bells palsy
DESCRIPTION
bells palsyTRANSCRIPT
Vindi Nazhifa
102009250
Anamnesis
• Identitas pasien.• Keluhan utama• Keluhan tambahan • Riwayat penyakit sekarang• Riwayat penyakit dahulu, ex: infeksi
saluran pernafasan, otitis, herpes, dan lain-lain.• Riwayat kesehatan keluarga.
• Riwayat penyakit menahun keluarga.
Pemeriksaan Fisik• Pemeriksaan tanda-tanda vital• Pemeriksaan neurologi• Pemeriksaan sensorik pada nervus fasialis• Pemeriksaan Refleks : refleks kornea
Pemeriksaan Penunjang• Radiologi : MRI• Laboratorium : Hba1c
Bell’s palsy
• Bell’s palsy adalah penyakit idiopatik dan merupakan penyakit saraf tepi yang bersifat akut dan mengenai nervus fasialis (N.VII) yang menginervasi seluruh ototwajah yang menyebabkan kelemahan atau paralisis satu sisi wajah
Etiologi
• Penyebab pasti Bell’s palsy masih belum diketahui Tetapi penyakit ini dianggap memiliki hubungan dengan virus, bakteri, dan autoimun.
• Bell’s palsy dapat disebabkan oleh iklim atau faktor meteorologi seperti suhu, kelembaban, dan tekanan barometrik. Beberapa studi menyebutkan bahwa pasien sebelumnya merasakan wajahnya dingin atau terkena dingin sebelum onset bell’s palsy muncul. Suhu dingin di salahs atu bagian wajah dapat menyebabkan iritasi nervus
Nervus Facialis
Patofisiologi
• Bell’s palsy terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bell’s palsy hampir selalu terjadi secara unilateral. terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang meyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal.
• Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan kaca jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell’s palsy. Karena itu nervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN. Pada lesi LMN bias terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di os petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervus fasialis.
Lanjutan..
• Berdasarkan beberapa penelitian bahwa penyebab utama Bell’s palsy Adalah reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1 dan virus herpes zoster) yang menyerang saraf kranialis. Terutama virus herpes zoster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. Pada radang herpes zoster di ganglion genikulatum, nervusfasialis bisa ikut terlibat sehingga menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN.
Diagnosis BandingLesi sentral Lesi perifer
disertai kelemahan anggota gerak sisi yang sama
otitis media supuratif dan mastoiditis apabila terjadi reaksi radang dalam kavum timpani
ditemukan proses patologis di hemisfer serebri kontralateral
herpes zoster otikus bila ditemukan adanya tuli perseptifdisertai kelemahan anggota gerak disemua sisi
Epidemiologi
• Laki-laki = Wanita.• Tetapi pada wanita muda >> laki-laki. • Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu
pasca persalinankemungkinan timbulnya Bell’s palsy lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat
Penatalaksanaan
Non medikamentosa• Tindakan fisioterapi seperti terapi panas
superfisial,elektroterapi menggunakan arus listrik.• Perawatan mata• Latihan dan pemijatan wajah disertai kompres panas• Istirahat• Pembedahan • Jika sudah terjadi ectropion yang parah dapat
dilakukan lateral tarsorrhaphy.
• Medikamentosa 1. Kortikosteroid2. gabapentin3. Prednison 1 mg/kgBB/hari selama 5 hari
kemudian diturunkan bertahap 10 mg/hari dan berhenti selama10-14 hari.
4. obat-obat antiviral Acyclovir 400 mg dapat diberikan 5 kali perhari
selama 7 hari, atau 1000mg /hari selama 5 hari sampai 2400 mg/hari selama 10 hari. Dapat juga menggunakan Valactclovir 1 gram yang diberikan 3 kali selama 7 hari.
5. vitamin B
Komplikasi
Komplikasi yang paling banyak terjadi yaitu disgeusia atau ageusia, spasme nervus fasialis yang kronik dan kelemahan saraf parasimpatik yang menyebabkan kelenjar lakrimalis tidak berfungsi dengan baik sehingga tampak seperti air mata buaya (crocodile tears)
Prognosis
• Penderita Bell’s palsy dapat sembuh total atau meninggalkan gejala sisa
Pencegahan
• gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenai wajah.
• jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung.• jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus
untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.• Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah /
masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan serangan Bell’s Palsy.
• Setelah berolah raga berat, jangan mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.