skenario 4

Upload: anonymous-r1fs88i

Post on 08-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok mpt

TRANSCRIPT

Kelompok B6

Kelompok B6Ketua : Pamor Faizal Ghani (1102014208)Sekertaris: Shabrina Ardelia (1102014244)Anggota : Nisa Nabiilah (1102014195) Nurul Amalia Utami (1102014202) Putri Alfanny Jayanti (1102014212) Siti Khodizah S (1102014252) Siti Zulfah (1102014255) Wiwik Sundari (1102014283) Sinta Dwi Maharani (1102014273) Sri Atika Mayasari P (1102014263)Skenario 4Mencret BerkepanjanganSeorang laki-laki berusia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan diare yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu, disertai sering demam, sariawan, tidak nafsu makan dan berat badan menurun sebanyak 10 kg dalam waktu 3 bulan terakhir. Dari anamnesis didapatkan pasien adalah anggota komunitas gay.Pada pemeriksaan fisik pasien terlihat kaheksia, mukosa lidah kering dan terdapat bercak-bercak putih. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkanLED 50 mm/jam. Pemeriksaan feses terdapat sel ragi. Pada pemeriksaan screening antibody HIV didapatkan hasil (+) kemudian dokter menganjurkan pemeriksaan konfirmasi HIV dan hitung jumlah limfosit T CD4 dan CD8.Dari data tersebut dokter menyimpulkan bahwa penderita ini mengalami gangguan defisiensi imun akibat terinfeksi virus HIV. Dokter menganjurkan pasien untuk datang ke dokter lain dengan alasan yang tidak jelas.

Kata sulitKaheksia : Kumpulan gejala yang ditandai dengan anoreksia, penurunan berat badan, kehilangan masa otot, disfungsi organ, gangguan metabolisme zat gizi serta kelemahan.

Sel ragi: Indikator infeksi jamur pada sistem pencernaan

Screening antibodi : Pemeriksaan yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak dengan metode ELISA.

LED: Pemeriksaan darah dengan mengukur kecepatan pengendapan tertentu dan tidak spesifik terhadap penyakit tertentu.

Defisiensi imun: Gangguan yang disebabkan oleh kerusakan herediter yang mempengaruhi sistem imun.

CD4: bagian dari limfosit yang meregulasi sistem imun sebagai reseptor.

CD8: bagian dari limfosit, sel T sitotoksin

Pertanyaan 1.Apa ada hubungan antara komunitas gay dengan HIV?2.Berapa nilai normal dari : a. LED b. CD4 c. CD83.Bagaimana cara penularan HIV?4.Mengapa yang dihitung limfosit CD4 dan CD8?5.Mengapa jamur menginfeksi saluran pencernaan?6.Mengapa penderita mengalami kaheksia?7.Mengapa mukosa lidah kering?8.Mengapa pada pemeriksaan difeses terdapat sel ragi?9.HIV termasuk golongan virus apa?10.Pada awalnya HIV itu dari monyet dan mengapa bisa ke manusia?11.Bagaimana sikap dokter jika menghadapi pasien HIV?12.Pertahanan sistem imun apa yang berperan dalam infeksi HIV?13.Pemeriksaan laboratorium apa untuk mengidentifikasi HIV?14.Bagaimana cara pencegahan HIV?15.Bagaimana pandangan Islam tentang menangani HIV?

Jawaban 1.Karena berganti-ganti pasangan sesama jenis2.a. LED: Pria dewasa: 0-15 mm/jamWanita dewasa: 0-20 mm/jamAnak-anak : 0-10 mm/jamb. CD4: 1400-1600/mm33.A. Melalui kontak cairan tubuh seperti darah, sperma, ASI B. Penggunaan jarum suntik bergantian C. Plasenta 4.A. Karena HIV menyerang dua komponen dari limfosit yaitu CD4 dan CD8. Jika nilai CD4 menurun dapat menjadi patokan terjadinya infeksi HIV.B. Karena virus HIV memiliki afinitas terhdapa molekul permukaan CD4.5.Virus HIV menyerang sistem antibody melalui inhalasi dan oral (yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan) lalu menyebabkan antibodi menurun.6.Karena menurut skenario pasien terkena diare, tidak nafsu makan, malnutrisi.Pengaruh defisiensi imun jadi kuman menyerang pertahanan pertama seperti mukosa dan jika sudah masuk ke sel akan menyebabkan disfungsi organ.Karena jamur menginfeksi saluran pencernaan9.A. Famili: RetroviridaeB. Subfamili: Lentivirus10.Darah bisa masuk dari monyet melalui kontak darah antara monyet dengan manusia.11.Tetap melakukan penanganan sesuai SOP tetapi tetap berhati-hati.12.Selular dan humoral13.A. Screening: untuk melihat antibodi B. ELISA: untuk pemeriksaan Ab HIV C. Western bloting: untuk konfirmasi uji (+) ELISA D. Viral load test: untuk mengetahui jmlh virus HIV14.A. Tidak berganti-ganti pasangan B. Menggunakan jarum suntik yang steril dan baru C. Pada pasien HIV ketika akan melakukan hubungan seksual saat CD4 meningkat15.A. Gaya hidup sesuai Al-Quran dan HadistB. Berusaha semaksimal mungkin dalam menyembuhkan penyakit

5Hipotesa Terjadinya defisiensi imun salah satunya karena virus HIV. Gejala meliputi kaheksia, mukosa lidah kering dan terdapat bercak-bercak putih. Penularan dapat melalui melalui kontak cairan tubuh seperti darah, sperma, ASI, penggunaan jarum suntik bergantian, plasenta. Seseorang dapat didiagnosis (+) HIV apabila pada pemeriksaan Screening, ELISA, Western bloting, Viral load test ditemukan nilai abnormal pada LED, CD4, CD8. HIV dapat dihindari dengan tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan jarum suntik yang steril dan baru. Sebaiknya penderita HIV tetap melakukan pengobatan terapi ARV . Sebagai seorang dokter seharusnya bersikap sesuai dengan KODEKI dalam menangani pasien.

Sasaran belajarLO. 1. Memahami dan Menjelaskan Defisiensi Imun1.1. Definisi1.2. Klasifikasi 1.3 Mekanisme LO.2. Memahami dan Menjelaskan HIV 2.1. Definisi 2.2 Epidemiologi 2.3 Etiologi 2.4 Patogenesis dan Patofisiologi 2.5. Manifestasi2.6.Diagnosis dan diagnosis banding 2.7. Penatalaksanaan 2.8 Komplikasi 2.9 Prognosis LO.3. Memahami dan Menjelaskan KODEKI dalam Menangani Pasien HIVLO.4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam terhadap Penderita

LO 1 Memahami dan Menjelaskan Defisiensi Imun1.1DefinisiDefisiensi imunitas merupakan penurunan atau gagalnya fungsi dari salah satu atau lebih komponen sistem imun. Penyakit defisiensi imun adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan terhadap infeksi meningkat.

1.2KlasifikasiA.Defisiensi imun nonspesifikBerhubungan dengan peningkatan insidens infeksi dan penyakit autoimun seperti SLE.

B.Defisiensi imun spesifik1.3MekanismeDefisiensi Imun Non-SpesifikDefisiensi Imun SpesifikLO 2 Memahami dan Menjelaskan HIV2.1 DefinisiHIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang organ-organ vitas sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel T4 CD4+ makrofag dan sel dendritik. HIV merusak sel T4 CD4+ secara langsung dan tidak langsung, sel T4 CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik

2.2 Epidemiologi A. Distribusi dan Frekuensi HIV/AIDS1. Berdasarkan OrangMenurut laporan Ditjen PP & PL Depkes RI (2009), 40,2% penderita AIDS terdapat pada kelompok Pengguna Napza Suntik atau IDU. Kumulatif kasus AIDS pada Pengguna Napza Suntik di Indonesia hingga tahun 2009 adalah 7.966 kasus, 7.312 kasus adalah laki-laki (91,8%), 605 kasus perempuan (7,6%) dan 49 kasus tidak diketahui jenis kelaminnya (0,6%). 64,1% terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun, 27,1% pada kelompok umur 30-39 tahun, 3,5% pada kelompok umur 40-49 tahun, 1,5% pada kelompok umur 15-19 tahun, 0,6% pada kelompok umur 50-59 tahun, pada kelompok umur 5-14 tahun dan >60 tahun masing-masing 0,1% dan 2,8% tidak diketahui kelompok umurnya. 2. Berdasarkan TempatBerdasarkan data dari Ditjen PP & PL Depkes RI (2009), tercatat 19.973 kumulatif kasus AIDS terjadi di 32 provinsi dan 300 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Provinsi dengan rate kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk tertinggi adalah Papua. Pada kelompok pengguna napza suntik, proporsi AIDS terbanyak dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat 32,99%, DKI Jakarta 25,13%, Jawa Timur 12,82%, Bali 3,27%, Sumatera Barat 2,81%.

3 EtiologiVirus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam famili lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenail selama periode inkubasi yang panjang

2.4Patogenesis dan PatofisiologiPatogenesis: Virion virus mempunyai tonjolan terdiri dari gp120 dan gp41 gp120 berikatan dengan reseptor CD4+ sel T dan gp41 untuk memerantai fusi membrane virus ke membrane sel selain itu diperlukan koreseptor pada permukaan sel T yaitu CCR5/CXCR4 APC terinfeksi virus HIV ke limfonodus regional.

Patofisiologi:Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda/gejala tertentu. Sebagian memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu dan bisa terjadi pada 5 hari dan 3 bulan setelah terinfeksi. Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain:1. Manifestadi tumor diantaranya; a. Sarkoma kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi kejadiannya 36-50% biasanya terjadi pada kelompok homoseksual, dan jarang terjadi pada heteroseksual serta jarang menjadi sebab kematian primer. b. Limfoma ganas ; terjadi setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan bertahan kurang lebih 1 tahun. 2. Manifestasi Oportunistik diantaranya a. Manifestasi pada Paru* Pneumonia Pneumocystis (PCP)Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru PCP dengan gejala sesak nafas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan demam.* Cytomegalo Virus (CMV)2.6Diagnosis dan diagnosis bandingA. DiagnosisGejala mayor: Kehilangan berat badan > 10%Diare kronik > 1 bulanDemam > 1 bulanGejala minor:Batuk menetap > 1 bulanDermatitis pruritis (gatal)Herpes zoster berulangKandidas orofaringHerpes simplex yang meluas dan beratLimfadenopati yang meluas

2.7Penatalaksanaan1.Pengobatan suportif yaitu pengobatan untuk meningkatkan keadaan umum penderita.2.Pengobatan infeksi oportunistikyaitu pengobatan yang ditujukan untuk infeksi oportunistik dan dilakukan secara empiris.3.Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretrovira (ARV)Untuk memulai terapi antiretroviral perlu dilakukan pemeriksaan jumlah CD4 (bila tersedia) dan penentuan stadium klinis infeksi HIV-nya.2.8KomplikasiKomplikasi-komplikasi umum pada pasien HIV/AIDS akibat infeksi oportunistik:1.Tuberkulosis (TB)2.Salmonelosis3.Cytomegalovirus

2.9Pencegahan1.Pencegahan Primer2.Pencegahan Sekunder3. Pencegahan Tersier2.10 Prognosis Tanpa pengobatan, waktu hidup bersih rata-rata setelah terinfeksi HIV diperkirakan 9 sampai 11 tahun, tergantung pada subtipe HIV, di daerah-daerah dimana banyak tersedia, pengembangan ARV sebagai terapi efektif untuk infeksi HIV dan AIDS mengurangi kematian tingkat dari penyakit dengan 80%, dan meningkatkan harapan hidup untuk orang yang terinfeksi HIV baru didiagnosis sekitar 20 tahun.LO 3. Memahami dan Menjelaskan KODEKI dalam menangani pasien HIV1.Pasal 8KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN1.Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

2.Pasal 13Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam terhadap Penderita HIV1.QS. Al-Anbiya ayat 35 Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.

Daftar PustakaDewi, Alexandra I. 2008. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher

Djoerban Z, Djauzi S. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, vol III Jakarta : Departemen Penyakit Dalam FKUI.

Karnen, Baratawidjaja & Iris Rengganis. 2012. Imunologi Dasar. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Kresno, Siti Boedina. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : FKUI

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis (PPI-TB) di Puskesmas. 2010. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Kementrian Kesehatan RI

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis, edisi 2. Jakarta. Erlangga