heru fix laporan

117
TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Permasalahan Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang , namun permasalahan ini sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya. Akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, diatas rata-rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan (semrawut). Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat kompleks. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan intensitas hujan yang tinggi atau akibat-akibat durasi hujan yang lama. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Sistem Drainase Perkotaan merupakan salah satu komponen prasarana perkotaan yang sangat erat kaitannya dengan penataan MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 1

Upload: dicky-firman

Post on 10-Jul-2016

268 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan tugas tehnik

TRANSCRIPT

Page 1: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya musim

hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang , namun permasalahan ini sampai

saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya,

luasannya, kedalamannya, maupun durasinya. Akar permasalahan banjir di perkotaan

berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, diatas rata-rata pertumbuhan

nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan

yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan

(semrawut). Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan

drainase di perkotaan menjadi sangat kompleks.

Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk  menangani persoalan

kelebihan air baik  kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah. Kelebihan air

dapat disebabkan intensitas hujan yang tinggi atau akibat-akibat durasi hujan yang

lama. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan.

Sistem Drainase Perkotaan merupakan salah satu komponen prasarana

perkotaan yang sangat erat kaitannya dengan penataan ruang. Bencana banjir yang

sering melanda sebagian besar wilayah dan kota di Indonesia disebabkan oleh

kesemrawutan penataan ruang. Sistem drainase yang buruk menjadi penyebab utama

banjir dan gengangan-genangan air di wilayah tertentu. Sebagian besar disebabkan

karena saluran air tidak ada, saluran tersumbat sampah, dan akibat bangunan yang

mengganggu saluran.

Salah satunya adalah kota Malang. Kota yang wilayahnya masih terdapat

genangan-genangan air di titik-titik tertentu disebabkan oleh drainase yang kurang baik

serta kurang memadai. Khususnya survey yang kami lakukan yaitu pada daerah

Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen masih ada sebagian drainase yang perlu ditata

kembali dengan system berwawasan lingkungan yaitu dengan cara membuat sumur

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 1

Page 2: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

resapan baru di daerah-daerah tertentu guna memperbaiki system drainase yang ada

mengurangi terjadinya genangan maupun banjir saat hujan.

1.2 Identifikasi Permasalahan

Dalam melakukan Studi tugas Drainase Perkotaan ini, kami melakukan survei di

kelurahan Samaan ,kecamatan Klojen. Permasalahan yang ada yaitu dimensi saluran

yang ada sangat kecil di wilayah-wilayah tertentu menyebabkan terjadi genangan air.

Menurut penduduk setempat rata-rata genangan tiap tahunnya setinggi 2 cm sampai 6

cm. Untuk keadaan lokasi tersebut terletak pada daerah perkampungan, setiap jarak

antar rumah maupun jalan saling berdekatan dan sempit. Sekitaran daerah tersebut

juga masih terdapat lahan kosong yang tidak dimanfaatkan sebagai tempat sumur

resapan. Adapun juga kami mengidentifikasi permasalahan tersebut yaitu :

1. Sistem jaringan drainase yang belum memadai dan meningkatnya pertumbuhan

penduduk

2. Perubahan tata guna lahan sebagai daerah resapan air

1.3 Maksud dan Tujuan Permasalahan Drainase

Maksud dari penulisan laporan ini adalah pembuatan drainase berwawasan lingkungan

dengan menganalisa dan mengevaluasi terhadap system drainase yang ada pada

wilayah Kelurahan Bandungrejosari. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah

mengurangi masalah banjir atau genangan air pada daerah tersebut. Serta juga sebagai

evaluasi pemerintah maupun badan-badan instansi yang terkait mengenai saluran

drainase yang terarah dan tertata secara baik yang dimana akan ada penataan saluran

excisting , pembuatan sumur resapan dan perkembangan perencanaan drainase lama ke

yang baru.

1.4 Rumusan Masalah

1. Berapa debit banjir rancangan dengan kala ulang Q5 dan Q10?

2. Bagaimana pemilihan alternative penanganan masalah yang efisien ?

3. apa faktor penyebab terjadinya genangan pada daerah tersebut?

4. Bagaimana cara penerapan drainase berwawasan lingkungan pada daerah

tersebut ?

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 2

Page 3: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

1.5 Batasan Masalah

Dalam pembahasan masalah tugas drainase kota ini diperlukaan batasan-batasan

masalah di Kelurahan Samaan, kecamatan Klojen yaitu :

a. Analisa-analisa data yaitu :

- Analisa Hidrologi (curah hujan selama 5 dan 10 tahun terkahir)

- Analisa Hidrolika , Analisa alternative Wawasan Lingkungan

b. Perhitungan dimensi sistem drainase

1.6 Kondisi Daerah Studi

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 3

Page 4: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Drainase

Menurut Suripin (2004) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,

membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara

optimal

2.1.1Drainase perkotaan

Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainase mempunyai arti mengalirkan,

menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara

umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan

air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu

kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga

diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan

salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.

Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari

suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Dirunut

dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor

drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 4

Page 5: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters).Di sepanjang sistem

sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air

(aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun

pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah

dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur.

Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air

penerima, sehingga tidak merusak lingkungan.

Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang

sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem

drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan

air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang

nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas

lingkungan, dan kesehatan masyarakat. 

2.1.2 Fungsi Drainase

1) Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi

air tanah.

2) Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

3) Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

4) Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana

banjir.

2.1.3 Sistem Jaringan Drainase

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 5

Page 6: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang, caranya

dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di

permukaan tanah tersebut.Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang

lebih besar.Sistem yang paling kecil juga dihubungkan denga saluran rumah tangga dan

dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya, sehingga apabila cukup banyak

limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu diolah (treatment). Seluruh

proses tersebut di atas yang disebut dengan sistem drainase (Kodoatie, 2003).

Bagian infrastruktur (sistem drainase) dapat didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari

suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut

dari hulunya, bangunan system drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor

drain), saluran pengumpul (colector drain), saluranpembawa (conveyor drain), saluran

induk(main drain) dan badan air penerima (receiving waters).

Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunanlainnya, seperti gorong-gorong,

siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam

tando dan stasiun pompa.Pada systemdrainase yang lengkap, sebelum masuk ke badan

airpenerima air diolah dahulu pada instalasi pengolahair limbah (IPAL), khususnya

untuk systemtercampur. Hanya air yang telah memliki bakumutu tertentu yang

dimasukkan ke dalam badan airpenerima, biasanya sungai, sehingga tidak merusak

lingkungan Suripin, 2004)

2.2 Kinerja Sistem Jaringan Drainase

Kinerja adalah pengukuran tingkat keefektifan yang menghubungkan kualitas

produk dengan produktivitasnya dengan kata lain kinerja adalah hal yang digunakan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 6

Page 7: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

untuk mendiskripsikan kerja, produk dan karakter umum serta proses. Kinerja sistem

jaringan drainase adalah bagaimana hasil sistem drainase yang sudah dibangun dapat

mengatasi permasalahan genangan.

Berdasarkan rencana induk penyusunan system jaringan drainase perkotaan (Ditjen

Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2003), yang harus diperhatikan dalam

perencanaan sisem jaringan drainase adalah aspek teknis, aspek operasi pemeliharaan,

dan aspek pengelolaan.

Perkembangan perkotaan memerlukan perbaikan dan penambahan fasilitas

sistem drainase perkotaan. Dimana sistem pembuangan air hujan bertujuan:

a. Agar tidak terjadi genangan

b. Berusaha meresapkan air hujan kedalam tanah (prinsip kelestarian lingkungan).

2.3 Analisis Data Curah Hujan

Analisis curah hujan memproses data curah hujan mentah, diolah menjadi data yang

siap dipakai untuk perhitungan debit aliran. Data curah hujan yang akan dianalisis

berupa kumpulan data selama 10 tahun pengamatan berturut-turut, dinyatakan dalam

mm/24 jam.

1. Data Hujan

Data hujan yang diperlukan dalam analisis hidrologi meliputi data:

1. Curah hujan, adalah tinggi hujan dalam satu hari, bulan atau tahun. Dinyatakan

dalam mm, cm, atau inci.

2. Intensitas hujan, adalah banyaknya hujan yang jatuh dalam periode tertentu.

Misalnya mm/menit, mm/jam, mm/hari.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 7

Page 8: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

3. Frekuensi hujan, adalah kemungkinan terjadinya atau dilampauinya suatu

tinggi hujan tertentu. Biasanya dinyatakan dengan waktu ulang

(returnperiode) T, misalnya sekali dalam T tahun (Soemarto, 1995).

2. Kala Ulang Hujan (Return Period)

Kala ulang hujan atau yang disebut return period adalah periode (dalam

tahun) dimana suatu hujandengan tinggi intensitas yang sama, kemungkinandapat

berulang kembali kejadiannya satu kali dalamperiode waktu tertentu. Misalnya: 2, 5,

10, 25, 50,100 tahun sekali. Tinggi intensitas hujan, makin besarperiode ulangnya,

makin menaik.

Penetapan Periode Ulang Hujan (PUH) ini dipakai untuk menentukan

besarnya kapasitas saluranair terhadap limpasan air hujan atau besarnya kapasitas

(kemampuan) suatu bangunan air, untuk keperluan-keperluan tertentu.

2.3.1 Intensitas Curah Hujan

Dalam menentukan debit banjir rencana, perlu didapatkan harga sesuatu

Intensitas Curah Hujan. Intensitas Curah Hujan adalah ketinggian curah hujan yang

terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi.Analisis Intensitas

Curah Hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang terjadi pada masa lampau.

Intensitas Curah Hujan dinotasikan dengan huruf I dengan satuan mm/jam, yang

artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian mm dalam kurun waktu satu jam. Oleh Dr.

Mononobe dirumuskan Intensitas Curah Hujannya sebagai berikut:

I=R 2424

(242 /3

t)

dengan:

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

tc = Waktu Konsentrasi (jam)

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 8

Page 9: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm/ 24 jam)

2.4 Analisa Hidrologi

Dalam kaitannya dengan studi tentang sistem drainase untuk daerah perkotaan,

misalnya daerah perkantoran, daerah industri dalam kota dan lapangan terbang

umumnya menginginkan pembuangan air hujan yang secepat-cepatnya agar tidak ada

genangan air yang terlalu banyak di daerah tersebut. Untuk memenuhi tujuan tersebut,

dimensi saluran harus dibuat cukup besar sesuai dengan banjir rencana.

Keadaan tanah di daerah perkotaan sangat padat sehingga tidak memungkinkan

untuk membuat saluran (beserta bangunan - bangunannya) lebihh kecil daripada

ukuran menurut hujan rencana. Dalam hal ini kalau terdapat curah hujan yang

menyamai atau melebihi hujan rencana saluran – saluran akan meluap dan air bah akan

menggenangi halaman – halaman atau jalan – jalan yang rendah di daerah sekitarnya.

Hidrologi memiliki peran yang sangat penting dalam studi kajian drainase

perkotaan.Salah satu faktor yang mempengaruhi peranan itu adalah data hidrologi.

Dengan adanya data hidrologi kita dapat mengetahui besarnya debit rencana. Adapun

aspek – aspek hidrologi yang perlu dikaji yaitu :

2.4.1 Curah Hujan Rata – rata Daerah

Banjir yang terjadi pada saluran timbul jika terjadi hujan secara merata

diseluruh daerah aliran dengan intensitas tinggi dan dalam kurun waktu yang

panjang.Dalam pencatatan hujan di setiap pos dapat kita ketahui distribusi

hujannya.Curah hujan di setiap daerah tidak sama, sehingga sulit untuk menentukan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 9

Page 10: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

berapa banyak sebenarnya curah hujan didaerah tersebut. Karena tidak mungkin

menentukan batas – batas luas daerah hujan untuk setiap tempat pengukuran hujannya.

Curah hujan yang diperlukan untuk peyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan pengendalian banjir adalah curah hujan rata – rata di suatu daerah yang

bersangkutan, bukan curah hujan di suatu titik tertentu.Curah hujan ini di sebut curah

hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan dalam satuan mm. Dalam penanganan untuk

penganalisaan curah hujan rata – rata daerah harus diperkirakan di beberapa titik

pengamatan curah huajan. Salah satu cara pendekatan adalah dengan mengambil hujan

rata – rata di daerahnya untuk suatu periode tertentu, adapun metode yang digunakan

untuk menentukan hujan rata – rata disuatu daerah yaitu :

1. Dengan cara Poligon Thiessen

Cara Poligon Tiessen adalah suatu cara dengan memberi batasan daerah yang

dipengaruhi oleh curah hujan dari suatu tempat pengamatan dapat dipakai untuk

daerah pengaliran di sekitar tempat itu. Cara penghitungan Poligon Thiessen dapat

dihitung dengan memakai rumus curah hujan rata – rata daerah sebagai berikut :

d=d 1 xA 1+d2 xA 2+d3 xA 3+. . .+dnxAnA 1+ A 2+ A 3+. ..+ An

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 10

A3

A1

A2

1

32

Page 11: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Gambar : contoh polygon thiessen

Dimana :

A1, A2, A3, . . . . . . . . . An : luas daerah pengaruh pos hujan 1, 2, 3, . . . . n

d1, d2, d3, . . . . . . . . . dn : tinggi curah huajan di pos 1, 2, 3, . . . . . n

d : tinggi curah huajan rata – rata area.

2. Metode Rata-rata Aljabar

Merupakan metode yang paling sederhana dalam perhitungan hujan

daerah.Metode ini menghasilkan perkiraan yang baik di daerah datar bila alat-

alat ukurnya ditempatkan tersebar merata dan masing-masing tangkapannya

tidak bervariasi banyak dari nilai rata-ratanya.Kendala ini dapat diatasi sebagian

bila pengaruh-pengaruh topografi dan keterwakilan daerahnya dipertimbangkan

pada waktu pemilihan lokasi-lokasi alat ukur.

Hujan rata-rata daerah diperoleh dari persamaan.

d=d1+d2+d3+.. ..+dn

n=∑

i=1

n d1

n

Dengan:

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d1,d2,d3,dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,3,...n

n = banyaknya pos penakar

2.4.2 Curah Hujan Rancangan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 11

Page 12: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan dengan suatu

kemungkinan periode ulang tertentu.Jatuhnya hujan di suatu daerah baik menurut

waktu maupun pembagian geografisnya tidak tetap melainkan berubah – ubah.

Dalam merencanakan banjir rencana ditetapkan agar tidak terlalu kecil sehingga

tidak terlalu sering ancaman kerusakanlingkungan atau daerah - daerah sekitarnya oleh

banjir yang terlalu besar sehingga bangunan menjadi tidak ekonomis dan bermanfaat.

Untuk itu ditetapkan banjir rancangan dengan masa ulang tertentu, pemilihannya

ditentukan oleh pertimbangan hidro – ekonomis, yaitu didasarkan terutama pada :

1) Besarnya kerugian yang akan diderita apabila bangunan dirusak oleh

banjir dan sering tidaknya perusakan itu terjadi.

2) Umur ekonomis bangunan

3) Biaya bangunan.

Setelah diketahui tinggi curah huajan harian maksimum baru dari data curah

huajan yang diperoleh, maka hal selanjutnya dilakukan adalah memilih distribusi yang

akan dipakai untuk menganalisa besarnya banjir.

1. Distribusi Log Person Type III

Seteah diketahui tinggi curah hujan maksimum dari data curah hujan yang

diperoleh, maka dengan menggunakan metode ini dapat dihitung besarnya hujan

rencana yang terjadi dengan periode ulang (N tahun). Pada study ini, untuk

menentukan curcah hujan rancangan digunakan metode analisa frekuensi Log Person

Type III (Ld. Soenarto, 1986).

Untuk perhitungannya dipakai rumus :

1) Data rerata hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritme;

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 12

Page 13: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

2) Menghitung harga logaritma rata – rata

1log x1

=1n∑ logx

3) Menghitung koefisien kepencangan

Cs=nx∑ ( log xi−log x )3

(n−1 )(n−2 )(n−3 )(sd )3

4) Menghitung koefisien kepuncakan

Ck=n2∑ ( x−x )4

(n−1)(n−2)(n−3 )(sd )4

5) Menghitung harga simpangan baku

sd=(∑ ( log x 1−log x )2

n−1 )1

2

6) Menghitung logaritma curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu.

log xT= log x+G . sd .

Dimana :

xT = Curah hujan rancangan

sd = simpangan baku

G = Faktor frekuensi

log x = rata-rata logaritma dari hujan maksimum tahunan

7) Curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu didapat dengan

menghitung anti log Xt.

2. Distribusi E. J. Gumbel

Curah hujan rencana adalah hujan terbesar tahunan dengan suatu

kemungkinan yang tertentu, atau hujan dengan suatu kemungkinan periode

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 13

Page 14: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

ulang tertentu. Didalam analisa curah hujan rencana pada penyelesaian ini

digunakan cara E . J. Gumbel, dengan persamaan sebagai berikut :

XT = X + S . K

Dimana :

XT = Variate yang diekstrapolasikan, yaitu besarnya curah hujan

rencana untuk periode ulang T tahun.

x = harga rata-rata dari data.

x=1n

.∑1

n

x i

S = standart deviasi

S = √∑1

n

( x i - x )2

n - 1

K = faktor frekwensi yang merupakan fungsi dari periode ulang

( return period) dan tipe distribusi frekwensi.

Untuk menghitung faktor frekwensi E .J . Gumbel mengambil harga :

K =

Y T - Yn

Sn

Dimana :

YT = reduced variate sebagai fungsi dari periode ulang T

Yn = reduced mean sebagai fungsi dari banyak data n

Sn = reduced standart deviasi sebagai fungsi dari banyak data n

Dengan mensubtitusikan ketiga persamaan diatas, diperoleh :

XT = x+ K . S

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 14

Page 15: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Jika :

1a= S

Sn dan b =x - S

Sn. Yn=x -

Y n

a

Maka persamaannya menjadi :

XT = b +

1a

. YT

Dengan menggunakan persamaan diatas dapat dihitung besarnya curah hujan

rencana sesuai dengan periode ulangnya.

2.4.3 Debit Rancangan

Untuk menentukan banjir maksimum bagi saluran dengan aliran kecil, kira – kira

100-200 acres (40 – 80 ha) digunakan rasional :

Q = . .I . A α β

Q = C . I .A

Q =

13,6 . C. I . A = 0,278 . C. I . A

Dimana :

Q = debit rencana dengan massa ulang T tahun (m3

det )

= koefisien pengaliranα

= koefisien penyebaran hujanβ

2.5 Menghitung Hujan Kawasan

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang hanya

terjadi pada suatu tempat atau titik saja (point rainfall). Mengingat hujan sangat

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 15

Page 16: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar

hujan tidaklah cukup untuk menggambarkan curah hujan wilayah tersebut, oleh karena

itu di berbagai tempat pada daerah aliran sungai tersebut dipasang alat penakar hujan

untuk mendapatkan gambaran mengenai sebaran hujan di seluruh daerah aliran sungai.

Beberapa metode untuk mendapatkan curah hujan wilayah adalah dengan : cara

rata-rata Aljabar, Poligon Thiessen dan Isohyet. Dalam kajian ini, analisa curah hujan

wilayah digunakan metode poligon thiessen mengingat pos penakar hujan tidak

tersebar merata.

2.5.1 Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin

tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Apabila data

hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian maka intensitas

hujan dapat dihitung dengan Persamaan Mononobe :

I =R 2424

( R 24tc

) 23

Dimana:

I = intensitas hujan (mm / jam ).

R24 = curah hujan maksimum dalam sehari (mm).

tc = lamanya hujan (jam).

2.6 Koefisien Pengaliran (C)

Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir di

suatu daerah akibat turunnya hujan dengan jumlah air hujan yang turun didaerah

tersebut.Besarnya koefisien pengaliran tergantung pada keadaan daerah pengaliran dan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 16

Page 17: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

karakteristik hujan. Koefisien pengaliran merupakan perbandingan antara jumlah air

yang   mengalir di suatu daerah akibat turunnya   hujan, dengan jumlah hujan yang

turun di   daerah tersebut (Subarkah, 1980). Koefisien pengaliran pada suatu daerah

dipengaruhi oleh kondisi karakteristik (Sosrodarsono dan Takeda, 1976), yaitu :

1) Kondisi hujan

2) Luas dan bentuk daerah pengaliran

3) Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai

4) Daya infiltrasi dan perkolasi tanah

5) Kebebasan tanah

6) Suhu udara, angin dan evaporasi

7) Tata guna lahan

Dalam perencanaan sistem drainase kota, jika tidak ditentukan harga koefisien

pengaliran daerah dapat dipakai pendekatan  besarnya angka pengaliran (C) ditetapkan

(Subarkah 1980).

Tabel koefisien Pengaliran (c)

Jenis permukaan / tata guna

lahan

Koefisien pengaliran

Perumputan

Tanah pasir, slope 2%

Tanah pasir, slope 2 - 7%

Tanah pasir, slope 7%

0,05 – 0,10

0,10 – 0,15

0,15 – 0,20

Bussines

Pusat kota

Daerah pinggiran

0,75 – 0,95

0,50 – 0,70

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 17

Page 18: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Perumahan

Kepadatan 20 rumah / ha

Kepadatan 20 – 60 rumah /

ha

Kepadatan 60 – 160 rumah /

ha

0,50 – 0,60

0,60 – 0,80

0,80 – 0,90

Daerah industry

Industri berat

Industri ringan

0,6 – 0,7

0,5 – 0,8

Daerah pertanian 0,45 – 0,55

Daerah perkebunan 0,20 – 0,30

Tanah / kuburan 0,10 – 0,25

Jalan aspal 0,75 – 0,95

Jalan beton

Jalan batu

Tempat bermain

0,80 – 0,95

0,70 – 0,85

0,20 – 0,35

2.6.1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS ( titik kontrol )

setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Dalam hal ini

diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka setiap

bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol.

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari

titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 18

Page 19: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

suatu saluran (Anonim, 1997 : 13). Untuk menghitung lama waktu konsentrasi dapat

dihitung dengan persamaan (Subarkah, 1980 : 41):

tc=0,019560 ( L

√s )dengan:

tc = waktu konsentrasi (jam)

L = panjang saluran (m)

S = kemiringan rerata saluran

2.7 Debit Banjir Rencana

1. Debit Air Hujan

Dalam perencanaan bangunan air pada suatu daerah pengaliran sungai sering

dijumpai dalam perkiraan puncak banjir dihitung dengan metode yang sederhana dan

praktis. Namun demikian, metode perhitungan ini dalam teknik penyajiannya

memasukkan faktor curah hujan, keadaan fisik dan sifat hidrolika daerah aliran

sehingga dikenal sebagai metode rational (Subarkah, 1980 ; 48):

Q1= 0,278.C.I.A (3)

dengan:

C = Koefisien pengaliran

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = Luas daerah aliran (km2)

Q1 = Debit hujan maksimum (m3/dt)

2. Penentuan Debit Air Buangan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 19

Page 20: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Air buangan adalah cairan buangan yang merupakan sisa dari aktivitas manusia

yang telah mengalami penurunan kualitas, yang komposisinya merupakan bahan yang

membahayakan bagi kesehatan manusia, baik langsung maupun tidak

langsung.Pembuangan sistem jaringan penyaluran air buangan adalah dimaksudkan

untuk menyalurkan dan mengalirkan semua air buangan yang berasal dari berbagai

sumber air buangan ke suatu badan air penerima. Debit air buangan merupakan hal

yang pokok di dalam perencanaan sistem air buangan. Besarnya debit air buangan

dihitung berdasarkan air buangan dari daerah rumah tangga, industri, komersial dan

lain-lain.

Data-data dalam perencanaan air buangan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk

2. Konsumsi air bersih penduduk

Rumus untuk perhitungan debit air buangan adalah sebagai berikut:

Q2 = 70% x Qab (4)

dengan:

Q2 = debit air buangan rata-rata per hari (m3/dt)

Qab = debit air bersih rata-rata per hari (m3/dt)

Debit Banjir Rencana

Qr = Q1 + Q2

3 Debit Domestik

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 20

Page 21: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Debit domestik adalah banyaknya air buangan yang berasal dari aktivitas

manusia seperti pembuangan limbah rumah tangga, untuk menghitung besarnya debit

domestik maka dapat digunakan rumus:

Q = kebutuhan air x luasan x jumlah penduduk x 70% (m3/dtk)

Kebutuhan air tipa jam di asumsikan 200 lt/hari/jiwa. Jumlah penduduk tiap 1

daerah aliran dengan asumsi 6 orang per rumah 70% persentase jumlah air buangan

dari kebutuhan air.

Debit Total

Debit total adalah jumlah debit aliran ditambah dengan debit rumah tangga

Qtotal = Qaliran + Qdomestik (m3/dtk)

2.8 Analisa Saluran

Dalam perencanaan atau perbaikan dimensi saluran ini, rumus yang digunakan

adalah rumus Manning.Hal ini disebabkan karena rumus Manning mempunyai bentuk

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 21

Page 22: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

yang sederhana tetapi memberikan hasil yang memuaskan.Oleh kaarena itu rumus ini

sangat luas penggunaannya sebagai rumus aliran seragam dalam perhitungan saluran.

Rumus Manning (Ven Te Chow, 1989)

Q=1n xR

23 xS

32 .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. ..(2−12)

Dimana :

K = Koefisien Kehalusan

R = Radius Hidrolis (m)

S = Kemiringan saluran

A = Luas Penampang Basah saluran (m2)

P = Keliling basah saluran (m)

Q = Debit aliran (m3/detik)

n = Koefisien kekasaran manning

Rumus Manning diberikan sebagai berikut :

Bentuk tampak trapesium

Luas penampang basah

A = ( b +m x b) h

Keliling basah

P = b + 2 x h √m2+1

Jari – jari hidrolis

R= AP

Kecepatan aliran

V=1n xR

23 xS

12

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2 – 16 )

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 22

Page 23: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dimana :

b = lebar dasar saluran (m)

h = tinggi saluran (m)

R = jari – jari hidrolis saluran (m)

S = kemiringan dasar saluran

n = koefisien dasar saluran

V = kecepatan aliran (m

det )

2.8.1Penampang Saluran Ekonomis

1. Penampang Trapesium

R=h2

A = ( b + m – h) h

P = b + 2 x h √m2+1

Dimana :

R = jari – jari hidrolis saluran (m)

A = luas penampang

b = lebar dasar saluran

h = kedalaman air

Trapesium ekonomis bila :

R= AP

A=QV

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 23

Page 24: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

h2= b .h+h2

b+2√2 h

b=0 , 828 h

Dimana :

Q = Debit (m3

det )

V = Kecepatan Aliran (m

det )

2. Penampang Segi Empat

b=2 xhA=bxhP=b+2 h

Dimana :

b = lebar dasar saluran (m)

h = kedalaman air (m)

P = keliling basah

Segi empat ekonomis

A=2h2h2=b .hb=2 .h

3. Penampang Lingkaran

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 24

R=h2

Page 25: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

cos α=(r−nr

)

A=(2 .d360

.1 2π .d2)−( (r−h ) r sin α )

D=(2 . α360

. 2 π .r )→h=0 ,75 diameterlingkaran

4. Gorong-gorong

Bangunan gorong-gorong ini dimaksudkan untuk meneruskan aliran air

buangan yang melintas dibawah jalan raya dalam merencanakan gorong-gorong

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Harus cukup besar untuk melewati debit air maksimum dari daerah

pengaliran secara tertentu atau efisien.

2) Kemiringan dasar gorong-gorong dibuat lebih besar dari saluran

pembuangannya secara baik agar dapat mengontrol sedimen yang

ada.

3) Keadaan aliran pada gorong-gorong.

Dalam perencanaan dimensi gorong-gorong terdapat beberapa hal yang

perlu diperhatikan:

Luas penampang A = b (h+w) (m2)

Kecepatan aliran V =

1n

. R23 S

12 (m /det )

W = tinggi jagaan = 25% h (m)

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 25

Page 26: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Bangunan gorong-gorong biasnya dibuat untuk menghubungkan saluran di kaki

bukit melintang jalan dibawahnya dan berakhir disisi bawah dari bangunan penahan

tanah yang mendukung struktur jalan tersebut. Perlu diperhatikan bahwa tinggi air (h)

dari gorong-gorong tinggi air (h) saluran sehingga air tidak penuh.

2.8.2Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase

Membandingkan debit rencana (Qr) dengan kapasitas saluran (Qs). Apabila:

Qr<Qs berarti saluran mampu menampung debit yang terjadi.

Qr>Qs berarti saluran tidak mampu menampung debit yang terjadi.

2.9 Analisis Distribusi Frekuensi

Hujan rancangan merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam kala

ulang tertentu sebagai hasil dari rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut analisis

frekuensi curah hujan. Analisis frekuensi sesungguhnya merupakan prakiraan dalam

arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan

rancangan yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk

antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan

dengan menggunakan teori probability distribution, antara lain Distribusi Normal,

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 26

Page 27: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Distribusi Log Normal, Distribusi Log Person Tipe III dan Distribusi Gumbel ( Soewarno,

1995 ).

2.10   Permasalahan Drainase Perkotaan

Banjir merupakan kata yang sangat populer di Indonesia, khususnya pada

musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir.

Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat ini

belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya,

luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.

Seperti halnya di kota Malang. Banjir di daerah Janti  merupakan masalah rutin

yang terjadi di kota ini. Hampir di setiap sisi kota Malang terjadi banjir ketika musim

penghujan ataupun setelah hujan reda. Akibatnya banyak jalan yang tergenang air hujan

dan mengakibatkan kemacetan.Pada saat terjadi hujan, air hujan memenuhi

selokan.Namun karena ukuran selokan yang sangat kecil, air kembali mengalir ke jalan

sehingga menyebabkan banjir.Badan jalan yang sering terendam air mengakibatkan

kondisi jalan di beberapa titik rusak sehingga dapat membahayakan pengguna jalan.

2.11 Drainase Berwawasan Lingkungan

Konsep eko-drainase adalah upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah. Apabila dalam suatu sistem drainae terdapat

wilayah- wilayah yang menjadi daerah langganan genangan, bisa diartikan bahwa

sistem drainase di wilayah tersebut tidak berwawasan lingkungan.Drainase

berwawasan lingkungan adalah suatu sistem drainase yang komprehensif–menyeluruh,

berdasarkan pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 27

Page 28: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Beberapa metode sistem drainase berwawasan lingkungan adalah kolam

konservasi, sumur resapan, sumur injeksi, pengembangan areal perlindungan air tanah,

pengumpul air hujan, dan kolam penampungan.Sistem jaringan drainase merupakan

bagian dari infrastruktur pada suatu kawasan. Drainase masuk pada kelompok

infrastruktur air pada pengelompokan infrastruktur wilayah, selain itu ada kelompok

jalan, kelompok sarana transportasi, kelompok pengelolaan limbah, kelompok

bangunan kota, kelompok energi dan kelompok telekomunikasi ( Grigg 1988, dalam

Suripin, 2004).

Sudah disadari bersama bahwa pada sebagian besar perencanaan, evaluasi dan

monitoring bangunan sipil memerlukan analisis hidrologi, demikian juga dalam

perencanaan, evaluasi dan monitoring sistem jaringan drainase di suatu perkotaan atau

kawasan. Analisis hidrologi secara umum dilakukan guna mendapatkan karakteristik

hidrologi dan meteorologi pada kawasan yang menjadi obyek studi (Mutaqin, 2006).

2.11.1 Sumur Resapan

Sumur resapan adalah suatu konstruksi layaknya rung sumur gali yang

dilengkapi dengan perkuatan dinding, dengan ruang sumur tetap direncanakan kosong

guna menampung genangan air yang terjadi.

Ada beberapa metode yang dipakai untuk menentukan ukuran sumur resapan.

Berikut ini akan digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sunjoto (1988). Faktor

Geometrik Faktor geometrik adalah mewakili keliling serta luas tampang sumur, gradien

hidraulik, keadaan perlapisan tanah serta kedudukan sumur terhadap perlapisan

tersebut serta porositas dinding sumur dinyatakan dalam besaran radius

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 28

Page 29: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

sumuran.Faktor geometrik sumur resapan untuk kondisi yang berbeda dapat dilihat

pada Gambar.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 29

Page 30: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Gambar :Factor Geometric Sumur Resapan

Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan

keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah

dan dapat dituliskan sebagai berikut:

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 30

Page 31: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

1. Kapasitas sumur resapan

V sumur=1

4 .π .R2 . H

Dengan:

Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)

H = Kedalaman sumur resapan (m)

R = Jari-jari sumur resapan (m)

2. Debit air masuk sumur resapan

Qsumur=H . F . K

1−e[ F . K . T

π . R2 ]

Dengan:

Qsumur = Debit air masuk sumur resapan (m3/detik)

F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)

K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)

H = Kedalaman sumur resapan (m)

T = Waktu pengaliran (detik)

R = Jari-jari sumur resapan (m)

3. Debit resap sumur resapan

Faktor yang mempengaruhi resapan air tersebut antara lain faktor

geometrik, koefisien permeabilitas tanah, serta kedalaman air tanah. Berikut

formula yang digunakan untuk menghitung debit resapan.

Qresap = F.K.H

Qresap = Depit resapan (m3/detik)

F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)

K = Koefisien permeabilitas tanah (m/deti`k)

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 31

Page 32: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

H = Kedalaman sumur resapan (m)

4. Waktu resap air kedalam tanah

Menghitung waktu pengisian sumur atau waktu resapan menggunakan

rumus:

t resap=V sumur

Qserap

Dengan:

Tresap = Waktu resap air ke dalam tanah (menit)

Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)

Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)

5. Waktu pengisian sumur resapan

t pengisian=V sumur

Q sumur

Dengan:

Tpengisian = Waktu resap air ke dalam tanah (menit)

Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)

Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 32

Page 33: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Gambar Potongan Sumur Resapan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 33

Page 34: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

BAB III

METODOLOGI

3.1 Umum

Langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses penelitian, diantaranya

:

1. Tahap persiapan

Sebelum melakukan proses penelitian harus melakukan tahap persiapan,

diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data. Setelah mendapatkan data

kemudian melakukan survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi

lapangan. Selain itu juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka,

internet, maupun bahan-bahan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dan tambahan pengetahuan.

2. Metode pengumpulan data

Setelah melaksanakan tahap persiapan maka dilanjutkan dengan mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan perencanaan jaringan drainase untuk penanganan

banjir di kawasan Kelurahan Samaan. Data yang digunakan untuk perencanaan jaringan

drainase ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengadakan peninjauan atau

survei langsung di lapangan. Peninjauan langsung di lapangan dilakukan dengan

beberapa pengamatan dan identifikasi. Data primer mencakup beberapa data yaitu :

Data Permasalahan

Setiap usaha manusia akan didasarkan oleh suatu alasan yang mendorong untuk

bertindak. Apabila diinginkan suatu perencanaan drainase, harus diketahui pula

alasanya. Pertimbangannya adalah laporan yang mengenai terjadinya permasalahan

genangan atau banjir. Laporan tersebut tidak cukup apabila tidak didukung data yang

lebih lengkap. Data genangan yang perlu diketahui meliputi antara lain :

Lokasi Genangan

Menyebutkan secara rinci nama kota, kecamatan, kelurahan dan sebagainya.

Sehingga diperoleh gambaran berupa luas daerah genangan tersebut.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 34

Page 35: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Lama Genangan

Mencari informasi ke penduduk yang mengalami kejadian tersebut mengenai

berapa lama genangan yang terjadi dan berapa seringnya.

Tinggi Genangan

Di samping lama dan frekuensi lamanya, ditanyakan pula berapa tinggi genangan

untuk mengetahui tingkat kerugian dan lain-lain.

Situasi dan Pengukuran Dimensi Saluran

Untuk perencanaan yang mendetail diperlukan situasi dan kondisi daerah tersebut.

Hal tersebut kami tinjau dengan survei dan pengamatan langsung untuk menujang

data. Kami bisa lihat langsung dari area tersebut berupa penempatan sistem saluran

drainase dan posisi jalan itu sendiri terhadap jaringan drainase tersebut. Dan juga

pengukuran dimensi saluran untuk studi banding kelayakan untuk daerah tersebut

dilihat dari seberapa besar fungsi dari saluran drainase tersebut.

Kesehatan Lingkungan Pemukiman

Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Tujuan membangun sistem

drainase ialah meningkatkan kesehatan lingkungan. jangan sampai terjadi adalah

sebaliknya.

Banjir kiriman

Perlu dikaji ( dicari informasi data berupa tanya langsung kepada penduduk )

adanya kemungkinan banjir kiriman dari hulu. bila ada perlu, diantisipasi dalam

perencanaan.

Foto lokasi ( daerah tinjauan )

Hal ini sangat diperlukan dalam arti yaitu sebagai dokumentasi pekerjaan mulai

dari sebelum pelaksanaan sampai finishing sehingga kita juga mengetahui tahap alur

dalam gambar pelaksanaan tersebut.

2) Data Sekunder

Data Sekunder ialah hasil data dari instansi terkait sebagai sarana untuk

menunjang data-data penting guna melengkapi hasil pekerjaan yang kita lakukan. data

sekunder juga disebut juga data terperinci dengan skala ulang pertahun guna melihat

situasi perubahan pada hal tersebut. adapun juga data sekunder yaitu data manipulasi

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 35

Page 36: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

secara terperinci melihat unsur diakibatkan kesalahan manusia sebagai pengendali dari

alat atau yang lainya. Data Sekunder mencakup beberapa data yaitu :

Data Topografi

Peta topografi dalam skala besar umumnya sudah tersedia di badan kordinasi

survey dan pementaan nasioanal ( Bokosurtanal ). Namun peta dalam skala kecil

seringkali masih diperlukan ( 1:1000 ). Peta skala kecil diperoleh dengan melakukan

pengukuran langsung dilapangan seluas wilayah yang diperlukan. Hasil pengukuran

dituangkan dalam peta yang dilengkapi garis kontur. Garis kontur yang digambarkan

dengan beda tinggi 0,5 m untuk lahan yang sangat datar atau 1 m untuk lahan datar.

Data Tata Guna Lahan

Data tata guna lahan ada kaitannya dengan besarnya aliran permukaan. aliran

permukaan ini menjadi besaran aliran drainase. Besarnya aliran permukaan tergantung

dari banyaknya air hujan yang mengalir setelah dikurangi air hujan yang meresap.

Penggunaan lahan bisa dikelompokan dalam berapa besar koefisien aliran. Koefisien

aliran ialah presentase besarnya air yang mengalir.

- Data Prasarana dan Utilitas

Prasarana dan utilitas kota lainya, disamping sistem jaringan drainase adalah

antara lain jalan raya, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik, telepon dan lain

sebagainya. Dengan diketahuinya prasarana dan utilitas yang sudah ada, perencanaan

jaringan drainase dapat menyesuaikan agar tidak menimbulkan permasalahan baru.

- Data Kependudukan

Data penduduk bisa diperoleh dari biro statistik maupun kantor pemerintahan

yang ada. Satu seri data selama beberapa tahun terakhir bermanfaat untuk

memperkirakan perkembangan atau pertumbuhan penduduk beberapa tahun

mendatang sesuai dengan jangka waktu perencanaan.

- Data Sosial Ekonomi

Data Sosial Ekonomi bisa diperoleh dari biro statistik maupun kantor

pemerintahan. Tujuan mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah untuk

menghindari timbulnya masalah-masalah sosial apabila saluran drainase atau

bangunan-bangunannya akan dibangun kemudian hari.

- Data Hujan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 36

Page 37: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Data hujan diperoleh dari dinas meterorologi dan geofisika atau stasiun

pengamatan hujan lainya, misalnya milik puslitbang pengairan. Yang perlu

dikumpulkan minimal data curah hujan harian selama 5 tahun, 10 tahun atau lebih.

Data ini diperlukan untuk menghitung debit rencana berupa cara analisa hidrologi dan

sebagainya. Hal ini sangat diperlukan untuk merencanakan sistem dranase perkotaan

berwawasan lingkungan.

3.2 Bagan Alir (Flow Chart) dalam Pemecahan Drainase Perkotaan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 37

Kawasan Rawan Banjir & Genangan

Kondisi & Dimensi Saluran & Bangunan

Bantu Eksisting

Peta

Topografi & Penduduk

Daerah Layanan

Qr<Qs

Selesaikesimpulan

Pembuatan sumur resapan

Data Klimatologi & Geohidrologii

Peta DAS

ya

Debit Air Kotor (Q1)

Debit Air Hujan (Q2)

Alternatif Bangunan Sumur Resapan

Debit Total Qr = Q1 + Q2

Debit Kapasitas Eksisting (Qs)

Verivikasi

MULAI

tidak

Page 38: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

BAB IV

ANALISA HIDROLOGI

4.1 Analisa Hidrologi

4.1.1 Tabel Curah Hujan Maksimum

Tahun

Stasiun Hujan

Hujan Daerah MaxSta. Bululawang

Sta. DauSta.

Tumpang0,011 0,771 0,217

07-Feb-14 26,00 98 35 83,439

09-Des-13 39,00 7 133 34,687

26-Des-12 118,00 66 145 83,649

10-Apr-11 30 75,00 13 60,976

14-Apr-10 65 30,00 8 25,581

14-Mar-09 87 7,00 96 27,186

28-Jan-08 99 8,00 6 8,559

28-Mar-07 110 63,00 12 52,387

13-Jun-06 90 2,00 3 3,183

22-Mei-05 82 0,00 2 1,336

4.2 LENGKUNG MASSA GANDA ( UJI KONSISTENSI DATA )

Lengkung Massa Ganda

Konsistensi data hujan dari suatu tempat pengamatan, dapat di selidiki dengan Teknis

Garis Massa Ganda ( Double Massa Curve Teknique ).

Dengan metode ini juga dapat melakukan koreksinya,yaitu dengan cara :

1) Membandingkan curah hujan tahunan ( musim akumulaitf dari stasiun yang harus diteliti

dengan harga kumulatif ).

2) Curah hujan rata-rata dari suatu jaringan stasiun dasar yang berkesesuaian (data minimal

lima tahun ).

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 38

Page 39: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Penyebab tidak konsistensinya data, disebabkan karena :

a. Data hujan tidak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah hidrologi. Ketelitian

perhitungan sangat tergantung kepada konsistensi data tersebut.

b. Dalam suatu data pengamatan hujan biasa didapat non homogenesis dan inkosistency

( ketidaksesuaian ) yang mengakibatkan penyimpangan pada hasil perhitungan.

Ketidak-sesuaian ini di sebabkan oleh beberapa factor antara lain:

Perubahan mendadak pada lingkungan stasiun, misalnya

Pembangunan gedung-gedung bertingkat di sekitar alat,

Tumbuhnya pohon di sekitar alat, atau

Terjadinya gempa bumi atau bencana alam lainnya,

Pemindahan alat pengukur dari tempat semula,

Pengukuran cara pengukuran, misalnya dengan di gantinya alat ukur yang lama dengan

alat ukur yang baru, Cara pemasangan alat ukur yang kurang baik.

Konsistensi data hujan dari suatu pos pengamatan dapat di selidiki dengan cara “ Analisa

Kurva Massa Ganda”.

Analisa kurva massa ganda adalah membandingkan curah hujan tahunan dari stasiun yang

harus di teliti dengan harga komulatif curah hujan rata-rata dari suatu jaringan stasiun dasar

yang bersesuaian.

Pada umumnya cara ini di susun menurut urutan kronologis , di mulai dengan tahun terakhir

lebih dahulu.

Cara perbaikan dengan anlisa kurva massa ganda adalah sebagai berikut:

Hz= tg αtg β

×Ho

Dimana:

Hz = data hujan yang di perbaiki

Ho = Data hujan hasil pengamatan

Tg ά = Kemiringan sebelum ada perubahan

Tg β = Kemiringan setelah ada perubahan.

Langkah untuk menggambar Lengkung Massa Ganda :

1. Menentukan stasiun yang dianggap konsisten.Dalam hal ini penyusun

menganggap P1 konsisten.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 39

Page 40: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

2. Menentukan stasiun yang dianggap sebagai pembanding. Dalam hal ini penyusun

menganggap P1, P2, P3, dan P5 adalah stasiun pembanding.

3. Menentukan rata-rata akumulatif dari P1 ( Rkm )

4. Menentukan tinggi hujan rata-rata St. pembanding (Rkmp) dengan menggunakan

rumus :

Rkmp =

p 1+ p 2+ p3+ p 45

5. Menentukan rata-rata akumulatif St. pembanding ( Ksp )

4.2.1 Tabel Uji Konsistensi

Tabel Uji Konsistensi Stasiun Bululawang

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 40

Stasiun Bululawang Kumulatif

Sta. PembandingRata - rata

Kumulatif

Dau Tumpang Sta. Pembanding

26 26 98 35 66,5 66,5039 65 7 133 70 136,50118 183 66 145 105,5 242,0030 213 75 13 44 286,0065 278 30 8 19 305,0087 365 7 96 51,5 356,5099 464 8 6 7 363,50

110,00 574,00 63 12 37,5 401,0090,00 664,00 2 3 2,5 403,50

82 746,00 0 2 1 404,50

Page 41: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

0 100 200 300 400 500 600 700 8000.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00R² = 0.825218188020068f(x) = 0.428517289906796 x + 143.176513671348

UJI KONSISTENSI STASIUN BULULAWANG

STASIUN PEMBANDING

STAS

IUN

BU

LULA

LWAN

G

Karena nilai R² = 0,8252> dari 0,5 maka data curah hujan konsisten.

4.2.2 Tabel Uji Konsistensi Stasiun Dau

Stasiun Dau Kumulatif

Sta. PembandingRata - rata

KumulatifBululawan

g Tumpang Sta. Pembanding

98 98 26 35 30,5 30,507 105 39 133 86 116,5066 171 118 145 131,5 248,0075 246 30 13 21,5 269,5030 276 65 8 36,5 306,007 283 87 96 91,5 397,508 291 99 6 52,5 450,0063 354,00 110 12 61 511,002 356,00 90 3 46,5 557,500 356,00 82 2 42 599,50

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 41

Page 42: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

50 100 150 200 250 300 350 4000.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

R² = 0.929339263828647f(x) = 1.84573700086446 x − 119.478903419228

UJI KONSISTENSI STASIUN DAU

STASIUN PEMBANDING

STAS

IUN

DAU

Karena nilai R² = 0,9293 > dari 0,5 maka data curah hujan konsisten.

4.2.3 Tabel Uji Konsistensi Stasiun Tumpang

Stasiun Tumpang

Kumulatif

Sta. PembandingRata - rata

Kumulatif

Bululawang DauSta.

Pembanding

35 35 26 98 62 62,00133 168 39 7 23 85,00145 313 118 66 92 177,0013 326 30 75 52,5 229,508 334 65 30 47,5 277,0096 430 87 7 47 324,006 436 99 8 53,5 377,5012 448,00 110 63 86,5 464,003 451,00 90 2 46 510,002 453,00 82 0 41 551,00

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 42

Page 43: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 5000.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

R² = 0.795327416669179f(x) = 1.08668718798625 x − 63.121631602532

UJI KONSISTENSI STASIUN TUMPANG

STASIUN PEMBANDING

STAS

IUN

TU

MPA

NG

Karena nilai R² = 0,7953 > dari 0,5 maka data curah hujan konsisten.

4.3 MENGHITUNG CURAH HUJAN HARIAN MAXIMUM

4.3.1 Dasar Teori

Untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi curah hujan diseluruh daerah aliran

sungai, maka diberbagai tempat daerah aliran sungai tersebut dipasang alat penakar hujan.

Curah hujan yang diperlukan untuk menyusun perencanaan pemanfaatan air, rencana

pengendalian banjir adalah curah hujan disuatu titik atau stasiun saja, hal ini disebabkan

karena besarnya hujan diberbagai tempat dalam daerah ini tidak sama.

Data yang diperoleh dari alat ukur/ penakar hujan dan alat pencatat hujan, didapat dari

suatu titik tertentu ( Point Rain Fall ) dalam satuan milimeter (mm). Beberapa cara

menghitung curah hujan rata- rata pada suatu daerah pengamatan adalah sebagai berikut :

Untuk menentukan curah hujan rata- rata di suatu daerah ada 3 cara, yaitu :

Cara rata- rata hitung.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 43

Page 44: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Cara Poligon Thiessen.

Cara Isohyet.

4.3.2 Curah Hujan Harian Maksimum

Data curah hujan harian maksimum tahunan yang akan di analisa pada Stasiun

Karangploso, Stasiun Wagir dan Stasiun Tajinan sesuai dengan data hujan yang di peroleh

dari daerah dalam hal ini Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Tmur akan di urut mulai dari

tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut:

Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum

Sta. Bululawang

Sta. Dau Sta. Tumpang

0,011 0,771 0,217

07-Feb-14 26,00 98 35

09-Des-13 39,00 7 133

26-Des-12 118,00 66 145

10-Apr-11 30 75,00 13

14-Apr-10 65 30,00 8

14-Mar-09 87 7,00 96

28-Jan-08 99 8,00 6

28-Mar-07 110 63,00 12

13-Jun-06 90 2,00 3

22-Mei-05 82 0,00 2

Tahun

Stasiun Hujan

4.3.3 Cara Tinggi Rata-rata Aljabar

Tinggi rata-rata Aljabar curah hujan didapatkan dengan mengambil rata-rata hitung

(aritmatic mean) dari penakaran pada penakar hujan yang ada yaitu:

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Tinggi rata – rata aljabar curah hujan

Tahun TanggalCurah Hujan (mm)

Jumlah Maks. RerataBululawang Dau Tumpang0,0112 0,7709 0,2178

201401 April 2014 84,00 0 66 23,814

25,39207 Februari 2014 26 98,00 35 76,17716 Desember 2014 3 30 124,00 44,061

201331 Januari 2013 80,00 43 38 46,964

27,98030 Maret 2013 18 110,00 39 83,94109 Desember 2013 39 7 133,00 35,120

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 44

Page 45: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

201227 Desember 2012 130,00 42 44 54,174

23,88120 Desember 2012 6 94,00 22 68,32426 Desember 2012 118 42 145,00 71,643

201111 Januari 2011 75,00 0 2 10,503

19,01910 April 2011 30 75,00 13 57,05716 Februari 2011 5 0 88,00 17,307

201014 April 2010 65,00 30 8 30,507

18,00518 Januari 2010 18 67,00 34 54,01413 Maret 2010 0 0 63,00 11,907

200914 Maret 2009 87,00 7 96 34,607

18,46116 Maret 2009 0 76,00 22 55,38214 Maret 2009 87 7 96,00 34,607

200828 Januari 2008 99,00 8 6 19,891

25,16504 Februari 2008 0 105,00 25 75,49515 Nov 2008 45 0 88,00 22,707

200728 Maret 2007 110,00 63 12 59,580

25,52920 Desember 2007 35 94,00 45 76,58627 Desember 2007 37 13 121,00 36,626

200613 Juni 2006 90,00 2 3 14,065

23,54825 Maret 2006 0 95,00 35 70,64531 Januari 2006 0 0 97,00 18,333

200522 Mei 2005 82,00 0 2 11,448

22,24204 Nov 2005 0 99,00 0 66,72622 Mei 2005 0 8 90,00 22,402

4.3.4 Cara Poligon Thiessen.

Metode These berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur dengan

menydiakan suatu factor pembobot bagi masing-masing stasiun. Cara penggambaran

polygon Thiesen adalah sebagai berikut:

Stasiun diplot pada suatu peta kemudian dihubungkan massing-masing stasiun

dengan stasiun yang lain dengan sebuah garis bantu.

Tentukan titik potong polygon dengan garis bantu dengan cara membagi dua sama

panjang setiap garis Bantu yang menghubungkan dua stasiun tersebut.

kemudian tarik garis polygon tegak lurus terhadap garis bantu yang

menghubungkan dua stasiun melalui dua titik potong tadi yang terbagi sama

panjang. Kemudian rangkaian garis-garis yang tegak lurus tersebut hingga

membentuk suatu poligon

Sisi-sisi setiap polygon merupakan batas luas daerah efektif daerah tangkapan air

hujan yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing polygon ditentukan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 45

Page 46: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

dengan planimetri dan dinyatakan dalam prosentasi dari luas keseluruhan tangkapan air

hujan.

Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang (weight average). Masing-masing penakar

mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambar garis-garis sumbu tegak

lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar.

Gambar Peta Poligon Theysen

Misal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerah pengaruh

pos penakar 2, dan seterusnya. Jumlah A1 + A2 +…….An =A, merupakan jumlah luas

daerah /seluruh areal yang dicari tinggi curah hujannya.

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1, pos penakar 2 menakar hujan d2 hingga

pos penakar n menakar hujan dn, maka

d = A 1.di+ A 2 .d 2+. .. .. .. . . An . dn

A

=∑1

n Ai . diA

Jika

AiA

=pi yang merupakan prosentase luas maka

d=∑

1

n

pi .di

Jika Ai/A = Pi , merupakan presentase luas pada pas 1 yang jumlahnya umtuk seluruh

luas daerah 100%, maka :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 46

Page 47: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dimana :

A = luas daerah

d = tinggi curah hujan rata-rata areal

d1, d2, …dn = tinggi curah hujan di pos penakar 1, 2, …n

A1, A2,…An = luas daerah pengaruh di pos 1, 2, …n

∑1

n

pi= jumlah prosentasi luas =100%

4.3.5 Perhitungan Hujan Rerata Dengan Metode Poligon Thissen

Rumus :

Menghitung koefisien thiessen dengan rumus diatas sebagai berikut :

Luas total DAS BANGO (A) = 324,707 Km2

Luas pengaruh stasiun BULULAWANG = 3,645 Km2

Luas pengaruh stasiun DAU = 250,325 Km2

Luas pengaruh stasiun TUMPANG = 70,737 Km2

% Sta. BULULAWANG = 3,645

324,707 = 0,011

% Sta. DAU = 250,325324,707 = 0,771

% Sta.TUMPANG = 70,737

324,707 = 0.217

Mencari hujan harian metode thiessen dengan cara :

D = (%Sta. A x Hujan maks. A) + (%Sta.B x Hujan maks. B) + … ….

Perhitungan curah hujan harian maksimum selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel3.1.2 Hujan Harian Maksimum Cara Poligon Theissen

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 47

d=A1 d1+A2 d2+ .. .+An dn

A1+ A2+ .. .+An

Page 48: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Tahun

Stasiun Hujan

Hujan Daerah MaxSta. Bululawang

Sta. DauSta.

Tumpang0,011 0,771 0,217

7 Februari 2014 26,00 98 35 83,439

9 Desember 2013 39,00 7 133 34,687

26 Desember 2012 118,00 66 145 83,649

10 April 2011 30 75,00 13 60,976

14 April 2010 65 30,00 8 25,581

14 Maret 2009 87 7,00 96 27,186

28 Januari 2008 99 8,00 6 8,559

28 Maret 2007 110 63,00 12 52,387

13 Juni 2006 90 2,00 3 3,183

22 Mei 2005 82 0,00 2 1,336

4.4 UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI

4.4.1 Analisa Curah Hujan Rancangan Distribusi Dengan

Metode EJ. GUMBEL III dan Metode LOG PEARSON III

~ Analisa Distribusi Frekuensi Log Pearson Type III

Persamaan yang digunakan adalah :

Nilai rerata :

=

Standar Deviasi :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 48

Page 49: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

dimana :

X = curah hujan (mm)

= rerata Log XK = faktor frekuensi

Tabel 3.1.3 Perhitungan Distribusi metode Log Person III

No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)3

1 2005 1,336 9,091 0,126 -1,203 -1,742575

2 2006 3,183 18,182 0,503 -0,826 -0,564244

3 2008 8,559 27,273 0,932 -0,397 -0,0624524 2010 25,581 36,364 1,408 0,079 0,0004885 2009 27,186 45,455 1,434 0,105 0,0011636 2013 34,687 54,545 1,540 0,211 0,0093937 2007 52,387 63,636 1,719 0,390 0,0593438 2011 60,976 72,727 1,785 0,456 0,0948119 2014 83,439 81,818 1,921 0,592 0,207683

10 2012 83,649 90,909 1,922 0,593 0,208834380,983 13,292

38,098 1,32930,892 0,616Stand. Dev

RerataJumlah

NoTr

R rata-rata

Std Deviasi

Kemencengan

Peluang

K Curah Hujan Rancangan

(tahun) (Log) (log) (Cs) (%) Log mm

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]1 1,25 1,329 0,616 -1,063 80,000 -0,762 0,860 7,2432 2 1,329 0,616 -1,063 50,000 0,174 1,436 27,3143 5 1,329 0,616 -1,063 20,000 0,849 1,852 71,1664 10 1,329 0,616 -1,063 10,000 1,115 2,016 103,6625 20 1,329 0,616 -1,063 5,000 1,265 2,108 128,1976 25 1,329 0,616 -1,063 4,000 1,339 2,154 142,5637 50 1,329 0,616 -1,063 2,000 1,456 2,226 168,1748 100 1,329 0,616 -1,063 1,000 1,544 2,280 190,4669 200 1,329 0,616 -1,063 0,500 1,612 2,322 209,681

10 1000 1,329 0,616 -1,063 0,100 0,663 1,737 54,595Tabel 3.1.4 Perhitungan Hujan Rancangan Dengan Berbagai Kala Ulang

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 49

Page 50: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Rekapitulasi curah hujan rancangan dengan beberapa metode di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

a.) Menghitung hujan rancangan 2 tahunan ( Q2 )

Nilai K distribusi log pearson tipe III untuk koefisien kemencengan CS

Cs K = 2 thn-0,1 0,017

-0,1063 K-0,2 0,033

Dengan cara interpolasi didapat :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 50

Page 51: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

harga K=0,033+( (−0.2 )−(−0.1063))

((−0.1)−(−0,2))x(0,033−0,017)

= 0,018

Log xt = log xi + x.sd

log x2 = 1,329 + 0,018 x 0,616

¿1,340

R 2th = 21,878 mm

b.) Menghitung hujan rancangan 5 tahunan ( Q5 )

Nilai K distribusi log pearson tipe III untuk koefisien kemencengan CS

Cs K = 5 thn-0,1 0,836

-0,1063 K-0,2 0,850

Dengan cara interpolasi didapat :

harga K=0.850+((−0,2)−(−0.1063))((−0,1)−(−0,2))

x(0.836−0.850)

= 0.837

Log xt = log xi + x.sd

log x5 = 1,329 + 0.837 x 0,616

¿1,845

R 5Th = 69,98 mm

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 51

Page 52: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

c.) Menghitung hujan rancangan 10 tahunan ( Q10 )

Nilai K distribusi log pearson tipe III untuk koefisien kemencengan CS

Cs K = 10 thn-0,1 1,27

-0,1063 K-0,2 1,258

Dengan cara interpolasi didapat :

harga K=1,258+((−0,2)−(−0.1063))((−0,1)−(−0,2))

x (1,270−1,258)

= 1.272

Log xt = log xi + x.sd

log x10 = 1,329 + 1,272 x 0,616

¿2,112

R 10th = 129,584 mm

Tabel 3.1.5 Rekapitulasi Curah Hujan Rancangan dengan Beberapa Metode Distribusi Frekuensi

TAHUN R ( mm )2 21,8785 69,9810 129,584

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 52

Page 53: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Uji Smirnov-Kolmogorov Pada Log Pearson III

Berdasarkan data yang ada, nilai n adalah 10 , sehingga didapat harga kritis Smirnov-

Kolomogrof dengan derajad kepercyaan () = 0,05 adalah 0,41 (nilai ada pada tabel). Hasil

uji Smirnov- Kolomogrof dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov Kolmogorof

0,2 0,1 0,05 0,01

5 0,45 0,51 0,56 0,6710 0,32 0,37 0,41 0,49

15 0,27 0,30 0,34 0,40

20 0,23 0,26 0,29 0,36

25 0,21 0,24 0,27 0,32

30 0,19 0,22 0,24 0,29

35 0,18 0,20 0,23 0,27

40 0,17 0,19 0,21 0,25

45 0,16 0,18 0,2 0,24

50 0,15 0,17 0,19 0,23

N>50 1,07/(N0,5) 1,22/(N0,5) 1,36/(N0,5) 1,63/(N0,5)

Na

No Xi (mm) Log Xi Pe K Pr Pt D (Pt-Pe)[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

1 1,336 0,126 0,091 -1,954 0,952 0,048 0,043

2 3,183 0,503 0,182 -1,342 0,900 0,100 0,0823 8,559 0,932 0,273 -0,644 0,762 0,238 0,035

4 25,581 1,408 0,364 0,128 0,515 0,485 0,122

5 27,186 1,434 0,455 0,171 0,501 0,499 0,044

6 34,687 1,540 0,545 0,343 0,425 0,575 0,029

7 52,387 1,719 0,636 0,633 0,296 0,704 0,068

8 60,976 1,785 0,727 0,740 0,248 0,752 0,024

9 83,439 1,921 0,818 0,962 0,158 0,842 0,024

10 83,649 1,922 0,909 0,963 0,157 0,843 0,066

13,292 D max = 0,122

Rerata(LogX) 1,329

Std. Dev(SLogX) 0,616-1,063Cs

Jumlah

Dmax = 0,122

Dari tabel kritis Smirnov-Kolomogrov didapat Dcr (0,05) = 0,41

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 53

Page 54: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dmax < Dcr ( Memenuhi)

Uji Chi Kuadrat pada Log Pearson III

UJI CHI - KUADRAT

Bila terdapat K kelas frekuensi, maka rumus chi Kuadrat (X2) adalah :

X2=∑ (QJ−EJ )2

EJ

dimana :

X2 = harga Chi Kuadrat terhitung

K = jumlah sub-kelompok

Qj = jumlah pengamatan pada sub-kelompok ke-i

Ej = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

Derajat bebas v adalah :

V = K – 1 bila frekuensi terhitung tanpa estimasi parameter dari sampel.

V = K – 1 – m bila frekuensi dihitung tanpa m estimasi parameter dari

sampel.

Pada uji Chi Square untuk kesesuaian distribusi, diambil hipotesa :

H0 = sampel memenuhi syarat yang diuji

H1 = sampel tidak memenuhi distribusi yang diuji

Harga x2 tabel dicari pada table distribusi Ci Kuadrat, antara v dengan signifikan tertentu.

Bila x2 hitung < x2 tabel maka H0 diterima, tetapi bila sebaliknya maka H0 ditolak.

Uji kesesuaian distribusi memakai ChI Kuadrat dengan α = 5 %

Pembagian Kelas Data

Jumlah Kelas = 1 + ( 3,322 x log n )

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 54

Page 55: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

= 1 + ( 3,322 x log 10 )

= 4,3 4

Menghitung interval kelas

I =

83,649- 1,3364

= 20,578

Mencari besarnya curah hujan yang masuk dalam batas kelas (Oi)

Menghitung jumlah nilai teoritis dengan membagi banyaknya data dengan jumlah

kelas yang ada.

EI =

104

= 2,50

Sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut :

Tabel Pengujian Chi Kuadrat

OJ EJ

1 1,336 ≤ x ≤ 21,914 3 2,5 0,1002 21,914 ≤ x ≤ 42,492 3 2,5 0,1003 42,492 ≤ x ≤ 63,007 2 2,5 0,1004 63,007 ≤ x ≤ 83,585 2 2,5 0,100

TOTAL 10 10 0,4

JumlahInterval Curah HujanNO

Maka :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 55

Page 56: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

X2=

∑ (QJ−EJ )2

EJ = 0,4

Banyak data (n) = 10

Taraf signifikan (α) = 5%

Tabel nilai Kritis untuk Distribusi Chi Square Derajat bebas

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 56

Page 57: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

dk0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005

1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.8792 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.5973 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.8384 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.8605 0.412 0.554 0.831 1.145 11.070 12.832 15.086 16.750

6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449 16.812 18.5487 0.989 1.239 1.690 2.167 14.067 16.013 18.475 20.2788 1.344 1.646 2.180 2.733 15.507 17.535 20.090 21.9559 1.735 2.088 2.700 3.325 16.919 19.023 21.666 23.589

10 2.156 2.558 3.247 3.940 18.307 20.483 23.209 25.188

11 2.603 3.053 3.816 4.575 19.675 21.920 24.725 26.75712 3.074 3.571 4.404 5.226 21.026 23.337 26.217 28.30013 3.565 4.107 5.009 5.892 22.362 24.736 27.688 29.81914 4.075 4.660 5.629 6.571 23.685 26.119 29.141 31.31915 4.601 5.229 6.262 7.261 24.996 27.488 30.578 32.801

16 5.142 5.812 6.908 7.962 26.296 28.845 32.000 34.26717 5.697 6.408 7.564 8.672 27.587 30.191 33.409 35.71818 6.265 7.015 8.231 9.390 28.869 31.526 34.805 37.15619 6.844 7.633 8.907 10.117 30.144 32.852 36.191 38.58220 7.434 8.260 9.591 10.851 31.410 34.170 37.566 39.997

21 8.034 8.897 10.283 11.591 32.671 35.479 38.932 41.40122 8.643 9.542 10.982 12.338 33.924 36.781 40.289 42.79623 9.260 10.196 11.689 13.091 36.172 38.076 41.638 44.18124 9.886 10.856 12.401 13.848 36.415 39.364 42.980 45.55825 10.520 11.524 13.120 14.611 37.652 40.646 44.314 46.928

26 11.160 12.198 13.844 15.379 38.885 41.923 45.642 48.29027 11.808 12.879 14.573 16.151 40.113 43.194 46.963 49.64528 12.461 13.565 15.308 16.928 41.337 44.461 48.278 50.99329 13.121 14.256 16.047 17.708 42.557 45.722 49.588 52.33630 13.787 14.953 16.791 18.493 43.773 46.979 50.892 53.672

a derajat kepercayaan

δ=K−m−1

= 4 – 2 – 1

= 1

Untuk δ = 1dan α = 5 % maka harga X2 standart = 5,991

Sehingga ;

X2 yang dihitung < X2 standart

0,4 < 5,991

Dapat ditrik kesimpulan bahwa hipotesa............. Diterima

~ Analisa Distribusi Frekuensi Gumbel

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 57

Page 58: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Uji Kesesuaian Distribusi

Data puncak hujan harian maksimum tahunan suatu DAS yang terdiri dari 4 (tiga)

Stasiun penakar hujan akan diurut menurut nilai yang terbesar curah hujan rata-rata setiap

tahun selama 24 (dua puluh empat) tahun. Sebagai berikut:

Tabel 6.1 Metode Distribusi GumbelMETODE DISTRIBUSI GUMBEL

No. Tahun Xi (mm) P (%) Xi - X (Xi - X)2 (Xi - X)3

1 2005 1,336 9,091 -36,762 1351,467 -49683,024313

2 2006 3,183 18,182 -34,915 1219,078 -42564,480172

3 2008 8,559 27,273 -29,539 872,570 -25775,114223

4 2010 25,581 36,364 -12,517 156,683 -1961,245604

5 2009 27,186 45,455 -10,912 119,078 -1299,418038

6 2013 34,687 54,545 -3,411 11,637 -39,697188

7 2007 52,387 63,636 14,289 204,167 2917,280265

8 2011 60,976 72,727 22,878 523,389 11973,940124

9 2014 83,439 81,818 45,341 2055,779 93210,462373

10 2012 83,649 90,909 45,551 2074,866 94511,611027

380,983

38,09830,892

0,383Skewness

Jumlah

RerataStand. Dev

Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode E. J. Gumbel.

Persamaan yang digunakan adalah :

Nilai rerata :

=

Standar Deviasi :

dimana :

X = curah hujan (mm)

= rerata Log XK = faktor frekuensi

Menghitung debit hujan rancangan untuk kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.

Dalam perhitungan debit hujan rancangan dengan sampel (n) = 10, maka dari tabel 8.5,

hubungan antara Reduced Mean (Yn) dan besarnya sampel n buku Hidrologi Teknik, Ir.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 58

Page 59: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

C. D. Soemarto, B.I.E. Dipl H halaman 336 dan tabel 8.6. hubungan antara Standart

Deviasi (Sn) dan besarnya sampel (n) buku Hidrologi Teknik, Ir. C. D. Seomarto, B.I.E.

Dipl H halaman 236 dan 237, didapatkan:

Untuk n = 10 tahun yn = 0.4952

Sn = 0.9497

1a= S

Sn1a=30,892

0 , 9497= 32,528

B =[ x×( 1

a×Yn)]

= [38 , 098×(32,528 ×0 ,4952 ) ] = 613,677

Menghitung Reduced Variate sebagai Fungsi Balik (Yt)

Untuk kala ulang 5 tahun

Yt 2 =−ln [−ln{ (Tr−1 )

Tr }]

=−ln [−ln{ (2−1 )2 }]

=−ln [−ln {0,5 } ]

Yt 2 = 0,366

Untuk kala ulang 5 tahun

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 59

Page 60: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Yt 5 =−ln [−ln{ (Tr−1 )

Tr }]

=−ln [−ln{ (5−1 )5 }]

=−ln [−ln {0,8 } ]

Yt 5 = 1,499

Untuk kala ulang 10 tahun

Yt 10 =−ln [− ln{ (Tr−1 )

Tr }]

=−ln [−ln{ (10−1 )10 }]

=−ln [−ln {0,9 } ]

Yt 10 = 2,250

Menghitung Frekuensi K untuk harga-harga ekstrim Metode E. J. Gumbel sebagai

berikut :

K =

Yt−YnSn

Dimana:

K = Faktor Frekuensi

Yt = Reduced Variate sebagai fungsi balik

Yn = Reduced Mean

Sn = Reduced Standart Variate

K 2 thn =

0 ,366−0 , 49520 ,9497

= 0,135

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 60

Page 61: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

K 5 thn =

1, 499−0 ,49520 ,9497

= 1,057

K 10 thn =

2, 250−0 , 49520 , 9497

= 1,848

Menghitung Hujan Rancangan (Rt)

Xt = x̄+K×S

dimana: Xt = Curah Hujan Rancangan

x̄ = Curah Hujan Rata-rata

K = Faktor Frekuensi

S = Standart Deviasi

Rt 2 thn = 38,098 + (-0,135 x 30,892)

= 33,927 mm

Rt 10 thn = 38,098 + (1,057 x 30,892)

= 70,751 mm

Rt 20 thn = 38,098 + (1,848 x 30,892)

= 95,186 mm

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 61

Page 62: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Uji Smirnov-Kolmogorov Pada E.J Gumbel

Berdasarkan data yang ada, nilai n adalah 10 , sehingga didapat harga kritis Smirnov-

Kolomogrof dengan derajad kepercyaan () = 0,05 adalah 0,41 (nilai ada pada tabel). Hasil

uji Smirnov- Kolomogrof dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov Kolmogorof

0,2 0,1 0,05 0,01

5 0,45 0,51 0,56 0,6710 0,32 0,37 0,41 0,49

15 0,27 0,30 0,34 0,4020 0,23 0,26 0,29 0,3625 0,21 0,24 0,27 0,3230 0,19 0,22 0,24 0,2935 0,18 0,20 0,23 0,2740 0,17 0,19 0,21 0,2545 0,16 0,18 0,2 0,2450 0,15 0,17 0,19 0,23

N>50 1,07/(N0,5) 1,22/(N0,5) 1,36/(N0,5) 1,63/(N0,5)

Na

No Xi (mm) Pe K Pr Pt D (Pt-Pe)[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1 1,336 0,091 -1,190 0,844 0,156 0,065

2 3,183 0,182 -1,130 0,829 0,171 0,0103 8,559 0,273 -0,956 0,778 0,222 0,050

4 25,581 0,364 -0,405 0,591 0,409 0,0455 27,186 0,455 -0,353 0,574 0,426 0,0286 34,687 0,545 -0,110 0,494 0,506 0,0397 52,387 0,636 0,463 0,350 0,650 0,0148 60,976 0,727 0,741 0,280 0,720 0,0079 83,439 0,818 1,468 0,148 0,852 0,034

10 83,649 0,909 1,475 0,147 0,853 0,056

Jumlah 380,983 D max = 0,065Rerata (X) 38,098Std. Dev 30,892Cs 0,383

Dmax = 0,065

Dari tabel kritis Smirnov-Kolomogrov didapat Dcr (0,05) = 0,41

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 62

Page 63: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dmax < Dcr ( Memenuhi)

Uji Chi Kuadrat Pada E.J. Gumbel

Bila terdapat K kelas frekuensi, maka rumus chi Kuadrat (X2) adalah :

X2=∑ (QJ−EJ )2

EJ

dimana :

X2 = harga Chi Kuadrat terhitung

K = jumlah sub-kelompok

Qj = jumlah pengamatan pada sub-kelompok ke-i

Ej = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

Derajat bebas v adalah :

V = K – 1 bila frekuensi terhitung tanpa estimasi parameter dari sampel.

V = K – 1 – m bila frekuensi dihitung tanpa m estimasi parameter dari

sampel.

Pada uji Chi Square untuk kesesuaian distribusi, diambil hipotesa :

H0 = sampel memenuhi syarat yang diuji

H1 = sampel tidak memenuhi distribusi yang diuji

Harga x2 tabel dicari pada table distribusi Ci Kuadrat, antara v dengan signifikan tertentu.

Bila x2 hitung < x2 tabel maka H0 diterima, tetapi bila sebaliknya maka H0 ditolak.

Uji kesesuaian distribusi memakai ChI Kuadrat dengan α = 5 %

Pembagian Kelas Data

Jumlah Kelas = 1 + ( 3,322 x log n )

= 1 + ( 3,322 x log 10 )

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 63

Page 64: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

= 4,3 4

Menghitung interval kelas

I =

83,649-1,3364

= 20,578

Mencari besarnya curah hujan yang masuk dalam batas kelas (Oi)

Menghitung jumlah nilai teoritis dengan membagi banyaknya data dengan jumlah

kelas yang ada.

EI =

104

= 2,50

Sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut :

Tabel Pengujian Chi Kuadrat

OJ EJ

1 1,336 ≤ x ≤ 21,914 3 2,5 0,1002 21,914 ≤ x ≤ 42,492 3 2,5 0,1003 42,492 ≤ x ≤ 63,007 2 2,5 0,1004 63,007 ≤ x ≤ 83,585 2 2,5 0,100

TOTAL 10 10 0,4

JumlahInterval Curah HujanNO

Maka :

X2=

∑ (QJ−EJ )2

EJ = 0,4

Banyak data (n) = 10

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 64

Page 65: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Taraf signifikan (α) = 5%

Tabel nilai Kritis untuk Distribusi Chi Square Derajat bebas

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 65

Page 66: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

dk0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005

1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.8792 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.603 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.8384 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.8605 0.412 0.554 0.831 1.145 11.070 12.832 15.086 16.750

6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449 16.812 18.5487 0.989 1.239 1.690 2.167 14.067 16.013 18.475 20.2788 1.344 1.646 2.180 2.733 15.507 17.535 20.090 21.9559 1.735 2.088 2.700 3.325 16.919 19.023 21.666 23.589

10 2.156 2.558 3.247 3.940 18.307 20.483 23.209 25.188

11 2.603 3.053 3.816 4.575 19.675 21.920 24.725 26.75712 3.074 3.571 4.404 5.226 21.026 23.337 26.217 28.30013 3.565 4.107 5.009 5.892 22.362 24.736 27.688 29.81914 4.075 4.660 5.629 6.571 23.685 26.119 29.141 31.31915 4.601 5.229 6.262 7.261 24.996 27.488 30.578 32.801

16 5.142 5.812 6.908 7.962 26.296 28.845 32.000 34.26717 5.697 6.408 7.564 8.672 27.587 30.191 33.409 35.71818 6.265 7.015 8.231 9.390 28.869 31.526 34.805 37.15619 6.844 7.633 8.907 10.117 30.144 32.852 36.191 38.58220 7.434 8.260 9.591 10.851 31.410 34.170 37.566 39.997

21 8.034 8.897 10.283 11.591 32.671 35.479 38.932 41.40122 8.643 9.542 10.982 12.338 33.924 36.781 40.289 42.79623 9.260 10.196 11.689 13.091 36.172 38.076 41.638 44.18124 9.886 10.856 12.401 13.848 36.415 39.364 42.980 45.55825 10.520 11.524 13.120 14.611 37.652 40.646 44.314 46.928

26 11.160 12.198 13.844 15.379 38.885 41.923 45.642 48.29027 11.808 12.879 14.573 16.151 40.113 43.194 46.963 49.64528 12.461 13.565 15.308 16.928 41.337 44.461 48.278 50.99329 13.121 14.256 16.047 17.708 42.557 45.722 49.588 52.33630 13.787 14.953 16.791 18.493 43.773 46.979 50.892 53.672

Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Square a derajat kepercayaan

δ=K−m−1

= 4 – 2 – 1

= 1

Untuk δ = 1dan α = 5 % maka harga X2 standart = 7,815

Sehingga ;

X2 yang dihitung < X2 standart

0,4 < 7,815

Dapat ditrik kesimpulan bahwa hipotesa............. Diterima

Tabel Perbandingan Uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi Kuadrad Pada Metode

Gumbel dan Log Pearson III

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 66

Page 67: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV CHI KUADRAT UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV CHI KUADRAT

0,122 ( Memenuhi ) 0,4 ( Memenuhi ) 0,065 ( Memenuhi ) 0,4 ( Memenuhi )

METODE LOG PEARSON IIIMETODE GUMBEL

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa yang di pakai adalah Log

Pearson.

4.4.3. Debit Aliran Rencana

Menghitung intensitas curah hujan rencana :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 67

Page 68: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

A) Untuk kala ulang 5th

Dalam analisa waktu konsentrasi diJl. Gilimanuk kelurahan samaan adalah

sebagai berikut :

BLOK B2 ( saluran primer )

Panjang saluran ( L ) = 145 m

Dari peta garis

Elevasi awal saluran = 416,9 m

Elevasi akhir saluran = 415,5 m

Beda elevasi ( H ) = elevasi awal – elevasi akhir

= 416,9 – 415,5

= 1,4 m

Kemiringan dasar rata-rata saluran ( s )

S= HL

¿ 1,4145

¿0.0096

Waktu konsentrasi ( Tc)

Tc=0.012560

x( L√S )0.77

Tc=0.009660

x( 145√0.0096 )

0.77

¿0,182 jam

Intensitas curah hujan ( I )

R 10th = 129,584 mm

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 68

Page 69: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

= 129,58424

x ( 240.0096 )

2 /3

= 994,565

= 994,565 x 0,0013600

=0,000276 m /dt

Untuk perhitungan intensitas curah hujan rencana selanjutnya dapat dilihat

dalam tabel :

Keterangan : Merah = Saluran Primer

Hitam = Saluran Sekunder

Biru = Saluran Tersier

Hijau = Batas Sungai

BLOK B3 ( saluran sekunder )

Panjang saluran ( L ) = 58 m

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 69

I=R 2424

x ( 24TC )

2 /3

Page 70: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dari peta garis

Elevasi awal saluran = 417,9 m

Elevasi akhir saluran = 416,8 m

Beda elevasi ( H ) = elevasi awal – elevasi akhir

= 417,9 – 416,8

= 1,1 m

Kemiringan dasar rata-rata saluran ( s )

S= HL

¿ 1,158

¿0,0189

Waktu konsentrasi ( Tc)

Tc=0.012560

x( L√S )0.77

Tc=0.012560

x( 58√0.0189 )

0.77

¿0,0128 jam

Intensitas curah hujan ( I )

R 5th = 69,98 mm

= 69,9824

x ( 240,0128 )

2 /3

= 443,367

= 443,367 x 0,0013600

=0,000123m /dt

BLOK B4 ( saluran Tersier )

Panjang saluran ( L ) = 43 m

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 70

I=R 2424

x ( 24TC )

2 /3

Page 71: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dari peta garis

Elevasi awal saluran = 416,8 m

Elevasi akhir saluran = 415,5 m

Beda elevasi ( H ) = elevasi awal – elevasi akhir

= 416,8– 415,5

= 1,3 m

Kemiringan dasar rata-rata saluran ( s )

S= HL

¿ 1,343

¿0.0302

Waktu konsentrasi ( Tc)

Tc=0.012560

x( L√S )0.77

Tc=0.012560

x( 43√0.0302 )

0.77

¿0,0145 jam

Intensitas curah hujan ( I )

R 2th = 21,878 mm

= 21,87824

x ( 240,0145 )

2 /3

= 127,553

= 127,553 x 0,0013600

=0,000354 m /dt

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 71

I=R 2424

x ( 24TC )

2 /3

Page 72: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Untuk perhitungan intensitas curah hujan rencana selanjutnya dapat dilihat

dalam tabel :

Keterangan : Merah = Saluran Primer

Hitam = Saluran Sekunder

Biru = Saluran Tersier

Hijau = Batas Sungai

4.4.4 DebitAliranrencana:

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 72

Page 73: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Intensitas curah hujan rencana ( I ) 10th

BLOK B2 ( saluran primer )

Luas daerah pengaliran (A)

Blok B2= 317 m2

Koefisien Pengaliran ( C )

Jalan aspal ( J.a ) = 7 % x 0,9 = 0,063

Perumahan( P ) = 73 % x 0,7 = 0,511

Lahan Kosong ( L.k ) = 20 % x 0,2 = 0,040

C = 0,614

Debit Aliran rencana ( Q ) = 0,278 . I10th . A . C

= 0,278 x 0,000276 x 317 x 0,614

= 0,0149 m3/dt

BLOK B3 ( saluran sekunder )

Luas daerah pengaliran (A)

Blok B3= 75,4 m2

Koefisien Pengaliran ( C )

Jalan aspal ( J.a ) = 10 % x 0,9 = 0,090

Perumahan( P ) = 75 % x 0,7 = 0,525

Lahan Kosong ( L.k ) = 15 % x 0,2 = 0,030

C = 0,645

Debit Aliran rencana ( Q ) = 0,278 . I5th . A . C

= 0,278 x0,000123 x 75,4 x 0,645

= 0.1674 m3/dt

BLOK B4 ( saluran Tersier )

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 73

+

+

Page 74: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Luas daerah pengaliran (A)

Blok B4= 52,5 m2

Koefisien Pengaliran ( C )

Jalan aspal ( J.a ) = 5 % x 0,9 = 0,045

Perumahan( P ) = 75 % x 0,7 = 0,525

Lahan Kosong ( L.k ) = 20 % x 0,2 = 0,040

C = 0,610

Debit Aliran rencana ( Q ) = 0,278 . I2th . A . C

= 0,278 x 0,0145 x 52,5 x 0,610

= 0,1291 m3/dt

Untuk perhitungan debit aliran rencana selanjutnya dapat dilihat dalam tabel :

Keterangan : Merah = Saluran Primer

Hitam = Saluran Sekunder

Biru = Saluran Tersier

Hijau = Batas Sungai

4.4.5 Debit buangan (domestik) rumah tangga/ QRT

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 74

+

Page 75: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Berdasarkan kondisi lapangan besar debit rumah tangga :

QRT = ( kebutuhan air x luasan x kepadatan penduduk ) x 70%

Diasumsikan jumlah penduduk 5 orang/rumah, maka jumlah penduduk dalam

1 km2 adalah :

Pada daerah Blok B2 terdapat 21 rumah dengan luas blok = 0,00317 km2,

dengan perkalian silang didapat :

5 x21=0,00317 km2 105¿ P x0,00317

P=1km2 P=33123,03 jiwa /km2

BLOK B2 ( saluran primer )

Luas area (A1)= 0,00317 km2

Kebutuhan air bersih rata-rata perorang = 200<¿/hari /orang¿

Kepadatan penduduk =33123,03 jiwa /km2 xA

= 33123,03 x 0,00317

= 105 jiwa

Debit buangan domestik ( QRT) =(100 x 0,00317 x 105) x 70%

= 23,299 lt/hari

= 23,299 × 0,001105

m3/dt

= 0,0002219m3/dt

Untuk perhitungan debit aliran rencana selanjutnya dapat dilihat dalam tabel :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 75

Page 76: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Tabel 4.4.5 Hasil Perhitungan debit rumah tangga 2th 5th dan 10th pada masing-masing

blok

Kebutuhan air / Ka Kepadatan penduduk / KP

(m2) (km2) lt/hari 33123,03 jiwa/km2 x A (jiwa) lt/hari m3/dt

A2 587 0,00059 100 19 0,799 0,000041090A3 77 0,00008 100 3 0,014 0,000005390A4 30 0,00003 100 1 0,002 0,000002100B1 317 0,00032 100 11 0,233 0,000022190B2 317 0,00032 100 11 0,233 0,000022190B3 75,4 0,00008 100 2 0,013 0,000005278B4 52,5 0,00005 100 2 0,006 0,000003675C1 426,1 0,00043 100 14 0,421 0,000029827C2 411,2 0,00041 100 14 0,392 0,000028784C3 248,4 0,00025 100 8 0,143 0,000017388C4 290 0,00029 100 10 0,195 0,000020300D1 43,6 0,00004 100 1 0,004 0,000003052D2 81,65 0,00008 100 3 0,015 0,000005716D3 18 0,00002 100 1 0,001 0,000001260D4 54,6 0,00005 100 2 0,007 0,000003822E1 342 0,00034 100 11 0,271 0,000023940E2 552 0,00055 100 18 0,706 0,000038640E3 365,4 0,00037 100 12 0,310 0,000025578E4 288,15 0,00029 100 10 0,193 0,000020171F1 565,65 0,00057 100 19 0,742 0,000039596F2 781,75 0,00078 100 26 1,417 0,000054723F3 202,4 0,00020 100 7 0,095 0,000014168G1 130,1 0,00013 100 4 0,039 0,000009107G2 115,3 0,00012 100 4 0,031 0,000008071G3 10,875 0,00001 100 0 0,000 0,000000761G4 19,55 0,00002 100 1 0,001 0,000001369H1 135,15 0,00014 100 4 0,042 0,000009461H2 219,025 0,00022 100 7 0,111 0,000015332H3 24,75 0,00002 100 1 0,001 0,000001733H4 39,98 0,00004 100 1 0,004 0,000002799I 222,075 0,00022 100 7 0,114 0,000015545J 280,013 0,00028 100 9 0,182 0,000019601

QRT = (Ka x A x Kp) x 70%Blok

Luas Area / A

Keterangan : Merah = Saluran Primer Coklat = Batas Sungai

Hitam = Saluran Sekunder

Biru = Saluran Tersier

Tabel 3.3.2 Hasil Perhitungan debit total 5th dan 10th pada masing-masing blok

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 76

Page 77: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

QRT

5th (m3/dt) 10th (m3/dt) m3/dt Q.Tot 5th (m3/dt) Q.Tot 10th (m3/dt)A1A2 0,0082604997 0,0152962073 0,000041090 0,008301590 0,015337297A3 0,0003537888 0,0006551210 0,000005390 0,000359179 0,000660511A4 0,0001701049 0,0003149881 0,000002100 0,000172205 0,000317088B1 0,0047068305 0,0087157748 0,000022190 0,004729020 0,008737965B2 0,0009038676 0,0016737179 0,000022190 0,000926058 0,001695908B3 0,0005362092 0,0009929141 0,000005278 0,000541487 0,000998192B4 0,0004691741 0,0008687833 0,000003675 0,000472849 0,000872458C1 0,0015640688 0,0028962317 0,000029827 0,001593896 0,002926059C2 0,0011840548 0,0021925486 0,000028784 0,001212839 0,002221333C3 0,0008484978 0,0015711880 0,000017388 0,000865886 0,001588576C4 0,0007884764 0,0014600446 0,000020300 0,000808776 0,001480345D1 0,0002523026 0,0004671960 0,000003052 0,000255355 0,000470248D2 0,0004143728 0,0007673061 0,000005716 0,000420088 0,000773022D3 0,0002091888 0,0003873610 0,000001260 0,000210449 0,000388621D4 0,0003059163 0,0005664742 0,000003822 0,000309738 0,000570296E1 0,0014903915 0,0027598013 0,000023940 0,001514332 0,002783741E2 0,0017715649 0,0032804582 0,000038640 0,001810205 0,003319098E3 0,0010159888 0,0018813360 0,000025578 0,001041567 0,001906914E4 0,0010379133 0,0019219343 0,000020171 0,001058084 0,001942105F1 0,0007916951 0,0014660049 0,000039596 0,000831291 0,001505600F2 0,0018105934 0,0033527285 0,000054723 0,001865316 0,003407451F3 0,0007026839 0,0013011803 0,000014168 0,000716852 0,001315348G1 0,0005613978 0,0010395565 0,000009107 0,000570505 0,001048664G2 0,0006196902 0,0011474984 0,000008071 0,000627761 0,001155569G3 0,0000943475 0,0001747060 0,000000761 0,000095109 0,000175467G4 0,0001491212 0,0002761321 0,000001369 0,000150490 0,000277501H1 0,0002501144 0,0004631441 0,000009461 0,000259575 0,000472605H2 0,0006430921 0,0011908324 0,000015332 0,000658424 0,001206164H3 0,0001308248 0,0002422521 0,000001733 0,000132557 0,000243985H4 0,0002193790 0,0004062304 0,000002799 0,000222178 0,000409029I 0,0007646877 0,0014159944 0,000015545 0,000780233 0,001431540

BlokDebit aliran / Q.aliran Q.Total = Q.aliran + QRT

Analisa Hidrologi

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 77

Page 78: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Rumus Mencari Kemiringan Dasar Rata-Rata Saluran ( S ) : (∆ H

L)

4.1 Kapasitas saluran

Berdasarkan survey lokasi, di blok B2 diperoleh data eksisting saluran sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas, dihitung debit salurannya diketahui :

SALURAN PRIMER Kemiringan dasar rata-rata saluran (s) = 0.0096 m Koefisien kekasaran saluran (pas.batu kali) = 0,025

~ L. sisi miring ( m ) : 0,075 m

~ L. Bawah ( b ) : 0,95 m

~ Tinggi ( h ) : 0,55 m

Blok B3 diperoleh data eksisting saluran sebagai berikut :

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 78

Page 79: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

SALURAN SEKUNDER

Kemiringan dasar rata-rata saluran (s) = 0,0189 m Koefisien kekasaran saluran (pas.batu kali) = 0,025

~ Lebar ( b ) : 0,6 m

~ Tinggi ( h ) : 0,75

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 79

Page 80: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Blok B4 diperoleh data eksisting saluran sebagai berikut :

SALURAN TERSIER

Kemiringan dasar rata-rata saluran (s) = 0.0302 m Koefisien kekasaran saluran (pas.batu kali) = 0,025

~ L. sisi miring ( m ) : 0,05 m

~ L. Bawah ( b ) : 0,25 m

~ Tinggi ( h ) : 0,40 m

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 80

Page 81: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Bedasarkan data diatas,dihitung debit salurannya diketahui :

Contoh pada saluran A1 saluran Primer sebagai berikut ..

1. Luasan Penampang ( A )

A = ( b + m x h ) x h

= ( 0,95 + 0,075 x 0,55 ) x 0,55

= 0,545 m2

2. Keliling basah (P)P = b+2h√m2+1

= 0,95+(2 .0,55)√0,0752+1= 2.056 m

3. Jari-jari hidrolis (R)

R = AP

= 0,5452,056

=0,275 m4. Kecepatan aliran (V)

V = 1n

. R2 /3 . S1 /2

= 1

0,018.0,2752 /3 . 0,01251/2

= 4,7077 m/detik5. Debit saluran (Q)

Q = V . A= 4,7077 . 0,545= 2,566 m3/detik

Perhitungan Selanjutnya Di tabelkan ……

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 81

Page 82: Heru Fix Laporan

m b h b h m b h( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m ) ( m2 ) ( m ) ( m ) ( m/s ) ( m3/s )

A1 0.075 0.95 0.55 0.000125 0.01 0.545 2.056 0.275 0.47077 0.25666A2 0.6 0.75 0.0000710 0.01 0.450 2.100 0.214 0.3002 0.13509A4 0.075 0.95 0.55 0.0003800 0.01 0.545 2.056 0.275 0.82081 0.4475B1 0.6 0.75 0.0001200 0.01 0.450 2.100 0.214 0.39026 0.17562B2 0.075 0.95 0.55 0.0001111 0.01 0.545 2.056 0.275 0.44385 0.24198B3 0.6 0.75 0.0001412 0.01 0.450 2.100 0.214 0.4233 0.19048B4 0.6 0.75 0.0000789 0.01 0.450 2.100 0.214 0.31654 0.14244C1 0.075 0.95 0.55 0.0006148 0.01 0.545 2.056 0.275 1.04406 0.56921C2 0.6 0.75 0.0005325 0.01 0.450 2.100 0.214 0.82208 0.36993C3 0.6 0.75 0.0000390 0.01 0.450 2.100 0.214 0.22237 0.10007C4 0.05 0.25 0.4 0.0003023 0.01 0.108 1.052 0.2 0.59146 0.06388D1 0.05 0.25 0.4 0.0003023 0.01 0.108 1.052 0.2 0.59146 0.06388D2 0.6 0.75 0.0002727 0.01 0.450 2.100 0.214 0.58834 0.26475D3 0.6 0.75 0.0000980 0.01 0.450 2.100 0.214 0.35275 0.15874D4 0.075 0.95 0.55 0.0001235 0.01 0.545 2.056 0.275 0.46785 0.25507E1 0.075 0.95 0.55 0.0006545 0.01 0.545 2.056 0.275 1.07727 0.58731E2E3 0.075 0.95 0.55 0.0001917 0.01 0.545 2.056 0.275 0.58294 0.31781E4F2 0.075 0.95 0.55 0.0002198 0.01 0.545 2.056 0.275 0.62428 0.34035F3 0.6 0.75 0.0001429 0.01 0.450 2.100 0.214 0.42581 0.19161F4 0.6 0.75 0.0002628 0.01 0.450 2.100 0.214 0.57756 0.2599G2G3 0.075 0.95 0.55 0.0002198 0.01 0.545 2.056 0.275 0.62428 0.34035G4 0.075 0.95 0.55 0.0006545 0.01 0.545 2.056 0.275 1.07727 0.58731H1 0.075 0.95 0.55 0.0001152 0.01 0.545 2.056 0.275 0.45184 0.24634H2 0.075 0.95 0.55 0.000131 0.01 0.545 2.056 0.275 0.482 0.26278H3I1I2 0.6 0.75 0.0001152 0.01 0.450 2.100 0.214 0.3823 0.17203I4 0.075 0.95 0.55 0.0001143 0.01 0.545 2.056 0.265 0.43927 0.23948J1 0.075 0.95 0.55 0.0014364 0.01 0.545 2.056 0.275 1.59582 0.87002J2K1 0.075 0.95 0.55 0.0014364 0.01 0.545 2.056 0.275 1.59582 0.87002K2L1 0.075 0.95 0.55 0.0001267 0.01 0.545 2.056 0.275 0.4739 0.25836L2M1 0.6 0.75 0.0001152 0.01 0.450 2.100 0.214 0.3823 0.17203M2 0.075 0.95 0.55 0.0001048 0.01 0.545 2.056 0.275 0.43098 0.23496M3N1 0.05 0.25 0.4 0.0002933 0.01 0.108 1.052 0.2 0.5826 0.06292N2 0.6 0.75 0.0001176 0.01 0.450 2.100 0.214 0.38642 0.17389O1 0.05 0.25 0.4 0.0003636 0.01 0.108 1.052 0.2 0.64867 0.07006O2 0.6 0.75 0.0001297 0.01 0.450 2.100 0.214 0.40577 0.1826O3O4P1 0.075 0.95 0.55 0.0006333 0.01 0.545 2.056 0.275 1.05967 0.57772P2 0.075 0.95 0.55 0.0004143 0.01 0.545 2.056 0.275 0.85704 0.46725P3

BLOKSALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER SALURAN TERSIER

S

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

A P R V QSN

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

BATAS SUNGAI

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Tabel 4.4.2 Hasil Perhitungan Kapasaitas Saluran Pada Masing-Masing Blok.

Keterangan : Merah = Saluran Primer Coklat = Batas Sungai

Hitam = Saluran Sekunder

Biru = Saluran Tersier

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 82

Page 83: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Debit yang digunakan untuk perbandingan kapasitas saluran ( Qs ) dengan debit total

rancangan ( Qr ) menggunaka data :

Saluran Primer : Menggunakan debit total rancangan kala ulang 10 tahun

Saluran Sekunder : Menggunakan debit total rancangan kala ulang 5 tahun

Saluran Tersier : Menggunakan debit total rancangan kala ulang 2 tahun

Jika nilai hitungan Qr > Qs maka saluran tersebut tidak mampu menerima air

limpasan dari debit total sehingga saluran perlu direnovasi untuk di design

ulang,sebaliknya jika Qr < Qs maka saluran memenuhi / mampu menerima aliran

debit total rancangan.

a. Analisa Alternative Wawasan Lingkungan

Untuk alternative wawasan lingkungan yang digunakan adalah menggunakan

teknik sumur resapan. Sumur resapan adalah suatu konstruksi layakna ruang sumur

gali yang dilengkapi dengan perkuatan dinding dengan ruang sumur tetap

direncanakan kosong untuk menampung genangan air yang terjadi.

Sumur resapan ini merupakan sebuah sarana berupa sumur atau lubang pada

permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan dan meresapnyakannya ke

dalam tanah dengan baik.

Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai tempat menampung air

hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.

Beberapa Fungsi sumur resapan, antara lain:

1)    Pengendali banjir, banyak aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui

sumur resapan tergantung volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah

kawasan yang jumlah rumahnya 500 buah, kalau masing-masing rumah membuat

sumur resapan dengan volume 2 m3 berarti dapat mengurangi aliran permukaan

sebesar 1.000 m3 air.

2)    Konservasi airtanah, peresapan air mclalui sumur resapan sangat penting

mcngingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi

dari perkembangan pcnduduk dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata guna

tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini

mengingat semakin banyak tanah yang tertutupi oleh tembok, beton, aspal, dan

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 83

Page 84: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

bangunan lainnya yang tentunya berdampak meningkatnya laju aliran permukaan.

Penutupan permukaan tanah oleh permukiman dan fasilitas umum besar dampaknya

bagiannya, berarti setiap kali turun hujan 30 mm akan ada 225.000 m3 air hujan yang

tidak dapat meresap ke dalam tanah. Jumlah ini akan berkumpul dcngan aliran

permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat mengakibatkan

banjir.

3)    Menekan laju erosi, dengan adanya penurunan aliran pcrmukaan maka laju

erosi pun akan menurun. Apabila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang

tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan

kecil dan erosi pun akan kecil. Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu

dipertimbangkan faktor iklim, kondisi airtanah, kondisi tanah, tata guna tanah, dan

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Faktor Iklim yang perlu dipertimbangkan adalah

besarnya curah hujan, semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin

besar sumur resapan yang diperlukan. Kondisi permukaan airtanah yang dalam, sumur

resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan

suplai air melalui sumur resapan. . Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal,

sumur resapan ini kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. Terlebih pada

daerah rawa dan pasang surut, karena daerah ini memerlukan saluran drainase.

Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan sumur resapan air di

antaranya adalah :

1. mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga

memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,

2. Dapat menambah potensi air tanah karena disamping menampung dan mengalirkan,

dapat pula   meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah, sehingga dapat membantu

menjaga keseimbangan tata air dan menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka

panjang.

3. Dapat membantu mengurangi genangan banjir dan meluasnya penyusupan air laut ke

arah daratan.

4. mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang

berlebihan, dan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 84

Page 85: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

5. Pembuatan sumur resapan juga dapat menarik tenaga kerja dan proyek padat karya

melalui program pemberdayaan masyarakat misalnya

6. Cara pembuatan sumur resapan tidak memerlukan teknologi tinggi

7. Dengan adanya pengaturan aliran air, diharapkan pencemaran air tanah dapat ditekan

serendah mungkin.

4.6 Pembahasan Hasil Analisa

Setelah dilakukan perhitungan analisa Hidrologi,Hidrolika,dan alternative

wawasan lingkungan diperoleh bahwa kapasitas saluran yang ada pada masing masing

blok mampu menerima debit total aliran dari air hujan maupun rumah tangga.

Kemiringan dasar saluran yang menjadi factor utama mengapa kapasitas saluran

masih memenuhi selain ditunjang dengan dimensi saluran yang cukup lebar.dari hasil

survey dilapangan diketahui bahwa pada saluran primer ,sekunder,maupun teriser

banyak terjadi penumpukkan sampah dan endapan lumpur yang cukpul tebal.

Maka dapat disimpulkan dari hasil analisa bahwa banjir yang biasa terjadi di

daerah keurahan Mulyorejo bukan karena kapasitas saluran yang tidak memenuhi tapi

Karena buruknya saluran drainase akibat pola hidup masyarakat sekitar yang tidak

ramah lingkungan yaitu membuang sampah sembarangan dan kurangnya kegiatan

masyarakat untuk melakukan pengerukan endapan lumpur pada saluran drainase yang

menyebabkan terjadinya pendangkalan kedalaman saluran.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 85

Page 86: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

BAB V

PENUTUP

a. KESIMPULAN

1. Dari hasil analisa hidrologi diketahui besar debit banjir rencana 2 tahun untuk saluran

tersier, 5 tahun saluran sekunder, 10 tahun untuk saluran primer adalah sebagai

berikut :

QRT

5th (m3/dt) 10th (m3/dt) m3/dt Q.Tot 5th (m3/dt) Q.Tot 10th (m3/dt)A1A2 0,0082604997 0,0152962073 0,000041090 0,008301590 0,015337297A3 0,0003537888 0,0006551210 0,000005390 0,000359179 0,000660511A4 0,0001701049 0,0003149881 0,000002100 0,000172205 0,000317088B1 0,0047068305 0,0087157748 0,000022190 0,004729020 0,008737965B2 0,0009038676 0,0016737179 0,000022190 0,000926058 0,001695908B3 0,0005362092 0,0009929141 0,000005278 0,000541487 0,000998192B4 0,0004691741 0,0008687833 0,000003675 0,000472849 0,000872458C1 0,0015640688 0,0028962317 0,000029827 0,001593896 0,002926059C2 0,0011840548 0,0021925486 0,000028784 0,001212839 0,002221333C3 0,0008484978 0,0015711880 0,000017388 0,000865886 0,001588576C4 0,0007884764 0,0014600446 0,000020300 0,000808776 0,001480345D1 0,0002523026 0,0004671960 0,000003052 0,000255355 0,000470248D2 0,0004143728 0,0007673061 0,000005716 0,000420088 0,000773022D3 0,0002091888 0,0003873610 0,000001260 0,000210449 0,000388621D4 0,0003059163 0,0005664742 0,000003822 0,000309738 0,000570296E1 0,0014903915 0,0027598013 0,000023940 0,001514332 0,002783741E2 0,0017715649 0,0032804582 0,000038640 0,001810205 0,003319098E3 0,0010159888 0,0018813360 0,000025578 0,001041567 0,001906914E4 0,0010379133 0,0019219343 0,000020171 0,001058084 0,001942105F1 0,0007916951 0,0014660049 0,000039596 0,000831291 0,001505600F2 0,0018105934 0,0033527285 0,000054723 0,001865316 0,003407451F3 0,0007026839 0,0013011803 0,000014168 0,000716852 0,001315348G1 0,0005613978 0,0010395565 0,000009107 0,000570505 0,001048664G2 0,0006196902 0,0011474984 0,000008071 0,000627761 0,001155569G3 0,0000943475 0,0001747060 0,000000761 0,000095109 0,000175467G4 0,0001491212 0,0002761321 0,000001369 0,000150490 0,000277501H1 0,0002501144 0,0004631441 0,000009461 0,000259575 0,000472605H2 0,0006430921 0,0011908324 0,000015332 0,000658424 0,001206164H3 0,0001308248 0,0002422521 0,000001733 0,000132557 0,000243985H4 0,0002193790 0,0004062304 0,000002799 0,000222178 0,000409029I 0,0007646877 0,0014159944 0,000015545 0,000780233 0,001431540J 0,0004799201 0,0008886819 0,000019601 0,000499521 0,000908283

BlokDebit aliran / Q.aliran Q.Total = Q.aliran + QRT

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 86

Page 87: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

Dimensi saluran eksiting yang ada saat ini adalah sebagai berikut :

Saluran A ( Primer )

~ L. sisi miring ( m ) : 0,075 m

~ L. Bawah ( b ) : 0,95 m

~ Tinggi ( h ) : 0,55 m

Saluran B ( Sekunder )

~ Lebar ( b ) : 0,6 m

~ Tinggi ( h ) : 0,75

Saluran C ( Tersier )

~ L. sisi miring ( m ) : 0,05 m

~ L. Bawah ( b ) : 0,25 m

~ Tinggi ( h ) : 0,40 m

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 87

Page 88: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

2. Alternatif yang paling efisien adalah dengan membuat sumur resapan karena adanya

sumur resapan pada setiap rumah maka air bukan hanya dapat meresap sebagai pengalihan

adar tidak terjadi genangan namun air yang tertampung juga dapat dimanfaatkan,karena

sekarang khususnya daerah malang daerah resapan air sudah sangat minim,maka dari itu

pemerintah setempat telah menerapkan peraturan agar setiap bangunan dalam

pembangunannya menyertakan daerah resapan.

b. SARAN

c. Apabila kita hanya mengandalkan satu metode saja contohnya seperti sumur

resapan maka permasalahan drainase tidak akan bias berjalan dengan

baik,namun harus juga di barengi dengan kesadarn masyarakat setempat

dalam menjaga lingkungan

d. Agar sumur resapan dapat dijadikan alternative untuk menangani

permasalahan drainase yang berwawasan lingkungan.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 88

Page 89: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

c. BAGIAN ALIR ( FLOW CHART ) DALAM PEMECAHAN DRAINASE

PERKOTAAN.

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 89

Kawasan Rawan Banjir & Genangan

Kondisi & Dimensi Saluran & Bangunan

Bantu Eksisting

Peta

Topografi & Penduduk

Daerah Layanan

Qr<Qs

Selesai

kesimpulan

Pembuatan sumur resapan

Data Klimatologi & Geohidrologii

Peta DAS

tidak

ya

Debit Air Kotor (Q1)

Debit Air Hujan (Q2)

Alternatif Bangunan Sumur Resapan

Debit Total

Qr = Q1 + Q2

Debit Kapasitas Eksisting (Qs)

Verivikasi

MULAI

Page 90: Heru Fix Laporan

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE KOTA 01/01/2015

MUHAMMAD ZIDNI FASIHUL A.M (1321163) 90