referat neuro - myastenia gravis

Upload: muh-aditya-manulusi

Post on 26-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    1/20

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    2/20

    B. Anatomi, Fisiologi dan Biokimia (NEUROMUSCULAR JUNCTION)

    1. Anatomi Paut Saraf Otot

    Seelum memahami tentang miastenia gravis, pengetahuan tentang

    anatomi dan #ungsi normal dari paut sara# otot sangatlah penting. 0iaptiap serat

    sara# se"ara normal er"aang eerapa kali dan merangsang tiga hingga

    eerapa ratus serat otot rangka. 2!ungu!ung sara# memuat suatu samungan

    yang diseut paut sara# otot.3,4

    Bagian terminal dari sara# motorik melear pada agian akhirnya yang diseut

    terminal bulb, yang terentang diantara "elah"elah yang terdapat di sepan!ang

    serat sara#. Memran presinaptik (memran sara#), memran post sinaptik

    (memran otot), dan "elah sinaps merupakan agianagian pementuk paut sara#

    otot.3

    2. Fisiologi dan Biokimia Paut Saraf Otot

    5elah sinaps merupakan !arak antara memran presinaptik dan memran

    post sinaptik. 6earnya erkisar antara -1 nanometer dan terisi oleh suatu

    lamina asalis, yang merupakan lapisan tipis dengan serat retikular seperti usa

    yang dapat dilalui oleh "airan ekstraselular se"ara di#usi.4

    2

    Gambar 1. Anatomi suatu Neuromuscular Junction4

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    3/20

    0erminal presinaptik mengandung vesikel yang didalamnya erisi

    asetilkolin (A5h). Asetilkolin disintesis dalam sitoplasma agian terminal namun

    dengan "epat diasorpsi ke dalam se!umlah vesikel sinaps yang ke"il, yang dalam

    keadaan normal terdapat di agian terminal suatu lempeng akhir motorik (motor

    end plate)3,4.

    Bila suatu impuls sara# tia di neuromuscular junction, kirakira %-4

    kantong asetilkolin dilepaskan dari terminal masuk ke dalam "elah sinaps. Bila

    potensial aksi menyear ke seluruh terminal, maka akan ter!adi di#usi dari ionion

    kalsium ke agian dalam terminal. Ionion kalsium ini kemudian diduga

    mempunyai pengaruh tarikan terhadap vesikel asetilkolin. Beerapa vesikel akan

    ersatu ke memran sara# dan mengeluarkan asetilkolinnya ke dalam "elah sinaps.

    Asetilkolin yang dilepaskan erdi#usi sepan!ang sinaps dan erikatan dengan

    reseptor asetilkolin (A5hRs) pada memran post sinaptik3,4.

    Se"ara iokimia/i keseluruhan proses pada neuromuscular junction

    dianggap erlangsung dalam 7 tahap, yaitu87

    %. Sintesis asetil kolin ter!adi dalam sitosol terminal sara# dengan menggunakan

    enzim kolin asetiltrans#erase yang mengkatalisasi reaksi erikut ini8

    Asetil9oA : 9olin ; Asetilkolin : 9oA

    -. Asetilkolin kemudian disatukan ke dalam partikel ke"il terikatmemran yang

    diseut vesikel sinap dan disimpan di dalam vesikel ini.

    1. $elepasan asetilkolin dari vesikel ke dalam "elah sinaps merupakan tahap

    erikutnya. $eristi/a ini ter!adi melalui eksositosis yang meliatkan #usi

    vesikel dengan memran presinaptik. Dalam keadaan istirahat, kuanta tunggal

    (sekitar %. molekul transmitter yang mungkin sesuai dengan isi satu

    vesikel sinaps) akan dilepaskan se"ara spontan sehingga menghasilkan

    potensial endplate miniature yang ke"il. 9alau seuah akhir sara# mengalami

    depolarisasi akiat transmisi seuah impuls sara#, proses ini akan memuka

    saluran 5a-:yang sensitive terhadap voltase listrik sehingga memungkinkan

    aliran masuk 5a-:dari ruang sinaps ke terminal sara#. Ion 5a -:ini memerankan

    peranan yang esensial dalam eksositosis yang melepaskan asitilkolin (isi

    kurang leih %-4 vesikel) ke dalam rongga sinaps.

    3

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    4/20

    3. Asetilkolin yang dilepaskan akan erdi#usi dengan "epat melintasi "elah sinaps

    ke dalam reseptor di dalam lipatan taut (!un"tional #old), merupakan agian

    yang menon!ol dari motor end plate yang mengandung reseptor asetilkolin

    (A5hR) dengan kerapatan yang tinggi dan sangat rapat dengan terminal sara#.

    9alau - molekul asetilkolin terikat pada seuah reseptor, maka reseptor ini

    akan mengalami peruahan entuk dengan memuka saluran dalam reseptor

    yang memungkinkan aliran kation melintasi memran. Masuknya ion

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    5/20

    C. efinisi Miastenia Gravis

    Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu

    kelemahan anormal dan progresi# pada otot rangka yang dipergunakan se"ara

    terusmenerus dan disertai dengan kelelahan saat eraktivitas.3,'

    Bila penderita eristirahat, maka tidak lama kemudian kekuatan otot akan

    pulih kemali. $enyakit ini timul karena adanya gangguan dari synaptic

    transmission atau pada neuromuscular junction.', %-

    . !lasifikasi Miastenia Gravis

    Menurut Myasthenia Gravis Foundation of America (M+>A), miastenia

    gravis dapat diklasi#ikasikan seagai erikut'8

    Klas I8 Adanya kelemahan otototot okular, kelemahan pada saat menutup

    mata, dan kekuatan otototot lain normal.

    Klas II 80erdapat kelemahan otot okular yang semakin parah, serta adanya

    kelemahan ringan pada otototot lain selain otot okular.

    Klas IIa 8 Mempengaruhi otototot aksial, anggota tuuh, atau keduanya.

    ?uga terdapat kelemahan otototot oro#aringeal yang ringan.

    5

    +amar -. >isiologiNeuromuscular Junction

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    6/20

    Klas IIb 8 Mempengaruhi otototot oro#aringeal, otot pernapasan atau

    keduanya. 9elemahan pada otototot anggota tuuh dan otototot aksialleih ringan diandingkan klas IIa.

    Klas III8 0erdapat kelemahan yang erat pada otototot okular. Sedangkan

    otototot lain selain otototot o"ular mengalami kelemahan tingkat sedang.

    Klas IIIa8 Mempengaruhi otototot anggota tuuh, otototot aksial, atau

    keduanya se"ara predominan. 0erdapat kelemahan otot oro#aringeal yang

    ringan.

    Klas IIIb8 Mempengaruhi otot oro#aringeal, otototot pernapasan, atau

    keduanya se"ara predominan. 0erdapat kelemahan otototot anggota tuuh,

    otototot aksial, atau keduanya dalam dera!at ringan.

    Klas IV 8 tototot lain selain otototot okular mengalami kelemahan

    dalam dera!at yang erat, sedangkan otototot okular mengalami

    kelemahan dalam eragai dera!at.

    Klas IVa8 Se"ara predominan mempengaruhi otototot anggota tuuh dan

    atau otototot aksial. tot oro#aringeal mengalami kelemahan dalam

    dera!at ringan.

    Klas IVb8 Mempengaruhi otot oro#aringeal, otototot pernapasan atau

    keduanya se"ara predominan. Selain itu !uga terdapat kelemahan pada

    otototot anggota tuuh, otototot aksial, atau keduanya dengan dera!at

    ringan. $enderita menggunakanfeedin! tubetanpa dilakukan intuasi.

    Klas V8 $enderita terintuasi, dengan atau tanpa ventilasi mekanik.

    Biasanya ge!alage!ala miastenia gravis sepeti ptosis dan straismus tidak

    akan tampak pada /aktu pagi hari. Di /aktu sore hari atau dalam "ua"a panas,

    ge!alage!ala itu akan tampak leih !elas. $ada pemeriksaan, tonus otot tampaknya

    agak menurun.@

    ". "#idemiologi

    6

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    7/20

    Miastenia gravis merupakan penyakit yang !arang ditemui, dan dapat

    ter!adi pada eragai usia. Biasanya penyakit ini leih sering tampak pada usia

    -4 tahun. anita leih sering menderita penyakit ini diandingkan pria. Rasio

    perandingan /anita dan pria yang menderita miastenia gravis adalah 7 8 3. $ada

    /anita, penyakit ini tampak pada usia yang leih muda, yaitu sekitar -@ tahun,

    sedangkan pada pria, penyakit ini sering ter!adi pada usia 3- tahun.3,'

    F. Patofisiologi

    Mekanisme imunogenik memegang peranan yang sangat penting pada

    pato#isiologi miastenia gravis. servasi klinik yang mendukung hal ini

    men"akup timulnya kelainan autoimun yang terkait dengan pasien yang

    menderita miastenia gravis, misalnya autoimun tiroiditis, sistemik lupus

    eritematosus, arthritis rheumatoid, dan lainlain.3

    Se!ak tahun %&7, telah didemonstrasikan agaimana autoantiodi pada

    serum penderita miastenia gravis se"ara langsung mela/an konstituen pada otot.

    al inilah yang memegang peranan penting pada melemahnya otot penderita

    dengan miatenia gravis. 0idak diragukan lagi, ah/a antiody pada reseptor

    nikotinik asetilkolin merupakan penyea utama kelemahan otot pasien dengan

    miastenia gravis. Autoantiodi terhadap asetilkolin reseptor (antiA5hRs), telah

    dideteksi pada serum &* pasien yang menderita ac"uired myasthenia !ravis

    generalisata.1

    Mekanisme pasti tentang hilangnya toleransi imunologik terhadap reseptor

    asetilkolin pada penderita miastenia gravis elum sepenuhnya dapat dimengerti.

    Miastenia gravis dapat dikatakan seagai penyakit terkait sel BC, dimana antiodi

    yang merupakan produk dari sel B !ustru mela/an reseptor asetilkolin. $eranan

    sel 0 pada patogenesis miastenia gravis mulai semakin menon!ol. 0imus

    merupakan organ sentral terhadap imunitas yang terkait dengan sel 0.

    Anormalitas pada timus seperti hiperplasia timus atau thymoma, iasanya

    mun"ul leih a/al pada pasien dengan ge!ala miastenik.3

    $ada pasien miastenia gravis, antiodi Ig+ dikomposisikan dalam eragai

    suklas yang ereda, dimana satu antiodi se"ara langsung mela/an area

    7

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    8/20

    imunogenik utama pada suunit al#a. Suunit al#a !uga merupakan bindin! site

    dari asetilkolin. Ikatan antiodi reseptor asetilkolin pada reseptor asetilkolin akan

    mengakiatkan terhalangnya transmisi neuromuskular melalui eerapa "ara,

    antara lain 8 ikatan silang reseptor asetilkolin terhadap antiodi antireseptor

    asetilkolin dan mengurangi !umlah reseptor asetilkolin pada neuromuscular

    junction dengan "ara menghan"urkan samungan ikatan pada memran post

    sinaptik, sehingga mengurangi area permukaan yang dapat digunakan untuk

    insersi reseptorreseptor asetilkolin yang aru disintesis.3

    G. iagnosis

    %. +amaran 9linis

    Miastenia gravis dikarakteristikkan melalui adanya kelemahan yang

    er#luktuasi pada otot rangka dan kelemahan ini akan meningkat apaila sedang

    eraktivitas. $enderita akan merasa ototnya sangat lemah pada siang hari dan

    kelemahan ini akan erkurang apaila penderita eristirahat.3 +e!ala klinis

    miastenia gravis antara lain 8

    9elemahan pada otot ekstraokular atau ptosis

    $tosis yang merupakan salah satu ge!ala kelumpuhan nervus okulomotorius, seing

    men!adi keluhan utama penderita miastenia gravis. alupun pada miastenia gravis

    otot levator palpera !elas lumpuh, namun ada kalanya otototot okular masih

    ergerak normal. 0etapi pada tahap lan!ut kelumpuhan otot okular kedua elah sisi

    akan melengkapi ptosis miastenia gravis'. 9elemahan otot ular !uga sering

    ter!adi, diikuti dengan kelemahan pada #leksi dan ekstensi kepala3.

    9elemahan

    otot penderita semakin

    lama akan semakin

    memuruk. 9elemahan

    8

    +amar 1. $enderita Miastenia

    +ravis yang mengalami kelemahan otot

    esktraokular (ptosis).

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    9/20

    terseut akan menyear mulai dari otot o"ular, otot /a!ah, otot leher, hingga ke

    otot ekstremitas3.

    Se/aktu/aktu dapat pula timul kelemahan dari otot masseter sehingga

    mulut penderita sukar untuk ditutup. Selain itu dapat pula timul kelemahan dari

    otot #aring, lidah, pallatum molle, dan laring sehingga timullah kesukaran

    menelan dan eri"ara. $aresis dari pallatum molle akan menimulkan suara

    sengau. Selain itu ila penderita minum air, mungkin air itu dapat keluar dari

    hidungnya.

    -. $emeriksaan >isik

    $emeriksaan #isik yang "ermat harus dilakukan untuk menegakkan

    diagnosis suatu miastenia gravis. 9elemahan otot dapat mun"ul dalam eragai

    dera!at yang ereda, iasanya menghinggapi agian proksimal dari tuuh serta

    simetris di kedua anggota gerak kanan dan kiri. Re#leks tendon iasanya masih

    ada dalam atas normal3.

    Miastenia gravis iasanya selalu disertai dengan adanya kelemahan pada

    otot /a!ah. 9elemahan otot /a!ah ilateral akan menyeakan timulnya a mas#$

    li#e facedengan adanya ptosis dan senyum yang horizontal3.

    9elemahan otot ular !uga sering ter!adi pada penderita dengan miastenia

    gravis. $ada pemeriksaan #isik, terdapat kelemahan otototot palatum, yang

    menyeakan suara penderita seperti erada di hidung (nasal t%an! to the voice)

    serta regurgitasi makanan terutama yang ersi#at "air ke hidung penderita. Selain

    itu, penderita miastenia gravis akan mengalami kesulitan dalam mengunyah serta

    menelan makanan, sehingga dapat ter!adi aspirasi "airan yang menyeakan

    penderita atuk dan tersedak saat minum. 9elemahan otototot rahang pada

    miastenia gravis menyeakan penderita sulit untuk menutup mulutnya, sehingga

    dagu penderita harus terus ditopang dengan tangan. tototot leher !uga

    mengalami kelemahan, sehingga ter!adi gangguan pada saat #leksi serta ekstensi

    dari leher3.

    tototot anggota tuuh tertentu mengalami kelemahan leih sering

    diandingkan otototot anggota tuuh yang lain, dimana otototot anggota tuuh

    9

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    10/20

    atas leih sering mengalami kelemahan diandingkan otototot anggota tuuh

    a/ah. &eltoidserta #ungsi ekstensi dari otototot pergelangan tangan serta !ari

    !ari tangan sering kali mengalami kelemahan. tot trisep leih sering terpengaruh

    diandingkan otot isep. $ada ekstremitas a/ah, sering kali ter!adi kelemahan

    saat melakukan #leksi panggul, serta melakukan dorso#leksi !ari!ari kaki

    diandingkan dengan melakukan plantar#leksi !ari!ari kaki3.

    9elemahan otototot pernapasan dapat dapat menyeakan gagal napas

    akut, dimana hal ini merupakan suatu keadaan ga/at darurat dan tindakan intuasi

    "epat sangat diperlukan. 9elemahan otototot interkostal serta dia#ragma dapat

    menyeakan retensi karondioksida sehingga akan erakiat ter!adinya

    hipoventilasi. 9elemahan otototot #aring dapat menyeakan kolapsnya saluran

    napas atas, penga/asan yang ketat terhadap #ungsi respirasi pada pasien miastenia

    gravis #ase akut sangat diperlukan3.

    Biasanya kelemahan otototot ekstraokular ter!adi se"ara asimetris.

    9elemahan sering kali mempengaruhi leih dari satu otot ekstraokular, dan tidak

    hanya teratas pada otot yang diinervasi oleh satu nervus "ranialis. al ini

    merupakan tanda yang sangat penting untuk mendiagnosis suatu miastenia gravis.

    9elemahan pada muskulus rektus lateralis dan medialis akan menyeakan

    ter!adinya suatu pseudointernuclear ophthalmople!ia, yang ditandai dengan

    teratasnya kemampuan adduksi salah satu mata yang disertai nistagmus pada

    mata yang melakukan aduksi3.

    2ntuk penegakan diagnosis miastenia gravis, dapat dilakukan pemeriksaan

    seagai erikut 8

    %. $enderita ditugaskan untuk menghitung dengan suara yang keras. 6ama

    kelamaan akan terdengar ah/a suaranya ertamah lemah dan men!adi kurang

    terang. $enderita men!adi anartris dan a#onis.

    -. $enderita ditugaskan untuk mengedipkan matanya se"ara terusmenerus.

    6ama kelamaan akan timul ptosis. Setelah suara penderita men!adi parau atau

    tampak ada ptosis, maka penderita disuruh eristirahat.. 9emudian tampak ah/a

    suaranya akan kemali aik dan ptosis !uga tidak tampak lagi.'

    10

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    11/20

    1. $emeriksaan penun!ang

    a). 6aoratorium

    %. Anti-asetilkolin reseptor antibo!. asil dari pemeriksaan ini dapat

    digunakan untuk mendiagnosis suatu miastenia gravis, dimana terdapat hasil

    yang postiti# pada '3* pasien. @* dari penderita miastenia gravis

    generalisata dan 4* dari penderita dengan miastenia okular murni

    menun!ukkan hasil tes antiasetilkolin reseptor antiodi yang positi#. $ada

    pasien thymomatanpa miastenia gravis sering kali ter!adifalse positive anti$

    A'h antibody3.

    0ael. $revalensi dan 0iter AntiA5hR A pada $asien Miastenia +ravis

    O S S E R M A

    N C L A S S

    M E A N

    A N T I B O D Y

    T I T E R

    P E R C E N T

    P O S I T I V E

    R .'& -3

    I -.%' 44

    IIA 3&.@ @

    IIB 4'.& %III '@.4 %

    I -4.1 @&

    9lasi#ikasi 8 R E remission I E ocular only, IIA E mild !enerali*ed, IIB E

    moderate !enerali*ed, III E acute severe, I E chronic severe+

    $ada tael ini menun!ukkan ah/a titer antiodi leih tinggi pada

    penderita miastenia gravis dalam kondisi yang parah, /alaupun titer terseut

    tidak dapat digunakan untuk memprediksikan dera!at penyakit miastenia

    gravis.

    -. Antistriate "#s$le (anti-SM) antibo!. Merupakan salah satu tes yang

    penting pada penderita miastenia gravis. 0es ini menun!ukkan hasil positi#

    pada sekitar @3* pasien yang menderita thymomadalam usia kurang dari 3

    tahun. $ada pasien tanpa thymoma dengan usia leih dari 3 tahun, antiSM

    A dapat menun!ukkan hasil positi#.

    11

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    12/20

    1. Anti-"#s$le-spe$i%i$ kinase (M#SK) antiboies. ampir 4* penderita

    miastenia gravis yang menun!ukkan hasil antiA5hR A negati# (miastenia

    gravis seronegari#), menun!ukkan hasil yang positi# untuk antiMuS9 A.

    3.Antistriational antiboie& Dalam serum eerapa pasien dengan miastenia

    gravis menun!ukkan adanya antiody yang erikatan dalam pola cross$

    striationalpada otot rangka dan otot !antung penderita. Antiodi ini ereaksi

    dengan epitop pada reseptor protein titin dan ryanodine (RyR). Antiody ini

    selalu dikaitkan dengan pasien thymoma dengan miastenia gravis pada usia

    muda. 0erdeteksinya titinFRyR antiody merupakan suatu ke"urigaaan yang

    kuat akan adanya thymomapada pasien muda dengan miastenia gravis.

    ). Imaging 3

    %. 'hest x$ray (#oto roentgen thorak) Dapat dilakukan dalam posisi

    anteroposterior dan lateral. $ada roentgen thorak, thymoma dapat

    diidenti#ikasi seagai suatu massa pada agian anterior mediastinum.

    -. asil roentgen yang negati# elum tentu dapat menyingkirkan adanya

    thymoma ukuran ke"il, sehingga terkadang perlu dilakukan chest 't$scan

    untuk mengidenti#ikasi thymoma pada semua kasus miastenia gravis,

    terutama pada penderita dengan usia tua.

    1. MRI pada otak dan orita seaiknya tidak digunakan seagai pemeriksaan

    rutin. MRI dapat digunakan apaila diagnosis miastenia gravis tidak dapat

    ditegakkan dengan pemeriksaan penun!ang lainnya dan untuk men"ari

    penyea de#isit pada sara# otak.

    "). $endekatan =lektrodiagnostik

    $endekatan elektrodiagnostik dapat memperlihatkan de#ek pada transmisi

    neuromus"ular melalui - teknik38

    12

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    13/20

    epetitive Nerve ,timulation (R

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    14/20

    =M+ pada 6=MS sangat ereda dengan =M+ pada miastenia gravis. De#ek

    pada transmisi neuromus"ular ter!adi pada #rekuensi renah (-z) tetapi akan

    ter!adi ahmatan stimulasi pada #rekuensi yang tinggi (3 z). 9elainan pada

    miastenia gravis ter!adi pada memran postsinaptik sedangkan kelainan pada

    6=MS ter!adi pada memran pre sinaptik, dimana pelepasan asetilkolin tidak

    er!alan dengan normal, sehingga !umlah asetilkolin yang akhirnya sampai ke

    memran postdinaptik tidak men"ukupi untuk menimulkan depolarisasi.

    %. Penatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan umum

    Meskipun elum ada penelitian tentang strategi pengoatan yang pasti,

    tetapi miastenia gravis merupakan kelainan neurologik yang paling dapat dioati.

    Antikolinesterase (asetilkolinesterase inhiitor) dan terapi imunomudulasi

    merupakan penatalaksanaan utama pada miastenia gravis. Antikolinesterase

    iasanya digunakan pada miastenia gravis yang ringan. Sedangkan pada psien

    dengn miastenia gravis generalisata, perlu dilakukan terapi imunomudulasi yang

    rutin3.

    0erapi imunosupresi# dan imunomodulasi yang dikomainasikan dengan

    pemerian antiiotik dan penun!ang ventilasi, mapu menghamat ter!adinya

    mortalitas dan menurunkan moriditas pada penderita miastenia gravis.

    $engoatan ini dapat digolongkan men!adi terapi yang dapat memulihkan

    kekuatan otot se"ara "epat dan terpai yang memiliki onset leih lamat tetapi

    memiliki e#ek yang leih lama sehingga dapat men"egah ter!adinya kekamuhan-.

    a&. 'era#i (angka Pendek untuk %ntervensi !eadaan Akut

    'las"a E$an*e)P"&2

    ?umlah pasien yang mendapat tindakan erupa hospitalisasi dan intuasi

    dalam /aktu yang lama serta trakeostomi, dapat diminimalisasikan karena e#ek

    dramatis dari $=. Dasar terapi dengan $= adalah pemindahan antiasetilkolin

    se"ara e#ekti#. Respon dari terapi ini adalah menurunnya titer antiodi.

    14

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    15/20

    $= paling e#ekti# digunakan pada situasi dimana terapi !angka pendek

    yang menguntungkan men!adi prioritas. 0erapi ini digunakan pada pasien yang

    akan memasuki atau sedang mengalami masa krisis. $= dapat memaksimalkan

    tenaga pasien yang akan men!alani thymektomi atau pasien yang kesulitan

    men!alani periode postoperative.

    Belum ada regimen standar untuk terapi ini, tetapi anyak pusat kesehatan

    yang mengganti sekitar satu volume plasma tiap kali terapi untuk 4 atau 7 kali

    terapi setiap hari. Alumin (4*) dengan larutan salin yang disuplementasikan

    dengan kalsium dan natrium dapat digunakan untuk replacement. =#ek $= akan

    mun"ul pada -3 !am pertama dan dapat ertahan hingga leih dari % minggu.

    =#ek samping utama dari terapi $= adalah ter!adinya pergeseran "airan

    selama pertukaran erlangsung. 0er!adi retensi kalsium, magnesium, dan natrium

    yang dpat menimulkan ter!adinya hipotensi. 0romositopenia dan peruahan

    pada eragai #aktor pemekuan darah dapat ter!adi pada terapi $= erulang.

    0etapi hal itu ukan merupakan suatu keadaan yang dapat dihuungkan dengan

    ter!adinya perdarahan, dan pemerianfresh$fro*en plasmatidak diperlukan.

    Intra+eno#s I""#no*lob#lin)%*%G&2

    $roduk tertentu dimana &&* merupakan Ig+ adalah complement$

    activatin! a!!re!ates yang relati# aman untuk dierikan se"ara intravena.

    Mekanisme ker!a dari II+ elum diketahui se"ara pasti, tetapi II+ diperkirakan

    mampu memodulasi respon imun. Reduksi dari titer antiody tidak dapat

    diuktikan se"ara klinis, karena pada seagian esar pasien tidak terdapat

    penurunan dari titer antiodi. =#ek dari terapi dengan II+ dapat mun"ul sekitar

    13 hari setelah memulai terapi.

    II+ diindikasikan pada pasien yang !uga menggunakan terapi $=, karena

    kedua terapi ini memiliki onset yang "epat dengan durasi yang hanya eerapa

    minggu. 0etapi erdasarkan pengalaman dan eerapa data, tidak terdapat respon

    yang sama antara terapi $= dengan II+, sehingga anyak pusat kesehatan yang

    tidak menggunakan II+ seagai terapi a/al untuk pasien dalam kondisi krisis.

    15

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    16/20

    Dosis standar II+ adalah 3 mgFkgFhari pada 4 hari pertama,

    dilan!utkan % gramFkgFhari selama - hari. II+ dilaporkan memiliki

    keuntungan klinis erupa penurunan level antiasetilkolin reseptor yang dimulai

    se!ak % hingga %4 hari se!ak dilakukan pemasangan in#us.

    =#ek samping dari terapi dengan menggunakan II+ adalah nyeri kepala

    yang heat, serta rasa mual selama pemasangan in#us, sehingga tetesan in#us

    men!adi leih lamat.Fluli#e symdromeseperti demam, menggigil, mual, muntah,

    sakit kepala, dan malaise dapat ter!adi pada -3 !am pertama.

    Intra+eno#s Met!lprenisolone )%*M#&2

    IMp dierikan dengan dosis - gram dalam /aktu %- !am. Bila tidak ada

    respon, maka pemerian dapat diulangi 4 hari kemudian. ?ika respon masih !uga

    tidak ada, maka pemerian dapat diulangi 4 hari kemudian. Sekitar % dari %4

    pasien menun!ukkan respon terhadap IMp pada terapi kedua, sedangkan -

    pasien lainnya menun!ukkan respon pada terapi ketiga. =#ek maksimal ter"apai

    dalam /aktu sekitar % minggu setelah terapi. $enggunaan IMp pada keadaan

    krisisakan dipertimangkan apaila terpai lain gagal atau tidak dapat digunakan.

    +&. Pengo+atan Farmakologi (angka Panang

    /orti#osteroid0

    9ortikosteroid adalah terapi yang paling lama digunakan dan paling murah

    untuk pengoatan miastenia gravis. Respon terhadap pengoatan kortikosteroid

    mulai tampak dalam /aktu -1 minggu setelah inisiasi terapi. Durasi ker!a

    kortikosteroid dapat erlangsung hingga %@ ulan, dengan ratarata selama 1

    ulan.

    9ortikosteroid memiliki e#ek yang kompleks terhadap sistem imun dan

    e#ek terapi yang pasti terhadap miastenia gravis masih elum diketahui.

    9oortikosteroid diperkirakan memiliki e#ek pada aktivasi sel 0 helper dan pada

    #ase proli#erasi dari sel B. Sel t serta anti!en$presentin! cell yang teraktivasi

    diperkirakan memiliki peran yang menguntungkan dalam memposisikan

    kortikosteroid di tempat kelainan imun pada miastenia gravis. $asien yang

    erespon terhadap kortikosteroid akan mengalami penurunan dari titer

    antiodinya.

    16

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    17/20

    9ortikosteroid diindikasikan pada penderita dengan ge!ala klinis yang

    sangat menggangu, yang tidak dapat di kontrol dengan antikolinesterase. Dosis

    maksimal penggunaan kortikosteroid adalah 7 mgFhari kemudian dilakukan

    tapering pada pemeriannya. $ada penggunaan dengan dosis diatas 1 mg setiap

    harinya, aka timul e#ek samping erupa osteoporosis, diaetes, dan komplikasi

    oesitas serta hipertensi.

    A*athioprine0

    Azathioprine iasanya digunakan pada pasien miastenia gravis yang se"ara

    relati# terkontrol tetapi menggunakan kortikosteroid dengan dosis tinggi.

    Azathioprine dapat dikonversi men!adi merkaptopurin, suatu analog dari purin

    yang memiliki e#ek terhadap penghamatan sintesis nukleotida pada D

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    18/20

    5$M adalah suatu alkilating agent yang ere#ek pada proli#erasi sel B, dan

    se"ara tidak langsung dapat menekan sintesis imunogloulin. Se"ara teori 5$M

    memiliki e#ek langsung terhadap produksi antiodi diandingkan oat lainnya.

    -&. 'hme-tom )Surgi-al Care&-,3

    1hymectomy telah digunakan untuk mengoati pasien dengan miastenia

    gravis se!ak tahun %&3 dan untuk pengoatan thymoma denga atau tanpa

    miastenia gravis se!ak a/al tahun %&. 0elah anyak dilakukan penelitian

    tentang huungan antara kelen!ar timus dengan ke!adian miastenia gravis.

    +erminal "enter hiperplasia timus dianggap seagai penyea yang mungkin

    ertanggung!a/a terhadap ke!adian miastenia gravis. $enelitian teraru

    menyeutkan ah/a terdapat #aktor lain sehingga timus kemungkinan

    erpengaruh terhadap perkemangan dan inisiasi imunologi pada miastenia

    gravis.

    0u!uan neurologi utama dari 0hyme"tomi ini adalah ter"apainya peraikan

    signi#ikan dari kelemahan pasien, mengurangi dosis oat yang harus dikonsumsi

    pasien, serta idealnya adalah kesemuhan yang permanen dari pasien.%, %-

    Banyak ahli sara# memiliki pengalaman meyakinkan ah/a thymektomi

    memiliki peranan yang penting untuk terapi miastenia gravis, /alaupun

    kentungannya ervariasi, sulit untuk di!elaskan dan masih tidak dapat diuktikan

    oleh standar yang seksama. Se"ara umum, keanyakan pasien mulai mengalami

    peraikan dalam /aktu satu tahun setelah thymektomi dan tidak sedikit yang

    menun!ukkan remisi yang permanen (tidak ada lagi kelemahan serta oatoatan).

    Beerapa ahli per"aya esarnya angka remisi setelah pemedahan adalah antara

    -3* tergantung dari !enis thymektomi yang dilakukan. Ahli lainnya per"aya

    ah/a remisi yang tergantung dari semakin anyaknya prosedur ekstensi# adalah

    antara 37* lima hingga sepuluh tahu setelah pemedahan.@, %%

    (. Prognosis

    $rognosis keanyakan pasien dengan myasthenia gravis aik. $enderita

    akan mengalami peraikan yang signi#ikan kelemahan otot dan penderita akan

    men"apai normal atau hamper normal dalam kehidupan. Beerapa kasus

    18

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    19/20

    myasthenia gravis dapat mengalami remisi sementara dan kelemahan otot dapat

    menghilang seluruhnya sehingga pengoatan dapat dihentikan. Remisi stail dan

    remisi sempurna !angka pan!ang men!adi sasaran thyme"tomy. $ada eerapa

    kasus, kelemahan erat myasthenia gravis dapat menyeakan kondisi krisis

    (gagal na#as), dan memutuhkan penanganan emergensi segera.%

    !. !esim#ulan

    Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu

    kelemahan anormal dan progresi# pada otot rangka yang dipergunakan se"ara

    terusmenerus dan disertai dengan kelelahan saat eraktivitas.',& $enyakit ini

    timul karena adanya gangguan dari synaptic transmission atau pada paut sara#

    otot.1

    Seelum memahami tentang miastenia gravis, pengetahuan tentang

    anatomi dan #ungsi normal dari paut sara# otot sangatlah penting. Memran

    presinaptik (memran sara#), memran post sinaptik (memran otot), dan "elah

    sinaps merupakan agianagian pementuk paut sara# otot.4

    Mekanisme imunogenik memegang peranan yang sangat penting pada

    pato#isiologi miastenia gravis, dimana antiodi yang merupakan produk dari sel B

    !ustru mela/an reseptor asetilkolin.3

    $enatalaksanaan miastenia gravis dapat dilakukan dengan oatoatan,

    thymomectomy ataupun dengan imunomodulasi dan imunosupresi# terapi yang

    dapat memerikan prognosis yang aik pada kesemuhan miastenia gravis-,3.

    19

  • 7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis

    20/20

    AF'A/ P0S'A!A%. =ngel, A. +. MD. Myasthenia +ravis and Myastheni" Syndromes. Ann

    e %%, -%4.

    http://www.myasthenia.org/amg_treatments.cfmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Myasthenia_gravishttp://www.emedicine.medscape.com/article793136-overviewhttp://www.emedicine.medscape.com/article1216417-overview.http://www.myasthenia.org/docs/MGFA_Brochure_Ocular.pdhttp://www.emedicine.medscape.com/article1171206.overviewhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Myasthenia_gravishttp://www.emedicine.medscape.com/article793136-overviewhttp://www.emedicine.medscape.com/article1216417-overview.http://www.myasthenia.org/docs/MGFA_Brochure_Ocular.pdhttp://www.emedicine.medscape.com/article1171206.overviewhttp://www.myasthenia.org/amg_treatments.cfm