laporan sken a blok 24 b4 2014

Upload: gunnasundary

Post on 02-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    1/38

    1

    LAPORAN

    TUTORIAL SKENARIO A BLOK 24

    Disusun oleh :

    Kelompok B4

    Anggota

    1.Anantya Dianty S

    2.Rahmatul Ikbal

    3.Atia Julika4.Nur Suci Trendy Asih

    5.M. Arisma D. Putra

    6.Salsabil Dhia Adzhani7.Indah Fitri Nurdianthi

    8.Ira Meliani

    9.Jaskeran Kaur Dhaliwal Avtar Singh10.Gunnasundary Thirumalai

    11.Jeshwinder Kaur Jagdish Singh

    04111401004

    04111401009

    0411140101004111401016

    04111401039

    0411140104104111401056

    04111401074

    0411140109204111401096

    4101401131

    Tutor :dr. H.M.A. Husnil Farouk, MPH, PKK.

    PENDIDIKAN DOKTER UMUM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2014

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    2/38

    2

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

    Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyusun laporan tutorial

    ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

    Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam menjalankan kegiatan

    tutorial. Di sini kami membahas sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok

    berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis,

    meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar masalah, serta mengidentifikasi topik

    pembelajaran. Dalam tutorial ini pula ditunjuk moderator serta notulis. Bahan laporan ini

    kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok dan bahan ajar dari dosen-dosenpembimbing.

    Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, orang

    tua, tutor pembimbing;dr. H.M.A. Husnil Farouk, MPH, PKK.; dan para anggota kelompok

    yang telah mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami

    mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami

    memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan

    laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

    Palembang, April 2014

    Penulis

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    3/38

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar......................................................................................................................2Daftar Isi...............................................................................................................................3

    BAB I : Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang......................................................................................4

    1.2 Tujuan dan Manfaat..............................................................................4

    BAB II : Pembahasan

    2.1 Data Tutorial.........................................................................................5

    2.2 Skenario Kasus......................................................................................5

    2.3 Paparan

    I KLARIFIKASI ISTILAH....................................................6

    II IDENTIFIKASI MASALAH...............................................6

    III ANALISIS MASALAH.......................................................7

    IV HIPOTESIS........................................................................26

    V SINTESIS (LEARNING ISSUE).......................................26

    VI KERANGKA KONSEP.....................................................36

    BAB III : Penutup

    3.1 Kesimpulan..............................................................................................37

    DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................38

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    4/38

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas mengenai yang berada dalam blok

    24 pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum

    Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

    menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.

    1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

    pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

    skenario ini.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    5/38

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr.H.M.A. Husnil Farouk, MPH, PKK.

    Moderator : Gunnasundary Thirumalai

    Sekretaris Meja : Indah Fitri Nurdianthi

    Hari, Tanggal : Selasa, 01 April 2014

    Kamis, 03 April 2014

    Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif).

    2.2 Skenario Kasus

    Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair selama 3 hari

    4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada

    muntah. Sebelumnya ia juga pernah mengalami diare pada usia 3 bulan, 8 bulan, dan 10

    bulan. Reygen lahir normal, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir

    2800 gram, panjang badan lahir 47 cm, lingkar kepala tidak diukur. Reygen saat ini

    mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa merangkak dan duduk pada umur 9bulan, tapi sejak sakit duduk harus dibantu.

    Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai umur 3 bulan, lalu usia setelah

    3 bulan sampai dengan sekarang : susu formula standar merk S 6 kali sehari @2 sendok

    takar dicampur dgn air panas sampai 90 ml, dan bubur bayi beras merah merk C 1 sachet

    sehari@ 20 gram (80 kalori). Menurut ibunya, cara membuat susu formula sudah benar. Ibu

    tidak pernah membuat bubur bayi rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan.

    Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.

    Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD dan tukang becak, ibu

    usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5

    tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7 m, ventilasi jendela cukup, lantai

    semen, smber air minum sumur gali, jarak dengan MCK 6 meter.

    Pemeriksaan fisik: kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi

    124x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/menit, suhu 36,80C. Setelah dilakukan

    antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram, panjang badan 70 cm, lingkar kepala

    46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata tidak ada tanda-tanda defisiensi

    vitamin A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung, lengan dan tungkai kurus, dan

    terdapat baggy pants

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    6/38

    6

    2.3 Paparan

    I. KLARIFIKASI ISTILAH

    1.

    ASI eksklusif : ASI yang diberikan pada neonatus selama 6 bulan pertama setelah

    kelahiran tanpa makanan tambahan.2.

    Susu formula : susu olahan dari susu hewan yang telah dikemas

    3.

    Bubur bayi : bubur (makanan halus) untuk bayi, bisa dibuat sendiri, atau dari

    olahan yang dikemas.

    4.

    Antropometri : ukuran yang menentukan status gizi dari seseorang (bayi).

    5.

    Wajah seperti orang tua : wajah anak yang tidak sesuai dengan umurnya.

    6.

    Iga gambang : tulang rusuk yang menonjol (iga piano).

    7.

    Baggy pants : bentuk dari bokong dan paha yang menyerupai celana baggy.

    II. IDENTIFIKASI MASALAH

    1.

    Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair

    selama 3 hari 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada

    darah. Tidak ada muntah. Sebelumnya ia juga pernah mengalami diare pada usia 3

    bulan, 8 bulan, dan 10 bulan. Reygen lahir normal, spontan, cukup bulan ditolong

    bidan dengan berat badan lahir 2800 gram, panjang badan lahir 47 cm, lingkar kepala

    tidak diukur. Reygen saat ini mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa

    merangkak dan duduk pada umur 9 bulan, tapi sejak sakit duduk harus dibantu.

    2.

    Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai umur 3 bulan, lalu usia

    setelah 3 bulan sampai dngn sekarang : susu formula standar merk S 6 kali sehari

    @2 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 90 ml, dan bubur bayi beras

    merah merk C 1 sachet sehari@ 20 gram (80 kalori). Menurut ibunya, cara membuat

    susu formula sudah benar. Ibu tidak pernah membuat bubur bayi rumahan dan lebih

    suka memakai bubur bayi pabrikan.

    3. Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.

    Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD dan tukang

    becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang(usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi

    jendela cukup, lantai semen, smber air minum sumur gali, jarak dengan MCK 6

    meter.

    4. Pemeriksaan fisik: kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi

    124x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30 x/menit, suhu 36,80C. Setelah

    dilakukan antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram, panjang badan 70

    cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata tidak ada

    tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung, lengandan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    7/38

    7

    III. ANALISIS MASALAH

    1. Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair

    selama 3 hari 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak

    ada darah. Tidak ada muntah. Sebelumnya ia juga pernah mengalami diare

    pada usia 3 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan. Reygen lahir normal, spontan, cukup

    bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2800 gram, panjang badan lahir

    47 cm, lingkar kepala tidak diukur. Reygen saat ini mengalami keterlambatan

    perkembangan, baru bisa merangkak dan duduk pada umur 9 bulan, tapi sejak

    sakit duduk harus dibantu.

    a. Apa tanda dan gejala klinis dari diare?

    Bayi dan anak yang mengalami diare mula-mula menjadi cengeng, gelisah,

    suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian

    timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Anus dan

    daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama menjadiasam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang

    tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi

    sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut

    meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila

    penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

    mulai tampak.

    b. Apa saja penyebab diare?

    Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines, etiologi diare

    akut dibagi atas empat penyebab:

    1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E.coli, gol. Vibrio, Bacillus cereus,

    Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter

    aeromonas.

    2. Virus : Rotavirus, adenovirus, Coronavirus

    3. Parasit : Protozoa,Entamoeba hystolytica, Giardia lamblia,

    Balantidium coli, Trichuris trichiura

    4. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,

    imunodefisiensi

    c. Apa tanda-tanda bayi yang lahir normal?

    - Lahir cukup bulan

    - Bayi lahir segera menangis

    - Bayi bergerak aktif

    - Warna kulit seluruh tubuh kemerahan

    Tanda-tanda bayi baru lahir normal :

    a)

    Berat badan : 25004000 gr

    b)

    Panjang badan : 4852 cn

    c)

    Lingkar kepala : 335 cm

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    8/38

    8

    d) Lingkar dada : 3038 cm

    e) Bunyi jantung : 120160 x/menit

    f) Pernafasan dada : 4060x/menit

    g) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.

    h)

    Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.i) Kuku telah agak panjang dan lepas.

    j) Genitalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika

    laki-laki testis telah turun.

    k)

    Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.

    l)

    Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.

    m)

    Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan

    menggenggam.

    n)

    Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.

    (Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007)

    d. Bagaimana gambaran perkembangan bayi usia 3 bulan, 9 bulan dan 11 bulan?

    1) Pada usia 0-3 bulan

    - Bayi bisa mengangkat kepala setinggi 45Oketika ditengkurapkan

    - Melihat dan menatap

    - Mengoceh spontan

    - Tertawa, menggerakan kepala kekiri dan kanan

    - Terkejut dengan suara keras

    Kemampuan gerak kasar

    a. Mengangkat kepala. Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat

    suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar mengangkat

    kepalanya.

    b. Berguling-guling. Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia

    dapat melihat dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan

    benda tersebut ke sisi lain dengan perlahan.

    c. Menahan kepala tetap tegak. Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia

    dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak.

    Kemampuan gerak halus

    a. Melihat, meraih dan menendang mainan gantung.

    b. Memperhatikan benda bergerak.

    c. Memegang benda.

    Semakin bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-

    benda kecil dengan ujung jarinya (menjimpit). Jaga agar benda itu tidak

    melukai bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak

    Kemampuan bicara dan bahasa

    a. Berbicara. Bicara dengan bayi sesering mungkin

    b. Meniru suara-suara. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin, maka ia akan

    menirukan kembali suara anda.c. Mengenali berbagai suara. Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    9/38

    9

    musik, radio, TV, orang berbicara dan sebagainya

    2) Pada usia 6-9 bulan

    - Duduk.

    -

    Merangkak.- Memindahkan benda dari satu tangan ketangan lainnya.

    - Memungut benda sebesar kacang.

    -

    Bersuara tanpa arti, mamama,bababa.

    -

    Bermain tepuk tangan/ciluk baa.

    3) Pada usia 9-12 bulan

    -

    Mengangkat badan ke posisi berdiri

    -

    Menggenggam erat pensil

    - Berjalan dengan dituntun.

    -

    Mergulurkan tangan untuk meraih benda yang diinginkan

    - Memasukan benda ke mulut

    - Mengulang menirukan bunyi yang di dengar

    - Senang bermain ciluk baa

    - Mengenal anggota keluarga dan takut pada orang yang tidak dikenal

    Kemampuan gerak kasar

    a.

    Stimulasi yang perlu dilanjutkan. Duduk.

    b.

    Merangkak. Letakkan sebuah di luar jangkauan bayi usahakan agar ia

    mau merangkak.

    c.

    Berjalan berpegangan/ dengan bantuan. Pegang kedua tangan bayiusahakan agar ia mau melangkah.

    d. Naik tangga. Tunjukan cara naik tangga dengan cara merangkak

    Kemampuan gerak halus

    a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan.

    - Memegang benda dengan kuat.

    - Mengambil benda-benda kecil.

    b.

    Memasukan benda kedalam wadah. Ajari memasukan dan mengeluarkan

    benda kedalam wadah.

    c.

    Bermain genderang. Tunjukan cara memukul genderang dari kaleng

    bekas.

    d.

    Memegang alat tulis, mencoretcoret/ menggambar.

    e.

    Sediakan alat tulis dan kertas bekas, ajarkan bayi mencoret di kertas.

    Kemampuan bicara dan bahasa.

    a.

    Stimulasi yang perlu dilanjutkan

    - Berbicara.

    - Meniru kata-kata

    b.

    Menunjuk dan menyebut gambar. Ajak bayi melihat dan menyebut

    gambar-gambar yang menarik seperti bunga, binatang dll.

    c.

    Bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair sesering mungkin.

    Kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    10/38

    10

    a. Permainan bersosialisasi. Ajak bayi bermain dengan orang lain, lambaikan

    tangan sambil berkata da-daag ketika ayah pergi.

    b. Minum sendiri dari sebuah cangkir. Bantu bayi memegang cangkir dan

    minum dari cangkir tersebut.

    c.

    Makan bersama. Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluargalainnya.

    2. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai umur 3 bulan,

    lalu usia setelah 3 bulan sampai dngn sekarang : susu formula standar merk S 6

    kali sehari @2 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 90 ml, dan

    bubur bayi beras merah merk C 1 sachet sehari@ 20 gram (80 kalori). Menurut

    ibunya, cara membuat susu formula sudah benar. Ibu tidak pernah membuat

    bubur bayi rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan.

    a.

    Apa dampak pemberian ASI yang hanya sampai usia 3 bulan pertama?Pemberian ASI tidak sampai 6 bulan dapat menyebabkan pertumbuhan

    bayi pada usia 0-6 bulan bisa sangat terhambat. Selama pemberian ASI esklusif 6

    bulan 9terjadi transfer imunitas dari ibu ke bayi. ASI berhubungan erat dengan zat

    kekebalan yang akan memproteksi neonatus dan bayi selama masa pertumbuhan

    dan perkembangannya. Kolostrum pada ASI mengandung zat kekebalan 10-17

    kali lebih banyak dari susu matur. Zat kekebalan ASI akan melindungi bayi dari

    diare, menurunkan terserang penyakit telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi.

    Bayi yang diberi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit

    dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.

    Pemberian ASI yang tidak eksklusif merupakan faktor risiko kejadian

    growth faltering. Bayi yang diberi ASI tidak eksklusif mempunyai risiko 3,30

    kali terhadap kejadian growth faltering. Growth faltering merupakan suatu

    kondisi yang harus diwaspadai. Penelitian yang dilakukan oleh Emond et al

    (2007) menyebutkan bahwagrowth falteringberat badan yang diderita pada masa

    9 bulan pertama kehidupan akan berdampak pada penurunan IQ ketika umur

    mencapai 8 tahun. Rerata penurunan 1 Standar Deviasi akan menurunkan IQ

    sebesar 0,84 point ketika umur mencapai 8 tahun.

    b.

    Apa dampak pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan?

    1. Pemberian makanan pendamping ASI / MP ASI terlalu dini akan

    mempercepat bayi kontak terhadap kuman, sehingga menjadi salah satu

    faktor resiko terjadinya diare pada kasus ini.

    2. Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan

    pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6

    bulan.

    3. Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot

    (neuromuscular)bayi belum cukup berkembang untuk mengendalikangerak

    kepala dan leher. Bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakkan

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    11/38

    11

    makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya karena gerakan ini

    melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan minum susu.

    4. Meningkatkan resiko alergi, contoh : protein dalam gandum (gluten)

    c.

    Apa saja jenis makanan tambahan untuk bayi setelah pemberian ASI eksklusif?Beberapa jenis MP ASI yang sering diberikan:

    1) Buah, terutama pisang yang mengandung cukup kalori. Buah jenis lain yang

    sering diberikan kepada bayi adalah: pepaya, jeruk, dan tomat

    2)

    Makanan bayi tradisional

    a). Bubur susu

    b). Nasi tim saring

    3)

    Makanan bayi kalengan, contoh : biskuit Milna, biskuit Regal

    d. Apa saja komposisi dari susu formula dan apa kelebihan atau kekurangannya

    terhadap ASI?

    Kandungan Gizi ASI Susu Formula (/100 ml)

    Kalori 70 kkal/100ml 65 kkal/100ml

    Lemak 4,2 gram/100ml 3,9 gram/ml

    Protein Lactalbumin (Lebih

    mudah dicerna )

    Kasein (Sulit dicerna)

    Mineral

    Fe

    Na

    KCa

    P

    Mg

    Cl

    4 mg/100ml (mudah

    dicerna

    15 mg/100ml

    57 mg/100ml35 mg/100ml

    15 mg/100ml

    4 mg/100ml

    40 mg/100ml

    120 mg/100ml (sulit

    dicerna

    58 mg/100ml

    145 mg/100ml130 mg/100ml

    120 mg/100ml

    12 mg/100ml

    108 mg/100ml

    Vitamin

    A

    B1

    B2

    Asam Nikotinik

    B6

    Asam PantotenatBiotin

    Asam Folat

    B12

    C

    D

    K

    75 mg/100ml

    14 mg/100ml

    40 mg/100ml

    160 mg/100ml

    12-15 mg/100ml

    246 mg/100ml0,6 mg/100ml

    0,1 mg/100ml

    0,1 mg/100ml

    5 mg/100ml

    0,04 mg/100ml

    1,5 mg/100ml

    41 mg/100ml

    43 mg/100ml

    145 mg/100ml

    82 mg/100ml

    64 mg/100ml

    340 mg/100ml2,8 mg/100ml

    0,13 mg/100ml

    0,6 mg/100ml

    1,1 mg/100ml

    0,02 mg/100ml

    6 mg/100ml

    e.

    Berapa kebutuhan kalori yang diperlukan bayi usia 11 bulan?

    Kebutuhan kalori : 110-120 kal/kg/hari

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    12/38

    12

    Sebagai tambahan, di bawah ini terlampir tabel kebutuhan kalori untuk bayi dan

    anak menurut Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988 :

    No. Usia Berat badan

    (kg)

    Permukaan

    tubuh (m2)

    Cal/kg

    (kg)

    1 Neonatus 2,54 0,20,23 50

    2 1mgg6bln 38 0,230,35 6070

    3 6 bln12 bln 812 0,350,45 5060

    4 12 bln24 bln 1015 0,450,55 45- 50

    5 2 thn5 thn 1520 0,60,7 45

    6 6 thn10 thn 2035 0,71,1 4045

    7 11 thn15 thn 3060 1,51,7 2540

    8 Dewasa 70 1,75 1520

    f. Bagaimana cara meracik susu formula dan bubur bayi yang benar?

    - Mencuci tangan dengan bersih

    -

    Mencuci dan mensterilkan botol susu dan dot- Memilih susu yang sesuai dengan anak

    - Mengikuti petunjuk pembuatan dalam kemasan susu formula

    - Mengatur suhu air dengan mencampur air dingin dengan air panas dengan

    takaran sesuai petunjuk

    - Menggunakan sendok takar yang disediakan agar kekentalan sesuai

    - Menghangatkan susu dengan merendam botol menggunakan air hangat

    - Tidak mencampur berbagai merk susu

    - Menyiapkan susu formula paling lama 2 jam sebelum digunakan

    - Tidak mencampur susu sisa pembuatan yang lalu dengan susu yang baru

    dibuat.

    Susu formula diberikan sebanyak 60 ml per kg berat badan per hari pada

    minggu pertama dan 150 ml per kg berat badan per hari setelahnya. Frekuensi

    pemberian setiap 3-4 jam atau bila bayi merasa lapar.

    Cara meracik bubur bayi yang benar

    Contoh :

    1-2 sendok makan tepung beras (untuk 1 porsi) dimasak sampai menjadi bubur

    (buatlah bubur untuk sehari, simpan untuk diberikan pada jam berikutnya dengan

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    13/38

    13

    catatan jangan dicampur susu terlebih dahulu) lalu dicampur 1 gelas susu (200ml,

    untuk 1 porsi sekali makan)

    3. Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan

    polio 1x. Reygen dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun, tidak tamat SD

    dan tukang becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah

    saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa,

    3m x7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali,

    jarak dengan MCK 6 meter.

    a. Bagaimana jadwal dan cara pemberian imunisasi pada bayi?

    Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak

    Indonesia(IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):

    Vaksin

    Umur pemberian imunisasi

    Bulan

    Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12

    Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

    BCG

    Hepatitis B 1 2 3

    Polio

    0 1 2 3

    DTP 1 2 3

    Campak 1

    Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)

    Hib 1 2 3

    MMR

    Tifoid

    Hepatitis A

    Varisela

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_Bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_Bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DTP&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hib&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tifoidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_Ahttp://id.wikipedia.org/wiki/Variselahttp://id.wikipedia.org/wiki/Variselahttp://id.wikipedia.org/wiki/Variselahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_Ahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tifoidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hib&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DTP&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_Bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1
  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    14/38

    14

    Umur Vaksin Keterangan

    Saat lahir Hepatitis B-1 1.HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,

    dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status

    HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah

    lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan

    vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu

    tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan

    selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif

    maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum

    bayi berumur 7 hari.

    Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untukbayiyang

    lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi

    dipulangkan (untuk menghindari transmisi

    virusvaksinkepada bayi lain)

    1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan

    HB-2 adalah 1 bulan.

    0-2 bulan BCG a.BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCGakan

    diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan

    uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan

    apabila ujituberkulinnegatif.

    2 bulan DTP-1 a.DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat

    dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan

    secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

    Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2

    bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau

    dikombinasikan dengan DTP-1.

    Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

    4 bulan DTP-2

    DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara

    terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-

    T).

    Hib-2

    Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polio
  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    15/38

    15

    dengan DTP-2

    Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

    6 bulan

    DTP-3

    DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan

    dengan Hib-3 (PRP-T).

    Hib-3

    Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6

    bulan tidak perlu diberikan.

    Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

    Hepatitis B-3

    HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan

    respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3

    minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

    9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2

    merupakan program BIAS padaSDkelas 1, umur 6

    tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur

    15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

    15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan

    imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur

    12 bulan.

    Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

    18 bulan DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah

    DTP-3.

    Polio-4

    Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

    b.

    Apakah imunisasi yang diberikan pada Reygen sudah lengkap?

    Tidak lengkap. Berdasarkan jadwal imunisasi Reygen baru mendapat imunisasi

    BCG, DPT 2x, Hepatitis B 2x dan Polio 1x.

    c.

    Apakah faktor usia orang tua mempengaruhi gizi buruk pada Reygen?

    Tidak ada. Karena pada buku kebidanan Sarwono mengatakan bahwa usia orang

    tua (ibu) hanya berpengaruh pada BBLR yang merupakan salah satu faktor resiko

    terjadinya gizi buruk. Sedangkan Reygen lahir normal dengan berat badan normal.

    d. Apakah faktor sosio-ekonomi mempengaruhi gizi buruk pada Reygen?

    http://id.wikipedia.org/wiki/SDhttp://id.wikipedia.org/wiki/SDhttp://id.wikipedia.org/wiki/SDhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/SD
  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    16/38

    16

    Ya, karena orang tua Reygen termasuk golongan ekonomi rendah. Yang ditandai

    dengan penghasilan penarik becak tidak mencukupi dan pendidikan orang tuanya

    hanya sampai SD.

    e.

    Apakah faktor lingkungan mempengaruhi gizi buruk pada Reygen?Ya, karena lingkungan Reygen adalah lingkungan yang tidak sehat, yang

    memungkinkan berkembangnya mikroorganisme yang merupakan faktor resiko

    terjadinya infeksi.

    4. Pemeriksaan fisik: kelihatan sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi

    124x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30 x/menit, suhu 36,80C. Setelah

    dilakukan antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gram, panjang badan 70

    cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata tidak ada

    tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung, lengan

    dan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.

    a. Apa tanda dan gejala klinis gizi buruk? A

    A. Marasmus

    Wajah seperti orang tua

    Cengen dan Rewel

    Sering disertai: peny. infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)

    Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)

    Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai

    celana longgar-baggy pants)

    Perut cekung

    Iga gambang

    Gambar Gizi Buruk Tanpa Edema

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    17/38

    17

    B. Kwashiorkor :

    Rambut tipis, merah seperti warna rambut jagung

    Edema (pd kedua punggung kaki, bisa seluruh tubuh)

    rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok

    Kelainan kulit (dermatosis) Wajah membulat dan sembab

    Pandangan mata sayu

    Pembesaran hati

    Sering disertai: peny. infeksi akut, diare, ISPA dll

    Apatis & rewel

    Otot mengecil (hipotrofi),

    Gambar Gizi Buruk dengan Edema

    b. Apakah dari pemeriksaan fisik Reygen menunjukkan gizi buruk?

    Inspeksi - Wajah seperti orang tua

    - Iga gambang

    - Perut cekung

    -

    Lengan dan tungkai kurus

    - Baggy pants

    Pemeriksaan Fisik - BB 5150 gram TB 70 cm

    -

    Lingkar kepala 46 cmKesimpulan (Diagnosis) Gizi buruk tanpa edema (marasmus)

    c.

    Bagaimana cara menilai/mendiagnosa penderita tergolong gizi buruk?

    Penilaian meliputi penentuan status gizi, masalah yang berhubungan dengan

    proses pemberian makanan dan diagnosis klinis pasien.

    Anamnesis

    Awaluntuk mengetahui adanya tanda bahaya atau tanda penting

    - syok/renjatan

    -

    letargis- muntah dan atau diare atau dehidrasi

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    18/38

    18

    Lanjutanuntuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gizi buruk:

    - riwayat kehamilan & kelahiran

    - riwayat pemberian makan

    - riwayat imunisasi & pemberian vitamin A

    -

    riwayat penyakit penyerta/penyulit- riwayat tumbuh kembang

    - penyebab kematian pada saudara kandung

    - status sosial, ekonomi dan budaya keluarga

    Pemeriksaan fisik

    Awal

    - gangguan sirkulasi/syok

    - gangguan kesadaran

    - dehidrasi

    -

    hipoglikemi- hipotermi

    Lanjutan

    - Tanda klinis gizi buruk

    - Pengukuran dan penilaian antropometri

    - Tanda defisiensi vitamin A pada mata dan mikronutrien lain

    - Tanda dan gejala klinis penyakit penyerta/ penyulit

    Pemeriksaan Penunjang

    (Laboratorium & Radiologi)

    -

    Gula darah

    -

    Hemoglobin dan Hematokrit

    - Urine rutin

    - Albumin, elektrolit

    - Foto thoraks

    Analisis diet:

    kuantitas asupan makanan (Food recall)

    kualitas asupan makanan (Food frequency)

    d. Apa faktor predisposisi gizi buruk?

    Asupan makanan

    Status sosial ekonomi

    Pendidikan ibu

    Penyakit penyerta

    Pengetahuan ibu

    Berat badan lahir rendah

    Kelengkapan imunisasi

    Pemberian ASI

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    19/38

    19

    e. Bagaimana penatalaksanaan gizi buruk?

    10 Langkah Tatalaksana Gizi buruk

    1) Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah

    rendah)

    Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dengan

    KEP berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh

    rendah. Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan

    makanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih

    dapat minum) berikan air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan

    kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke RSU kabupaten.

    2) Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)

    Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360

    C.Pada keadaan ini anak harus dihangatkan. Cara yang dapat dilakukan adalah

    ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut

    (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas.

    Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan

    meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat

    apalagi sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan

    pengukuran suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali.

    Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau

    pakaian rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia.

    3) Pengobatan dan Pencegahan kekurangan cairan

    Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi buruk

    dengan dehidrasi adalah :

    Ada riwayat diare sebelumnya

    Anak sangat kehausan

    Mata cekung

    Nadi lemah

    Tangan dan kaki teraba dingin

    Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama

    Tindakan yang dapat dilakukan adalah :

    Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam

    sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan

    rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap

    30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut

    ReSoMal (lampiran 4).

    Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat

    menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum,

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    20/38

    20

    lakukankan rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 %

    dan NaCL dengan perbandingan 1:1.

    4) Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit

    Berikan :

    -

    Makanan tanpa diberi garam/rendah garam

    - Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan

    penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita

    KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung

    mineral ( Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk

    makanan lumat/lunak

    - JANGAN OBATI EDEMA PADA GIZI BURUK DENGAN

    PEMBERIAN DIURETIKA

    5)

    Lakukan Pengobatan dan pencegahan infeksi

    Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya

    infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua

    KEP berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan

    dosis sebagai berikut :

    UMUR

    ATAU

    BERAT

    BADAN

    OBAT

    KOTRIMOKSASOL

    (Trimetoprim + Sulfametoksazol)

    Beri 2 kali sehari selama 5 hari

    AMOKSISILIN

    Beri 3 kali

    sehari untuk 5

    hari

    Tablet

    dewasa

    80 mg trimeto

    prim + 400

    mg

    sulfametok

    sazol

    Tablet Anak

    20 mg trimeto

    prim + 100 mg

    sulfametok

    sazol

    Sirup/5ml

    40 mg trimeto

    prim + 200 mg

    sulfametok

    sazol

    Sirup

    125 mg

    per 5 ml

    2 sampai 4 bulan

    (4 -< 6 kg) 1 2,5 ml 2,5 ml

    4 sampai 12

    bulan

    (6 -< 10 Kg)

    2 5 ml 5 ml

    12 bln s/d 5 thn

    (10 -< 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    21/38

    21

    Pencegahan:

    Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita

    penyakit infeksi, maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar

    infeksi tidak menjadi lebih parah. Bila tidak ada perbaikan atau

    terjadi komplikasi rujuk ke Rumah Sakit Umum. Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan

    berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati.

    Berikan metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare

    berlanjut segera rujuk ke rumah sakit

    6) Pemberian makanan balita KEP berat/Gizi buruk

    Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)

    Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena

    keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.

    Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang

    sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi

    metabolisma basal saja.

    Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco yang

    dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa

    agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai

    berikut :

    -

    Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa-

    Energi : 100 kkal/kg/hari

    -

    Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari

    -

    Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)

    -

    Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO

    75/pengganti/Modisco dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak

    terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet

    -

    Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco atau pengganti dan

    jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak

    Keterangan :

    Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan

    pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)

    Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO

    75/pengganti/Modisco dalam sehari, maka berikan sisa formula tersebut

    melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan ketrampilan petugas )

    Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari

    Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap

    jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam

    Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)

    Pantau dan catat :

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    22/38

    22

    - Jumlah yang diberikan dan sisanya

    - Banyaknya muntah

    - Frekuensi buang air besar dan konsistensi tinja

    - Berat badan (harian)

    -

    selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita denganedema , mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan

    naik

    7) Perhatikan masa tumbuh kejar balita (catch- up growth)

    Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu:

    1. Fase Transisi (minggu ke 2)

    Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan

    untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak

    mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak. Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100

    ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram

    per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan

    keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein

    yang sama.

    Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula

    tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200

    ml/kgbb/hari).

    Pemantauan pada fase transisi:

    - frekuensi nafas

    - frekuensi denyut nadi

    Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25

    kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume

    pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume

    seperti di atas.

    -

    Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan

    Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:

    - Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan

    sering.

    - Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari

    -

    Protein 4-6 gram/kg bb/hari

    -

    Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO

    100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan

    mencukupi untuk tumbuh-kejar.

    2.

    Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    23/38

    23

    - Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas

    dan sering

    - Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari

    - Protein 4-6 g/kgbb/hari

    -

    Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makananFormula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI tidak akan

    mencukupi untuk tumbuh-kejar.

    -

    Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga

    Pemantauan fase rehabilitasi

    Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan :

    - Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.

    - Setiap minggu kenaikan bb dihitung.

    Baik bila kenaikan BB 50 g/Kg bb/minggu.

    Kurang bila kenaikan BB < 50 g/Kg bb/minggu, perlu re-evaluasimenyeluruh.

    8) Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro

    Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan

    mineral.Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan

    preparat besi (Fe).Tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai

    naik (biasanya pada minggu ke 2).Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat

    memperburuk keadaan infeksinya.

    Berikan setiap hari :

    Tambahan multivitamin lain

    Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat

    atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut

    TAHAPAN PEMBERIAN DIET

    FASE STABILISASI : FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI

    FASE TRANSISI : FORMULA WHO 75 FORMULA WHO

    100 ATAU PENGGANTI

    FASE REHABILITASI : FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)

    MAKANAN KELUARGA

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    24/38

    24

    Dosis Pemberian Tablet Besi Folat dan Sirup Besi

    UMUR

    DAN

    BERAT BADAN

    TABLET BESI/FOLAT

    Sulfas ferosus 200 mg +

    0,25 mg Asam Folat

    Berikan 3 kali sehari

    SIRUP BESI

    Sulfas ferosus 150 ml

    Berikan 3 kali sehari

    6 sampai 12 bulan

    (7 - < 10 Kg)

    tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)

    12 bulan sampai 5

    tahun

    tablet 5 ml (1 sendok teh)

    Bila anak diduga menderita cacingan berikan Pirantel Pamoat dengan

    dosis tunggal sebagai berikut

    UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT

    (125mg/tablet)

    (DOSIS TUNGGAL)

    4 bulan sampai 9 bulan (6-

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    25/38

    25

    - Lakukan terapi bermain terstruktur selama 1530 menit/hari

    - Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh

    - Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb)

    10)Persiapan untuk tindak lanjut di rumah

    Nasehat pada orang tua :

    -

    Melakukan kunjungan ulang ke PPG :

    Bulan 1 : 1x/ minggu

    Bulan 2 : 1x/ 2 minggu

    Bulan 3-6 : 1x/ bulan

    berat badan anak ditimbang setiap bulan secara teratur di

    posyandu/puskesmas.

    -

    pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang

    padat

    -

    penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu

    -

    Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal

    f.

    Apa komplikasi dari gizi buruk?

    1.

    Hipotemi

    2.

    Hipoglikemi

    3.

    Infeksi

    4.

    Diare dan Dehidrasi

    5.

    Syok

    6.

    ISPA7.

    Cacingan

    8. Tuberkulosis

    9.

    Malaria

    g.

    Apa prognosis gizi buruk pada Reygen?

    Vitam: Dubia ad bonam

    Functionam: Dubia ad bonam

    h.

    Bagaimana cara memberikan konseling kepada orang tua yang anaknyamengalami gizi buruk?

    Pemberian konseling :

    Menyampaikan informasi kepada ibu atau pengasuh tentang hasil penilaian

    pertumbuhan anak

    Memberikan cara pemberian makanan sesuai umur dan kondisi anak dan cara

    menyiapkan makan formula, melaksanakan anjuran makan dan memilih atau

    mengganti makanan.

    Melengkapi imunisasi

    Memperbaiki kebersihan lingkungan

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    26/38

    26

    i. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini? C

    3A

    IV. HIPOTESIS

    Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, mengalami gizi buruk tanpa edema (marasmus) dan

    mengalami keterlambatan perkembangan motorik karena kekurangan gizi dan imunisasi tidak

    lengkap, sosio-ekonomi dan pengetahuan orang tua kurang dalam menyediakan makanan.

    V. SINTESIS (LEARNING ISSUE)

    1. Imunisasi pada Anak

    2. Anjuran Makanan Tambahan Bayi

    Usia 06 Bulan

    Diberikan hanya air susu saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari pagi,

    siang maupun malam.

    Usia 69 bulan

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    27/38

    27

    - Teruskan pemberian ASI.

    - Mulai memberikan MP ASI, sepertibubur susu, pisang, pepaya lumat halus,air

    jeruk, air tomat saring, dll.

    - Secara bertahap sesuai pertambahan umur .

    -

    Berikan bubur tim lumat ditambah kuning telur / ayam / ikan / tempe / tahu /daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak.

    - setiap hari makan diberikan:

    6 bulan : 2 x 6 sdm peres.

    7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres.

    8 bulan : 3 x 8 sdm peres.

    Usia 912 bulan

    - Teruskan pemberian ASI

    - MP ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek.

    - Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / bayam / santan / kacang hijau /santan / minyak.

    - Setiap hari pagi, siang dan malam diberikan:

    9 bulan : 3 x 9 sdm peres.

    10 bulan : 3 x 10 sdm peres.

    11 bulan : 3 x 11 sdm peres.

    - Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan (buah, biskuit,

    kue).

    3.

    Tumbuh Kembang Bayi

    Masa lima tahun pertama kehidupan anak (balita), merupakan masa yang sangat peka

    terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat

    diulang lagi, maka masa baltia disebut sebagai masa keemasan (golden period),

    jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis (critical period).

    Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang

    dilakukan melalui kegiatan stimulasi/rangsangan, deteksi dan intervensi dini

    penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis tersebut di atas.

    Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interselular,bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian/ keseluruhan, dapat diukur

    dengan satuan panjang dan berat. Stimulasi/rangsangan adalah kegiatan merangsang

    kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara

    optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi/rangsangan rutin sedini mungkin dan

    terus menerus pada setiap kesempatan. deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang

    artinya mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.

    Cara Mengukur Pertumbuhan :

    1)

    Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB).

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    28/38

    28

    - Tujuan pengukuran BB/TB : untuk menentukan status gizi anak, normal,

    kurus, kurus sekali atau gemuk.

    - Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh

    kembang balita.

    -

    Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan dan kaderterlatih.

    Pengukuran Berat Badan/BB:

    A.

    Menggunakan timbangan bayi.

    -

    Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau

    selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.

    -

    Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.

    -

    Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

    - Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.

    -

    Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

    - Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

    - Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

    - Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

    tengah-

    tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

    B.

    Menggunakan timbangan injak.

    -

    Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

    -

    Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

    -

    Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki,jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

    - Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

    - Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

    - Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

    -

    Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

    tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

    2) Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB):

    Cara mengukur dengan posisi berbaring:

    -

    Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

    -

    Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

    -

    Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

    -

    Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada

    pembatas angka 0 (pembatas kepala).

    -

    Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan

    batas kaki ke telapak kaki.

    -

    Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    29/38

    29

    Cara mengukur dengan posisi berdir i:

    - Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

    - Berdiri tegak menghadap kedepan.

    - Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

    - Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

    - Baca angka pada batas tersebut.

    Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

    kompleks dalamkemampuan :

    Gerak kasar

    Gerak halus,

    Bicara dan bahasa

    Sosialisasi dan kemandirian.

    Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.

    1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-

    otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    30/38

    30

    2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan dan dilakukan oleh otot-

    otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,

    menjimpit, menulis, dan sebagainya.

    3.

    Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengankemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

    mengikuti perintah dan sebagainya.

    4.

    Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

    mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah

    dengan dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

    lingkungannya, dan sebagainya.

    Ciri tumbuh kembang anak

    1. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan

    dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

    2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

    perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap

    perkembangan sebelum ia melewati tahapansebelumnya. Sebagai contoh, seorang

    anak tidak akan bisa berjalansebelum ia bisa berdiri.

    3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

    Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-

    beda.

    4. Perkembangan sesuai dengan pertumbuhan. Anak sehat, bertambah umur,

    bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. a. Perkembangan terjadi lebih

    dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota tubuh. b.

    Perkembangan terjadi lebih dahulu gerak kasar (misalnya tangan), kemudian

    berkembang ke bagian jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus .

    6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang

    anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

    1. Faktor dalam :

    a. Ras/etnik atau bangsa.

    b. Keluarga/genetik/keturunan

    c. Umur.

    d. Jenis kelamin.

    2. Faktor luar

    a. Gizi (pada saat ibu hamil), dan gizi masa pertumbuhan.

    b. Racun/zat kimia dan radiasi .

    c. Kekurangan hormon tertentu.

    Beberapa hormon yang dapat mengganggu pertumbuhan, misalnya kekurangan

    hormon insulin yang menyebabkan ibu pada saat hamil menderita diabetes (kencing

    manis), dan anak pada saat pertumbuhan kekurangan hormon tiroid pada kelenjar

    gondok yang mengakibatkan pertumbuhan anak menjadi pendek.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    31/38

    31

    d. Penyakit Infeksi .

    Penyakit yang diderita ibu saat hamil, dan juga penyakit yang diderita anak saat

    sedang masa pertumbuhan seperti TBC (tuberkulosis), anemia (kurang darah),

    kelainan jantung bawaan dll.

    e. Sosio-ekonomi yang kurang.f. Lingkungan pengasuhan.

    g. Stimulasi / rangsangan.

    Perkembangan memerlukan stimulasi/rangsangan khususnya dalam keluarga,

    misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

    keluarga lain terhadap kegiatan anak.

    Masa tumbuh kembang anak dimulai sejak dalam kandungan dan berlanjut sesudah

    lahir yang dibagi :

    1. Masa bayi umur 0 sampai 11 bulan.

    2. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

    3. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).

    Usia 1 bulan

    Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya.

    Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak

    20 cm.

    Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru

    Memiliki gerakan refleks alami.

    Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.

    Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.

    Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.

    Komunikasi yang digunakan adalah menangis.

    Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari

    tersebut.

    10.Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.

    Usia 2 bulan

    Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara. Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.

    Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.

    Usia 3 bulan

    Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.

    Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.

    Tertawanya sudah mulai keras.

    Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.

    Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, sertakontak.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    32/38

    32

    Usia 4 bulan

    Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.

    Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.

    Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya. Mulai memperluas jarak pandangannya.

    Usia 5 bulan

    Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

    Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.

    Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil

    .

    Usia 6 bulan

    Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.

    Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang

    ceria.

    Sudah bisa bermain sendiri.

    Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.

    Usia 7 bulan

    Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.

    Mulai belajar merangkak.

    Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.

    Usia 8 bulan

    Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.

    Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.

    Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata.

    Bisa memegang dan makan kue sendiri.

    Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.

    Usia 9 bulan

    Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat

    badannya.

    Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.

    Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.

    Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.

    Usia 10 bulan

    Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.

    Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.

    Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    33/38

    33

    Usia 11 bulan

    Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan dengan

    kursi atau meja selama 30 detik.

    Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

    Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.

    Senang diajak bermain cilukba.

    Usia 12 bulan

    Mulai berjalan dengan dituntun.

    Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.

    Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.

    Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.

    Reaksi cepat terhadap suara berbisik.

    Sudah bisa mengenal anggota keluarga.

    Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak

    dikenal/asing.

    4. Gizi Buruk pada Bayi

    Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

    nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian,

    yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan

    karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan kekurangan kedua-duanya. Gizi

    buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh

    membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana

    seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi, atau dengan ungkapan lain status gizinya

    berada di bawah standar rata-rata. Zat gizi yang dimaksud bisa berupa protein,

    karbohidrat dan kalori. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis

    yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk

    adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.

    Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-

    kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis dari

    masing-masing tipe yang berbeda-beda.

    Marasmus

    Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang

    timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di

    bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan,

    gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya.

    Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena

    masih merasa lapar. Berikut adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    34/38

    34

    a) Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-

    ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit

    b) Wajah seperti orang tua

    c) Iga gambang dan perut cekung

    d)

    Otot paha mengendor (baggy pants)e) Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

    Kwashiorkor

    Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bilamana

    dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian

    tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan

    atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.

    a) Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis

    b) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada

    penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.c) Wajah membulat dan sembab

    d) Pandangan mata anak sayu

    e) Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa

    kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.

    f) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi

    coklat kehitaman dan terkelupas

    Marasmik-Kwashiorkor

    Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik

    kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein

    dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping

    menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda

    kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan

    biokimiawi terlihat pula.

    Patofisiologi gizi buruk pada balita adalah anak sulit makan atau anorexiabisa

    terjadi karena penyakit akibat defisiensi gizi, psikologik seperti suasana makan,

    pengaturan makanan dan lingkungan. Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan

    protein, vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Turgor atau elastisitas kulit jelek karenasel kekurangan air (dehidrasi). Reflek patella negatif terjadi karena kekurangan aktin

    myosin pada tendon patella dan degenerasi saraf motorik akibat dari kekurangn

    protein, Cu dan Mg seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali

    terjadi karena kekurangan protein. Jika terjadi kekurangan protein, maka terjadi

    penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini membuat penurunan HDL dan LDL.

    Tanda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema

    adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Pitting edema

    disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular menurun.

    Jika hal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk keintertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor tidak ada kompensansi

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    35/38

    35

    dari ginjal untuk reabsorpsi natrium. Padahal natrium berfungsi menjaga

    keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga

    defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah

    sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel dan mengembalikannya

    membutuhkan waktu yang lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadipada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan

    onkotik.

    Secara garis besar sebab-sebab marasmus adalah sebagai berikut :

    a) Masukan makanan yang kurang : marasmus terjadi akibat masukan kalori yang

    sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari

    ketidaktahuan orang tua si anak, misalnya pemakaian secara luas susu kaleng

    yang terlalu encer.

    b) Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral

    misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephiritis dan sifiliskongenital.

    c) Kelainan struktur bawaan misalnya : penyakit jantung bawaan, penyakit

    Hirschpurng, deformitas palatum, palatoschizis, mocrognathia, stenosis pilorus.

    Hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosispankreas

    d) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus. Pada keadaan tersebut pemberian

    ASI kurang akibat reflek mengisap yang kurang kuat

    e) Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang

    cukup

    f) Gangguan metabolik, misalnya renal asidosis, idiopathic hypercalcemia,

    galactosemia, lactose intolerance

    g) Tumor hypothalamus, kejadian ini jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila

    penyebab maramus yang lain disingkirkan

    Ada 2 faktor penyebab dari gizi buruk adalah sebagai berikut :

    1) Penyebab Langsung. Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi,

    menderita penyakit infeksi, cacat bawaan dan menderita penyakit kanker. Anak

    yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang atau demam akhirnya

    menderita kurang gizi.

    2)

    Penyebab tidak langsung, ketersediaan Pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan

    kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga

    merupakan masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan rendah,

    ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu untuk mengatasi gizi

    buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor Ketahanan pangan adalah kemampuan

    keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam

    jumlah yang cukup baik maupun gizinya

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    36/38

    36

    VI. KERANGKA KONSEP

    Diare

    Rentan infeksi

    Keterlambatan

    perkembangan motorik

    Gizi buruk tanpa edema

    Tampak sangat kurus

    Iga gambang

    Lengan dan tungkaikurus

    Perut cekung

    Baggy pants

    Wajah seperti orang

    tua

    Pengetahuan orang

    tua kurang dalammenyediakan

    makanan

    Imunisasi

    tidak

    lengkap

    Faktor Sosio-

    EkonomiLingkungan

    yang kurang

    sehat

    (sumber air

    minum

    dekat MCK)

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    37/38

    37

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Reygen, anak laki-laki usia 11 bulan, mengalami gizi buruk tanpa edema (marasmus)

    dan mengalami keterlambatan perkembangan motorik karena kekurangan gizi dan imunisasi

    tidak lengkap, sosio-ekonomi dan pengetahuan orang tua kurang dalam menyediakan

    makanan.

  • 8/11/2019 Laporan Sken a Blok 24 B4 2014

    38/38

    DAFTAR PUSTAKA

    AAP (American Academy of Pediatrics)

    Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007

    Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI). 2004.Rekomendasi Jadwal Imunisasi Anak

    International Child Health Review Collaboration

    Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.Jadwal Imunisasi Anak

    Kementerian kesehatan. 2010.Pedoman Kader Seri KesehatanAnak. Bakti Husada

    Krisnansari, Diah. 2010. Nutrisi dan Gizi Buruk.Mandala of Health Volume 4

    Marcdante, Karen, dkk. 2014.Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Ikatan Dokter Anak Indonesia

    Marlow, D.R dan Reeding, B.A. 1988.Kebutuhan Kalori Untuk Bayi dan Anak

    Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001. Jakarta

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia&action=edit&redlink=1