skenario 4 hva

Upload: ayu9318

Post on 09-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

numpang

TRANSCRIPT

LAPORAN PBLSKENARIO 4

Oleh :Kelompok VIIINO.NAMANPM1. Ni Putu Lisma Evita Lisma107001672. Putu Restu Pertiwi 107001693. Desak Made Oka Pajarini107001714. Putu Friska Aristia Wijaya107001735. Karlina Megawati107001756. Ria Ekawati Putri107001797. Firman Rengga Darmawan107001818. Yehezkiel Yance Tengker107001839. Febriana Ayu Permatasari1070018510. Intan Ayu Permatasari10700187

Pembimbing Tutor : dr. Emmy K.FAKULTAS KEDOKTERAN UMUMUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA2011 / 2012

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun hal yang dibahas dalam makalah ini meliputi : keluhan mata kuning, mual, disertai pusing dan penat pada seorang pasien laki-laki berusia 20 tahunDalam penulisan makalah ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari semua pihak, berkenaan dengan hal itu,maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :1. Dr. Emmy K. selaku tutor kelompok VIII atas bimbingan yang telah di berikan1. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Pepatah lama mengatakan Tak Ada Gading Yang Tak Retak begitu pula dengan makalah inni. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang berguna dalam penyempurnaan makalah ini.Sebagai akhir kata, kami harapkankan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua (mahasiswa kedokteran )

Surabaya, 25 Juni 2012

Kelompok VIII

Daftar IsiKata Pengantar.Daftar Isi..............I. Skenario............II. Kata Kunci... III. Problem..........IV. Pembahasan...V. Data-data Klinis..V.I. Identitas pasien.............V.II. Anamnesa................................................A. Riwayat Penyakit SekarangB. Riwayat Penyakit Dahulu..C. Riwayat Keluarga..D. Riwayat Obat.V.III. Vital Sign...........V.IV. Pemeriksaan Fisik..............................V.V. Pemeriksaan Penunjang .....................................................................VI. Mekanisme DiagnosaVI.I. Hipotesis awal.VI.II. Diagnosa.VII. Strategi Penyelesaian Masalah.VIII. Prognosis dan Komplikasi...Kesimpulan.......Daftar Pustaka..

I. SKENARIOSeorang pasien laki-laki usia 20 tahun, dating ketempat praktek anda dengan keluhan mata kuning, mual, disertai pusing dan penat.

II. KATA KUNCI2.1 MualMual, atau rasa tidak enak pada perut, adalah keadaan yang umum tetapi tidaknyaman.Rasa mual dapat berupa jijik ringan sampai keinginan kuat untuk muntah. Mual bukanpenyakit, tetapi sekadar gejala dari suatu masalah lain. Mual merupakan efek samping umumdari banyak obat. Mual juga dapat disebabkan oleh stres, sakit kepala, makanan basi, virus diperut, bau yang tidak enak, terlalu banyak atau sedikit makan atau minum, alkohol, dan narkoba.

2.2 PusingPusing bisa dihasilkan dari gangguan yang mempengaruhi bagian tubuh manapun yang mempengaruhi keseimbangan (seperti telinga bagian dalam dan mata) atau dari obat-obatan tertentu. Pusing dapat menyebabkan masalah, terutama ketika melakukan penghitungan atau tugas yang berbahaya, seperti berkendara atau mengoperasikan mesin berat. Orang yang mengalami pusing yang berlangsung lama dianjurkan untuk konsultasi ke dokter.

2.3 PenatPenat adalah suatu keadaan yang disamakan dengan rasa lelah dan letih. Seseorang dengan keadaan ini tidak mempunyai kekuatan untuk bekerja dan berfikir. Dibutuhkan istirahat beberapa waktu untuk dapat mengumpulkan tenaga, untuk beraktifitas lagi. 2.4 Mata KuningKeadaan mata kuning dikarenakan meningkatnya bilirubin dalam plasma darah. Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua dan disaring dari darah oleh hati, lalu dikeluarkan pada cairan empedu. Jika hati mengalami gangguan fungsi atau rusak, maka bilirubin total akan meningkat dan mengakibatkan kuning yang menjadi pertanda adanya infeksi hepatitis A, B atau C. Namun yang paling banyak adalah hepatitis A.

III. PROBLEM

1. Apa yang menyebabkan pasien datang dengan keluhan mata kuning ?2. Apa yang menyebabkan pasien datang dengan keluhan mual ?3. Apa yang menyebabkan pasien datang dengan keluhan pusing dan penat ?

IV. PEMBAHASAN4.1 BATASANPenyakitHepatitis Adisebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.Masa inkubasi : Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. penderita akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.Gejala : Seringkali tidak ada bagi anak kecil;demamtiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.Masa pengasingan yang disarankan : Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.Pencegahan : Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.4.2 ANATOMI / HISTOLOGI / FISIOLOGI / PATOFISIOLOGI / PATOMEKANISME4.2.1 ANATOMI Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis.Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda.Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari venacava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.

Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini penting untuk sekresi empedu, namun juga memiliki fungi lain antara lain :1.Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari saluran pencernaan.2.Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing lainya.3.Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan darah dan untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol.4.Penyimpananglikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.5.Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal6.Pengeluaran bakteri dan sel darah merahyang sudah rusak7.Ekskresi kolesterol dan bilirubin.

4.2.2 HISTOLOGIHati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati memiliki bagian terkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit),sel-sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Tugas aktifitas fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel kupffer. Setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah vena yang langsung datang dari saluran pecernaan dan darah arteriyang datang dari aorta. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.

Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan kompleks yang dikenal sebagai sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran cerna tidaksecara langsung menyatu pada vena cava inferior akan tetapi vena vena dari lambung dan usus terlebih dahulu memasuki sistem vena porta. Pada sistem ini produk-produk yang diserap dari saluran cerna untuk diolah, disimpan, dan didetoksifikasi sebelum produk produk tersebut kembali ke sirkulasi besar.

4.2.3 FISIOLOGIHati (hepar) adalah kelenjar besar berwarna merah gelap terletak di bagian atas abdomen sisi kanan. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobulus sendiri dibentuk terurama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanakuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. (Dorland, 2006; Guyton, 1998) Fungsi dasar hati dapat dibagi menjadi (1) fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah, (2) fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh, dan (3) fungsi sekresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan. Dalam fungsi vaskularnya hati adalah sebuah tempat mengalir darah yang besar. Hati juga dapat dijadikan tempat penimpanan sejumlah besar darah. Hal ini diakibatkan hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas. Aliran limfe dari hati juga sangat tinggi karena pori dalam sinusoid hati sangat permeable. Selain itu di hati juga terdapat sel Kupffer (derivat sistem retikuloendotelial atau monosit-makrofag) yang berfungsi untuk menyaring darah. (Guyton, 1998). Fungsi metabolisme hati dibagi menjadi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan lainnya. Dalam metablosime hepar fungsi hati : (1) menyimpan glikogen; (2) me-ngubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa; (3) glukoneogenesis; (4) membentuk senyawa kimia penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat. Dalam metabolisme lemak fungsi hati : (1) kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain; (2) pembentukan sebagian besar lipoprotein; (3) pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan (4) penguraian sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. Dalam metabolisme protein hati berfungsi : (1) deaminasi asam amino; (2) pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari dalam tubuh; (3) pembentukan protein plasma; (4) interkonversi diantara asam amino yang berbeda. (Guyton, 1998). Fungsi sekresi hati membentuk empedu juga sangat penting. Salah satu zat yang dieksresi ke empedu adalah pigmen bilirubin yang berwarna kuning-kehijauan. Bilirubin aadalah hasi akhir dari pemecahan hemoglobin. Bilirubin merupakan suatu alat mendiagnosis yang sangat bernilai bagi para dokter untuk mendiagnosis penyakit darah hemolitik dan berbagai tipe penyakit hati. (Guyton, 1998)

4.2.4 PATOFISIOLOGIVirus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.

4.2.5 PATOMEKANISMEHAV terutama ditularkan melalui oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi. Penularan melalui transfusi darah pernah dilaporkan, tetapi penularan ini tidaklah umum. Penyakit ini sering menyerang anak-anak atau akibat kontak dengan penderita melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum, atau menelan kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasus dapat timbul sporadis, sedangkan epidemi dapat timbul pada daerah padat.

4.3 JENIS JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN4.3.1 Sirosis hepatis Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. Secara lengkap, Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi,adanya jaringan parut di hati. Hati adalah organ besar yang terletak di perut bagian atas. Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut yang memiliki banyak fungsi, di antaranya: Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosayang dilepaskan ke dalam aliran darah. Membantu proses pencernaan lemak dan protein. Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah. Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum. Membantu membuang racun dari tubuh.Penyakit sirosis hati terjadi sebagai respons terhadap kerusakan hati kronis. Dengan sirosis ringan, hati dapat memperbaiki dirinya sendiri dan terus melakukan tugasnya. Tetapi jika sirosis lebih parah, jaringan parut yang terbentuk lebih banyak, sehingga mustahil untuk berfungsi secara memadai.Penyebab sirosis hatiPenyakit sirosis hati disebabkan oleh jaringan parut yang terbentuk di hati sebagai respons terhadap kerusakan yang terjadi berulang kali selama bertahun-tahun. Setiap kali hati terluka, maka hati mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri. Penyebab paling umum penyakit sirosis hati adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati Anda berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati sehingga timbul penyakit sirosis hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang juga dapat mengakibatkan penyakit sirosis hati. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan penyakit sirosis hati.Penyebab umum sirosis lainnya meliputi: Infeksi kronis virus hepatitis B. Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis. Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagaicontoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu. Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringanparut dan sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis. Reaksi parah terhadap obat tertentu. Beberapa racun dan polusi lingkungan. Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit. Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati. Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisiyang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkanpenumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).Gejala sirosis hatiSirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti: Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dantubuh. Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah. Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga menumpuk di dalam tubuh. Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh.Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah: Kelelahan. Kelemahan. Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut (ascites). Kehilangan nafsu makan, diikuti dengan penurunan berat badan, merasa mual dan ingin muntah. Kecenderungan lebih mudah berdarah terutama saluran cerna bagian atas dan memar. Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin. Gatal-gatal karena penumpukan racun. Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhiotak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi. Mata berwarna kuning dan buang air kecil berwarna gelap. Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak sadarkan diri.Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan balik (dikenal sebagai hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut varises ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi, Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani.

4.3.2 Hepatitis CHepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi terutama hati, yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV = Hepatitis C virus), virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi infeksi kronis dapat menyebabkan parut pada hati dan akhirnya ke sirosis, yang umumnya terlihat setelah bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, mereka dengan sirosis akan terus mengembangkan gagal hati , kanker hati atau mengancam hidup esofagus dan lambung varises . HCV disebarkan terutama oleh darah-ke-darah terkait dengan penggunaan narkoba suntikan , peralatan medis kurang steril dan transfusi . Penyebab Hepatitis C

virus Hepatitis CVirus masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat. Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya. Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.Gejala Hepatitis CSekitar 75% orang tidak memiliki gejala ketika mereka pertama kali mendapatkan infeksi HCV. 25% sisanya mungkin mengeluh kelelahan , kehilangan nafsu makan, nyeri otot atau demam . Menguningnya kulit atau mata ( penyakit kuning ) jarang terjadi pada tahap awal infeksi. Seiring waktu, orang dengan infeksi kronis mungkin mulai mengalami efek peradangan terus-menerus dari hati yang disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh terhadap virus. Tes darah dapat menunjukkan peningkatan kadar enzim hati, tanda kerusakan hati, yang sering saran pertama bahwa infeksi mungkin ada. Pasien mungkin menjadi mudah lelah atau mengeluh gejala nonspesifik. Berkembangnya sirosis juga menyebabkan gejala meningkat dan dapat mencakup: kelemahan, kelelahan. kehilangan nafsu makan. penurunan berat badan. pembesaran payudara pada pria. suatu ruam di telapak tangan. kesulitan dengan penggumpalan darah. laba-laba seperti pembuluh darah pada kulit. Penumpukam cairan di rongga perut (asites). Gagal ginjal. Pembesaran limpa mengakibatkan anemia. Urin menjadi gelap. Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi.Penularan Hepatitis CPenularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.

IDENTITAS PASIEN Nama: Denny Umur: 20 tahun Alamat: Karangan 42 Surabaya Pekerjaan: Karyawan pabrik Status: Belum menikah Keluhan Utma: Mata Kuning RPS: - Sejak 1 minggu mual terus terusan, tidak nafsu makan, terkadang muntah (biasa). Lemas, warna urin kecoklatan, feces normal, demam tinggi sejak 1 minggu yang lalu, pernah diberi paracetamol. RPD: Tidak pernah sakit RPK : Tidak ada yang sakit seperti ini sebelumnya Keluhan Sosial: - Jarang mencuci tangan sebelum makan - Sering makan di warung

4.4 PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT Keadaan umum: Lemah Vital sign: - Suhu : 38 0C Nadi : 78 x/detik Tekanan darah : 110 / 70 mmHg RR : 20 A / I / C / D: - / + / - / - Kulit tampak kekuningan (seluruh tubuh) Thorax : - Bentuk dada normal Paru-paru normal Jantung normal Abdomen: - Inspeksi normal Palpasi : Hepar teraba 2 jari dibawah arcus costa, tepinya tajam, permukaan rata, konsistensinya padat kenyal, nyeri tekan, lain-lainnya normal. Perkusi : Hati membesar Ekstremitas: Normal

4.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT Darah: ALT : 1260 AST : 756 Bilirubin direk : 3 mg / dl Bilirubin indirek : 2,5 mg / dl Gamma Gt : 86 IgM anti HAV : + ( positif )

V. HIPOTESIS AWAL ( DIFFERENTIAL DIAGNOSIS )1. Hepatitis aPenyakit ini di sebabkan olehhepatitis avirus (hav). Hav dapat ditularkan dengan makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh individu yang terinfeksi.2. Hepatitis eHepatitis e adalah infeksi menular yang biasanya diri terbatas.Hal ini disebabkan oleh virus hepatitis e (hev) dan ditularkan melalui air yang terkontaminasi dalam wilayah endemik. 3. Batu empeduBatu empedu disebabkan oleh adanya massa/batu yang membentuk di dalam empedu dalam kantong empedu.Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir tepat di bawah hati yang menyimpan empedu disekresi oleh hati.

VI. ANALISIS DARI DEFFERENTIAL DIAGNOSISGEJALA KLINIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Hepatitis AGejala KlinisGejala Klinis pada pasien yang terinfeksi hepatitis A biasanya mual, muntah, diare(terutama pada anak-anak), tinja berwarna pucat atau abu-abu, demam ringan, kehilangan nafsu makan, ruam, kelelahan, penyakit kuning(perubahan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata), urin coklat warna gelap, seperti cola atau teh kuat, nyeri di daerah hati, di sisi kanan perut tepat di bawah tulang rusuk.Pemeriksaan Fisik Pada keadaan ini, seorang pasien yang tampak sakit berat cenderung memiliki hepatitis penyebab lain atau kursus atipikal. Nyeri kuadran ringan hepatomegali dan kanan atas mungkin ada. Ikterus klinis hadir dalam dua pertiga pasien menunjukkan gejala. Splenomegali dapat terjadi pada 10-20% pasien. Pada keadaan komplikasi, hepatitis fulminan dengan nekrosis hati besar dan gagal hati akibat infeksi HAV jarang terjadi. Hepatitis kolestasis terjadi pada sebagian kecil pasien. Hal ini diidentifikasi oleh hiperbilirubinemia gigih, pruritus, dan gejala konstitusional yang berlangsung selama 12-16 minggu dengan tidak adanya obstruksi bilier pada sonogram.Pemeriksaan Penunjang Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis, perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati yang sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT, SGPT, GLDH dan LDH2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.Jika serangkaian tes enzimatik tersebut menandakan adanya gangguan pada hati, dan dari diagnosa dicurigai adanya hepatitis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu pemeriksaan anti HAV IgM dan anti HAV IgG. Tes antibodi spesifik untuk konfirmasi infeksi HAV. Anti-HAV imunoglobulin M (IgM)timbul pada awal gejala, dan tingkat tetap tinggi selama 4-8 minggu.Keadaan inibiasanya menghilang dengan 4-6 bulan, tetapi kadang-kadang tetap ada untuk waktu yang lama. Anti-HAV imunoglobulin G (IgG) terdeteksi segera setelah titer IgM muncul dan biasanya meningkat sebagai penurunan tingkat IgM. IgG berlangsung selama hidup dan memberikan kekebalan yang berkelanjutan terhadap reinfeksi.

Hepatitis EGejala KlinisJika gejala hepatitis e memang terjadi, mereka biasanya muncul tiba-tiba. Gejala-gejala ini (khususnya yang awal) mungkin mirip denganflu perutdan terjadi kelelahan yang berlebihan, kurangnya nafsu makan, mual, diare, demam ringan, nyeri otot, sakit tenggorokan, urin gelap, perut nyeri (atau sakit perut) di sisi kanan dan kunig. Pemeriksaan fisik Pada pasien yang diduga terinfeksi hepatitis E biasanya memiliki gejala klinis yang hamper sama pada penderita hepatitis A. Begitu juga denga pemeriksaan fisiknya biasanya ditemukan hal hal yang sama seperti adanya nyeri kuadran ringan hepatomegali dan kanan atas mungkin ada. Ikterus klinis hadir dalam dua pertiga pasien menunjukkan gejala. Splenomegali dapat terjadi pada 10-20% pasien.Pemeriksaan PenunjangHEV adalah virus rantai untai tunggal yang tidak berselubung dan paling baik ditandai sebagai calicivirus. Selama infeksi virus aktif, dapat ditemukan antigen spesifik (Ag HEV) dalam sitoplasma hepatosit. Untuk dapat mengetahui adanya antigen spesifik tersebut, harus dilakukan pemeriksaan serologi. Sebelumnya, bisa dilakukan pemeriksaan SGOT, SGPT, GLDH dan LDH. Adapula pemeriksaan enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase dan pemeriksaan enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.

Batu empeduGejala KlinisPenderita ini memiliki gejala klinis seperti suhu tinggi, sakit kuning(menguningnya kulit dan putih mata), panas dingin, mental yang kebingungan dan gatal di kulitnya.Pemeriksaan FisikPada pasien yang diduga terkena penyakit ini biasanya teraba masa kandung empedu, nyeri tekan dan terdapat tanda peritonitis lokal (Murphys sign).Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang untuk pasien ini yakni dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada atau tidaknya leukositosis, kemungkinan terjadinya peningkatan transaminase dan fosfatase alkali. Bisa dilakukan foto polos abdomen, USG, atau juga CT Scan jika memang diperlukan untuk membenarkan diagnosa.

VII. HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)Berdasarkan data skenario 4, dari hasil pemeriksaan penunjangnya dapat diketahui bahwa diagnosa akhirnya adalah Hepatitis A akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A.

VIII. MEKANISME DIAGNOSA

Pemeriksaan FisikVital Sign : Nadi : 78x/menitTensi: 110/70RR : 20x/menit Suhu : 38C axillerKeadaan umum : lemahAnamnesa Nama : DeniUmur : 20 tahunAlamat : Karangan 42, SurabayaPekerjaan : karyawan pabrikStatus : sudah menikahKeluhan utama : mata kuningMekanisme Berupa Bagan Sampai Terjadinya Diagnosis

Kepala / Leher: anemia (-) / icterus (+) / cyanosis (-) / dyspnea (-), wajah tampak kekuningan. Thorax: normalAbdomen : hati teraba 2 jari di bawah arcus costa, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi padat kenyal, nyeri tekan (+). Ekstremitas : normal

Riwayat Penyakit Sekarang :-mata kuning sudah selama 1 minggu-tiba-tiba demam tinggi, sembuh dengan terapi sendiri-mual dan tidak nafsu makan-berat badan menurun-muntah tapi tidak ada darah-lemas dan pusing berat-warna urin kuning kecoklatanRiwayat Penyakit Dahulu :-dahulu tidak pernah sakit seperti iniRiwayat Keluarga :-tidak ada yang seperti iniRiwayat Sosial :-jarang mencuci tangan sebelum makan-sering makan di warung

Pemeriksaan Penunjang :-bilirubin direk: 3mg/dl-bilirubin indirek: 2,5mg/dl -SGOT: 1260-SGPT: 756-GGT: 86-IgM anti HAV: positif (+)

Diagnosis utama : Hepatitis A akut

Diagnosa Banding :Hepatitis EBatu Empedu

IX. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

9.1 PENATALAKSANAANVirus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Namun, untuk mempercepat proses penyembuhan, diperlukan penatalaksanaan sebagai berikut: 1. IstirahatBed rest pada fase akut, untuk kembali bekerja perlu waktu berangsur-angsur.2. Diet Makanan disesuaikan dengan selera penderita Diberikan sedikit-sedikit Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik3. Medikamentosa (simtomatik) Analgetik antipiretik, bila demam, sakit kepala atau pusing Antiemesis, bila terjadi mual/muntah Vitamin, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan

9.2 PRINSIP TINDAKAN MEDIS1. terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan . Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.2. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupressure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.3. Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.

Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah:1. Istirahat di tempat tidur2. Pola makan sehat 3. Pemberian obat dan antivirus

X. PROGNOSIS & KOMPLIKASI10.1 CARA PENYAMPAIAN PROGNOSIS KEPADA PASIEN / KELUARGA PASIENPrognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis A infeksi sembuh sendiri. Hanya 0,1 % pasien berkembang menjadi nekrosis hepatik akut fatal (Wilson, 2001). Cara penyampain prognosis dari dokter kepada pasien harus disesuaikan dengan kondisi pasien itu sendiri. Karakteristik sifat pasien berbeda-beda. Tidak semua pasien nyaman diberitahu secara spesifik tentang penyakitnya. Ada pasien yang cukup puas dengan penjelasaan simple, namun ada juga pasien yang tidak puas dengan penjelasan simple sehingga biasanya pasien meminta penjelasan lebih spesifik kepada dokter. Yang perlu ditekankan dalam penyampaian prognosis diharapkan dokter dan pasien menjalin suasana komunikasi yang baik sehingga diharapkan tidak sampai terjadi miscommunication atau salah pengertian. Dokter lebih baik menyesuaikan diri terhadap pasien agar pasien merasa nyaman, bukan malah sebaliknya yaitu pasien yang menyesuaikan dokter. Selain itu dalam penyampaian prognosis akan lebih baik dokter memberikan saran kepada pasien dan meyakinkan pasien agar kesembuhan dapat tercapai maksimal.

10.2 TANDA UNTUK MERUJUK PASIENPasien perlu dirujuk apabila: Sarana kesehatan yang tersedia kurang memadai. Tenaga medis yang ada kurang kompeten. Dokter yang ada tidak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan yang harus segera dilaksanakan. Keinginan dari pasien untuk dirawat di tempat yang lebih lengkap.10.3 PERAN PASIEN / KELUARGA UNTUK PENYEMBUHAN Pasien membawa peran pnting dalam proses penyembuhannya karena jika ada keinginan dalam diri untuk sembuh, maka cenderung akan mempermudah proses pengobatan karena pasien pasti akan mau melakukan apa saja dan berusaha untuk melakukan apa saja demi kesembuhannya. Peran keluarga dalam penyembuhan juga sangat penting sebab jika ada dukungan dari orang-orang yang disayang atau menyayangi pasien itu, cenderung dapat meningkatkan semangat pasien untuk mampu bertahan dan memperlancar proses penyembuhan. Tapi semua itu kembali lagi bahwa kesembuhan tidak ditentukan oleh dokter, ataupun keluarga pasien itu sendiri, tapi ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, jadi selama kita masih bisa melakukan yang terbaik, maka dilakukan dengan baik.

10.4 PENCEGAHAN PENYAKIT1. Menjaga kebersihan dengan cuci tangan sebelum masak dan setelah keluar toilet, cuci alat-alat masak dan alat makan, dapur harus bersih, tidak ada binatang, serangga, dll2. Memisahkan bahan makanan matang dan mentah dengan menggunakan alat dapur dan alat makan yang berbeda serta simpan di tempat berbeda3. Masak makanan hingga matang. Masak sampai matang, terutama daging, ayam, telur, seafood, rebus sup hingga 70 derajat Celcius. Untuk daging dan ayam, pastikan tidak masih berwarna pink serta panaskan makanan yang sudah matang dengan benar.4. Menyimpan makanan di suhu aman. Jangan simpan makanan matang di suhu ruangan terlalu lama, masukan makanan ke dalam lemari es bila ingin disimpan, sebelum dihidangkan, panaskan sampai lebih dari 60 derajat celcius, serta jangan simpan terlalu lama di lemari es5. Menggunakan air yang bersih dan bahan makanan yang baik. Pilih bahan makanan yang segar, air yang bersih, proses memasak yang baik, cuci buah dan sayur dengan baik, serta tidak menggunakan bahan makanan yang sudah kadaluarsa