makalah tutorial blok cardiology

38
DAFTAR ISI Halaman Halaman judul i Daftar isi 1 Pendahuluan 2 Isi: - Tema blok 3 - Fasilitator 3 - Data pelaksanaan 3 - Pemicu 3 - Tujuan pembelajaran 6 - Pertanyaan 6 - Pembahasan 6 - Ulasan 23 1

Upload: ika-nova-nasution

Post on 29-Jun-2015

587 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah tutorial blok cardiology

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul i

Daftar isi 1

Pendahuluan 2

Isi:

- Tema blok 3

- Fasilitator 3

- Data pelaksanaan 3

- Pemicu 3

- Tujuan pembelajaran 6

- Pertanyaan 6

- Pembahasan 6

- Ulasan 23

- Kesimpulan 24

Daftar pustaka 25

1

Page 2: Makalah tutorial blok cardiology

PENDAHULUAN

Jantung merupakan salah satu organ yang berperan sebagai pusat koordinasi aliran

darah. Seluruh jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan

melalui kontraksi atau denyut jantung. Jantung mengalirkan darah melalui pembuluh

darah untuk disalurkan ke jaringan dalam jumlah yang memadai baik dalam keadaan

istirahat maupun pada saat sedang beraktivitas.

Dalam menjalankan fungsinya, jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh

berbagai keadaan, seperti emosi, stress, usia, dan lain sebagainya. Begitu juga saat

sedang beraktivitas atau saat berolahraga, akan terjadi mekanisme-mekanisme

fisiologis tubuh untuk mengkompensasi perubahan yang terjadi.

2

Page 3: Makalah tutorial blok cardiology

1. Nama atau tema blok:

Debar jantung di dada dan frekuensi nadi meningkat cepat pada saat berlari

terutama saat-saat awal berlari

2. Fasilitator / Tutor: dr. Chalikuddin Aman Datuk

3. Data pelaksanaan:

A. Tanggal tutorial: 03 Maret 2008 dan 06 Maret 2008

B. Pemicu ke-1

C. Pukul: 13.00-15.30 Wib

D. Ruangan: Ruang diskusi Fisika-5

4. Pemicu:

Pak Jabar seorang pria, usia 56 tahun, pensiunan pegawai administrasi USU

beberapa bulan sebelumnya dan Jateng anak dari Pak Jabar, berusia 25 tahun bekerja

sebagai staf di bagian pemasaran alat rumah tangga, sejak beberapa minggu ini sering

terlihat melakukan olahraga lari pada hari minggu pagi di kampus USU Medan.

Pak Jabar yang sebelumnya jarang berolahraga, merasakan debar jantung didadanya

dan frekuensi nadinya meningkat cepat pada saat berlari terutama saat-saat awal

berlari. Hal ini diceritakannya pada Jateng, sehingga Jateng memutuskan untuk

memeriksakan ayahnya pada dokter langganannya. Dokter menganjurkan untuk

dilakukan pemeriksaan treadmill test dan laboratorium. Ketika Pak Jabar diberi surat

pengantar untuk diperiksa ke SMF Kardiologi RS H.Adam Malik Medan, Jateng juga

meminta untuk dilakukan pemeriksaan tersebut.

Kondisi apa yang terjadi pada Pak Jabar dan anaknya?

3

Page 4: Makalah tutorial blok cardiology

More Info :

Pak Jabar, laki-laki, 56 tahun, tinggi badan 156 cm, berat badan 70 kg

Laporan Treadmill : metode Bruce

Target Heart Rate : 140 x/menit

Kesimpulan

: negative ischemic response

Hasil Laboratorium :

Test Hasil Nilai normal

Hemoglobin 14 gr/dL 13-16

Leukosit 5000 /mm3 5000-10000 /mm3

Hematokrit 42 vol % 39-48 vol %

Ureum 40 mg/dL 10-50 mg/dL

Kreatinin 1,4 mg/dL 0,5-1,5 mg/dL

Kolesterol total 187 mg/dL <200 mg/dL

Kolesterol HDL 46 mg/dL 45-65 mg/dL

Kolesterol LDL 127 mg/dL <130 mg/dL

Trigliserida 150 mg/dL <150 mg/dL

Asam urat 6,5 mg/dL 3,4-7 mg/dL

Gula darah puasa 80 mg/dL 70-110 mg/dL

Gula darah 2jam post prandial 125 mg/dL <140 mg/dL

Pak Jateng, laki-laki, 25 tahun, tinggi badan 170 cm, berat badan 63 kg

Waktu Denyut nadi Tekanan darah Segmen ST Irama EKG

Istirahat 80 x/menit 130/80 mmHg Isoelektris Sinus

3 menit 112 x/menit 140/80 mmHg Isoelektris Sinus

6 menit 130 x/menit 160/90 mmHg Isoelektris Sinus

7 menit 20 detik 141 x/menit 170/95 mmHg Isoelektris Sinus

Pemulihan8menit 90 x/menit 135/80 mmHg Isoelektris Sinus

4

Page 5: Makalah tutorial blok cardiology

Laporan Treadmill : metode Bruce

Target Heart Rate : 165 x/menit

Kesimpulan

: negative ischemic response

Hasil Laboratorium :

Test Hasil Nilai normal

Hemoglobin 15 gr/dL 13-16

Leukosit 6500 /mm3 5000-10000 /mm3

Hematokrit 45 vol % 39-48 vol %

Ureum 31 mg/dL 10-50 mg/dL

Kreatinin 0,9 mg/dL 0,5-1,5 mg/dL

Kolesterol total 185 mg/dL <200 mg/dL

Kolesterol HDL 45 mg/dL 45-65 mg/dL

Kolesterol LDL 127 mg/dL <130 mg/dL

Trigliserida 148 mg/dL <150 mg/dL

Asam urat 5,5 mg/dL 3,4-7 mg/dL

Gula darah puasa 78 mg/dL 70-110 mg/dL

Gula darah 2jam post prandial 125 mg/dL <140 mg/dL

Bagaimana pendapat saudara mengenai hasil pemeriksaan Pak Jabar dan Pak Jateng?

5. Tujuan pembelajaran:

A. Memahami anatomi dari jantung

B. Memahami aktiivitas listrik yang terdapat pada kerja jantung

Waktu Denyut nadi Tekanan darah Segmen ST Irama EKG

Istirahat 78 x/menit 120/75 mmHg Isoelektris Sinus

3 menit 114 x/menit 140/80 mmHg Isoelektris Sinus

6 menit 140 x/menit 160/90 mmHg Isoelektris Sinus

9 menit 156 x/menit 170/90 mmHg Isoelektris Sinus

9 menit 58 detik 166 x/menit 170/95 mmHg Isoelektris Sinus

Pemulihan6menit 90 x/menit 125/80 mmHg Isoelektris Sinus

5

Page 6: Makalah tutorial blok cardiology

C. Memahami timbulnya kontraksi pada sel kontraktil jantung

D. Memahami sumber ATP yang berperan dalam kerja jantung

6. Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat:

A. Menjelaskan anatomi dari otot jantung

B. Menjelaskan histologi otot jantung

C. Secara fisiologis, bagaimana otot jantung bisa berkontraksi?

D. Apakah pemeriksaan yang digunakan dan bagaimana

Menginterpretasikannya?

E. Nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung

7. Jawaban atas pertanyaan:

A. Anatomi dari otot jantung

*Ukuran dan bentuk:

- Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang teletak antara

kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum

atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah

posterior. Jantung dilindungi mediastinum.

- Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Ujung atas

yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan dan ujung bawah yang mengerucut

(apeks)megarah ke panggul kiri.

*Ruang Jantung

Jantung memiliki 4 ruang yang dipisahkan oleh septum intraatrial yaitu atrium

kanan dan atrium kiri, dan yang dipisahkan oleh septum interventrikular yaitu

ventrikel kanan dan ventrikel kiri.

Atrium memiliki dinding yang tipis dan melalui vana untuk membawa darah kembali

ke jantung,

a. Atrium kanan terletak pada bagian superior kanan jantung yang nantinya akan

menerima darah dari seluruh jaringan tubuh selain paru-paru. Darah berjalan

melalui vena cava superior dan inferior untuk membawa darah yang tidak

mengandung oksigen dari tubuh untuk kembali ke jantung. Dan darah

mengalir melalui sinus koroner untuk membawa darah yang berjalan dari

dinding jantung.

6

Page 7: Makalah tutorial blok cardiology

b. Atrium kiri terletak pada bagian superior kiri jantung, dibandingkan dengan

atrium kanan bahwa atrium kiri ukurannya lebih kecil tetapi dindingnya yang

lebih tebal. Darah mengalir ke atrium kiri melalui 4 saluran dari vena

pulmonalis yang membawa darah yang sudah teroksigenasi dari paru-paru.

Ventrikel dengan dindingnya yang tebal berfungsi untuk mendorong darah ke luar

dari jantung ke paru-paru dan seluruh tubuh melalui arteri.

a. Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan apeks jantung, melalui arteri

pulmonalis darah keluar dari jantung untuk dibawa ke paru-paru.

b. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung, melalui aorta

darah akan keluar dari jantung untuk ke seluruh tubuh. Dinding dari ventrikel

kiri lebih tebal dibandingkan dengan dinding pada ruang jantung yang lain

karena fungsi dari ventrikel kiri itu sendiri yaitu untuk memompakan darah

keseluruh tubuh sehingga perlu dorongan yang kuat dari jantung, hingga

dalam hal ini dinding jantung lebih tebal.

7

Page 8: Makalah tutorial blok cardiology

*Katup Jantung

Katup atrioventrikular

a. Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup ini

mempunyai tiga daun katup yang dilapisi oleh endokardium. Bagian ujung daun katup

yang mengerucut melekat pada korda jaringan ikat fibrosa yaitu korda tendinea yang

melekat pada otot papilaris dimana korda tendinea berfungsi untuk mencegah

terjadinya pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium. Jika tekanan

darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah pada atrium kiri maka

daun katup trikuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan,

dan jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium

kanan maka daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium

kanan.

8

Page 9: Makalah tutorial blok cardiology

b. Katup bikuspid (mitral) yang menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri,

katup ini melekat pada korda tendinea dan otot papilaris. Sama dengan katup

trikuspid, pada saat tekanan darah di atrium kiri lebih besar daripada di atrium kanan

maka daun katup mitral terbuka dan darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri,

dan jika tekanan darah dalam ventrikel kiri lebih besar dari tekanan darah di atrium

9

Page 10: Makalah tutorial blok cardiology

kiri maka daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kiri.

Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung

sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Terdiri dari 2 katup, yaitu:

a. Katup semilunar pumonar yang terletak diantara ventrikel kanan dan trunkus

pulmonar

b. Katup semilunar aorta yang terletak diantara ventrikel kiri dan aorta.

Perubahan tekanan dalam ventrikel, menyebabkan darah hanya mengalir kedalam

pembuluh pulmonar ataupun aorta hingga mencegah aliran balik kedalam ventrikel.

* Sirkulasi koroner yang berfungsi untuk mendarahi dinding jantung yang

berfungsi untuk mengalirkan darah yang membawa nutrisi pada jantung.

Cabang utama dari arteri koroner kiri yaitu arteri interventrikular anterior (desenden)

yang mensuplai darah kebagian anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk

satu cabang yaitu arteri marginalis kiri yang mensuplai darah ke ventrikel kiri. Arteri

sirkufleksa yang mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri.

10

Page 11: Makalah tutorial blok cardiology

Cabang utama dari arteri koroner kanan yaitu arteri interventrikular posterior

(desenden) yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel dan arteri marginalis

kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan.

Vena jantung mengalirkan darah dari miokardium ke sinus koroner yang kemudian

bermuara di atrium kanan. Darah mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot-

otot jantung berelaksasi karena arteri kororner juga tertekan pada saat kontraksi

berlangsung hingga darah tidak bisa mengalir.

(sumber: Ethel Sloane.Anatomi dan Fisiologi; Atlas of Human Anatomy Netter)

B. Histologi dari otot jantung

Sistem sirkulasi terdiri atas sistem vaskular darah dan sistem vaskular limfatik

*Sistem vaskular darah

1. Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu:

a. Endokardium

- Merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel

- Dilapisi oleh endotel (endotelium)

- Di bawahnya terdapat lapisan subendokard yang mengandung pembuluh darah,

saraf, dan miosit Purkinje

- Endokardium bersambungan dengan tunika intima pembuluh darah.

b. Miokardium

- Bagian yang lebih tebal yang berisi sel-sel otot jantung yaitu miosit jantung,

miosit Purkinje (miosit jantung yang bermodifikasi untuk konduksi), sel-sel

endokrin miokardium.

- Atrium yang lebih tipis dan ventrikel yang lebih tebal

c. Epikardium

- Merupakan bagian terluar dari dinding jantung

- Terdiri dari 3 lapis :

-pericardium viseral

-subepicardial

-perikardium parietal

11

Page 12: Makalah tutorial blok cardiology

2. Pembuluh darah

a. Tunika yaitu lapisan dari pembuluh darah, terdiri dari:

- Tunika intima terdiri atas lapisan sel endotel yang melapisi permukaan dalam

pembuluh, dibawahnya terdapat lapisan subendotel yang terdiri dari jaringan ikat

jarang yang mengandung sel otot polos. Pada arteri, lapisan intima dipisahkan

dari lapisan media oleh suatu lamina elastika interna, dimana senyawa-senyawa

berdifusi untuk memberi makan sel-sel di bagian dalam dinding pembuluh darah.

- Tunika media terdiri atas sel-sel otot polos yang diantaranya tersebar serat

elastin dan lamela, serat retikular dan proteoglikans dalam jumlah yang bervaria

si. Pada arteri yang lebih besar, terdapat lamina elastika eksterna yang lebih tipis

memisahkan tunika media dari tunika adventisia.

- Tunika adventisia terdiri atas serat kolagen dan elastin, kolagen di adventisia

adalah tipe I dan kolagen di media adalah tipe II. Lapisan adventisia menyatu

dengan jaringan ikat pembungkus organ tempat dilaluinya pembuluh.

b. Arteri

Terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. Arteri elastik adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh. Diantaranya

adalah trunkus pulmonal dan aorta serta cabang-cabang utamanya. Dinding

pembuluh terutama terdiri dari serat elastin yang memberi kelenturan dan daya

pegas selama aliran darah.

2. Arteri muskularis adalah cabang dari arteri elastik yang merupakan pembuluh

pembuluh yang terbanyak di tubuh, mengandung lebih banyak serat otot polos

pada dindingnya.

3. Arteriol adalah cabang terkecil sistem arteri dan dindingnya terdiri dari satu

sampai lima lapisan serat otot polos.

12

Page 13: Makalah tutorial blok cardiology

c. Vena

Terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. Vena porta (vena besar) memiliki endotel yang tebal dan subendotel yang tipis

dengan beberapa lapis sel otot polos dan banyak jaringan ikat, tunika

adventisia tebal dan yang paling berkembang pada vena.

2. Vena medium dan kecil memiliki lapisan subendotel namun tidak selalu ada,

terdiri dari sel otot polos yang berbaur dengan serat retikulin dan jalinan halus

seratr elastin, terdapat terutama di ekstremitas dan memiliki katup. Saat darah

mengalir ke arah jantung, katup terbuka dan saat akan mengalir balik, katup

menutup lumen dan mencegah aliran balik darah. Darah vena diantara katup

pada ekstremitas mengalir ke arah jantung akibat kontraksi otot. Katup tidak

terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau superior dan vena visera.

3. Venule memiliki lapisan yang tipis, sel otot polos yang sedikit dan memiliki

perisit kontraktil, juga memiliki kolagen dan fibroblas.

d. Kapiler merupakan pembuluh darah yang paling kecil yang terdiri dari 3 kelas,

yaitu:

- continue cappillaries, ditemukan di jaringan ikat, otot, CNS dan membentuk BBB

-fenestrated capillary yang ditemukan diginjal dan kelenjar endokrin

-sinusoid yang ditemukan di liver dan ogan-organ hemopoietik

*Sistem vaskular limfatik

Terdiri atas kapiler limfe dan pembuluh limfe. Sistem ini berawal buntu, berupa tubul

atau kapiler limfe di dalam jaringan ikat. Pembuluh ini menampung kelebihan cairan

interstisial (limfe), menyalurkannya melalui limfonodus untuk disarig dan

mengembalikannya ke dalam sistem vaskular darah melalui pembuluh limfe yang

lebih besar. Endotel pada kapiler dan pembuluh limfe sangat tipis agar lebih

permeabel. Struktur pembuluh limfe besar mirip vena, hanya dindingnya lebih tipis.

Pergerakan limfe di dalam pembuluh mirip dengan pergerakan darah, tetapi pembuluh

limfe mengandung lebih banyak katup. Pembuluh limfe ditemukan pada semua

jaringan, kecuali pada SSP, tulang rawan, tulang, dan sumsum tulang, timus, plasenta,

dan gigi.

13

Page 14: Makalah tutorial blok cardiology

(sumber: Histologi Dasar Junqueira edisi ke-8, EGC)

C. Kerja otot jantung secara fisiologis

Terdapat dua jenis sel otot pada jantung:

1. Sel kontraktil, 99% merupakan bagian dari otot jantung yang melakukan kerja

mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak

menghasilkan potensial aksi sendiri.

2. Sel otoritmik, sebagian kecil pada otot jantung, tidak berkontraksi tetapi

mengkhususkan diri untuk mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi

yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel kontraktil.

Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membran tidak menetap antara potensial-

potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membran secara lambat mengalami

depolarisasi atau begeser ke ambang akibat inaktivasi saluran K+. Pada saat yang sama

ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan permeabilitas K+, Na+, yang

permeabilitasnya tidak berubah , terus bocor masuk kedalam sel. Akibatnya bagian

dalam secara perlahan menjadi kurang negatif yaitu membran secara bertahap

mengalami depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++

terbuka, terjadi influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi

spontan. Fase turun disebabkan oleh efluks cepat K+ akibat pengaktifan saluran K+.

Inaktivasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi

lambat berikutnya mencapai ambang.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi

berikut:

1. Nodus sinoatrium (SA), yang terdapat di daerah kecil pada dinding atrium

kanan dekat lubang (muara) vena kava superior.

2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung yang

terdapat di dasar atrium kanan dekat septum, tepatnya dipertautan antara

atrium dan ventrikel.

3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), yaitu sel-sel yang berasal dari nodus AV

dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang

membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui septum,

14

Page 15: Makalah tutorial blok cardiology

melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding

luar.

4. Serat Purkinje, yaitu serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas HIS

dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Apabila salah satu sel jantung yang otoritmik memiliki kecepatan depolarisasi

yang lebih besar maka sel tersebut akan mencapai ambang lebih cepat dan

menghasilkan potensial aksi yang lebih cepat dibandingkan dengan sel otoritmik yang

lainnya. Sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi

terletak di nodus SA yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan

otoritmitas tertinggi yaitu 70-80 potensial aksi/menit, kemudian potensial aksi

tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem

penghantar khusus, potensial aksi terus menyebar ke bagian jantung sisanya hingga

nodus SA disebut juga sebagai pemacu (pacemaker) jantung. Sel otoritmik yang lain

menjadi tidak mampu untuk menjalankan kecepatan yang rendah karena sudah

diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA.

Apabila karena sesuatu hal nodus SA tidak berfungsi maka nodus AV akan

menjalankan aktivitas pemacu. Jaringan otoritmik yang bukan merupakan nodus SA

adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih walaupun dengan kecepatan yang

lebih rendah. Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar

ke kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut dipermudah oleh dua jalur penghantar

atrium khusus, jalur antaratrium dan jalur antarnodus. Jalur antaratrium berjalan dari

nodus SA didalam atrium kanan ke atrium kiri dimana karena adnya jalur ini,

gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi gap junction di seluruh atrium kiri

bersamaan dengan penyebaran eksitasi di atrium kanan hingga terjadilah kontraksi

dikedua atrium tersebut. Jalur antarnodus berjalan dari nodus SA ke nodus AV

dimana nodus AV adalah satu-satunya jalur listrik antara atrium dan ventrikel karena

secara struktural jalur atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan ikat yang

tidak menghantarkan listrik, oleh karena itu satu-satunya jalan agar potensial aksi

dapat menyebar ke ventrikel adalah dengan melewati nodus AV. Kemudian impuls

dengan cepat berjalan melalui berkas HIS dan ke seluruh miokardium ventrikel

melalui serat-serat Purkinje dimana jaringan serat di sistem penghantar ventrikel ini

mengkhususkan diri untuk menghantarkan potensial aksi secara cepat. Karena massa

ventrikel jauh lebih besar daripada massa atrium, harus terdapat sistem penghantar

15

Page 16: Makalah tutorial blok cardiology

yang cepar untuk segera menyebarkan eksitasi di ventrikel, karena perambatan

potensial aksi secara cepat yang melalui berkas His dan pendistribusiannya secara

cepat ke seluruh jaringan Purkinje menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium

ventrikel di kedua bilik hampir terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa

kontraksi yang terjadi adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara

efisien menyemprotkan darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada saat yang

sama.

Siklus jantung

Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung

sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap

siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus

sinus. Siklus jantung terdiri dari satu periode relaksasi yang disebut diastol, yaitu

periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi

yang disebut sistol.

Terdapat 2 fase dalam masa sistol yaitu iso-volumetric contraction dan ventricular

ejection. Pada masa iso-volumetric contraction, kontraksi dimulai tetapi katub

jantung masih tertutup, tegangan bertambah tetapi tidak terjadi pemendekan sel

otot, dan tekanan dalam ventrikel terus meningkat. Jika tekanan dalam ventrikel

terus meningkat hingga melebihi tekanan pada aorta atau arteri pulmonal maka

katub semilunar (aorta dan pulmonal) akan terbuka, sel otot memendek dan

terjadilah ventricular ejection atau yang sering juga disebut dengan fase pengisian

cepat. Fase ventricular ejection ini akan menghasilkan end systolic volume (ESV)

yaitu sisa darah yang masih tertinggal dalam ventrikel setelah ventrikel

berkontraksi.

Pada masa diastol juga terdapat 2 fase yaitu iso-volumetric relaxation dan

ventricular filling. Masa iso-volumetric relaxation dimulai saat ventrikel dalam

keadaan relaksasi, katub semilunar dan atrioventrikuler tertutup, dan volume

ventrikel tetap. Pada masa iso-volumetric relaxation ini, darah yang berasal dari

vena pulmonal dan sistemik akan terus mengalir masuk ke dalam atrium. Aliran

darah masuk ke atrium tersebut membuat tekanan di atrium akan meningkat dan

melebihi tekanan pada ventrikel. Hal ini menyebabkan katub mitral dan trikuspid

terbuka dan dimulai fase pengisian ventrikel (ventricular filling). Fase pengisian

16

Page 17: Makalah tutorial blok cardiology

ventrikel ini akan menghasilkan end diastolic volume (EDV) yaitu volume darah

yang berada dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.

Cardiac output dan kontrolnya

Cardiac output atau curah jantung (CO) adalah volume darah yang dipompa oleh

tiap-tiap ventrikel per menit. Ada 2 faktor yang menentukan curah jantung yaitu

denyut jantung per menit (heart rate) dan volume sekuncup (stroke volume).

Cardiac output = stroke volume × heart rate

Denyut jantung dipengaruhi oleh sistem saraf otonom yaitu simpatis dan

parasimpatis yang memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung.

Sistem saraf parasimpatis memiliki pusat pengaturan pada medulla oblongata

(cardio inhibitory centre), mengatur jantung melalui saraf vagus, dan akan

mempersarafi atrium terutama nodus SA dan AV. Efek-efek yang dihasilkan oleh

parasimpatis antara lain:

Pada nodus SA akan terjadi peningkatan permeabilitas nodus SA terhadap

K+ oleh asetilkolin dan menyebabkan lebih banyak K+ yang keluar dari sel

sehingga terjadi hiperpolarisasi yang membuat potensial aksi lama

tercapai.

Pada nodus AV akan terjadi penurunan kecepatan penghantaran impuls ke

ventrikel.

Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat

potensial aksi yang menyebabkan fase datar berkurang. Akibatnya

kontraksi atrium melemah.

Semua hal diatas akan menyebabkan denyut jantung menurun, waktu antara

kontraksi atrium-ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium menjadi lemah.

Sistem simpatis dengan pusat pengaturan cardio-acceleratory centre pada medula

oblongata dan melalui torakal medula spinalis akan mempersarafi atrium termasuk

nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel. Efek-efek yang

ditimbulkan pada stimulasi saraf simpatis adalah:

Pada nodus SA, norepinefrin menyebabkan penurunan permeabilitas

terhadap K+ sehingga hanya sedikit K+ yang keluar dari sel dan akan

terjadi depolarisasi cepat yang diikuti dengan potensial aksi yang cepat.

17

Page 18: Makalah tutorial blok cardiology

Pada nodus AV dan pacemaker lain akan terjadi peningkatan transmisi

impuls.

Pada sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel akan terjadi peningkatan

permeabillitas Ca ++ sehingga influks Ca++ meningkat yang menyebabkan

kontraksi atrium dan ventrikel lebih kuat.

Semua hal diatas akan menyebabkan denyut jantung meningkat, waktu antara

kontraksi atrium dan ventrikel memendek, dan kontraksi atrium serta ventrikel

meningkat.

Sesuai dengan formula BP = CO x TPR, dimana BP adalah Blood Pressure, CO

adalah Cardiac Output, dan TPR adalah Total Perifer Resisten, maka dapat dilihat

bahwa perubahan pada cardiac output akan menimbulkan perubahan yang

sebanding pada tekanan darah. Makin besar curah jantung, maka makin tinggi

tekanan darah, begitu pun sebaliknya.

Pengaruh aktivitas fisik terhadap cardiac output

Aktivitas fisik (misalnya olahraga) dapat meningkatkan tekanan darah. Olahraga

akan memicu stress, meningkatkan jumlah CO2, dan meningkatkan kebutuhan O2.

Hal ini akan mengaktifkan cardio acceleratory centre di medula oblongata yang

akan memicu peningkatan aktivitas simpatis. Aktivitas simpatis akan

menyebabkan denyut jantung meningkat, kontraksi otot jantung menjadi lebih

kuat, dan aliran darah balik meningkat. Semua hal tersebut pada akhirnya akan

menyebabkan cardiac output meningkat sehingga tekanan darah juga akan

meningkat.

(sumber: Fisiologi Manusia Sherwood, EGC; Fisiologi Kedokteran Ganong, EGC;

Buku Ajar Kardiologi FK UI; Biokimia Harper, EGC)

18

Page 19: Makalah tutorial blok cardiology

C. Pemeriksaan

1. Anamnesis

Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada penderita adalah :

a. sesak nafas, merupakan petunjuk adanya gangguan fungsional pada jantung-

paru yang disebabkan oleh hipoksemia dengan asidosis, sesak nafas dapat merupakan

bagian dari sindrom dekompensasi yang manifestasinya dapat berupa takipneu

(frekuensi nafas lebih cepat dari biasa), dispneu (bernafas harus dengan usaha),

ortopneu (kesulitan bernafas saat berbaring). Kesulitan dalam bernafas dapat

diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi New York Heart Association (NYHA) yang

terdiri dari 4 kelas, yaitu:

Kelas 1 : penderita dapat melakukan aktifitas berat tanpa adanya keluhan

Kelas 2: penderita tidak dapat melakukan aktifitas yang lebih berat walaupun unntuk

aktifitas sehari-hari belum terdapat keluhan.

Kelas 3 : penderita mengalami keluhan saat melakukan aktifitas sehari-hari

Kelas 4 : penderita sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun sehingga harus

di tirah baring

b. edema, merupakan salah satu tanda gagal jantung, salah satu kejadian adalah

insufisiensi vena yang terutama diderita oleh wanita. Edema karena dekompensasi

atau insufisiensi vena lebih sering menyolok pada siang hari dimana penderita lebih

banyak berdiri (ortostatik)dan berkurang atau menghilang jika pada waktu tidur

tungkai dinaikkan.

c. sianosis, merupakan tanda terjadinya pirau kanan ke kiri pada kelainan jantung

bawaan. Terkadang sianosis hanya terjadi jika penderita melakukan aktifitas fisik.

Ekstremitas yang dingin dan basah merupakan tanda terjadinya hipoksemia berat.

d. nyeri dada, merupakan salah satu tanda gejala iskemia miokard. Nyeri yang

khas dirasakan di bagian substernal yang menjalar kebagian medial lengan bawah kiri,

terkadang menjalar kebagian lengan kanan, leher atau ke mandibula. Penjalaran bisa

sampai ke daerah punggung/belikat. Rasa nyeri tersebut bisa dirasakan seperti rasa

berat di dada, tertimpa batu, ditusuk, dirobek dan lain sebagainya.

19

Page 20: Makalah tutorial blok cardiology

e. Berdebar (palpitasi), merupakan manifestasi kesadaran adanya denyut jantung

yang dirasakan cepat (palpitasi), lambat (bradikardi), tidak teratur (fibrilasi) ataupun

hilangnya denyut nadi (ekstrasistol). Pada beberapa keadaan rasa berdebar dapat

disertai sesak yang tergantung pada penyakitnya. Dalam anamnesis, perlu untuk

ditanyakan: kualitas berdebar apakah cepat, lambat, hilangnya denyut, kemudian saat

dan sifat mulainya berdebar apakah saat kerja, istirahat, tiba-tiba, perlahan-lahan,

dengan ancang-ancang ataupun tanpa ancang-ancang, lalu ditanyakan bagaimana

hilangnya rasa berdebar tersebut apakah hilang dengan sendirinya atau dengan

gerakan tertentu dan terakhir ditanyakan pakah ada keluhan penyerta yang lain yaitu,

keringat dingin, pingsan, pusing dan lain sebagainya.

f. sinkope, merupakan gejala kelainan pada sistem kardiovaskular dimana

pengertian sinkope adalah keadaan kehilangan kesadaran karena aliran ke otak yang

berkurang, baik karena hilangnya tonus vaskuler maupun menurunnya curah jantung.

Sinkope dapat menyebabkan akibat-akibat lain yang serius yaitu trauma karena

terjatuh saat sinkop, sinkop saat mengemudikan kendaraan atau bekerja dengan alat-

alat.

2. Pemeriksaan fisik

Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menemukan kelainan kardiovaskuler

primer, menemukan kelainan sistemik dengan akibat/konsekuensi kardiovaskuler,

menemukan penderita dengan gejala/keluhan menyerupai, namun tanpa kelainan

kardiovaskuler dan untuk skrining kelainan kardiovaskuler. Yang perlu diperhatikan

adalah keadaan umum dan tanda-tanda vital, fundus okuli, keadaan kulit, dada

(toraks), jantung, abdomen, tungkai dan arteri-arteri perifer.

-Keadaan umum dan tanda-tanda vital

Keadaan umum yang baik sewaktu pemeriksaan tidak selalu berarti kelainan yang ada

tidak serius. Pada beberapa kelainan jantung bawaan, keadaan gizi atau pertumbuhan

yang buruk mungkin merupakan satu-satunya menifestasi kelainan hemodinamik

yang bermakna.

-Tekanan darah

Pada penderita-penderita dengan hipertensi disamping pengukuran pada kedua lengan,

juga pada kedua tungkai dengan manset yang cukup lebar untuk menyingkirkan

adanya koarktasio aorta atau penyakit Takayashu.

20

Page 21: Makalah tutorial blok cardiology

-Nadi

Pada perabaan nadi yang diperhatikan adalah jumlah frekuensi nadi,

takikardi/bradikardi, keteraturan nadi, perbandingan dengan denyut jantung, pulsus

defisit, pulsus bisferiens, pulsus seler, pulsus tardus, perubahan volum nadi, pulsus

alternan, pulsus bigeminus, pulsus paradoksus

-Pemeriksaan vena

Pemeriksaan vena terutama vena jugularis dapat memberikan gambaran tentang

aktifitas jantung. Perubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena

dengan cara menyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi dan perubahan pada

bentuk pulsus vena. Vena-vena yang sering mudah terlihat dapat dinilai terutama pada

vena jugularis. Kesulitan penilaian tekanan vena jugularis terjadi jika terdapat

peningkatan tekanan intratoraks yang menyebabkan penjalaran tekanan vena dari

jantung terhambat, misalnya pada saat tertawa, sesak, batuk, menangis, dan lain

sebagainya.

-Nafas

Meningkatnya frekuensi nafas (takipnue) merupakan pertanda gagal jantung yang bisa

disebabkan oleh berbagai sebab dan bisa karena asidosis akibat penyakit jantung

sianotik.

-Fundus okuli

Pemeriksaan fundus okuli merupakan salah satu cara untuk menilai keadaan

pembuluh-pembuluh arteriol dan venul.

-Keadaan kulit

Untuk melihat keadaan hemodinamik karena kelainan kardiovaskuler

-Dada (toraks)

Pada pemeriksaan toraks dilakukan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan

kemudian auskultasi.

-Inspeksi dada terutama untuk mencari adanya asimetri bentuk dan gerak dada

sewaktu bernafas

-Palpasi, dapat ditemukan adanya gerakan jantung yang menyentuh dinding dada

terutama bila terdapat aktifitas jantung yang meningkat atau terjadinya pembesaran

ventrikel, ataupun juga terjadi ketidakteraturan kontraksi ventrikel. Pada keadaan

normal, hanya impuls dari apeks yang dapat diraba, pada keadaan jantung yang

hiperaktif denyutan apeks akan lebih menyolok, terlihat apeks dan ventrikel kiri

21

Page 22: Makalah tutorial blok cardiology

biasanya bergeser ke lateral karena adanya pembesaran jantung atau dorongan dari

paru-paru.

-Perkusi, berguna untuk menetapkan batas-batas jantung terutama pada pembesaran

jantung.

-Auskultasi, yaitu dengan mendengarkan perubahan-perubahan bahan-bahan dinamis

akibat aktifitas nafas dan jantung.

3. Pemeriksaan laboratorium

Laboratorium rutin, yaitu pemeriksaan darah tepi seperti hemoglobin, hematokrit,

jumlah lekosit dan trombosit, ureum, dan gula darah.

Laboratorium spesifik, yaitu enzim jantung, kreatin fosfokinase, isoenzim CK-MB,

troponin T, SGOT, LDH, alpha-HBDH, CRP, ASTO (Anti Streptolisin-O), tes fungsi

hati, sistem koagulasi, kultur darah, kadar digitalis dalam darah dan pemeriksaan

cairan ekstravaskuler

4.Treadmill test

Treadmill test atau sress test atau tes olahraga berjenjang adalah salah satu

pemeriksaan non-invasif, dimana dengan pemberian beban, diharapkan dapat

diperoleh gambaran keadaan kardiovaskular seseorang. Tujuan dilakukan tes ini

adalah untuk memudahkan dalam mendiagnosis penyakit jantung atau untuk

mengetahui kapasitas fungsional seseorang yang asimtomatik. Pada Treadmill

Stressing Testing, individu berjalan di atas sebuah jentera ban berjalan, yang dapat

diatur kecepatan dan kemiringannya. Protokol yang lazim digunakan adalah protokol

Bruce. Tes dimulai dari intesitas rendah. Tes dimulai pada kecepatan 2,74

kmh/1,7mph, pada kemiringan 10%. Setiap tiga menit, kecepatan dan kemiringan ini

ditingkatkan. Tes dihentikan apabila individu sudah mencapai 85% atau 100% dari

sasaran debar jantung (Target Heart Rate) yang disesuaikan dengan umur penderita.

Namun, pada keadaan tertentu, seperti apabila timbul gejala fisiologik, atau individu

terlalu lemah untuk melanjutkan, maka tes dapat dihentikan.

Selama tes berlangsung, individu dipantau keluhan fisiknya, gambaran EKG, dan

tekanan darah yang diukur tiap menit. Yang terutama direkan pada gambaran EKG

adalah timbulnya aritmia dan perubahan segmen ST. Tes dikatakan positif apabila

timbul kelainan EKG. Pemantauan dilakukan baik saat latihan ataupun sesudah

latihan, sebab adakalanya, kelainan EKG justru terjadi pada fase recovery. Tes ini

22

Page 23: Makalah tutorial blok cardiology

dapat dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita penyakit jantung koroner,

individu yang beresiko tinggi mengalami penyakit jantung koroner, mengevaluasi

toleransi latihan pada pasien yang sesak nafas atau mengalami kelelahan yang tak

dapat dijelaskan, mengevaluasi tekanan darah terhadap latihan pada pasien dengan

borderline hypertension, ataupun untuk mengetahui ada tidaknya denyut jantung

ireguler yang dapat dipicu oleh latihan.

(sumber: Buku Ajar Kardiologi FK UI)

D. Makanan yang mendukung aktivitas dari jantung

Lebih diajurkan untuk memakan makanan yang mengandung ”white meat” seperti

daging ayam dan ikan, makanan-makanan yang mengandung serat, soy protein, soy

been oil yang berfungsi untuk mengurangi kolesterol yang terdapat didalam tubuh

Lebih dihindarkan makanan-makanan yang dapat meningkatkan kolesterol dalam

tubuh, seperti: coklat, alkohol

(sumber: Krause Food Nutrition Diet & Therapi)

8. Ulasan

Pada tutorial hari pertama, masih ada dugaan akan adanya kelainan pada jantung

akibat dari perubahan yang terjadi pada tubuh yaitu peningkatan denyut nadi dan

peningkatan tekanan darah. Pada tutorial hari kedua, didapat kesimpulan bahwa

penderita tidak menderita kelainan jantung, karena perubahan yang terjadi pada tubuh

masih dalam batas normal akibat dari kompensasi beraktivitas, diperkuat lagi dari

pemeriksaan-pemeriksaan yang berada pada batas normal. Kesimpulan tersebut lebih

terjelaskan lagi pada saat pleno pakar setelah mendapatkan penjelasan dari pakar.

Kesimpulannya bahwa pada saat berolahraga akan terjadi peningkatan respon simpatis

yang memiliki efek vasokontriksi pembuluh darah perifer hingga menyebabkan total

resistensi perifer meningkat dan vasodilatasi pembuluh darah otot yang menyebabkan

peningkatan aliran balik vena sehingga meningkatkan end diastolic volume yang

diikuti dengan peningkatan kontraksi otot (denyut jantung meningkat). Hal ini

menyebabkan terjadinya peningkatan cardiac output sehingga tekanan darah

meningkat.

23

Page 24: Makalah tutorial blok cardiology

9. Kesimpulan

Saat tubuh berolahraga, terjadi mekanisme fisiologis untuk mengkompensasinya,

selama pada pemeriksaan tidak terjadi kelainan patologis, maka kerja dari tubuh

masih dalam batas-batas normal. Pada kasus, pemeriksaan EKG, pemeriksaan

laboratorium dan tredmill test berada dalam batas normal, hingga dapat dipastikan

bahwa peningkatan denyut nadi dan peningkatan debar jantung adalah karena reaksi

fisiologis tubuh saat beraktivitas.

24

Page 25: Makalah tutorial blok cardiology

DAFTAR PUSTAKA

L. Carlos Junqueira, Jose junqueira, Robert O. Kelley. Histologi Dasar edisi ke-8.

Jakarta: EGC 1995; 198-204.

Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC 2001;

256-293.

Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC 2003; 228-231

Buka Ajar Kardiologi FK UI. Jakarta, 1996

Krause Food Nutrition Diet & Therapi; 323, 878-883

William F. Ganong. Fisiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC 2003; 525-551

Robert K. Muray, MD, PhD, dan Frederick W. Keeley, PhD. Otot dan Sitoskeleton.

Robert K. Muray, Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, dan Victor W. Rodwell.

Biokimia Harper edisi 25. Jakarta: EGC 2003; 685-686.

Otte J. Rachman. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik pada Penyakit Jantung. Lily

Ismudiati Rilantono, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, dan Poppy Surwianti

Roebiono. Buku Ajar Kardiologi FK UI. Jakarta: Gaya Baru 2004; 21-35.

Poppy S. Roebiono. Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Kardiovaskuler. Lily

Ismudiati Rilantono, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, dan Poppy Surwianti

Roebiono. Buku Ajar Kardiologi FK UI. Jakarta: Gaya Baru 2004; 66-69.

25