isi laporan fix

37
SKENARIO TEKNIK SAMPLING Drg. Monad ingin melakukan penelitian epidemiologi tentang kebersihan mulut pada siswa SD di Kecamatan Sigara. Penelitian dilakukan karena setiap pasien anak yang datang ke puskesmas untuk berobat didapatkan tingkat kebersihan mulut yang buruk. Kecamatan Sigara memiliki 30 SD dengan jumlah siswa 5610. Teknik sampling yang cocok untuk penelitian tersebut adalah? STEP 1 Epidemiologi Epidemiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi, penyebaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan cara pencegahan suatu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan suatu teknik yang digunakan dalam suatu penelitian untuk menentukan cara pengambilan sampel agar sampel yang diambil dapat mewakili karakteristik dari populasi yang akan diteliti. STEP 2 1

Upload: ade-ayu

Post on 09-Jul-2016

260 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

isi laporan blok mkgm teknik sampling

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Laporan Fix

SKENARIO

TEKNIK SAMPLING

Drg. Monad ingin melakukan penelitian epidemiologi tentang kebersihan mulut

pada siswa SD di Kecamatan Sigara. Penelitian dilakukan karena setiap pasien

anak yang datang ke puskesmas untuk berobat didapatkan tingkat kebersihan

mulut yang buruk. Kecamatan Sigara memiliki 30 SD dengan jumlah siswa 5610.

Teknik sampling yang cocok untuk penelitian tersebut adalah?

STEP 1

Epidemiologi

Epidemiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi,

penyebaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan cara pencegahan suatu

masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.

Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu teknik yang digunakan dalam suatu

penelitian untuk menentukan cara pengambilan sampel agar sampel yang

diambil dapat mewakili karakteristik dari populasi yang akan diteliti.

STEP 2

1. Apakah teknik sampling yang digunakan dalam skenario?

2. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?

3. Apa saja hambatan-hambatan yang terjadi pada proses sampling di skenario?

4. Apa saja syarat sampel yang baik?

5. Apa saja macam-macam penelitian epidemiologi?

6. Apakah tujuan dilakukannya teknik sampling pada skenario?

1

Page 2: Isi Laporan Fix

STEP 3

1. Karena pada skenario jumlah siswa SD sangat banyak dan populasi homogeny

yaitu seluruhnya siswa SD, maka dapat dipilih teknik sampling Simple

Random Sampling. Dimana pada teknik sampling ini, terdapat dua macam

cara. Apabila populasi sedikit, maka ditentukan dengan cara mengundi atau

cointoss. Sedangkan apabila populasi banyak maka digunakan label random

numbers.

2. Terdapat dua macam cara untuk menentukan jumlah sampel, statistic dan non

statistic. Pada cara non statistic lebih banyak kecenderungan subyektifitas dari

peneliti sehingga jarang digunakan dan lebih baik menggunakan cara statistic.

Cara statistic ini menggunakan rumus sebagai berikut :

n =

n= jumlah sampel

N=jumlah populasi

D=0,5

Beberapa factor yang harus diperhatikan saat menentukan jumlah sampel yaitu

heterogenitas dari populasi, waktu biaya dan tenaga peneliti, serta rencana

analisi yang akan digunakan.

3. Karena menggunakan teknik simple random sampling, maka hambatan-

hambatan yang dihadapi oleh peneliti yaitu peneliti membutuhkan daftar

populasi yang akan diteliti, biaya lebih besar, waktu lebih lama, dan tenaga

yang dibutuhkan lebih besar.

4. Syarat sampel yang baik yaitu :

Dapat mewakili karakteristik populasi

Valid

Sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti

Dapat diajak bekerja sama

Dipilih secara obyektif

Akurat, tepat, dan presisi

2

Page 3: Isi Laporan Fix

5. Penelitian Epidemiologi terdapat 2 macam yaitu penelitian eksperimental dan

observasional. Pada penelitian eksperimental, peneliti melakukan perlakuan

pada sampel. Sedangkan untuk penelitian observasional dibagi lagi menjadi

dua yaitu analitik dan deskriptif. Untuk penelitian analitik diteliti tentang

frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan. Sedangkan pada penelitian

deskriptif diteliti determinan atau factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

suatu masalah kesehatan tersebut.

6. Tujuan dari teknik sampling ialah memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitan. Teknik sampling diperlukan untuk membuat penelitian menjadi

lebih efisien, yakni dengan biaya yang lebih sedikit akan mendapatkan tingkat

ketelitian yang sama, atua dengan biaya yang sama akan mendapatkan tingkat

ketelitian lebih tinggi.

3

Page 4: Isi Laporan Fix

STEP 4

STEP 5

Learning Objective

1. Macam-macam teknik sampling

2. Cara menentukan jumlah sampel

3. Syarat sampel yang baik

4

Penelitian Epidemiologi

Observatif Eksperimental

Deskriptif

Populasi

Teknik Sampling

Analitik

Non RandomRandom

SyaratSampel

Page 5: Isi Laporan Fix

STEP 7

1. Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan. Menurut Margono (2004: 118), pengertian populasi adalah

seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu

yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan

manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka

banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Dan

menurut Kerlinger (Furchan, 2004: 193) pengertian populasi adalah semua

anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara

jelas. Serta menurut Nazir (2005: 271) pengertian populasi adalah kumpulan

dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau

ciri tersebut dinamakan variabel.

Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi

finit. Sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai

jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga, disebut populasi infinit.

Margono (2010:119) mengemukakan bahwa persoalan populasi bagi

suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat yang sama. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat

golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah

saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah,

hasilnya akan sama saja.

2. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat atau keadaaan yang bervariasi, sehingga perlu

ditetapkan batas-batasnya.

Sementara itu, pembagian populasi menurut Sastroasmoro dan Ismail

(1995) meliputi:

1. Populasi target adalah populasi yang memeuhi kriteria yang telah

disiapkan.

5

Page 6: Isi Laporan Fix

2. Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria

penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti dan kelompoknya.

Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2003).

Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:215) adalah

“sebagian dari populasi itu”. Margono (2010:121) mengemukakan bahwa

sampel adalah “sebagai bagian dari populasi. Sudjana (2005:6)

mengemukakan bahwa sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”.

Sampel dibagi dua, yaitu sampel representatif dan sampel

nonrepresentatif. Sampel representatif adalah sampel yang bisa mewakili

keadaan populasinya, dan sampel nonrepresentatif adalah sampel yang tidak

dapat mewakili populasinya.

Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi-

populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya karena adanya

keterbatasan dana, tenaga dan waktu (Sugiyono : 2001).

Alasan-alasan penggunaan sampel (Margono: 2004)

1. Ukuran populasi : populasi yang tidak terbatas : jumlah sangat besar

dan tidak praktis

2. Biaya : Semakin besar jumlah objek, biaya semakin tinggi

3. Waktu : Waktu tersedia terbatas, sedangkan kesimpulan diinginkan

segera

4. Percobaan yang sifatnya merusak’Ketelitian

5. Ekonomi

Sebelum melakukan sampling pada populasi, tentunya dibutuhkan suatu

strategi untuk memudahkan dalam pengambilan sampling, salah satunya yakni

dengan kerangka sampel. Kerangka sampling ini penting untuk menjamin semua

anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai

sampel. Kerangka sampel ditentukan oleh populasi sasaran yang sudah dibuat.

6

Page 7: Isi Laporan Fix

Ada tiga karateristik kerangka sampel yang baik:.

1. Komprehensif. Kerangka sampel disebut komprehensif jika kerangka

sampel itu memasukkan semua anggota populasi sasaran. Kerangka

sampel itu memasukkan satu demi satu anggota dari populasi sasaran.

Daftar nama mahasiswa di satu perguruan tinggi adalah salah satu contoh

kerangka sampel yang komprehensif. Daftar itu memuat secara lengkap

nama semua mahasiswa per-fakultas dan per-tahun masuk mahasiswa.

Daftar itu umumnya juga terus menerus diperbaharui. Bandingkan dengan

daftar nama penduduk di satu desa, umumnya, kantor desa tidak

mempunyai daftar nama semua penduduk. Kalaupun ada, daftar itu tidak

komprehensif. Misalnya, kantor desa tidak memasukkan nama penduduk

yang baru pindah atau baru menetap di desa tersebut. Akibatnya, tidak

semua penduduk dea masuk dalam daftar nama penduduk tersebut

sehingga berpengaruh dalam hasil penelitian.

2. Probabilitas. Kerangka sampel yang baik juga harus menjamin setiap

anggota yang masuk dalam daftar itu mempunyi kesempatan yang sama

untuk terpilih sebagai sampel. Ini berarti, tidak boleh ada satu orang yang

tercatat lebih dari sekali. Misalnya, survey mengenai minat baca dengan

kerangka sampel buku daftar kunjungan perpustakaan. Jika kerangka

sampel ini yang dipakai, peneliti perlu berhati-hati. Hal ini karena bisa jadi

ada satu orang pengunjung yang mencatatkan namanya lebih dari sekali-

misalnya karena ia datang ke perpustakaan lebih dari sekali dalam satu

hari. Kerangka sampel ini tidak menjamin probabilitas yang sama dari

semua anggota populasi sasaran.

3. Eisien. Kerangka sampel yang baik juga harus efisien, dimana data yang

diperlukan mudah didapatkan dan tidak membutuhkan biaya dan tenaga

besar dalam mendapatkannya. Misalnya, Kalau kita membuat survey

mengenai pelayanan Telkom maka kerangka sampel yang baik dalam asas

efisien adalah buku petunjuk telpon (yang diterbitkan oleh yellow pages).

7

Page 8: Isi Laporan Fix

Sampling itu sendiri merupakan proses untuk menyeleksi populasi

untuk dijadikan sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Dan untuk

teknik sampling merupakan cara atau metode dalam mengambil sampel dari

populasinya sehingga didapatkan sampel yang valid dan dapat diandalkan

dalam newakili populasinya. (Maryani, L. 2010).

Teknik sampling dapat dikatakan baik untuk dilakukan ketika memiliki

syarat-syarat berikut ini, antara lain :

a. Sampel yang diperoleh harus betul-betul mewakili karakteristik dari

populasi yang sedang diteliti.

b. Prosedur sampling harus sederhana dan praktis sehingga mudah

dilaksanakan di lapangan.

c. Efisien dan ekonomis serta dapat memberikan informasi selengkap-

lengkapnya dengan biaya yang seminimal mungkin.

d. Jumlah sampel yang ada harus adekuat, sehingga dapat dipakai untuk

keperluan generalisasi parameter populasi (Chandra, 1995).

Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga

berdasarkan tekniknya dikategorikan menjadi dua disebut probability sampling

dan non-probability sampling.

1. Probability Sampling

Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau

penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas

pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.

Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini

merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai

berikut:

Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.

8

Page 9: Isi Laporan Fix

Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat

diperkirakan.

Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Kerugian pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai

berikut:

Sulit dalam pelaksanaan, membutuhkan biaya, waktu dan tenaga relative

lebih besar dibanding non probability sampling

Memerlukan kerangka sampel (daftar dari semua unsur dalam populasi)

Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu

sebagai berikut:

a. Simple Random Sampling

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung

deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada

setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi

rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada

yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-

perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan

kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan

merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel

secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus

mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang

sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini

proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara

random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

9

Page 10: Isi Laporan Fix

- Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi

"Cointoss".

- Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers"

Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling:

Sifat populasi adalah homogen

Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis

Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian : Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel mungkin

tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

b. Stratified Random Sampling

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan

sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,

maupun secara systematic random sampling. Karena unsur populasi

berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang

signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil

sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap

manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer

tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi.

Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas

paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik

pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh

manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer

menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel

secara acak.

10

Page 11: Isi Laporan Fix

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat

menentukan secara proposional dan tidak proposional. Yang dimaksud dengan

proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan

jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Jumlah dalam setiap stratum

tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu

atau beberapa stratum sangat sedikit.

Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:

Populasi mempunyai unsure heterogenitas

Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan

sesuai dengan unsur heterogenitas yang dimiliki

Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang

akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional)

Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

Kerugian : Daftar populasi setiap strata diperlukan, jika daerah geografisnya

luas biaya transportasi tinggi.

c. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel

berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang

distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki

karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B :

perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh

mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap

departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda pula. Beda

jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat pendapatnya, beda

tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jika peneliti

bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para pegawai terhadap suatu

11

Page 12: Isi Laporan Fix

strategi yang segera diterapkan perusahaan, maka peneliti dapat menggunakan

cluster sampling untuk mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua

departemen saja.

Syarat Penggunaan Cluster Sampling :

Populasi heterogen dan menyebar

Sampel dalam klaster harus se heterogen mungkin

Antar klaster harus sehomogen mungkin

Keuntungan : Tidak memerlukan daftar populasi, biaya transportasi kurang

Kerugian : Prosudur estimasi sulit.

d. Systematic Sampling

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak

memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel

sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih

unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan

sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang

keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi

bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel.

Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan

diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,

kedua, dan seterusnya adalah 25.

Syarat Penggunaan Metode Systematical Sampling:

Sifat populasi adalah homogen

Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis

Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

Keuntungan : biaya cukup rendah12

Page 13: Isi Laporan Fix

Kerugian : populasi yang banyak

e. Multi Stage Sampling

Merupakan proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik

bertingkat dua atau lebih.

Syarat Penggunaan Multi Stage Sampling:

Populasinya cukup homogen

Jumlah populasi sangat besar

Populasi menempati daerah yang sangat luas

Biaya penelitian kecil

Kelebihan : biaya transportasi murah

Kelemahan :

- Prosedur estimasi sulit,

- Prosedur pengambilan memerlukan perencanaan yang cermat.

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling

Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen

populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena

kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh

peneliti.

Keuntungan dari non probability sampling adalah :13

Page 14: Isi Laporan Fix

Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Mudah Pelaksanaannya, tidak membutuhkan biaya besar, tidak

membutuhkan waktu yang lama

Sedangkan kerugiannya adalah :

Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya

transportasi besar

Tidak obyektif

Tidak dapat mewakili populasi keseluruhan

a. Convenience Sampling

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain

kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel

karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang

tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental

sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street)

Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan,

yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara

acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,

hasilnya ternyata kurang obyektif.

Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan

Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung

hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu

b. Purposive Sampling

14

Page 15: Isi Laporan Fix

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan

tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang

diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama

judgement dan quota sampling.

Kelebihan : tujuan dari peneliti dapat terpenuhi

Kekurangan : belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang

paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk

memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh

suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik

untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih

sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai

“information rich”. Dalam program pengembangan produk (product

development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri,

dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap

produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan

menerima produk itu dengan baik.

Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara

proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.

Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan

Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti

15

Page 16: Isi Laporan Fix

c. Snowball Sampling

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi

penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan

penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih

banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang

lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin

mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti

cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan

wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut

untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita

lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa

mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa juga dilakukan

pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang

eksklusif (tertutup).

Kelebihan : Mudah digunakan

Kelemahan: Membutuhkan waktu yang lama

Menurut literatur lain, metode sampling dapat dikelompokkan menjadi empat

yaitu probability sampling, purposive sampling, convenience sampling, danmixed

method sampling dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:

1. Teknik probability sampling seringkali digunakan dalam penelitian

kuantitatif, yaitu dengan cara memilih jumlah yang relatif besar dalam unit

dari suatu populasi atau dari suatu sub-kelompok yang spesifik (strata) dari

suatu populasi, secara acak dimana penggabungan dari tiap anggota populasi

dapat ditentukan (Tashakkori & Teddlie, 2003 dalam Teddlie & Yu, 2007).

2. Teknik purposive sampling (sampel bertujuan), biasa digunakan dalam

penelitian kualitatif, yaitu ditentukan dengan cara pemilihan unit terlebih

dahulu (misal individual, kelompok individu, atau institusi) didasarkan pada

16

Page 17: Isi Laporan Fix

tujuan spesifik terkait dengan jeawaban dari pertanyaan penelitian. Purposive

method sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan

unit/permasalahan tertentu (didasarkan pada tujuan spesifik) (Teddlie & Yu,

2007).

3. Convenience sampling melibatkan penggambaran sampel yang baik dan

mudah diakses serta bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, baik yang

dipilih (captive) maupun relawan (volunteer).

4. Mixed method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan

unit atau kasus penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk

meningkatkan validitas eksternal serta strategi purposive sampling untuk

meningkatkan transferabilitas. Mixed method sampling adalah penggabungan

teknik kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

diajukan oleh desain penelitian metode campuran (Teddlie & Yu, 2007).

2. Cara menentukan jumlah sampel

Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran ( 1992: 252 )  memberikan pedoman

penentuan jumlah sampel sebagai berikut:

1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen

2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,

SD/SLTP/SMU,  dsb),jumlah minimum subsampel harus 30

3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate)

ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah

variable yang akan dianalisis.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang

ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.

17

Page 18: Isi Laporan Fix

Selain tingkat kesalahan, beberapa faktor lain yang perlu memperoleh

pertimbangan dalam menentukan jumlah sampel yaitu:

(1) derajat keseragaman,

(2) rencana analisis,

(3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.

Makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen populasi, makin

banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail atau

rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin

mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga

bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan.

Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai

jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.. Makin sedikit waktu,

biaya , dan tenaga yang dimiliki peneliti, makin sedikit pula sampel yang bisa

diperoleh. Perlu dipahami bahwa apapun alasannya, penelitian haruslah dapat

dikelola dengan baik (manageable).

Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10%

dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi,

penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian

eksperimen 15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992)

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan

umum untuk menentukan ukuran sampel :

a) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian

b) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior,

dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori

adalah tepat

18

Page 19: Isi Laporan Fix

c) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),

ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam

penelitian

d) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran

sampel kecil antara 10 sampai dengan 20

Berdasarkan Gay dan Diehl, ukuran sampel dalam suatu penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian deskriptif, sampel minimumnya adalah 10% dari populasi

b. Penelitian korelasi, sampel minimumnya adalah 30 subjek

c. Penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group

d. Penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group

Berdasarkan Frankel dan Wallen ukuran sampel minimum untuk :

a. Penelitian deskriptif sebanyak 100

b. Penelitian korelasional sebanyak 50

c. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group

d. Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per group

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran

tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal

tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya

adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah

sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel

(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan

generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah

populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

BEBERAPA CARA UNTUK MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL

1. Sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, sebaiknya

diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi atau

sensus. Tetapi jika jumlah subjeknya (populasi) besar, jumlah sampel

19

Page 20: Isi Laporan Fix

dapat ditentukan dengan persentase, seperti 10%, 15%, 20%, 25% atau

lebih. Pilihan ini sangat tergantung dari: 1) kemampuan peneliti (waktu,

tenaga, dan biaya), 2) sempit dan luasnya wilayah pengamatan, karena

menyangkut banyak sedikitnya data yang diperoleh, 3) besar kecilnya

resiko yang ditanggung peneliti (Suharsimi Arikonto, 2006: 134).

2. Dengan teori Jacob Cohen dan tabel L (1977: 439- 442)

Contoh populasi 300 orang, berapa sampelnya? Misalnya : Power (p) = 0,95

dan effect size (f2) = 0,1 Harga L dalam tabel t.s 5%, power 0,95 dan u = 5

adalah 19,78 Maka dengan rumus di atas diperoleh jumlah sampel:

3. Dengan tabel yang dikembangkan oleh Isac dan Michael (1981: 192).

Isac dan Michael mengembangkan tabel penentual jumlah sampel dari

populasi tertentu dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Formula yang

dianjurkan, untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui

jumlahnya adalah:

20

Page 21: Isi Laporan Fix

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi

mulai dari 10 sampai 1.000.000. Tabel 2.1 di halaman 9, terlihat bahwa makin

besar taraf kesalahan maka akan semakin kecil ukuran sampel. Sebagai contoh

(lihat tabel) untuk populasi 1.000, pada taraf kesalahan 1% jumlah sampelnya

399, untuk taraf kesalahan 5%, jumlah sampelnya 258, dan untuk taraf

kesalahan 10%, jumlah sampelnya 213. dari tabel 2.1 juga terlihat bahwa bila

jumlah populasi tak terhingga maka jumlah anggota sampelnya berturut-turut

untuk kesalahan 1% = 664, untuk kesalahan 5% = 349, dan untuk kesalahan

10% = 272. Demikian pula untuk jumlah populasi 10, jumlah anggota sampel

sebanyak 9,56 dan dibulatkan menjadi 10.

Cara menentukan ukuran sampel seperti ini, didasarkan atas asumsi bahwa

sampel berdistribusi normal (populasi heterogen). Bila sampel tidak

berdistribusi normal atau populasi homogen maka cara tersebut tidak perlu

dipakai. Misalnya untuk benda (logam) homogen, ukuran sampel sekecil

apapun sudah bisa mewakili.

Contoh menentukan ukuran sampel, adapun penelitian yang dilakukan

adalah untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pelayanan

pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

Kelompok masyarakat itu terdiri 1.000 orang, yang dapat dikelompokan

berdasarkan jenjang pendidikan yaitu: lulusan S1 = 50 orang, Diploma = 300

orang, SMA/SMK = 500 orang, SMP = 100 orang, dan SD = 50 orang

(populasi berstrata).

Dengan menggunakan tabel 2.1, bila jumlah populasi 1.000 orang,

kesalahan yang dipilih 5%, maka jumlah sampel 258. Karena Populasi

berstrata maka sampel juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang

pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat

pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi ukuran sampel

dapat ditentukan sebagai berikut:

21

Page 22: Isi Laporan Fix

Jadi ukuran sampelnya adalah 12,90 + 77,40 + 129,0 + 25,80 + 12,90 = 258.

Jumlah yang pecahannya dibulatkan ke atas, maka ukuran sampelnya mnjadi:

13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259.

4. Dengan Nomogram Herry King.

Dalam Nomogram Herry King, jumlah populasi maksimum 2.000, dengan

taraf kesalahan yang bervariasi, mulai 0.3% sampai dengan 15%, dan faktor

pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan (lihat

grafik). Dalam nomogram terlihat confident interval (interval kepercayaan)

22

Page 23: Isi Laporan Fix

untuk 80% faktor pengali 0,780; untuk 85% faktor pengali 0,785; untuk 95%

faktor pengali 1,195; dan untuk 99% faktor pengali 1,573.

Contoh jika populasi berjumlah 200, dan dikehendaki tingkat kepercayaan

sampel terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka

jumlah/ukuran sampel yang diambil adalah 0,58 x 200 x 1,195 = 19,12 orang

atau dibulatkan 20 orang.

Untuk lebih jelas, lihat grafik nomogram Herry King.

3. Syarat sampel yang baik

a) Harus Representatif

Pengambilan sampel harus direncanakan dan jangan asal mengambil.

Misal ingin meneliti hubungan pengetahuan pasien dengan perilaku dalam

23

Page 24: Isi Laporan Fix

pencegahan karies. Pengetahuan ini berkaitan dengan pendidikan dimana

dasar pendidikan pasien ada yang tidak sekolah, lulusan SD, SMP, SMA,

Perguruan tinggi sehingga ketika mengambil sampel yang dapat mewakili

populasi maka semua pasien dalam setiap tingkat pendidikan tersebut diambil

menjadi sampel.

b) Harus cukup banyak

Menurut Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar

sample semakin baik sehingga semakin mengurangi angka kesalahan.

(Maryani, L. 2010).

c) Sesuai dengan variable yang ditentukan oleh peneliti

Sampel yang diambil harus memiliki karakteristik populasi dan sesuai

dengan variable yang diinginkan oleh peneliti. Apabila tidak sesuai, maka

tidak dapat dijadikan sampel karena tidak ada variable yang bisa diteliti oleh

peneliti.

d) Harus kooperatif

Subyek yang dijadikan sampel harus mau bekerja sama dengan peneliti.

Sampel yang diambil harus setuju dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti padanya.

24

Page 25: Isi Laporan Fix

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar.

Jakarta: EGC

Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.

Churchill, Gilbert A. 2005. “Dasar-Dasar Riset Pemasaran”, Edisi 4, Jilid I, Alih

Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lidya, Maryani dan Muliani, Rizki. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo S, 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

R. Soedijono. 2008. Suplemen Kuliah: “Metode Riset Bisnis”. Universitas

Gunadarma. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Teddlie, C. & Yu, F. 2007. Mixed Methods Sampling: A Typology With

Examples.Journal of Mixed Method Research, 2007; 1; 77. Sage

Publication.

25