panduan tutorial mahasiswa blok 14 tahun 2012
TRANSCRIPT
PANDUAN TUTORIAL
BLOK DIGESTIVUS
KOORDINATOR :
dr. NURHIDAYATI, M.Kes
KONTRIBUTOR:
dr. Nurhidayati, M.Kes dr. Agustine Maharadika dr. Raehanul Bahraen dr. Dinie Ramdhanidr. Zikrul Haekal
Kementerian Pendidikan Nasional
Fakultas Kedokteran UniversitasMataram
Nusa Tenggara Barat
1
2012Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku
panduan blok Sistem digestif ini. Pada blok ini mahasiswa diharapkan mempunyai
pengetahuan klinis tentang kelainan-kelainan di pada sistem digestif dan hubungannya
dengan bidang ilmu yang lain.
Dengan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi yang telah diterapkan
di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram diharapkan dapat mencetak dokter-
dokter yang lebih kompeten dan mempunyai pengetahuan yang terintegrasi sehingga
mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Pembelajaran yang berbasis
kompetensi dengan menitikberatkan pada pembelajaran mandiri oleh mahasiswa
sendiri (student centred learning) dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mahasiswa terhadap ilmu – ilmu kedokteran yang mereka pelajari dan
mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar secara terus menerus (long
life learning). Pada blok ini terdapat 7 skenario yang akan dipelajari oleh mahasiswa
pada proses tutorial. Kami harapkan skenario yang telah disusun dapat memacu
diskusi mahasiswa yang aktif dan dinamis serta mencari sumber belajar secara mandiri.
Demikian buku panduan ini kami susun dengan harapan semoga dapat
dipergunakan semaksimal mungkin sebagai panduan mahasiswa dan bahan diskusi
untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Terimakasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku panduan ini. Masukan dan
kritikan sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku panduan ini.
Mataram, Oktober 2012
Penyusun
2
A. PENDAHULUAN
Blok Sistem digestif ini berisi tentang segala permasalahan kesehatan yang
berhubungan dengan saluran pencernaan. Blok ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kurikulum pendidikan dokter. Banyak kasus penyakit dan
kelainan pada sistem digestif yang harus dikuasai oleh dokter umum, baik yang
disebabkan oleh trauma, infeksi, obstruksi, kelainan bawaan maupun keganasan.
Dalam blok ini mahasiswa akan mempelajari masalah – masalah yang berkaitan
dengan sistem digestif yang sering terjadi pada kehidupan sehari – hari.
Mahasiswa juga sudah mulai melakukan survei langsung dalam bentuk kunjungan
lapangan ke Rumah Sakit dalam rangka proses early clinical exposure.
B. TUJUAN
Dari blok sistem digestif ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan
keterampilan mengenai kelainan yang terkait sistem digestif meliputi aspek :
1 Patofisiologi
2 Gejala klinis
3 Pemeriksaan fisik
4 Pemeriksaan penunjang
5 Diagnosis banding
6 Penatalaksanaan
7 Komplikasi
8 Prognosis
9 Preventif
yang berhubungan dengan kelainan infeksi, trauma, degeneratif, kongenital,
neoplasma dan metabolik pada sistem digestif.
C. PRASYARAT BLOK
1 Mahasiswa Mengetahui anatomi (mikros dan makros) sistem digesif
2 Mahasiswa Mengetahui fisiologi sistem digesif
3 Mahasiswa Mengetahui embriogenesis sistem digesif
3
Mahasiswa telah lulus :
1 Blok 2 : Blok Biomedik
2 Blok 3 : Blok Homeostasis
3 Blok 4 : Blok Pertahanan Tubuh
4 Blok 5 : Blok Metabolisme dan Energi
5 Blok 6 : Blok Sirkulasi dan Distribusi
6 Blok 7 : Blok Lokomosi
7 Blok 9 : Blok Genetika dan Tahap-Tahap Kehidupan
D. SASARAN BLOK
1 Mahasiswa mampu mengetahui penyakit yang terkait dengan sistem digestif
2 Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi penyakit yang terkait dengan
sistem digestif
3 Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala klinik penyakit yang terkait
dengan sistem digestif
4 Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik penyakit yang terkait dengan
sistem digestif pada pasien simulasi
5 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diagnosis banding penyakit
yang terkait dengan sistem digestif
6 Mahasiswa mampu mengusulkan pemeriksaan penunjang penyakit yang terkait
dengan sistem digestif untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding
7 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis penyakit yang terkait dengan sistem
digestif
8 Mahasiswa mampu mengusulkan penatalaksanaan penyakit yang terkait
dengan sistem digestif melalui terapi medikamentosa dan non medikamentosa
9 Mahasiswa mampu menentukan perencanaan tindak lanjut dan waktu merujuk
penderita penyakit digestif secara tepat
4
10 Mahasiswa mampu menetapkan prognosis penyakit yang terkait dengan sistem
digestif
11 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan komplikasi penyakit yang
terkait dengan sistem digestif
12 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan upaya pencegahan penyakit
yang terkait dengan sistem digestif
E. HUBUNGAN DENGAN BLOK LAIN
1. BIOMEDIK
- Mengetahui biologi seluler
- Mengetahui dasar-dasar genetika
- Menjelaskan adaptasi sel dan celullar injury
2. HOMEOSTASIS
- Konsep homeostasis cairan dan elektrolit
- Mekanisme keseimbangan asam dan basa dalam menjaga homeostasis
tubuh
- Konsep pengaruh cairan terhadap organ dan sistem *
- Gejala dan tanda serta patogenesis dari dehidrasi
- Mengetahui etiologi dan patogenesis cedera, kematian dan adaptasi sel
- Karakteristik umum dari neoplasma
- Proses seluler dan molekuler yang terjadi pada karsinogenesis
- Karakteristik umum neoplasia, klasifikasi tumor, nomenklatur tumor dan
biologi sel tumor
- Mengetahui proses invasi, metastasis dan efek klinik dari tumor
- Prinsip dasar farmakokinetik dan farmakodinamik obat
3. PERTAHANAN TUBUH
- Konsep agen-agen infeksi bakteri, virus, jamur, parasit (definisi, struktur,
klasifikasi dan perkembangbiakan)
5
- Pengenalan jenis, tempat kerja, mekanisme kerja antimikroba dan
mekanisme resisten antimikroba (antibakteri, antivirus, antijamur,
antelmintik)
- Konsep interaksi antara agent, host dan environment.
4. SIRKULASI DAN DISTRIBUSI
- Mengetahui prinsip peranan sistem digestif dalam menjaga keseimbangan
sirkulasi dan distribusi dalam tubuh manusia
- Menjelaskan fungsi sistem digestif dalam menjaga keseimbangan sirkulasi
dan distribusi cairan dalam tubuh manusia
- Menjelaskan prinsip koreksi cairan dan elektrolit (jenis dan penghitungan
koreksi cairan)
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. LOKOMOSI
- Mengetahui mekanisme pengontrolan fungsi sistem digestif oleh jaringan
saraf
- Mengetahui persyarafan yang menginervasi sistem digestif
6. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN
- Mengetahui embriogenesis umum
- Mengetahui anomali kongenital pada saluran pencernaan
- Mengetahui pengaruh umur pada fungsi saluran pencernaan
F. CABANG ILMU TERKAIT :
Cabang – cabang ilmu yang mendukung dan lingkup bahasan blok adalah sebagai
berikut :
1. Histologi
2. Genetika
3. Anatomi
4. Fisiologi
6
5. Biokimia
6. Mikrobiologi
7. Parasitologi
8. Farmakologi
9. Patologi Anatomi
10. Patologi Klinik
11. Anestesi
12. Radiologi
13. Ilmu Kesehatan Anak
14. Ilmu Penyakit Dalam
15. Ilmu Bedah
16. Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut
17. Gizi
18. Epidemiologi
19. IKL
G. BENTUK KEGIATAN DALAM BLOK
1. Kuliah
Kuliah diberikan setiap hari sesuai dengan jadwal. Kuliah ini bertujuan untuk
memberikan dasar pemahaman atau konsep ilmu tertentu atau bersifat
sebagai pengayaan ilmu bagi mahasiswa. Kuliah disampaikan oleh dosen dan
pakar bidang ilmu yang terkait, relevan dengan tujuan pembelajaran blok
2. Tutorial
Fokus utama program KBK adalah diskusi dalam kelompok- kelompok kecil.
Kelas dibagi menjadi kelompok –kelompok kecil, masing – masing dibimbing
oleh seorang fasilitator / tutor. Pada saat kegiatan tutorial, mahasiswa harus
mengetahui tujuan pembelajaran dari setiap masalah kesehatan yang dihadapi
(Learning Objectives ) dan mendiskusikan cara atau metode untuk mencapai
tujuan tersebut. Mahasiswa belajar bagaimana bekerjasama sebagai satu tim,
saling membantu dan belajar dari tugas yang diberikan. Proses tutorial pada
blok ini menggunakan seven jump dan seven jump plus.
3. Pleno
Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir skenario, melibatkan seluruh mahasiswa
yang dikumpulkan dalam satu kelas besar. Diskusi ini bertujuan menjembatani
permasalahan–permasalahan yang terjadi selama tutorial, sehingga dapat
menyatukan persepsi mahasiswa sehingga dapat mengetahui secara
menyeluruh dan terpadu. Topik yang diangkat dalam pleno adalah masalah
yang ditemui dalam diskusi sebelumnya.
7
4. Skill Lab / Ketrampilan medik
Dalam kegiatan ini mahasiswa dilatih agar mengenal, mengetahui dan terampil
dalam melakukan pemeriksaan fisik pada sistem digestif.
5. Praktikum
Praktikum bertujuan untuk memberikan ketrampilan laboratorium untuk
menunjang pemahaman materi dalam blok yang terkait. Banyaknya jumlah
praktikum sesuai dengan kontribusi SKS masing – masing cabang ilmu terkait
yang memerlukan pemahaman lebih jauh.
6. Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilaksanakan di bangsal dan poli Penyakit Dalam, bangsal
dan poli Anak dan bangsal dan poli Bedah dengan mengacu pada kasus-kasus
sistem digestif. Pelaksanaan kunjungan lapangan dilaksanakan 2 kali.
Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari
sekitar 16-17 orang mahasiswa. Masing-masing kelompok mahasiswa
melakukan observasi kasus sistem digestif selama 2 jam per hari dengan
bimbingan dari supervisor bagian Penyakit Dalam, Anak dan Bedah.
7. Penugasan individu
Masing – masing mahasiswa mendapat tugas membuat essay (literatur review)
atau critical appraisal dengan memilih salah satu tema digestif yang telah
ditentukan sebagai berikut:
a. Dispepsia
b. Ulkus peptikum
c. Diare
d. Ikterus
e. Ileus
f. Demam tifoid
g. Peritonitis
h. Hematemesis-Melena
i. Trauma abdomen
j. Kelainan kongenital
Tugas ditulis dengan format :
- Huruf times new roman 12
- Spasi 1,5
- Tugas dikumpulkan paling lambat 1 minggu setelah penugasan
8
8. Belajar mandiri
H. TUGAS DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
Dalam proses diskusi, mahasiswa memegang peranan utama, karena pendekatan
belajar berdasarkan masalah ini, berdasarkan konsep student centered. Dengan
konsep tersebut mahasiswa tidak hanya mengandalkan materi yang diperoleh dari
pengajar, tetapi mahasiswalah yang harus aktif mencari informasi sebanyak–
banyaknya untuk menemukan jawaban atas masalah yang diberikan. Masalah yang
diberikan hendaknya menumbuhkan minat bagi mahasiswa untuk selalu mencari
dan belajar. Pencarian jawaban permasalahan ini bisa ditempuh melalui buku–
buku referensi, penelusuran melalui internet, diskusi dengan teman, konsultasi
dengan pakar serta praktikum mandiri. Dengan metode pembelajaran ini sangat
menguntungkan bagi mahasiswa, karena mahasiswa diberikan kebebasan untuk
mengembangkan pengetahuan dan wawasan keilmuannya secara mandiri. Oleh
karena itu penting dalam diri tiap mahasiswa kedokteran akan adanya tekad yang
kuat untuk antusias belajar. Demi berhasilnya pelaksanaan diskusi ini mahasiswa
harus menyiapkan diri dengan banyak membaca dan aktif mencari referensi.
Untuk menunjang pemahaman blok ini, mahasiswa diharapkan :
1 Membaca dan mengetahui tujuan pembelajaran dalam blok ini
2 Membaca dan mengetahui skenario yang diberikan dengan cermat,
sehingga mampu menentukan masalah apa yang sedang dihadapi.
3 Menentukan prioritas masalah yang dihadapi
4 Mengemukakan pertanyaan sebanyak- banyaknya tentang kemungkinan
penyebab masalah tersebut dan kemungkinan jalan keluarnya
5 Mencari jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut
6 Membuat kesimpulan dariapa yang telah didiskusikan
7 Selalu melakukan re-check tentang apa yang telah didiskusikan dengan
referensi yang terpercaya atau pendapat pakar.
8 Aktif dan terampil mengemukakan gagasan
9
9 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh tutor untuk pengayaan materi
I. PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL
Untuk melaksanakan KBK, ada tujuh langkah ( seven jumps ) yang bisa ditempuh
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketujuh langkah tersebut adalah :
L-1 : Menjelaskan istilah dan konsep ( identifikasi istilah dalam skenario )
L-2 :Menetapkan masalah (masalah adalah apapun dalam skenario dan yang
berkaitan, yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan, pernyataan dan
hipotesis)
L-3 :Menganalisis masalah (merinci dan menjelaskan permasalahan dengan
braimstorming berdasar prior knowledge )
L-4 : Menarik kesimpulan dari L-3 secara sistematis ( mind mapping )
L-5 : Merumuskan sasaran / sumber belajar
L-6 : Mengumpulkan informasi tambahan ( belajar mandiri )
L-7 : Mensintesis dan menguji informasi baru.(memaparkan, membahas informasi
yang diperoleh )
J. KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI
Setelah mengikuti kegiatan ketrampilan medik blok ini, mahasiswa diharapkan
memiliki ketrampilan dalam menilai secara klinis, melakukan pemeriksaan dalam
rangka menegakkan diagnosa penyakit dan kelainan pada pada saluran pencernaan
pada pasien simulasi yang meliputi :
1. Melakukan anamnesis dan heteroanamnesis pada kasus penyakit saluran
pencernaan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dasar untuk menenegakkan diagnosis
penyakit pada saluran pencernaan
3. Mampu menentukan pilihan jenis pemeriksaan laboratorium pada kasus
penyakit saluran pencernaan yang murah dan tepat
4. Mengetahui indikasi, pemilihan dan persiapan pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosis kelainan padatraktus digestif
10
5. Mampu merangkum dan menginterpretasikan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, uji laboratoriun atau prosedur yang sesuai
6. Mampu melakukan pemasangan dan pelepasan NGT
11
K. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi Hasil proses pembelajaran pada Blok Sistem Digestif ini meliputi:
- Ujian Tulis : Multiple Choice Question ( MCQ )
- Ujian CBT
- Ujian psikomotor : OSCE dan praktikum
Rincian :
Tutorial : 2,5 %
Ujian tulis : 55 %
Ujian CBT : 15 %
Penugasan : 5 %
Praktikum : 5 %
Ketrampilan Medik : 17,5 %
12
SKENARIO I
Seorang ibu, suatu pagi membawa anak perempuannya yang berusia 3 tahun ke UGD
RSU karena diare sejak 10 hari yang lalu disertai demam. Ibu telah membawa anaknya
ke Puskesmas 2 kali, diberikan obat yang katanya membunuh kuman penyebab diare
tersebut selama 3 hari, namun tidak membaik. Frekwensi BAB 5-6 kali, warna kuning,
terdapat busa, awalnya ada ampas, namun sejak tadi malam ampas (-). Sejak tadi
malam, anaknya juga muntah, dan tidak mau makan dan makin malas minum, perut
kembung dan mules. Hasil pemeriksaan fisik; KU tampak rewel, BB 12 kg, tinggi badan
85 cm, Nadi 110 x/menit, lemah, reguler, RR 38 kali/menit, peristatik meningkat, suhu
38 C, mata tampak cekung, tidak BAK sejak tadi malam.
Referensi :
1. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan anak 1. Penerbit Staf Pengajar Ilmu kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Nelson Textbook of Pediatrics. Saunders.
3. McPhee S.J., Ganong W.F (ed). 2006. Gastrointestinal Disease: Introduction,
in : Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine, Fifth
Edition. McGraw-Hill Companies
4. Dipiro JT.et al, ed 7. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
5. Pharmacology Goodman and Gilmann
6. Keshav S. 2004. The Gastrointestinal System at a Glance. Blackwell science.
Massachusetts.
7. Manual of Gastroenterology: Diagnosis and Therapy, 3rd Edition , 2002
Lippincott Williams & Wilkins
8. The Gastrointestinal System at a Glance
9. Current Diagnosis & Treatment in Gastroenterology, 2nd Edition; 2003
McGraw-Hill
10. Handbook of Gastroenterology, 2nd Edition; 2005 Lippincott Williams &
Wilkins
11. Paediatric Gastroenterologyjosé M Moreno-Villares • Isabel Polanco;
1
SKENARIO II
Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun ke Puskesmas karena
anaknya mengeluh sakit perut, kadang mules, BABnya agak lunak dan frekwensinya 3
kali sehari sejak 2 minggu terakhir. Ibu telah membawanya ke Pustu 1 minggu yang lalu
dan diberikan oralit dan tablet yang katanya mengurangi mules dan satu tablet yang
dilarutkan di air sebelum diminum. Perawat di Pustu mengatakan anaknya salah
makan saja. Namun, keluhannya anaknya tidak membaik, bahkan anaknya terlihat
semakin pucat, kurus dan lemes. Ditanyakan tentang seperti apa feses anaknya, ibunya
tidak pernah memperhatikan, karena anaknya sudah bisa cebok sendiri. Hasil
anamnesis tentang kebiasaan BAB, si Ibu mengaku dulu ketika masih tinggal di Jakarta
dilakukan di pinggir sungai Ciliwung. Mereka baru pindah ke kampung ini 3 bulan yang
lalu. Ketika di Jakarta anaknya pernah mengeluh gatal, seperti ada yang bergerak-gerak
di dalam anusnya, tapi setelah minum obat dari puskesmas, keluhannya hilang. Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan penunjang, untuk memastikan penyebabnya dan
menentukan penatalaksanaan.
Referensi:
1. McPhee S.J., Ganong W.F (ed). 2006. Gastrointestinal Disease: Introduction, in :
Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine, Fifth Edition.
McGraw-Hill Companies
2. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
3. Current Medical Diagnosis & Treatment 2009, Forty-Eighth Edition
4. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh
5. Imonology and Moleculer Biology of Parasitic Infections Edited by Kenneth S
Warren,3rd ed, Blackwell Scientific Publication,93
6. Parasitologi Kedokteran Editor Srisasi Ganda Husada FKUI
2
SKENARIO III
Seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Poli Interna RSU dengan keluhan mata
kuning. Dua minggu sebelumnya penderita merasa selalu kelelahan dan lemah badan dan
seminggu terakhir merasa meriang, batuk-batuk serta pilek disertai mual dan muntah dan
nyeri ulu hati yang kadang-kadang terasa menusuk. Dua hari Sebelum MRS penderita baru
menyadari matanya menjadi kuning dan warna kencingnya agak kecoklatan tidak seperti
biasanya. Riwayat penyakit dahulu: penderita pernah sakit kuning waktu menjadi mahasiswa
semester 2, namun seingat penderita tidak diobati ke dokter dan sembuh sendiri. 5 tahun
yang lalu penderita pernah merasa nyeri menusuk yang hebat di uluhati sampai opname,
disertai mata kuning, tetapi tidak seberat ini. penyakit itu sembuh setelah dokter
memberinya antibiotik. Hasil pemeriksaan fisik: TB 156 cm, BB 72 kg, TD 130/80 mHg, RR 20
x/menit, peristaltik kesan normal, sklera yang ikterik serta nyeri tekan di epigastrium. Dari
anamnesa lanjutan, pasien menyatakan sudah gemuk sejak remaja, sejak 10 tahun terakhir
menggunakan kontrasepsi hormonal. Kemudian dokter merencanakan beberapa
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis dan terapi.
Referensi :
1. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United States of America. 2005.
2. Suyono, S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke tiga. Jakarta : Balai penerbit FKUI : 2001.
3. Soemoharjo S, Gunawan S. Hepatitis Virus B. edisi II. Jakarta. EGC, 2008.4. Keshav S. 2004. The Gastrointeastinal System at a Glance. Blackwell science.
Massachusetts5. Beckingham IJ. 2001. ABC of Liver, Pancreas and Gall Bladder. BMJ Book6. Suyono, S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke tiga. Jakarta : Balai penerbit
FKUI : 2001.7. Sjamsuhidjat, 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC8. Sobiston Texbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Ed.
17.9. Current Medical Diagnosis and Therapy10. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
3
SKENARIO IV
PERUT TERASA NYERI
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke Poli RSU dengan keluhan nyeri di ulu ati
dan terbakar di dada. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu .Awalnya sejak 1
tahun yang lalu penderita sering merasakan rasa panas di ulu hati, namun akhir-akhir
ini penderita merasakan nyeri hingga terasa menusuk-nusuk ke punggung. Nyeri
dirasakan sangat berat beberapa jam setelah makan. Sejak 3 hari terakhir, disertai
mual dan muntah. Biasanya keluhan hilang setelah penderita makan .tetapi kali ini
tidak. Penderita juga sudah meminum obat kunyah yang dijual bebas tapi keluhan
tetap dirasakan. Penderita adalah perokok aktif sejak remaja dan mempunyai riwayat
kencing manis sejak 3 tahun lalu. Penderita meminta obat yang sangat ampuh unutk
segera menghilangkan keluhannya.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik dan merencanakan melakukan
pmeriksaan penunjang untuk mengakkan diagnosa sehingga dapat meberikan
penatalaksanaan yang rasional bagi pasien ini.
Referensi :
1. Joyoningrat D. Dispepsia fungsional. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
IV. Editor: Sudoyo WA et al. Pusat Penerbitan FKUI Jakarta; hal 354-6.
2. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United States
of America. 2005.
3. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Eds: Rani AA et al. Pusat Penerbitan FKUI
Jakarta; hal 301.
4. Current Medical Diagnosis and Therapy
5. Logan R.P.H., 2002. ABC of The Upper Gastrointestinal Tract. BMJ Book
6. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
7. Keshav S. 2004. The Gastrointeastinal System at a Glance. Blackwell science.
Massachusetts
4
SKENARIO V
Seorang lak-laki paruh baya berusia 29 tahun dirujuk ke RSU Provinsi NTB dengan
keluhan perut kembung dan nyeri. Sudah 5 hari pasien tidak buang air besar.
Pasien sudah periksa ke Puskesmas dan diberi obat anti kembung, namun tidak
membuahkan hasil. Perut dirasa makin keras dan tambah sakit yang tidak dapat
ditentukan lokasinya. Sejak 3 hari terakhir, dia malah tidak pernah kentut. Badan
juga dirasakan agak meriang. Selama ini, dia BAB setiap hari, tidak pernah
mengeluhkan tidak bisa buang air besar. Pasien mempunyai kebiasaan BAB setiap
2-3 hari sekali sejak remaja. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, KU tampak
kesakitan, sedikit pucat, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 110 x/menit, RR 30
kali/menit, suhu badan 36,5 0C, dan peristaltik meningkat.
Pasien bertanya ke dokter yang merawatnya, apa yang terjadi dengan dirinya?
apakah penyakitnya bisa sembuh?
Referensi:
1. Sjamsuhidjat R., De Jong W., 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC
2. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United States
of America. 2005.
3. Sobiston Texbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Ed.
17.
4. Current Medical Diagnosis and Therapy
5. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
5
SKENARIO VI
Seorang perempuna, umur 35 tahun, pekerjaan penjahir di pabrik garmen, datang ke
RSUD Kota Mataram dengan keluhan buang air besar (BAB) berdarah segar sejak 3 hari
yang lalu. Awalnya darah hanya keluar pada akhir BAB, tetapi sekarang sepertinya
sejak awal sudah ada darahnya, tapi dipermukaan feses saja. Dua minggu sebelumnya
dia pernah mengalami berak darah juga, tetapi diserta lendir, baunya busuk dan
perutnya sakit sekali. Saat ini dia tidak mengeluh diare, mual muntah dan sakit perut.
Sejak lama memang dia sudah sering mengeluh susah dan jarang BAB dan sering
merasa tidak nyaman di dubur. Karena keluhannya ini dia semakin menahan
keinginannya untuk BAB, nyerinya membuat dia ingin pingsan. Karena penghasilan
yang minimal, ia hanya biasa makan dengan lauk seadanya.
Pada pemeriksaan tanda vital: TD 110/70 mmHg, RR 20x/menit, suhu 37 C, pasien
terlihat menahan sakit saat duduk. Pada pemeriksaan fisik abdomen tidak ditemukan
nyeri atau hepatomegali. Pemeriksaan RT, tidak ditemukan lendir, ada darah dan
teraba massa. Dokter merencanakan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan
diagnosis.
Referensi
1. Suyono, S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke tiga. Jakarta : Balai penerbit
FKUI : 2001.
2. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United
States of America. 2005.
3. Sjamsuhidjat, 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC
4. Sobiston Texbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice.
Ed. 17.
5. Current Medical Diagnosis and Therapy
6. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
6
SKENARIO VII
Seorang laki-laki, umur 35 tahun, Adul, seorang pemuda berusia 22 tahun, dibawa ke
UGD RSU Mataram dengan keluhan nyeri perutt hebat sejak tadi malam. Keluhan ini
nyeri perut mulai dirasakan sejak 7 hari yang lalu, tapi ringan disertai demam, perut
kembung dan mual dan beberapa kali muntah serta mencret. Pasien sudah berobat ke
mantri, tapi tidak membaik. Oleh kelurganya dianjurkan untuk minum jamu yaitu
kunyit, karena ingin cepat sembuh, pasien meminum beberapa gelas perasan kunyit
segar sehari sebelum MRS.
Dari anamnesis diketahui bahwa penderita Adulsudah mengkonsumsi alkohol juga
sering mabok dengan teman – temannya sejak usia 19 tahun. Pasien juga mempunyai
riwayat sering nyeri ulu hati. Biasanya dia hanya mengkonsumsi obat yang dia beli di
warung untuk mengetasinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
1100/7650 mmHg, nadi 106 x/menit, reguler dan amplitudo lemah; pernapasan 34 x /
menit, suhu 38o C, KU lemah, pada palpasi abdomen terdapat nyeri dan tegang pada
seluruh dinding perut dan aukultasi abdomen, peristaltik menurun. Dokter segara
melakukan pentalaksanaan awal dan melakukan pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa sehingga dapat menetapkan penatalaksaan yang tepat untuk
penyakit yang diderita oleh pasien
Referensi
1. Sjamsuhidjat, 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC
2. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United States
of America. 2005.
3. Sobiston Texbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Ed.
17.
4. Current Medical Diagnosis and Therapy
5. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
7
SKENARIO VIII
FILM
Jika pasien ini di rujuk ke klinik tempat seorang dokter bekerja, apa yang harus anda
lakukan oleh dokter tersebut untuk menyelamatkan pasien ini?Seorang MABA
(Mahasiswa Baru), 18 th dibawa oleh seniornya kepoliklinik akademi-nya dengan
keluhan nyeri perut dan mual-muntah. Hasil anamnesis diketahui dia baru saja
mendapatkan hantaman dari seniornya yang berjumlah 15 orang karena terlambat
datang OPSPEK dan lupa membawa tugasnya. Ke lima belas seniornya meninju
perutnya secara bergantian, sehingga dia akhirnya terjatuh karena kesakitan. Hasil
pemeriksaan fisik diperoleh : KU sadar, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 90
X/menit dan respiratory rate 20 x/menit dan lebam-lebam hampir di seluruh kulit
abdomennya. Setelah 30 menit diobservasi di poliklinik, tanda vitalnya menurun,
tekanan darah menurun menjadi 80 mmHg/palpasi, nadi 120 x/menit, lemah, RR
28x/menit, dinding abdomen menegang, bising usus menurun. Dia selanjutnya di
rujuk ke UGD RS terdekat. Dokter jaga UGD, segera melakukan pemeriksaan
penunjang laboraturium dan radiologi. Pada laboraturium didapatkan Hb 7 gr% dan
pada rontgen ditemukan air fluid level. Dokter menemukan peritoneal lavage positif
(+) darah.
Referensi :
1. Sjamsuhidjat R., de Jong W., 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC
2. Sobiston Texbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Ed.
17.
3. Harrison, Principle Of Internal Medicine, 16 th edition, McGraw Hill. United States
of America. 2005.
4. Current Medical Diagnosis and Therapy
8
5. Dipiro JT.et al., 2002. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach.
9