laporan fix

42
1 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan. Tujuan Kerja Praktek ini adalah agar setiap mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan teoritis yang didapat selama studi dengan keadaan sesungguhnya di lapangan, diharapkan mahasiswa mempunyai bekal dan pengalaman yang memadai apabila terjun dalam pekerjaan bidang teknik sipil nantinya. Laporan Kerja Praktek ini di susun berdasarkan pengamatan, keseharian kegiatan, konsultasi, dan wawancara pembimbing lapangan pada Pekerjaan peningkatan jalan legundi bts kab. Mojokerto. Dalam penyusunan laporan ini berusaha menyajikan laporan dalam bentuk sebaik-baiknya. Selanjutnya dengan rasa hormat, di ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi motivasi, bantuan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini terutama kepada : 1. Bapak M. Khoiri, ST.,MT.,PhD selaku dosen asistensi magang. 2. Bapak Ervan ST,MM selaku pembimbing lapangan dan, 3. Teman- teman yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam pengerjaan laporan ini.

Upload: rio-lega-adhis-setiawan

Post on 10-Jul-2016

81 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

laporan magang

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fix

1

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan Kerja Praktek ini dapat

terselesaikan.

Tujuan Kerja Praktek ini adalah agar setiap mahasiswa dapat

menerapkan pengetahuan teoritis yang didapat selama studi dengan

keadaan sesungguhnya di lapangan, diharapkan mahasiswa

mempunyai bekal dan pengalaman yang memadai apabila terjun

dalam pekerjaan bidang teknik sipil nantinya.

Laporan Kerja Praktek ini di susun berdasarkan pengamatan,

keseharian kegiatan, konsultasi, dan wawancara pembimbing

lapangan pada Pekerjaan peningkatan jalan legundi bts kab.

Mojokerto. Dalam penyusunan laporan ini berusaha menyajikan

laporan dalam bentuk sebaik-baiknya.

Selanjutnya dengan rasa hormat, di ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi motivasi,

bantuan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini

terutama kepada :

1. Bapak M. Khoiri, ST.,MT.,PhD selaku dosen

asistensi magang.

2. Bapak Ervan ST,MM selaku pembimbing lapangan

dan,

3. Teman- teman yang telah memberi dukungan dan

motivasi dalam pengerjaan laporan ini.

Page 2: Laporan Fix

2

Mengingat terbatasnya waktu, pengalaman, dan pengetahuan

penulis, untuk itu di harapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca.

Besar harapan kami semoga laporan ini bermanfaat bagi

penyusun sendiri khususnya dan bagi pembaca umumnya. Dan akhir

kata, apabila dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini ada kata-

kata yang kurang berkenan kami selaku penyusun mohon maaf

sebesar-besarnya dan semoga kita semua tetap dalam bimbingan-Nya.

Amin.

Surabaya, September 2015

Penyusun

Page 3: Laporan Fix

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ 1

DAFTAR ISI ...................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... 5

DAFTAR TABEL .............................................................................. 6

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 7

I.1 Latar Belakang ................................................................... 7

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................ 8

12.1 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ............................. 8

1.3 Lokasi Proyek ..................................................................... 8

BAB II ADMINISTRASI PROYEK ................................................. 9

2.1 Struktur Organisasi ............................................................. 9

2.1.1 Mekanisme Hubungan Kerja ...................................... 9

2.1.2 Struktur Organisasi Proyek....................................... 10

2.1.3 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana ............... 12

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN ................................... 14

III.1. Trial Mix .............................................................................. 14

III.2. Pekerjaan CTB .................................................................... 16

III.3. Persiapan Pekerjaan LC ....................................................... 18

III.4. Pekerjaan LC( Lean Concrete) ............................................ 18

III.5. Rigid Pavement ................................................................... 19

Page 4: Laporan Fix

4

BAB IV QUALITY CONTROL ...................................................... 25

IV.2 (Cement Treated Base / ctb) ................................................. 25

IV.2.1 Umum ........................................................................... 25

IV.2.2 Material ......................................................................... 26

IV.2.3 Penghamparan Dan Pemadatan ..................................... 28

IV.3 PERKERASAN KAKU ................................................... 29

BAB V PERMASALAHAN KHUSUS ........................................... 38

BAB VI PENUTUP ......................................................................... 40

VI.1 Kesimpulan .......................................................................... 40

VI.2 Saran ..................................................................................... 40

Page 5: Laporan Fix

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 tes slump .......................................................................... 14

Gambar 2 Pt. merak jaya beton ........................................................ 14

Gambar 3 ruang control batching plan ............................................. 15

Gambar 4 penghampran CTB ........................................................... 17

Gambar 5 Tebal galian CTB ............................................................ 17

Gambar 6 pemadatan CTB ............................................................... 17

Gambar 7 meratakan dan menghaluskan LC .................................... 18

Gambar 8 pengahmparan LC ........................................................... 18

Gambar 9 wiregent ........................................................................... 22

Gambar 10 curing compund ............................................................. 23

Page 6: Laporan Fix

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1 prosentase lolos ayakan ....................................................... 26

Tabel 2 syarat agregat....................................................................... 27

Tabel 3 Persyaratan agregat ............................................................. 30

Tabel 4 Uji aus menurut SNI ............................................................ 30

Tabel 5 Kuat Lentur Minimun untuk Perkerasan Beton Semen ....... 35

Page 7: Laporan Fix

7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan suatu lintasan sarana transportasi darat

yang berfungsi melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat

lain. Saat ini kontruksi perkerasan kaku (rigid pavement) lebih

disukai dan banyak jalan terbuat dari beton telah diberi lapis

tambahan. Kelebihan dari kontruksi perkerasan kaku adalah sifat

kekauannya yang mampu menahan beban roda kendaraan dan

menyebarkannya ke tanah dasar secara efisien. Sifat beton yang

mampu menahan beban tekan dijadikan sebagai andalan untuk

menahan beban roda kendaraan, sementara kelemahan dalam

menahan beton yang yang mengakibatkan terjadinya tegangan

tarik dijadikan sebagai kendala dalam merencanakan tebal plat

beton, dampak dari terjadinya tegangan tarik akibat beban yang

melebihi tegangan tarik dari beton adalah terjadinya retak-retak

pada permukaan.

Kendaraan berkapasitas tinggi yang menjadi ujung

permasalahan dijalur ini, jalan legundi wringinanom adalah

kawasan industri yang mempunyai tingkat produksi dan distribusi

barang yang tinggi, kendaraan industri keluar masuk pabrik dapat

mengakibatkan jalan beraspal menjadi bergelombang dan akhirnya

crack. Oleh karena itu Dinas pekerjan umum bina marga

pemerintah provinsi jawa timur selaku owner mencanangkan

peningkatan jalan legundi batas kabupaten mojokerto. Dengan

demikian jalan yang semula dari perkerasan lentur ditingkatkan

menjadi jalan perkerasan kaku.

Dari latar belakang tersebut maka dinas pekerjaan umum bina

marga menunjuk kontraktor Adhi karya sebagai pelaksana

Page 8: Laporan Fix

8

1.2 Maksud dan Tujuan

12.1 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

a. Sebagai pelaksanaan pengambilan mata kuliah pada

program studi Diploma III Teknik Sipil FTSP ITS. Dapat

mengerti dengan jelas metode pelaksanaan kegiatan

Peningkatan Jalan legundi bts kabupaten Mojokerto.

b. Dapat mengetahui dan memahami pekerjaan Peningkatan

Jalan legundi bts kabupaten Mojokerto, alat-alat dan sumber

daya yang digunakan serta memahami perhitungan-

perhitungannya.

c. Dapat membuat suatu kesimpulan melalui suatu penyusunan

laporan.

d. Jika dimungkinkan untuk mendapatkan data-data yang akan

dipakai dalam menyusun Tugas Akhir.

1.3 Lokasi Proyek

Lokasi dari pekerjaan Peningkatan Jalan legundi bts

kabupaten Mojokerto berada di batas kabupaten mojokerto dan

legundi., yang bertepatan pada sepanjang jalan wringinanom

Page 9: Laporan Fix

9

BAB II

ADMINISTRASI PROYEK

Pemerintah provinsi jawa timur dinas pekerjaan umum bina

marga kegiatan peningkatan jalan dan pembangunan jembatan

provinsi jawa timur paket peningkatan jalan legundi batas kabupaten

mojokerto tahun 2015 dengan spesifikasi sebagai berikut :

Nomor : 602.1/311/KTR/110/PNK.01/2015

Tanggal : 2 April 2015

Nilai : Rp. 42.465.000.000,00

Sumber dana : DPA –SKPD APBD Provinsi Jawa timur

Tahun Anggaran 2015

2.1 Struktur Organisasi

Untuk menunjang kelancaran suatu proyek dan menghindari

terjadinya gangguan yang tidak diinginkan seperti keterlambatan

proyek, maka perlu adanya keterpaduan dan kerjasama yang baik

antar organisasi yang terlibat di dalam proyek itu sendiri.

Adapun organisasi yang terlibat di dalam proyek peningkatan

jalan legundi bts kabupaten mojokerto adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Pemprov Jawa Timur

2. Kontraktor : PT. Adhi Karya

3. Konsultan Perencana : PT. Dhuta Buana Jaya

4. Konsultasi Supervisi : PT. Dhuta Buana Jaya

2.1.1 Mekanisme Hubungan Kerja

Dari ketiga pihak yang terkait yaitu pemilik proyek, kontraktor, dan

konsultan supervisi pada dasarnya mengikuti hubungan kerja

segitiga fungsional. Dimana pemilik proyek berhak melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan dan hasil kerja dari pihak

Page 10: Laporan Fix

10

konsultan maupun kontraktor. Dari pihak konsultan berhak

melakukan pengawasan terhadap hasil kerja kontraktor. Sedangkan

pihak konsultan dan kontraktor saling melakukan koordinasi untuk

menyelesaikan proyek.

2.1.1.1 Pemilik Proyek

Pemilik dalam hak ini Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

2.1.1.2 Konsultan Supervisi

Konsultan supervisi adalah penyedia jasa di bidang pengawasan

jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan

pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai

selesai. Sehingga pelaksanaan proyek dapat sesuai persyaratan,

baik dalam segi teknik maupun dokumen kontrak.

2.1.1.3 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah pihak yang bergerak dalam bidang

pelaksanaan pembangunan. Dalam pelaksanaannya, kontraktor

selaku pelaksana fisik harus mendapat persetujuan dari konsultan

yang telah ditetapkan dalam perjanjian kontrak.

2.1.2 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah pihak yang terlibat dalam proyek

yang mempunyai peran masing-masing sebagai berikut :

2.1.2.1 Kepala Satuan Kerja

Kepala Satuan Kerja berfungsi menyelenggarakan seluruh tugas

satuan kerja terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah

ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran).

Page 11: Laporan Fix

11

2.1.2.2 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang

melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran, anggaran

belanja, berfungsi melaksanakan sebagian tugas satuan kerja

dalam penyelenggaraan pembangunan Negara dan bertanggung

jawab secara fisik maupun keuangan kepada kepala satuan kerja.

2.1.2.3 Pejabat Pelaksana Teknis dan Pengendalian

Pejabat Pelaksana Teknis dan Pengendalian adalah pejabat yang

ditunjuk oleh PA atau KPA yang melaksanakan satu atau

beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang

tugasnya.

2.1.2.4 Pengawas Utama

Pengawas utama adalah pihak yang ditunjuk untuk mengawasi

pelaksanaan pekerjaan dalam waktu tertentu sesuai dengan

jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana dalam kontrak paket

pekerjaan tersebut dalam hal ini adalah direksi harian atau

pengawas lapangan.

2.1.2.5 Bendhahara Pengeluaran Pembantu

Bendhahara berfungsi membantu kepala satuan kerja dan PPK

dalam melaksanakan pengelolaan keuangan satuan kerja dan

bertanggung jawab secara operasional kepada kepala satuan

kerja.

2.1.2.6 Pelaksana Administrasi Keuangan

Pelaksana Administrasi Keuangan berfungsi membantu Kepala

Satuan Kerja/PPK dalam melaksankan pengelolaan administrasi

kegiatan. Pelaksana administrasi keuangan bertanggung jawab

secara operasional kepada Kepala Satuan Kerja.

Page 12: Laporan Fix

12

2.1.3 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

2.1.3.1 Site Engineer

Menyiapkan program pelaksana pekerjaan

Melaksanakan pengukuran dan perhitungn MC 0% dan

100% bersama Direksi

Mengendalikan tercapainya target kualitas dan kuantitas per

15 hari

Melaporkan kepada Direksi apabila terdapat perbedaan

antara gambar dan situasi lapangan (L4)

Melaksanakan tugas lainnya atas perintah pemimpin

2.1.3.2 Pelaksana

Mempersiapkan keperluan sarana administrasi lapangan

Mempelajari gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat

teknis

Memantapkan rancangan dan rencana yang telah dibuat

Mencatat setiap langkah kerja sejak awal

Membuat laporan hasil kemajuan pekerjaan dan kondisi

pelaksanaan setiap 15 harian

Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas pekerjaan

2.1.3.3 Asisten Pelaksana

Membantu Pelaksana melaksanakan kegiatan di lapangan

Melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan atasnya

Menyiapkan bahan untuk keperluan dilapangan dan

administrasi atas permintaan Site Engineer

Page 13: Laporan Fix

13

2.1.3.4 Administrasi

Melaksanakan pekerjaan adminitrasi proyek dan

administrasi teknik

Melakukan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan

2.1.3.5 Surveyor

Melaksanakan pengukuran, pematokan lokasi pekerjaan

yang akan dilaksanakan

Mendata hasil pengukuran dan melakukan penggambaran

shop drawing untuk menghitung MC 0%

2.1.3.6 Juru Gambar

Membuat schedule Shop Drawing dan As Built Drawing

Membuat Shop Drawing yang efisien, jelas dan

menguntungkan

Melakukan control terhadap gambar yang diterima maupun

yg dikeluarkan

2.1.3.7 Quality Control

Melaksanakan control atas pekerjaan di lapangan secara

berkala

Melaksanakan audit atas hasil pelaksana pekerjaan

Melakukan inspeksi, test dan check atas pekerjaan

Membuat laporan hasil audit ke pimpinan dan tim unit

jaminan mutu

Page 14: Laporan Fix

14

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

III.1. Trial Mix

pada pekerjaan peningktan jalan legundi bts kabupaten mojokerto

di butuhkan beberapa kuat tekan mutu beton yang digunakan

sebagai rigid,LC(Lean concrete), caping beam.trial mix ini

dilakukan di batching plan PT Merak Jaya Beton. Bagian bagian

dari batching plant ini yaitu sebagai berikut :

1. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen

dan menjaga semen agar tetap baik

2. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik

bahan/material(agregat kasar dan agregat halus) keatas

dari bin ke storage bin.

3. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan

bahan/material(agregat kasar dan agregat halus) yang

berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan

bantuan wheel loader untuk ditarik keatas (storage bin)

4. Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat.

Storage bin dibagi menjadi 4 fraksi yaitu ; agregat butir

Gambar 1 tes slump Gambar 2 Pt. merak jaya

beton

Page 15: Laporan Fix

15

kasar(split), butir menengah(screening), butir halus(pasir),

dan fly ash.

5. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3

macam yaitu; timbangan untuk agregat, timbanga untuk

semen dan timbangan untuk air.

6. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bhan

admixture seperti retarder.

7. Tempat penampungan air yang berfungsi supply

kebutuhan air pada ready mix.

Kuat tekan beton yang akan dilakukan trial mix yaitu sebagai berikut

:

K 125 : beton ini akan dibuat sebagai pekerjaan LC(Lean

Concrete) atau yang biasa disebut dengan lantai kerja.

K 250 : beton ni digunakan sebagai caping beam yang

nantinya akan dijadikan sebagai tutup dari sheetpile

Fs ‘45 : Fs 45 setara dengan beton yang berkekuatan K 400, -

beton dengan kekuatan ini yang akan direncanakan sebagai

rigid pavement(perkerasan kaku ), untuk pengetesan Fs’ 45

Gambar 3 ruang control batching plan

Page 16: Laporan Fix

16

dilakukan 2 kali yaitu dengan slump ± 3 dan slump ± 5.

Karena pada saat pengerjaan rigid metode pengerjaannya

yaitu dengan cara manual dan dengan dibantu alat (wiregent)

Tes ini bertujuan supaya disaat pelaksanaan nanti tidak terjadi

hal yang tidak diingkan seperti kuat tekan yang tidak sesuai,

slump yang tidak sesuai dengan spek, dengan adanya trial mix

adanya sebuah persetujuan dari berbagai pihak mulai dari

owner, kontraktor, konsultan sehingga di saat pelaksanaan

tidak terjadi kesalahpahaman.

III.2. Pekerjaan CTB

Pekerjaan ini mencakup pengadaan Lapis Pondasi Campuran Semen

yang padat, yang terdiri dari agregat dan material semen yang

dicampur di unit pencampur, serta mengangkut, menghampar,

membentuk dan memadatkan campuran tersebut, diatas lapis

permukaan yang telah disiapkan, sesuai dengan persyaratan Seksi ini

dan memenuhi bentuk sesuai Gambar Rencana dalam hal ketinggian,

penampang memanjang dan melintang atau sesuai dengan yang

diperintahkan Direksi Teknik, dan memelihara lapis pondasi yang

telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan.

Lapis Pondasi Campuran Semen (Cement Treated Base / CTB), yang

selanjutnya disebut CTB adalah campuran agregat, semen dan air yang

dicampur, dihampar dan dipadatkan pada kadar air optimum. Secara

umum material agregatnya harus terdiri dari batu pecah, harus kuat,

keras, mudah dipadatkan, tahan gaya geser serta bebas dari material

lunak, retak dan berongga.

Pekerjaan CTB (cement treated base) dengan galian ± 30 cm,

lebar ± 2 m, CTB terdiri dari material semen agregat kelas A, pasir

dan air, kadar air maksimum 2%.

Page 17: Laporan Fix

17

Pekerjaan CTB pada peningkatan jalan legundi batas kab.

Mojokerto ini hanya bagian dan sisi tertentu saja, sebagai contoh pada

STA ± 5000 pada sisi sebelah utara jalan eksisiting terdapat pipa gas

PGN. Hal ini yang mengakibatkan pelabaran lebih di iptimakan

disebelah selatan, karena pada sisi selatan jalan eksisting masih

tersedia 2m untuk pelebaran. Untuk 1 kapasitas 1 truck adalah ± 90

menit dengan rincian 60 menit perjalanan dari camp dan 30 menit

untuk penghamparan dan dilanjutkan pemadatan dengan baby roller 5

Gambar 6 pemadatan CTB Gambar 5 Tebal galian CTB

Gambar 4 penghampran CTB

Page 18: Laporan Fix

18

ton. Pemadatan dilakukan 8 passing (sesuai data sandcone)

pengangkutan menggunakan dumptruck berkapasitas 8 m3.

Jadi setiap dump truck bisa menyelesaikan sekitar 5 meter.

Setelah selang waktu 30 menit dari waktu penghamparan dan

pemadatan, CTB di curing menggunakan truk tangki

III.3. Persiapan Pekerjaan LC

a. Pengukuran tanah

Pada pekerjaan jalan harus diperhatikan adalah elevasi dan

kemiringan rencana, oleh karena itu dilakukan pengukuran

dengan waterpass di setiap 25 meter digunakan alat theodolite

untuk menentukan koordinat dari patok.

b. Pemasangan bekisting

Bekisting dari pengerjaan LC ini terbuat dari besi canal, cara

pengerjaannya yaitu dengan cara dipasang stick baja pada jarak

25 meter dan ditarik lurus dengan benang. Bagian permukaan

canal diluruskan dengan benang. Canal dikaitkan dengan stick

baja menggunakan kawat bendrat,

III.4. Pekerjaan LC( Lean Concrete)

Gambar 8 pengahmparan LC Gambar 7 meratakan dan menghaluskan LC

Page 19: Laporan Fix

19

Beton yang digunakan sebagai lantai kerja yaitu K 125 dan

tebal berkisar antar 10 - 15 cm dengan slump ± 10. Untuk pengujian

slump test dilakukan setiap 10 m3 sekali pemasangan LC dimulai

dilakukan di STA 0+025 dengan lebar 5 meter. Setelah 1 jam proses

pengecoran besi canal terpaksa dilepas, karena canal digunakan

bekesting pengerjaan LC selanjutnya. LC bisa dilewati setelah

berumur 4 jam s/d 8 jam . untuk laju arus lalu lintas digunakan system

buka tutup . Selang 1.5 jam dari proses pengecoran lapisan ditutup

dengan menggunakan plastic geotexstil untuk mengurangi penguapan

yang terjadi pada beton.

III.5. Rigid Pavement

a. Pekerjaan persiapan

Dalam pekerjaan persiapan ini alat dan kelengkapan K3 yang

harus dipersiapkan adalah :

1. Wiregent (alat berat)

Alat penghampar, pemadat dan penghalus otomatis

dengan lebar kurang lebih 4 meter dan tinggi yang bisa

menyesuaikan dengan elevasi yang dinginkan dengan

menggunakan alat sensor.

2. Concrete mixer truck

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral

alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan.

Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan

bergradasi,semen, beton dan aspal. Concrete truck

mixer dibutuhkan pada saat pengerjaan LC karena

pengerjaan LC dibutuhkan slump tinggi.

3. Dumptruck

Page 20: Laporan Fix

20

Alat berat ini digunakan untuk mengangkut material

misal pasir, kerikil, beton yang berkapasitas mulai dari

5 ton-8 ton. Dumptruck dalam pengerjaan ini

dibutuhkan saat pengerjaan CTB,Sheetpile,rigid dan

pekerjaan yang dirasa membutuhkan dumptruck

sebagai pemindah material yang berkapasitas besar.

4. Excavator (alat berat )

Untuk menggali dan memuat tanah galian tersebut

kedalam truck atau lokasi penumpukan. Excavator pada

pengerjaan peningkatan jalan ini dibutuhkan saat

pengerjaan CTB dan pekerjaan rigid. Total dari

ekscavator pada pekerjaan ini sebanyak 8 alat.

5. Gerobak dorong

Digunakan untuk mobilisasi material ringan yang

berada di sekitar area pengerjaan

6. Vibrator roller

Alat ini berfungsi saat pengambilan sampel beton yang

berada pada cetakan kubus, atau juga di gunakan saat

pengerjaan rigid pavement dengan cara manual.

7. Cangkul

Selain bantuan mesin, cangkul juga dibutuhkan saat

meratakan rigid yang tidak bisa dijangkau oleh

ekscavator.

8. Lampu LED

Lampu dijadikan salah satu sumber penerangan

pengerjaan, karena pengerjaan rigid pavement

dilakukan pada saat malam hari. Selain kendaraan yang

melewati tidak seperti pada siang hari, pengerjaan

Page 21: Laporan Fix

21

malam hari juga membantu untuk mengurangi

penguapan pada beton itu sendiri.

9. Grooving tool

Alat yang digunakan untuk membuat

tekstur/permukaan rigid menjadi gari-garis. Dengan

tujuan agar jalan tidak licin

10. Saw cutter

Digunakan untuk memotong beton yang berada di atas

dowel

11. Genset

Sebagai sumber listrik di area proyek

12. Bor listrik

Untuk menancapkan stick baja yang akan dugunakan

sebagai alat sensor dan bekesting pada wirgent.

13. Perlengkapan bangunan

Alat alat yang dianggap perlu, missal :

palu,paku,gergaji,obeng dll

Untuk mempersiapkan lahan yaitu dengan cara menancapka stick

baja yang berjarak 5 meter di samping kiri dn kanan area LC.

Dilakukan pengukuran elevasi dengan menggunakan waterpass.

Stik baja digunakan sebagai penyangga tali baja yang dalam hal

ini tali baja berfungsi sebagai sensor dari wiregent. Sensor ini

bekerja dengan system mengatur elevasi dan lebar dari beton

yang akan dicetak. Plastik cor di gelar diatas LC, plast cor ini

berfungsi sebagai pemisah antara LC dan rigid agar jika LC

mengalam kerusakan tidak mempengaruhi struktur dari rigid atau

sebaliknya.

b. Pekerjaan Rigid

Page 22: Laporan Fix

22

Beton didatangkan dengan menggunakan dumptruck, beton

dihamparkan sepanjang 5 meter dan tebal 20 cm, setelah itu

wiremesh dipasang dan diletakkan sesuai dengan batas antar

dowel. Lalu beton dihamparkan diratakan dengan excavator dan

dibantu dengan manual menggunakan cangkul. Setelah beton

dihamparkan wiregent dioprasikan dengan hati-hati.

Fungsi dan bagian dari wiregent sendiri yaitu sebagai berikut

:

1. Meratakan beton ke samping kanan kiri

2. Menggetarkan material beton sehingga menghilangkan

rongga2 udara akibat tersangga oleh tulangan/wiremesh

3. Memadatkan beton sehingga didapatkan cetakan yang

sempurna dan tidak memerlukan bekesting

4. Menghaluskan beton yang sudah tercetak

c. Pekerjaan Finishing

Setelah dihaluskan dengan alat wiregent, perlu juga

dihaluskan dengan manual. Banyak terjadinya lubang-lubang

yang diakibatkan dari proses penghalusan oleh wirgent. Oleh

karena itu penghalusan manual sangat diperlukan. Setelah

Gambar 9 wiregent

Page 23: Laporan Fix

23

beton semi kering, akan dilakukan pembuatan tekstur jalan

menggunakan grooving tool. Grooving tool terbuat dari kayu

tripleks yang berbentuk seper sisir dengan tebal ± 2 mm

dengan jarak ± 1,5 cm.

setelah itu tunggu 30 menit untuk curing compound, couring

compound pada proyek ini menggunakan kimia antisol yang

diproduksi oleh Sika. Fungsi dari antisol ini yaitu menghmbat

penguapan akibat dari reaksi kimia dari material beton. Kain

geotekstil juga perlu digelar setelah penyemprotan antisol.

Gambar 10 curing compund

Page 24: Laporan Fix

24

Page 25: Laporan Fix

25

BAB IV

QUALITY CONTROL

IV.2 (Cement Treated Base / ctb)

IV.2.1 Umum

1. Toleransi

a. Tebal minimum Cement Treated Base (CTB) yang

dihampar tidak kurang dari tebal yang disyaratkan.

Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dari 10 mm

dari tebal yang di syaratkan.

b. Tebal rata-rata pada potongan melintang dari survai

lapangan harus tidak lebih atau kurang dari 10 % dari

yang ditentukan.

c. Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan

pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap

garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak

boleh melampaui 8 mm tiap 3 meter.

d. Cement Treated Base (CTB) tidak boleh di hampar

dengan tebal lapisan melebihi 15 cm tebal padat, dan

tidak dalam lapisan kurang dari 7,5 cm tebal padat.

e. Elevasi permukaan akhir tidak boleh berubah lebih

dari 10 mm ke atas atau ke bawah dari elevasi rencana

dalam setiap titik.

f. Ukuran pada tepi lapisan Cement Treated Base (CTB)

diukur dari garis sumbu rencana tidak boleh kurang dari

yang tertera dalam Gambar Rencana.

2. Rencana Kerja dan Pengaturan Lalulintas

a. Sebaiknya, 14 hari setelah penghamparan Cement

Treated Base (CTB), penghamparan lapis penutup

atas (Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing

Course) harus dilaksanakan.

b. Penyedia jasa (kontraktor) harus menjamin bahwa

di lokasi pekerjaan lalulintas tidak diijinkan lewat

di atas Cement Treated Base (CTB), minimum 4

Page 26: Laporan Fix

26

hari sesudah pemadatan terakhir dan mengalihkan

lalu lintas dan membuat jalan alternatif.

IV.2.2 Material

1. Semen Portland

a. Semen harus sesuai dengan Standar Industri

Indonesia, SII -13 -1977 Semen Tipe -1.

b. Direksi Teknik mempunyai hak melaksanakan

percobaan material Semen untuk menjamin bahwa

cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak

dapat merusak Semen.

c. Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di

tempat penyimpanan dengan cara yang tepat/cocok.

Tabel 1 prosentase lolos ayakan

Saringan

ASTM(mm)

% Lolos

50 100

37,5 95 – 100

19,0 45 – 80

4,75 25 – 50

2,35 8 – 30

1,18 0 – 8

0,075 0 – 5

2. Air

Air harus sesuai dengan AASHTO T26-27 dan

disetujui oleh Direksi Teknik. Air harus bebas dari

endapan dan dari zat yang merusak.

3. Agregat

Secara keseluruhan gradasi agregat harus dalam

batasan seperti berikut :

Persyaratan lain dari agregat adalah sebagai berikut :

Page 27: Laporan Fix

27

Tabel 2 syarat agregat

Sifat AASHTO

Test Persyaratan

Abrasion of coarse agregat T96 – 74 Maks 35 %

Plasticity Index T90 – 70 Maks 6% Maks 35 %

Liquid Limit T89 – 68 Maks 1%

Clay Lump and friable T112 – 78

Particicle in aggregate

Page 28: Laporan Fix

28

IV.2.3 Penghamparan Dan Pemadatan

1. Persiapan Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base)

a. Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base ) harus sesuai dengan

Seksi ini Seksi 5.1 termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi,

seperti terlihat pada Gambar.

b. Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base ) harus bersih

dan rata.

2. Penghamparan Cement Treated Base (CTB)

Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan

ditempatkan di atas perbaikan tanah dasar (sub grade),

dengan metode mekanis, menggunakan alat high density

screed paver dengan dual tamping rammer sesuai instruksi

Direksi Teknik, untuk mendapatkan kepadatan, toleransi

kerataan dan kehalusan permukaan.

3. Pemadatan

a. Pemadatan Cement Treated Base (CTB) harus telah dimulai

dilaksanakan paling lambat 60 menit semenjak

pencampuran material dengan air.

b. Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa

dipadatkan lebih dari 30 menit.

c. Kepadatan Cement Treated Base (CTB) setelah pemadatan

harus mencapai kepadatan kering lebih dari 95% kepadatan

kering maksimum sebagai ditentukan pada SNI 03-6886-

2002.

d. Test kepadatan lapangan Cement Treated Base dilakukan

berdasarkan SNI 03-2828-1992 atau cara lain yang disetujui

oleh Direksi Teknik.

e. Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan

kadar air optimum dan maksimal sama dengan kadar air

optimum ± 2 %.

f. Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit

semenjak semen dicampur dengan air.

Page 29: Laporan Fix

29

4. Perawatan (Curing)

a. Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi

Teknik bila permukaan telah cukup kering harus ditutup

dengan menggunakan:

Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga

penguapan air dalam campuran.

Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-l

dengan batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per

meter persegi.

metode lain yang bertujuan melindungi Cement

Treated Base (CTB) adalah dengan karung goni yang

dibasahi air selama masa perawatan (curing).

IV.3 PERKERASAN KAKU

IV.3.1 BAHAN

1. Mutu Perkerasan Beton Semen

Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus

sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, kecuali

jika disebutkan lain dalam Seksi ini.

2. Agregat Halus untuk Perkerasan Beton Semen

Agregat halus harus memenuhi SNI 03-6820-2002 dari

Spesifikasi selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus

harus terdiri dari bahan yang bersih, keras, butiran yang tak

dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :

a. Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM

No. 4 (4,75mm).

b. Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat)

pasir alam.

c. Pasir laut/pantai tidak boleh digunakan dalam campuran

perkerasan beton semen.

Page 30: Laporan Fix

30

d. Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka

setiap sumber harus memenuhi ketentuan-ketentuan

dalam Seksi ini.

e. Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu

pecah dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji

sesuai SNI 1966:2008.

Tabel 3 Persyaratan agregat

Sifat Ketentuan Metoda

pengujian

Berat isi lepas Minimum

1.200 kg/ml

SNI 03-4804-

1998

Penyerapan oleh

air

Maksimum 5 % SNI 1969 :2008

3. Agregat Kasar untuk Perkerasan Beton Semen

Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 dari

Spesifikasi selain dari yang disebutkan di bawah ini, Ampas

besi dari tungku sembur yang didinginkan dengan udara dapat

digunakan tetapi ampas besi dari pabrik baja tidak dapat

digunakan.

Tabel 4 Uji aus menurut SNI

Sifat Ketentuan Metoda pengujian

Kehilangan akibat

abrasi los anheles

berat isi lepas

tidak melampaui

35% untuk

500 putaran

2417: 2008

Berat isi lepas minimum 1.200

kg/m3

SNI 03-4804-1998

Page 31: Laporan Fix

31

Berat jenis minimum 2,1 SN1 1970:2008

Penyerapan oleh air ampas besi : maks 6

%

lainnya : maks.

2,5%

SNI 1970:2008

Bentuk partikel

pipih dan lonkong

denga rasio 3:1

masing-masing

maks 25%

ASTM D-4791

Bidang pecah(2 atau

lebih )

minimum 80%SNI

SNI 7619-:20!2

4. Semen dan Abu Terbang

Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat

bahan pengikat hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement

(OPC) Tipe I dan tidak dapat digunakan untuk pemakaian semen tipe

Portland Composite Cement (PCC) dan Portland Pozzolana Cement

(PPC).

5. Air

Perbandingan air dan semen untuk agregat kering didasarkan

pada persyaratan kekuatan beton, tetapi tidak boleh lebih dari

0,40 berat total semen. 𝑊𝑎𝑖𝑟

𝑊𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛< 𝐴𝑖𝑟

6. Baja Tulangan

Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan

ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini, dan detailnya

tercantum dalam Gambar. Tulangan anyaman baja harus

sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55. Tulangan

Page 32: Laporan Fix

32

tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan

AASHTO M 31.

7. Membran Kedap Air

Membran atau sekat untuk lapisan tahan air yang di bawah

perkerasan harus berupa lembaran polyethene dengan tebal

125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat

tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm.

8. Bahan Tambah

Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai

dengan AASHTO M194-06. Bahan tambahan yang

mengandung calcium chloride, calcium formate dan

triethanolamine tidak boleh digunakan. Kondisi berikut harus

dipenuhi:

a. Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan,

kompatibilas bahan tambahan tersebut harus dinyatakan

dengan sertifikat tertulis dari produsen.

b. Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m,

kontribusi alkali total (dinyatakan dengan Na2O

ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan

pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3 Super

plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan

atas persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

9. Bahan untuk Perawatan

Bahan Membran untuk Perawatan haruslah cairan berpigmen

putih yang memenuhi AASHTO M148 atau bahan lain yang

disetujui Direksi Pekerjaan. Bahan membrane tanpa warm

atau bening tidak akan disetujui.

10. Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan

Pengisi Sambungan (Joint Filler)

Page 33: Laporan Fix

33

a. Bahan penutup yang dituang (poured filler) untuk

sambungan harus memenuhi ketentuan SNI 03-4814-1998

dan AASHTO M 173.

b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk

sambungan harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03-

4432-1997, SNI 03-4815-1998, AASHTO M 33,

AASHTO M 153, AASHTO M 213, atau AASHTO M

220, sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar atau

oleh Direksi Pekerjaan dan harus dilubangi untuk

memberikan tempat untuk ruji (dowel) jika disyaratkan

dalam Gambar. Bahan pengisi untuk setiap sambungan

harus dikerjakan dalam selembar lunggal untuk lebar dan

kedalaman yang diperlukan untuk sambungan kecuali jika

disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana

penggunaan lebih dari selembar disetujui untuk suatu

sambungan, tepi-tepi lembaran harus diikat dengan rapat,

dan dipasang dengan akurat terhadap bentuk, dengan cara

distapler atau cara pengikat handal lainnya yang dapat

diterima Direksi Pekerjaan.

11. Beton

a. Bahan Pokok Campuran

Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus

didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang

dibuat oleh Penyedia Jasa Untuk menentukan rasio agregat

kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus

dipertahankan seminimum mungkin. Akan tetapi, sekurang-

kurangnya 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat

haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat

yang lolos ayakan 4.75 mm.

Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih

halus dari 0,075 mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan.

Page 34: Laporan Fix

34

Penyedia Jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran

maksimum 38 mm, asalkan : campuran tersebut tidak

mengalami segregasi; kelecakan yang memadai untuk

instalasi yang digunakan dapat dicapai dan kerataan

permukaan yang disyaratkan tetap dapat dipertahankan.

Menurut pendapatnya, Direksi Pekerjaan dapat meminta

Penyedia Jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang

telah dipilih oleh Penyedia Jasa.

Tindakan-tindakan tambahan, termasuk penurunan ukuran

maksimum agregat. dapat dilakukan untuk mengendalikan

segregasi dari beton dalam acuan gelincir (slip form) yang

berasal oleh truk terakhir.

Ketika proporsi takaran yang sesuai telah diputuskan dan

disetujui, proporsi-proporsi tersebut hanya dapat diubah

dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Perbandingan air dan

semen untuk agregat kering didasarkan pada persyaratan

kekuatan beton, tetapi tidak boleh lebih dari 0,40 berat total

semen.

b. Kadar Bahan Pengikat untuk Perkerasan Beton Semen

Berat semen yang disertakan dalam setiap meter

kubik beton yang terpadatkan untuk Perkerasan Beton Semen

tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluan

pencapaian durabilitas beton dan tidak lebih dari jumlah

semen yang akan mengakibatkan suhu beton yang tinggi.

Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen

maksimum harus tercantum dalam dokumen rancangan

campuran beton sesuai dengan kondisi lingkungan pekerjaan

dan disetujui oleh Pengguna Jasa.

c. Kekuatan

Ketentuan minimum untuk kuat lentur pada umur 28 hari

untuk Perkerasan

Page 35: Laporan Fix

35

Beton Semen diberikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5 Kuat Lentur Minimun untuk Perkerasan Beton Semen

Uraian Syarat kuat lentur

(kg/cm2,Mpa)

Beton percobaan campuran Fs 47 untuk 28 hari

Perkerasan beton

semen(pengendalian

produksi)

Fs 45 untuk 28 hari

Metode pengujian SNI 03 – 4431- 1997

Ukuran benda uji Balok 500 x 150 mm

Catatan :

1) Beton untuk Perkerasan Beton Semen dalam pekerjaan

permanen harus memenuhi ketentuan kuat lentur

minimum untuk Beton Perkerasan yang diberikan dalam

tabel 5. Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat

disesuaikan berdasarkan perbandingan nilai kuat lentur

dan kuat tekan yang dicapai untuk serangkaian pengujian

yang tidak kurang dari 16 pengujian kuat tekan dan kuat

lentur pada rancangan yang disetujui. Penyesuaian Nilai

Kuat tekan minimum untuk pengendalian produksi yang

diberikan dalam Tabel 5.3.2.(3) akan mengikuti perintah

atau persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

2) Kuat lentur FS 45 MPa setara dengan kuat tekan

minimal 400 kg/cm

Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan

80% dari kuat lentur lapangan yang terjadi . Direksi Pekerjaan

dapat, menurut pendapatnya, pada setiap saat sebelum atau selama

operasi beton perkerasan, menaikkan atau menurunkan kekuatan

minimum yang terjadi pada umur 7 hari. Kuat tekan rata-rata Lapis

Page 36: Laporan Fix

36

Pondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari produksi

harian adalah 80-110 kg/cm2

.

d. Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen

Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump

sesuai dengan SNI 1972 : 2008, Penyedia Jasa harus

mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan

rentang :

20 - 50 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan

acuan berjalan (slipform)

50 - 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara

manual (acuan-tetap)

pada daerah lokasi pekerjaan yang tidak dapat dijangkau

peralatan slipform concrete paver atas persetujuan dari

Pengguna Jasa.

Rasio air bebas - semen untuk kondisi agregat jenuh kering

permukaan harus ditentukan dengan berdasarkan kebutuhan

untuk mencapai kekuatan dan durabilitas beton. Nilai rasio air

bebas-semen harus tercantum dalam dokumen rancangan

campuran beton yang disetujui oleh Pengguna Jasa.

e. Pengambilan Benda Uji (Sampling)

Untuk tujuan dari Pasal 5.3.2 dan Pasal 5.3.10 ini, suatu lot

akan didefinisikan sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk

dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3 untuk yang

dibentuk dengan acuan tetap. Untuk setiap lot, dua pasang

benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur,

sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya

pada umur 28 hari.

Page 37: Laporan Fix

37

Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari

kuat lentur yang disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.(3) maka pengambilan

benda uji inti (core) di lapangan, minimum 4 benda uji, untuk

pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti

(core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari

campuran beton yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat

lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk

pembayaran.

Page 38: Laporan Fix

38

BAB V

PERMASALAHAN KHUSUS

Peningkatan jalan legundi batas kabupaten mojokerto yang

dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi karya ini dalam pelaksanaanya

mengalami beberapa kesulitan, diantaranya :

1. lalu lintas yang sangat padat mengakibatkan pengerjaan LC

pada satu lajur terhambat, sehingga dilakukan system buka

tutup. Hal ini yang mengakibatkan kendaraan-kendaraan

pengirim material tidak produktif dalam mendatangkan

material ke lapangan.

2. kendaraan besar yang keluar masuk pabrik mengakibatkan

pengerjaan LC terputus, sehingga harus dikasih jarak untuk

kendaraan pabrik. Hal ini yang menjadikan pertimbangan

dalam produktivitas pengerjaan LC, karena banyak tuntutan

dari pihak LSM dan pekerja dari pabrik yang terkait.

3. Pengerjaan CTB yang terhambat karena adanya saluran yang

terdapat pada area CTB, yang dalam hal ini ppihak penyedia

jasa harus koordinasi pada pihak instansi yang terkait yaitu

PGN ( Perusahaan Gas Negara )

4. Metode saat pemasangan wiremesh pada perkerasan rigid,

karena pada saat pengoperasian alat wiregent posisi wiremesh

jauh dari spek.

5. Kesulitan dalam penyambungan rigid, karena pada saat rigid

diteruskan terjadinya beda tinggi antar rigid lama dan rigid

baru, sehingga harus dilakukan pemotongan pada permukaan.

Tapi masalah ini di antisipasi dengan melakukakn rigid yang

Page 39: Laporan Fix

39

dikasih jarak sekitar 5 meter dari rigid lama. Metode

pengerjaan ini seperti melakukan pengerjaan rigid pada

pertama kali.

Page 40: Laporan Fix

40

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

a) Pekerjaan peningkatan jalan legundi batas kabupaten

mojokerto ini menghabiskan dana Rp. 42.465.000.000,00 dari

sumber dana DPA –SKPD APBD Provinsi Jawa timur tahun

Anggaran 2015

b) Pekerjaan ini dilengkapi dengan laporan tiap minggu dan tiap

bulan yang baik, sehingga laporan kemajuan ini bisa dipantau

dengan baik oleh pihak owner

c) Pekerjaan ini juga memberikan dampak keuntungan dan

kerugian bagi pengguna jalan yang berada disekitar lokasi

proyek, khususnya pada pabrik-pabrik yang berada

disekitarnya

VI.2 Saran

Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih

penulis kepada pihak pemilik proyek, pada kesempatan ini

penulis ingin memberikan beberapa saran dan bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan Peningkatan jalan

batas legundi kab. mojokerto yaitu :

a) Pelaksanaan peningkatan jalaan harus sesuai dengan jadwal.

Jika tidak memungkinkan maka harus berpindah ke item

pekerjaan yang lain. Agar pekerjaan pada tiap minggu

produktif

b) Pada saat proses pekerjaan di lapangan sebaiknya

mendapatkan pengawasan yang baik dari konsultan pengawas

maupun pemilik proyek sehingga jaminan kualitas bangunan

dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mudah rusak.

Page 41: Laporan Fix

41

Page 42: Laporan Fix

42