mp3 skenario 3

14
Pendahuluan Ibu minah, umur 25tahun, sudah 4 bulan tidak datang menstruasi, dan perut terasa serta sekali-sekali terasa gerakan-gerakan setinggi pusar. Berobat ke dokter den mual-mual dan sekali-sekali muntah dan sedikit pendarahan melalui vagina. Pembahasan Fertilisasi normal terjadi di bagian lateral ampula tuba uterina. Setel terbentuklah zigot. zigot tersebut memasuki fase cleaveage dimana sel zigot berm 8 sel. Setelah itu zigot yang sudah menjadi 8 sel membelah menjadi 16 sel yang d morula. Ketika morula memasuki rongga rahim pada hari ke-3 atau ke-4 pembuahan, terlihat sebuah rongga, dan terciptalah blastokista. yang kemudian blastokista akan berimplantasi di dinding endometrium, dinding posterior, atau anterior korpus uteri dan menempel diantara muara-muara kelenjar . (1) Kehamilan ektopik terjadi di (1) : 1. Uterus 2. Intersitial 3. Cervical 4. Ovary 5. Abdominan 6. Ovarian 7. Intramural 8. Infundibular tubal 9. Fallopian tube 10. Ampullar tubal 11. Intraligamentous 12. Isthmic tubal

Upload: adhyanovic-hadi-pradipta

Post on 21-Jul-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendahuluan Ibu minah, umur 25tahun, sudah 4 bulan tidak datang menstruasi, dan perut terasa membesar serta sekali-sekali terasa gerakan-gerakan setinggi pusar. Berobat ke dokter dengan keluhan mual-mual dan sekali-sekali muntah dan sedikit pendarahan melalui vagina. Pembahasan Fertilisasi normal terjadi di bagian lateral ampula tuba uterina. Setelah fertilisasi terjadi terbentuklah zigot. zigot tersebut memasuki fase cleaveage dimana sel zigot bermitosis menjadi 8 sel. Setelah itu zigot yang sudah menjadi 8 sel membelah menjadi 16 sel yang disebut dengan morula. Ketika morula memasuki rongga rahim pada hari ke-3 atau ke-4 pembuahan, mulailah terlihat sebuah rongga, dan terciptalah blastokista. yang kemudian blastokista akan berimplantasi di dinding endometrium, dinding posterior, atau anterior korpus uteri dan menempel diantara muara-muara kelenjar .(1) Kehamilan ektopik terjadi di (1): 1. Uterus 2. Intersitial 3. Cervical 4. Ovary 5. Abdominan 6. Ovarian 7. Intramural 8. Infundibular tubal 9. Fallopian tube 10. Ampullar tubal11. Intraligamentous

12. Isthmic tubal

Periode prenatal Zigot Cleavage Morula Blastokista Embrio Fetus Minggu I : Saat pembuahan sampai dengan persarangan (zigot-morula-blastokista) Minggu II : Pembentukan rongga amnion trofoblas kantong kunir ektoderm entoderm Hasil pembuahan cakram embrio bilaminar Minggu lll : Pembentukan mesoderm, primitive strict, korda dorsalis Minggu IV-VIII: Pembentukan embrio Bulan lll-X: Fetus atau masa janin Terakhir kelahiran (partus) bayi. Periode postnatal

Infancy

: Bayi dari lahir sampai setahun pertama setelah lahir

Childhood : Periode dari 15 bulan sampai 12-13 tahun Pubertas : Perempuan Laki-laki 12-15 tahun 13-16 tahun

Adolesences : Periode 3-4 tahun setelah pubertas Adulthood : Periode umur 18-25 tahun

Pembentukan lapisan bilaminer Selama perkembangan minggu kedua, blastokista manusia terbenam rapat dalam selaput lendir rahim, dan trofoblas serta embrioblas memulai perkembangan ususnya. Trofoblas terus menembus lebih jauh dalam endometrium, sambil berdiferensiasi menjadi sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas. Sel-sel embrioblas membentuk lempeng benih ektodermal (lapisan sel kolumnar) dan entodermal (suatu sel-sel kuboid kecil) Pembentukan lapisan trilaminer

Selama perkembangan minggu ke-3 yang paling khas adalah pembentukan garis sederhana pada permukaan ektoderm yang menghadap ruang amnion mudigah berumur 15-16 hari mempunyai simpul sederhana. Sel lempeng ektoderm berpindah kearah garis sederhana. Setelah tiba pada garis sederhana sel ektoderm berbentuk botol dan masuk kedalam alur kedalam. Ini dikenal sebagai invaginasi. Setelah melakukan invaginasi, sel ini menyebabkan antara lempeng ektoderm dan lempeng endoderm dengan arah lateral membentuk lapisan sel tengah yang disebut lempeng benih mesoderm. Pembentukan tulang belakang pada embrio terjadi pada hari ke 20 sampai hari ke 30 Pembentukan tulang rawan embrional secara histologi Berasal dari sel mesenkim . mula-mula sel mesenkim membulat, cabang-cabangnya menghilang. Sel ini disebut kondroblas, bermitosis dengan cepat menjadi berdesakan/padat. Kondroblas mensintesa matriks ( fibril kolagen dan substansi dasar ) yang kemudian memisahkan satu dengan yang lainnya. Diferensiasi terjadi dari tengah keluar sehingga yang ditengah selnya adalah kondrosit dan yang dipinggir selnya adalah kondroblas. Sel mesenkim yang di permukaan tulang rawan berubah menjadi sel kondrogenik dan fibroblas membentuk perikondrium yang membungkus tulang rawan. Pertumbuhan tulang rawan terjadi melalui 2 proses, yaitu :

Pertumbuhan interstisial ( endogen ) Kondrosit muda, yang tetap mampu membelah diri, berproliferasi dan meletakan matriks baru. Pertumbuhan ini hanya terjadi pada tulang rawan yang relatif muda, yang masih memungkinkan pengembangan. Kelompok sel atau sel-sel isogen yang tampak pada tulang rawan merupakan tanda telah terhentinya pertumbuhan interstisial.

Pertumbuhan aposisional ( eksogen) Pertumbuhan aposisional merupakan proses perletakan lapis-lapis tulang rawan baru pada permukaan. Hal ini terjadi oleh aktivitas lapis dalam perikondrium. Fibroblas berpoliferasi dan sebagian hasil poliferasi di transformasi menjadi sel-sel tulang rawan dan kemudian memendam diri dalam substansi interselular yang dihasilkannya. Bagian inipun pada perkembangan selanjutnya akan dilapisi matriks dari sel-sel lebih baru dari perikondrium.

Sperma terbagi menjadi 3 bagian yaitu (4):

Kepala, berisi nukleus yang berisi bahan genetik. Bagian luar kepala dilapisi dengan akrosom yang menghasilkan enzim hialuronidase(melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata),akrosin(protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida),dan antifertilizin(antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.

Bagian tengah, mengandung mitokondria yang menyediakan energi untuk pergerakan ekor.

Bagian ekor, yang berfungsi sebagai alat pergerakan sperma.

Ovum terdiri atas bagian-bagian berikut (4); Korona Radiata Zona Pelusida Membran Vitelin Sitoplasma Inti

Ovum terdiri dari inti,sitoplasma dan dinding sel. Sitoplasma terdiri dari bagian yang aktif dan tidak aktif. Bagian yang aktif terdiri dari sentriol, apparatus golgi, mitokondria, lisosom dan lain-lain, sedangkan yang tidak aktif adalah kunir atau yolk. Dinding selnya terdiri dari : Dinding sel primer yang dihasilkan oleh sitoplasma ( vitellina membrane) Dinding sekunder yang dihasilkan oleh sel-sel folikel sebagai penunjang ovum. Dinding sekunder ada dua macam, yaitu zona pelusida dan korona radiate. Zona pelusida terdiri dari sel-sel folikel dan korona radiate terdiri dari sel-sel cumulus ooforus. Dinding tersier dihasilkan oleh saluran reproduksi yaitu berupa dinding albumin.

FERTILISASI(1)

Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Spermatozoa pada saat sampai di saluran kelamin wanita belum mampu membuahi oosit. Mereka harus mengalami: (A) Kapasitasi & (B) reaksi akrosom. (A) Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung selama 7 jam. Selama waktu ini, suatu selubung glikoprotein dari proteinprotein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati sel korona & mengalami reaksi akrosom. (B) Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh proteinprotein zona, puncak reaksi adalah pelepasan enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida (antara lain: akrosin & zat serupa tripsin) TAHAP 1:PENEMBUSAN KORONA RADIATA Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona, sedangkan sel sperma yang lain diduga membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang menembus gamet wanita. TAHAP 2: PENEMBUSAN ZONA PELUSIDA Zona pelusida: sebuah perisai glikoprotein disekeliling telur yang mempermudah & mempertahankan pengikatan sperma & menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom yang memungkinkan sperma menembus zona pelusida sehingga akan bertemu dengan membran plasma oosit.Enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida untuk menghambat penetrasi sperma & membuat tak aktif tempat-tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik. Spermatozoa lain bisa menempel di zona pelusida, tetapi hanya 1 yang terlihat mampu menembus oosit. TAHAP 3: PENYATUAN OOSIT & MEMBRAN SEL SPERMA Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Penyatuan ini terjadi antara selaput oosit & selaput yg meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia baik kepala & ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit. Segera setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dgn 3 cara berbeda: 1) Reaksi kortikal & zona 2) Melanjutkan belahan miosis kedua 3) penggiatan metabolik sel telur Hasil utama pembuahan: 1) Pengembalian menjadi jmlh kromosom diploid lagi

2) Penentuan jenis kelamin 3) Dimulainya pembelahan.Tanpa pembuahan oosit biasanya akan mengalamai degenerasi 24 jam setelah ovulasi. Bagian-bagian dari uterus : Bagian atas yang melebar disebut badan rahim ( corpus uteri ) Bagian bawah yang berbentuk silinder disebut leher rahim ( cerviks uteri ) Bagian leher yang menonjol ke dalam rahim disebut portio vaginalis Bagian ujung atas rahim yang membulat, tempat kedua ujung buluh rahim berakhir disebut fundus

Uterus terdiri dari 3 lapisan (3): Endometrium Badan rahim dialpisi epitel selapis silindris dengan kelompokan sel bersilia yang bertebar diantaranya. Terdapat kelenjar rahim yang merupakan kelenjar simpleks yang mungkin bercabang pada ujungnya dan satu sama lain dipisahkan oleh stroma.

Miometrium Berupa dinding otot polos padat yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Dibedakan atas 3 lapisan otot, yaitu : Stratum subvaskular, lapis otot dalam terutama dibentuk oleh serat-serat yang

tersusun memanjang Stratum vaskular, lapis otot tengah yang tebal seratnya tersusun melingkar dan serong dilengkapi dengan banyak pembuluh darah Stratum supravaskular, lapisan otot luar memanjang yang tipis.

Perimetrium Terdiri atas lapis sel mesotel ditopang oleh jaringan ikat tipis.

Ovarium terdiri atas (3): Stroma ovari Corpus Albikan Corpus Luteum

Folikel Graff

Ovarium dibedakan menjadi 2 lapisan : Korteks Terdiri atas stroma padat selular yang mengandung folikel ovarium. Stromanya terbentuk oleh jejala serat retikulin dan sel berbentuk gelondong yang tersusun berpusaran tidak teratur. Medula Bagian yang menyatu dengan jaringan ikat vaskular mesovarium di hilus. Tidak terdapat garis pembatas diantara kedua bagian tersebut. Medula terdiri atas jaringan ikat fibroelastis longgar yang mengandung pembuluh darah besar, pembuluh limfe dan saraf stroma. Mengandung tebaran berkas serat otot polos. Vaskularisasi dan Persyarafan pada Uterus dan Ovum Vaskularisasi uterus, terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis. Vaskularisasi ovarium didapat dari: Arteri ovarica, berjalan didalam ligamentum suspensorium ovarii, berada diantara

kedua lembaran ligamentum latum uteri, mencapai mesovarium dan masuk ke ovarium melalui hilus. Ramus ovaricus arteri uterina, berjalan kearah lateral dalam ligamentum latum uteri

menuju ke mesovarium dan mengadakan anastomose dengan arteria ovaricaVena ovarica sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra. Vena ovarica dextra bermuara kedalam vena cava inferior.

Pembuluh limfe dari ovarium berjalan bersama vasa ovarica menuju ke lymphonodus lumbalis. Persarafan uterus, innervasi simpatis diperoleh dari medula spinalis segmental thoracalis XII lumabalis l. Serabut parasimpatis berasal dari medula spinalis segmental sacralis. Serabutserabut efferen simpatis dan parasimpatis mencapai uterus melalui plexus nervosus hypogastricus dan pleksus nervosus pelvicus. Persarafan ovarium, dari ekstrinsik (simpatik dan serat sensoris dan sebagian kecil komponen parasimpatis, memasuki ovarium melalui hilus pleksus perivaskular, sebagai regulasi aliran darah) dan intrinsik (afinitas reseptor neurotropin rendah. Dari percabangan pleksus ovaricus yang mengandung komponen vasomotoris. Plasenta dibentuk pada saat kandungan berusia 15-16 minggu.

Fungsi dari plasenta(1): Nutrisi: membaerikan bahan makanan pada janin Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin Endokrin: menghasilkan hormon hCG (human chorionic gonadotropin), estrogen,progesteron,somatomammotropia. Imunologi: mengeluarkan konponen antibodi ke janin Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus

Tali pusat dibentuk pada minggu ketiga pada kehamilan. Dan memiliki jaringan ikat gelatinosa (jaringan ikat mukosa). Jaringan ikat mukosa adalah jaringan ikat sementara yang muncul pada pembentukan dan perkembangan normal jaringan ikat. Jaringan ini berbentuk Whartons Jelly. Sel-selnya adalah fibroblas besar yang bercabang-cabang dan cabang-cabang ini sering tampak menyatu dengan cabang-cabang dari sel-sel yang berdekatan. Kadang-kadang terdapat beberapa makrofag dan limfosit bebas. Substansi dasarnya lunak dan mirip jel. Mengandung jaring-jaring serat kolagen halus(3). Jaringan ikat(3,5) : 1. Jaringan ikat sejati Jaringan ikat Longgar Jaringan mesenkim Jaringan gelatinosa Jaringan Areolar Jaringan Lemak - Jaringan Lemak Univakuolar - Jaringan Lemak Multivakuolar Jaringan Retikular Jaringan Ikat Padat Jaringan ikat padat kolagen Jaringan ikat padat elastis 2. Jaringan ikat khusus Tulang Tulang Rawan Tulang Rawan Hialin Tulang rawan elastis Tulang rawan fibrosa Tulang rawan turgesen

Darah Hemopeitik

Kesimpulan Dari hasil diskusi di atas, diketahui bahwa dalam kasus ini terjadi indikasi kehamilan yang dialami oleh Ibu Minah. Kehamilan adalah suatu periode yang diawali oleh pertemuan sperma dan ovum yang akan membentuk janin setelah melewati beberapa fase dalam uterus ibu, baik secara normal berimplantasi pada dinding endometrium utreus, bahkan dapat juga terjadi kehamilan yang terjadi di tempat-tempat yang bukan semestinya (ectopic pregnancy). Pada masa kehamilan ini juga dibentuk jaringan-jaringan pada janin, seperti tulang dan organorgan penting lainnya. Semua ini dapat terjadi berkat pasokan nutrisi yang disalurkan ibu melalui plasenta dan tali pusat.

DAFTAR PUSTAKA : 1. T.W. Sadler. Embriologi Kedokteran Langman, Jakarta : EGC, 1997.2. Lesson,C.R., Lesson,T.S., Paparo,A.A., Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC, 1996.

3. Putz, R., Pabst,R., Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid 2 edisi 21. Jakarta : EGC, 2000. 4. Syamsuddin,M., Setiawan,H., Diktat Modul Pengantar Biomedik V. Jakarta : Fakultas KedokteranUnivesitas Trisakti. 2005.5. Arifin F, Kartawiguna, Arkeman H, David, Goeritnoko I. Diktat Kuliah Histologi 1.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 20036. Arifin F, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik Histologi.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 2007

LAMPIRAN

Fase-fase setelah konsepsi.

Lokasi kehamilan ektopik

somite ( tulang belakang embrional)

foto mikroskopis jaringan tulang rawan

Bagian-bagian sperma

Bagian-bagian ovum

proses fertilisasi

lapisan-lapisan uterus

lapisan-lapisan ovum