skenario 4 skizofrenia

27
Widyanisa Dwianasti 1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Limbik Anatomi Sistem Limbik SISTEM LIMBIK (LIMBIC SYSTEM) Pengertian : Yang termasuk ke dalam system limbic ialah semua bangunan berikut: Lobus limbic (Broca) Formatio hippocampi Nucleus amygdaloideus Hypothalamus Nucleus anterior thalami Nucleus medio dorsalis thalami Area septi Beserta penghubungnya: Alveus Fimbra Fornix Tractus mammilothalamicus Stria terminalis Stria medullaris Dari bangunan-bangunan tersebut terlihat bahwa sistem limbik melibatkan: Tal-encephalon Di-encephalon LOBUS LIMBIK (BROCA) Pengertian: Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial haemispherum yang melingkari corpus callosum dan mempunyai kesatuan fungsi yang meliputi: Gyrus subcallosum s. Subiculum: Terltak di depan lamina terminalis dan rostrum corpus collosum, jalan melingkari corppus callosum sampai splenium corporis calloni. Gyrus cinguli: Terletak tepat di atas corpus callosum. Gyrus parahippocampi: Terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis Ke depan dia lanjut menjadi uncus. FORMATIO HIPPOCAMPI Pengertian: Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi: 1. HIPOCAMPUS (cornu ammonis) Merupakan substansia grisea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis. Ujumg depannya melebar membentuk : PES HIPPOCAMPI. Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti HURUF C. Permukaan dalam ventrikulus yang melengkung dilapisi oleh EPENDYM. Di bawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai : ALVEUS yang terdiri dari serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial membentuk FIMBRIA. Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai crus fornix. Crus fornix dari setiap sisi membelok ke belakang dan atas di bawah splenium corpus callosi dan mengelilingi dataran belakang thalamus.Kedua crus fornix tersebut kemudian menyatu membentuk Corpus Fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah corpus callosum. Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan dengan serabut saraf yang jalan melintang: Commissura fornuces yang akan saling bersilangan kiri dengan yang kanan dan akhirnya bergambung dengan hippocampus pada sisi yang sama. Fungsi hippocampus: berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang 1

Upload: widyanisa-dwianasti

Post on 11-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

neuro

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Limbik

Anatomi Sistem Limbik

SISTEM LIMBIK (LIMBIC SYSTEM)

Pengertian : Yang termasuk ke dalam system limbic ialah semua bangunan berikut:

Lobus limbic (Broca) Formatio hippocampi Nucleus amygdaloideus Hypothalamus Nucleus anterior thalami Nucleus medio dorsalis thalami Area septi

Beserta penghubungnya: Alveus Fimbra Fornix Tractus mammilothalamicus Stria terminalis Stria medullaris

Dari bangunan-bangunan tersebut terlihat bahwa sistem limbik melibatkan: Tal-encephalon Di-encephalon

LOBUS LIMBIK (BROCA)

Pengertian: Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial haemispherum yang melingkari corpus callosum dan mempunyai kesatuan fungsi yang meliputi:

Gyrus subcallosum s. Subiculum: Terltak di depan lamina terminalis dan rostrum corpus collosum, jalan melingkari corppus callosum sampai splenium corporis calloni.

Gyrus cinguli: Terletak tepat di atas corpus callosum. Gyrus parahippocampi: Terletak antara fissura hippocampi dan sulcus

collateralis Ke depan dia lanjut menjadi uncus.

FORMATIO HIPPOCAMPI

Pengertian: Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:

1. HIPOCAMPUS (cornu ammonis)Merupakan substansia grisea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis. Ujumg depannya melebar membentuk : PES HIPPOCAMPI.Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti HURUF C.

Permukaan dalam ventrikulus yang melengkung dilapisi oleh EPENDYM. Di bawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai : ALVEUS yang terdiri dari serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial membentuk FIMBRIA. Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai crus fornix. Crus fornix dari setiap sisi membelok ke belakang dan atas di bawah splenium corpus callosi dan mengelilingi dataran belakang thalamus.Kedua crus fornix tersebut kemudian menyatu membentuk Corpus Fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah corpus callosum.

Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan dengan serabut saraf yang jalan melintang: Commissura fornuces yang akan saling bersilangan kiri dengan yang kanan dan akhirnya bergambung dengan hippocampus pada sisi yang sama.Fungsi hippocampus: berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang

2. GYRUS DENTATUSPengertian : Merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria

Hippocampi dan Gyrus Hippocampi.Struktur : Kebelakang Gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai kedekat

Splenium Corporis callosi dimana dia lanjut menjadi: Induseum griseum.Induseum griseum sendiri merupakan seberkas tipis substantia grissea yangMenutupi dataran atas corpus callosum.Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas serabut saraf:Stria longitudinalis mediale dan stria longitudinalis laterale. Kedua stria iniMerupakan sisa ( substantia alba ): Induseum grisea vestigiiGyrus dentatus dan hippocampus sama - sama berbentuk huruf C dan kedua hurufTersebut saling mengunci satu dengan lainnya.

3. SUBICULUM s.GYRUS SUBCALLOSUM

1

Page 2: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Meruapakan bangunan yang terletak antara hypocampus dengan gyrus parahippocampus.

Keseluruhan formatio hippocampi mempunyai panjang 5 cm mulai dari depan ( pada amygdala ) kebelakang mencapai spelenium corporis callosi.

NUCLEUS AMYGDALOIDEUS ( amigdala )

Bentuk :seperti buah almond Merupakan massa nuclei yang terletak pada lobus temporalis di daerah transisi dengan dataran postero inferor lobus frontalis. Menrima aferen dari:

- Lobus olfactorius anterior- Cortex piriformis, temporalis, pre frontalis- Hypothalamus- Nucleus medio dorsalis thalami- Tegmentum

Mengirim eferen ke:- Area preopticum mediale- Nucleus area septi- Hypothalamus- Nucleus amygdaloideus sisi lain- Nucleus medio doralis thalami- Cortex prefrontalis- Tegmentum

Letak : Sebagian didepan dan sebagian lagi daatas puncak cornu inferior ventriculus lateralis.

Dia berhubungan dengan ujung ekor nucleus caudatus yang berjalan kedepan pada atap inferior ventriculus lateralis.Stria terminalis muncul dari daratan belakangnya.

Fungsi amigdala:1. kalau dipacu, terjadi perubahan suasana hati ( mood )2. kalau dirusak, terjadi sikap agresif3. melalui hypothalamus, dia mempercepat aktifitas endokrin, sex dan

reproduksi

AREA SEPTI :

- meruapakan bagian dari nuclei tel – encephalon- dibentuk oleh : - cortex area septi

- gyrus para terminalis- gyrus ( area ) subcallosum

- Letak : antara septum pellucidum dengan comminssura anterior- Hubungan timbale balik dengan formatio hippocampi via formix- Hubungan timbale balik dengan hypothalamus- berhubungan dengan habenula melalui stria medallarais thalami

HYPOTHALAMUS Pengertian: merupakan bagian paling depan dari di-encephalon satu-satunya bagian di-encephalon yang tidak ditutupi oleh hemisphaerum cerebri dapat dilihat lansung pada dataran bawah otak

Letak: mulai dari chiasma optici kebelakang mencapai lamina terminale dan commissura anterior daerah yang ditempati hypothalamus sering juga disebut sebagai: area pre-opticum

Bangunan pembentuk hypothalamus:a) chiasma opticumb) tuber cinereumc) infundibulumd) corpus mammilare

Struktur: nucleinya dibedakan: kel. Medial dan kel. Lateralpembatas: fornix dan tractus mammilothalamicusBerhubungan erat dgn HYPOPHYSIS AXIS HYPOTHALAMUS-HYPOPHYSIS

THALAMUS Pembentuk utama di-encephalon subs.grisseaT.d beberapa kelompok nuclei:

1) Kel. Nuclei anterior thalami2) Kel. Nuclei intermedia thalami (nuclei of midline)3) Kel. Nuclei medialis thalami4) Kel. Nuclei lateralis thalami5) Kel. Nuclei posterior thalami

Masing-masing kelompok biasanya dibagi lagi atas beberapa sub-kelompok nucleiHubungan: menerima sensasi sensorik dari seluruh tubuh, kecuali : N. OLFACTORIUS (penciuman) Secara mandiri thalamus berfungsi:

• Menerima segala sensasi sensorik kecuali penciuman

2

Page 3: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

• Karena hubungannya yang luas dgn cortex lobus frontalis dan hypothalamus, maka diduga dia juga berfungsi sebagai pusat perasaan subjektif dan kepribadian seseorang

SERABUT PENGHUBUNG LOBUS LIMBIK :1. Alveus ( sudah diterangkan )2. Fimbria ( sudah diterangkan )3. Fornix ( sudah diterangkan )4. Tractus mammillothalamicus ( sudah diterangkan )5. Stria terminalis ( sudah diterangkan )6. Stria medullaris ( sudah diterangkan )7. Commissura anterior ( sudah diterangkan )

FUNGSI SISTEM LIMBIK

1. berkaitan erat dengan keadaan emosi dan perilaku, terutama: reaksi takut, marah dan libido

2. khusus hippocampus mempunyai fungsi: Pembelajaran Ingatan sekarang ( hal – hal baru )

3. Berkaitan erat dengan fungsi penciuman, walau tak cukup bukti4. Berkaitan erat dengan respons homeostatik terhadap perubahan

lingkungan5. Berkaitan erat dengan perubahan emosi sehingga melibatkan aktivitas

lokomotorik, saraf otonom dan kelenjar endokrin6. Berkaitan erat dengan:

- Perasaan- Makan- Berkelahi- Melarikan diri- Mencari pasangan

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Neurotransmitter

Beberapa contoh Neurotransmitter dengan fungsinya

Efek Dopamin pada Sistem Limbik dan Sistem Kortikal

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714).

Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)

Struktur reseptor dopaminergikReseptor dopamin terdiri dari dua subtipe, D-1 (dengan I3 pendek, C-terminal panjang) danD-2 (I3 panjang, C-terminal pendek). Reseptor D2 receptors mempunyai isoform: D2L dan D2S.

3

No Nama Efek utama

1. Asam amino dan turunanya : Glycine

Transmitter penghambat dalam SSP

2. Norepinephrin Tranmitter dalam SSP dan SS peririfir yang bersifat penghambat dan eksitasi

3. Gamma - aminobutyric acid (GABA)

Transmitter penghambat dari SSP

4. Acetylcholine Transmitter eksitasi pada hubungan neromuskuler, transmitter eksitasi dan penghambat dalam SSP dan susunan saraf perifir

5. Enkephalin Transmitter yang mempunyai efek seperti morfin yaitu menghambat lintasan nyeri dalam SSP

Page 4: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Pengaruh DOPAMINE Dopamine mengatur aktivitas di dalam frontal lobe, area otak yang mengatur

komunikasi, motivasi, dan kemampuan untuk merasakan kesenangan. Kekurangan zat kimia ini dikaitkan dengan simptom psikologis seperti keresahan sosial, mengkritik diri sendiri, menunda atau sulit mempertahankan hubungan, begitu menurut riset di Leiden University Medical Center di Netherlands. Tapi begitu kekurangan ini dikoreksi, perempuan yang mengalaminya sering merasa lebih berenergi, dapat bergaul dan percaya diri.

Dopamin merupakan neurotransmitter aktif dalam sistem dopaminergik dan berhubungan dengan penyakit neuromotor (Parkinson) dan schizophrenia. Obat-obat yang meningkatkan efek dopamin dalam sistem ini menunjukkan aktivitas farmakologis terhadap kedua penyakit tersebut.

Seperti neurotransmiter lain, target terapetik dalam sistem dopaminergik meliputi : biosintesis, metabolisme, penyimpanan, reuptake dan reseptor (presinaps dan prasinaps) dopaminergik.

4

Reseptor Agonis Antagonis Lokasi

D1 - Haloperidol Neostriatum, korteks serebri, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D2 Bromocriptine Haloperidol, Raclopride, Sulpride

Neostriatum, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D3 - Quinpirole Raclopride Nucleus

accumbens

D4 Clozapine Amygdala

D5 - - Hipokampus dan Hipotalamus

Page 5: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

5

Neurotransmitter systems

Acetylcholine

Nucleus basalis of Meynert → Neocortex

Septal nuclei (Medial septal nucleus) → Fornix → Hippocampus

Striatum

BA/M

Dopaminergic

pathways

Mesocortical pathway: Ventral tegmental area → Frontal cortex

Mesolimbic pathway: Ventral tegmental area → Nucleus accumbens

Nigrostriatal pathway: Pars compacta → Striatum

Tuberoinfundibular pathway: Hypothalamus → Pituitary gland

Norepinephrine Locus coeruleus

Serotonin pathways Raphe nuclei · Anterior raphespinal tract · Lateral raphespinal tract

AA

Aspartate Climbing fibers

GABA Globus pallidus

Glycine Renshaw cells

Glutamate Thalamus · Subthalamic nucleus · Globus pallidus

Page 6: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

LI.3 Memahami dan menjelaskan Skizofrenia

DEFINISI

Skizofren adalah gangguan mental heterogen yang terdiri dari sebagian besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunya bentuk dan isi pikiran.

EPIDEMIOLOGIPrevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang

dari 1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk pada laki laki dibandingkan wanita.

Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien skizofrenia menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis. Bunuh diri adalah penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, 50% penderita skizofrenia pernah mencoba bunuh diri 1 kali seumur hidupnya dan 10% berhasil melakukannya. Faktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala depresif, usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi.

Komorbiditas Skizofrenia dengan penyalahgunaan alkohol kira-kira 30% sampai 50%, kanabis 15% sampal 25% dan kokain 5%-10%. Sebagian besar penelitian menghubungkan hal ini sebagai suatu indikator prognosis yang buruk karena penyalahgunaan zat menurunkan efektivitas dan kepatuhan pengobatan. Hal yang biasa kita temukan pada penderita skizofrenia adalah adiksi nikotin, dikatakan 3 kali populasi umum (75%-90% vs 25%-30%). Penderita skizofrenia yang merokok membutuhkan anti psikotik dosis tinggi karena rokok meningkatkan kecepatan metabolisme obat tetapi juga menurunkan parkinsonisme. Beberapa laporan mengatakan skizofrenia lebih banyak dijumpai pada orang orang yang tidak menikah tetapi penelitian tidak dapat membuktikan bahwa menikah memberikan proteksi terhadap Skizofrenia.

ETIOLOGI

Model diatesis-stress, menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi skizofrenia. Secara somatogenik, etiologi penyebab skizofrenia antara lain:Faktor Biologi1. Komplikasi kelahiran

Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.

2. Infeksi Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang-orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

Faktor Neurotransmitter1. Dopamin Hyperactivity

Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.

2. Hipotesis SerotoninGaddum, Wooley dan Show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.57.

Struktur OtakDaerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel terlihat melebar, penurunan massa abu-abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.GenetikaPara ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat kedua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

GEJALA KLINIS

6

Page 7: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :1. Fase Prodomal

- Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun- Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan

dalam pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.2. Fase Aktif

- Berlangsung kurang lebih 1 bulan- Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi, disorganisasi

proses berfikir,gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi

3. Fase ResidualKien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran,

serangan biasanya berulang.

Gejala Positif SkizofreniaGejala-gejala positif yang diperlihatkan pada penderita Skizofrenia adalah sebagai

berikut:1. Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal).

Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.

2. Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara/bisikan di telinganya padahal sebenarnya tidak ada sumbernya.

3. Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.

4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.

5. Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba bisa, serba mampu dan sejenisnya.6. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap

dirinya.7. Menyimpan rasa permusuhan.

Gejala Negatif SkizofreniaGejala-gejala negatif yang diperlihatkan adalah sebagai berikut:1. Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran perasaan ini

terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.2. Menarik diri atau mengungsikan diri (with-drawn) tidak mau bergaul atau

kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).3. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.4. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.

5. Sulit dalam berpikir abstrak.6. Pola pikir stereotip.7. Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisatif,

tidak ada upaya dan usaha, setra tidak ingin apa-apa dan serba malas (kehilangan nafsu)

Gejala-gejala negatif Skizofrenia sebagaimana diuraikan di atas seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh pihak keluarga, karena dianggap “tidak mengganggu” sebagaimana halnya pada penderita Skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif. Oleh karenanya pihak keluarga seringkali terlambat membawa penderita untuk berobat.

Dalam pengalaman praktek, gejala positif Skizofrenia baru muncul pada tahap akut. Sedangkan pada stadium kronis (menahun) gejala negatif Skizofrenia lebih menonjol. Tetapi tidak jarang baik gejala positif atau negatif muncul berbauran, tergantung pada stadium penyakitnya.

KLASIFIKASI

1. Skizofrenia ParanoidPedoman diagnostik

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan:

Sebagai tambahan : Halusinasi dan/ waham arus menonjol;

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Diagnosa Banding : Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan Keadaan paranoid involusional Paranoid

7

Page 8: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

2. Skizofrenia Hebefrenik (disorganized type)Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofreniaMemenuhi gejala lain sebagai berikut1. Inkoherensi : jalan pikiran kacau dan tidak dapat dimengerti maksudnya2. Alam perasaan (mood affect) yang datar tana ekspresi serta tidak serasi

(incongrous) atau ketololan (silly)3. Tertawa kekanakan (giggling),senyum menunjukkan rasa puas diri atau

senyum hanya dihayati sendiri4. Waham (delusi) tidak jelas dan tidak sistematik (terpecah-belah) tidak

terorganisir sebagai kesatuan5. Halusinasi terpecah-pecah dan tidak terorganisir6. Perilaku aneh contohnya menyeringai sendiri,gerakan-gerakan

aneh,berkelakar,pengucapan yang diulang-ulang dan kecendrungan menarik diri dari hub.sosial

3. Skizofrenia KatatonikMemenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofreniaSatu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :1. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam

gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):2. Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak

dipengaruhi oleh stimuli eksternal)3. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan

mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);4. Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua

perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);

5. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya);

6. Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

7. Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain.

Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).

Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu:

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau

katatonik.3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca

skizofrenia.5. Depresi Pasca-Skizofrenia

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :1. Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum

skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini2. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi

gambaran klinisnya)3. Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit

kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.

Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

6. Skizofrenia ResidualTipe ini merupakan sisa-sisa (residu) dari gejala Skizofrenia yang tidak begitu menonjolPedoman diagnostik:Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus di penuhi semua:

a) Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.

b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia

c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia

d) Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

8

Page 9: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

7. Skizofrenia SimpleksSkizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama

pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

Pedoman diagnostik Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemantapan perkembangan yang berjalan berlahan dan progresif dari: 1) gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat

halusinasi waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik. Dan2) disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,

bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub type skisofrenia lainnya.

8. Skizofrenia lainnyaSelain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang

tidak berdasarkan DSM IV TR), antara lain :

Skizofreniform Gambaran skizofreniform ini sama dengan skizofrenia, perbedaannya adalah bahwa

fase-fase perjalanan penyakitnya kurang dari 6 bulan tetapi sekurangnya 1 bulan sudah berlangsung.Kriteria diagnosis:

1. Kriteria A,D dan E skizofrenia terpenuhi2. Suatu episode gangguan (semua fase)berlangsung minimal 1 bulan tapi kurang

dr 6 bulanTentukan jika:

- Tanpa gambaran prognosis yang baik.- Dengan gambaran prognosis yang baik yang dibuktikandengan samaatau

lebihdari 2 hal berikut:1. onset gejala-gejala psikotik yang menonjol dalam 4 minggu sejak

diperhatikan kali pertama adanya perubahan dari perilaku atau fungsi biasanya.

2. kebingungan atau kekacauan dalam episode psikotik.

3. fungsi sosial dan pekerjaan premorbid berlangsung bagus.4. tidak ada afek tumpul atau datar.

Skizoafektif Ditandai dengan adanya sindroma lengkap dari gejala skizofrenia maupun gangguan mood (afektif)

A. Suatu periode gangguan tak terputus dimana suatu saat didalamnya terdapat episode depresif mayor, mania atau campuran bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi kriteria A pada skizofrenia.Catatan: harus ada mood depresif pada Episode depresi mayor.

B. Selama periode yang sama dari penyakit tanpa adanya gejala2 mood yang menonjol terdapat waham-waham atau halusinasi2 sedikitnya selama 2 minggu.

C. Adanya gejala-gejala yang memenuhi kriteria episode gangguan mood dalam porsi yang bermakan dari total durasi fase aktif dan residual penyakit.

D. Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.

Tentukan tipenya:- Tipe bipolar: jika gangguan ini termasuk episode mania dan depresi mayor atau

campuran.- Tipe depresif: juka hanya terdapat episode depresif mayor.

Gangguan delusional (Gangguan Paranoid)Gangguan psikiatrik dimana gejala yang utama adalah wahamKriteria DIagnostik

A. Waham2 tidak janggal yang sedikitnya berlangsung selama 1 bulan (mis. tentang situasi2 yg terjadi dalam kehidupan nyata spt (merasa) sedang dikuntit,diracun,ditulari penyakit,dicintai dari jauh,ditipu oleh pasangan atau kekasih atau menderita suatu penyakit).

B. Kriteria A Skizofrenia tidak terpenuhi.Cat. halusinasi taktil dan penghiduan mungkin ada sesuai dengan tema waham2.

C. Fungsi2 tidak nyata terganggu dan perilaku tidak ganjil atau janggal meskipun terpengaruh oleh waham(-waham) atau hal-hal terkait.

D. Jika ada gangguan episode mood bersamaan dgn waham maka terjadi relatif singkat dibanding durasi episode waham.

E. Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.

Tentukan tipe (berdasarkan tema yng menonjol dari wahamnya):

9

Page 10: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

v Tipe Erotomania: waham tentang dirinya dicintai oleh seseorang dgn status sosial lebih tinggi.

v Tipe kebesaran: waham tentang harga diri yg meningkat,kekusasaan,berpengetahuan

v Tipe cemburu: waham bahwa pasangan seksual pasien tidak jujurv Tipe kejar :waham bahwa pasien (atau seseorang yang dekat dengan pasien)

adalah diperlakukan secara dengkiv Tipe somatik : waham bahwa pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi

medis umumv Tipe campuran : karakteristik waham salah satu atau lebih tipe diatas tetapi

tidak ada satu tema yang menonjolv Tipe tidak ditentukan

Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat

konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu.

Gangguan Psikotik SingkatA. Adanya 1 (atau lebih) gejala-gejala berikut:

1. waham.2. halusinasi.3. pembicaraan yang janggal (mis. sering derailment atau incohorensia).

Cat.: jangan masukaan gejala apabila diakui sbg respons pola budaya. B. Durasi episode gangguan sedikitnya 1 hari sampai kurangdari 1 bulan dan dapat

kembali penuh berfungsi seperti keadaan premorbid.C. Gangguan ini tidak memenuhi kriteria gangguan mood dgn gambaran

psikotik,skizoafektif,atau skizofrenia dan tidak disebabkan ole efek fisiologis darizat (medikasi,penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.

Tentukan jika:Dengan stresor(-stresor) nyata – brief reactive psychosis: jika gejala2 terjadi

tampaknya segera setelah atau respons thd kejadian tunggal atau berganda yang akan menyebabkan stres berat pd hampir kebanyakan orang disitu dan kebiasaan yang sama.

Tanpa stresor(-stresor) nyata: jika gejala2 psikotik tidat terjadi segera atau sbg respons thd kejadian tunggal atau berganda yang akan menyebabkan stres berat pd hampir kebanyakan orang disitu dan kebiasaan yang sama.

Onset postpartum: jika onsetnya dalam 4 minggu pospartum.

DIAGNOSISPedoman Diagnostik berdasarkan PPDGJ III:Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a.- Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya mengetahuinya.

b.- Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.

c. Halusional Auditorik;- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku

pasien - Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai

suara yang berbicara atau- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

10

Page 11: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.

* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

Pemeriksaan PenunjangDilakukan untuk menyingkirkan Diagnosis Banding. Skizofrenia tidak terkait dengan hasil laboratorium karakteristik. Tes darah berikut ini harus dilakukan pada semua pasien, baik pada awal penyakit dan berkala sesudahnya:

Tes darah lengkap (CBC) Hati, tiroid, dan tes fungsi ginjal Elektrolit, glukosa, vitamin B12, asam methylmalonic serum, folat, dan tingkat

kalsium

Tes lain yang perlu dipertimbangkan, jika memberikan riwayat untuk kecurigaan , adalah sebagai berikut:

HIV Rapid Plasma Reagin (RPR), jika kecurigaan kuat neurosifilis ada, tes treponemal

tertentu dapat membantu Seruloplasmin, jika kecurigaan yang kuat dari penyakit Wilson , pertimbangkan

biopsi hati (atau biopsi lain)

Antinuclear antibodi (ANA) untuk lupus eritematosus sistemik Urine untuk kultur dan sensitivitas atau penyalahgunaan obat AM kortisol untuk gangguan adrenal 24 jam urin koleksi porfirin, tembaga, atau logam berat Tes Kehamilan, jika pasien adalah wanita usia subur Penyakit Lyme Pencitraan otak untuk menyingkirkan hematoma subdural, vaskulitis, abses

otak, dan tumor X-ray thorax untuk penyakit paru atau okultisme keganasan Dexamethasone Supression tes dan hormon adrenokortikotropik (ACTH)

stimulasi tes untuk hypercortisolism dan hypocortisolism, masing-masing Electroencephalography (EEG)

Tes neuropsikologis dapat dianggap, penentuan kelemahan dan kekuatan kognitif pasien dapat membantu dalam perencanaan pengobatan. Temuan umum pada pasien dengan skizofrenia adalah sebagai berikut:

Eksekutif fungsi yang buruk (yaitu, perencanaan yang buruk, pengorganisasian, atau inisiasi kegiatan)

gangguan memori Kesulitan dalam abstraksi dan mengenali isyarat-isyarat sosial Mudah kebingungan

DIAGNOSIS BANDINGLesi Anatomi

Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor otak mungkin sulit dibedakan dengan penyakit psikotik. Karena tumor otak yang berpotensi mematikan, namun dapat diobati, penting untuk mempertimbangkan studi pencitraan otak untuk setiap orang dengan onset baru penyakit psikotik atau, barangkali, perubahan yang nyata pada gejala.

Subdural hematoma dapat bermanifestasi sebagai perubahan status mental. Perdarahan intrakranial harus dipertimbangkan pada pasien yang melaporkan trauma kepala, untuk alasan apa pun, tidak dapat memberikan riwayat yang jelas. Pencitraan otak mungkin tepat dalam kasus ini.

11

Page 12: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Kalsifikasi idiopatik dari ganglia basal adalah gangguan langka yang cenderung hadir sebagai psikosis pada pasien yang menunjukkan gejala awal masa dewasa, di kemudian hari biasanya hadir dengan demensia dan gangguan sistem motorik. Gejala Schizophrenialike mungkin mendahului timbulnya kerusakan intelektual dan gangguan motorik ekstrapiramidal

Penyakit Metabolik Penyakit Wilson, juga dikenal sebagai degenerasi hepatolenticular, adalah

gangguan metabolisme tembaga. Ini adalah penyakit resesif autosomal, gen yang telah ditemukan pada kromosom 13. Gejala pertama sering perubahan jelas dalam perilaku selama masa remaja, yang diikuti dengan munculnya gerakan-gerakan aneh.

Diagnosis dapat ditunjukkan oleh temuan laboratorium kadar urin peningkatan tembaga dan tingkat serum rendah tembaga dan seruloplasmin atau dengan deteksi Kayser-Fleischer rings (tembaga deposit sekitar kornea) dengan atau tanpa pemeriksaan celah-lampu. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan menemukan tembaga meningkat pada biopsi hati.

Porfiria adalah gangguan biosintesis heme yang dapat hadir sebagai gejala kejiwaan. Pasien mungkin memiliki riwayat keluarga psikosis. Gejala-gejala kejiwaan mungkin berhubungan dengan perubahan elektrolit, neuropati perifer, dan nyeri perut yang parah episodik. Abnormal tingkat tinggi porfirin dalam koleksi urin 24 jam mengkonfirmasikan diagnosis.

Pasien dengan gangguan hipoksemia atau elektrolit dapat hadir dengan kebingungan dan gejala psikotik. Hipoglikemia dapat menghasilkan kebingungan dan mudah marah dan mungkin keliru untuk psikosis.

Delirium karena sebab apapun (misalnya, gangguan metabolik atau endokrin) adalah kondisi yang penting untuk dipertimbangkan, terutama pada pasien lanjut usia atau dirawat di rumah sakit. Walaupun pasien dengan delirium mungkin memiliki berbagai kelainan neuropsikiatri, keunggulan klinis penurunan rentang perhatian dan jenis waxing-dan kebingungan.

Gangguan endokrin

Hipotiroidisme parah atau hipertiroidisme dapat dikaitkan dengan gejala psikotik. Hypothyroidism biasanya dikaitkan dengan depresi, yang jika parah dapat disertai dengan gejala psikotik. Seseorang hipertiroid biasanya depresi, cemas, dan mudah tersinggung.

Kedua insufisiensi adrenokortikal (Addison penyakit) dan hypercortisolism (sindrom Cushing) dapat mengakibatkan perubahan status mental. Namun, kedua gangguan juga memproduksi tanda-tanda fisik dan gejala yang dapat

menyarankan diagnosis. Selain itu, sebagian besar pasien dengan sindrom Cushing akan memiliki sejarah jangka panjang terapi steroid untuk penyakit medis.

Hipoparatiroidisme atau hiperparatiroidisme dapat pada kesempatan dikaitkan dengan jelas perubahan status mental. Ini terkait dengan kelainan pada konsentrasi kalsium serum.

Penyakit Infeksi

Penyakit menular, seperti influenza, penyakit Lyme, hepatitis C, dan salah satu encephalitides (terutama yang disebabkan oleh virus herpes), dapat menyebabkan perubahan status mental seperti depresi, kecemasan, mudah tersinggung, atau psikosis. Orang tua dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih dapat menjadi bingung atau terus terang psikotik.

Penyakit kelamin Laboratorium Penelitian VDRLRPR,tes nontreponemal yang menggunakan antigen untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum. Antibodi menurun selama penyakit, sehingga tes ini memiliki tingkat negatif palsu yang tinggi. Jika neurosifilis diduga kuat, tes treponemal lebih spesifik, seperti tes neon-treponemal antibodi penyerapan (FTA-ABS), dapat berguna.

HIV menembus penghalang darah-otak di awal perjalanan infeksi dan dengan demikian dapat menyebabkan sejumlah perubahan status mental, terutama demensia atau gangguan neuropsikologi lainnya. Selain itu, pasien dengan HIV berada pada risiko untuk infeksi oportunistik, seperti neurosifilis, toksoplasmosis, meningitis kriptokokal, PML, ensefalopati cytomegalovirus, dan meningitis TB, yang semuanya dapat menyebabkan perubahan status mental.

Orang terinfeksi HIV juga berisiko untuk limfoma sistem saraf pusat primer dan memiliki gejala-gejala yang samar-samar, seperti kebingungan dan kehilangan memori. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati HIV dapat menyebabkan perubahan status mental. Akhirnya, orang-orang yang terinfeksi HIV beresiko untuk kekurangan gizi yang juga berkontribusi terhadap perubahan status mental.

Cerebral Abses

Pasien dengan abses otak jarang memiliki gejala psikotik, tetapi pencitraan otak harus dipertimbangkan untuk menyingkirkan kemungkinan ini dapat diobati. Orang imunosupresi dan orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan di negara-negara terbelakang sangat beresiko.

12

Page 13: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Creutzfeldt-Jakob

Prion menyebabkan CJD yang langka, salah satu encephalopathies spongiform menular. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang lebih tua dari 50 tahun dan ditandai dengan penurunan yang cepat, demensia, kompleks elektroensefalografik normal, dan tersentak myoclonic.

Kekurangan Vitamin

Kekurangan tiamin bisa terjadi pada orang yang bergantung pada alkohol untuk kalori atau pasien dengan keganasan lanjut atau sindrom malabsorpsi. Deplesi tiamin akut dan berat dapat menyebabkan ensefalopati Wernicke, ditandai dengan gangguan oculomotor, ataksia, dan konfabulasi. Jika kondisi ini tidak diobati, psikosis Korsakoff dapat berkembang. Encephalopathy Wernicke adalah penyebab umum dan terdiagnosis gangguan kognitif kronis pada orang dengan alkoholisme [56].

Kekurangan vitamin B-12, folat, atau keduanya dapat menghasilkan depresi atau demensia. Sangat jarang, kekurangan-kekurangan ini dapat menghasilkan pemikiran delusi.

TATALAKSANA1. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Pemakaian antipsikotik pada skizofrenia harus mengikuti lima prinsip utama (8).

1. Klinisi harus cermat menentukan gejala yang akan diobati.

2. Antipsikotik yang memberikan efek yang baik pada pasien di masa lalu harus

digunakan lagi.

3. Lama minimal percobaan antipsikotik empat sampai enam minggu dengan dosis

yang adekuat. Jika tidak berhasil, dapat diganti dengan antipsikotik jenis lain.

4. Jarang diindikasikan penggunaan lebih dari antipsikotik sekaligus.

5. Pasien harus dipertahankan dalam dosis efektif minimal.

Berdasarkan afinitas terhadap reseptor dopamin tipe 2 (D2) dan efek samping yang

ditimbulkannya, obat ini dibagi ke dalam dua kelompok yakni antipsikotik generasi

pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua ( atipikal) (11).

Antipsikotik Generasi Pertama

(Tipikal)

Antipsikotik Generasi Kedua

(Atipikal)

a. High Potency

- Haloperidol

- Flupenazin

- Pimozid

b. Low Potency

- Klorpromazin (CBZ/ Largactil)

- Proclorperazin

- Tioridazin

- Aripiprazol

- Clozapine

- Olanzapin

- Paliperidon

- Risperidon

- Ziprasidon

- Quatiapine

1. Antipsikotik Tipikal - Berikatan kuat dengan reseptor dopamine tipe 2.

- Diberikan saat pasien mengalami gejala positif.

- Efek antipsikotik terlihat beberapa hari atau minggu setelah mengkonsumsi obat.

Perbaikan gejala didapat setelah obat menduduki reseptor dopamine di

mesolimbik.

- Lebih sering menyebabkan gejala ekstrapiramidal.

2. Antipsikotik Atipikal

- Bekerja pada reseptor dopamine dan serotonin.

- Diberikan saat pasien mengalami gejala negatif.

13

Page 14: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

- Efek samping tersering gejala ekstrapiramidal yang lebih ringan dan penambahan

berat badan.

(Sumber: Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharnacology, 4th Edition.

Efek Terapetik lainnya

1. Antiemetik

2. Sedasi

3. Menghilangkan cegukan

4. Pengobatan bipolar disorder (acute mania)

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

14

No. Nama Gener

ik

Sediaan Dosis

1. Klorpromazin

Tablet 25 dan 100 mg,injeksi 25 mg/ml

150 - 600 mg/hari

2. Haloperidol

Tablet 0,5 mg, 1,5 mg,5 mgInjeksi 5 mg/ml

5 - 15 mg/hari

3. Perfenazin

Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari

4. Flufenazin

Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari

5. Flufenazin dekanoat

Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu

6. Levomeprazin

Tablet 25 mgInjeksi 25 mg/ml

25 - 50 mg/hari

7. Trifluperazin

Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari

8. Tioridazin

Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari

9. Sulpirid

Tablet 200 mgInjeksi 50 mg/ml

300 - 600 mg/hari

10. Pimozid

Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari

11. Risperidon

Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

Page 15: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Cara penggunaano Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek

klnis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping sekunder.

o Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.

o Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.

o Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang

o Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan: Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari) Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak

efek samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) PertamaNewer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita

Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah.

Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat

penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah.

Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.

Pengobatan Selama fase PenyembuhanSangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun

setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.

Efek Samping Antipsikotik (11, 12)

1. Gejala ekstrapiramidal

Gejala ekstrapiramidal timbul akibat blokade reseptor dopamine 2 di basal ganglia

(putamen, nukleus kaudatus, substansia nigra, nukleus subthalamikus, dan globus

palidus). Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan mekanisme dopaminergik dan

kolinergik sehingga sistem ekstrapiramidal terganggu. Paling sering disebabkan

antipsikotik tipikal potensi tinggi. Gejala ini dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Reaksi Distonia Akut (ADR)

Terjadi spasme atau kontraksi involunter akut dari satu atau lebih kelompok otot

skelet. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah

atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara, krisis

15

Page 16: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

okulogirik dan sikap badan yang tidak biasa. Reaksi distonia akut sering sekali

terjadi dalam satu atau dua hari setelah pengobatan antipsikosis dimulai, tetapi

dapat terjadi kapan saja. Keadaan ini terjadi pada kira-kira 10% pasien, lebih lazim

pada pria muda, dan lebih sering dengan neuroleptik dosis tinggi yang berpotensi

tinggi, seperti haloperidol dan flufenazine. Reaksi distonia akut dapat menjadi

penyebab utama dari ketidakpatuhan pemakaian obat.

b. Akatisia

Akatisia merupakan gejala ekstrapiramidal yang paling sering terjadi akibat

antipsikotik. Kemungkinan terjadi pada sebagian besar pasien terutama pada

populasi pasien lebih muda. Terdiri dari perasaan dalam yang gelisah, gugup,

keinginan untuk tetap bergerak dan sulit tidur. Akatisia dapat menyebabkan

eksaserbasi gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim. Hal ini

menjadi salah satu penyebab ketidakpatuhan pengobatan.

c. Sindrom Parkinson

Merupakan gejala ekstrapiramidal yang dapat dimulai berjam-jam setelah dosis

pertama antipsikosi atau dimulai secara berangsur-angsur setelah pengobatan

bertahun-tahun. Manifestasinya meliputi gaya berjalan membungkuk, hilangnya

ayunan lengan, akinesia, tremor dan rigiditas. Akinesia menyebabkan penurunan

spontanitas, apati dan kesukaran untuk memulai aktifitas normal. Terkadang,

gejala ini dikelirukan dengan gejala negatif skizofrenia.

d. Tardive Diskinesia

Manifestasi gejala ini berupa gerakan dalam bentuk koreoatetoid abnormal,

gerakan otot abnormal, involunter, mioklonus, balistik, atau seperti tik. Ini

merupakan efek yang tidak dikehendaki dari obat antipsikotik. Hal ini disebabkan

defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif reseptor dopamine di

puntamen kaudatus. Prevalensi tardive diskinesia diperkirakan terjadi 20-40%

pada pasien yang berobat lama. Sebagian kasus sangat ringan dan hanya sekitar

5% pasien memperlihatkan gerakan berat nyata. Faktor predisposisi meliputi

umur lanjut, jenis kelamin wanita, dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka

panjang.

2. Neuroleptic Malignant

Neuroleptic malignant adalah suatu sindrom yang terjadi akibat komplikasi serius dari

penggunaan obat antipsikotik. Sindrom ini merupakan reaksi idiosinkratik yang tidak

tergantung pada kadar awal obat dalam darah. Sindrom tersebut dapat terjadi pada

dosis tunggal antipsikotik (phenotiazine, thioxanthene, atau neuroleptikal atipikal).

Biasanya berkembang dalam 4 minggu pertama setelah dimulainya pengobatan. SNM

sebagian besar berkembang dalam 24-72 jam setelah pemberian antipsikotik atau

perubahan dosis (biasanya karena peningkatan). Sindroma neuroleptik maligna dapat

menunjukkan gambaran klinis yang luas dari ringan sampai dengan berat. Gejala

disregulasi otonom mencakup demam, diaphoresis, tachipnea, takikardi dan tekanan

darah meningkat atau labil. Gejala ek,d strapiramidal meliputi rigiditas, disfagia,

tremor pada waktu tidur, distonia dan diskinesia. Tremor dan aktivitas motorik

berlebihan dapat mencerminkan agitasi psikomotorik. Konfusi, koma, mutisme,

inkotinensia dan delirium mencerminkan terjadinya perubahan tingkat kesadaran.

3. Peningkatan berat badan

Paling sering karena pengobatan antipsikotik atipikal. Nafsu makan yang meningkat

erat kaitannya dengan blokade reseptor alpha1- adrenergic dan Histaminergic.

4. Peningkatan prolactin

16

Page 17: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

Blokade reseptor dopamine 2 di hipotalamus menyebabkan berkurangnya

pembentukan prolactin release factor. Akibatnya, faktor inhibitor prolaktin ke

hipofisis berkurang sehingga terjadi peningkatan kadar prolaktin. Pada perempuan

didapati sekresi payudara, sedangkan pada pria didapati ginekomasti.

5. Efek blokade reseptor kolinergik

- Pandangan kabur

- Mulut kering (kecuali klozapin yang meningkatkan salvasi)

- Penurunan kontraksi smooth muscle sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.

6. Efek blokade reseptor adrenergik : hipotensi ortostatik

2. Terapi Psikososiala. Terapi perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b. Terapi berorientasi-keluargaTerapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan

dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.----

Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian

terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c. Terapi kelompokTerapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,

masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

d. Psikoterapi individualPenelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam

pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.----

Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

3. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,

menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.

Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan. Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.----

Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari

17

Page 18: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.----

Selain anti psikosis, terapi psikososial ada juga terapi lainnya yang dilakukan di rumah sakit yaitu Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo cerleti(1887-1963). Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti. Alat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita menerima aliran listrik yang terputus putus. Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan waktu yang digunakan 2-3 detik.

Pada pelaksanaan Terapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut: Pemeriksaan jantung, paru, dan tulang punggung. Penderita harus puasa Kandung kemih dan rektum perlu dikosongkan Gigi palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan. Penderita berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak

keras. Bagian kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os

temporalis) dibersihkan. Diantara kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien

menggigitnya.

Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi:

2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari 2-3 kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan Maintenance tiap 2-4 minggu Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang tidak

dianut lagi.

Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik.----

Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis, aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan. Kontra indikasi mutlak adalah tumor otak.

Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada vertebra, Robekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi sel-sel otak.

PROGNOSIS

18

Prognosis Baik Prognosis Buruk

1. Onset lambat

2. Faktor pencetus jelas

3. Onset akut

4. Riwayat seksual, sosial,

dan pekerjaan pramorbid

yang baik.

5. Gejala gangguan mood

(terutama gangguan

depresif

6. Menikah

7. Riwayat keluarga

gangguan mood

8. Sistem pendukung yang

baik

9. Gejala positif

1. Onset muda

2. Tidak ada faktor pencetus

3. Onset tidak jelas

4. Riwayat sksual, sosial dan perkerjaan

pramorbid yang buruk.

5. Perilaku menarik diri dan autistic

6. Sistem pendukung yang buruk

7. Gejala negatif

8. Tanda dan gejala neurologis

9. Riwayat trauma perinatal

10. Tidak ada remisi dalam tiga tahun

11. Sering relaps

Page 19: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Hukum Islam Terhadap Skizofrenia Dalam Menjalankan Ibadah

Orang gila adalah orang yang hilang akalnya, orang seperti ini dalam Islam tidak dimintai pertanggung jawaban amalnya di Dunia, dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam :

( ف�ع� �م� ر� �ق�ل �ة� ع�ن� ال �ث �ال �: ث �م �ائ �ى الن ت ، ح� �ق�ظ� �ي ت �س� �و�ن� ي ن �م�ج� �ى و�ال ت �ق�، ح� �ف�ي �ر� ي و�الص�غ�ي �غ� ح�ت�ى �ل �ب و�اه�. )ي �ح�م�د� ر� �و� أ ب

� �ي5 د�او�و�د� و�أ ائ �س� �ن� و�الن م�اج�ه و�اب

“Diangkat pena dari tiga orang:. Orang tidur hingga dia bangun, Orang gila hingga dia sadar, Anak-anak sampai ia baligh.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah).

A.Pengertian Ibadah Secara etomologis diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya. Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:

ليعبدون� اال واالنس الجن خلقت وما 56 الذريات Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.51(al-Dzariyat ): 56).

B.Jenis ‘Ibadah Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;1. ‘Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

64 النسآء … الله باذن ليطاع اال رسول من وماارسلناDan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).

7 الحشر…فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم وماDan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

مناسككم عنى خذوا . البخاري رواه .اصلى رايتمونى كما صلوا .Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bid’ah: Sabda Nabi saw.:

بسنتى عليكم   .عليه متفق . رد فهو منه ليس ما هذا امرنا فى احدث منبالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من المهديين الراشدين الخلفآء وسنة رواه .  ضاللة بدعة وكل بدعة، محدثة كل فان االمور، ومحدثات واياكم ،

، الله كتاب الحديث خير فان بعد، اما  ، ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد وكل بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر. ص  محمد هدي الهدي وخير

مسلم رواه . ضاللة بدعةSalah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka:

على واختالفهم سؤالهم بكثرة قبلكم كان من هلك فانما تركتكم، ما ذرونىفدعوه شيئ عن نهيتكم واذا ماستطعتم منه فأتوا بشيئ امرتكم فاذا انبيآئهم،

مسلم اخرجه.

c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah,

19

Page 20: SKENARIO 4 SKIZOFRENIA

Widyanisa Dwianasti1102011291

dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :1.Wudhu,2.Tayammum3.Mandi_hadats4.Adzan5.Iqamat6.Shalat7.Membaca_al-Quran8.I’tikaf9.Shiyam(Puasa)10.Haji11.Umrah12. Tajhiz al- Janazah

Hikmah IbadahMahdhahPokok dari semua ajaran Islam adalah “Tawhiedul ilaah” (KeEsaan Allah) , dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke arah ka’bah, itu bukan menyembah Ka’bah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana untuk menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya (QS. 2: 144).b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku’), sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan sa’i, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu.

c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran

20