cerebral palsy (sgd 8).doc

28
ASUHAN KEPERAWATAN DAN HE PADA ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY Oleh : SGD VIII 1. Ni Kadek Ayu Juliantini (1302105012) 2. Luh Anggariasih (1302105023) 3. Gusti Ayu Putu Diah Andini (1302105045) 4. Putu Diah Adnya Dewi (1302105046) 5. Ida Ayu Made Sinta Dewi (1302105053) 6. Ni Putu Asvi Widariestini (1302105068) 7. I Ketut Dian Lanang Triana (1302105074) 8. Ni Putu Messy Juliantini (1302105075) 9. Kadek Adriyanti Lesmana Dewi (1302105077) 10. Dyah Pridami Maheswari (1302105083)

Upload: aiie-zhouw

Post on 25-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

ASUHAN KEPERAWATAN DAN HE PADA ANAK DENGAN

CEREBRAL PALSY

Oleh : SGD VIII

1. Ni Kadek Ayu Juliantini (1302105012)

2. Luh Anggariasih (1302105023)

3. Gusti Ayu Putu Diah Andini (1302105045)

4. Putu Diah Adnya Dewi (1302105046)

5. Ida Ayu Made Sinta Dewi (1302105053)

6. Ni Putu Asvi Widariestini (1302105068)

7. I Ketut Dian Lanang Triana (1302105074)

8. Ni Putu Messy Juliantini (1302105075)

9. Kadek Adriyanti Lesmana Dewi (1302105077)

10. Dyah Pridami Maheswari (1302105083)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

Askep dan HE Pada Anak dengan Cerebral Palsy

1. Buatlah WOC Cerebral Palsy pada anak

Jawab :

Cerebral palsy adalah terminology yang digunakan untuk mendeskripsikan

kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan

manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara

umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya. Istilah manifestasi klinis

yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara umum tidak akan

bertambah memburuk pada usia selanjutnya. Istilah cerebral ditunjukan pada kedua

belahan otak, atau hemisphere, dan palsi mendeskrispsikan bermacam penyakit yang

mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh. Jadi, penyakit tersebut tidak

disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan saraf tepi, melainkan, terjadi

perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motoric otak yang akan

mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur secara adekuat.

(Darto Saharso,2006)

Cerebral palsy bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab. Cerebral

palsy merupakan group penyakit dengan masalah pengaturan gerakan, tetapi dapat

mempunyai penyebab yang berbeda. Cerebral palsy dapatan juga dapat merupakan

hasil dari kerusakan otak pada bulan-bulan pertama atau tahun-tahun pertama

kehidupan yang merupakan sisa dari infeksi otak, misalnya meningitis bakteri atau

encephalitis virus atau merupakan hasil dari trauma kepala yang sering akibat

kecelakaan lalu lintas, jatuh atau penganiayaan anak. Cerebral palsy kongenital, pada

satu sisi lainnya, tampak pada saat dilahirkan. Pada banyak kasus, penyebab cerebral

palsy kongenital serin tidak diketahui. Diperkirakan akibat malformasi kongenital,

kelahiran premature serta kekurangan oksigen berat pada otak selama proses

persalinan.

Pada gangguan cerebral palsy ini dapat diberikan health education berupa terapi

musik dimana hubungannya dengan cerebral palsy adalah dapat meningkatkan

kemampuan belajar, mampu memperbaiki kebiasaan bicara dan kebiasaan makan.

Pada awal program, delapan belas anak-anak ( dengan rata-rata umur 2 tahun) tidak

mampu berjalan maupun berbicara karena kurangnya koordinasi motorik atau

tertundanya perkembangan. Setelah dilakukan terapi music ini, 75% persen anak –anak

Page 3: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

menanggapi program tersebut secara positif, dengan manfaat –manfaat yang mencakup

rentang perhatian yang membaik, berkurangnya hipersensitivitas, berkurangnya sikap

menarik diri, koordinasi yang lebih baik selama makan, pernapasan yang lebih teratur,

dan sikap tubuh yang lebih mantap. (Don G. Campbell. 2001)

Page 4: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

2. Sebutkan kemungkinan temuan pada saat pengkajian

Jawab :

Melakukan pengkajian keluhan utama klien :

Kekakuan ekstremitas, kesukaran dalam makan, perkembangan terlambat,

perkembangan pergerakan kurang, postur tubuh yang abnormal, konstipasi, intake yang

kurang.

Melakukan pengkajian dengan 11 pola gordon:

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Kemungkinan mengalami gangguan pada motoriknya

Kemungkinan mengalami kelambatan perkembangan (gangguan

menangkap suara tinggi, gangguan bicara, anak sering berliur, terjadi

gerakan dengan sendirinya pada bibir dan lidah, keterbelakangan mental)

b. Nutrisi/ metabolic

Kemungkinan anak mengalami kesulitan makan dan menghisap

Kemungkinan mengalami masalah dalam menelan

c. Pola eliminasi

Kemungkinan anak mengalami gangguan BAB

Kemungkinan mengalami konstipasi

Kemungkinan ditemukan memiliki masalah control kandung kemih

(Inkontinentia Urin)

d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:

tergantung total.

Page 5: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

e. Pola tidur dan istirahat

Kemungkinan terdapat gangguan pola tidur dan istirahat

f. Pola kognitif-perseptual

Kemungkinan memiliki masalah pada penglihatan

Kemungkinan memiliki masalah pada pendengaran

g. Pola persepsi diri/konsep diri

h. Pola seksual dan reproduksi

Kemungkinan ditemukan adanya gangguan seksual atau gangguan pada

alat reproduksinya

i. Pola peran-hubungan

Kemungkinan anak mengalami gangguan bicara sehingga dapat

mengganggu peran serta hubungannya dengan orang lain

j. Pola manajemen koping stress

Mengkaji manajemen koping klien terhadap penyakitnya dan cara klien

mencari solusi dari penyakitnya.

k. Pola keyakinan-nilai

Mengkaji kemungkinan persepsi klien mengenai penyakit yang dialaminya

dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaannya.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan khusus neuroradiologik untuk mencari kemungkinan penyebab

cerebral palsy perlu dilakukan, salah satu pemeriksaan adalah CT scan kepala, yang

merupakan pemeriksaan imaging untuk mengetahui struktur jaringan otak. CT scan

dapat menjabarkan area otak yang kurang berkembang atau kelainan lainnya. Dengan

informasi dari CT scan, dapat menentukan prognosis penderita cerebral palsy. MRI

kepala merupakan teknik imaging yang canggih, menghasilkan gambar yang lebih baik

dalam hal struktur atau area abnormal dengan lokasi dekat dengan tulang dibanding

dengan CT scan kepala (Level A, Class I-III evidence)

(www.aan.com/profesionals/practice/index.cfm)

Pemeriksaan ketiga yang dapat menggambarkan masalah dalam jaringan otak

adalah USG kepala. USG dapat digunakan pada bayi sebelum tulang kepala mengeras

dan UUB tertutup. Walaupaun hasilnya kurang akurat dibanding CT scan dan MRI,

teknik tersebut dapat mendeteksi struktur otak, lebih murah dan tidak membutuhkan

periode pemeriksaan yan lama.

Page 6: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

3. Sebutkan dan jelaskan penatalaksanaan keperawatan

Jawab :

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN CEREBRAL PALSY

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Ketidakseimban

gan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh yang

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n untuk menelan

makanan yang

ditandai dengan

tonus otot

menurun dan

kelemahan otot

untuk menelan.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama ..x24

jam diharapkan kondisi

pasien membaik dengan

kriteria hasil sebagai

berikut.

NOC Label 1:

Nutritional Status

- Pasien dapat memenuhi

pemasukan nutrisi yang

adekuat.

- Keadaan tonus otot

pasien membaik dan

terjadi pengurangan

kelemahan otot.

NOC Label 2:

Appetite

- Nafsu makan pasien

meningkat.

- Pasien merasa puas

dengan makanannya.

NOC Label 3:

Self Care: Eating

- Pasien mampu menelan

makanan.

NIC Label 1:

Nutrition

Management

- Kaji riwayat alergi

makanan.

- Beri pilihan

makanan kepada

pasien.

- Beri tahu pasien

dan atau keluarga

untuk mematuhi

jadwal makan.

- Kolaborasi dengan

dokter, ahli diet/ahli

gizi mengenai

asupan nutrisi yang

tepat untuk pasien.

NIC Label 2:

Nutritional

Monitoring

- Pantau perilaku

pasien ketika

makan.

- Pantau

pertumbuhan dan

perkembangan

Rasional NIC 1:

- Agar dapat

memberikan

asupan makanan

yang tepat pada

pasien. Jika

terdapat alergi,

maka dapat terjadi

penurunan nafsu

makan pada

pasien.

- Agar pasien dapat

memilih makanan

yang disukai

sehingga nafsu

makan meningkat.

- Agar

keseimbangan

nutrisi dapat

tercapai maka

pasien harus

mengikuti jadwal

makan.

- Agar asupan

nutrisi pasien

terpenuhi dengan

sempurna.

Page 7: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

- Pasien mampu mencerna

makanan.

NOC Label 4:

Knowledge: Disease

Process

- Pasien dan atau

keluarga mengetahui

proses terjadinya

penyakit, manajemen

penanganan penyakit

(cerebral palsy).

tubuh pasien.

- Beri suatu kondisi

lingkungan yang

nyaman saat pasien

makan.

NIC Label 3:

Self Care

Assistance :

Feeding

- Pantau kemampuan

pasien untuk

menelan makanan.

- Beri makanan

sesuai keinginan

pasien.

- Beri tahu posisi

tubuh yang baik saat

makan.

NIC Label 4:

Teaching: Disease

Process

- Kaji pengetahuan

pasien dan atau

kelurga tentang

kondisi yang dialami

oleh pasien.

- Beri tahu pasien dan

atau keluarga

proses terjadinya

penyakit, tanda dan

gejala, dan

manajemen

penanganan

penyakit yang di

Dengan

berkolaborasi juga

dapat mengatasi

masalah

kelemahan otot

yang di alami

pasien.

Rasional NIC2:

- Agar dapat

mencegah

kemungkinan

perilaku-perilaku

buruk yang

dilakukan pasien

ketika makan.

- Agar pertumbuhan

dan

perkembangan

pasien semakin

mendekat ke arah

normal.

- Agar pasien

merasa lebih

nyaman dan lebih

meningkatkan

nafsu makan

ketika kondisi

lingkungan

kondusif.

Rasional NIC 3:

- Agar dapat

Page 8: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

alami pasien. memberikan rasa

nyaman saat

pasien makan

dengan tidak

adanya kesulitan

menelan

makanan.

- Agar

meningkatkan

nafsu makan

pasien dengan

syarat makanan

yang diinginkan

pasien masih

sesuai dengan

kebutuhan nutrisi

pasien.

- Agar pasien

mencerna

makanan dengan

benar melalui

posisi makan yang

baik contohnya

makan dalam

posisi duduk.

Rasional NIC 4:

- Agar dapat

mengetahui tingkat

pemahaman

pasien dan

keluarga terhadap

kondisi yang di

alami.

Page 9: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

- Agar pasien dan

keluarga

mengetahui

manajemen

penanganan

penyakit dan dapat

melakukan

perawatan mandiri.

Page 10: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Hambatan

Mobilitas Fisik

berhubungan

dengan

Intoleran

aktivitas

ditandai dengan

keterbatasan

kemampuan

melakukan

keterampilan

motorik kasar,

keterbatasan

kemampuan

melakukan

keterampilan

motorik halus,

ketidakstabilan

postur,

pergerakan

tidak

terkoordinasi

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

…..x24 jam, diharapkan

kondisi klien membaik

dengan kriteria hasil :

NOC Label 1:

Mobility

Klien mampu

meningkatkan

koordinasi untuk

mencegah perilaku jatuh

Klien mampu bergerak

dengan mudah dalam

melakukan aktivitas

sehari-hari

Klien mampu melakukan

gerakan otot ringan

NOC Label 2 :

Coordinated Movement

Klien mampu

meningkatkan

kestabilan gerakan

Klien mampu

mengurangi ketegangan

otot-otot pergerakan.

NIC Label 1:

Activity Therapy

Bantu klien

mengeksplore

aktivitas yang

biasa dilakukan

atau aktivitas

favorit klien

Instruksikan klien

atau keluarga

untuk melakukan

aktivitas yang

telah dianjurkan

Bantu pasien

membuat jadwal

aktivitas rutin

harian yang

dapat dilakukan

Berikan klien

aktivitas motorik

untuk

meredakan

ketegangan otot

Kolaborasi

dengan ahli

terapi atau

fisioterapi dalam

merencanakan

dan memonitor

program aktivitas

yang dapat

dilakukan oleh

- Dengan mengeksplore

aktivitas yang biasa

dilakukan, walaupun

hanya sedikit dimana

dapat meningkatkan

sirkulasi darah dan

relaksasi otot-otot

karena kurangnya

pergerakan akibat

hambatan aktifitas.

- Keteraturan

melakukan latihan ini

sangat membantu

menstabilkan

pergerakan yang tidak

dapat terkontrol.

Selain itu, peran

keluarga disini sangat

penting bagi

perkembangan

pasien. Disamping

sebagai support dari

keluarga oleh pasien,

keluarga juga

mengethui dan bisa

mengajarkan latihan-

latihan yang

diinstrusikan oleh

tenaga medis.

- Dengan membuat

jadwalharian rutin,

pasien akan lebih

Page 11: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

klien. teratur dan tertata pola

latihan pergerakan

yang dilakukan.

- Dengan latihan

peregangan, otot-otot

yang semula kaku dan

tidak pernah

digerakkan akan

menjadi lebih rileks

dan sirkulasi darah ke

bagian tubuh yang

kaku akan lebih

membaik.

- Dalam melakukan

pergerakan-

pergerakan, tentunya

ini merupakan ranah

dari fisioterapi dimana

tidak sembarang

gerak yang akan

diajarkan kepada

pasien yang

mengalami hambatan

mobilitas fisik.

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Page 12: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

Keperawatan

3. Hambatan komunikasi

verbal berhubungan

dengan perubahan

system saraf pusat yang

ditandai dengan

kesulitan

mempertahankan pola

komunikasi yang biasa,

ketidakmampuan

menggunakan ekspresi

tubuh, bicara dengan

kesulitan

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama … jam,

diharapkan

kondisi klien

membaik dengan

kriteria hasil :

NOC Label :

Communication,

Impaired Verbal

Communication

- Mampu

merespon dan

mengekspresika

n perkataan,

tulisan serta

pesan non

verbal.

- Mampu

menggunakan

bahasa tulisan

- Mampu

menggunakan

bahasa verbal

- Mampu

menggunakan

bahasa non

verbal.

Communication

Expressive

- Mampu

mengekspresika

NIC Label :

Communication

Enahancement :

Speech Deficit

- Dampingi dan

bantu keluarga

untuk

memahami apa

yang klien

bicarakan

dengan tepat

- Gunakan

bahasa yang

mudah dan

kalimat yang

singkat saat

berkomunikasi

dengan klien.

- Gunakan

bahasa tubuh

dengan tepat.

- Dorong klien

untuk

mengulang kata-

kata dengan

tepat.

Communication

Enahancement :

Visual Deficit

- Identifikasi

penempatan diri

saat memasuki

jarak pandang

- Agar klien

mampu

berkomunikasi

secara non

verbal maupun

verbal

- Agar perawat

dapat mengerti

apa yang

dirasakan pasien

dengan

pengulangan

bahasa dan

menggunakan

kalimat yang

mudah dipahami

- Dampingan dari

keluarga agar

dapat mengerti

apa yang

diinginkan klien.

- Agar mengetahui

peningkatan

dalam

penyampaian

bahasa atau

kalimat baik

secara verbal

maupun non

verbal

Page 13: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

n pengertian

dari pesan

verbal maupun

non verbal.

- Mampu

menggunakan

bahasa non

verbal

- Mampu

menerima

pesan langsung

dengan tepat

klien.

- Terima reaksi

yang

diekspresikan

klien.

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Page 14: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

4

4.

Resiko Jatuh yang

berhubungan

dengan gangguan

keseimbangan dan

gangguan mobilitas

fisik,

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama ... 24 jam,

diharapkan kondisi

klien membaik

dengan kriteria hasil :

NOC Label 1:

Falls, Risk-for

Keseimbangan

normal

Pencegahan

perilaku jatuh

dengan baik

Penurunan

peristiwa jatuh

Tingkat kelelahan

menurun

Mobilitas normal

Status nutrisi

normal

Perawatan diri :

toilet dengan baik

Fungsi sensori

normal

Fungsi sensori:

pendengaran

NIC Label 1:

Identifikasi tindakan

dan faktor-faktor yang

mempengaruhi resiko

untuk jatuh

Tinjau riwayat jatuh

dengan pasien dan

keluarga

Identifikasi

karakteristik dari

lingkungan bahwa

peningkatan

kemungkinan untuk

jatuh (lantai yang licin

dan tangga terbuka)

Pantau gaya

berjalan,

keseimbangan dan

tingkat keletihan

dengan ambulan

Tanyakan pasien

untuk persepsi dari

keseimbangan, yang

sesuai

Menganjurkan

perubahan dari gaya

berjalan pada pasien

Sediakan alat-alat

bantu (misalnya

tongkat dan alat

bantu berjalan) untuk

gaya berjalan yang

NIC Label 1:

Agar dapat

penyebab atau

resiko untuk jatuh

Untuk mengetahui

apakah ada

riwayat jatuh dari

keluarga dan

pasien

Agar dapat

mengurangi

kemungkinan

untuk jatuh

Agar pasien

terhindar dari

resiko untuk jatuh

Untuk mengetahui

seberapa

keseimbangan dari

pasien

Agar pasien dapat

berjalan dengan

baik

Agar dapat

mengurangi resiko

jatuh

Agar dapat

mengurangi resiko

Page 15: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

normal

Fungsi sensori:

penglihatan normal

NOC Label 2:

Fall Prevention

Behavior

Menggunakan

pegangan tangan

yang diperlukan

dengan baik

Menyediakan

bantuan dengan

mobilitas dengan

baik

Memberikan

pencahayaan yang

cukup

Menggunakan

tindakan

pencegahan ketika

mengambil obat

yang

meningkatkan

resiko untuk jatuh

dengan baik

stabil

Anjurkan pasien

menggunakan

tongkat dan alat

bantu berjalan, yang

sesuai

Didik anggota

keluarga tentang

faktor risiko yang

berkontribusi

terhadap jatuh dan

bagaimana mereka

dapat menurunkan

risiko tersebut

jatuh

Agar dapat

memberikan

pendidikan pada

anggota keluarga

pasien tentang

faktor-faktor yang

menyebabkan

resiko jatuh untuk

menurunkan resiko

jatuh

Page 16: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

NoDiagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

5.

Resiko

keterlambatan

perkembangan

berhubungan

dengan infeksi,

kerusakan otak

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama ... 24 jam,

diharapkan kondisi

klien membaik

dengan kriteria hasil :

NOC Label 1:

Family functioning

keluarga mampu

memberikan

dukungan kepada

pasien

keluarga mampu

memberikan

perawatan yang

baik dan benar

untuk pasien

NOC Label 2:

Knowledge :parenti

ng

Keluarga mampu

melakukan

pengawasan

kesehatan yang

benar.

Kebutuhan nutrisi

NIC Label 1: family

support

- Kaji mekanisme

koping yang dimiliki

oleh pasien.

- Beritahu keluarga

untuk memberikan

dukungan spiritual

pada pasien.

- Beritahu keluarga

agar memberikan

perawatan yang baik

pada pasien

NIC Label 2: Health

education

- Beritahu keluarga

dan pasien gaya

hidup baik

- Beritahu pasien dan

keluarga faktor –

faktor yang dapat

meningkatkan

perilaku hidup sehat.

- Beritahu keluarga

asupan gizi yang

sesuai dengan

pasien.

NIC Label 1:

- Agar keluarga bisa

menerima keadaan

pasien dengan

koping keluarga

yang adaptif.

- Agar bisa

memberikan

dukungan kepada

pasien dengan cara

spiritual.

- Agar pasien

memdapatkan

perawatan yang

baik dan benar dari

keluarga.

NIC Label 2:

- Memberitau

keluarga cara gaya

hidup yang sehat.

- Agar bisa

mengetahui faktor-

faktor yang dapat

meningkatkan

perilaku hidup

sehat untuk pasien

Page 17: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

pasien terpenuhi

NOC Label 3:

Personal health

status

- Pergerakan otot

dan cara berbicara

pasien membaik

dan terjadi

peningkatan fungsi

saraf.

- Pasien mampu

menghidarkan diri

dari infeksi dan

terjadi

pengurangan

resistensi infeksi

NIC Label 3:

Neurologic monitoring

- Pantau pergerakan

otot dan cara

berjalan

- Pantau respon

komunikasi secara

verbal

- Pantau cara

pengobatan yang

dilakukan

maupun keluarga.

- Agar asupan gizi

pada pasien sesuai

dengan kebutuhan

gizinya.

NIC Label 3:

- Untuk mengetahui

bagaimana

perkembangan

pasien

- Untuk mengetahui

bagaimana

perkembangan

komunikasi pada

pasien

- Agar mengetahui

pengobatan yang

diberikan sudah

tepat atau tidak.

PENATALAKSANAAN MEDIS CEREBRAL PALSY

Terapi fisik

Program terapi fisik selalu dimulai pada tahun pertama kehidupan, segera setelah

diagnostik ditegakkan. Program terapi fisik menggunakan gerakan spesifik

mempunyai dua tujuan utama yaitu mencegah kelemahan atau kemunduran

fungsi otot yang apabila berlanjut akan menyebabkan pengerutan otot (disuse

atrofi) dan yang kedua adalah menghindari kontraktur, dimana otot akan menjadi

kaku yang pada akhirnya akan menimbulkan posisi tubuh abnormal. Contohnya

adalah orang tua membantu anak untuk membangun aktivitas harian rutin, dan

memaksimalkan kemampuan anak untuk berkomunikasi.

Page 18: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

Terapi medikamentosa

Untuk CP (Cerebral Palsy) yang disertai kejang, maka dapat diberikan obat anti

kejang contohnya laminal dan dilantin. Obat untuk mengatasi spastisitas adalah

diazepam, baclofen, dantrolene. Obat-obat anti kolergenik contohnya adalah

trihexypenidyl, benztropine, procyclidine hydrochloride. Obat untuk koreo-atetosis

contohnya artan.

Terapi bedah

Pembedahan direkomendasikan jika terjadi kontraktur berat dan menyebabkan

pergerakan berat. Dokter bedah akan mengukur panjang otot dan tendon,

menentukan dengan tepat otot mana yang bermasalah. Menentukan otot yang

bermasalah merupakan hal yang sulit, berjalan dengan cara berjalan yang benar,

membutuhkan lebih dari 30 otot utama yang bekerja secara tepat pada waktu

yang tepat dan dengan kekuatan yang tepat. Masalah pada satu otot dapat

menyebabkan cara berjalan abnormal. Lebih jauh lagi, penyesuaian tubuh

terhadap otot yang bermasalah dapat tidak tepat. Alat baru yang dapat

memungkinkan dokter untuk melakukan analisis gait. Analisis gait merupakan

kamera yang merekam saat penderita berjalan, komputer akan menganalisis tiap

bagian gait penderita. Dengan menggunakan data tersebut, dokter akan lebih

baik dalam melakukan upaya intervensi dan mengoreksi masalah yang

sesungguhnya. Mereka juga menggunakan analisis gait untuk memeriksa hasil

operasi. (Gage et al, 1991)

4. Jelaskan kebijakan pemerintah terhadap anak dengan Cerebral Palsy

Jawab :

Dewasa ini, anak dengan cerebral palsy harus mendapat pengakuan

sebagaimana layaknya anak seperti biasanya. Cerebral palsy menyebabkan anak

dapat mengalami gangguan fungsi otak, gangguan gerak, bicara, pendengaran ,

penglihatan, kecerdasan, sosial, emosi dan kerusakan otak. Bagi anak dengan cerebral

palsy, pendidikan kecakapan hidup sangatlah penting, tanpa memiliki skill dan

kemampuan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa dalam kehidupan bermasyarakatnya.

Pemerinntah Indonesia juga membuat program wajib belajar 12 tahun yang senaantiasa

sangat membantu dalam sector pendidikan, salah satunya dengan pengadaan sector

pendidikan vokasional yang diharapkan nantinya mampu membantu keberhasilan dalam

sector pendidikan.

Page 19: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sesuai dengan UU no 20 tahun 2003

tentang pendidikan vokasional yang secara umum ditujukan pada anak-anak

berkebutuhan, salah satunya yakni ditujukan pada anak dengan cerebral palsy. Seperti

yang diketahui bahwa saat ini proses tumbuh kembang anak sangat bergantung pada

proses kehidupan anak yang senantiasa berkembang setiap saat. Tidak hanya proses

formal dalam pendidikan pada umumnya, pendidikan vokasional pun sangat

mempengaruhi tercetaknya anak yang dapat mencerdaskan bangsa. Undang-undang

no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ditekankan pada pasal 36 ayat 1

yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada

kebijakan yang dikeluarkan lainnya yakni PP no 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan pada pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa kurikulum untuk SMPLB dan

SMALB dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup yang terdiri dari kecakapan

pribadi, sosial, akademis dan vokasional. Pelatihan keterampilan vokasional bagi anak

cerebral palsy merupakan modal yang paling mendasar dalam meniti kehidupan

selanjutnnya setelah mereka lulus/ menyelesaikan sekolah ditingkat SMALB. Dengan

begitu anak dengan cerebral palsy akan mendapat posisi yang setara dengan anak-

anak lainnya di tengah kehidupan bermasyarakat. (Heny P, 2008)

Page 20: CEREBRAL PALSY (SGD 8).doc

DAFTAR PUSTAKA

Saharso,darto.2006.Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana.Surabaya:OpenUrika

Multimedia and Presentations Devision

Gage jr. Gait analysis in cerebral palsy. Oxford; MacKeith press, 1991

Dapus : Eisenberg A. Heidi E. dkk. 1997. Bayi Pada Tahun Pertama: Apa Yang Hadapi Bulan

per Bulan. Jakarta: Arcan

Heny Purwandarii,2008. Kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan deteksi dini Tumbuh

kembang. Medical Education. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FKUI. 2007. Buku kuliah ilmu kesehatan anak 2.

Jakarta : Infomedika Jakarta.

Ropper A H, Brown R H. 2005. Adams and victor’s principles of neurology, 18th edition.

McGraw-Hill. USA.

Rudolph C D, Rudolph A M, Hostetter M K, Lister G, Siegel N J. 2003. Rudolph's pediatrics,

21st Edition. McGraw-Hill, USA.

NANDA International. 2013.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014.Jakarta:EGC

Moorhead S, Jonson M, Mass ML et al. 2008. Nursing Outcome Classfication. USA :Mosby

Elsevier.

Doctherman JMC, Bulecheck GN. 2008. Nursing Intervention Classification. USA : Mosby

Elsevier

Don G. Campbell. 2001. Efek Mozart. Jakarta