bells palsy
DESCRIPTION
Bell’s Palasy adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non neo-plasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.TRANSCRIPT
Bell’s Palsy
Suatu kelumpuhan akut nervus fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya.
Sir Charles Bell (1821) adalah orang yang pertama meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua kelumpuhan nervus fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bell's pals.
Definisi
Bell’s Palasy adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non neo-plasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Epidemiologi
Bell’s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis fasial akut. Di dunia, insiden tertinggi ditemukan di Seckori, Jepang tahun 1986.
Insiden Bell’s palsy rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi.
Bell’s palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang sama.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun
Etiologi
IdiopatikFaktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan Bell’s Palsy antara lain :Bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di lantai, hipertensi, stres, hiperkolesterolemi, diabetes mellitus, penyakit vaskuler, gangguan imunologik dan faktor genetik
Kongenital anomali kongenital (sindroma Moebius) trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan
intrakranial, dll)
AcquiredTrauma Penyakit tulang tengkorak (osteomielitis) Proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll)Proses di leher yang menekan daerah prosesus
stilomastoideus)Infeksi (otitis media, herpes zoster, dll)Sindroma paralisis n. fasialis familial
TeoriTeori yang dihubungkan, sebagai berikut :Teori Iskemik vaskuler: Gangguan regulasi sirkulasi darah
di kanalis fasialis.Teori infeksi virus: Herpes Simplex Virus (HSV), yang
terjadi karena proses reaktivasi dari HSV (khususnya tipe 1).
Teori herediter: Kanalis fasialis yang sempit pada keturunan atau keluarga tersebut.
Teori imunologi: Reaksi imunologi terhadap infeksi virus yang timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi.
Anato
mi
PatofisiologiProses inflamasi pada nervus fasialis kompresi saraf
pada saat melalui tulang temporal.Nervus terjepit di dalam foramen stilomastoideus
kelumpuhan fasialis tipe LMN
Pato
fisi
olo
gi
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Symptom/AreaStrok
eBell’s Palsy
Lower face paralysis (mouth, cheeck, eye)
Often Always
Upper face paralysis (eyebrow, forehead)
Rarely Almost always
Arm or leg weakness, numbness Often Never
Tongue weakness ,speech problems Often Never
Vision problemsSometim
esNever
Confusion, difficulty understandingSometim
esNever
Difficulty with balance or walking Often Never
Severe headacheSometim
esRarely
Diagnosis
AnamnesisPemeriskaan FisikPemeriksaan penunjangGrading (Grade I – VI)
AnamnesisOnset akut, mendadak dan
berlangsung < 48 jamNyeri postauricularAliran air mataPerubahan rasaHyperacusisMata kering
Gejala awal
Kelemahan otot wajahKesulitan menutup mataGatal pada daerah telinga atau mastoidPerubahan indera pengecapHyperacusisKesemutan pada daerah mulut/pipiNyeri okularPenglihatan kabur
Pemeriksaan Fisik & PenunjangKelemahan dan/atau paralisis akibat gangguan pada
nervus facialis tampak sebagai kelemahan seluruh wajah (bagian atas dan bawah) pada sisi yang diserang.
Pemeriksaan nervus cranialis lain normal.Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik.
Pemeriksaan kadar gula darah atau HbA1c dan kadar serum HSV dipertimbangkan.
Bila tidak ada perbaikan atau ada perburukan, pencitraan mungkin akan membantu seperti MRI dan CT-Scan.
Table 1. differential Diagnosis for Facial Nerve Palsy
Disease Cause Distinguishing factors
Nuclear (Peripheral)
Lyme disease Spirochete Borrelia burgdorferi
History of tick exposure, rash, or arthralgias exposure in areas where Lyme disease is endemic
Otitis media Bacterial pathogenes
Gradual onset ear pain, fever, and conductive hearing loss
Ramsay Hunt syndrome
Herpes zooster virus
Pronounced paroxysmal of pain, vesicular eruption in ear canal or pharyx
Guillain-Barre Syndrome
Autoimmune response
More often bilateral
Tumor Cholesteatoma Gradual onset
Supranuclear (central)
Multiple sclerosis Demyelinitation Forehead spared, additional neurologic symptoms
Stroke Ischemia, hemorrhage
Extremities on affected side often involved
Tumor Metastases, primary brain
Gradual onset, mental status changes, history of cancer
Prognosis
Pada umumnya prognosis Bell’s palsy baik: sekitar 80-90 % penderita sembuh dalam waktu 6 minggu sampai tiga bulan tanpa ada kecacatan.
Komplikasi
Regenerasi motorik yang tidak sempurnaRegenerasi sensoris yang tidak sempurnaReinervasi aberan dari nervus facialis
Tatalaksana
Terapi medikamentosa:Golongan kortikosteroid sampai sekarang masih kontroversiJuga dapat diberikan neurotropik.
Terapi operatif:Tindakan bedah dekompresi masih kontroversi
Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi MedikProgram Fisioterapi
Terapi panas Stimulasi listrik Latihan otot-otot wajah dan massage wajah
Program Terapi OkupasiProgram Sosial MedikProgram Psikologik HOME PROGRAMME