bell’s palsy

32
BELL’S PALSY Oleh : Laxmi Nurul Suci Deassi Puji Lestari Mumpuni Ajeng Larastiti PEMBIMBING Dr. Abdul Muis, Sp.S Dr. Ervina Susanti Sp.S

Upload: macen

Post on 20-Jul-2016

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BELL’S PALSYOleh :

Laxmi Nurul SuciDeassi Puji Lestari

Mumpuni Ajeng Larastiti

PEMBIMBINGDr. Abdul Muis, Sp.S

Dr. Ervina Susanti Sp.S

IDENTITAS

• Nama : Erlina Suryani• Agama : Islam• Umur : 46 Tahun• Status perkawinan : Menikah• Jenis kelamin : Perempuan• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Alamat : Blang Pase• Masuk rumah sakit : 19-03-2014

Keluhan Utama :Merot pada bagian bibir kanan• Riwayat Penyakit sekarang :

Pasien datang dengan keluhan merot pada bagian bibir kanan sejak 1 hari yang lalu. Sebelum pasien mengalami merot, pasien mengalami nyeri yang dirasakannya pada daerah mulut kiri, yang dikira pasien mengalami sakit gigi. Pasien sempat mengkonsumsi obat sakit gigi ( amoxicillin, Asam mefenamat) tapi tak kunjung sembuh. Nyeri yang dirasakan perlahan lahan menjalar ke bagian telinga kiri, kemudian ke kepala ( hanya sebelah kiri). Nyeri ini dirasakan seperti berdenyut yang semakin lama semakin sakit.

Lanjutan.... Saat kepala berdenyut, pasien juga mengatakan bahwa kedua mata pasien pedih, lelah, pegel yang membuat pasien harus beristirahat dari aktivitas yang dilakukan. Ketika menggosok gigi dan mulai berkumur, pasien baru mulai menyadari bahwa dirinya tidak dapat lagi menggembungkan pipi sebelah kiri sehingga air berkumur tersembur keluar.Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat mengalami trauma juga disangkal. Pasien memakai kacamata sejak kecil, hingga kini dengan minus 8. Demam (-), mual (-), muntah (-), BAK dan BAB dalam batas normal

Riwayat Penyakit Dahulu• Riwayat hipertensi ( + )• Riwayat diabetes mellitus disangkal

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal

Riwayat Penggunaan Obat- obatan Riwayat penggunaan obat sakit gigi ( Amoxicillin, asam mefenamat)

RESUME PEMERIKSAAN

• Tanda vital : TD: 160/90 mmhg HR: 74 x/i RR: 20 x/i T : 37,2 oC• Keadaan umum : Baik • Kesadaran : Kompos mentis• GCS : E4 V5 M 6

• Kelainan N. Kranialis ( N. VII )Kanan Kiri

Kerutan dahi + -

Kedipan mata + Lagoftamus

Lipatan naso- labial + -

Sudut mulut + -

Mengerutkan dahi + -

Mengerutkan alis + -

Menutup mata + -

Meringis + -

Menggembungkan pipi + -

Bersiul + -

Lanjutan...Kanan Kiri

Tic Fasialis - -

Lakrimasi - -

Daya kecap lidah 2/3 depan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Reflek visuopalbebra + +

Reflek glabella - -

Reflek aurikulopalbebra + +

Tanda Myerson - -

Tanda Chovstek - -

Ekstremitas Superior dan inferior • Gerakan : (B)/(B)• Kekuatan : (5)/(5)• Tonus : normal• Sensibilitas : (+)/(+)(terasa)• Refleks Fisiologis : Dalam batas normal• Refleks Patologi : (-)/(-)

DIAGNOSA AKHIR

• Diagnosis Klinis : Hemiparese otot wajah sinistra

• Diagnosa Topis : Nervus fasialis sinistra

• Diagnosa etiologis : Vaskular, dd/ infeksi, dd/ trauma

PEMBAHASANBELL’S PALSY

Definisi• Bell’s Palsy kelumpuhan nervus fasialis perifer,

terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui atau tidak disertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis.

• Bells palsy kelumpuhan saraf fasialis perifer akibat proses non supuratif/edema pada nervus fasialis pada foramen stilomastoideus yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Epidemiologi• Bell palsy tidak mempengaruhi jenis kelamin.

Laki- laki = wanita• Wanita hamil memiliki risiko 3,3 kali lebih

tinggi daripada wanita tidak hamil.• Orang dengan diabetes memiliki risiko 29%

lebih tinggi dibandingkan orang tanpa diabetes• Bell palsy juga lebih umum pada orang yang

immunocompromised atau pada wanita dengan preeklamsia

Anatomi

Lanjutan....

Saraf otak ke VII mengandung 4 macam serabut, yaitu :

1. Serabut somato motorik2. Serabut visero-motorik (parasimpatis) 3. Serabut visero-sensorik4. Serabut somato-sensorik

• Wajah bagian bawah mendapat persarafan dari korteks motorik kontralateral.

• Wajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral)

• Kerusakan pada UMN/ sentral (Lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya tidak (sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari dua sisi tidak lumpuh)

• Kerusakan pada LMN / perifer(Lesi berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah/semua gerakan wajah baik volunter dan involunter lumpuh

Patofisiologi• Inflamasi akut peningkatan diameter n. fasialis

kompresi N.VII melalui tulang temporal iskemik

• Paparan udara dingin (ex : angin kencang) N.VII sembab terjepit di foramen stilomastoideum iskemik

• Radang herpes zooster di gang.genikulatum penyempitan di dalam foramen stilomastoideum lumpuh fasialis LMN

Etiologi

1. IdiopatikFaktor yang berperan menyebabkan bell’s palsy :- Berpergian jauh dengan kendaraan (bebas angin), - Tidur di tempat terbuka, di lantai- Hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia- Penyakit vascular- Gannguan imunologik- Faktor genetik

Lanjutan...

2. Kongenital- Anomali kongenital- Trauma lahir ( fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial)

3. Didapat - Infeksi - Trauma penyakit tulang tengkorak- Proses intrakranial ( tumor, radang, perdarahan

Manifestasi Klinik• Lagoftalmus• Mulut tampak mencong

terlebih saat meringis• waktu menutup kelopak

matanya maka bola mata akan tampak berputar ke atas (nistagmus)

• sensasi mati rasa pada salah satu bagian wajah

• Gangguan pada pengecapan• Hiperakusis, tinitus

Kelumpuhan otot – otot wajah bergantung pada lokasi lesi :a. Lesi di luar foramen stilomastoideus mulut

tertarik ke sehat, sensasi wajah hilangb. Lesi di khorda timpani seperti (a), + hilangnya

pengecapan 2/3 lidah depanc. Lesi di muskulus stapedius (a), (b),

+hiperakusisd. Lesi di gang. Genikulatum (a), (b), (c), + nyeri

di belakang dan liang telingae. Lesi di meatus akustikus interna (a), (b), (c),

(d) + tuli

DiagnosaA. Anamnesa

- Rasa nyeri daerah wajah (diawali nyeri pada mulut ke telinga ke kepala)- Mata berair- Tidak bisa berkumur- Bicara tidak jelas- Riwayat penyakit yang pernah dialami ( otitis, herpes, ISPA, Hipertensi, Trauma)

Lanjutan...

Pemeriksaan Motorik:- Suruh pasien mengangkat alis- Suruh penderita memejamkan mata- Suruh penderita menyeringai (menunjukkan gigi geligi)- Mencucurkan bibir- Menggembungkan pipi

Diagnosa Banding

1. Infeksi herpes zooster (Ramsay Hunt Syndrom)

2. Miller Fisher Syndrom

Penatalaksanaan1. Istirahat (terutama pada akut)2. Medikamentosa

- Kortikosteroid (prednison dosis 40-60 mg/hari selama 6 hari tappering off selama 4 hari)- Antivirus ( acyclovir 400 mg selama 10 hari)- diberikan 3 hari pertama mencegah replikasi virus- Perawatan mata air mata buatan, kacamata pelindung mata

Lanjutan....3. Fisioterapi

- Tujuan : mempertahankan tonus otot yang lumpuh .- Cara : - Mengurut/masaseotot wajah selama 5 menit pagi – sore - Melatih gerakan di depan cermin - Faradisasi

4. OperasiTindakan operasi dilakukan pada :- Tidak terdapat penyembuhan spontan- tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednison

Komplikasi1. Crocodile tear phenomenon

Keluarnya air mata pada saat penderita makan2. Synkinesis

Otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau tersendiri. selalu timbul gerakan bersama

3. Tic Facialis sampai hemifacial spasmeTimbul “kedutan” pada wajah (otot wajah bergerak secara spontan dan tidak terkendali) dan juga spasme otot wajah, biasanya ringan

PrognosisFaktor resiko yang memperburuk prognosis

Bell’s palsy adalah :1. Usia diatas 60 tahun2. Paralisis komplit3. Menurunnya fungsi pengecapan / aliran

saliva pada sisi yang lumpuh4. Nyeri pada bagian belakang telinga5. Berkurangnya air mata

TERIMA KASIH