laporan fix
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)
DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI
Oleh:
Rian Nur Ahlam
NPM. 230110130055
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Marcrobrachium rosenbergii)
DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI
Oleh:
Rian Nur Ahlam
NPM. 230110130055
Mengetahui :
Pembimbing
Kesit Tisna Wibowo .S.pi
NIP 19780401 200313 1005
Sukabumi, Januari 2016
Menyetujui :
Kepala Balai (BBPBAT)
Ir. Supriad, M.Si
NIP 19610412 199003 1003
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................... 3
1.3 Waktu dan Tempat............................................................................................ 3
BAB II LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Sejarah Umum .................................................................................................. 4
2.2 Sistem Organisasi............................................................................................ 14
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengetahuan Umum
3.1.1 Klasifikasi Udang Galah........................................................................ 16
3.1.2 Tingkah Laku......................................................................................... 16
3.1.3 Siklus Hidup........................................................................................... 17
3.1.4 Deskriptif Kualitatif............................................................................... 18
3.1.5 Analisis Deskriptif ................................................................................ 18
BAB IV HASIL ANALISIS
4.2 Proses Pembesaran.......................................................................................... 23
4.2.1 Sarana dan Fasilitas................................................................................ 23
4.2.2 Pengelolaan Kolam................................................................................ 24
4.2.3 Kualitas Air ........................................................................................... 25
4.2.4 Teknik Pemeliharaan.............................................................................. 26
4.2.5 Pemberian Pakan ................................................................................... 27
4.2.6 Sampling ............................................................................................... 27
4.2.7 Predator dan Penyakit............................................................................. 28
i
4.2.8 Pemanenan.............................................................................................. 28
4.3 Analisa Data Usaha Udang Galah .................................................................. 29
4.4 Analisis Perhitungan Usaha Udang Galah ..................................................... 30
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 32
5.2 Saran ............................................................................................................... 32
LAMPIRAN ........................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
1. Tabel 1. Sarana dan Prasarana pembesaran udang galah ....................... 23
2. Tabel 2. Parameter kualitas air selama proses pembesaran.................... 25
3. Tabel 3. Kisaran Parameter kualitas air yang harus dipenuhi................. 26
4. Tabel 4. Biaya Investasi.......................................................................... 29
5. Tabel 5. Biaya Tetap............................................................................... 29
6. Tabel 6. Biaya Variabel .......................................................................... 29
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
1. Gambar 1. Gedung Utama bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................. 6
2. Gambar 2. Hatcery bbpbat(dokumentasi PKM 2016) .............................. 7
3. Gambar 3. Labolatorium bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .................... 7
4. Gambar 4. Kolam bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .............................. 8
5. Gambar 5. Perpustakaan bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .................... 8
6. Gambar 6.Gudang Pakan bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................... 9
7. Gambar 7. Energi Listrik bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................... 9
8. Gambar 8. Alat Transportasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............ 10
9. Gambar 9. Aula bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................................ 11
10. Gambar 10.Rumah Pegawai bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............. 11
11. Gambar 11.Wisma Tamu bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ................. 12
12. Gambar 12. Mesjid bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ............................ 12
13. Gambar 13.Pos Jaga bbpbat (dokumentasi PKM 2016) .......................... 13
14. Gambar 14.Koperasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016) ......................... 13
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan sekaligus menyusun laporan. Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan
proses praktek kerja lapangan di BBPBAT sukabumi yang dilaksanakan selama
30 hari. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan laporan ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kedepannya jauh lebih baik lagi. Terima kasih atas segala
dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan lancar.
Sukabumi, Januari 2016
Penyusun :
Rian Nur
Ahlam
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udang galah (Marcrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu
kekayaan perairan indonesia yang mempunyai nilai ekonomis, udang ini dalam
bahasa melayu di sebut udang galah, di Sumatra Selatan disebut udang watang,
dan di jawa disebut udang satang. Disamping itu, udang galah dapat dipijahkan
secara massal dan dibudidayakan di kolam-kolam dengan cara tunggal ataupun
dengan cara campuran dengan ikan air tawar lainnya. Populasi udang galah di
indonesia bersifat unik, berdasarkan distribusi geografisnya dapat diprediksikan
bahwa indonesia menjadi “center of origin” dari udang galah karena terdapat 19
species dari marga marcrobrachium (udang galah) apabila ditinjau dari segi sosial,
eksistensi udang galah saat ini merupakan salah satu komoditas unggulan yang
dapat dibudidayakan sebagai sumber penghasilan (Hadie.W.2002).
Kabupaten Sukabumi yang terletak di wilayah Pantai Selatan Jawa
memiliki potensi baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang cukup
potensial untuk dikembangkan. Potensi lestari perikanan yang dimiliki Kabupaten
Sukabumi mencapai 14.592 ton per tahun (www.kabupatensukabumi.go.id).
Potensi yang cukup besar tersebut masih bisa terus dimaksimalkan untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan PDRB Kabupaten Sukabumi atas
dasar harga berlaku, menurut lapangan usaha Tahun 2006, nilai sektor perikanan
mencapai Rp 9.592.102.000.000,00 atau 0.74% dari nilai PDRB (tanpa minyak
dan gas bumi), mengalami peningkatan dari Tahun 2005 sebesar Rp
8.283.335.000.000,00 atau 0.64% dari nilai PDRB (tanpa minyak dan gas bumi).
Peningkatan nilai PDRB sektor perikanan menunjukkan peranan dalam kontribusi
terhadap pendapatan daerah cukup signifikan. Dalam PDRB Kabupaten Sukabumi
sektor perikanan termasuk dalam sektor primer. Peningkatan nilai suatu sektor
yang termasuk sektor primer diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah
dan lebih membuka kesempatan kerja. Sektor perikanan terbagi menjadi dua
bagian, yaitu perikanan tangkap dan budidaya, masing-masing bagian memiliki
komoditas ikan yang berbeda. Tiap komoditas mempunyai peran sesuai dengan
1
kuantitas dan kualitas masing-masing komoditas. Perlu adanya penentuan
komoditas unggulan untuk 3 dijadikan komoditas kunci untuk pengembangan
perikanan. Komoditas unggulan yang dikembangkan diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dan kontribusi pada perekonomian (Prasslina, 2009).
Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini
banyak menghasilkan devisa. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan
terus meningkat dari tahun ke tahun. Asia, selain sebagai produsen ikan terbesar,
diperkirakan juga menjadi konsumen terbesar dari hasil perikanan dunia.
Permintaan ikan di Asia meningkat mencapai 69 juta ton pada tahun 2010 atau
setara dengan 60% dari total permintaan ikan dunia. Permintaan ikan yang
meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan,
terlebih bagi Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensial perairan
yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan peikanan baik penangkapan
maupun akuakultur (Widodo, J., 2006).
Udang galah merupakan komoditas perikanan air tawar unggulan ekspor
bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa negara melalui
sektor non migas. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan jenis
udang air tawar yang paling besar ukuranya dan mempunyai nilai ekonomis tinggi
dan menduduki posisi pertama dalam pengelompokkan produk berdasarkan selera
pasar serta digemari konsumen (Mudzakir, Abdulkohar., 2000).
Dengan semakin meningkatnya nilai ekonomi udang galah, maka usaha
penangkapannya juga semakin meningkat. Kegiatan penangkapan udang galah di
periran umum secara terus menerus tanpa adanya upaya pengaturan dan
perlindungan akan dapat mengancam kelestarian sumberdaya udang galah. Selain
kegiatan penangkapan, kelestarian sumberdaya udang alah juga dapat terancam
karena menurunnya kualitas lingkungan perairan. Salah satu upaya untuk
mengatasi peningkatan produksinya adalah mengembangkan usaha budidaya
udang galah (Mudzakir, 2000).
Kecendrungan pilihan terhadap udang galah memang beralasan. Karena
udang galah berperan sebagai komoditas ekspor yang tinggi (disamping konsumsi
2
dalam negeri) , udang galah juga dapat dipelihara di kolam-kolam masyarakat
yang biasa digunakan untuk memelihara ikan. Selain itu harga udang galah relatif
tinggi (Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-/kg) jika dibandingkan dengan harga
komoditas ikan air tawar (Putra, 2010).
Maka dari itu pada Praktik Kerja Magang yang dilakukan pada Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi mengambil komoditas udang galah,
saat ini udang galah memiliki permintaan yang tinggi di pasar akan tetapi
permintaan tersebut tidak dapat terpenuhi karena kurangnya penawaran dari
produsen. Maka dari itu perlu dikaji lebih jauh mengenai usaha pada komoditas
udang galah mulai dari aspek teknis, aspek manajemen sumberdaya manusia,
aspek manajemen pemasaran, dan aspek finansila agar para produsen mengetahui
bagaimana usaha udang galah dan bagaimana kelayakan dari usaha udang galah
ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik pembesaran udang galah di BBPBAT.
2. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja dengan
memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan
pengalaman di lapangan.
3. Untuk dapat menganalisis data usaha udang galah di BBPBAT.
1.3. Waktu dan Tempat
Kegiatan PKL ini dilaksanakan mulai tanggal 5 januari 2016 sampai
dengan 3 februari 2016 selama ± 30 hari bertempat di Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.
3
BAB II
LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1. Sejarah Umum
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) berlokasi di Kota
Sukabumi, sekitar 112km arah tenggara Jakarta. Menempati areal perkolaman,
lahan sawah dan kebun, perkantoran, laboratorium, wisma tamu serta sarana
pendukung lainnya yaitu seluas 25,6 Ha. Lokasi tersebut terhampar di ketinggian
700 m diatas permukaan laut dengan suhu harian berkisar antara 29 – 27oC. Air
yang dimanfaatkan berasal dari sumber air tanah serta air permukaan dari sungai
Panjalu dan Sungai Cisarua.
2.1.1. Sejarah Nama Balai
1. 1914 – 1942 Cultuurschool / Landbouw School (Belanda)
2. 1943 – 1945 Nogyo gakko (Jepang)
3. 1946 – 1947 Sekolah Pertanian Menengah
4. 1947 – 1948 Vaccum
5. 1948 – 1949 Landbouw School dibawah Departemen Van Ekonomishe
Zaken
6. 1949 – 1953 Sekolah Pertanian Menengah (SPM) dibawah Departemen
Pertanian
7. 1953 – 1962 Bagian Pendidikan Pusat Jawatan Perikanan Darat
8. 1963 – 1966 Pusat Pelatihan Perikanan
9. 1967 – 1969 Dinas Penyuluhan Perikanan Darat
10. 1970 – 1975 Trainning Centre Perikanan
11. 1976 – 1978 Pangkalan Pengembangan Pola Keterampilan Budidaya Air
Tawar
12. 1979 – 2006 Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)
13. 2006 – 2014 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
14. 2014 – 2016 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
4
2.1.2. Visi
Mewujudkan Balai sebagai Institusi Pelayanan Prima dalam Pembangunan
dan Pengembangan Sistem Budidaya Air Tawar Yang Berdaya Saing,
Berkelanjutan dan Berkeadilan.
2.1.3. Misi
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan.
2. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis akuabisnis dan
melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha.
3. Mengembangkan sistem informasi iptek perikanan.
4. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi.
5. Memfasilitasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan.
2.1.4. Fungsi
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi adalah
unit pelaksanaan teknisi Departemen Kelautan Dan Perikanan di bidang Budidaya
ikan air tawar berada dan bertanggung jawab kepada Derektorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Balai Besar Perikanan Bididaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi mempunyai tugas pokok melaksanakan teknis budidaya ikan air tawar
serta pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan. Dalam melaksanakan tugasnya
BBPBAT Sukabumi menyelenggarakan beberapa Fungsi, diantaranya :
1) Pengkajian,pengujian dan bimbingan penerapan standar pembenihan dan
pembudidayaan ikan air tawar.
2) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan setifikasi personil pembenihan
dan pembudidayaan ikan air tawar.
3) Pelaksanaan produksi dan pengolahan induk penjenis dan induk dasar.
4) Pelaksanaan pengujian perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar.
5) Pengawasan benih, pembudidayaan serta pengendalian hama dan penyakit
ikan.
6) Penendalian lingkungan dan sumberdaya induk dan benih.
5
7) Pengelolaan system jaringan laboratorium pengujian, pengawasan benih
dan pembudidayaan ikan air tawar.
8) Pengelolaan informasi dan publikasi.
9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.1.5. Sarana dan Prasarana
Sarana pokok yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan pada Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Tawar, terdiri dari:
1) Gedung Utama
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) menggunakan
gedung utama sebagai ruang perkantoran (2.467 m2), perpustakaan (96 m2), ruang
pertemuan (375 m2), wisma tamu (580 m2), aula kapasitas 100 orang, ruang
belajar A kapasitas orang dan ruang belajar B kapasitas 30 orang.
Gambar 1. Gedung Utama bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
2) Hatchery
Hatchery berfungsi untuk melakukan kegiatan pembenihan ikan yang
terdiri dari divisi carp (mas, grass carp, mola, nilem), indoor hatchery (lele, patin,
baung), divisi ikan hias (koi dan mas koki), divisi NBC (gurame dan nila), divisi
kodok, dan divisi udang galah.
6
Gambar 2. Hatcery bbpbat(dokumentasi PKM 2016)
3) Laboratorium
Laboratorium yang dimiliki oleh BBPBAT Sukabumi adalah laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan, laboratorium kualitas air, laboratorium pakan
(pakan buatan dan pakan alami), dan laboratorium karantina ikan.
Gambar 3. Labolatorium bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
4) Kolam
Kolam yang ada di BBPBAT Sukabumi sebanyak 126 kolam dengan luas
10 ha yang berada di Jl. Selabintana Sukabumi, Pelabuhan Ratu Sub Unit, kolam
air deras (SUKAD) Cisaat, dan karamba jarring apung (KJA) di Waduk Cirta
Cianjur. Kolam yang ada digunakan untuk kegiatan pembenihan, pembesaran,
pemeliharaan induk penerapan teknik budidaya air tawar dan perekayasaan.
7
Gambar 4. Kolam bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
5) Perpustakaan
Perpustakaan yang terdiri dari berbagai macam informasi yang dibutuhkan
untuk meningkatkan pengetahuan karyawan, peserta PKL, magang, prakerin,
penelitian, dan umum. Informasi yang didapat baik tentang perairan tawar,
perairan payau, dan perairan laut. Litelatur yang ditemukan umumnya berbagai
macam bias berupa buku, jurnal, leaflet, skripsi dan laporan.
Gambar 5. Perpustakaan bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
6) Gudang pakan
Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan pellet maupun pakan
crumble di gudang tersebut, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.
Gudang pakan dapat dilihat sebagai berikut :
8
Gambar 6.Gudang Pakan bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
7) Energi listrik
Energy listrik di seluruh kegiatan BBPBAT Sukabumi bersumber dari
PLN Distribusi Jawa Barat Cabang Sukabumi dengan daya sebesar 53 KVA untuk
lokasi BBPBAT di Jl. Selabintana dan sebagai sumber cadangan digunakan
generator sebanyak 1 unit dengan daya 80 KVA. Gambar generator listrik dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 7. Energi Listrik bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
8) Sumber Air
BBPBAT Sukabumi memiliki 6 sumber air yaitu dari sungai Cisarua,
sungai Panjalu dan 4 sumur bor. Air yang berasal dari sumur bor disedot
menggunakan pompa yang berdaya 1300 watt dengan debit 0,5 L/detik dan
9
dimanfaatkan untuk kegiatan pembenihan di hatchery. Sedangkan air dari sungai
Panjalu dan sungai Cisarua yang mata airnya terdapat di kaki Gunung Gede
memiliki debit air 89,1 L/detik dan dimanfaatkan untuk mengisi unit-unit
perkolaman yang ada di BBPBAT Sukabumi. Air yang masuk dari sumber air
tidak langsung digunakan untuk budidaya , tetapi di tampung terlebih dahulu di
kolam pengendapan, setelah itu baru dialirkan ke kolam-kolam budidaya.
3.5.2 Prasarana
Prasarana merupakan fasilitas yang menunjang segala kegiatan di Balai
Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Prasarana yang digunakan
meliputi:
1. Alat Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki di BBPAT Sukabumi terdiri atas
kendaraan roda dua dan roda empat untuk memudahkan petani atau pegawai
dalam menjalankan kegiatan budidaya.
Gambar 8. Alat Transportasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
2. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi diperlukan dalam menjalankan suatu usaha untuk
mendapat informasi yang dibutuhkan baik dari dalam maupun dari luar lingkup
hatchery. Alat komunikasi yang digunakan di BBPBAT adalah telepon (Hand
10
Phone), sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, Sunda dan
Jawa.
3. Rumah Jaga
Usaha pembesaran udang galah juga didukung dengan adanya prasarana.
Tambak sawah BBPBAT memiliki prasarana berupa rumah jaga dan gudang
pakan. Rumah jaga berfungsi untuk menjaga tambak sawah agar dalam keadaan
aman dan sebagai tempat istirahat petani dan gudang pakan yang berfungsi untuk
tempat penyimpanan persediaan pakan.
4. Aula
Aula digunakan untuk pertemuan umum, atau sebagai ruang rapat pegawai
dan tempat pertemuan dengan kapasitas 150 orang.Gambar aula dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 9. Aula bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
5. Rumah Pegawai
Rumah dinas pegawai di BBPBAT di bangun di daerah kawasan
BBPBAT Sukabumi. Rumah pegawai ini berfungsi sebagai tempat tinggal
pegawai yang bekerja di BBPBAT. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 10.Rumah Pegawai bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
11
6. Wisma Tamu
Wisma tamu di gunakan untuk melayani tamu – tamu yang berkunjung
ke BBPBAT Sukabumi dengan jangka waktu berhari, maka dari itu di persiapkan
dengan wisma tamu. dengan luas 3 ha untuk perkantoran,laboraturium, wisma
tamu dan sarana pendukung lainya.
Gambar 11.Wisma Tamu bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
7. Mesjid
Mesjid di BBPBAT Sukabumi dengan nama mesjid At-taqwa. Yang
digunakan sebagai tempat ibadah pagawai yang beragama islam di BBPBAT Suka
bumi. Dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 12. Mesjid bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
8. Pos Jaga
Pos jaga di BBPBAT menggunakan jasa satpam dengan 24 jam penjagaan
ketat, dengan penjagaan 6 orang satpam di hari senin sampai dengan hari jum’at.
Apabila hari sabtu dan hari minggu hanya 4 orang jasa satpam yang digunakan
12
untuk mengawasi di BBPBAT Sukabumi. Total jumlah jasa satpam di BBPBAT
Sukabumi yaitu 12 orang.
Gambar 13.Pos Jaga bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
9. Koperasi
Koperasi di BBPBAT Sukabumi, menjual beragam macam mulai dari
makanan, kaos peserta PKL, dan alat – alat perikanan yang di butuhkan pegawai
untuk bekerja. Sumber dana yang di koperasi ini ialah salah seorang pegawai yang
bekerja di BBPBAT Sukabumi menanam saham di koperasi ini, koperasi ini
bernama “koperasi Mina karya”.
Gambar 14.Koperasi bbpbat (dokumentasi PKM 2016)
13
2.2. Sistem Organisasi
Sebagai mana tercantum dalam surat Keputusan Mentri Kelautan dan
Perikanan Nomor : KEP.26E/MEN/2001, tanggal 1 Mei 2001 susunan organisasi
BBBPAT terdiri dari :
a. Sub Bagian Tata Usaha,
b. Seksi Standarisasi dan Informasi,
c. Seksi Pelayanan Teknik,
d. Kelompok Jabatan Fungsional,
Adapun susunan struktur organisasi Balai Besar Pengembangan Budidaya
Air Tawar Sukabumi adalah Sebagai Berikut :
a. Sub Bagian Tata Usaha
Bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha balai.
Tugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan kepegawaian, surat-
menyurat, rumah tangga, perlengkapan dan pelaksanaan urusan keuangan.
b. Seksi Standarisasi dan Informasi
Seksi standarisasi dan informasi mempunyai tugas dalam pengelolaan data
dan informasi, pengelolaan perpustakaan, dokumentasi dan pelaporan,
penyusunan bahan SNI (Standar Nasional Indonesia), penyusunan leaft, brosur
dan CD tentang budidaya ikan.
c. Seksi Pelayanan Teknik
Seksi pelayanan teknik mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan
desiminasi teknologi, distribusi ikan, serta pelayanan terhadap pejabat fungsional
dan masyarakat.
d. Kelompok Kerja Fungsional
Kelompok kerja Fungsional terdiri dari :
Kelompok Kerja Ikan Kultur, Memiliki tugas sebagai perekayasa
komoditas ikan kultur, pengelolaan induk dan benih ikan kultur, penghasil
komoditas ikan kultur, penyiapan SNI, dan pelaksanaan desiminasi.
Kelompok kerja Ikan domestikasi dan Introduksi, Memiliki tugas sebagai
perekayasa komoditas ikan domestikasi dan introduksi, produksi induk
14
dan benih ikan domestikasi dan introduksi serta penghasil Infotek
komoditas dan introduksi.
Kelompok Kerja Laboratorium, Memiliki tugas sebagai perekayasa nutrisi
ikan, kesehatan ikan dan lingkungan serta pengelolaan alat dan bahan
laboratorium.
Kelompok Kerja pustakawan , Memiliki tugas untuk menghimpun dan
menyajikan/menyalurkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada masyarakat dan mengelola perpustakaan.
Gambar 15. Struktur Organisasi BBPBAT Sukabumi Tahun 2016
15
Kepala
Ir.Supriad, M.Si
Kabag.TU
Haryo Sutomo, A.Pi
Kasubbag. Kepegawaian
Veri Yawansyah, S.E
Kasubbag. Keuangan dan umum
Sukrowati UM. B.Ac
Kabid.uttama
Rushadi, S.ST
Kepala Bidang. P D T
Juansyah Rasidik, SP
Kasi.dukungan teknis
Usni Arie
Kasi.produksi dan pengujian
Deni Jummana Y. B.Sc
Kasi. Uji terap teknik
M Thario, A.Pi
Kasi. Kerjasama teknik dan informasi
Jaka Trenggana, S.Pi
KELOMPOL JABATAN FUNGSIONAL
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengetahuan Umum
3.1.1 Klasifikasi Udang Galah
Udang galah sering juga dinamakan udang warang, udang satang atau
conggah sedangkan dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama “giant fesh
water prawn”. Semua jenis udang air tawar termasuk dalam famili palaemonidae
dan udang galah adalah salah satu dari jenis famili tersebut yang merupakan jenis
terbesar.
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Sub Class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Natantia
Famili : Palaemonidae
Genus : Macrobrachium
Species : Macrobrachium rosenbergii (de Man)
3.1.2. Tingkah Laku
Udang galah bersifat Nokturnal, yaitu aktif pada malam hari. Dalam
keadaan normal yaitu apabila keadaan lingkungannya cukup baik, udang jarang
sekali menampakan diri pada waktu siang hari. Apabila dalam suatu pembesaran
udang dikolam aktif bergerak pada siang hari menunjukan suatu tanda bahwa ada
sesuatu yang tidak beres. Mungkin karena makannya kurang, kadar garam
(salinitas) meningakat, perubahan suhu, kekurangan oksigen, bahkan disebabkan
karena masuknya senyawa beracun ke perairan seperti asam sulfida (H2S), zat
asam arang (CO2), amoniak (NH3), dll.
Pergantian kulit (Moulting) udang memiliki kerangka luar yang keras
(tidak elastis). Oleh karena itu, udang perlu membuang kulit lama dan
16
menggantinya dengan kulit yang baru. Udang muda cepat pertumbuhannya
sehingga sering berganti kulit. Menjelang ganti kulit garam-garam anorganik dari
kulit baru yang masih lunak, terbentuk dibawah kulit. Otot-otot anggota tubuh
melepas memungkinkan terlepasnya anggota tubuh daru kulit yang lama. Pada
waktu kulit baru masih lunak, pertumbuhan yang luar biasanya terjadi dengan
menyerap sejumlah besar air. Dalam bentuk kulit, yang sekaligus juga merupakan
kerangka, unsur kapur atau kalsium (Ca) sangat diperlukan. Diantara metabolisme
untuk Ca, pertumbuhan, pengisian kulit dan tekanan osmosis terdapat hubungan
yang sangat erat. Oleh karena itu tersedianya unsur Ca, di dalam lingkungan hidup
udang galah merupakan syarat utama.
3.1.3. Siklus Hidup
Udang galah adalah udang air tawar. Dalam daur hidupnya dari Stadi
Naupli sampai Larva menempati air payau dengan salinitas berkisar antara 5-14
permil (Ling.S.W.1969), sedangkan dari Stadia Juvenil sampe Dewasa menempati
habitat air tawar.
Udang galah dewasa akan memijah dan bertelur di air tawar. Sejak telur
dibuahi hingga menetas diperlukan waktu 16 – 20 hari. Induk udang ukurang 50
gram dapat menghasilkan telur antara 15.000 s/d 25.000 butir. Larva yang baru
menetas memerlukan air payau sebagai lingkungan hidupnya, apabila dalam
waktu 3 – 5 hari larva tidak mendapatkan air payau maka sebagian besar larva
akan mati (Hadie. 2002).
Memasuki fase juvenil membutuhkan waktu maksimal 45 hari. Udang
galah pada stadia juvenil sampe dewasa menepati habitat air tawar yang dapat
tumbuh dengan salinitas 10 promil. Kebiasaan hidup udang galah, fase dewasa
udang galah sebagian besar dijalani di dasar perairan tawar dan fase larva bersifat
planktonik yang sangat membutuhkan air payau. Udang galah mempunyai habitat
perairan umum, misalnya rawa, danau dan sungai yang berhubungan dengan laut.
Di alam udang galah dapat memijah di daerah air tawar pada jarak 100 km dari
muara, lalu larvanya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang menetas
dari telur paling lambat 3 – 5 hari harus mendapatkan air payau. Udang pada
17
stadia naupli sampai dengan post larva adalah pemakan plankton dan lebih
menyukai zooplankton, disamping itu juga sebagai pemakan detritus. Udang galah
dewasa adalah pemakan segala makanan yang dijumpainya. Dalam keadaan yang
tidak cukup tersedia makanan, udang ini dapat bersifat kanibal yaitu memangsa
sesama udang galah yang dapat dilakukan pada saat udang galah dalam keadaan
lemah yaitu pada saat pergantian kulit (Moulting).
3.1.4. Deskriptif Kualitatif
Menggambarkan keadaan atau fenomena dengan kata-kata atau kalimat
yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan
(Arikunto,1997). Analisa data dengan metode desktiptif kualitatif ini dilakukan
untuk menganalisa aspek teknis, aspek manajemen dan aspek pemasaran pada
perusahaan tersebut.
3.1.5. Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan atau status fenomena yang dinyatakan
dengan angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran yang dapat diproses
dengan beberapa cara (Arikunto,1997). Dalam Praktik Kerja Magang ini analisis
data dengan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek
finansial.
1) Permodalan
Menurut Riyanto (1984) dalam ainie (2009), modal usaha dalam
pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi
tanah dan tenaga kerja bekerja untuk menghasilkan suatu barang baru. Modal
tersebut dapat berupa modal tetap atau aktiva dan modal kerja.
2) Biaya produksi
Biaya total dapat diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dengan
biaya variabel. Dan dapat di rumuskan sebagai berikut :
18
Total Cost (TC) = Fixed Cost (FC) + Variabel Cost (VC)
Biaya produksi sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya produksi dalam suatu usaha.
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel yaitu biaya yang jumlahnya sangat dipengaruhi oleh
besar kecil nya suatu produksi karena biaya variabel selalu berubah-
ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi suatu usaha.
3) Penerimaan
Total penerimaan diperoleh dari hasil produksi usaha yang dikalikan
dengan harga tiap unit produk. Penerimaan dapat di rumuskan sebagai berikut :
Dimana :
TR = Total Revenue (Total penerimaan)
Pq = Harga jual perunit produk
Q = Jumlah produk
4) Keuntungan
Keuntungan maksimum adalah selisih antara penghasilan total (TR)
dengan pembiayaan total (TC). Penghasilan total atau TR adalah jumlah uang atau
nilai yang diperoleh dari hasil penjualan sejumlah produk yang dihasilkan,
sedangkan untuk pembiayaan total (TC) terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak
tetap (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).
Analisa keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Dimana :
π = Keuntungan
TR = Total Revenue ( total penerimaan)
19
π = TR – TC
TR = Pq x Q
TC = Total Cost (total biaya)
5) Revenue Cost Ratio (RC Ratio)
Menurut Effendi (2012), merupakan alat analisis untuk melihat
keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai
terhadap kegiatan tersebut. Suatu usaha dapat dikatakan layak bila R/C ratio lebih
besar dari 1 (R/C>1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C ratio,
maka tingkat keuntungan usaha semakin tinggi. Rumus yang digunakan
menentukan R/C ratio adalah:
Dimana:
TR penerimaan
TC biaya produksi
6) Rentabilias
Menurut Riyanto (1984) dalam ainie (2009), rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Analisis ini sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
didalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui tingkat rentabilitas dapat
diperkirakan apakah penambahan modal asing oleh perusahaan
akanmenguntungkan atau tidak.
Rumus rentabilitas adalah sebagai berikut :
Dimana :
R = Rentabilitas
L = Jumlah laba yang dihasilkan dalam periode tertentu
M = Total modal (biaya operasional yang digunakan untuk menghasilkan
laba tersebut)
Apabila nilai rentabilitas lebih besar dari suku bunga pinjam di bank, maka
usaha ini dalam keadaan menguntungkan. Sedangkan apabila nilai rentabilitas
lebih kecil dari suku buga pinjam bank, maka dapat dikatakan keadaan usaha ini
20
R/C ratio¿ TRTC
R = LM X 100%
kurang baik, karena perusahaan akan sulit membayar angsuran piutang kepada
bank.
7) Break Even Point (BEP)
Menurut Rangkuti (2012), titik break even point adalah suatu kondisi
dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi, kondisi ini penting diketahui oleh
manager perusahaan, sebagai dasar perencanaan laba. Titik impas dapat dicarai
dalam bentuk unit yang dibutuhkan untuk impas atau dalam jumlah rupiah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung break event point secara umum dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Break Event Point sales (BEP sales):
Dimana:
FC total biaya tetap
VC total biaya variabel
S penerimaan
Break Even Point unit (BEP unit):
Dimana:
FC = total biaya tetap
p = harga produk perkemasan
V = volume produksi
8) Payback Period (PP)
Payback Period adalah masa kembalinya modal. PP digunakan untuk
mengetahui berapa lama waktu yang di butuhkan untuk menutup investasi yang
21
FC1−VC
S
FCp−v
untuk menutup investasi yang ditanamkan dapat kembeli, Nilai PP untuk usaha
budidaya udang galah dapat di liahat pada perhitungan berikut ini :
PP = Biaya Investasi X 1 periode
Keuntungan
22
BAB IV
HASIL ANALISIS
4.2. Proses Pembesaran
4.2.1. Sarana dan Fasilitas
Jenis kolam yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah yaitu kolam
terpal yang sedikit berlumpur. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara
0,2 – 1 Ha, sebaiknya berbentuk persegi panjang dengan kedalaman kolam antara
0,5 – 1 m. Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari
saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini untuk memudahkan
pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari polusi.
Sarana dan prasarana pada pembesaran udang Galah yang ada pada Balai
Besar Perikanan Air Tawar Sukabumi dapat dilihat pada tabel 1 :
Tabel 1. Sarana dan Prasarana pembesaran udang galah :
No Sarana Prasarana
1 Hatcery Selang
2 Kantor administrasi DO meter
3 Bak fiber Timbangan digital
4 Bak Beton PH meter
5 Gudang pakan Gayung
6 Pipa Aerasi Sepatu boot
7 Kolam Meteran
8 Pematang Cangkul
9 Shelter Sikat
10 Inlet Sabit
11 Outlet Salino meter
12 Gudang blower Thermometer
13 Hapa
14 Seser
15 Transportasi
16 Listrik
23
17 Air
18 Pakan
19 Jala
20 Kincir air
21 Terpal
4.2.2. Pengelolaan Kolam
Sebelum ditanami udang galah kolam sebaiknya dipersiapkan terlebih
dahulu secara baik dengan cara :
Pengeringan kolam dilakukandengan membuka pintu pembuangan agar
air dalam kolam terkuras. Sambi menunggu kering, lumpur, sisa pakan
dan kotoran lain disere ke lubang pengeluaran agar ikut terbuang.
Pengeringan dilakukan hingga kadaraid di dasar kolam mencapai 15 –
20%. Tujuan pengeringan kolam adalah untuk menguraikan senyawa-
senyawa beracun akibat proses perendaman selama masa pemeliharaan
berlangsung. Selain itu, Pengeringan kolam dilakukan juga untuk
memberi kesempatan untuk terjadi nya pertukaran udara. Dengan
demikian dasar kolam dapat kembali beroksigen, yang memungkinkan
terjadinya proses mineralisasi, Sekaligus memberantas benih-benih ikan
liar yang merugikan kehidupan udang galah (macrobrachium rosenbergii
de man).
Pengapuran dilakukan pada pagi hari dimana kapur yang digunakan
berupa kapur Dolomite dengan cara kapur dilarutkan dengan air
secukupnya dalam ember, dan diaduk hingga rata. Selanjutnya di tebar
menggunakan gayung secara merata ke dasar kolam dan dinding kolam,
kemudian dibiarkan selama 3 hari. Pengapuran yang digunakan di kolam
Udang Galah (macrobrachium rosenbergii de man), dengan dosis 100
gr/m², Apabila luas kolam 250 m² maka, kapur yang digunakan 25000 gr.
Pengapuran berfungsi untuk menaikkan pH, menaikkan kesadahan unsur
Co² dan Mg tanah, Meningkatkan produktifitas kolam (Fitoplankton, dan
Zooplankton).
24
Pengisian air dilakukan dengan cara menutup pintu pengeluaran air
hingga rapat agar tidak ada bocoran. Air dialirkan melalui pintu
pemasukan yang dilengkapi dengan saringan yang memiliki mesh 1 mm.
Pemasangan saringan ini bertujuan untuk menahan sampah dan
mencegah masuknya ikan – ikan liar masuk ke dalam kolam. Setelah itu
dilakukan pemupukan dengan cara memberikan pupuk anorganik seperti
Booster Plankton. Pemupukan ini bertujuan untuk menumbuhkan pakan
alami (phyto plankton) untuk udang galah. Pupuk tersebut berupa
campuran antara nitrogen (N) dan fosfor (P) dengan pemakaian 1 kg
untuk 1 kolam.
4.2.3. Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, kekeruhan, alkalinitas,
oksigen terlartut (DO), pH, Amoniak(NH3), dan Nitrit (NO2). Pengukuran kualitas
air ini dilakukan oleh pihak laboratorium kualitas air di BBPBAT Sukabumi,
pihak pekerja pembesaran udang galah hanya memberikan sampel air ke bagian
Administrasi atau penerimaan sampel dan dari bagian Administrasi diserahkan ke
Laboratorium Kualitas Air. Berikut ini adalah hasil pengukuran kualitas air
selama proses pembesaran udang galah disajikan pada tabel 2 :
Tabel 2. Parameter kualitas air selama proses pembesaran
Parameter Satuan Hasil
Suhu oC 23-25oC
Kekeruhan NTU 56-60
Alkalinitas Mg/l 190-193
Oksigen Terlarut (DO) Mg/l 0,10-0,13
Ph - 6-7
Amoniak Mg/l 1,10-1,18
Nitrit Mg/l 0,05-0,008
Kegiatan pembesaran udang galah ini telah mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah dianjurkan oleh BBPBAT Sukabumi
25
dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Demikian juga dengan
pengelolaan parameter kualitas air yang telah dianjurkan seperti pada tabel 3
berikut :
Tabel 3 Kisaran Parameter kualitas air yang harus dipenuhi
Parameter Kisaran NilaiBatas Letal
(maksimum)
Temperatur 25 - 30 oC <12 dan >35
Ph 7,0 - 8,0 >9,5
Oksigen Terlarut (DO) 3 – 7 mg/l <1
Salinitas <10 ppt -
Kecerahan (cm) 25 – 40 -
Alkalinitas (CaCo3 eq) 30 – 150 -
Amoniak < 0,3 > 0,5 pada pH 9,5
>1,0 pada pH 9,0
>2,0 pada pH 8,5
Nitrit < 2 -
Nitrat <10 -
4.2.4. Teknik Pemeliharaan
Benih udang yang siap dipelihara di kolam BBPBAT adalah benih udang
stadia juvenil atau tokolan. Pemeliharaannya dilakukan dengan metode :
Monokultur
Pemebsaran intensif monokultur ini adalah sistem pembesaran dimana
dalam satu kolam hanya dipelihara udang galah saja, dengan padat tebar yang
tinggi. Sistem ini telah lama dikembangkan oleh BBPBAT Sukabumi karena
sistem ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya hemat air tetapi dengan
kandungan oksigen yang tinggi karena dipasang aerasi, dan hemat pakan. Kolam
pembesaran dengan sistem ini harus memenuhi dua persyaratan, yakni pematang
kolam harus kuat dan kandungan oksigen yang tinggi. Maka dari itu agar
26
pematang kolam kuat digunakan terpal jenis HDPE. Untuk kandungan oksigen
dilakukan dengan batu aerasinya. Aerasi ditempatkan di sekeliling kolam dengan
jarak 1-2 meter. Padat penebaran sebanyak 50 ekor/m2 ukuran 2-3 gram bila
pemberian pakan tidak intensif dan 150 ekor/m2 dengan pemberian pakan secara
intensif.
4.2.5. Pemberian Pakan
Selain makanan alami selama pemeliharaan udang galah perlu diberikan
pakan tambahan berupa pelet udang dengan kadar protein 25 – 30% karena
makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam.
Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang di berikan
mulai 20% menurun sampai 3% dari bobot total populasi, dengan frekuensi
pemberian 2 – 3 kali sehari. Untuk menghitung jumlah pakan yang harus di
berikan dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah Pakan = Biomassa x Dosis Pakan
Biomassa = Bobot rata2 x Jumlah Udang
4.2.6. Sampling
Sampling dilakukan setiap 2 minggu sekali setelah pendederan juvenil
udang galah di kolam. Sampling dilakukan dengan cara mengambil beberapa
udang untuk di jadikan sebagai tolak ukur panjang dan bobot dari setiap
kolamnya. Udang yang diambil lalu diukur panjangnya menggunakan penggaris
dari bagian rostrum sampai dengan bagian abdomen, lalu ditimbang bobotnya
dengan menggunakan neraca digital, lalu dicatat dari mulai sampel udang pertama
hingga sampel udang terakhir. Bertujuan untuk menduga populasi udang di dalam
kolam, panjang dan bobot udang serta untuk menghitung jumlah pemberian pakan
selanjutnya.
27
4.2.7. Predator dan Penyakit
Predator
Untuk mencegah masuknya hewan predator, pada saluran inlet dipasang
saringan untuk mencegah masuknya ikan lain tanpa sengaja.
Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah “Black Spot” yaitu
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh
timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan
menurunnya mutu udang. Untuk pencegahan pencegahan penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri ini digunakan obat antibakterial yang diberikan
secara oral melalui pakan.
4.2.8. Pemanenan
Pemanenan udang galah dilakukan setelah pembesaran selama 3 bulan.
Ukuran rata-rata 33 – 40 gr per ekor. Panen yang dilakukan di BBPBAT dengan
cara :
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total
sehingga produksi total dapat segera diketahui, kerugian sistem ini adalah udang
yang masih kecil ikut dipanen serta membuang air yang telah kaya dengan
organisme dan mineral. Biasanya panen total dilakukan pada waktu pagi bagian
subuh dan sore menuju malam. Pemanenan pada pembesaran udang galah ini
dilakukan pada ukuran 33-40 gram/ekor dengan SR 70-80%. Pemanenan Udang
galah (macrobrachium rosenbergii de man) dilakukan pada saat suhu rendah, dan
biasa nya dilakukan pada pagi hari ataupun sore hari. Diawali dengan mengganti
pipa pembuangan dengan pipa berlubang kecil kecil yang bertujuan untuk
mengurangi debit air secara bertahap dan secara bersamaan menutup saluran
pemasukan air. Apabila ketinggian air kira-kira 10 cm sampai terlihat jelas dasar
kolam dan kemalir kolam, udang juga sudah terlihat di dasar kolam setelah itu
udang diambil dan di kumpulkan menggunakan scoppnet, lalu dimasukkan ke
28
dalam ember yang berisi air, dan langsung di pindahkan ke bak yang telah
dipasang happa sebelumnya.
4.3. Analisa Data Usaha Udang Galah
Luas Kolam 600 m2
Padat Tebar 150 ekor / m2
Jumlah Tebar 90000 ekor
Ukuran Juvenil 0,002 – 0,004 gram
Pemeliharaan 3 Bulan
Tingkat Kehidupan (SR) 70%
Panen Ukuran 33 – 40 gr/ekor
Harga jual udang konsumsi = 50.000 / kg bisa sampai 75.000 / kg
Tabel 4. Biaya Investasi
No Jenis Kebutuhan Jumlah (Rp)
1 Kolam lapis HDPE 1 buah 30.000.000
2 Alat Produksi 1 set 200.000
Jumlah 30.200.000
Tabel 5. Biaya Tetap
No Jenis Umur penyusutan Harga (Rp) Jumlah
(Rp)
1 Kolam lapis HDPE 3 bulan/(5x12) 30.000.000 900.000
2 Alat 3 bulan/(3x12) 200.000 10.000
Jumlah 910.000
Tabel 6. Biaya Variabel
No Jenis Kebutuhan Jumlah (Rp)
1 Pakan crumble Rp. 15.000 x 5 kg 75.000
2 Pakan pelet Rp.13.500 x 14,5 kg 195.750
3 Bibit juvenil 90.000 ekor x Rp.40 3.600.000
29
4 Tenaga kerja 1 orang x Rp.100.000 x 2 bulan 200.000
5 Obat-obatan 1 paket 100.000
6 Lain-lain (shelter) 50.000
Jumlah 4.220.750
Total biaya operasional = biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 910.000 + Rp. 4.220.750
= Rp. 4.220.750
4.4. Analisis Perhitungan Usaha Udang Galah
1. Penerimaan
Volume Produksi = 90.000 ekor x 70 %
= 63.000 ekor
Penerimaan = Volume produksi x Harga jual
= 63.000 ekor x Rp. 150
= Rp. 9.450.000
2. Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 9.450.000- Rp. 4.220.750
= Rp. 4.319.250
3. R/C Ratio
R/C Ratio = Penerimaan
Total Biaya Produksi
= Rp. 9.450.000
Rp. 4.220.750
= 1,80
Artinya, setiap Rp.100 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp.180
4. Rentabilitas
30
Rentabilitas = LM X 100%
= Rp . 4.319 .250Rp .4,220.750 X 100%
= 84%
Artinya, nilai rentabilitas untuk juvenil yaitu 84% lebih besar dari suku
bunga bank yaitu 0,75% maka keadaan ini dinyatakan menguntungkan.
5. Break Even Point (BEP)
BEP harga produksi = Total biaya operasional
Volume produksi
= Rp. 4.220.750
63.000
= Rp. 81,44 / ekor
Artinya, titik impas pada usaha juvenil udang galah sistem monokultur ini
akan tercapai dengan harga jual udang galah yaitu Rp. 81,44 / kg.
BEP Volume Produksi = Total biaya operasional
Harga jual per unit
= Rp. 4.220.750
Rp. 150 / ekor
= 34.205 ekor
Artinya, titik impas pada usaha juvenil udang galah sistem monokultur ini
akan tercapai pada saat produksi udang galah terjual sebanyak 34.205 ekor.
6. Payback Period (PP)
PP = Biaya Investasi x periode usaha
Keuntungan
= 12.700.000 x (12/2)
Rp. 2.218.650
= 34 periode usaha
Artinya, modal usaha yang di investasikan pada usaha juvenil udang
galah akan kembali dalam jangka 34 periode usaha.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kegiatan usaha untuk pembesaran udang galah di BBPBAT Sukabumi
dimulai dari usaha juvenil, praktek yang dilakukan adalah pembesaran dengan
sistem intensif (Monokultur). Kualitas air di kolam tidak memenuhi persaratan
Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti DO yang rendah karena tidak adanya
kincir yang biasa digunakan untuk pembesaran udang galah, Alkalinitas yang
tinggi dan suhu yang rendah membuat pertumbuhan dari udang galah terhambat.
Kualitas air yang masuk ke dalam kolam tercampur oleh sampah yang
mengkontaminasi air menjadi tidak bagus dan aliran air yang kecil membuat
pergantian air yang tidak maksimal sehingga kadar amoniak sangat tinggi,
masuknya pengganggu seperti ikan lagi yang masuk tanpa disengaja dapat
mempengaruhi pertumbuhan udang galah. Hasil perhitungan analisis usaha
keuntungan yang diperoleh dalam 1 kali periode usaha yaitu, pemebesaran dengan
sistem intensif (monokultur) sebesar Rp.38.494.674, Pentokolan I Rp.4.319.250
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pembesaran
secara intensif (monokultur) yang paling menguntungkan.
5.2. Saran
Saat ini jumlah permintaan pasar terhadap udang galah semakin
meningkat sedangkan produsen/pembudidaya udang galah tidak dapat memenuhi
permintaan pasar tersebut, maka dari itu perlu sosialisasi kepada para
pembudidaya dan calon pembudidaya bahwa udang galah ini merupakan usaha
yang layak untuk dijalankan, dan masih banyak khalayak umum yang kurang tau
bahwa ada jenis udang yang dapat di budidayakan di air tawar yaitu udang galah.
Dalam usaha udang galah kualitas air dan teknologi yang mendukung
merupakan faktor yang penting, maka dari itu diharapkan pada pembesaran udang
galah yang ada di BBPBAT diperhatikan kualitas air dan teknologi terbaru agar
para pembudidaya diluar BBPBAT dapat mengacu pada budidaya yang baik dan
berkualitas yang ada pada BBPBAT.
32
LAMPIRAN
Gambar 16.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 17.(dokumentasi PKL 2016)
Gambar 18.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 19.(dokumentasi PKL 2016)
Gambar 20.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 21.(dokumentasi PKL 2016)
33
Gambar 22.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 23.(dokumentasi PKL 2016)
Gambar 24.(dokumentasi PKL 2016) Gambar 25.(dokumentasi PKL 2016)
Gambar 26.(dokumentasi PKL 2016)
DAFTAR PUSTAKA
34
Hadie. W dan Lies Emmawati Hadie. 2002. Budidaya Udang Galah GlMacro
Penebaran swadaya, Jakarta.
Ling, S.W. 1969. Method of rearing and culturing Macrobrachium rosenbergii (de
man), FAO World Sci. Conf. Biol. Cult, Shrimps, Prawn,
F.R:BSCP/67/E/30:18p. NewYork.
Daniel.M. 2002. Ekonomi Pertanian. Penebaran Swadaya. Jakarta
Prasslina, Arizal Lutfien. 2009. Peranan Sektor Perikanan Dan Penentuan
Komoditas Unggulan Dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Program Studi Manajemen Bisnis Dan Ekonomi
Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor: Bogor.
Putra, Iskandar., Rusliadi., Deni Efizon dan M.Fauzi.2010. Studi Pengembangan
Budidaya Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) Di Kecamatan Siak
Kecil Kabupaten Bengkalis. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau: Riau
Widodo, J., dkk. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut. Cetakan
Pertama.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mudzakir, Abdul Kohar.2000. Analisis Ekonomi dan Finansial Usaha Budidaya
Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii). Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.Universitas Dipenogoro:Semarang.
Arikunto,S.1997.Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.rineka cipta.jakarta
Ainie. Haryanti Nur.2009.Usaha Pembuatan Kerupuk Udang di PT.Candi Jaya
Amerta Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.Universitas
Brawijaya.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan:Malang.
35
Hanafiah dan saefuddin.2006.tataniaga hasil perikanan.UI press.jakarta
Effendy,2012. Pengantar Bisnis Moderen. Penerbit Jurusan Manajemen:Jakarta.
Rangkuti,2012. Riset pasar Dalam Ilmu Agribisnis. Buku panduan
Kewirausahaan Perikanan. Universitas Brawijaya Malang. Malang
36