laporan sken 6

21
LAPORAN TUGAS KELOMPOK SKENARIO ENAM Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah system neuromuskuloskeletal Oleh: CUT MEURAH INTAN 0907101010159 DARA PURNAMA SARI 0907101010152 KHALIZA MAULINA 0907101010 LISATIN ZIKRA 0907101050070 LOLA DWI SYAHTIRA 09071010500 MUHAMMAD SIDIQ 0907101010161 NOVENDI RIZKA 0907101010 POCUT SLANGA 0907101050057 RANDA ANDIKA 0907101050009 RISNA OKTAVIA 0907101010073 ULLYATI RACHMAH 0907101010064 WIDYA NINGSIH HARAHAP 0907101050063 YUSLIANA 0907101010179 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2010 – 2011 1

Upload: risna-oktavia

Post on 18-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sken

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS KELOMPOK SKENARIO ENAMDiajukan untuk memenuhi tugas matakuliah system neuromuskuloskeletal

Oleh:CUT MEURAH INTAN0907101010159DARA PURNAMA SARI0907101010152KHALIZA MAULINA0907101010LISATIN ZIKRA0907101050070LOLA DWI SYAHTIRA09071010500MUHAMMAD SIDIQ0907101010161NOVENDI RIZKA0907101010POCUT SLANGA0907101050057RANDA ANDIKA0907101050009RISNA OKTAVIA0907101010073ULLYATI RACHMAH0907101010064WIDYA NINGSIH HARAHAP0907101050063YUSLIANA0907101010179

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH2010 2011

SKENARIO 6Suami saya kejang Dokter!Tn. Gayus, usia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang seluruh tubuh sejak satu jam sebelum masuk rumah sakit. Menurut keluarganya, kejang berupa tegang dan kelonjotan seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, dan lidah tergigit. Hingga saat ini pasien sudah kejang 3 kali dengan lamanya setiap kejang sekitar 2 menit. Pasien tidak sadar saat dan sesudah kejang. Pada pemeriksaan Brain CT-Scan didapatkan hasil fraktur depressed os temporal sinistra dan perdarahan sebanyak 5 cc. Pasien mengalami kejang setelah ada riwayat trauma kepala satu minggu yang lalu.I. Identifikasi Istilah/ KonsepKejang : suatu kejadian paroksismal yang disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron abnormal dari suatu kumpulan neuron SSP (Sylvia,2006)Brain CT-Scan : singkatan dari computerized axial tomography of the brain Tindakan pemeriksaan non-invasive menggunakan sinar X yang dikombinasikan dengan computer untuk memperoleh serangkaian gambaran otak. Fraktur depresi / depressed skull : - pecah atau rupture tulang yang menyebabkana fragmen tulang terdorong kedalam dengan atau tanpa kerusakan pada scalp. Fraktur tengkorak dimana sebuah fragmen tertekan ke dalam (Dorlands,1998)KONSEP :

II. Identifikasi Masalah1. Apa etiologi dan bagaimana patofisiologi gejala pada scenario ? Kejang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, dan lidah tergigit. Apa makna yang dapat disimpulkan dari frekuensi kejang? Kenapa pasien tidak sadar saat dan sesudah kejang?2. Apa hubungan kejang dengan fraktur depressed os temporal sinistra dan perdarahan sebanyak 5 cc?3. Apa saja klasifikasi dan etiologi epilepsy?4. Bagaimanakah criteria emergensi pada pasien kejang?5. Apa saja perbedaan epilepsi pada berbagai jenis usia?6. Apa diagnosis pasien pada skenario di atas? Dan bagaimana tatalaksananya?7. Apa indikasi rawat inap dan rujuk?8. Apa saja differential diagnose dari scenario di atas?

III. Analisa Masalah1. Etiologi dan patofisiologi gejala1.1 Kejang1.1.1. DefinisiSuatu kejadian paroksismal yang disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron abnormal dari suatu kumpulan neuron SSP (Sylvia,2006)Istilah kejang perlu secara cermat dibedakan dari epilepsy. Epilepsi menerangkan suatu penyakit pada seseorang yang mengalami kejang rekuren nonmetabolik yang disebabkan oleh suatu proses kronik yang mendasarinya.Bangkitan kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau adanya dua bangkitan atau lebih dimana diantara bangkitan- bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran disebut sebagai Status Epileptikus (SE). SE adalah kedaruratan medis karena dapat terjadi disfungsi kardiorespirasi, hipertermia, kerusakan saraf ireversibel, dan kematian akibat kejang berkepanjangan. 1.1.2. EtiologiI. Intrakranial1. Gangguan metabolik Hiperglikemi Hipokalsemia Hipomagnesium Gangguan elektrolit 2. Toksik Intoksikasi anastesi Drug withdrawal (penghentian obat)3. Kelainan diturunkan gangguan metabolisme kekurangan peridoxin 4. Kernikterus II. Ekstrakanial1. Asfiksia2. Trauma ( perdarahan )3. Infeksi 4. Idiopatik kejang yang terjadi 48 jam pertama yaitu asfiksia, trauma lahir dan hipoglikemi kejang hari ke 5 27 yaitu hipokalsemia ( bukan komplikasi) kejang antara hari 7 10 karena infeksi dan kelainan genetik

1.1.3. PatofisiologiUntuk mempertahankan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru- paru dan diteruskan keotak melalui sistem kardiovaskuler.Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang teridri dari permukaan membran yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilaalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya,kecuali ion klorida (Cl-). Akibat konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat keadaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbengan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan en zim Na-K ATP- ase yang terdapat pada permukaan sel.Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah menjadi :1. perubahan kosentrasi ion ekstraseluler2. rangnsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya.3. perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.Aktifitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan. Lesi di otak tengah, thalamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.Di tingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi, termasuk : Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan. Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan. Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam polarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolon atau defisiensi asam gama- aminobutirat (GABA). Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam - basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.

1.1.4. KlasifikasiBerdasarkan tingkat kesadaran kejang diklasifikasikan sebagai beriktu :

ParsialKesadaran utuh.

Parsial Sederhana Dapat bersifat motorik (gerakan abnormal unilateral); sensorik (membaui, merasakan,mendengar sesuatu yang abnormal); Otonom(takikardi,bradikardi,takipnu,kemerahan,rasas tidak enak di epigastrium); psikik(disfagia, gangguan daya ingat) Biasanya kurang dari 1 menit

Parsial KompleksDimulai sebagai kejang parsial sederhana; berkembang menjadi perubahan kedasaran yang disertai oleh Gejala motorik, gejala sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju) Bebera dapat berkembang menjadi generalisata Biasanya berlangsung 1-3 menit

Generalisata (Umum)Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan fokal; bilateral dan simetrik; tidak ada aura

Tonik-klonik(dahulu disebut grand mal)Spasme tonik-klonik otot; inkontinensia urin dan alvi; menggigit lidah; fase pascaiktus

Absence (dahulu disebut petit mal)Sering salah diagnosis sebagai melamun Menatap kosong, kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat; tonus postural tidak hilang Berlangsung beberapa detik

MioklonikKontraksi mirip-syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai; cenderung singkat

AtonikHilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh (drop attacks)

KlonikGerakan menyentak, repetitive, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di lengan, tungkai, atau torso

TonikPeningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi) wajah dan tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai Mata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi Dapat menyebabkan henti napas

(Sylvia,2006)

1. Epileptik (Idiopatik) - Tidak ada pencetusnya dan terjadi berulang-ulang - Sering terjadi pada permulaan usia 20 tahun dan jarang pada 30 tahun 2. Non-epileptik (epilepsi sekunder) - Ada pencetusnnya oleh kelainan atau kondisi lain yang mengiritasi otak - Pada anak-anak, demam dapat menyebabkan kejang non-epileptik - Kejang psikogenik non-epileptik: Beberapa kelainan mental dapat menimbulkan gejala yang mirip kejang

Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan Klasifikasi International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981, yaitu:I. Kejang parsial (fokal, lokal)A. Kejang fokal sederhanaB. Kejang parsial kompleksC. Kejang parsial yang menjadi umumII. Kejang umumA. AbsensB. MioklonikC. KlonikD. TonikE. Tonik-klonikF. AtonikIII. Tidak dapat diklasifikasi

Gejala pada scenario dapat digolongkan kejang tonik klonik, dimana pada fase klonik terjadi spasme otot rahang dan lidah yang menyebabkan lidah tergigit. Frekuensi kejang menunjukkan pasien tidak mengalami kejang parsial (biasanya berlangsung kurang dari 1 menit dan tidak disertai penurunan kesadaran). Setelah sadar pasien mungkin berada dalam keadaan stupor, tahap ini disebut periode pascaiktus. Mungkin akibat meningkatnya kebutuhan energy akibat hiperaktivitas neuron. Pada epilepsy grand mal biasanya memang berlangsung selama beberapa detik sampai 3-4 menit. Juga ditandai dengan keadaan depresi pasca kejang, yaitu pasien stupor 1 sampai beberapa menit, dan sering kali tetap tidur selama berjam-jam sesudahnya.

2. Hubungan kejang dengan fraktur depressed os temporal sinistra dan perdarahan sebanyak 5 cc

Kejang paling sering terjadi 30 sampai 90 hari pertama setelah cedera kepala, terutama pada pasien beresiko tinggi. Karakteristik pasien beresiko tinggi adalah :a. skala GCS