laporan praktikum_4 (fix)

21
PEMATAHAN DORMANSI PADA BENIH SAGA DAN BENIH PADI Laporan Praktikum Dasar Teknologi Benih Dosen Pengampu: Farida Damayanti, SP., MSc Citra Bakti , SP.,M.Si. Disusun Oleh: Kelompok 5 Agroteknologi H Faris Rashif (150510140156) Fitria Rahayu Khaerani (150510140173) Roytoh Napitupulu (150510140186) Gilda Hildeu (150510140192) Billy Nur Aqbil (150510140197) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: billynuraqbil

Post on 10-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Dasar Teknologi Benih Fakultas Pertanian

TRANSCRIPT

PEMATAHAN DORMANSI PADA BENIH SAGA DAN BENIH PADILaporan Praktikum Dasar Teknologi Benih

Dosen Pengampu:Farida Damayanti, SP., MSc Citra Bakti, SP.,M.Si.

Disusun Oleh:Kelompok 5Agroteknologi HFaris Rashif(150510140156)

Fitria Rahayu Khaerani(150510140173)

Roytoh Napitupulu(150510140186)

Gilda Hildeu(150510140192)

Billy Nur Aqbil(150510140197)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG2015DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan1BAB II TINJAUAN PUSTAKA22.1Dormansi dan Perlakuan pada Benih2BAB III METODE PRAKTIKUM63.1Waktu dan Tempat63.2Alat-alat dan Bahan63.3Prosedur Kerja6BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN84.1Data Hasil Pengamatan84.2 Pembahasan9BAB IV PENUTUP125.1Kesimpulan12DAFTAR PUSTAKA13

i

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangDormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Pada benih hal ini lumrah terjadi, penanaman benih tersebut menghasilkan sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan.Pengetahuan mengenai dormansi sangat diperlukan, terutama pada teknik pematahan dormansi. Hal ini digunakan untuk mengetahui kendala yang masih dihadapi dan teknik apa yang tepat untuk pematahan dormansi benih suatu tumbuhan, baik untuk budidaya ataupun penelitian.TujuanMengetahui cara pematahan dormansi dengan metode skarifikasi mekanik dan stratifikasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dormansi dan Perlakuan pada BenihDormansi pada benih adalah ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah pada lingkungan yang optimum. Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup, tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan, bagi suatu perkecambahan (Sutopo, 2002). Dormansi disebabkan oleh keadaan fisik dan keadaan fisiologis benih itu sendiri. Keadaan fisik yang mempengaruhi adalah keras atau tidaknya kulit benih, sedangkan keadaan fisiologis adalah keadaan embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Perlu diketahui, benih yang mengalami dormansi bukan berarti tidak dapat tumbuh atau benih tersebut mati. Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai beberapa tahun bergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Sehingga secara tidak langsung benih dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam.Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji, keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Sebagai contoh: kulit biji yang impermeable terhadap air dan gas sering dijumpai pada benih-benhi dari family Leguminosae. Pada benih wortel dapat dijumpai keadaan dormansi yang disebabkan oleh immaturity pada embrionya. Sedangkan dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari keadaan fisik kulit biji dan keadaan fisiologis embrio dapat ditemui pada benihFraxinus excelsior, yang dormansinya disebabkan oleh kombinasi dari keadaan pericarpnya yang membatasi masuknya oksigen, immaturity embrio dan kebutuhan akan perlakuan chilling.Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya, antara lain: karena temperature yang sangat rendah di musim dingin, perubahan temperature yang silih berganti, menipisnya kulit biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan, adanya kegiatan dari mikroorganisme.Macam-macam dormansi, di antaranya:1. Dormansi fisik Impermeabilitas kulit biji terhadap air, biasa disebut sebagai benih keras. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio.Keadaan dorman yang disebabkan oleh kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan embrio. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas.

2. Dormansi Fisiologis Immaturity embrio, ketidakdewasaan embrio yang artinya perkembangan embrio pada biji tanaman tidak secepat jaringan lainnya. After ripening, benih gagal berkecabah walaupun pada benih tersebut embrio telah terbentuk sempurna dan kondisi lingkungan juga sangat memungkinkan untuk berkecambah.

3. Dormansi sekunderBenih-benih bisa kehilangan kemampuan untuk berkecambah ketika dikenakan pada suatu keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan atau tidak terlalu baik kondisi lingkungannya.

4. Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolisme pada embrio. Contohnya: kebutuhan akan cahaya.

Perlakuan pendahuluan adalah istilah yang digunakan untuk proses mematahkan dormansi benih. Perlakuan pendahuluan diberikan pada benih-benih yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dikecambahkan (Widhityarini, Suryadi, dan Purwantoro, 2011). Upaya yang dapat dilakukan untuk mematahkan dormansi diantaranya skarifikasi dan stratifikasi. Skarifikasi adalah salah satu upaya untuk mematahkan dormansi benih yang berkulit keras. Skarifikasi dapat mematahkan dormansi pada benih berkulit keras karena dapat meningkatkanimbibisi benih. Skarifikasi mekanik dilakukan dengan cara melukai benih sehingga terdapat celah tempat keluar masuknya air dan oksigen. Teknik yang biasanya dilakukan pada skarifikasi mekanik adalah pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampat terlihat bagian embrio. Skarifikasi mekanik memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk proses perkecambahan. Skarifikasi mekanik menyebabkan hambatan mekanis kulit benih untuk berimbibisi berkurang sehingga peningkatan kadar air dapat terjadi lebih cepat sehingga benih cepat berkecambah (Widyawati et al., 2009).Sedangkan, stratifikasi adalah perlakuan pematahan dormansi dengan cara merendam benih dalam air dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Perendaman tersebut berfungsi untuk mencuci zat-zat yang dapat menghambat perkecambahan dan juga kulit benih dapat lebih lunak. Perendaman adalah prosedur yang sangat lambat unutk mengatasi dormansi fisik, selain itu ada resiko bahwa benih akan mati jika dibiarkan dalam air sampai seluruh benih menjadi permeabel (Schimdt, 2000).

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan TempatTempat pelaksanaan praktikum Uji Penuaan Dipercepat yaitu di Laboratorium Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan pada hari Jumat, 10 April 2015.3.2 Alat-alat dan Bahana. Alat:1. Amplas2. Germinator3. Bakib. Bahan: 1. Benih saga2. Benih padi3. Kertas merang4. Plastik5. Tali rafia6. Label3.3 Prosedur KerjaA. Skarifikasi1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.2. Mengamplas benih saga hingga kulit benih terbuka dan terlihat bagian putih.3. Menyiapkan kertas merang untuk mengecambahkan benih dengan metode UKDP.4. Meletakkan plastik sebagai alas.5. Meletakkan kertas merang di atas plastik.6. Menyusun 40 butir benih saga di atas kertas merang.7. Menggulung kertas merang dan mengikatnya menggunakan tali rafia.8. Menaruhnya di germinator.B. Stratifikasi1. Benih padi terlebih dahulu direndam dalam air panas bersuhu 400 C selama beberapa jam.2. Menyiapkan alat dan bahan untuk mengecambahkan benih menggunakan metode UKDP.3. Meletakkan plastik sebagai alas.4. Meletakkan kertas merang di atas plastik.5. Menyusun 100 butir benih padi di atas kertas merang.6. Menggulung kertas merang dan mengikatnya.7. Menaruhnya di germinator.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil PengamatanTabel 1. Perkecambahan benih sagaHariKe-8HariKe-9Hari Ke-10

N: -AN: -BK: 40M: -N: 23AN: -BK: 17M: -N: 17AN: -BK: -M: -

Tabel 2. Perkecambahan benih padiHari Ke-5Hari Ke-6Hari Ke-7Hari Ke-8Hari Ke-9

N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -

Hari Ke-10Hari Ke-11Hari Ke-12Hari Ke-13Hari Ke-14

N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: 100M : -N: -AN: -BK: -M : 100

Keterangan:N: Kecambah normalAN: Kecambah abnormalBK: Belum berkecambahM: Benih mati4.2 Pembahasan

Klasifikasi SagaKingdom:Plantae Division:MagnoliophytaClass:MagnoliopsidaOrder :FabalesFamily :FabaceaeGenus :AbrusSpecies:AbrusprecatoriusKlasifikasi PadiKingdom:Plantae Division:MagnoliophytaClass:MonocotyledoneaeOrder :PoalesFamily :PoaceaeGenus :OryzaSpecies:Oryza sativa

4.2.1 Benih saga FDC4.2.2 Benih padi FDC

Benih saga yang telah diberikan perlakuan untuk pematahan dormansi pada first day count baru mengeluarkan radikula, 11 butir dari 40 butir benih yang dikecambahkan. Sedangkan pada benih padi tidak menunjukkan adanya benih yang berkecambah.

4.2.4 Benih padi LDC4.2.3 Benih saga LDC

Benih saga pada last day count, berkecambah sebanyak 17 butir benih normal. Dan pada padi last day count tetap tidak ada benih yang berkecambah, dan dikatakan benih mati karena sampai hari terakhir perkecambahan benih tidak menunjukan perkembangan.

4.2.5 Benih padi matiDari data di atas dapat dilihat bahwa benih saga pohon termasuk benih yang cukup lama dan sulit berkecambah. Kondisi seperti ini sangat mengganggu dalam proses penyediaan bibit secara masal untuk penanaman dan juga dalam kegiatan pengujian benih. Kulit benih saga pohon termasuk kulit yang keras, maka faktor penyebab terjadinya dormansi benih adalah faktor kulitbenih. Untuk mematahkan dormansi kulit benihdiperlukansuatuperlakuanpendahuluantertentu.Faktorlainnyaadalahperlakuanfisikpadabiji,bahwadenganmengikirpada salahsatukutubyangberlawanandengantitiktumbuhkotiledonnyaakanmengakibatkan embriomudah tumbuh karena terhubung dengan lingkungan luar, beberapa faktor antara lain: kelembaban dan suhu serta cahaya sehingga memacu perkecambahan biji dari ujung radikula tempat titik tumbuh.Kemudian benih padi tidak berkecambah kemungkinan karena teknik pematahan dormansi seharusnya tidak dengan cara perendaman dengan air panas. Teknik tersebut tidak cocok dilakukan untuk benih padi, dan lebih cocok dilakukan pada benih kelapa sawit yang tebal kulitnya. Perendaman dengan air panas pada benih padi membuat benih lebih lama berdormansi, dan bisa mengakibatkan benih mati.

BAB IVPENUTUP

5.1 KesimpulanDormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji, keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Benih saga termasuk benih dengan dormansi exogenous, pematahan dormansinya dapat dilakukan dengan cara skarifikasi mekanis (fisik) yaitu dengan cara mengamplas kulit benih sehingga lebih permeable terhadap air dan gas. Sedangkan pada benih padi, pematahan dormansinya tidak bisa dilakukan dengan melakukan perendaman dalam air panas. Perendaman dengan air panas ini berlaku hanya pada kelapa sawit, sedangkan pada benih padi hanya bisa memperpanjang masa dormansi.

DAFTAR PUSTAKA

Suena, Wayan. 2005. Modul I Mata Kuliah Teknologi Benih.Sutopo, lita . 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Grafindo Persada.