laporan skenario a blok 5

44
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 5 KELOMPOK 1 ERISKOP SIANTURI (0411281419097) FIDYAH PRATIWI (0411281419103) IDA AYU MADE DEWI M (0411181419021) ILSYA PERTIWI (0411181419013) IRINNE KARINA PUTRI (0411181419055) RIRIN PUSPITA (0411181419023) SY. MARYAM HANINA (0411181419057) TRIANTAMI WIJAYENTI (0411181419019) TRI INDAH MOULINA (0411181419015) USAMAH HAIDIR (0411281419101) VIENNA DWINDA PUTRI (0411281419099) TUTOR : dr. Irwan i

Upload: triantami-wijayenti-h-sarbi

Post on 15-Apr-2016

261 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan skenario a blok 5

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skenario a Blok 5

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 5

KELOMPOK 1

ERISKOP SIANTURI (0411281419097)

FIDYAH PRATIWI (0411281419103)

IDA AYU MADE DEWI M (0411181419021)

ILSYA PERTIWI (0411181419013)

IRINNE KARINA PUTRI (0411181419055)

RIRIN PUSPITA (0411181419023)

SY. MARYAM HANINA (0411181419057)

TRIANTAMI WIJAYENTI (0411181419019)

TRI INDAH MOULINA (0411181419015)

USAMAH HAIDIR (0411281419101)

VIENNA DWINDA PUTRI (0411281419099)

TUTOR : dr. Irwan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2013/2014

i

Page 2: Laporan Skenario a Blok 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

laporan tutorial skenario skill lab ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan

tutorial ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam sistem pembelajaran KBK di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Dalam pembuatan laporan tutorial ini, kami mengucapkan terima kasih

kepada dr. Irwan selaku tutor kami yang telah mengarahkan kami dan

membimbing kami. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu pembuatan laporan tutorial ini.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun

dari pembaca. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

ii

Page 3: Laporan Skenario a Blok 5

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

SKENARIO ................................................................................................... 1

I. KLARIFIKASI ISTILAH....................................................................... 1

II. IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................. 2

III. ANALISIS MASALAH........................................................................... 3

IV. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN......................................

V. SINTESIS.................................................................................................

5.1 OSTEOGENESIS.................... ..............................................................

5.2 FRAKTURA..............................................................................................

5.3 ANATOMI MUSKULOSKELETAL OS FEMUR................................

5.4 HISTOLOGI JARINGAN TULANG......................................................

5.5 REMODELLING OSSA...........................................................................

VI. KERANGKA KONSEP ........................................................................

VII.KESIMPULAN........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii

Page 4: Laporan Skenario a Blok 5

SKENARIO A BLOK 5 TAHUN 2014

Seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun berat badan 55 kg tinggi 150 cm,

menopause dan menderita hipertiroid. Mengalami patah tulang paha kanan 8

bulan yang lalu, langsung berobat ke dukun patah. Bagian yang patah lalu

dipasang bidai belahan bambu, dan disuruh latihan jalan supaya cepat sembuh.

Saat ini, ibu tersebut datang ke dokter keluarga dengan keluhan masih sakit

terutama bila digerakan, masih bengkak, bentuk kaki kanan berbeda dengan kaki

kiri.

Pada pemeriksaan fisik: deformitas pada regio femoris dextra. Hasil pemeriksaan

rontgen tampak os femur dextra mengalami fraktur pada sepertiga distal, anatomi

tidak sama dengan kiri, garis patah masih jelas, kallus sangat sedikit.

Pemeriksaan laboratorium, peningkatan kalium phosphatase tidak significant.

Dokter menyatakan bahwa ibutersebut mengalami delayed union pada fraktur

femoris dextra. Selanjutnya pasien dirujuk ke dokter bedah tulang.

I. Klarifikasi Istilah

No. Istilah Arti

1 Hipertiroid Aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan ditandai

dengan peningkatan kadar hormon tiroksin.

2 Menopause Berhentinya siklus menstruasi.

3 Bidai belahan bambu Alat yang digunakan untuk mempertahankan

kedudukan tempurung fiksasi tulang yang patah.

4 Deformitas Kelainan bentuk.

5 Kallus Jaringan tulang baru yang terdapat pada kedua

ujung patahan tulang.

6 Fraktura sepertiga

distal

Suatu patahan yang mengenai sepertiga bagian

bawah tulang paha.

7 Delayed union Proses penyembuhan yang berjalan terus dengan

1

Page 5: Laporan Skenario a Blok 5

kecepatan lambat dari keadaan normal.

II. Identifikasi Masalah

No

.

Masalah Keterangan (Konsen)

1 Seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun

berat badan 55 kg tinggi 150 cm, menopause

dan menderita hipertiroid. Mengalami patah

tulang paha kanan 8 bulan yang lalu, langsung

berobat ke dukun patah. Bagian yang patah lalu

dipasang bidai belahan bambu, dan disuruh

latihan jalan supaya cepat sembuh.

*

2 Saat ini, ibu tersebut datang ke dokter keluarga

dengan keluhan masih sakit terutama bila

digerakan, masih bengkak, bentuk kaki kanan

berbeda dengan kaki kiri.

***

3 Pada pemeriksaan fisik: deformitas pada regio

femoris dextra. Hasil pemeriksaan rontgen

tampak os femur dextra mengalami fraktur

pada sepertiga distal, anatomi tidak sama

dengan kiri, garis patah masih jelas, kallus

sangat sedikit.

**

4 Pemeriksaan laboratorium, peningkatan kalium

phosphatase tidak significant.

**

5 Dokter menyatakan bahwa ibutersebut

mengalami delayed union pada fraktur femoris

**

1

Page 6: Laporan Skenario a Blok 5

dextra. Selanjutnya pasien dirujuk ke dokter

bedah tulang.

2.1. Keterkaitan Masalah

III. Analisis Masalah

3.1. Seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun berat badan 55 kg

tinggi 150 cm, menopause dan menderita hipertiroid.

Mengalami patah tulang paha kanan 8 bulan yang lalu,

langsung berobat ke dukun patah. Bagian yang patah lalu

dipasang bidai belahan bambu, dan disuruh latihan jalan

supaya cepat sembuh.

1

Page 7: Laporan Skenario a Blok 5

3.1.1. Bagaimana cara menghitung BMI serta interpretasinya?

BMI= Berat (dalam kg) / tinggi badan kuadrat (dalam meter)

Index Massa Tubuh si Ibu

BMI = BB/[TB(m)]2 = 55/(1,5)2 = 24,44

Ideal (19-22)

bu tergolong overweight (23-25)

Kaitan: Os femur sbg penopang tubuh dan keseimbangan, sehingga

os femur menahan beban tubuh.

1

Page 8: Laporan Skenario a Blok 5

3.1.2. Apa hubungan menopause, hipertiroid, status gizi dengan patah

tulang?

Menopause terjadi ketika ovarium tidak melepaskan telur

setiap bulan dan menstruasi berhenti. Ovarium merupakan sumber

utama dari hormon-hormon kewanitaan, salah satunya estrogen.

Estrogen berfungsi dalam metabolisme tulang, seperti mengontrol

kepadatan mineral tulang .

Hipertiroid adalah kelebihan kadar hormon tiroid akan

menyebabkan penurunan kepadatan tulang.

3.1.3. Apa fungsi bidai dalam penyembuhan patah tulang?

Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada

cedera/ trauma sistem muskuloskeletal untuk mengistirahatkan

(immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera. Fungsi

lain dari bidai adalah untuk mencegah gerakan bagian yang lain

yang stabil sehingga mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan

lebih lanjut.

Namun, pengggunaan bidai ini bila tidak langsung

ditindaklanjuti di rumah sakit dapat menyebabkan beberapa

komplikasi, yaitu tertekannya jaringan pembuluh darah/saraf (bila

bidai terlalu ketat), masih adanya gerkan pada tulang yang patah

(bila bidai terlalu longgar) serta terhambarnya aliran darah yang

bisa menyebabkan iskemi jaringan dan nekrosis.

3.2. Saat ini, ibu tersebut datang ke dokter keluarga dengan

keluhan masih sakit terutama bila digerakan, masih bengkak,

bentuk kaki kanan berbeda dengan kaki kiri.

3.2.1. Apa penyebab kaki yang masih bengkak dan bentuk kaki yang

berbeda antara kanan dan kiri?

1

Page 9: Laporan Skenario a Blok 5

Penyebab pembengkakan saat patah tulang terjadi akibat

adanya reaksi tubuh terhadap fraktura. Di daerah terjadinya

fraktura terdapat perdarahan dan kerusakan jaringan tubuh.

Sehingga terjadi reaksi pertahanan tubuh karena kepingan-kepingan

di daerah tesebut dianggap benda asing atau adanya infeksi

sekunder oleh kuman-kuman.

Penyebab bentuk kaki berbeda antara kanan dan kiri dibagi

menjadi dua macam:

1. Penyebab ekstrinsik

Gangguan langsung: trauma yang merupakan penyebab

utama terjadinya fraktura, misalnya tertabrak, jatuh dari

ketinggian.

Gangguan tidak langsung: bending, perputaran, kompresi.

2. Penyebab intrinsik

Kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsiona fraktur.

Fraktur patologis: penyakit sistemik, seperti osteoporosis,

hyperparatyroidism, osteomalacia.

Tekanan berulang yang dapat menyebabkan fraktura.

Dalam kasus ini, os femoris dextra mengalami deformitas

yaitu perubahan bentuk anatomi yang dapat berupa tonjolan,

angulasi, rotasi dan pemendekan yang menyebabkan bentuk tulang

menjadi tidak sama antara kiri dan kanan. Deformitas sendiri

diakibatkan karena proses penyembuhan tidak sempurna dimana

garis patah masih terlihat jelas yang berarti belum tersambungnya 2

bagian tulang yang patah tersebut.

3.3. Pada pemeriksaan fisik: deformitas pada regio femoris dextra.

Hasil pemeriksaan rontgen tampak os femur dextra mengalami

1

Page 10: Laporan Skenario a Blok 5

fraktur pada sepertiga distal, anatomi tidak sama dengan kiri,

garis patah masih jelas, kallus sangat sedikit.

3.3.1. Bagaimana struktur anatomi os femur?

Dalam kasus ini, os femur dextra mengalami fraktur pada

sepertiga distal yaitu terletak di epicondylus. Di daerah tersebut

terdapat arteri femoralis dan di persarafi oleh nervus ischiadicus.

3.3.2. Apa makna deformitas pada regio femoris dextra?

Perubahan bentuk anatomi dapat berupa tonjolan yang

abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan pada regio femotis dextra.

3.3.3. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan rontgen?

Pemeriksaan rontgen menunjukkan fraktur femur sepertiga

distal adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas tulang femur

pada bagian ujung, anatomi tulang femur dextra tidak sama dengan

sinistra yang mengakibatkan deformitas, garis patah masih jalas,

1

Page 11: Laporan Skenario a Blok 5

kallus sangat sedikit menunjukkan jaringan tulang baru yang

terdapat pada kedua ujung patahan tulang masih sangat sedikit.

3.4. Pemeriksaan laboratorium, peningkatan kalium phosphatase

tidak significant.

3.4.1. Apa hubungan fraktur dengan peningkatan enzim kalium

phosphatase?

Enzim kalium phophatase ini juga bisa disebut bisa enzim

alkaline phosphatase. Alkaline phospatase merupakan salah satu

biomarker dari pembentukan tulang. Sehingga jika seseorang

mengalami fraktur maka kadar enzim ini akan meningkat.

Peranan enzim alkaline phosphatase (AP) dalam proses

mineraliasi adalah bahwa enzim ini mempersiapkan suasana alkalis

(basa) pada jaringan osteoid yang terbentuk supaya kalsium dapat

dengan mudah terdeposit pada jaringan tersebut. Selain itu di dalam

tulang, enzim ini meningkatkan konsentrasi fosfat, sehingga

terbentuklah ikatan kalsium-fosfat dalam bentuk kristal

hidroksiapatit dan kristal tersebut pada akhirnya akan mengendap

di dalam tulang.

Pada orang dewasa sehat, enzim ini dianggap 50% berasal

dari hati dan sisanya berasal dari tulang. Enzim Alkaline

Phosphatase pada tulang disintesis dalam osteoblas dan

mencerminkan aktivitas osteoblas selama pembentukan tulang.

3.5. Dokter menyatakan bahwa ibutersebut mengalami delayed

union pada fraktur femoris dextra. Selanjutnya pasien dirujuk

ke dokter bedah tulang.

1

Page 12: Laporan Skenario a Blok 5

3.5.1. Apa yang dimaksud delayed union pada fraktur?

Yang dimaksud dengan delayed union pada fraktur adalah

proses penyambungan tulang yang memakan waktu lebih lama

dibandingkan standar normal waktu penyembuhan fraktur tulang.

Standar normal waktu penyembuhan tulang akan berbeda

untuk setiap tulang, contohnya untuk fraktur pada os. Femur

bagian distal normalnya membutuhkan waktu ±12 minggu

3.5.2. Bagaimana mekanisme perbaikan tulang yang patah?

1. Fase Reaktif

Fase hematom dan inflamasi

Pembentukan jaringan granulasi

2. Fase Reparatif

Fase pembentukan callus

Pembentukan tulang lamellar

3. Fase Remodelling

Remodelling ke bentuk tulang semula

IV. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN

No

.

Learning Issues What I Know What I

don’t

Know

What I have

to prove

How I

will

learn

1 Osteogenesis Definisi,

jenis-jenis

pembentukan

tulang,

- Hubungan

osteogenesis

dengan kasus

Buku,

Jurnal,

dan

1

Page 13: Laporan Skenario a Blok 5

perbaikan

patah tulang

Internet

2 Fraktura Definisi,

jenis-jenis,

penyembuhan

patah tulang

- Pengaruh

enzim kalium

phosphatase

dengan

fraktur;

hubungan

hipertiroid,

menopause,

dan status

gizi.

3 Anatomi

muskuloskeletal

os femur

Struktur - -

4 Histologi tulang Struktur,

fungsi tulang,

osifikasi

- Komponen

penyusun

5 Remodelling

ossa

Siklus

remodelling

tulang, tahap

penyembuhan

tulang

- Hubungan

remodelling

ossa dengan

kasus

V. Sintesis

V.1 Osteogenesis

A. Defenisi

Osteogenesis adalah ilmu yang mempelagari khusus

tentang peristiwa (proses) terjadinya dan terbentuknya tulang.

B. Jenis-jenis Osteogenesis

1

Page 14: Laporan Skenario a Blok 5

Jenis osteogenesis dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Osteogenesis Desmalis.

Memiliki nama lain osteogenesis intramembranosa

karena terjadi didalam membrane jaringan. Tulang hasil

osteogenesis desmalis disebut tulang desmal. Proses yang

terjadi pada osteogenesis desmalis adalah Osteoblast yang

tumbuh menjadi osteosit akan mempengaruhi zat-zat

disekitarnya (matriks) yang mula-mula cair akan menjadi

kental, kemudian membentuk osteoid. Osteoid akan

mengeras karena proses pengapuran , sehingga akan

mengurung osteosit. Disinilah mulai terbentuk pulau tulang

pertama, dan tempat proses ini disebut titik penulangan

(punctum ossification). Contoh tulang yang

pembentukannya melalui proses ini pada umumnya terjadi

pada tulang pipih misalnya tulang tengkorak, khususnya os

frontalis, dan os parietalis serta os patella. Tempat

perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan

primer.

Ciri-ciri osteogenesis desmalis:

1. Terjadi didalam membran jaringan.

2. Bagian tulang yang mengalami pusat penulangan

primer disebut diaphysis.

3. Substansi interselulernya terdiri dari serabut kolagen.

4. Tanda-tanda pertama yang terlihat yaitu matriks yang

terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang

berdekatan.

2. Osteogenesis Enchondralis

1

Page 15: Laporan Skenario a Blok 5

Secara artificial, pembentukan ini berarti prosesnya

diawali dengan pembentukan tulang rawan sehingga proses

lebih kompleks. Dalam proses pertumbuhannya,

penambahan ukuran terjadi secara radial. Pertumbuhan

sampai menjadi tulang berlangsung melalui tahap berikut :

1. Sel-sel mesencym menjadi sel calon tulang rawan

(chondroblast) kemudian melanjut menjadi sel.

2. Tulang rawan (chondrocyte).

3. Terjadi perbanyakan dan pembesaran chondrocyte.

4. Pengapuran matriks tulang rawan.

5. Proses pembentukannya secara tidak langsung

sekurang-kurangnya memiliki tiga punctum ossifikasi.

Jadi pusat penulangan primer yang terjadi didalam

diaphysis akan disusul pusat penulangan sekunder didalang

kerangka kartilago. Ciri-ciri Osteogenesis Enchondralis

adalah:

1. Bagian tulang yang mengalami pusat penulangan

sekunder disebut epipisis.

2. Terjadi pembesaran kondrosit di tengah diapisis.

3. Selalu dimulai dengan pembentukan kartilago.

4. Umumnya proses ini mengalami pembentukan tidak

langsung dan memiliki minimal 3 titik penulangan.

5. Proses pertumbuhannya terjadi secara radial.

C. Perbaikan Patah Tulang

Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan

menyebabkan perdarahan yang biasanya akan diikuti oleh

pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks

dan sel – sel tulang di dekatgaris patah. Awal dari proses

1

Page 16: Laporan Skenario a Blok 5

perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan

darah, sisa – sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan

endosteum disekitar tulang yang patah menanggapi dengan

meningkatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah

jaringan seluler disekitar garis patah dan di antara ujung-ujung

tulang yang terpisah.

Pembentukan tulang baru berlangsung melalui

penulangan enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk

penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago

hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai

hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi

oleh jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang

baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentuk kalus

tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel – sel

osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi

osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan desmal.

Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam

jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara

dalam perbaikan patah tulang. Tekanan pada tulang selama

proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke

bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap

melalui resorpsi.

V.2 Fraktura

A. Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Menurut Linda Juall C.

dalam buku Nursing Care Plans and Documentations

menyebutkan Fraktur sebagai rusaknya kontinuitas tulang

disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang

dapat diserap oleh tulang.

1

Page 17: Laporan Skenario a Blok 5

B. Etiologi

a. Kekerasan langsung

Menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasa.

Fraktur seperti ini sering bersifat fraktur terbuka dengan

garis patah melintang atau miring.

b. Kekerasan tidak langsung

Menyebabkan patah tulang di tempat jauh dari tempat

terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian

yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

c. Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.

Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, dan

penekanan serta kombinasi dari ketiganya dan penarikan

C. Patofisiologi

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai

kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan

eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh

tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang

mengakibatkan rusak atau terputusnya kontinuitas tulang.

Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta

saraf dalam korteks, bone marrow dan jarinngan lunak yang

membungkus tulang ikut rusak. Perdarahan terjadi karena

kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga

medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian

tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini

menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan

vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, serta infiltrasi sel

darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses

penyembuhan tulang.

1

Page 18: Laporan Skenario a Blok 5

V.3 Anatomi Muskuloskeletal Os Femur

Merupakan tulang yang paling panjang dan paling kuat

dalam tubuh manusia. Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari

panjang tubuh. Pada posisi berdiri, femur meneruskan gaya berat

badan dan pelvis menuju ke os tibia. Terdiri dari corpus, ujung

proximal dan ujung distal. Pada ujung proximal terdapat caput ossis

femoris, collum ossis femoris, trochanter major dan trochanter

minor. Pada ujung distal terdapat condylus medialis dan condylus

lateralis. Pada posisi Anatomi kedua ujung condylus medialis dan

condylus lateralis terletak pada bidang horizontal yang sama. Caput

ossis femoris berbentuk 2/3 bagian dari sebuah bulatan (bola), letak

mengarah ke cranio-medio-anterior. Pada ujung caput femoris, di

bagian caudo-posterior dan titik sentral,  terdapat fovea capitis, yang

menjadi tempet perlekatan dari ligamentum teres femoris.

Collum femoris terletak di antara caput dan corpus ossis

femoris, ukuran panjang 5 cm, membentuk sudut sebesar 125

derajat. Pada bayi dan anak-anak sudut tersebut lebih besar dan

pada wanita lebih kecil. Trochanter major adalah sebuah tonjolan

ke arah lateral yang terdapat pada perbatasan collum dan corpus

ossis femoris. Pada facies anteriornya melekat m.gluteus minimus.

Pada permukaan lateral melekat m.gluteus medius. Pada sisi

medial dari trochanter major terdapat fossa trochanterica, tempat

melekat m.obturator externus. Trochanter major berada 10 cm di

sebelah caudal dari crista iliaca, dan dapat dipalpasi pada sisi

lateral tungkai. Pada posisi berdiri trochanter major berada pada

bidang horozontal yang sama dengan tuberculum pubicum, caput

femoris dan ujung os coccygeus. Trochanter minor merupakan

suatu tonjolan berbentuk bundar (konus), terletak mengarah ke

medial  dan berada di bagian postero-medial perbatasan collum

1

Page 19: Laporan Skenario a Blok 5

dengan corpus ossis femoris. Di antara trochanter minor dan

trochanter major, pada permukaan posterior terdapat crista

intertrochanterica, tempat melekat m.quadratus femoris.

Corpus ossis femoris melengkung ke ventral, membentuk

sudut sebesar 10 derajat dengan garis vertical yang ditarik melalui

caput femoris, garis tersebut merupakan axis longitudinalis dari

articulatio coxae. Axis longitudinalis dari corpus ossis femoris

dengan axislongitudianlis dari collum ossis femoris membentuk

sudut inklinasi, yang bervariasi menurut usia dan sex. Apabila

sudut inklinasi mengecil maka kondisi ini dinamakan coxa valga.

Bentuk corpus ossis femoris di bagian proximal bulat dan

makin ke distal menjadi agak pipih dalam arah anterior-posterior.

Pada facaies dorsalis terdapat linea aspera, yang terdiri atas labium

laterale dan labium mediale. Ke arah superior labium laterale

membentuk tuberositas glutea dan labium medial menjadi linea

pectinea sampai pada trochanter minor. Ke arah inferior labium

laterale berakhir pada epicondylus lateralis dari labium mediale

mencapai epicondylus medialis femoris. Di antara kedua ujung

distal labimu laterale dan labium mediale terdapat planum

popliteum. Pada linea aspera melekat mm.adductores, m.vastus

medialis, m.vastus lateralis dan caput breve m.biceps femoris.

Ujung distal corpus ossis femoris membentuk dua buah

tonjolan yang melengkung, disebut condylus medialis dan

condylus lateralis. Daerah di antara kedua condylus itu, di bagian

posterior dan caudal disebut fossa intercondyloidea. Di bagian

ventral, kedua condylus tersebut membentuk facies patellaris, yang

dibagi oleh sebuah alur menjadi dua bagian yang tidak sama besar,

pars lateralis lebih besar dan kurang menonjol dibandingkan

dengan pars medialis. Pars latralis mengadakan persendiaan

1

Page 20: Laporan Skenario a Blok 5

dengan facies articularis lateralis patellae. Facies medialis lebih

kecil dan lebih menonjol ke distal, mengadakan persendiaan

dengan facies articularis patellae. Bagian distal condylus lateralis

secara relatif lebih besar dan terjal, sedangkan condylus medialis

lebih kecil dan melengkung. Facies medial dari condylus medialis

femoris konveks dan kasar, dan bagian yang paling menonjol

disebut epicondylus medialis. Bagian yang paling menonjol pada

facies lateralis condylus lateralis femoris disebut epicondylus

lateralis femoris, bentuknya lebih kecil daripada yang medial.

V.4 Histologi Jaringan Tulang

Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam tubuh

, fungsi jaringan tulang adalah :

a. Menahan tekanan.

b. Sebagai unsur utama kerangka tubuh.

c. Menyokong struktur-struktur berotot.

d. Melindungi organ penting / vital.

1

Page 21: Laporan Skenario a Blok 5

e. Membentuk sel darah pada sumsum tulang aktif.

f. Sifat plastis tulang bisa untuk intervensi ortodontik bagi

keperluan medis dan estetika

Struktur umum jaringan tualng terdiri dari matrik tulang,

bahan inetrsel yang mengalami kalsifikasi, osteosit (sel tulang) yang

terdapat dalam lakuna (rongga) pada matrik, osteoblas yang berperan

untuk sintesis bahan organik matrik tulang : serabut kolagen dan

glikoprotein dan osteoklas : sel raksasa yang berperan untuk

perombakan matrik tualng dan perubahan bentuk jaringan tulang.

Osteoblas adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting

dari sel ini adalah untuk sintesis bahan organik matrik tulang yaitu

serabut kolagen dan glikoprotein. Bila aktif mensintesis osteoblas

menunjukkan sel yang berbentuk kuboid, mempunyai sitoplasma

basofilik, mempunyai   34 prosesus sitoplasmik yang memungkinkan

berhubungan dengan osteoblas lain/disekitarnya,retikulum

endoplasmik granuler dan aparatus golgi yang berkembang dengan

baik. Mereka adalah molekul yang mempunyai polarisasi,

pengeluaran molekul yang disentesis melalui permukaan sel yang

berhubungan dengan matrik tulang, nukleus besar dan bulat,

mempunyai kromatin halus yang tersebar terutama pada sisi sel yang

jauh dari matrik. Osteoblas dikelilingi matrik yang baru disintesis

dikenal dengan osteoklas.

Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus

dalam lapisan-lapisan matrik tulang yang telah mengalami

mineralisasi, osteosit mempunyai juluran filopodial yang

menggandengkan dengan sel tulang lain saluran filopodial ini

(kanalikuli) memungkinkan difusi nutrisi dari kapiler terdekat

menuju osteosit-osteosit yang jauh, fenomena ini bisa mendukung

nutrisi bagi kira-kira 15 rantai lingkaran / lamela osteosit. Osteosit

1

Page 22: Laporan Skenario a Blok 5

lebih kecil dibanding osteoblas, mempunyai retikulum endoplasmik

dan aparatus golgi jauh lebih sedikit dibanding osteoblas serta

kromatin inti yang lebih padat, mempunyai fungsi memelihara

matrik tulang. Osteosit dan osteoblast diketahui mempunyai kalsium

fosfat yang berikatan dengan protein atau glikoprotein, suatu indikasi

kemampuan untuk melakukan kalsifikasi matrik.

Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik tulang

adalah kalsium dan fosfor, keduanya membentuk kristal

hidroksiapatit yang terletak di samping fibril kolagen dan dikelilingi

zat dasar amorf. Ion-ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu

lapisan air dan ion terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini

disebut kulit hidrasi / hydration shell yang mempermudah pertukaran

ion diantara kristal tersebut dan cairan tubuh. Adapun bahan organik

matrik tulang adalah dominan serabut kolagen, dan zat dasar amorf

yang mengandung glikoaminoglikan yang berhubungan dengan

protein. Glikoaminoglikan tulang adalah : kondroitin 4- sulfat,

kondroitin- 6 sulfat dan keratan sulfat, hubungan hidroksiapatit

dengan serabut kolagen berhubungan dengan kekuatan dan resistensi

yang merupakan ciri pokok ulang

Periosteum dan endoosteum, permukaan dalam dan luar

jaringan tulang dilapisi oleh endoosteum dan periosteum, suatu

jaringan ikat yang penting bagi jaringan tulang, keduanya vaskuler

dan mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang berdiferensiasi

menjadi osteoblas yang memegang peranan dalam pertumbuhan dan

perbaikan jaringan tulang dan menjaga suplai nutrisi bagi sel-sel

tulang dari keberadaanya yang vaskuler, perbaikan kerusakan tulang

akan dilakukan oleh diferensiasi sel-sel di periosteum dan

endoosteum menjadi sel-sel tulang baru

a. Osifikasi intramembran

Osifikasi jenis ini menjadi sumber penulangan bagi tulang

pipih, tulang-tulang penyusun tengkorak, juga penebalan pada

1

Page 23: Laporan Skenario a Blok 5

tulang panjang. Terjadi penulangan di daerah jaringan

penyambung dimana terjadi diferensiasi sel seperti fibroblas

menjadi osteoblas yang kemudian akanmensintesi matrik tulang

yang kemudian mengalami kalsifikasi kemudian menaji osteosit

dan tumbuh jaringan tulang

b. Osifikasi endrokondral

Osifikasi tersebut terjadi di tulang rawan hialin, jenis

osifikasi ini terjasi pada tulang pendek dan panjang.

Peristiwanya melalui 2 tahap yaitu:

1. Adanya hipertropi kondrosit tulang rawan hialin, diikuti

kematian sel-sel tulang rawan hialin, yang mengahasilkan

lakuna-lakuna yang meluas dan diikuti kerusakan matrik

tulang rawan.

2. Adanya kapiler membawa benih osteoblas di daerah

kematian matrik tulang rawan itu. Osteoblas akan segera

mensintesis matrik yang akan mengalami kalsifikasi,

pertumbuhan ini melibatkan banyak osteoblas yang

menyebabkan gangguan transpor nutrisi bagi sel-sel

kondrosit tulang rawan yang akan menyebabkan semakin

meluasnya kematian tulang rawan .

1

Page 24: Laporan Skenario a Blok 5

V.5 Remodelling Ossa

1. Siklus Remodelling Tulang

Siklus remodeling tulang dimulai dengan perekrutan sel-

sel prekursor osteoklas. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi

osteoklas ketika mereka menerima sinyal dari osteoblas.

Osteoklas yang matur kemudian mensintesis enzim proteolitik

yang mencerna matriks kolagen. Resopsi tulang ini adalah tahap

pertama dari siklus renovasi. Fase yang panjang ini diatur oleh

apoptosis osteoklas. Fase selanjutnya dari siklus remodeling

preosteoblas ditarik dari stem sel mesenkimal dalam sumsum

tulang. Osteoblas matur mensintesis matriks tulang, terutama

kolagen tipe I dan mengatur mineralisasi tulang yang baru

terbentuk. Beberapa osteoblas matur mungkin terjebak dalam

mineralisasi tulang dan menjadi osteosit.

B. Tahap Penyembuhan Tulang

a. Proses penyembuhan Primer.

Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling

yang meliputi upaya langsung oleh korteks untuk

membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu.

Agar fraktur menjadi menyatu, tulang pada salah satu sisi

1

Page 25: Laporan Skenario a Blok 5

korteks harus menyatu dengan tulang pada sisi lainnya

(kontak langsung) untuk membangun struktur semula.

Tidak ada hubungan dengan pembentukan kalus.

Perkembangan hasil penyembuhan ini terlihat pada minggu

ke empat fiksasi.

b. Proses Penyembuhan Sekunder.

Penyembuhan ini dibedakan atas 5 fase :

1. Fase Inflamasi:

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan

hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.

Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan

pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung

fragmen tulang mengalami devitalisasi karena

terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi

yang menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan

pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur untuk

memulai penyembuhan. Berkumpulnya darah pada fase

hematom awalnya diduga akibat robekan pembuluh

darah lokal yang terfokus pada suatu tempat tertentu.

Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan

hanya disebabkan oleh robekan pembuluh darah tetapi

juga berperan factor-faktor inflamasi yang menimbulkan

kondisi pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini

dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu.

1

Page 26: Laporan Skenario a Blok 5

2. Fase proliferasi

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami

organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam

jendalan darah, membentuk jaringan untuk

revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.

Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel

endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen

dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan

tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan

(osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan

melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh

gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi

gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus.

Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial

elektronegatif. Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 –

3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada minggu ke

4 – 8.

3. Fase Pembentukan Kalus 

Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran

tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai

celah  sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang

digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan

1

Page 27: Laporan Skenario a Blok 5

tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan

untuk menghubungkan defek secara langsung

berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran

tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar

fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau

jaringan fibrus. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa

lagi digerakkan.

4. Stadium Konsolidasi

Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast yang

terus menerus, tulang yang immature (woven bone)

diubah menjadi mature (lamellar bone). Keadaan tulang

ini menjadi lebih kuat sehingga osteoklast dapat

menembus jaringan debris pada daerah fraktur dan diikuti

osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen

dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan perlahan-

lahan selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat

untuk menerima beban yang normal.

5. Stadium Remodelling

Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang

yang kuat dengan bentuk yang berbeda dengan tulang

normal. Dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-

tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang

yang terus menerus lamella yang tebal akan terbentuk

pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla

akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali

pada ukuran semula. Akhirnya tulang akan kembali

1

Page 28: Laporan Skenario a Blok 5

mendekati bentuk semulanya, terutama pada anak-anak.

Pada keadaan ini tulang telah sembuh secara klinis dan

radiologi.

VI. Kerangka Konsep

1

Page 29: Laporan Skenario a Blok 5

VII. Kesimpulan

Seorang ibu rumah tangga mengalami delayed union pada fraktur femoris

dextra yang disebabkan oleh kesalahan dalam penanganan awal.

Daftar Pustaka

Muhlisin, Ahmad. Mediskus.com/kb/penyembuhan-patah-tulang.html. Diakses

pada 22.34 Selasa, 2 Desember 2014

USU. Respository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33107/4/Chapter%20II.pdf.

Diakses pada 17.33 Selasa, 2 Desember 2014

www.books.google.co.id

Buku ajar praktis bedah mulut  oleh Gordon W. Pedersen

Adams's Outline of Fractures, Including Joint Injuries oleh David L.

Hamblen,A. Hamish R. W. Simpson, John Crawford Adams

http://whqlibdoc.who.int/publications/2001/97897904401_ind_part-1.pdf

Guyton.2009.fisiologi kedokteran edisi 2.EGC : jakarta.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29609/4/Chapter%20II.pdf

http://web.unair.ac.id/

http://www.whathealth.com/bmi/formula.html

http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html

http://webkesehatan.com/menopause-wanita-penyebab-gejala/#

www.sridianti.com/apa-fungsi-hormon-estrogen.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9373448

http://web.ipb.ac.id/~bedahradiologi/images/pdf/Dislokasio%20Os%20Femur.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Buku%20Ajar%20Histologi%20_baru_.pdf

1