laporan sken a blok 20 kelompok 1 fix

Upload: retno-tharra

Post on 04-Jun-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    1/61

    LAPORAN TUTORIAL

    SKENARIO A BLOK 20

    Kelompok B1

    Tutor : dr. Binsar Silalahi, SpF SH

    Rani Iswara 04111401001

    Anantya Dianty S 04111401004

    Satria Wisnu Murti 04111401007

    Atia Julika 04111401010

    Mutiara Khalida 04111401013

    Renal Yusuf 04111401015

    Retno Tharra H 04111401029

    Eliya 04111401031

    Ni Made Restianing Rimadhanti 04111401064

    Muthiah Hasnah Suri 04111401073

    Mahardika Yantara 04111401078

    Sharanjit Kaur Autar Singh 04111401090

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2013

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    2/61

    2

    KATA PENGANTAR

    Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing atas

    bimbingan beliau selama proses tutorial skenario A di Blok 20 ini

    berlangsung.

    Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan

    kepada kedua orangtua, yang telah bekarja keras selama ini untuk memenuhi

    kebutuhan moril maupun materil penulis dalam menjalani pendidikan.

    Terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan seperjuagandi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua dorongan dan

    semangatnya sehingga segala yang berat terasa begitu ringan dan yang sulit

    menjadi mudah.

    Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

    guna perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat

    memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

    Palembang, 30 Oktober 2013

    Penulis

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    3/61

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................................................................... 2

    Daftar Isi ............................................................................................................................. 3

    BAB I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang .................................................................................... 4BAB II Pembahasan

    2.1. Data Tutorial ........................................................................................ 52.2. Skenario Kasus ..................................................................................... 62.3. Paparan

    I. Klarifikasi Istilah ........................................................................ 6II. Identifikasi masalah .................................................................. 7III. Analisis Masalah ......................................................................... 9IV. Learning Issue .......................................................................... 38V. Kerangka Konsep ........................................................................ 59

    BAB III Penutup

    I. Kesimpulan60II. Daftar Pustaka 61

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    4/61

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangBlok Psikiatri dan Neurobehaviour merupakan blok 20 pada semester

    5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum

    Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

    Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

    pembelajaran untuk menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang

    akan datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai Seorang

    anak laki-laki, umur 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum

    bisa bicara dan tidak bisa diam. tidak pernah mau menoleh bila dipanggil,

    suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia

    juga tidak bisa bermain bersama teman sebaya dan selalu menolak kontak

    mata. Di samping itu Pradipta selalu bergerak, berlari kesana kemari tanpa

    tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepakan lengannya seperti

    mau terbang. Selain itu juga didapatkan beberapa informasi lain melalui

    pemeriksaan fisik.

    1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian darisistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metodeanalisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahamikonsep dari skenario ini.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    5/61

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Data TutorialTutorial Skenario A

    Tutor : dr. Binsar Silalahi, SpF SH

    Moderator : Ni Made Restianing Rimadhanti

    Sekretaris papan : Muthiah Hasnah Suri

    Sekretaris meja : Retno Tharra H

    Waktu : Senin, 28 Oktober 2013

    Rabu, 30 Oktober 2013

    Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan

    pendapat dengan cara mengacungkan

    tangan terlebih dahulu dan apabila telah

    dipersilahkan oleh moderator.

    3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan

    selama proses tutorial berlangsung.

    4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    6/61

    2.2Skenario KasusPradipta, laki laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena

    belum bisa bicara dan tidak bisa diam. Pradipta anak pertama dan anak tunggal

    dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu. Selama hamil

    ibu sehat dan pemeriksaan kehamilan dengan teratur ke bidan, segera setelah lahir

    langsung menangis, tidak ada riwayat kejang. Saat ini pradipta tidak mau menoleh

    bila dipanggil, suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet yang tidak

    dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama dengan teman sebaya dan selalu

    menolak kontak mata. Di samping itu pradipta selalu bergerak, berlarian kesana

    kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepak lengannya

    seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar

    suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pendamping.

    Pemeriksaan fisik :

    Berat badan 16 kg, panjang badan 95 cm, lingkaran kepala 54 cm. Tidak ada

    gambaran dismorfik. Anak sadar, tidak ada kontak mata, tidak mau melihat dan

    tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu

    mengepak-ngepak lengannya.Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir

    teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang

    ditunjuk, malah melihat ketangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya

    disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja.Tes pendengaran

    normal. Tes Denver terdapat keterlambatan di sector bahasa dan perilaku.

    I. Klarifikasi Istilah1. Lahir spontan : proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang

    dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri tanpa alat serta

    tidak melukai ibu sendiri dan bayi, yang umumnya

    berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir

    2. Histeris : ledakan emosional yang tidak terkendali

    3. Kontak mata : kejadian ketika 2 orang melihat mata satu sama lain

    pada saat yang sama.

    4. dismorfik : bagian tubuh yang berbentuk tidak normal

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    7/61

    7

    5. kelainan neurologi : gangguan yang mengenai system saraf.

    6. Tes Denver : metode pengkajian yang digunakan secara luas

    untuk menilai kemajuan perkembangan anak

    usia 0-6 tahun

    7. Kejang : Pergerakan abnormal akibat perubahan tonus

    otot yang distimmulasi oleh pelepasan muatan

    listrik yang tidak terkontrol

    8. tumbuh kembang : Proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

    dewasa yang dipengaruhi oleh factor bawaan

    dan lingkungan

    9. Bahasa planet : bahasa yang sulit dipahami

    10. tidak bisa diam : aktifitas yang berlebihan atau meningkat secara

    abnormal.

    11. mengepak-ngepak : gerakan berulang dan terus menerus dan

    tindakan yang sama.

    II. Identifikasi masalah

    1. Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum

    bisa bicara dan tidak bisa diam.

    2. Pradipta anak pertama dan anak tunggal dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan

    pada kehamilan 40 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan

    teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, tidak ada riwayat kejang.

    3. Saat ini pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, suara yang dikeluarkan

    hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama

    teman sebaya dan selalu menolak kontak mata. Di samping itu Pradipta selalu

    bergerak, berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan

    mengepak-ngepakan lengannya seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan

    menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan

    mengambil tangan pendamping.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    8/61

    8

    4. Pasien tidak mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak bisa bermain

    pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa

    disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.

    Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian

    rodanya saja.

    Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat

    keterlambatan disektor bahasa dan prilaku.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    9/61

    III. Analisis masalah

    1. Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum

    bisa bicara dan tidak bisa diam.

    a. Mengapa anak usia 3 tahun belum bisa bicara dan tidak bisa diam ?

    Faktor yang menghambat berbicara :

    - Kerusakan area Wernicke menyebabkan aphasia reseptif sehinggatidak mampu memahami informasi bicara dan informasi melihat.

    - Kerusakan area Broca menyebabkan aphasia ekspretif sehingga tidakmampu berbicara atau menulis kalimat serta tidak mampu menyadari

    kesalahan. Namun masih mampu memahami informasi.

    - Gangguan perilaku seperti gangguan atensi, konsentrasi, relasi atauemosi yang dapat menganggu kemampuan bicaranya misalnya anak

    hiperaktif atau autis.

    - Pola asuh di rumah. Apabila anak jarang di berikan rangsangan untukbicara, tentu saja perkembangannya akan terlambat. Misalnya lebih

    sering diasuh di depan televisi supaya tenang dan jarang diajak bicara.

    Kemudian apakah anak di berikan kesempatan untuk bersosialisasidengan teman sebaya atau ada penggunaan dua bahasa di rumah yang

    mempersulit anak untuk berbicara.

    - Adanya masalah dengan organ bicara anak.- Adanya masalah sensoris misalnya pendengaran yang kurang atau

    adanya masalah dalam mengorganisir input sensoris yang didapat anak

    (gangguan sensoris integrasi).

    - Anak yang lahir dengan berat badan yang sangat rendah akancenderung mengalami gangguan perkembangan bahasa dan bicara -

    - Adanya hubungan antara komplikasi kehamilan berupa perdarahanantepartum, hipertensi derajat rendah dengan gangguan perkembangan

    anak berupa keterlambatan menyeluruh (global delay), retardasi mental

    dan gangguan perilaku

    - Sebagai akibat jangka panjang dari ensefalopati perinatal

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    10/61

    10

    - Riwayat keluarga mengalami keterlambatan bicara dan riwayatperdarahan selama hamil terbukti sebagai faktor risiko disfasia

    perkembangan

    Ketidakmampuan untuk menerjemahkan stimuli akustik

    menyebabkan anak-anak autistik mengalami agnosia auditorik

    verbal; mereka tidak mengerti bahasa atau hanya mengerti sedikit

    sehingga tidak dapat berbicara dan tetap tinggal dalam situasi

    nonverbal.

    Adanya abnormalitas pada beberapa area di otak penderita (autism). Area yang

    mengalami gangguan di antaranya adalah lobus frontali s dan gangli a basali syang

    berperan dalam representasi dalam action plans, motoric plans, dan working

    memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik dan pada beberapa anak

    bermanifestasi sebagai hiperaktivitas ataupun sebaliknya, tergantung dangan

    mekanisme gangguan yang terjadi. Mekanisme pasti belum diketahui, namun

    beberapa teori menunjukkan keterlibatan beberapa neurotransmitter dan juga

    dipengaruhi oleh jumlah neuron di otak. Diduga adanya peningkatan serotonin plasma

    dan homovanilic acid (metabolit utama dopamin) menyebabkan anak autistik lebih

    aktif, stereotipik

    b. Bagaimana tumbuh kembang anak yang normal ?

    1. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek fisik

    Pada akhir tahun ke 2, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan yang

    seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2 dan 5 tahun, rata-rata

    pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi 7 cm. Setiap tahun bagian

    utama perut anak menjadi rata dan tubuh menjadi lebih langsing. Puncak energi fisik

    dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/24 jam, biasanya termasuk sekali

    tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer

    telah muncul pada usia 3 tahun (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).

    Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi jongkok dan perut yang

    gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih langsing tetapi kuat, anggun, tangkas

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    11/61

    11

    dan tegap. Hanya ada sedikit perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai dengan jenis

    kelamin, kecuali yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan potongan

    rambut. Sebagaian sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri

    dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama periode ini sebagaian anak sudah

    menjalani toilet training. Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada

    usia 3 tahun. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan anak

    mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya dua kali

    sehari (poter dan perry,2005 hal 663).

    2. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek psikososial

    Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiativeguilty.Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan

    tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak

    tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan

    tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia

    tidak mau berinisatif atau berbuat (poter dan perry,2005 hal 665).

    Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor

    stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu

    saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban

    seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak

    terlalu melakukan kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang

    anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta

    mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan. Indikator

    positif pada masa ini mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi

    lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri. Sedangkan

    indikator negatifnya adalah kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan

    kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi. Inisiatif, mencoba hal-hal baru,

    perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan

    identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Pembatasan akan

    mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat

    melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua. Anak perlu belajar untuk

    memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain (poter dan perry,2005 hal 665).

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    12/61

    12

    3. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek motorik

    Aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia sebelumnya.

    Keterampilan motorik kasar dan halus bertambah baik. Ketrampilan motorik kasar

    pada anak usia 3 tahun anak adalah dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki

    tangga menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan

    melompati sesuatu. Pada anak usia 4 tahun anak mampu melompat dengan satu kaki,

    menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian. Pada anak usia 5 tahun

    anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola,

    melompati tali, dan berdiri seimbang satu kaki bergantian dengan mata tertutup (poter

    dan perry,2005 hal 665).

    Sedangkan motorik halus pada anak usia 3 tahun anak dapat membangun menara 9

    atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran, dan

    menggambar tanda silang. Pada anak usia 4 tahun anak dapat merekatkan sepatu,

    meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima dan menambahkan 3 bagian ke

    dalam gambar garis. Pada anak usia 5 tahun anak dapat mengikat tali sepatu,

    menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan segitiga,

    menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan menulis beberapa huruf dan

    angka serta nama depan (poter dan perry,2005 hal 665)

    4. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek bahasa

    Perkembangan bahasa terjadi paling cepat antara usia 2 dan 5 tahun. Pembendaharaan

    kata bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Perbedaan yang penting antara

    percakapan, produksi suara yang dapat dimengerti, dan bahasa, mendasari tindakan

    tindakan mental. Bahasa mencakup fungsi pengungkapan maupun penilaian. Padaumumnya, masalah percakapan lebih dapat dinilai untuk terapi dari pada masalah

    bahasa (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69)

    Bahasa adalah barometer yang kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi.

    Anak yang diperlakukan dengan kejam dan diacuhkan, dapat dikorelasikan dengan

    bahasa yang tertunda, terutama kemampuan untuk menyampaikan keadaan emosi.

    Sebaliknya, penundaan demikian dapat turut menimbulkan masalah perilaku,

    sosialisasi dan pelajaran. Bahasa memainkan peran penting dalam pengaturan

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    13/61

    13

    perilaku mula-mula melalui pemahaman anak terhadap permintaan dan batas-batas

    orang dewasa dan kemudian melalui percakapan pribadi dimana anak mengurangi

    larangan-larangan orang dewasa yang pertama kali didengar dan kemudian dijiwai.

    Bahasa juga memungkinkan anak mengungkapkan perasaan, seperti marah atau

    frustasi tanpa melampiaskannya; oleh karena itu, penundaan berbicara anak-anak

    menunjukkan tingkat kemarahan yang lebih tinggi dan tingkah laku luar yang lain

    (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).

    Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anak-anak

    tentang kata-cetak, tetapi juga perkembangan bahasa lisan. Membaca dengan keras

    dengan anak merupakan proses interaktif dimana orang tua memfokuskan perhatian

    anak pada gambar tertentu, menayakan tanggapan (dengan bertanya Apa itu?), dan

    kemudian memberikan jawaban (Benar, itu anjing.). tanya jawab yang rutin ini

    diulang berkali-kali dalam latihan membaca buku. Seiring pertumbuhan pengalaman

    anak, orang tua menambah pertanyaan lebih kompleks, meminta penggambaran

    (Apa warna ajing itu?) dan kemudian proyeksi (apa yang akan dilakukan oleh

    anjing?). Unsur-unsur pembagian perhatian, partisipasi aktif, tanya jawab segera,

    pengulangan dan penyelesaian kesukaran membuat kerutinan untuk belajar bahasa

    (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69)

    5. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek kognitif

    Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional piaget

    (pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris dan pemikiran yang didominasi

    pleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang kebetulan

    untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungan motivasi kepada benda mati dan

    kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistis mengenai kekuatan hasrat contoh dari

    pemikiran ajaib anak adalah anak percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan

    membawa payung, bahwa matahri turun karena lelah. (Behrmaan dan Kliegman, 2000

    hal 60-69)

    Piaget menunjukan dominasi persepsi di atas logika dengan urutan yang terkenal dari

    uji coba pengawetan dalam salah satu uji coba, air dituangkan bolak- balik dalam

    pot yang tinggi dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah. Dan anak-anak ditanya

    mana yang berisi lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar (biasanya pot

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    14/61

    14

    yang tinggi), bahkan ketika peneliti menunjukan bahwa tidak ada air yang telah

    diambil atau ditambah pada pot ataupun piring. Salah pengertian demikian

    menggambarkan hipotesis perkembangan anak tentang sifat alamiah dunia, juga

    kesulitan mereka dalam menyelesaikan berbagai situasi secara serentak (Behrmaan

    dan Kliegman, 2000 hal 60-69).

    Pengetahuan anak prasekolah tentang dunia tetap berhubungan secara erat pada

    pengalaman konkret (dirasa dengan perasaan). Bahkan kehidupaan mereka kaya akan

    fantasi didasarkan pada pandangan tentang realistis. Pada anak usia prasekolah

    ditandai dengan pemikiran perseptual yang terbatas, dimana anak menilai orang,

    benda dan kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampak terjadi (poter

    dan perry,2005 hal 664)

    Usia Kemampuan & proses

    berpikir

    Komunikasi Gerakan

    0-3

    bulan

    - Berespon terhadap suarabaru

    - Mengikuti benda denganmata

    - Melihat objek dan orang

    - Berceloteh/bersuara- Tersenyum pd suara

    ibu

    - Mengangkat kakidan tangan

    - Belajarmengangkat

    kepala

    - Melihatpergerakan

    - Tangan sendiri3-6

    bulan

    - Mengenal ibu- Mengapai objek

    - Memalingkan kepalapada suara

    - Mulai meraban- Meniru suara- Menangis w suara

    berbeda

    - Mengangkatkepala 90 derajat

    & mengangkat

    dada dengan

    bertopang tangan

    - Mengerakkanbenda dalam

    bermain

    6-9

    bulan

    - Meniru gerakansederhana

    - Berespon jika dipanggil

    - Membuat kata-kataberulang yang tidak

    bermakna (gagaga,

    - Merayap/merangkak

    - Dapat duduk tanpa

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    15/61

    15

    nama dada, etc)

    - Menggunakan suarau/ menarik perhatian

    dibantu

    - Bisa tengkurap &berbalik sendiri

    - Berdiri denganberpegangan ke

    meja

    - Bertepuk tangan- Memindahkan

    objek dari satu

    tangan ke tangan

    lainnya

    9-12

    bulan

    - Bermain permainansederhana

    - Bergerak menuju bendayang diminati

    - Melihat gambar padabuku

    - Melambaikan tanganu/ dada

    - Berhenti ketikadikatakan tidak

    - Meniru kata-kata baru

    - Berjalan sambilberpegangan

    - Menyatakan inginbenda tertentu

    - Mencoret w pensilwarna

    12-18

    bulan

    - Meniru suara dangerakan yang baru

    - Menunjuk pada bendayang diinginkan

    - Menyusun 2-3 kotak

    - Menggelengkankepala menyatakan

    tidak

    - Meniru kata baru- Mengikuti instruksi

    sederhana

    - Mengucapkan 5-10kata

    - Memperlihatkan rasacemburu & bersaing

    - Berjalan sendiri- Naik/ turun

    tangga

    18-24

    bulan

    - Menyusun 6 kotak - Menyusun kalimatdengan 2 kata

    - Naik turun tangga

    2-3

    tahun

    - Membuat jembatan 2kotak

    - Mampu menyusunkalimat sederhana

    - Meloncat danmemanjat

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    16/61

    16

    - Menggambar lingkaran

    2. Pradipta anak pertama dan anak tunggal dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan

    pada kehamilan 40 minggu.

    a. Apakah ada hubungan antara usia kehamilan 40 minggu dengan keluhan utama ?

    Tidak ada hubungan antara usia kehamilan dengan keluhan utama karena lahir

    spontan pada kehamilan 40 minggu masih tergolong normal.

    3. Saat ini pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, suara yang dikeluarkan

    hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama

    teman sebaya dan selalu menolak kontak mata. Di samping itu Pradipta selalu

    bergerak, berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan

    mengepak-ngepakan lengannya seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan

    menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan

    mengambil tangan pendamping.

    a. Mengapa pradipta hanya berbicara bahasa planet yang tidak dimengerti, tidak bisa

    bermain bersama teman sebaya, dan selalu menolak kontak mata, selalu bergerak,

    berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-

    ngepakan lengannya seperti mau terbang, tidak suka dipeluk dan akan menjadi

    histeris bila mendengar suara keras, Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil

    tangan pendamping ?

    1. Perubahan struktur cerebelum dan brain stem2. Penurunan miror neuron di gyrus lobus frontalis

    Miror neuron berfungsi untuk perhatian individu terhadap orang lain

    a. Disfungsi mirror neuron di insula dan korteks anterior cingulate absence of empathy

    b. Defisit miror menuron di gyrus angularis language difficulties(bahasa planet yang tidak dimengerti)

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    17/61

    17

    3. The saliance landscape theorya. Pada anak normal : informasi dimasukkan ke amygdala (Pusat

    emosi limbic sistem) dan menimbulkan respon emosional

    b. Pada anak autis : hantaran dari korteks visual dan amigdalamenimbulkan respon yang buruk atau berlebihan di amygdala

    merangsang sistem saraf autonom meningkatkan heart rate

    anak menghindari tatap muka untuk menurunkan stress

    Pada saliance landscpae theory ada hubungannya dengan epilepsi

    lobus temporal yang tidak terdeteksi, dimana kejadian ini lebih tinggi

    dibandingkan yang terdeteksi. Epilepsi dapat menyebabkan hantaran

    impuls acak yang berulang pada sistem limbic sehingga dapat

    mengganggu koneksi visuacl cortex dan amygdala

    4. Brain abnormal , dimana terdapat bahan kimia pada otak yang kadarnyaabnormal pada penyandang autis yaitu serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT),

    yang merupakan neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-sel saraf.

    Sehingga anak autis cendrung agresivitas, hiperaktivitas, dan perilaku

    menyakiti diri sendiri.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    18/61

    18

    informasi sensoris disampaikan ke amygdala, jalan masuk ke sistem regulasi

    emosi di sistem limbic. Dengan menggunakan pengetahuan yang tersimpan,

    amygdala akan menentukan bagaimana seorang anak harus memberi respon

    emosi terhadap setiap stimulus. Pada anak autis, mungkin ada gangguan

    komunikasi antara area sensory dan amygdala, menghasilkan respon

    emosional yang ekstrem

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    19/61

    19

    4. Pasien tidak mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak bisa bermain

    pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa

    disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.

    Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian

    rodanya saja.

    Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat

    keterlambatan disektor bahasa dan prilaku.

    a. Apakah ada hubungan kelainan neurologis dengan gejala yang dialami padakasus ini ?

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    20/61

    20

    Dari gejala-gejala yang dialami, ada beberapa kasus dengan kelainan organic

    yang disertai gangguan neurologis yang mirip dengan gejala autism seperti

    kasus diatas, sebagai contoh adalah keterlambatan bicara organik atau

    nonfungsional yang harus diwaspadai.Keterlambatan bicara jenis yang harus

    diwaspadai ini adalah keterlambatan bicara yang disebabkan karena gangguan

    organ tubuh terutama adanya kelainan di otak. Dicurigai keterlambatan bicara

    nonfungsional bila disertai

    Kelainan neurologisbawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan

    pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi

    otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan

    neurologis lainnya.

    Gangguan pendengaran (bila anak dapat mengikuti perintah, dapatbergoyang saat mendengarkan lagu, dan dapat bersenandung lagu

    biasanya bukan gangguan pendengaran tidak perlu harus tes BERA.

    Gangguan kecerdasan : (bila dapat mengikuti perintah ringan, dapatmelakukan gerakan dada, jabat tangan dan respon non verbal bnaik

    biasanaya bukan gangguan kecerdasan)

    Autis (bila kontak mata atau pandangan mata bisa melihat lawan bicaralama dan baik baik biasanya bukan gangguan autis.

    Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari

    kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi

    perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil

    diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan

    keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan

    berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala

    autism tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.

    b. i. Mengapa pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, padahal tespendengarannya normal ?

    Ketidakmampuan untuk menerjemahkan stimuli akustik menyebabkan anak-

    anak autistik mengalami agnosia auditorik verbal; mereka tidak mengerti

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    21/61

    21

    bahasa atau hanya mengerti sedikit sehingga tidak dapat berbicara dan tetap

    tinggal dalam situasi nonverbal.

    ii. Fenomena apa yang terjadi pada statement diatas ?

    Sindrom Pervasive Autistic Spectrum Disorder

    c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tes Denver ?Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi

    tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

    hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-

    sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian

    rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

    perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

    lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

    Perkembangan Menurut Denver II

    Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dariDenver

    Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental

    Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap

    kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu

    yang dibutuhkan 15-20 menit.

    a. Aspek Perkembangan yang dinilai

    Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

    Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

    Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

    1)Personal Social(perilaku sosial)

    Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

    dan berinteraksi dengan lingkungannya.

    2)Fine Motor Adaptive(gerakan motorik halus)

    Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

    sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

    tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

    yang cermat.3)Language(bahasa)

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    22/61

    22

    Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti

    perintah dan berbicara spontan

    4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

    Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

    b. Alat yang digunakan

    Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatanmakan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga,

    pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-

    hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat

    diperiksa).

    Lembar formulir DDST II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

    melakukan tes dan cara penilaiannya.

    c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

    1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang

    berusia:

    3-6 bulan

    9-12 bulan

    18-24 bulan

    3 tahun

    4 tahun

    5 tahun

    2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

    perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan

    evaluasi diagnostik yang lengkap.

    d. Penilaian

    Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat

    kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

    CARA PEMERIKSAAN DDST II

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    23/61

    23

    Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akandiperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu

    tahun.

    Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jikasama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

    Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontaltugas perkembangan pada formulir DDST.

    Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapayang F.

    Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,Meragukan dan tidak dapat dites.

    1) Abnormal

    a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

    b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

    Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor

    yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang

    berpotongan dengan garis vertikal usia .

    2) Meragukan

    a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

    b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

    sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

    berpotongan dengan garis vertikal usia.

    3) Tidak dapat dites

    Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

    abnormal atau meragukan.

    4) Normal

    Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

    Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia

    2 tahun:

    Contoh perhitungan anak dengan prematur:

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    24/61

    24

    An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5

    Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal

    1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

    Diketahui:

    Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

    Tanggal periksa : 1-4-2008

    Prematur : 32 minggu

    Ditanyakan:

    Berapa usia kronologis An. Lula?

    Jawab:

    200841 An. Lula prematur 32 minggu

    200685 Aterm = 37 minggu

    _________ - Maka 3732 = 5 minggu

    17 -26

    Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26

    hari atau

    1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

    Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari =

    35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II

    adalah:

    1 tahun 7 bulan 26 hari35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

    Atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

    Interpretasi dari nilai Denver II

    AdvancedMelewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis

    (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari

    anak tersebut)

    OKMelewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan

    garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

    Caution

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    25/61

    25

    Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

    kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

    DelayGagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia

    kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap

    sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah

    ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

    Interpretasi tes

    NormalTidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

    SuspectSatu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak

    kewaspadaan

    UntestablePenolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis

    usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis

    usia pada area 75% sampai 90%

    Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

    Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan

    faktor temporer

    d. Apa kegunaan dari tes Denver ?

    digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasadan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

    TUJUAN

    1. Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.

    2. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    26/61

    26

    MANFAAT

    1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

    2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini

    mungkin.

    3. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha

    menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.

    5. Apa diagnosis banding dari kasus ini ? Hearing impairment Developmental language disorder Asperger disorder PDD-NOS Retts syndrome Childhood disintegrative disorder Schizophrenia Undifferentiated mental retardation

    6. Bagaimana cara menegakkan diagnosis ?Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan autistik:

    A). Total enam (atau lebih) hal dari (1), (2), dan (3), dengan sekurangnya dari (1),

    dan masing-masing satu dari (2) dan (3):

    (1). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh

    sekurang-kurangnya dari berikut:

    (a). Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel

    seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik

    untuk mengatur interaksi sosial.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    27/61

    27

    (b). Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

    yang sesuai menurut tingkat perkembangan.

    (c). Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesengan, minat,

    atau pencapaian dengan orang lain (misalnya: tidak memamerkan,

    membawa atau menunjukkan benda yang menarik minat).

    (d). Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.

    (2). Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan oleh

    sekurangnya satu dari berikut:

    (a). Keterlambatan, atau sama sekali tidak ada, dalam perkembangan

    bahasa ucapan (tidak disertai oleh usaha untuk berkompensasi melalui

    cara komunikasi lain seperti gerak-gerik atau mimik).

    (b). Pada individu dengan bicara yang adekuat, gangguan jelas dalam

    kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan

    orang lain.

    (c). Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara streotipik dan

    berulang.

    (d). Tidak adanya berbagai permainan khayalan atau permainan pura-

    pura sosial yang spontan yang sesuai menurut tingkat perkembangan.

    (3). Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan streotipik ,

    seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:

    (a). Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang streotipik dan

    terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.

    (b). Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau

    ritual yang spesifik dan nonfungsional.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    28/61

    28

    (c). Mekanisme motorik streotipik dan berulang (misalnya

    menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan

    kompleks seluruh tubuh).

    B). Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sekurangnya satu bidang berikut,

    dengan onset sebelum usia 3 tahun: 1. Interaksi sosial, 2. Bahasa yang digunakan

    dalam komunikasi sosial, 3. Permainan simbolik atau imajinatif.

    C). Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan Rett atau gangguan

    disintegratif masa anak-anak.

    7. Apa diagnosis kerja pada kasus ini ?

    Autistic Spectrum Disorder

    8. Apa pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan ?

    1. Tes-tes psikologia. Tes PEP-R (Psycho Educational Profile Revised)

    Tes ini digunakan untuk anak yang terganggu perkembanganya dan

    dipakai pada anak-anak dengan usia kronologis 6 bulan-7 tahun. Tes

    PEPR ini memberikan informasi tentang fungsi perkembangan seperti

    imitasi, persepsi, keterampilan motorik halus, keterampilan motorik

    kasar, koordinasi mata dan tangan, performansi kognitif dan kognisi

    verbal.

    b. Vineland Social Maturity Scale2. Diagnosis yang berhubungan dengan retardasi mental

    Dalam beberapa kasus autisme berhubungan dengan retardasi mental,

    umumnya pada kriteria Moderate Mental Retarded, IQ 35-50 (DSM IV,

    1995).

    3. Hubungannya dengan hasil laboratoriumDitemukan bahwa ada perbedaan aktivitas serotonin namun tidak begitu

    terlihat jelas.4. Hubungannya dengan kondisi kesehatan umum

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    29/61

    29

    Beberapa simptom kelainan neurologis terlihat pada penyandang autis,

    seperti refleks yang primitif, keterlambatan penggunaan tangan yang

    dominan, dsbnya.

    5. Anamnesis dengan CHAT6. PEMERIKSAAN GENETIK: Pemeriksaan darah untuk melihat kelainan

    genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Beberapa

    penelitian menunjukkan bahwa penderitaautism telah dapat ditemukan

    pola DNA dalam tubuhnya.

    7. EEG untuk melihat aktivitas epileptiform8. MRI untuk melihat kelainan struktur otak9. Pemeriksaan auditori10.Neuropsycological testing11.SCREENING METABOLIK: Pemeriksaan yang dilakukan adalah

    pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan di

    dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak. Beberapa

    spectrum autism dapat disembuhkan dengan diet khusus.

    9. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?

    Jumlah penyandang autisme di seluruh dunia semakin tahun semakin meningkat.

    Insidens dan Prevalens ASD (Autism Spectrum Disorder) adalah 2 kasus baru per

    1.000 penduduk per tahun, dan 10 kasus per 1.000 penduduk (BMJ, 1997). Di

    Indonesia diperkirakan jumlah penyandang autisme sekitar 2,4 juta orang, dan

    bertambah sekitar 500 orang penyandang baru tiap tahunnya. Gejala-gejala autisme

    dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia

    maksimal tiga tahun.

    Kebanyakan penyandang autisme adalah laki-laki dengan perbandingan 4,3 : 1. Tidak

    ada perbedaan dalam hal status/latar belakang sosial, ekonomi, ras, etnik.

    Dari berbagai kepustakaan, jika orangtua telah mempunyai anak autistik, maka

    kemungkinan adiknya juga autistik adalah berkisar dari 2-3 s/d 8-9 %. Yaitu

    maksudnya, jika 100 keluarga telah mempunyai anak autistik, maka kemungkinan ada

    9 keluarga yang anak berikutnya adalah juga autistik. Kadang ditemui orangtua yangsemua anaknya adalah autisme (bahkan sampai keempat-empatnya). Jika salah satu

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    30/61

    30

    orangtua autistik, maka anak mereka juga autistik sebesar 46%. Jika anak kembar 1

    telur, maka 100% keduanya autistik, tetapi jika kembar 2 telur maka 96% keduanya

    adalah autistik

    10. Apa etiologi dari kasus ini ?

    Etiologi pada 80-90% tidak dketahui, gangguan perkembangan pervasive

    autisme dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain:

    1. Genetis, abnormalitas genetik dapat menyebabkan abnormalitaspertumbuhan selsel saraf dan sel otak

    2. atau pada makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnyaikan dengan kandungan logam berat yang tinggi. Pada penelitian

    diketahui dalam tubuh anak-anak penderita autis terkandung timah hitam

    dan merkuri dalam kadar yang relatif tinggi.

    3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalampertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena

    adanya jamur dalam lambungnya, atau nutrisi tidak trpenuhi karena faktor

    ekonomi4. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan

    tubuhnya sendiri karena zatzat yang bermanfaat justru dihancurkan oleh

    tubuhnya sendiri. Imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri

    pembawa penyakit. Sedangkan autoimun adalah kekebalan yang

    dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri yang justru kebal terhadap zat

    zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya.

    Menurut sumber lain autisme dapat disebabkan karena :

    1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot)terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan

    kemampuan bicara).

    2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum,

    keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    31/61

    31

    perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus

    otak depan.

    5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dangangguan sensori serta kejang epilepsi

    6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak.

    11. Apa faktor resiko dari kasus ini ?

    Ada beberapa faktor pencetus Autisme selain faktor genetic yaitu;

    1. Laki-laki2. Adanya gangguan perkembangan seperti Fragile X syndrome3. Faktor Genetik

    Faktor genetik atau faktor keturunan adalah penyebab terbesar terjadinya

    sindrome autisme,

    a. anak kembar memiliki 90% kemungkinan mereka terkena Autis.b. usia ibu yang terlalu tua saat mengandung atauc. usia ayah yang terlalu tua ,kwalitas sperma lelaki berusia tua

    cenderung akan lebih mudah bermutasi dan memicu timbulnya

    autisme pada anak.

    4. Faktor Kandungan ( Pre- Natal )Usia ibu terlalu tua saat mengandung, memiliki penyakit Diabetes,

    perdarahan, obat-obat tertentu saat mengandung anak tersebut. Infeksi

    virus saat hamil. Pengaruh lingkungan saat ibu mengandung.

    5. Faktor kelahiran bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah dan lama dalam

    kandungan (lebih dari 9 bulan)

    bayi yang mengalami hipoksia ( gagal nafas) bayi yang lahir prematur.

    6. Faktor LingkunganBayi yang sehat selama dalam kandunganpun memiliki jika ia tumbuh dan

    berkembang di lingkungan yang tidak tepat. Faktor lingkungan : infeksi,

    paparan logam berat, bahan bakar, phenol pada plastik, merokok,

    alkoholisme, pestisida, alergi parah, konsumsi obat-obatan, vaksin, jenis

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    32/61

    32

    makanan tertentu, dll. Keracunan merkuri juga dapat memicu timbulnya

    autisme pada bayi dan balita

    7. Faktor Psikososial dan keluargaAnak dengan autism, seperti anak dengan gangguan lain dapat berespon

    melalui gejala yang memburuk pada stressor psikososial termasuk

    perselisihan keluarga, kelahiran saudara kandung, atau pindahnya

    keluarga. Beberapa anak dengan gangguan autistic dapat sangat sensitive

    bahkan terhadap perubahan kecil di dalam keluarga serta lingkungan

    sekitarnya.

    8. Faktor ImunologisTerdapat beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan

    imunologis dapat turut berperan di dalam gangguan autistic. Limfosit

    beberapa anak autistic bereaksi dengan antibody maternal, suatu fakta

    yang meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik atau

    ekstraembrionik rusak selama gestasi.

    9. Faktor BiokimiaPada beberapa anak autistic, meningkatnya asam homovanilat (metabolit

    dopamine utama) di dalam cairan serebrospinal menyebabkan

    meningkatnya stereotype dan penarikan diri.

    12. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?

    Tujuan dari penanganan pada penyandang autisme adalah:

    a. Membangun komunikasi dua arah yang aktif,

    b. Mampu melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum dan bukan hanya

    dalam lingkungan keluarga,

    c. Menghilangkan dan meminimalkan perilaku tidak wajar,

    d. Mengajarkan materi akademik, serta

    e. Meningkatkan kemampuan Bantu diri atau bina diri dan keterampilan lain.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    33/61

    33

    Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program

    intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok

    penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain

    melalui cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta

    kata-kata. Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan

    penanganan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis

    mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.

    Beberapa Jenis terapi yang bisa dilakukan pada anak autisme adalah sebagai berikut:

    a. Terapi perilaku

    1) Terapi okupasi Terapi okupasi dilakukan untuk membantu menguatkan,memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot pada anak autis.

    2) Terapi wicaraTerapi wicara (speech therapy) merupakan suatu keharusan, karena

    anak autis mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.

    3) Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar

    b. Terapi biomedik

    Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering

    menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat

    menghilangkan penyebabnya. Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan

    perilaku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Fenfluramin, buspiron,

    risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin, paroksetin dan

    sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku pada anak autis.

    c. Sosialisasi ke sekolah reguler Anak autis yang telah mampu bersosialisasi dan

    berkomunikasi dengan baik dapat dicoba untuk memasuki sekolah formal sesuai

    dengan umurnya dengan tidak meninggalkan terapi perilakunya.

    d. Sekolah (Pendidikan) Khusus Pada sekolah (pendidikan) khusus ini dikemas

    khusus untuk penyandang autis yang meliputi terapi perilaku, wicara dan okupasi, bila

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    34/61

    34

    perlu dapat ditambahkan dengan terapi obat-obatan, vitamin dan nutrisi yang

    memadai.

    Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada

    kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif.

    Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga

    anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda. Dukungan

    pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian

    dari pendidikan di sekolah anak autis. Keterampilan lainnya, seperti memasak,

    berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan

    individual untuk meningkatkan kemandirian anak. Tujuan keseluruhan untuk anak

    adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi

    atau membangun potensinya yang tertinggi.

    Terapi lengkap medikamentosa autis:

    Saat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon anak sehingga

    diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti obat-obat antidepresan SRRI

    (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang bisa memberikan keseimbangan antara

    neurotransmiter serotonin dan dopamin (zat di dalam otak yang berperan di dalampengaturan tingkah laku). Yang diinginkan dalam pemberian obat adalah dosis paling

    minimal namun efektif dan tanpa efek samping. Pemakaian obat akan sangat

    membantu untuk memperbaiki respon anak terhadap lingkungan sehingga ia lebuh

    mudah menerima tata laksana terapi lainnya. Bila kemajuan yang dicapai cukup baik,

    bukan tidak mungkin pemberian obat dapat dikurangi atau bahkan dihentikan.

    Beberapa obat yang sering diberikan antara lain :

    OBAT-OBAT PSIKOTROPIK (3,4,5 )

    Anti psikosis : Anti psikosis digunakan untuk megatasi masalah tingkah lakuyang sering melukai diri sendiri, agitasi, insomnia ataupun mengurangi sifat

    agresi. Obat-obat antipsikosis antara lain melaril, haldol,haroperidol,

    Thorazine, Risperidone. Risperidon/Risperdal adalah obat yang sering

    dipilih oleh para ahli dalam terapi autis. Obat ini menunjukkan keamanan dan

    efektif untuk mengatasi gangguan tingkah laku pada autisme termasuk mudah

    tersinggung, agresif, hiperaktif, dan stereotip. Tetapi obat ini belum tampak

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    35/61

    35

    efektifitasnya untuk mengatasi gejala utama autis (ketidakmampuan

    berkomunikasi ataupun bersosialisasi).

    Anti psikosis berhubungan dengan efek samping antara lain mengantuk,

    penambahan berat badan, gejala-gejala ekstrapiramid, diskinesia dan

    hiperprolaktinemia. Untuk itu selama pemakaian obat ini dianjurkan untuk

    terus memonitor berat badan, profil lemak, kadar glukosa, fungsi hati dan

    fungsi jantung.

    Golongan Anti konvulsan atau antikejang seperti Tegretol, Depakote, Dilantindipakai untuk mengobati kejang yang kadang timbul.

    Golongan Anti ansietas (Valium, Librium) Golongan Anti depresi (Lithium, Depakote) untuk gangguan bipolar manik

    depresi.

    Golongan Anti depressi (Prozac, Anafranil, Paxil, Zoloft, Luvox) untuk terapidepresi dan gangguan tingkah laku kompulsif (melakukan perbuatan yang

    diulang-ulang).

    Golongan Penghambat Beta/Beta Blockers (Nadolol, Buspirone) dapatmengatasi hiperaktifitas dan agresif.

    Golongan Penghambat opiat/Opiate blockers (Naltrexone/Trexan) untukmengontrol kebiasaan melukai diri sendiri. Naltrekson menghambat kerja

    opioid endogen pada reseptor opioid. Penelitian menunjukkan susunan saraf

    pusat pada banyak penderita autis mengandung beta-endorfin dalam jumlah

    yang besar. Beta endorphin adalah zat sejenis opioid pada otak yang

    berhubungan dengan perasaan senang ( seperti terbang tinggi, aktifitas

    seksual) serta meningkatkan ambang batas rasa sakit/nyeri.

    Penggunaan naltrekson dilaporkan dapat meningkatkan interaksi sosial,

    memperbaiki kontak mata, menormalkan ambang rasa nyeri, mengurangi

    tingkah laku melukai diri sendiri dan tingkah laku yang repetitif serta

    stereotip.. Belum diketahui efek samping naltrekson pada penderita autis,

    namun dalam satu jurnal dilaporkan kehilangan penglihatan dapat terjadi jika

    naltrekson digunakan bersama dengan Haldol (anti psikosis).

    Golonan Penenang/Sedatif (Chloral Hydrate, Noctec, dan Benadryl) mengatasi gangguan tidur

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    36/61

    36

    Golongan Stimulan (Ritalin, Dexedrine), Walaupun obat ini dapat mengatasimasalah gangguan konsentrasi dan hiperaktifitas pada penderita autis, namun

    beberapa studi melaporkan kemungkinan penurunan ambang terjadinya kejang

    pada penggunaan obat golongan ini

    OBAT-OBAT LAIN

    Piracetam : Dapat membantu anak-anak penderita autis menjadi lebih aktifberkomunikasi, meningkatkan interaksi social dan meningkatkan atensi serta

    mengurangi agresivitas.

    Fenluramin : Masih dala m golongan obat psikotropik, fenfluraminmenurunkan kadar serotonin dalam darah. Beberapa penderita autis memiliki

    kadar serotonin yang tinggi di dalam darah. Serotonin berpengaruh terhadap

    gangguan perilaku pada penderita autis dan obat ini dikatakan berpotensi

    dalam pengobatan penderita autis terutama anak-anak.

    Periactin (AKA Cyproheptadine) : Obat ini juga dapat menurunkan kadarserotonin dalam darah, walaupun biasanya digunakan sebagai antihistamin,

    tetapi karena adanya efek terhadap serotonin, obat ini seringkali digunakan.

    TERAPI VITAMIN, MINERAL DAN SUPLEMEN LAIN

    Dosis besar vitamin dan beberapa mineral serta zat lain, diklaim dapat bermanfaat

    mengatasi ataupun mencegah beberapa gangguan perilaku menjadi semakin

    memburuk. Vitamin tersebut termasuk vitamin B6, B12, asam folat, magnesium dan

    melatonin. Dalam metabolisme tubuh, secara umum vitamin bertindak sebagai

    koenzim ataupun pelancar proses biokimia, dalam hal ini termasuk pada saat sintesis

    dan regulasi berbagai neurotransmiter dan produk-produk metabolisme lainnya.

    Penggunaan dosis besar zat-zat ini bervarias tingkat toksisitasnya, sedangkanefektifitas sesungguhnya masih dalam penelitian.

    Vitamin B6 : Vitamin B6 sering diberikan bersama dengan magnesium dalamterapi autis. Dilaporkan keberhasilan pemberian vitamin ini dalam mengurangi

    gejala hiperaktifitas dan tingkah laku obsesif-kompulsif.

    Vitamin B-12 : Injeksi vitamin B12 telah digunakan untuk terapi autis, dengandosis 1000 mikrogram intramuskular untuk setiap terapi. Obat ini kadang

    diberikan beberapa kali pada minggu pertama kemudian seminggu sekali

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    37/61

    37

    sekitar 3-6 minggu dan sebulan sekali hingga tiga bulan selanjutnya dilakukan

    terapi pemeliharaan. Tidak pernah dilaporkan kasus toksisitas B12 meskipun

    dengan dosis tinggi.

    Magnesium: Terapi magnesium baik Intra Muscular (IM) maupun IntraVenous (IV), dapat membantu memperbaiki tingkah laku, walaupun kadang-

    kadang juga dapat meningkatkan agitasi.

    Vitamin C : Vitamin C terdapat dalam konsentrasi tinggi di otak. Walaupunbelum terlalu jelas kaitan antara fungsi otak dan vitamin C, telah diketahui

    bahwa gangguan psikis awal dari defisiensi vitamin ini adalah bingung dan

    depresi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa vitamin C dapat

    meningkatkan fungsi kognitif yang ditunjukkan dengan peningkatan IQ pada

    anak normal dan anak penderita sindrom down.

    Enzim pancreas : Beberapa tulisan melaporkan keuntungan penggunaan enzimpankreas untuk mengatasi masalah pencernaan pada anak autis. Namun

    demikian para orang tua lain juga mengeluhkan anak anak mereka menolak

    pemberian enzim pankreas, berkaitan dengan bentuk dan rasa. Selama

    mengkonsumsi obat ini, beberapa kasus menunjukkan perbaikan kemampuan

    berbahasa, kontak mata, kepedulian terhadadap lingkungan dan diri sendiri,

    meningkatkan kemampuan mengenali warna dan lebih patuh.

    13. Bagaimana pencegahan dari kasus ini ?

    Diagnosis dini saat kehamilan.

    Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari

    risiko terjadinya gangguan kesehatan pada organ tubuh akibat faktor

    lingkungan, seperti hindari merokok saat masa kehamilan.

    Diagnosis dini autisme anak

    14. Apa komplikasi dari kasus ini ?

    Komplikasi

    Mutilasi diri ( Melukai diri sendiri)

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    38/61

    38

    Grand mal seizure Keterlambatan berbahasa Depresi di masa remaja

    Retardasi mental Skizofrenia (sangat jarang)

    15. Bagaimana prognosis dari kasus ini ?

    Dubia ad bonam

    Anak-anak autistik dengan IQ diatas 70 dan mereka yang menggunakan bahasa

    komunikatif pada usia 5 sampai 7 tahun memiliki prognosis yang baik. Prognosis

    juga tergantung pada lingkungan sekitar penderita. Apabila lingkungan disekitar

    penderita suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak, maka prognosisnya baik.

    16. Apa SKDI dari kasus ini ?

    2: Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

    pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien

    secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    39/61

    IV. Learn ing I ssues

    1. PDD (pervasive developmental disorder)

    Gangguan Perkembangan Pervasif

    Gangguan perkembangan pervasif adalah kelompok kondisi psikiatrik dimana

    keterampilan sosial yang diharapkan, perkembangan bahasa dan kejadian perilaku

    tidak berkembang secara sesuai atau hilang pada masa kanak kanak awal

    umumnya, gangguan mempengaruhi berbagai bidang perkembangan,

    bermanifestasi pada awal kehidupan dan menyebabkan disfungsi yang bersistem.

    Gangguan autistikk (juga dikenal sebagai autisme infantil), merupakan gangguan

    yang terkenal, ditandai oleh gangguan berlarutlarut pada interaksi sosial timbal

    balik, penyimpangan komunikasi dan pola perilaku yang terbatas dan stereotipik.

    Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordersedisi ke empat

    (DSM-IV), fungsi abnormal pada bidang diatas harus ditemukan pada usia 3

    tahun. Lebih dari duapertiga orang dengan gangguan autistik memiliki retardasi

    mental, tetapi hal tersebut tidak diperlukan untuk diagnosik.

    Autistime infantile digambarkan oleh Leo Kanner di tahun 1943, tetapi sampai

    tahun 1980, dalam DSM edisi ketiga (DSM-III), gangguan autistik tersebut tidak

    dikenali sebagai kesatuan klinis tersendiri. Sebelum tahun 1980, anak anak

    dengan salah satu gangguan perkembangan pervatif diklasifikasikan menderita

    skizofrenia tipe masa kanakkanak.

    DSM-IV mempertahankan kategori gangguan perkembangan pervatif yang tidak

    ditentukan untuk pasien yang menunjukan gangguan kualitatif dalam interaksi

    sosial timbal balik dan komunikasi verbal dan nonverbal tetapi yang tidak

    memenuhi kriteria lengkap untuk gangguan autistik.

    DSM-IV memiliki beberapa gangguan lain dalam kategori gangguan

    perkembangan pervatif : Gangguan Rett, gangguan disintegratif masa kanak

    kanak dan gangguan asperger. Gangguan Rett tampaknya terjadi pada anak

    perempuan; ditandai oleh perkembangan normal untuk sekurangnya 6 bulan,

    diikuti dengan degenerasi perjalanan perkembangan. Biasanya, anak mulai

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    40/61

    40

    menunjukan gerakan tangan stereotipik, kehilangan gerakan bertujuan,

    menurunnya keterlibatan social, koordinasi buruk dan menurunnya pemakaian

    bahasa. Pada gangguan disintegratif masa kanak kanak, perkembangan maju

    dengan normal selama 2 tahun pertamaah mana anak menunjukan hilangnya

    keterampilan yang telah dicapai sebelumnya dalam dua atau lebih bidang berikut

    :pemakaian bahasa, responsivitas social, bermain, keterampialn motorik, dan

    pengendalian kandung kemih dan usus. Gangguan Asperger adalah suatu kondisi

    dimana anak menunjukan gangguan jelas dalam hubungan social dan pola

    perilaku yang berulang dan stereotipik tanpa keterlambatan dalam perkembangan

    bahasa. Kemanmupan kogniif dan keterampilan adaftif anak adalah normal

    2. Tumbuh Kembang AnakERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSIAL TENTANG PERKEMBANGAN)

    Membagi tahap psikosial menjadi 8 tahap dimana masing-masing tahapditandai dengan suatu tantangan gan dan krisis yang jika tidak dapat ditangani

    maka akan menghambat perkembangan selanjutnya.

    Erikson menekankan pada masa adolesen karena merupakan masa peralihandari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

    Tahap-tahap Perkembangan Psikososial Erikson:1. Infancy (01)

    Trust vs Mistrust (kepercayaan dasar vs kecurigaan dasar) Mengembangkan sejumlah perasaan kepercayaan atau kecurigaan

    terhadap kebutuhan dasar seperti pengasuhan, kehangatan, kebersihan

    dan kontak fisik.

    Ibu yang bersifat kelembutan melalui pandangannya, belaiannya,senyumannya, sentuhannya, cara memanggilnya memberikan perasaan

    diakui pada bayi, yang akan menimbulkan kepercayaan dasar.

    Ketiadaan pengakuan pada bayi dapat menyebabkan keterasingan,perasaan dipisahkan dan dibuang, menimbulkan kecurigaan dasar.

    2. Early childhood (13)

    Autonomy vs shame, doubt (otonomi vs perasaan malu, ragu-ragu)

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    41/61

    41

    Anak belajar apa yang diharapkan dari dirinya, kewajiban dan haknyaserta pembatasan pada dirinya.

    Tahap untuk berkembangnya pengungkapan diri dan sifat penuh kasihsayang. Anak harus didorong untuk mengalami situasi yang menuntutotonomi dalam melakukan pilihan bebas.

    Penanaman rasa malu secara berlebihan akan menyebabkan anak tidakmemiliki rasa malu atau mencoba melarikan diri dari hal tersebut

    dengan diam-diam, tidak suka berterus terang dan serba bertindak

    dengan diam-diam, akhirnya menyebabkan perasaan malu dan ragu-

    ragu yang menetap.

    3. Play age (36)

    Initiative vs guilt (inisiatif vs kesalahan) Masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab, anak

    mempunyai tujuan dalam aktifitasnya.

    Kegiatan utamanya adalah bermain. Tujuan berkembang dalamkegiatan bermainnya, eksplorasi, usaha dan kegagalannya.

    Bahayanya adalah muncul rasa bersalah pada diri anak karena anakterlalu bergairah dalam mencapai tujuannya termasuk menggunakan

    cara yang agresif dan manipulatif.

    4. School age (711)

    Industry vs inferiority (kerajinan vs inferioritas) Masa anak sekolah, mengembangkan kemampuan belajar, rasa ingin

    tahu dan sekaligus mengembangkan perasaan rendah diri jika gagal

    (atau merasa gagal) menguasai tugas-tugas yang dipilihnya atau yang

    diberikan guru.

    5. Adolescence (1220)

    Identity vs identity confusion (identitas vs kekacauan identitas) Masa dimana remaja mulai merasakan suatu perasaan identitasnya

    sendiri, merasa unik, siap untuk berperan dalam masyarakat. Mulai

    menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri seperti

    kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan yang dikejar di masa datang,kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    42/61

    42

    Merupakan masa peralihan dari anak ke dewasa. Menjadikan kadangremaja berada pada kondisi kekacauan identitas. Mereka menjadi

    hampa, terisolasi, cemas dan bimbang. Mereka menjadi kacau, tingkah

    lakunya tidak konsisten. Ingin masuk dunia kehidupan dewasa tapi

    masyarakat menganggap belum mampu dan mereka merasa sudah

    bukan anak-anak lagi. Terjadi suatu kekacauan.

    Jika tidak terselesaikan anak akan berada pada kondisi krisis identitasyang akan mengembangkan identitas negatif pada dirinya yaitu

    dirinya hanya memiliki sifat yang potensial buruk atau tidak berharga.

    6. Young adulthood (2030)

    Intimacy vs isolation (keintiman vs isolasi) Siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain,

    mendambakan hubungan akrab dengan lawan jenis dalam percintaan.

    Mengembangkan persaudaran,menyiapkan daya untuk membina

    komitmen dan siap berkorban.

    Bahayanya adalah muncul isolasi, kecenderungan untuk menghindarihubungan karena tidak mau terlibat atau melibatkan diri dalam

    keintiman.

    7. Adulthood (3065)

    Generativity vs stagnation (generativitas vs stagnasi) Perhatian terhadap apa yang dihasilkanketurunan, produk, ide, dsb

    serta penetapan dan pembentukan pedoman untuk generasi mendatang.

    Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadianakan mundur dan mengalami stagnasi.

    8. Mature age (> 65)

    Integrity vs despair (integritas vs putus asa) Masa dimana individu melihat kembali tentang hasil yang dicapai aik

    ide, produk dan suatu refleksi setelah berhasil menyesuaikan diri

    dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya.

    Gaya hidupnya dipertahankan untuk menghindari dari ancaman. Lawannya adalah kondisi putus asa,merasa hidup tidak berguna dan

    pasrah pada keadaan menunggu ajal.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    43/61

    43

    Perkembangan Kognitif

    Usia Kemampuan dan

    proses berpikir

    Komunikasi Gerakan

    0-3

    bulan

    -Berespon terhadap suarabaru

    -Mengikuti benda denganmata

    -Melihat objek dan orang

    -Berceloteh/bersuara-Tersenyum pada suara

    ibu

    -Mengangkat kaki dan tangan-Belajar mengangkat kepala-Melihat pergerakan tangan

    sendiri

    3-6

    bulan

    -Mengenal ibu-Mengapai objek

    -Memalingkankepalapada suara

    -Mulai meraba-Meniru suara-Menangis dengansuaraberbeda

    -Mengangkat kepala 90derajat dan mengangkat

    dada dengan bertopang

    tangan

    -Mengerakkan benda dalambermain

    6-9

    bulan

    -Meniru gerakansederhana

    -Berespon jika dipanggilnama

    -Membuat kata-kataberulang yang

    tidakbermakna (gagaga,

    dada, dst)

    -Menggunakansuarauntuk

    menarikperhatian

    -Merayap/ merangkak-Dapat duduk tanpa dibantu-Sudah dapat tengkurap danberbalik sendiri

    -Berdiriberpegangan kemeja-Bertepuk tangan-Memindahkanobjek dari

    satutangan ke tangan lainnya

    9-12

    bulan

    -Bermain permainansederhana

    -Bergerak menuju bendayang diminati

    -Melihatgambar padabuku

    -Melambaikantanganuntukdada

    -Berhentiketikadikatakan tidak

    -Meniru kata-katabaru

    -Berjalan sambilberpegangan-Menyatakan inginbenda

    tertentu

    -Mencoret dengan pensilwarna

    12-18

    bulan

    -Meniru suara dangerakan yang baru

    -Menunjuk pada benda

    -Menggelengkan kepalamenyatakan tidak

    -Meniru kata baru

    -Berjalan sendiri-Naik /turun tangga

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    44/61

    44

    yang diinginkan

    -Menyusun 2-3 kotak-Mengikuti instruksi

    sederhana

    -Mengucapkan 5-10 kata-Memperlihatkan rasa

    cemburu dan bersaing

    18-24

    bulan

    -Menyusun 6 kotak -Menyusun kalimatdengan 2 kata

    -Naik turun tangga

    Perkembangan Perilaku Normal

    a. MotorikUmur Motor Behavior Adaptive

    1 bulan Kepala merebah, tonic neck

    reflex, tangan mengepal.

    Melihat sekitarnya, tracking eye

    movement ada tapi terbatas.

    4 bulan Kepala tak merebah lagi, letak

    simetris, tangan terbuka.

    Tracking eye movement baik,

    menggenggam benda yang diberikan

    padanya.

    7 bulan Duduk dengan sokongan kedua

    tangan, memegang kubus,

    melihat dan menyentuh kancing.

    Memindahkan kubus dari satu tangan ke

    tangan yang lain.

    10 bulan Duduk tanpa sokongan tangan,

    merangkak hingga berdiri.

    Bermain dengan 2 kubus, yang satu

    disentuhkan dengan yang lain

    1 tahun Berjalan dengan bantuan, duduk

    bersila. Mengetahui arti kancing,

    memasukan dan mengambilnya

    dari botol.

    Memindahkan kubus kedalam cangkir.

    1,5 tahun Berjalan tanpa jatuh. Duduk

    sendiri di kursi kecil. Menyusun

    tumpukan dengan 3 kubus.

    Mengeluarkan kancing dari botol.

    Meniru coretan garis lurus.

    2 tahun Berlari.

    Menyusun tumpukan dari 6

    kubus.

    Meniru coretan garis lingkaran.

    3 tahun Berdiri dengan 1 kaki tanpa

    jatuh.

    Membuat jembatan dengan 3 kubus.

    Meniru gambar silang.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    45/61

    45

    Membuat tumpukan dari 10

    kubus.

    4 tahun Berjinjit. Membuat pintu gerbang dengan 5 kubus.

    Menggambar orang.

    5 tahun Berjinjit dengan kaki bergantian. Dapat menghitung 10 sen.

    b. SosialUmur Status Interaksi

    Sosial

    Tindakan

    0-1 bulan Belum ada Menangis & Diam, dipengaruhi oleh stimuli

    eksternal

    Dapat melihat wajah orang.

    2-4 bulan Awal reaksi social Tertawa dan tersenyum bila melihat wajah orang.

    Bermain dengan tangan dan pakaian, mengenal

    botol dan bersiap-siap untuk makan.

    5-6 bulan Kontak sosial aktif Minta perhatian ortu dengan membuat suara atau

    menyentuh ortu.

    8-12 bulan Perkembangan

    social aktif

    Membedakan wajah marah & tidak dengan

    memalingkan muka. Membedakan suara.

    Bertindak ramah pada orang yang dikenal, dan malu

    pada orang yang belum dikenal.

    1-2 tahun Penyempurnaan

    social aktif

    Anak mencari mengharapkan ada teman bermain,

    mencari teman sebaya.

    Memberikan mainan bila diminta.

    2-4 tahun Masa

    membangkang

    Anak berulang-ulang mengatakan saya mau

    dan akan marah bil a tidak terpenuh i.

    Sudah mulai menger jakan tugas yang diberikan

    oleh ortunya.

    5-6 tahun Masa adaptasi Anak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan,

    krn pd masa ini terdapat perkembangan kesadaran

    kewajiban dan pekerjaan.

    > 6 tahun Masa berpikir dan

    emosi

    Anak mulai malas bekerja (harus dirangsang). Anak

    mulai tahu membenci dan menyanyangi orang lain,

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    46/61

    46

    serta menilai sikap lingkungan terhadapnya.

    > 9 tahun Masa mandiri Anak sedikit mulai menetang pimpinan dan mencari

    jalannya sendiri.

    Perkembangan Bahasa

    3. Autisme Masa KanakDefinisi

    Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya

    kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    47/61

    47

    dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan

    perilaku yang terbatas dan berulang.

    Epidemiologi

    Prevalensi : 2-5 kasus per 10.000 anak (0,02-0,05%) dibawah usia 12 tahun 25% pada anak usia 1 tahun 50% pada anak usia 2 tahun 25% pada anak usia > 2 tahun

    Distribusi jenis kelamin : = 3-5 : 1 Anak perempuan yang memiliki gangguan autistik cenderung terkena lebih

    serius dan kebih mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan kognitif

    dibandingkan anak laki-laki

    Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan social ekonomiEtiologi

    Etiologi pada 80-90% kasus autis tidak diketahui penyebabnya.

    Faktor psikodinamika dan keluargaTidak ada bukti memuaskan yang menyatakan bahwa jenis tertentu fungsi

    keluarga yang menyimpang atau kumpulan factor psikodinamika yang

    menyebabkan perkembangan gangguan autistic. Namun demikian, beberapa

    anak autistic berspon terhadap stressor psikososial, seperti kelahiran seorang

    adik atau pindah kerumah baru, dengan eksaserbasi gejala.

    Kelainan organic-neurologis-biologisGangguan autistic dangejala autistic berhubungan dengan kondisi yang

    memiliki lesi neurologis, terutama rubella congenital, fenilketinuria,

    sklerosis tuberosus, dan gangguan Rett.

    Empat sampai 32 % orang sutistik memiliki kejang grand mal pada suatu

    saat kehidupannya, dan kira-kira 20 sampai 25 % orang autistic

    menunjukkan pembesaran ventrikuler pada pemeriksaan tomografi computer.

    Pemeriksaan MRI menemukan hipoplasia pada lobules vermal VI dan VII

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    48/61

    48

    serebelar, dan penelitian MRI lain menemukan abnormalitas kortikal,

    terutama polimikrogria, pada beberapa pasien autistic.

    Faktor genetikaDalam beberapa penelitian, antara 2 dan 4 persent sanak saudara orang

    autistic ditemukan terkena gangguan autistic. Laporan klinis dan penelitian

    menyatakan bahwa anggota keluarga nonautistik memiliki berbagai masalah

    bahasa atau kognitif lainnya yang sama dengan orang autistic tetapi dalam

    bentuk yang kurang parah.

    Faktor imunologisBeberapa bukti menyatalak inkompatibilitas antara ibu dan embrio atau janin

    dapat menyebabkan gangguan autistic. Limfosit beberapa anak autistic

    bereaksi dengan antibody maternal, yang meningkatkan kemungkinan bahwa

    jaringan neural embrionik mungkin mengalami kerusakan selama kehamilan.

    Faktor PerinatalSelama gestasi, perdarahan maternal setelah trisemester pertama dan

    mekonium dalam cairan amnion telah dilaporkan lebih sering ditemukan

    pada anak autistic dibandingkan populasi umum. Beberapa bukti menyatakan

    tingginya insidensi pemakaian medikasi selama kehamilan oleh ibu dari anak

    autistic.

    Temuan NeuroanatomiLobus temporalis diperkirakan sebagai bagian penting dalam otak yang

    mungkin abnormal dalam gangguan autistic. Temuan lain pda gangguan

    autistic adalah penuruanan sel purkinje di serebelum, kemungkinan

    menyebabkan kelainan atensi, kesadaran, dan proses sensorik.

    Temuan biokimiaPada beberapa anak autistic, peningkatan homovanillic acid (suatu metenolit

    utama dopamine) dalam cairan serebrospinalis adalah disertai dengan

    peningkatan penarikan diri dan stereotipik. Beberapa bukti menyatakan

    keparahan gejala menurun saat rasio 5-hydroxyindoleacettic acid (5-HIAA,

    metabolit serotonin) cairan serebrospinal terhadap homovallinic acid cairan

    serebrospinalis meningkat.

    Faktor Risiko

    Toksoplasmosis

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    49/61

    49

    Perdarahan antenatal Hiperemisis gravidarum Berat badan lahir rendah Trauma lahir Asfiksia Kejang demam Mump, Measles, dan Rubella (MMR)Manifestasi Klinis

    Interaksi sosial (minimal ada 2) komunikasi non verbal(eye contact,gesture dan ekspresi wajah) Peer relationship(hubungan dengan anak-anak sebaya) Spontanious sharing(pointing dan showing) Tindakan timbale balik(social/emotional reciprocity)Pada kasus:

    Tidak suka bermain dengan anak lain Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan Tidak melihat ke benda yang ditunjuk

    Komunikasi (minimal ada 1) Impair conversation skill Penggunaan bahasa yang atipikal dan berulang serta stereotipikal

    (echolalia, pronoun reversal)

    Kurang bisa melakukan symbolic play dan social imitationPada kasus

    Belum bisa bicara,hanya bergumam Tidak bisa bermain pura-pura

    Keterbatasan minat dan aktivitas (minimal ada 1) Terfokus pada satu minat dan suka menyusun suatu object Fokus pada bagian-bagian dari suatu objek (seperti roda pada mobil-

    mobilan)

    Kepatuhan atau ketertarikan untuk rutinitas yang non fungsional Repetitive motor mannerism (self stimulatory behavior)Pada kasus

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    50/61

    50

    Fokus bermain dengan bolaTatalaksana

    Untuk dokter umum, apabila mencurigai/ menegakkan diagnosa autistikmempunyai kewajiban untuk merujuk ke spesialis anak (ahli tumbuh

    kembang anak)

    MedikamentosaAdanya abnormalitas anatomi dan kimia otak pada penyandang autisme.

    Terapi obat ditujukan untuk mengurangihiperaktifitas, stimulasi diri, menarik

    diri, agresifitas, gangguan tidur. Pemberian antipsikotik dalam dosis rendah

    dapat membantu.

    Agonis serotonin-dopamin risperidone, dengan prinsip terapi dari dosis

    rendah kemudian ditingkatkan hingga mempunyai efek terapi yang adekuat.

    Dosis : 0,5-4 mg/hari.

    PsikoterapiTujuan :

    Meningkatkan perilaku prososial Perilaku sosial dapat diterima Menurunkan gejala perilaku yang aneh Memperbaiki komunikasi verbal dan nonverbal Bertahan hidup mandiri ketika dewasaJenis-jenis :

    Applied Behavioral Analysis (ABA)ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan

    penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang

    dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan

    positive reinforcement (hadiah/pujian).

    Terapi WicaraAnak yang mengalami hambatan bicara dilatih dengan proses pemberian

    reinforcement dan meniru vokalisasi terapis,terapi bicara dalam upaya

    meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis.

    Terapi OkupasiHampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam

    perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    51/61

    51

    kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan

    untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain

    sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih

    mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

    Terapi Fisik /fisioterapiAutisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak

    diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam

    motorik kasarnya.

    Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.

    Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi

    sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya

    dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

    Terapi SosialKekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam

    bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan

    pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman

    dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu

    dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-

    teman sebaya dan mengajari cara-caranya

    Terapi BermainMeskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan

    pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya

    berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang

    terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik

    tertentu.

    Terapi PerilakuAnak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali

    tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan

    kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya

    dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis

    perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku

    negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    52/61

    52

    perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki

    perilakunya.

    Terapi PerkembanganFloortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)

    dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari

    minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian

    ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi

    perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih

    mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

    Terapi VisualIndividu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual

    learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk

    mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar,

    misalnya dengan metode dan PECS (Picture Exchange Communication

    System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk

    mengembangkan ketrampilan komunikasi.

    Penanganan BiomedisDiperkenalkan oleh Paul Shattock, PhD dariuniversitas Sunderland, Inggris.

    Hasil penelitian: anak ASD tidak dapat mencerna casein (protein susu) dan

    gluten (protein gandum) dengan sempurna sehingga menjadi peptide yang

    efeknya seperti opioid. Tujuan : memperbaiki metabolisme tubuh dengan

    mengatur pola makan. Pemeriksaan sebelum melakukan diet dapat dilakukan

    pemeriksaan berikut :

    Urin : jumlah peptide

    Feses : jamur, bakteri, pencernaan

    Darah : alergi makanan, sistem kekebalan tubuh

    Rambut : logam berat

    Diet Diet tanpa gluten dan tanpa kasein

    Berbagai diet sering direkomendasikan untuk anak dengan gangguan

    autisme. Pada umumnya, orangtua mulai dengan diet tanpa gluten dan

    kasein, yang berarti menghindari makanan dan minuman yang

    mengandung gluten dan kasein.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    53/61

    53

    Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga

    rumput seperti gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten

    memberi kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu dan tepung bahan

    sejenis, sedangkan kasein adalah protein susu. Pada orang sehat,

    mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan masalah yang

    serius/memicu timbulnya gejala. Pada umumnya, diet ini tidak sulit

    dilaksanakan karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi yang

    tidak mengandung gluten. Beberapa contoh resep masakan yang terdapat

    pada situs Autis.info ini diutamakan pada menu diet tanpa gluten dan

    tanpa kasein. Bila anak ternyata ada gangguan lain, maka tinggal

    menyesuaikan resep masakan tersebut dengan mengganti bahan

    makanan yang dianjurkan. Perbaikan/penurunan gejala autisme dengan

    diet khusus biasanya dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 minggu.

    Apabila setelah beberapa bulan menjalankan diet tersebut tidak ada

    kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak dapat diberi

    makanan seperti sebelumnya.

    Makanan yang dihindari adalah :

    Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman

    yang dibuat dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue,

    cake, biscuit, kue kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan

    sebagainya.

    Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus

    tomat dan saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan

    tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati

    pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya.

    Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim,

    keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu.

    Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet,

    nugget, hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe

    juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur

    karena pembuatan tempe menggunakan fermentasi ragi.

  • 8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix

    54/61

    54

    Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.

    Makanan yang dianjurkan adalah :

    Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten,

    misalnya beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca,

    ararut, maizena, bihun, soun, dan sebagainya.

    Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein,

    misalnya susu kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas,

    telur, udang, kerang, cumi, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang

    tolo, kacang mede, kacang kapri dan kacang-kacangan lainnya.

    Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung,

    tomat, wortel, timun, dan sebagainya.

    Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu,

    jeruk, semangka, dan sebagainya.

    Diet anti-yeast/ragi/jamur

    Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan infeksi jamur/yeast.Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertumbuhan jamur erat

    kaitannya dengan gula, maka makanan yang diberikan tanpa

    menggunakan gula, yeast, dan jamur.

    Makanan yang perlu dihindari adalah :

    Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan mak