang harus diperbaiki adalah bagaimana melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat karena para tenaga kesehatan yang berada di puskesmas adalah abdi negara yang tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat juga.  paling tidak petugas harus belajar ramah, on time, dan belajar senyum.

3. Penyediaan obat dan Dokter

Meskipun sebagian besar tugas puskesmas adalah pencegahan, namun sebagian besar masyarakat masih menggunakan puskesmas sebagai tempat berobat. bukan hanya karena biayanya yang murah, namun juga karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan pratama yang langsung menjangkau masyarakat.

oleh karena itu, keberadaan dokter dan obat yang BERMUTU sangat penting di puskesmas.

4. Petugas puskesmas harus terjun ke masyarakat

Petugas puskesmas harus terjun, mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor puskesmasnya saja. ada baiknya jika petugas yang menjemput bola.

2.2.  KONSEP PUSKESMAS

Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.1)     Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.2)      Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Page 36: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

3)      Pertanggungjawaban PenyelenggaraanPenanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di

wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.4)      Wilayah Kerja

Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.2.3.  FUNGSI PUSKESMAS

1)     Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2)     Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.3)     Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:1.              Pelayan kesehatan perorangan

          Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi  dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

2.              Pelayanan kesehatan masyarakat          Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.                      Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Page 37: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

KERANGKA KONSEP

Page 38: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

Kesimpulan

Ny. Romlah merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang tidak sesuai

dengan standar mutu pelayanan kesehatan.

Page 39: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes. 2008. Petunjuk Tehnis Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan Jaringannya. Jakarta : Dirjen Binkesmas.

2. Wijono, D. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol.1. Surabaya : Air Langga University Press

3. Gunawan L. A. dan Hari Sutejo. Pembangunan kesehatan masyarakat desa,jakrta, IAKAMI tahun 1980.

4. INdonesia Depkes. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jkarta,1987.

5. Indonesia Depkes. Pedoman Microplanning, Dit.Jen.Binkesmas, Jakarata, 1986.

6. Rencana POkok Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan,Jakarta, 1985.

7. Rencana Pelita Bidang Kesehatan 1989/1990-1993/1994, Jakarta.

Page 40: Laporan Skenario b Kel.1 Blok 25

8. Kanwil Depkes Propinsi Sumatera Selatan. Data Kesehatan Sumatera Selatan,Palembang 1989.