referat neuro - myastenia gravis
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
1/20
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
2/20
B. Anatomi, Fisiologi dan Biokimia (NEUROMUSCULAR JUNCTION)
1. Anatomi Paut Saraf Otot
Seelum memahami tentang miastenia gravis, pengetahuan tentang
anatomi dan #ungsi normal dari paut sara# otot sangatlah penting. 0iaptiap serat
sara# se"ara normal er"aang eerapa kali dan merangsang tiga hingga
eerapa ratus serat otot rangka. 2!ungu!ung sara# memuat suatu samungan
yang diseut paut sara# otot.3,4
Bagian terminal dari sara# motorik melear pada agian akhirnya yang diseut
terminal bulb, yang terentang diantara "elah"elah yang terdapat di sepan!ang
serat sara#. Memran presinaptik (memran sara#), memran post sinaptik
(memran otot), dan "elah sinaps merupakan agianagian pementuk paut sara#
otot.3
2. Fisiologi dan Biokimia Paut Saraf Otot
5elah sinaps merupakan !arak antara memran presinaptik dan memran
post sinaptik. 6earnya erkisar antara -1 nanometer dan terisi oleh suatu
lamina asalis, yang merupakan lapisan tipis dengan serat retikular seperti usa
yang dapat dilalui oleh "airan ekstraselular se"ara di#usi.4
2
Gambar 1. Anatomi suatu Neuromuscular Junction4
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
3/20
0erminal presinaptik mengandung vesikel yang didalamnya erisi
asetilkolin (A5h). Asetilkolin disintesis dalam sitoplasma agian terminal namun
dengan "epat diasorpsi ke dalam se!umlah vesikel sinaps yang ke"il, yang dalam
keadaan normal terdapat di agian terminal suatu lempeng akhir motorik (motor
end plate)3,4.
Bila suatu impuls sara# tia di neuromuscular junction, kirakira %-4
kantong asetilkolin dilepaskan dari terminal masuk ke dalam "elah sinaps. Bila
potensial aksi menyear ke seluruh terminal, maka akan ter!adi di#usi dari ionion
kalsium ke agian dalam terminal. Ionion kalsium ini kemudian diduga
mempunyai pengaruh tarikan terhadap vesikel asetilkolin. Beerapa vesikel akan
ersatu ke memran sara# dan mengeluarkan asetilkolinnya ke dalam "elah sinaps.
Asetilkolin yang dilepaskan erdi#usi sepan!ang sinaps dan erikatan dengan
reseptor asetilkolin (A5hRs) pada memran post sinaptik3,4.
Se"ara iokimia/i keseluruhan proses pada neuromuscular junction
dianggap erlangsung dalam 7 tahap, yaitu87
%. Sintesis asetil kolin ter!adi dalam sitosol terminal sara# dengan menggunakan
enzim kolin asetiltrans#erase yang mengkatalisasi reaksi erikut ini8
Asetil9oA : 9olin ; Asetilkolin : 9oA
-. Asetilkolin kemudian disatukan ke dalam partikel ke"il terikatmemran yang
diseut vesikel sinap dan disimpan di dalam vesikel ini.
1. $elepasan asetilkolin dari vesikel ke dalam "elah sinaps merupakan tahap
erikutnya. $eristi/a ini ter!adi melalui eksositosis yang meliatkan #usi
vesikel dengan memran presinaptik. Dalam keadaan istirahat, kuanta tunggal
(sekitar %. molekul transmitter yang mungkin sesuai dengan isi satu
vesikel sinaps) akan dilepaskan se"ara spontan sehingga menghasilkan
potensial endplate miniature yang ke"il. 9alau seuah akhir sara# mengalami
depolarisasi akiat transmisi seuah impuls sara#, proses ini akan memuka
saluran 5a-:yang sensitive terhadap voltase listrik sehingga memungkinkan
aliran masuk 5a-:dari ruang sinaps ke terminal sara#. Ion 5a -:ini memerankan
peranan yang esensial dalam eksositosis yang melepaskan asitilkolin (isi
kurang leih %-4 vesikel) ke dalam rongga sinaps.
3
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
4/20
3. Asetilkolin yang dilepaskan akan erdi#usi dengan "epat melintasi "elah sinaps
ke dalam reseptor di dalam lipatan taut (!un"tional #old), merupakan agian
yang menon!ol dari motor end plate yang mengandung reseptor asetilkolin
(A5hR) dengan kerapatan yang tinggi dan sangat rapat dengan terminal sara#.
9alau - molekul asetilkolin terikat pada seuah reseptor, maka reseptor ini
akan mengalami peruahan entuk dengan memuka saluran dalam reseptor
yang memungkinkan aliran kation melintasi memran. Masuknya ion
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
5/20
C. efinisi Miastenia Gravis
Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan anormal dan progresi# pada otot rangka yang dipergunakan se"ara
terusmenerus dan disertai dengan kelelahan saat eraktivitas.3,'
Bila penderita eristirahat, maka tidak lama kemudian kekuatan otot akan
pulih kemali. $enyakit ini timul karena adanya gangguan dari synaptic
transmission atau pada neuromuscular junction.', %-
. !lasifikasi Miastenia Gravis
Menurut Myasthenia Gravis Foundation of America (M+>A), miastenia
gravis dapat diklasi#ikasikan seagai erikut'8
Klas I8 Adanya kelemahan otototot okular, kelemahan pada saat menutup
mata, dan kekuatan otototot lain normal.
Klas II 80erdapat kelemahan otot okular yang semakin parah, serta adanya
kelemahan ringan pada otototot lain selain otot okular.
Klas IIa 8 Mempengaruhi otototot aksial, anggota tuuh, atau keduanya.
?uga terdapat kelemahan otototot oro#aringeal yang ringan.
5
+amar -. >isiologiNeuromuscular Junction
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
6/20
Klas IIb 8 Mempengaruhi otototot oro#aringeal, otot pernapasan atau
keduanya. 9elemahan pada otototot anggota tuuh dan otototot aksialleih ringan diandingkan klas IIa.
Klas III8 0erdapat kelemahan yang erat pada otototot okular. Sedangkan
otototot lain selain otototot o"ular mengalami kelemahan tingkat sedang.
Klas IIIa8 Mempengaruhi otototot anggota tuuh, otototot aksial, atau
keduanya se"ara predominan. 0erdapat kelemahan otot oro#aringeal yang
ringan.
Klas IIIb8 Mempengaruhi otot oro#aringeal, otototot pernapasan, atau
keduanya se"ara predominan. 0erdapat kelemahan otototot anggota tuuh,
otototot aksial, atau keduanya dalam dera!at ringan.
Klas IV 8 tototot lain selain otototot okular mengalami kelemahan
dalam dera!at yang erat, sedangkan otototot okular mengalami
kelemahan dalam eragai dera!at.
Klas IVa8 Se"ara predominan mempengaruhi otototot anggota tuuh dan
atau otototot aksial. tot oro#aringeal mengalami kelemahan dalam
dera!at ringan.
Klas IVb8 Mempengaruhi otot oro#aringeal, otototot pernapasan atau
keduanya se"ara predominan. Selain itu !uga terdapat kelemahan pada
otototot anggota tuuh, otototot aksial, atau keduanya dengan dera!at
ringan. $enderita menggunakanfeedin! tubetanpa dilakukan intuasi.
Klas V8 $enderita terintuasi, dengan atau tanpa ventilasi mekanik.
Biasanya ge!alage!ala miastenia gravis sepeti ptosis dan straismus tidak
akan tampak pada /aktu pagi hari. Di /aktu sore hari atau dalam "ua"a panas,
ge!alage!ala itu akan tampak leih !elas. $ada pemeriksaan, tonus otot tampaknya
agak menurun.@
". "#idemiologi
6
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
7/20
Miastenia gravis merupakan penyakit yang !arang ditemui, dan dapat
ter!adi pada eragai usia. Biasanya penyakit ini leih sering tampak pada usia
-4 tahun. anita leih sering menderita penyakit ini diandingkan pria. Rasio
perandingan /anita dan pria yang menderita miastenia gravis adalah 7 8 3. $ada
/anita, penyakit ini tampak pada usia yang leih muda, yaitu sekitar -@ tahun,
sedangkan pada pria, penyakit ini sering ter!adi pada usia 3- tahun.3,'
F. Patofisiologi
Mekanisme imunogenik memegang peranan yang sangat penting pada
pato#isiologi miastenia gravis. servasi klinik yang mendukung hal ini
men"akup timulnya kelainan autoimun yang terkait dengan pasien yang
menderita miastenia gravis, misalnya autoimun tiroiditis, sistemik lupus
eritematosus, arthritis rheumatoid, dan lainlain.3
Se!ak tahun %&7, telah didemonstrasikan agaimana autoantiodi pada
serum penderita miastenia gravis se"ara langsung mela/an konstituen pada otot.
al inilah yang memegang peranan penting pada melemahnya otot penderita
dengan miatenia gravis. 0idak diragukan lagi, ah/a antiody pada reseptor
nikotinik asetilkolin merupakan penyea utama kelemahan otot pasien dengan
miastenia gravis. Autoantiodi terhadap asetilkolin reseptor (antiA5hRs), telah
dideteksi pada serum &* pasien yang menderita ac"uired myasthenia !ravis
generalisata.1
Mekanisme pasti tentang hilangnya toleransi imunologik terhadap reseptor
asetilkolin pada penderita miastenia gravis elum sepenuhnya dapat dimengerti.
Miastenia gravis dapat dikatakan seagai penyakit terkait sel BC, dimana antiodi
yang merupakan produk dari sel B !ustru mela/an reseptor asetilkolin. $eranan
sel 0 pada patogenesis miastenia gravis mulai semakin menon!ol. 0imus
merupakan organ sentral terhadap imunitas yang terkait dengan sel 0.
Anormalitas pada timus seperti hiperplasia timus atau thymoma, iasanya
mun"ul leih a/al pada pasien dengan ge!ala miastenik.3
$ada pasien miastenia gravis, antiodi Ig+ dikomposisikan dalam eragai
suklas yang ereda, dimana satu antiodi se"ara langsung mela/an area
7
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
8/20
imunogenik utama pada suunit al#a. Suunit al#a !uga merupakan bindin! site
dari asetilkolin. Ikatan antiodi reseptor asetilkolin pada reseptor asetilkolin akan
mengakiatkan terhalangnya transmisi neuromuskular melalui eerapa "ara,
antara lain 8 ikatan silang reseptor asetilkolin terhadap antiodi antireseptor
asetilkolin dan mengurangi !umlah reseptor asetilkolin pada neuromuscular
junction dengan "ara menghan"urkan samungan ikatan pada memran post
sinaptik, sehingga mengurangi area permukaan yang dapat digunakan untuk
insersi reseptorreseptor asetilkolin yang aru disintesis.3
G. iagnosis
%. +amaran 9linis
Miastenia gravis dikarakteristikkan melalui adanya kelemahan yang
er#luktuasi pada otot rangka dan kelemahan ini akan meningkat apaila sedang
eraktivitas. $enderita akan merasa ototnya sangat lemah pada siang hari dan
kelemahan ini akan erkurang apaila penderita eristirahat.3 +e!ala klinis
miastenia gravis antara lain 8
9elemahan pada otot ekstraokular atau ptosis
$tosis yang merupakan salah satu ge!ala kelumpuhan nervus okulomotorius, seing
men!adi keluhan utama penderita miastenia gravis. alupun pada miastenia gravis
otot levator palpera !elas lumpuh, namun ada kalanya otototot okular masih
ergerak normal. 0etapi pada tahap lan!ut kelumpuhan otot okular kedua elah sisi
akan melengkapi ptosis miastenia gravis'. 9elemahan otot ular !uga sering
ter!adi, diikuti dengan kelemahan pada #leksi dan ekstensi kepala3.
9elemahan
otot penderita semakin
lama akan semakin
memuruk. 9elemahan
8
+amar 1. $enderita Miastenia
+ravis yang mengalami kelemahan otot
esktraokular (ptosis).
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
9/20
terseut akan menyear mulai dari otot o"ular, otot /a!ah, otot leher, hingga ke
otot ekstremitas3.
Se/aktu/aktu dapat pula timul kelemahan dari otot masseter sehingga
mulut penderita sukar untuk ditutup. Selain itu dapat pula timul kelemahan dari
otot #aring, lidah, pallatum molle, dan laring sehingga timullah kesukaran
menelan dan eri"ara. $aresis dari pallatum molle akan menimulkan suara
sengau. Selain itu ila penderita minum air, mungkin air itu dapat keluar dari
hidungnya.
-. $emeriksaan >isik
$emeriksaan #isik yang "ermat harus dilakukan untuk menegakkan
diagnosis suatu miastenia gravis. 9elemahan otot dapat mun"ul dalam eragai
dera!at yang ereda, iasanya menghinggapi agian proksimal dari tuuh serta
simetris di kedua anggota gerak kanan dan kiri. Re#leks tendon iasanya masih
ada dalam atas normal3.
Miastenia gravis iasanya selalu disertai dengan adanya kelemahan pada
otot /a!ah. 9elemahan otot /a!ah ilateral akan menyeakan timulnya a mas#$
li#e facedengan adanya ptosis dan senyum yang horizontal3.
9elemahan otot ular !uga sering ter!adi pada penderita dengan miastenia
gravis. $ada pemeriksaan #isik, terdapat kelemahan otototot palatum, yang
menyeakan suara penderita seperti erada di hidung (nasal t%an! to the voice)
serta regurgitasi makanan terutama yang ersi#at "air ke hidung penderita. Selain
itu, penderita miastenia gravis akan mengalami kesulitan dalam mengunyah serta
menelan makanan, sehingga dapat ter!adi aspirasi "airan yang menyeakan
penderita atuk dan tersedak saat minum. 9elemahan otototot rahang pada
miastenia gravis menyeakan penderita sulit untuk menutup mulutnya, sehingga
dagu penderita harus terus ditopang dengan tangan. tototot leher !uga
mengalami kelemahan, sehingga ter!adi gangguan pada saat #leksi serta ekstensi
dari leher3.
tototot anggota tuuh tertentu mengalami kelemahan leih sering
diandingkan otototot anggota tuuh yang lain, dimana otototot anggota tuuh
9
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
10/20
atas leih sering mengalami kelemahan diandingkan otototot anggota tuuh
a/ah. &eltoidserta #ungsi ekstensi dari otototot pergelangan tangan serta !ari
!ari tangan sering kali mengalami kelemahan. tot trisep leih sering terpengaruh
diandingkan otot isep. $ada ekstremitas a/ah, sering kali ter!adi kelemahan
saat melakukan #leksi panggul, serta melakukan dorso#leksi !ari!ari kaki
diandingkan dengan melakukan plantar#leksi !ari!ari kaki3.
9elemahan otototot pernapasan dapat dapat menyeakan gagal napas
akut, dimana hal ini merupakan suatu keadaan ga/at darurat dan tindakan intuasi
"epat sangat diperlukan. 9elemahan otototot interkostal serta dia#ragma dapat
menyeakan retensi karondioksida sehingga akan erakiat ter!adinya
hipoventilasi. 9elemahan otototot #aring dapat menyeakan kolapsnya saluran
napas atas, penga/asan yang ketat terhadap #ungsi respirasi pada pasien miastenia
gravis #ase akut sangat diperlukan3.
Biasanya kelemahan otototot ekstraokular ter!adi se"ara asimetris.
9elemahan sering kali mempengaruhi leih dari satu otot ekstraokular, dan tidak
hanya teratas pada otot yang diinervasi oleh satu nervus "ranialis. al ini
merupakan tanda yang sangat penting untuk mendiagnosis suatu miastenia gravis.
9elemahan pada muskulus rektus lateralis dan medialis akan menyeakan
ter!adinya suatu pseudointernuclear ophthalmople!ia, yang ditandai dengan
teratasnya kemampuan adduksi salah satu mata yang disertai nistagmus pada
mata yang melakukan aduksi3.
2ntuk penegakan diagnosis miastenia gravis, dapat dilakukan pemeriksaan
seagai erikut 8
%. $enderita ditugaskan untuk menghitung dengan suara yang keras. 6ama
kelamaan akan terdengar ah/a suaranya ertamah lemah dan men!adi kurang
terang. $enderita men!adi anartris dan a#onis.
-. $enderita ditugaskan untuk mengedipkan matanya se"ara terusmenerus.
6ama kelamaan akan timul ptosis. Setelah suara penderita men!adi parau atau
tampak ada ptosis, maka penderita disuruh eristirahat.. 9emudian tampak ah/a
suaranya akan kemali aik dan ptosis !uga tidak tampak lagi.'
10
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
11/20
1. $emeriksaan penun!ang
a). 6aoratorium
%. Anti-asetilkolin reseptor antibo!. asil dari pemeriksaan ini dapat
digunakan untuk mendiagnosis suatu miastenia gravis, dimana terdapat hasil
yang postiti# pada '3* pasien. @* dari penderita miastenia gravis
generalisata dan 4* dari penderita dengan miastenia okular murni
menun!ukkan hasil tes antiasetilkolin reseptor antiodi yang positi#. $ada
pasien thymomatanpa miastenia gravis sering kali ter!adifalse positive anti$
A'h antibody3.
0ael. $revalensi dan 0iter AntiA5hR A pada $asien Miastenia +ravis
O S S E R M A
N C L A S S
M E A N
A N T I B O D Y
T I T E R
P E R C E N T
P O S I T I V E
R .'& -3
I -.%' 44
IIA 3&.@ @
IIB 4'.& %III '@.4 %
I -4.1 @&
9lasi#ikasi 8 R E remission I E ocular only, IIA E mild !enerali*ed, IIB E
moderate !enerali*ed, III E acute severe, I E chronic severe+
$ada tael ini menun!ukkan ah/a titer antiodi leih tinggi pada
penderita miastenia gravis dalam kondisi yang parah, /alaupun titer terseut
tidak dapat digunakan untuk memprediksikan dera!at penyakit miastenia
gravis.
-. Antistriate "#s$le (anti-SM) antibo!. Merupakan salah satu tes yang
penting pada penderita miastenia gravis. 0es ini menun!ukkan hasil positi#
pada sekitar @3* pasien yang menderita thymomadalam usia kurang dari 3
tahun. $ada pasien tanpa thymoma dengan usia leih dari 3 tahun, antiSM
A dapat menun!ukkan hasil positi#.
11
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
12/20
1. Anti-"#s$le-spe$i%i$ kinase (M#SK) antiboies. ampir 4* penderita
miastenia gravis yang menun!ukkan hasil antiA5hR A negati# (miastenia
gravis seronegari#), menun!ukkan hasil yang positi# untuk antiMuS9 A.
3.Antistriational antiboie& Dalam serum eerapa pasien dengan miastenia
gravis menun!ukkan adanya antiody yang erikatan dalam pola cross$
striationalpada otot rangka dan otot !antung penderita. Antiodi ini ereaksi
dengan epitop pada reseptor protein titin dan ryanodine (RyR). Antiody ini
selalu dikaitkan dengan pasien thymoma dengan miastenia gravis pada usia
muda. 0erdeteksinya titinFRyR antiody merupakan suatu ke"urigaaan yang
kuat akan adanya thymomapada pasien muda dengan miastenia gravis.
). Imaging 3
%. 'hest x$ray (#oto roentgen thorak) Dapat dilakukan dalam posisi
anteroposterior dan lateral. $ada roentgen thorak, thymoma dapat
diidenti#ikasi seagai suatu massa pada agian anterior mediastinum.
-. asil roentgen yang negati# elum tentu dapat menyingkirkan adanya
thymoma ukuran ke"il, sehingga terkadang perlu dilakukan chest 't$scan
untuk mengidenti#ikasi thymoma pada semua kasus miastenia gravis,
terutama pada penderita dengan usia tua.
1. MRI pada otak dan orita seaiknya tidak digunakan seagai pemeriksaan
rutin. MRI dapat digunakan apaila diagnosis miastenia gravis tidak dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan penun!ang lainnya dan untuk men"ari
penyea de#isit pada sara# otak.
"). $endekatan =lektrodiagnostik
$endekatan elektrodiagnostik dapat memperlihatkan de#ek pada transmisi
neuromus"ular melalui - teknik38
12
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
13/20
epetitive Nerve ,timulation (R
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
14/20
=M+ pada 6=MS sangat ereda dengan =M+ pada miastenia gravis. De#ek
pada transmisi neuromus"ular ter!adi pada #rekuensi renah (-z) tetapi akan
ter!adi ahmatan stimulasi pada #rekuensi yang tinggi (3 z). 9elainan pada
miastenia gravis ter!adi pada memran postsinaptik sedangkan kelainan pada
6=MS ter!adi pada memran pre sinaptik, dimana pelepasan asetilkolin tidak
er!alan dengan normal, sehingga !umlah asetilkolin yang akhirnya sampai ke
memran postdinaptik tidak men"ukupi untuk menimulkan depolarisasi.
%. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
Meskipun elum ada penelitian tentang strategi pengoatan yang pasti,
tetapi miastenia gravis merupakan kelainan neurologik yang paling dapat dioati.
Antikolinesterase (asetilkolinesterase inhiitor) dan terapi imunomudulasi
merupakan penatalaksanaan utama pada miastenia gravis. Antikolinesterase
iasanya digunakan pada miastenia gravis yang ringan. Sedangkan pada psien
dengn miastenia gravis generalisata, perlu dilakukan terapi imunomudulasi yang
rutin3.
0erapi imunosupresi# dan imunomodulasi yang dikomainasikan dengan
pemerian antiiotik dan penun!ang ventilasi, mapu menghamat ter!adinya
mortalitas dan menurunkan moriditas pada penderita miastenia gravis.
$engoatan ini dapat digolongkan men!adi terapi yang dapat memulihkan
kekuatan otot se"ara "epat dan terpai yang memiliki onset leih lamat tetapi
memiliki e#ek yang leih lama sehingga dapat men"egah ter!adinya kekamuhan-.
a&. 'era#i (angka Pendek untuk %ntervensi !eadaan Akut
'las"a E$an*e)P"&2
?umlah pasien yang mendapat tindakan erupa hospitalisasi dan intuasi
dalam /aktu yang lama serta trakeostomi, dapat diminimalisasikan karena e#ek
dramatis dari $=. Dasar terapi dengan $= adalah pemindahan antiasetilkolin
se"ara e#ekti#. Respon dari terapi ini adalah menurunnya titer antiodi.
14
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
15/20
$= paling e#ekti# digunakan pada situasi dimana terapi !angka pendek
yang menguntungkan men!adi prioritas. 0erapi ini digunakan pada pasien yang
akan memasuki atau sedang mengalami masa krisis. $= dapat memaksimalkan
tenaga pasien yang akan men!alani thymektomi atau pasien yang kesulitan
men!alani periode postoperative.
Belum ada regimen standar untuk terapi ini, tetapi anyak pusat kesehatan
yang mengganti sekitar satu volume plasma tiap kali terapi untuk 4 atau 7 kali
terapi setiap hari. Alumin (4*) dengan larutan salin yang disuplementasikan
dengan kalsium dan natrium dapat digunakan untuk replacement. =#ek $= akan
mun"ul pada -3 !am pertama dan dapat ertahan hingga leih dari % minggu.
=#ek samping utama dari terapi $= adalah ter!adinya pergeseran "airan
selama pertukaran erlangsung. 0er!adi retensi kalsium, magnesium, dan natrium
yang dpat menimulkan ter!adinya hipotensi. 0romositopenia dan peruahan
pada eragai #aktor pemekuan darah dapat ter!adi pada terapi $= erulang.
0etapi hal itu ukan merupakan suatu keadaan yang dapat dihuungkan dengan
ter!adinya perdarahan, dan pemerianfresh$fro*en plasmatidak diperlukan.
Intra+eno#s I""#no*lob#lin)%*%G&2
$roduk tertentu dimana &&* merupakan Ig+ adalah complement$
activatin! a!!re!ates yang relati# aman untuk dierikan se"ara intravena.
Mekanisme ker!a dari II+ elum diketahui se"ara pasti, tetapi II+ diperkirakan
mampu memodulasi respon imun. Reduksi dari titer antiody tidak dapat
diuktikan se"ara klinis, karena pada seagian esar pasien tidak terdapat
penurunan dari titer antiodi. =#ek dari terapi dengan II+ dapat mun"ul sekitar
13 hari setelah memulai terapi.
II+ diindikasikan pada pasien yang !uga menggunakan terapi $=, karena
kedua terapi ini memiliki onset yang "epat dengan durasi yang hanya eerapa
minggu. 0etapi erdasarkan pengalaman dan eerapa data, tidak terdapat respon
yang sama antara terapi $= dengan II+, sehingga anyak pusat kesehatan yang
tidak menggunakan II+ seagai terapi a/al untuk pasien dalam kondisi krisis.
15
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
16/20
Dosis standar II+ adalah 3 mgFkgFhari pada 4 hari pertama,
dilan!utkan % gramFkgFhari selama - hari. II+ dilaporkan memiliki
keuntungan klinis erupa penurunan level antiasetilkolin reseptor yang dimulai
se!ak % hingga %4 hari se!ak dilakukan pemasangan in#us.
=#ek samping dari terapi dengan menggunakan II+ adalah nyeri kepala
yang heat, serta rasa mual selama pemasangan in#us, sehingga tetesan in#us
men!adi leih lamat.Fluli#e symdromeseperti demam, menggigil, mual, muntah,
sakit kepala, dan malaise dapat ter!adi pada -3 !am pertama.
Intra+eno#s Met!lprenisolone )%*M#&2
IMp dierikan dengan dosis - gram dalam /aktu %- !am. Bila tidak ada
respon, maka pemerian dapat diulangi 4 hari kemudian. ?ika respon masih !uga
tidak ada, maka pemerian dapat diulangi 4 hari kemudian. Sekitar % dari %4
pasien menun!ukkan respon terhadap IMp pada terapi kedua, sedangkan -
pasien lainnya menun!ukkan respon pada terapi ketiga. =#ek maksimal ter"apai
dalam /aktu sekitar % minggu setelah terapi. $enggunaan IMp pada keadaan
krisisakan dipertimangkan apaila terpai lain gagal atau tidak dapat digunakan.
+&. Pengo+atan Farmakologi (angka Panang
/orti#osteroid0
9ortikosteroid adalah terapi yang paling lama digunakan dan paling murah
untuk pengoatan miastenia gravis. Respon terhadap pengoatan kortikosteroid
mulai tampak dalam /aktu -1 minggu setelah inisiasi terapi. Durasi ker!a
kortikosteroid dapat erlangsung hingga %@ ulan, dengan ratarata selama 1
ulan.
9ortikosteroid memiliki e#ek yang kompleks terhadap sistem imun dan
e#ek terapi yang pasti terhadap miastenia gravis masih elum diketahui.
9oortikosteroid diperkirakan memiliki e#ek pada aktivasi sel 0 helper dan pada
#ase proli#erasi dari sel B. Sel t serta anti!en$presentin! cell yang teraktivasi
diperkirakan memiliki peran yang menguntungkan dalam memposisikan
kortikosteroid di tempat kelainan imun pada miastenia gravis. $asien yang
erespon terhadap kortikosteroid akan mengalami penurunan dari titer
antiodinya.
16
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
17/20
9ortikosteroid diindikasikan pada penderita dengan ge!ala klinis yang
sangat menggangu, yang tidak dapat di kontrol dengan antikolinesterase. Dosis
maksimal penggunaan kortikosteroid adalah 7 mgFhari kemudian dilakukan
tapering pada pemeriannya. $ada penggunaan dengan dosis diatas 1 mg setiap
harinya, aka timul e#ek samping erupa osteoporosis, diaetes, dan komplikasi
oesitas serta hipertensi.
A*athioprine0
Azathioprine iasanya digunakan pada pasien miastenia gravis yang se"ara
relati# terkontrol tetapi menggunakan kortikosteroid dengan dosis tinggi.
Azathioprine dapat dikonversi men!adi merkaptopurin, suatu analog dari purin
yang memiliki e#ek terhadap penghamatan sintesis nukleotida pada D
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
18/20
5$M adalah suatu alkilating agent yang ere#ek pada proli#erasi sel B, dan
se"ara tidak langsung dapat menekan sintesis imunogloulin. Se"ara teori 5$M
memiliki e#ek langsung terhadap produksi antiodi diandingkan oat lainnya.
-&. 'hme-tom )Surgi-al Care&-,3
1hymectomy telah digunakan untuk mengoati pasien dengan miastenia
gravis se!ak tahun %&3 dan untuk pengoatan thymoma denga atau tanpa
miastenia gravis se!ak a/al tahun %&. 0elah anyak dilakukan penelitian
tentang huungan antara kelen!ar timus dengan ke!adian miastenia gravis.
+erminal "enter hiperplasia timus dianggap seagai penyea yang mungkin
ertanggung!a/a terhadap ke!adian miastenia gravis. $enelitian teraru
menyeutkan ah/a terdapat #aktor lain sehingga timus kemungkinan
erpengaruh terhadap perkemangan dan inisiasi imunologi pada miastenia
gravis.
0u!uan neurologi utama dari 0hyme"tomi ini adalah ter"apainya peraikan
signi#ikan dari kelemahan pasien, mengurangi dosis oat yang harus dikonsumsi
pasien, serta idealnya adalah kesemuhan yang permanen dari pasien.%, %-
Banyak ahli sara# memiliki pengalaman meyakinkan ah/a thymektomi
memiliki peranan yang penting untuk terapi miastenia gravis, /alaupun
kentungannya ervariasi, sulit untuk di!elaskan dan masih tidak dapat diuktikan
oleh standar yang seksama. Se"ara umum, keanyakan pasien mulai mengalami
peraikan dalam /aktu satu tahun setelah thymektomi dan tidak sedikit yang
menun!ukkan remisi yang permanen (tidak ada lagi kelemahan serta oatoatan).
Beerapa ahli per"aya esarnya angka remisi setelah pemedahan adalah antara
-3* tergantung dari !enis thymektomi yang dilakukan. Ahli lainnya per"aya
ah/a remisi yang tergantung dari semakin anyaknya prosedur ekstensi# adalah
antara 37* lima hingga sepuluh tahu setelah pemedahan.@, %%
(. Prognosis
$rognosis keanyakan pasien dengan myasthenia gravis aik. $enderita
akan mengalami peraikan yang signi#ikan kelemahan otot dan penderita akan
men"apai normal atau hamper normal dalam kehidupan. Beerapa kasus
18
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
19/20
myasthenia gravis dapat mengalami remisi sementara dan kelemahan otot dapat
menghilang seluruhnya sehingga pengoatan dapat dihentikan. Remisi stail dan
remisi sempurna !angka pan!ang men!adi sasaran thyme"tomy. $ada eerapa
kasus, kelemahan erat myasthenia gravis dapat menyeakan kondisi krisis
(gagal na#as), dan memutuhkan penanganan emergensi segera.%
!. !esim#ulan
Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan anormal dan progresi# pada otot rangka yang dipergunakan se"ara
terusmenerus dan disertai dengan kelelahan saat eraktivitas.',& $enyakit ini
timul karena adanya gangguan dari synaptic transmission atau pada paut sara#
otot.1
Seelum memahami tentang miastenia gravis, pengetahuan tentang
anatomi dan #ungsi normal dari paut sara# otot sangatlah penting. Memran
presinaptik (memran sara#), memran post sinaptik (memran otot), dan "elah
sinaps merupakan agianagian pementuk paut sara# otot.4
Mekanisme imunogenik memegang peranan yang sangat penting pada
pato#isiologi miastenia gravis, dimana antiodi yang merupakan produk dari sel B
!ustru mela/an reseptor asetilkolin.3
$enatalaksanaan miastenia gravis dapat dilakukan dengan oatoatan,
thymomectomy ataupun dengan imunomodulasi dan imunosupresi# terapi yang
dapat memerikan prognosis yang aik pada kesemuhan miastenia gravis-,3.
19
-
7/25/2019 Referat Neuro - Myastenia Gravis
20/20
AF'A/ P0S'A!A%. =ngel, A. +. MD. Myasthenia +ravis and Myastheni" Syndromes. Ann
e %%, -%4.
http://www.myasthenia.org/amg_treatments.cfmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Myasthenia_gravishttp://www.emedicine.medscape.com/article793136-overviewhttp://www.emedicine.medscape.com/article1216417-overview.http://www.myasthenia.org/docs/MGFA_Brochure_Ocular.pdhttp://www.emedicine.medscape.com/article1171206.overviewhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://www.ninds.nih.gov/disorders/myasthenia_gravis/detail_myasthenia_gravis.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Myasthenia_gravishttp://www.emedicine.medscape.com/article793136-overviewhttp://www.emedicine.medscape.com/article1216417-overview.http://www.myasthenia.org/docs/MGFA_Brochure_Ocular.pdhttp://www.emedicine.medscape.com/article1171206.overviewhttp://www.myasthenia.org/amg_treatments.cfm