laporan fix

61
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI Oleh: Rian Nur Ahlam NPM. 230110130055

Upload: steven-angelo

Post on 10-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fix

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI

Oleh:

Rian Nur Ahlam

NPM. 230110130055

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016

Page 2: Laporan Fix

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Marcrobrachium rosenbergii)

DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI

Oleh:

Rian Nur Ahlam

NPM. 230110130055

Mengetahui :

Pembimbing

Kesit Tisna Wibowo .S.pi

NIP 19780401 200313 1005

Sukabumi, Januari 2016

Menyetujui :

Kepala Balai (BBPBAT)

Ir. Supriad, M.Si

NIP 19610412 199003 1003

Page 3: Laporan Fix

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2 Tujuan............................................................................................................... 3

1.3 Waktu dan Tempat............................................................................................ 3

BAB II LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Umum .................................................................................................. 4

2.2 Sistem Organisasi............................................................................................ 14

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengetahuan Umum

3.1.1 Klasifikasi Udang Galah........................................................................ 16

3.1.2 Tingkah Laku......................................................................................... 16

3.1.3 Siklus Hidup........................................................................................... 17

3.1.4 Deskriptif Kualitatif............................................................................... 18

3.1.5 Analisis Deskriptif ................................................................................ 18

BAB IV HASIL ANALISIS

4.2 Proses Pembesaran.......................................................................................... 23

4.2.1 Sarana dan Fasilitas................................................................................ 23

4.2.2 Pengelolaan Kolam................................................................................ 24

4.2.3 Kualitas Air ........................................................................................... 25

4.2.4 Teknik Pemeliharaan.............................................................................. 26

4.2.5 Pemberian Pakan ................................................................................... 27

4.2.6 Sampling ............................................................................................... 27

4.2.7 Predator dan Penyakit............................................................................. 28

i

Page 4: Laporan Fix

4.2.8 Pemanenan.............................................................................................. 28

4.3 Analisa Data Usaha Udang Galah .................................................................. 29

4.4 Analisis Perhitungan Usaha Udang Galah ..................................................... 30

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 32

5.2 Saran ............................................................................................................... 32

LAMPIRAN ........................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35

ii

Page 5: Laporan Fix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

1. Tabel 1. Sarana dan Prasarana pembesaran udang galah ....................... 23

2. Tabel 2. Parameter kualitas air selama proses pembesaran.................... 25

3. Tabel 3. Kisaran Parameter kualitas air yang harus dipenuhi................. 26

4. Tabel 4. Biaya Investasi.......................................................................... 29

5. Tabel 5. Biaya Tetap............................................................................... 29

6. Tabel 6. Biaya Variabel .......................................................................... 29

iii

Page 6: Laporan Fix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

1. Gambar 1. Gedung Utama bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................. 6

2. Gambar 2. Hatcery bbpbat(dokumentasi PKM 2016) .............................. 7

3. Gambar 3. Labolatorium bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .................... 7

4. Gambar 4. Kolam bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .............................. 8

5. Gambar 5. Perpustakaan bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .................... 8

6. Gambar 6.Gudang Pakan bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................... 9

7. Gambar 7. Energi Listrik bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................... 9

8. Gambar 8. Alat Transportasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............ 10

9. Gambar 9. Aula bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................................ 11

10. Gambar 10.Rumah Pegawai bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............. 11

11. Gambar 11.Wisma Tamu bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................. 12

12. Gambar 12. Mesjid bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............................ 12

13. Gambar 13.Pos Jaga bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .......................... 13

14. Gambar 14.Koperasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ......................... 13

iv

Page 7: Laporan Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan sekaligus menyusun laporan. Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan

proses praktek kerja lapangan di BBPBAT sukabumi yang dilaksanakan selama

30 hari. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam

penulisan laporan ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun agar kedepannya jauh lebih baik lagi. Terima kasih atas segala

dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan lancar.

Sukabumi, Januari 2016

Penyusun :

Rian Nur

Ahlam

v

Page 8: Laporan Fix

vi

Page 9: Laporan Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang galah (Marcrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu

kekayaan perairan indonesia yang mempunyai nilai ekonomis, udang ini dalam

bahasa melayu di sebut udang galah, di Sumatra Selatan disebut udang watang,

dan di jawa disebut udang satang. Disamping itu, udang galah dapat dipijahkan

secara massal dan dibudidayakan di kolam-kolam dengan cara tunggal ataupun

dengan cara campuran dengan ikan air tawar lainnya. Populasi udang galah di

indonesia bersifat unik, berdasarkan distribusi geografisnya dapat diprediksikan

bahwa indonesia menjadi “center of origin” dari udang galah karena terdapat 19

species dari marga marcrobrachium (udang galah) apabila ditinjau dari segi sosial,

eksistensi udang galah saat ini merupakan salah satu komoditas unggulan yang

dapat dibudidayakan sebagai sumber penghasilan (Hadie.W.2002).

Kabupaten Sukabumi yang terletak di wilayah Pantai Selatan Jawa

memiliki potensi baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang cukup

potensial untuk dikembangkan. Potensi lestari perikanan yang dimiliki Kabupaten

Sukabumi mencapai 14.592 ton per tahun (www.kabupatensukabumi.go.id).

Potensi yang cukup besar tersebut masih bisa terus dimaksimalkan untuk

meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan PDRB Kabupaten Sukabumi atas

dasar harga berlaku, menurut lapangan usaha Tahun 2006, nilai sektor perikanan

mencapai Rp 9.592.102.000.000,00 atau 0.74% dari nilai PDRB (tanpa minyak

dan gas bumi), mengalami peningkatan dari Tahun 2005 sebesar Rp

8.283.335.000.000,00 atau 0.64% dari nilai PDRB (tanpa minyak dan gas bumi).

Peningkatan nilai PDRB sektor perikanan menunjukkan peranan dalam kontribusi

terhadap pendapatan daerah cukup signifikan. Dalam PDRB Kabupaten Sukabumi

sektor perikanan termasuk dalam sektor primer. Peningkatan nilai suatu sektor

yang termasuk sektor primer diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah

dan lebih membuka kesempatan kerja. Sektor perikanan terbagi menjadi dua

bagian, yaitu perikanan tangkap dan budidaya, masing-masing bagian memiliki

komoditas ikan yang berbeda. Tiap komoditas mempunyai peran sesuai dengan

1

Page 10: Laporan Fix

kuantitas dan kualitas masing-masing komoditas. Perlu adanya penentuan

komoditas unggulan untuk 3 dijadikan komoditas kunci untuk pengembangan

perikanan. Komoditas unggulan yang dikembangkan diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan dan kontribusi pada perekonomian (Prasslina, 2009).

Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini

banyak menghasilkan devisa. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan

terus meningkat dari tahun ke tahun. Asia, selain sebagai produsen ikan terbesar,

diperkirakan juga menjadi konsumen terbesar dari hasil perikanan dunia.

Permintaan ikan di Asia meningkat mencapai 69 juta ton pada tahun 2010 atau

setara dengan 60% dari total permintaan ikan dunia. Permintaan ikan yang

meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan,

terlebih bagi Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensial perairan

yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan peikanan baik penangkapan

maupun akuakultur (Widodo, J., 2006).

Udang galah merupakan komoditas perikanan air tawar unggulan ekspor

bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa negara melalui

sektor non migas. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan jenis

udang air tawar yang paling besar ukuranya dan mempunyai nilai ekonomis tinggi

dan menduduki posisi pertama dalam pengelompokkan produk berdasarkan selera

pasar serta digemari konsumen (Mudzakir, Abdulkohar., 2000).

Dengan semakin meningkatnya nilai ekonomi udang galah, maka usaha

penangkapannya juga semakin meningkat. Kegiatan penangkapan udang galah di

periran umum secara terus menerus tanpa adanya upaya pengaturan dan

perlindungan akan dapat mengancam kelestarian sumberdaya udang galah. Selain

kegiatan penangkapan, kelestarian sumberdaya udang alah juga dapat terancam

karena menurunnya kualitas lingkungan perairan. Salah satu upaya untuk

mengatasi peningkatan produksinya adalah mengembangkan usaha budidaya

udang galah (Mudzakir, 2000).

Kecendrungan pilihan terhadap udang galah memang beralasan. Karena

udang galah berperan sebagai komoditas ekspor yang tinggi (disamping konsumsi

2

Page 11: Laporan Fix

dalam negeri) , udang galah juga dapat dipelihara di kolam-kolam masyarakat

yang biasa digunakan untuk memelihara ikan. Selain itu harga udang galah relatif

tinggi (Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-/kg) jika dibandingkan dengan harga

komoditas ikan air tawar (Putra, 2010).

Maka dari itu pada Praktik Kerja Magang yang dilakukan pada Balai Besar

Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi mengambil komoditas udang galah,

saat ini udang galah memiliki permintaan yang tinggi di pasar akan tetapi

permintaan tersebut tidak dapat terpenuhi karena kurangnya penawaran dari

produsen. Maka dari itu perlu dikaji lebih jauh mengenai usaha pada komoditas

udang galah mulai dari aspek teknis, aspek manajemen sumberdaya manusia,

aspek manajemen pemasaran, dan aspek finansila agar para produsen mengetahui

bagaimana usaha udang galah dan bagaimana kelayakan dari usaha udang galah

ini.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah :

1. Untuk mengetahui teknik pembesaran udang galah di BBPBAT.

2. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja dengan

memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan

pengalaman di lapangan.

3. Untuk dapat menganalisis data usaha udang galah di BBPBAT.

1.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan PKL ini dilaksanakan mulai tanggal 5 januari 2016 sampai

dengan 3 februari 2016 selama ± 30 hari bertempat di Balai Besar Perikanan

Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

3

Page 12: Laporan Fix

BAB II

LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1. Sejarah Umum

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) berlokasi di Kota

Sukabumi, sekitar 112km arah tenggara Jakarta. Menempati areal perkolaman,

lahan sawah dan kebun, perkantoran, laboratorium, wisma tamu serta sarana

pendukung lainnya yaitu seluas 25,6 Ha. Lokasi tersebut terhampar di ketinggian

700 m diatas permukaan laut dengan suhu harian berkisar antara 29 – 27oC. Air

yang dimanfaatkan berasal dari sumber air tanah serta air permukaan dari sungai

Panjalu dan Sungai Cisarua.

2.1.1. Sejarah Nama Balai

1. 1914 – 1942 Cultuurschool / Landbouw School (Belanda)

2. 1943 – 1945 Nogyo gakko (Jepang)

3. 1946 – 1947 Sekolah Pertanian Menengah

4. 1947 – 1948 Vaccum

5. 1948 – 1949 Landbouw School dibawah Departemen Van Ekonomishe

Zaken

6. 1949 – 1953 Sekolah Pertanian Menengah (SPM) dibawah Departemen

Pertanian

7. 1953 – 1962 Bagian Pendidikan Pusat Jawatan Perikanan Darat

8. 1963 – 1966 Pusat Pelatihan Perikanan

9. 1967 – 1969 Dinas Penyuluhan Perikanan Darat

10. 1970 – 1975 Trainning Centre Perikanan

11. 1976 – 1978 Pangkalan Pengembangan Pola Keterampilan Budidaya Air

Tawar

12. 1979 – 2006 Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)

13. 2006 – 2014 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)

14. 2014 – 2016 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)

4

Page 13: Laporan Fix

2.1.2. Visi

Mewujudkan Balai sebagai Institusi Pelayanan Prima dalam Pembangunan

dan Pengembangan Sistem Budidaya Air Tawar Yang Berdaya Saing,

Berkelanjutan dan Berkeadilan.

2.1.3. Misi

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

2. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis akuabisnis dan

melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha.

3. Mengembangkan sistem informasi iptek perikanan.

4. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi.

5. Memfasilitasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan.

2.1.4. Fungsi

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi adalah

unit pelaksanaan teknisi Departemen Kelautan Dan Perikanan di bidang Budidaya

ikan air tawar berada dan bertanggung jawab kepada Derektorat Jenderal

Perikanan Budidaya. Balai Besar Perikanan Bididaya Air Tawar (BBPBAT)

Sukabumi mempunyai tugas pokok melaksanakan teknis budidaya ikan air tawar

serta pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan. Dalam melaksanakan tugasnya

BBPBAT Sukabumi menyelenggarakan beberapa Fungsi, diantaranya :

1) Pengkajian,pengujian dan bimbingan penerapan standar pembenihan dan

pembudidayaan ikan air tawar.

2) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan setifikasi personil pembenihan

dan pembudidayaan ikan air tawar.

3) Pelaksanaan produksi dan pengolahan induk penjenis dan induk dasar.

4) Pelaksanaan pengujian perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar.

5) Pengawasan benih, pembudidayaan serta pengendalian hama dan penyakit

ikan.

6) Penendalian lingkungan dan sumberdaya induk dan benih.

5

Page 14: Laporan Fix

7) Pengelolaan system jaringan laboratorium pengujian, pengawasan benih

dan pembudidayaan ikan air tawar.

8) Pengelolaan informasi dan publikasi.

9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.1.5. Sarana dan Prasarana

Sarana pokok yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan pada Balai Besar

Perikanan Budidaya Air Tawar, terdiri dari:

1) Gedung Utama

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) menggunakan

gedung utama sebagai ruang perkantoran (2.467 m2), perpustakaan (96 m2), ruang

pertemuan (375 m2), wisma tamu (580 m2), aula kapasitas 100 orang, ruang

belajar A kapasitas orang dan ruang belajar B kapasitas 30 orang.

Gambar 1. Gedung Utama bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

2) Hatchery

Hatchery berfungsi untuk melakukan kegiatan pembenihan ikan yang

terdiri dari divisi carp (mas, grass carp, mola, nilem), indoor hatchery (lele, patin,

baung), divisi ikan hias (koi dan mas koki), divisi NBC (gurame dan nila), divisi

kodok, dan divisi udang galah.

6

Page 15: Laporan Fix

Gambar 2. Hatcery bbpbat(dokumentasi PKM 2016)

3) Laboratorium

Laboratorium yang dimiliki oleh BBPBAT Sukabumi adalah laboratorium

kesehatan ikan dan lingkungan, laboratorium kualitas air, laboratorium pakan

(pakan buatan dan pakan alami), dan laboratorium karantina ikan.

Gambar 3. Labolatorium bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

4) Kolam

Kolam yang ada di BBPBAT Sukabumi sebanyak 126 kolam dengan luas

10 ha yang berada di Jl. Selabintana Sukabumi, Pelabuhan Ratu Sub Unit, kolam

air deras (SUKAD) Cisaat, dan karamba jarring apung (KJA) di Waduk Cirta

Cianjur. Kolam yang ada digunakan untuk kegiatan pembenihan, pembesaran,

pemeliharaan induk penerapan teknik budidaya air tawar dan perekayasaan.

7

Page 16: Laporan Fix

Gambar 4. Kolam bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

5) Perpustakaan

Perpustakaan yang terdiri dari berbagai macam informasi yang dibutuhkan

untuk meningkatkan pengetahuan karyawan, peserta PKL, magang, prakerin,

penelitian, dan umum. Informasi yang didapat baik tentang perairan tawar,

perairan payau, dan perairan laut. Litelatur yang ditemukan umumnya berbagai

macam bias berupa buku, jurnal, leaflet, skripsi dan laporan.

Gambar 5. Perpustakaan bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

6) Gudang pakan

Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan pellet maupun pakan

crumble di gudang tersebut, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.

Gudang pakan dapat dilihat sebagai berikut :

8

Page 17: Laporan Fix

Gambar 6.Gudang Pakan bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

7) Energi listrik

Energy listrik di seluruh kegiatan BBPBAT Sukabumi bersumber dari

PLN Distribusi Jawa Barat Cabang Sukabumi dengan daya sebesar 53 KVA untuk

lokasi BBPBAT di Jl. Selabintana dan sebagai sumber cadangan digunakan

generator sebanyak 1 unit dengan daya 80 KVA. Gambar generator listrik dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 7. Energi Listrik bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

8) Sumber Air

BBPBAT Sukabumi memiliki 6 sumber air yaitu dari sungai Cisarua,

sungai Panjalu dan 4 sumur bor. Air yang berasal dari sumur bor disedot

menggunakan pompa yang berdaya 1300 watt dengan debit 0,5 L/detik dan

9

Page 18: Laporan Fix

dimanfaatkan untuk kegiatan pembenihan di hatchery. Sedangkan air dari sungai

Panjalu dan sungai Cisarua yang mata airnya terdapat di kaki Gunung Gede

memiliki debit air 89,1 L/detik dan dimanfaatkan untuk mengisi unit-unit

perkolaman yang ada di BBPBAT Sukabumi. Air yang masuk dari sumber air

tidak langsung digunakan untuk budidaya , tetapi di tampung terlebih dahulu di

kolam pengendapan, setelah itu baru dialirkan ke kolam-kolam budidaya.

3.5.2 Prasarana

Prasarana merupakan fasilitas yang menunjang segala kegiatan di Balai

Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Prasarana yang digunakan

meliputi:

1. Alat Transportasi

Sarana transportasi yang dimiliki di BBPAT Sukabumi terdiri atas

kendaraan roda dua dan roda empat untuk memudahkan petani atau pegawai

dalam menjalankan kegiatan budidaya.

Gambar 8. Alat Transportasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

2. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi diperlukan dalam menjalankan suatu usaha untuk

mendapat informasi yang dibutuhkan baik dari dalam maupun dari luar lingkup

hatchery. Alat komunikasi yang digunakan di BBPBAT adalah telepon (Hand

10

Page 19: Laporan Fix

Phone), sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, Sunda dan

Jawa.

3. Rumah Jaga

Usaha pembesaran udang galah juga didukung dengan adanya prasarana.

Tambak sawah BBPBAT memiliki prasarana berupa rumah jaga dan gudang

pakan. Rumah jaga berfungsi untuk menjaga tambak sawah agar dalam keadaan

aman dan sebagai tempat istirahat petani dan gudang pakan yang berfungsi untuk

tempat penyimpanan persediaan pakan.

4. Aula

Aula digunakan untuk pertemuan umum, atau sebagai ruang rapat pegawai

dan tempat pertemuan dengan kapasitas 150 orang.Gambar aula dapat dilihat

sebagai berikut :

Gambar 9. Aula bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

5. Rumah Pegawai

Rumah dinas pegawai di BBPBAT di bangun di daerah kawasan

BBPBAT Sukabumi. Rumah pegawai ini berfungsi sebagai tempat tinggal

pegawai yang bekerja di BBPBAT. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 10.Rumah Pegawai bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

11

Page 20: Laporan Fix

6. Wisma Tamu

Wisma tamu di gunakan untuk melayani tamu – tamu yang berkunjung

ke BBPBAT Sukabumi dengan jangka waktu berhari, maka dari itu di persiapkan

dengan wisma tamu. dengan luas 3 ha untuk perkantoran,laboraturium, wisma

tamu dan sarana pendukung lainya.

Gambar 11.Wisma Tamu bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

7. Mesjid

Mesjid di BBPBAT Sukabumi dengan nama mesjid At-taqwa. Yang

digunakan sebagai tempat ibadah pagawai yang beragama islam di BBPBAT Suka

bumi. Dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 12. Mesjid bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

8. Pos Jaga

Pos jaga di BBPBAT menggunakan jasa satpam dengan 24 jam penjagaan

ketat, dengan penjagaan 6 orang satpam di hari senin sampai dengan hari jum’at.

Apabila hari sabtu dan hari minggu hanya 4 orang jasa satpam yang digunakan

12

Page 21: Laporan Fix

untuk mengawasi di BBPBAT Sukabumi. Total jumlah jasa satpam di BBPBAT

Sukabumi yaitu 12 orang.

Gambar 13.Pos Jaga bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

9. Koperasi

Koperasi di BBPBAT Sukabumi, menjual beragam macam mulai dari

makanan, kaos peserta PKL, dan alat – alat perikanan yang di butuhkan pegawai

untuk bekerja. Sumber dana yang di koperasi ini ialah salah seorang pegawai yang

bekerja di BBPBAT Sukabumi menanam saham di koperasi ini, koperasi ini

bernama “koperasi Mina karya”.

Gambar 14.Koperasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016)

13

Page 22: Laporan Fix

2.2. Sistem Organisasi

Sebagai mana tercantum dalam surat Keputusan Mentri Kelautan dan

Perikanan Nomor : KEP.26E/MEN/2001, tanggal 1 Mei 2001 susunan organisasi

BBBPAT terdiri dari :

a. Sub Bagian Tata Usaha,

b. Seksi Standarisasi dan Informasi,

c. Seksi Pelayanan Teknik,

d. Kelompok Jabatan Fungsional,

Adapun susunan struktur organisasi Balai Besar Pengembangan Budidaya

Air Tawar Sukabumi adalah Sebagai Berikut :

a. Sub Bagian Tata Usaha

Bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha balai.

Tugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan kepegawaian, surat-

menyurat, rumah tangga, perlengkapan dan pelaksanaan urusan keuangan.

b. Seksi Standarisasi dan Informasi

Seksi standarisasi dan informasi mempunyai tugas dalam pengelolaan data

dan informasi, pengelolaan perpustakaan, dokumentasi dan pelaporan,

penyusunan bahan SNI (Standar Nasional Indonesia), penyusunan leaft, brosur

dan CD tentang budidaya ikan.

c. Seksi Pelayanan Teknik

Seksi pelayanan teknik mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan

desiminasi teknologi, distribusi ikan, serta pelayanan terhadap pejabat fungsional

dan masyarakat.

d. Kelompok Kerja Fungsional

Kelompok kerja Fungsional terdiri dari :

Kelompok Kerja Ikan Kultur, Memiliki tugas sebagai perekayasa

komoditas ikan kultur, pengelolaan induk dan benih ikan kultur, penghasil

komoditas ikan kultur, penyiapan SNI, dan pelaksanaan desiminasi.

Kelompok kerja Ikan domestikasi dan Introduksi, Memiliki tugas sebagai

perekayasa komoditas ikan domestikasi dan introduksi, produksi induk

14

Page 23: Laporan Fix

dan benih ikan domestikasi dan introduksi serta penghasil Infotek

komoditas dan introduksi.

Kelompok Kerja Laboratorium, Memiliki tugas sebagai perekayasa nutrisi

ikan, kesehatan ikan dan lingkungan serta pengelolaan alat dan bahan

laboratorium.

Kelompok Kerja pustakawan , Memiliki tugas untuk menghimpun dan

menyajikan/menyalurkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi

kepada masyarakat dan mengelola perpustakaan.

Gambar 15. Struktur Organisasi BBPBAT Sukabumi Tahun 2016

15

Kepala

Ir.Supriad, M.Si

Kabag.TU

Haryo Sutomo, A.Pi

Kasubbag. Kepegawaian

Veri Yawansyah, S.E

Kasubbag. Keuangan dan umum

Sukrowati UM. B.Ac

Kabid.uttama

Rushadi, S.ST

Kepala Bidang. P D T

Juansyah Rasidik, SP

Kasi.dukungan teknis

Usni Arie

Kasi.produksi dan pengujian

Deni Jummana Y. B.Sc

Kasi. Uji terap teknik

M Thario, A.Pi

Kasi. Kerjasama teknik dan informasi

Jaka Trenggana, S.Pi

KELOMPOL JABATAN FUNGSIONAL

Page 24: Laporan Fix

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengetahuan Umum

3.1.1 Klasifikasi Udang Galah

Udang galah sering juga dinamakan udang warang, udang satang atau

conggah sedangkan dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama “giant fesh

water prawn”. Semua jenis udang air tawar termasuk dalam famili palaemonidae

dan udang galah adalah salah satu dari jenis famili tersebut yang merupakan jenis

terbesar.

Phylum : Arthropoda

Class : Crustacea

Sub Class : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub Ordo : Natantia

Famili : Palaemonidae

Genus : Macrobrachium

Species : Macrobrachium rosenbergii (de Man)

3.1.2. Tingkah Laku

Udang galah bersifat Nokturnal, yaitu aktif pada malam hari. Dalam

keadaan normal yaitu apabila keadaan lingkungannya cukup baik, udang jarang

sekali menampakan diri pada waktu siang hari. Apabila dalam suatu pembesaran

udang dikolam aktif bergerak pada siang hari menunjukan suatu tanda bahwa ada

sesuatu yang tidak beres. Mungkin karena makannya kurang, kadar garam

(salinitas) meningakat, perubahan suhu, kekurangan oksigen, bahkan disebabkan

karena masuknya senyawa beracun ke perairan seperti asam sulfida (H2S), zat

asam arang (CO2), amoniak (NH3), dll.

Pergantian kulit (Moulting) udang memiliki kerangka luar yang keras

(tidak elastis). Oleh karena itu, udang perlu membuang kulit lama dan

16

Page 25: Laporan Fix

menggantinya dengan kulit yang baru. Udang muda cepat pertumbuhannya

sehingga sering berganti kulit. Menjelang ganti kulit garam-garam anorganik dari

kulit baru yang masih lunak, terbentuk dibawah kulit. Otot-otot anggota tubuh

melepas memungkinkan terlepasnya anggota tubuh daru kulit yang lama. Pada

waktu kulit baru masih lunak, pertumbuhan yang luar biasanya terjadi dengan

menyerap sejumlah besar air. Dalam bentuk kulit, yang sekaligus juga merupakan

kerangka, unsur kapur atau kalsium (Ca) sangat diperlukan. Diantara metabolisme

untuk Ca, pertumbuhan, pengisian kulit dan tekanan osmosis terdapat hubungan

yang sangat erat. Oleh karena itu tersedianya unsur Ca, di dalam lingkungan hidup

udang galah merupakan syarat utama.

3.1.3. Siklus Hidup

Udang galah adalah udang air tawar. Dalam daur hidupnya dari Stadi

Naupli sampai Larva menempati air payau dengan salinitas berkisar antara 5-14

permil (Ling.S.W.1969), sedangkan dari Stadia Juvenil sampe Dewasa menempati

habitat air tawar.

Udang galah dewasa akan memijah dan bertelur di air tawar. Sejak telur

dibuahi hingga menetas diperlukan waktu 16 – 20 hari. Induk udang ukurang 50

gram dapat menghasilkan telur antara 15.000 s/d 25.000 butir. Larva yang baru

menetas memerlukan air payau sebagai lingkungan hidupnya, apabila dalam

waktu 3 – 5 hari larva tidak mendapatkan air payau maka sebagian besar larva

akan mati (Hadie. 2002).

Memasuki fase juvenil membutuhkan waktu maksimal 45 hari. Udang

galah pada stadia juvenil sampe dewasa menepati habitat air tawar yang dapat

tumbuh dengan salinitas 10 promil. Kebiasaan hidup udang galah, fase dewasa

udang galah sebagian besar dijalani di dasar perairan tawar dan fase larva bersifat

planktonik yang sangat membutuhkan air payau. Udang galah mempunyai habitat

perairan umum, misalnya rawa, danau dan sungai yang berhubungan dengan laut.

Di alam udang galah dapat memijah di daerah air tawar pada jarak 100 km dari

muara, lalu larvanya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang menetas

dari telur paling lambat 3 – 5 hari harus mendapatkan air payau. Udang pada

17

Page 26: Laporan Fix

stadia naupli sampai dengan post larva adalah pemakan plankton dan lebih

menyukai zooplankton, disamping itu juga sebagai pemakan detritus. Udang galah

dewasa adalah pemakan segala makanan yang dijumpainya. Dalam keadaan yang

tidak cukup tersedia makanan, udang ini dapat bersifat kanibal yaitu memangsa

sesama udang galah yang dapat dilakukan pada saat udang galah dalam keadaan

lemah yaitu pada saat pergantian kulit (Moulting).

3.1.4. Deskriptif Kualitatif

Menggambarkan keadaan atau fenomena dengan kata-kata atau kalimat

yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan

(Arikunto,1997). Analisa data dengan metode desktiptif kualitatif ini dilakukan

untuk menganalisa aspek teknis, aspek manajemen dan aspek pemasaran pada

perusahaan tersebut.

3.1.5. Analisa Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan atau status fenomena yang dinyatakan

dengan angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran yang dapat diproses

dengan beberapa cara (Arikunto,1997). Dalam Praktik Kerja Magang ini analisis

data dengan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek

finansial.

1) Permodalan

Menurut Riyanto (1984) dalam ainie (2009), modal usaha dalam

pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi

tanah dan tenaga kerja bekerja untuk menghasilkan suatu barang baru. Modal

tersebut dapat berupa modal tetap atau aktiva dan modal kerja.

2) Biaya produksi

Biaya total dapat diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dengan

biaya variabel. Dan dapat di rumuskan sebagai berikut :

18

Total Cost (TC) = Fixed Cost (FC) + Variabel Cost (VC)

Page 27: Laporan Fix

Biaya produksi sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh besar

kecilnya produksi dalam suatu usaha.

b. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel yaitu biaya yang jumlahnya sangat dipengaruhi oleh

besar kecil nya suatu produksi karena biaya variabel selalu berubah-

ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi suatu usaha.

3) Penerimaan

Total penerimaan diperoleh dari hasil produksi usaha yang dikalikan

dengan harga tiap unit produk. Penerimaan dapat di rumuskan sebagai berikut :

Dimana :

TR = Total Revenue (Total penerimaan)

Pq = Harga jual perunit produk

Q = Jumlah produk

4) Keuntungan

Keuntungan maksimum adalah selisih antara penghasilan total (TR)

dengan pembiayaan total (TC). Penghasilan total atau TR adalah jumlah uang atau

nilai yang diperoleh dari hasil penjualan sejumlah produk yang dihasilkan,

sedangkan untuk pembiayaan total (TC) terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak

tetap (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).

Analisa keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Dimana :

π = Keuntungan

TR = Total Revenue ( total penerimaan)

19

π = TR – TC

TR = Pq x Q

Page 28: Laporan Fix

TC = Total Cost (total biaya)

5) Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

Menurut Effendi (2012), merupakan alat analisis untuk melihat

keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai

terhadap kegiatan tersebut. Suatu usaha dapat dikatakan layak bila R/C ratio lebih

besar dari 1 (R/C>1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C ratio,

maka tingkat keuntungan usaha semakin tinggi. Rumus yang digunakan

menentukan R/C ratio adalah:

Dimana:

TR penerimaan

TC biaya produksi

6) Rentabilias

Menurut Riyanto (1984) dalam ainie (2009), rentabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Analisis ini sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal

didalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui tingkat rentabilitas dapat

diperkirakan apakah penambahan modal asing oleh perusahaan

akanmenguntungkan atau tidak.

Rumus rentabilitas adalah sebagai berikut :

Dimana :

R = Rentabilitas

L = Jumlah laba yang dihasilkan dalam periode tertentu

M = Total modal (biaya operasional yang digunakan untuk menghasilkan

laba tersebut)

Apabila nilai rentabilitas lebih besar dari suku bunga pinjam di bank, maka

usaha ini dalam keadaan menguntungkan. Sedangkan apabila nilai rentabilitas

lebih kecil dari suku buga pinjam bank, maka dapat dikatakan keadaan usaha ini

20

R/C ratio¿ TRTC

R = LM X 100%

Page 29: Laporan Fix

kurang baik, karena perusahaan akan sulit membayar angsuran piutang kepada

bank.

7) Break Even Point (BEP)

Menurut Rangkuti (2012), titik break even point adalah suatu kondisi

dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi, kondisi ini penting diketahui oleh

manager perusahaan, sebagai dasar perencanaan laba. Titik impas dapat dicarai

dalam bentuk unit yang dibutuhkan untuk impas atau dalam jumlah rupiah.

Rumus yang digunakan untuk menghitung break event point secara umum dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Break Event Point sales (BEP sales):

Dimana:

FC total biaya tetap

VC total biaya variabel

S penerimaan

Break Even Point unit (BEP unit):

Dimana:

FC = total biaya tetap

p = harga produk perkemasan

V = volume produksi

8) Payback Period (PP)

Payback Period adalah masa kembalinya modal. PP digunakan untuk

mengetahui berapa lama waktu yang di butuhkan untuk menutup investasi yang

21

FC1−VC

S

FCp−v

Page 30: Laporan Fix

untuk menutup investasi yang ditanamkan dapat kembeli, Nilai PP untuk usaha

budidaya udang galah dapat di liahat pada perhitungan berikut ini :

PP = Biaya Investasi X 1 periode

Keuntungan

22

Page 31: Laporan Fix

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.2. Proses Pembesaran

4.2.1. Sarana dan Fasilitas

Jenis kolam yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah yaitu kolam

terpal yang sedikit berlumpur. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara

0,2 – 1 Ha, sebaiknya berbentuk persegi panjang dengan kedalaman kolam antara

0,5 – 1 m. Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari

saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini untuk memudahkan

pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari polusi.

Sarana dan prasarana pada pembesaran udang Galah yang ada pada Balai

Besar Perikanan Air Tawar Sukabumi dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel 1. Sarana dan Prasarana pembesaran udang galah :

No Sarana Prasarana

1 Hatcery Selang

2 Kantor administrasi DO meter

3 Bak fiber Timbangan digital

4 Bak Beton PH meter

5 Gudang pakan Gayung

6 Pipa Aerasi Sepatu boot

7 Kolam Meteran

8 Pematang Cangkul

9 Shelter Sikat

10 Inlet Sabit

11 Outlet Salino meter

12 Gudang blower Thermometer

13 Hapa

14 Seser

15 Transportasi

16 Listrik

23

Page 32: Laporan Fix

17 Air

18 Pakan

19 Jala

20 Kincir air

21 Terpal

4.2.2. Pengelolaan Kolam

Sebelum ditanami udang galah kolam sebaiknya dipersiapkan terlebih

dahulu secara baik dengan cara :

Pengeringan kolam dilakukandengan membuka pintu pembuangan agar

air dalam kolam terkuras. Sambi menunggu kering, lumpur, sisa pakan

dan kotoran lain disere ke lubang pengeluaran agar ikut terbuang.

Pengeringan dilakukan hingga kadaraid di dasar kolam mencapai 15 –

20%. Tujuan pengeringan kolam adalah untuk menguraikan senyawa-

senyawa beracun akibat proses perendaman selama masa pemeliharaan

berlangsung. Selain itu, Pengeringan kolam dilakukan juga untuk

memberi kesempatan untuk terjadi nya pertukaran udara. Dengan

demikian dasar kolam dapat kembali beroksigen, yang memungkinkan

terjadinya proses mineralisasi, Sekaligus memberantas benih-benih ikan

liar yang merugikan kehidupan udang galah (macrobrachium rosenbergii

de man).

Pengapuran dilakukan pada pagi hari dimana kapur yang digunakan

berupa kapur Dolomite dengan cara kapur dilarutkan dengan air

secukupnya dalam ember, dan diaduk hingga rata. Selanjutnya di tebar

menggunakan gayung secara merata ke dasar kolam dan dinding kolam,

kemudian dibiarkan selama 3 hari. Pengapuran yang digunakan di kolam

Udang Galah (macrobrachium rosenbergii de man), dengan dosis 100

gr/m², Apabila luas kolam 250 m² maka, kapur yang digunakan 25000 gr.

Pengapuran berfungsi untuk menaikkan pH, menaikkan kesadahan unsur

Co² dan Mg tanah, Meningkatkan produktifitas kolam (Fitoplankton, dan

Zooplankton).

24

Page 33: Laporan Fix

Pengisian air dilakukan dengan cara menutup pintu pengeluaran air

hingga rapat agar tidak ada bocoran. Air dialirkan melalui pintu

pemasukan yang dilengkapi dengan saringan yang memiliki mesh 1 mm.

Pemasangan saringan ini bertujuan untuk menahan sampah dan

mencegah masuknya ikan – ikan liar masuk ke dalam kolam. Setelah itu

dilakukan pemupukan dengan cara memberikan pupuk anorganik seperti

Booster Plankton. Pemupukan ini bertujuan untuk menumbuhkan pakan

alami (phyto plankton) untuk udang galah. Pupuk tersebut berupa

campuran antara nitrogen (N) dan fosfor (P) dengan pemakaian 1 kg

untuk 1 kolam.

4.2.3. Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, kekeruhan, alkalinitas,

oksigen terlartut (DO), pH, Amoniak(NH3), dan Nitrit (NO2). Pengukuran kualitas

air ini dilakukan oleh pihak laboratorium kualitas air di BBPBAT Sukabumi,

pihak pekerja pembesaran udang galah hanya memberikan sampel air ke bagian

Administrasi atau penerimaan sampel dan dari bagian Administrasi diserahkan ke

Laboratorium Kualitas Air. Berikut ini adalah hasil pengukuran kualitas air

selama proses pembesaran udang galah disajikan pada tabel 2 :

Tabel 2. Parameter kualitas air selama proses pembesaran

Parameter Satuan Hasil

Suhu oC 23-25oC

Kekeruhan NTU 56-60

Alkalinitas Mg/l 190-193

Oksigen Terlarut (DO) Mg/l 0,10-0,13

Ph - 6-7

Amoniak Mg/l 1,10-1,18

Nitrit Mg/l 0,05-0,008

Kegiatan pembesaran udang galah ini telah mengacu pada Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang telah dianjurkan oleh BBPBAT Sukabumi

25

Page 34: Laporan Fix

dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Demikian juga dengan

pengelolaan parameter kualitas air yang telah dianjurkan seperti pada tabel 3

berikut :

Tabel 3 Kisaran Parameter kualitas air yang harus dipenuhi

Parameter Kisaran NilaiBatas Letal

(maksimum)

Temperatur 25 - 30 oC <12 dan >35

Ph 7,0 - 8,0 >9,5

Oksigen Terlarut (DO) 3 – 7 mg/l <1

Salinitas <10 ppt -

Kecerahan (cm) 25 – 40 -

Alkalinitas (CaCo3 eq) 30 – 150 -

Amoniak < 0,3 > 0,5 pada pH 9,5

>1,0 pada pH 9,0

>2,0 pada pH 8,5

Nitrit < 2 -

Nitrat <10 -

4.2.4. Teknik Pemeliharaan

Benih udang yang siap dipelihara di kolam BBPBAT adalah benih udang

stadia juvenil atau tokolan. Pemeliharaannya dilakukan dengan metode :

Monokultur

Pemebsaran intensif monokultur ini adalah sistem pembesaran dimana

dalam satu kolam hanya dipelihara udang galah saja, dengan padat tebar yang

tinggi. Sistem ini telah lama dikembangkan oleh BBPBAT Sukabumi karena

sistem ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya hemat air tetapi dengan

kandungan oksigen yang tinggi karena dipasang aerasi, dan hemat pakan. Kolam

pembesaran dengan sistem ini harus memenuhi dua persyaratan, yakni pematang

kolam harus kuat dan kandungan oksigen yang tinggi. Maka dari itu agar

26

Page 35: Laporan Fix

pematang kolam kuat digunakan terpal jenis HDPE. Untuk kandungan oksigen

dilakukan dengan batu aerasinya. Aerasi ditempatkan di sekeliling kolam dengan

jarak 1-2 meter. Padat penebaran sebanyak 50 ekor/m2 ukuran 2-3 gram bila

pemberian pakan tidak intensif dan 150 ekor/m2 dengan pemberian pakan secara

intensif.

4.2.5. Pemberian Pakan

Selain makanan alami selama pemeliharaan udang galah perlu diberikan

pakan tambahan berupa pelet udang dengan kadar protein 25 – 30% karena

makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam.

Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang di berikan

mulai 20% menurun sampai 3% dari bobot total populasi, dengan frekuensi

pemberian 2 – 3 kali sehari. Untuk menghitung jumlah pakan yang harus di

berikan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Pakan = Biomassa x Dosis Pakan

Biomassa = Bobot rata2 x Jumlah Udang

4.2.6. Sampling

Sampling dilakukan setiap 2 minggu sekali setelah pendederan juvenil

udang galah di kolam. Sampling dilakukan dengan cara mengambil beberapa

udang untuk di jadikan sebagai tolak ukur panjang dan bobot dari setiap

kolamnya. Udang yang diambil lalu diukur panjangnya menggunakan penggaris

dari bagian rostrum sampai dengan bagian abdomen, lalu ditimbang bobotnya

dengan menggunakan neraca digital, lalu dicatat dari mulai sampel udang pertama

hingga sampel udang terakhir. Bertujuan untuk menduga populasi udang di dalam

kolam, panjang dan bobot udang serta untuk menghitung jumlah pemberian pakan

selanjutnya.

27

Page 36: Laporan Fix

4.2.7. Predator dan Penyakit

Predator

Untuk mencegah masuknya hewan predator, pada saluran inlet dipasang

saringan untuk mencegah masuknya ikan lain tanpa sengaja.

Penyakit

Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah “Black Spot” yaitu

penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh

timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan

menurunnya mutu udang. Untuk pencegahan pencegahan penyakit yang

diakibatkan oleh bakteri ini digunakan obat antibakterial yang diberikan

secara oral melalui pakan.

4.2.8. Pemanenan

Pemanenan udang galah dilakukan setelah pembesaran selama 3 bulan.

Ukuran rata-rata 33 – 40 gr per ekor. Panen yang dilakukan di BBPBAT dengan

cara :

Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total

sehingga produksi total dapat segera diketahui, kerugian sistem ini adalah udang

yang masih kecil ikut dipanen serta membuang air yang telah kaya dengan

organisme dan mineral. Biasanya panen total dilakukan pada waktu pagi bagian

subuh dan sore menuju malam. Pemanenan pada pembesaran udang galah ini

dilakukan pada ukuran 33-40 gram/ekor dengan SR 70-80%. Pemanenan Udang

galah (macrobrachium rosenbergii de man) dilakukan pada saat suhu rendah, dan

biasa nya dilakukan pada pagi hari ataupun sore hari. Diawali dengan mengganti

pipa pembuangan dengan pipa berlubang kecil kecil yang bertujuan untuk

mengurangi debit air secara bertahap dan secara bersamaan menutup saluran

pemasukan air. Apabila ketinggian air kira-kira 10 cm sampai terlihat jelas dasar

kolam dan kemalir kolam, udang juga sudah terlihat di dasar kolam setelah itu

udang diambil dan di kumpulkan menggunakan scoppnet, lalu dimasukkan ke

28

Page 37: Laporan Fix

dalam ember yang berisi air, dan langsung di pindahkan ke bak yang telah

dipasang happa sebelumnya.

4.3. Analisa Data Usaha Udang Galah

Luas Kolam 600 m2

Padat Tebar 150 ekor / m2

Jumlah Tebar 90000 ekor

Ukuran Juvenil 0,002 – 0,004 gram

Pemeliharaan 3 Bulan

Tingkat Kehidupan (SR) 70%

Panen Ukuran 33 – 40 gr/ekor

Harga jual udang konsumsi = 50.000 / kg bisa sampai 75.000 / kg

Tabel 4. Biaya Investasi

No Jenis Kebutuhan Jumlah (Rp)

1 Kolam lapis HDPE 1 buah 30.000.000

2 Alat Produksi 1 set 200.000

Jumlah 30.200.000

Tabel 5. Biaya Tetap

No Jenis Umur penyusutan Harga (Rp) Jumlah

(Rp)

1 Kolam lapis HDPE 3 bulan/(5x12) 30.000.000 900.000

2 Alat 3 bulan/(3x12) 200.000 10.000

Jumlah 910.000

Tabel 6. Biaya Variabel

No Jenis Kebutuhan Jumlah (Rp)

1 Pakan crumble Rp. 15.000 x 5 kg 75.000

2 Pakan pelet Rp.13.500 x 14,5 kg 195.750

3 Bibit juvenil 90.000 ekor x Rp.40 3.600.000

29

Page 38: Laporan Fix

4 Tenaga kerja 1 orang x Rp.100.000 x 2 bulan 200.000

5 Obat-obatan 1 paket 100.000

6 Lain-lain (shelter) 50.000

Jumlah 4.220.750

Total biaya operasional = biaya tetap + biaya variabel

= Rp. 910.000 + Rp. 4.220.750

= Rp. 4.220.750

4.4. Analisis Perhitungan Usaha Udang Galah

1. Penerimaan

Volume Produksi = 90.000 ekor x 70 %

= 63.000 ekor

Penerimaan = Volume produksi x Harga jual

= 63.000 ekor x Rp. 150

= Rp. 9.450.000

2. Keuntungan

Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Produksi

= Rp. 9.450.000- Rp. 4.220.750

= Rp. 4.319.250

3. R/C Ratio

R/C Ratio = Penerimaan

Total Biaya Produksi

= Rp. 9.450.000

Rp. 4.220.750

= 1,80

Artinya, setiap Rp.100 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan

penerimaan sebesar Rp.180

4. Rentabilitas

30

Page 39: Laporan Fix

Rentabilitas = LM X 100%

= Rp . 4.319 .250Rp .4,220.750 X 100%

= 84%

Artinya, nilai rentabilitas untuk juvenil yaitu 84% lebih besar dari suku

bunga bank yaitu 0,75% maka keadaan ini dinyatakan menguntungkan.

5. Break Even Point (BEP)

BEP harga produksi = Total biaya operasional

Volume produksi

= Rp. 4.220.750

63.000

= Rp. 81,44 / ekor

Artinya, titik impas pada usaha juvenil udang galah sistem monokultur ini

akan tercapai dengan harga jual udang galah yaitu Rp. 81,44 / kg.

BEP Volume Produksi = Total biaya operasional

Harga jual per unit

= Rp. 4.220.750

Rp. 150 / ekor

= 34.205 ekor

Artinya, titik impas pada usaha juvenil udang galah sistem monokultur ini

akan tercapai pada saat produksi udang galah terjual sebanyak 34.205 ekor.

6. Payback Period (PP)

PP = Biaya Investasi x periode usaha

Keuntungan

= 12.700.000 x (12/2)

Rp. 2.218.650

= 34 periode usaha

Artinya, modal usaha yang di investasikan pada usaha juvenil udang

galah akan kembali dalam jangka 34 periode usaha.

31

Page 40: Laporan Fix

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kegiatan usaha untuk pembesaran udang galah di BBPBAT Sukabumi

dimulai dari usaha juvenil, praktek yang dilakukan adalah pembesaran dengan

sistem intensif (Monokultur). Kualitas air di kolam tidak memenuhi persaratan

Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti DO yang rendah karena tidak adanya

kincir yang biasa digunakan untuk pembesaran udang galah, Alkalinitas yang

tinggi dan suhu yang rendah membuat pertumbuhan dari udang galah terhambat.

Kualitas air yang masuk ke dalam kolam tercampur oleh sampah yang

mengkontaminasi air menjadi tidak bagus dan aliran air yang kecil membuat

pergantian air yang tidak maksimal sehingga kadar amoniak sangat tinggi,

masuknya pengganggu seperti ikan lagi yang masuk tanpa disengaja dapat

mempengaruhi pertumbuhan udang galah. Hasil perhitungan analisis usaha

keuntungan yang diperoleh dalam 1 kali periode usaha yaitu, pemebesaran dengan

sistem intensif (monokultur) sebesar Rp.38.494.674, Pentokolan I Rp.4.319.250

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pembesaran

secara intensif (monokultur) yang paling menguntungkan.

5.2. Saran

Saat ini jumlah permintaan pasar terhadap udang galah semakin

meningkat sedangkan produsen/pembudidaya udang galah tidak dapat memenuhi

permintaan pasar tersebut, maka dari itu perlu sosialisasi kepada para

pembudidaya dan calon pembudidaya bahwa udang galah ini merupakan usaha

yang layak untuk dijalankan, dan masih banyak khalayak umum yang kurang tau

bahwa ada jenis udang yang dapat di budidayakan di air tawar yaitu udang galah.

Dalam usaha udang galah kualitas air dan teknologi yang mendukung

merupakan faktor yang penting, maka dari itu diharapkan pada pembesaran udang

galah yang ada di BBPBAT diperhatikan kualitas air dan teknologi terbaru agar

para pembudidaya diluar BBPBAT dapat mengacu pada budidaya yang baik dan

berkualitas yang ada pada BBPBAT.

32

Page 41: Laporan Fix

LAMPIRAN

Gambar 16.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 17.(dokumentasi PKL 2016)

Gambar 18.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 19.(dokumentasi PKL 2016)

Gambar 20.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 21.(dokumentasi PKL 2016)

33

Page 42: Laporan Fix

Gambar 22.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 23.(dokumentasi PKL 2016)

Gambar 24.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 25.(dokumentasi PKL 2016)

Gambar 26.(dokumentasi PKL 2016)

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 43: Laporan Fix

Hadie. W dan Lies Emmawati Hadie. 2002. Budidaya Udang Galah GlMacro

Penebaran swadaya, Jakarta.

Ling, S.W. 1969. Method of rearing and culturing Macrobrachium rosenbergii (de

man), FAO World Sci. Conf. Biol. Cult, Shrimps, Prawn,

F.R:BSCP/67/E/30:18p. NewYork.

Daniel.M. 2002. Ekonomi Pertanian. Penebaran Swadaya. Jakarta

Prasslina, Arizal Lutfien. 2009. Peranan Sektor Perikanan Dan Penentuan

Komoditas Unggulan Dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Sukabumi,

Provinsi Jawa Barat. Program Studi Manajemen Bisnis Dan Ekonomi

Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut

Pertanian Bogor: Bogor.

Putra, Iskandar., Rusliadi., Deni Efizon dan M.Fauzi.2010. Studi Pengembangan

Budidaya Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) Di Kecamatan Siak

Kecil Kabupaten Bengkalis. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau: Riau

Widodo, J., dkk. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut. Cetakan

Pertama.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mudzakir, Abdul Kohar.2000. Analisis Ekonomi dan Finansial Usaha Budidaya

Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii). Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan.Universitas Dipenogoro:Semarang.

Arikunto,S.1997.Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.rineka cipta.jakarta

Ainie. Haryanti Nur.2009.Usaha Pembuatan Kerupuk Udang di PT.Candi Jaya

Amerta Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.Universitas

Brawijaya.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan:Malang.

35

Page 44: Laporan Fix

Hanafiah dan saefuddin.2006.tataniaga hasil perikanan.UI press.jakarta

Effendy,2012. Pengantar Bisnis Moderen. Penerbit Jurusan Manajemen:Jakarta.

Rangkuti,2012. Riset pasar Dalam Ilmu Agribisnis. Buku panduan

Kewirausahaan Perikanan. Universitas Brawijaya Malang. Malang

36