laporan sken a blok 20 kelompok 1 fix
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
1/61
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO A BLOK 20
Kelompok B1
Tutor : dr. Binsar Silalahi, SpF SH
Rani Iswara 04111401001
Anantya Dianty S 04111401004
Satria Wisnu Murti 04111401007
Atia Julika 04111401010
Mutiara Khalida 04111401013
Renal Yusuf 04111401015
Retno Tharra H 04111401029
Eliya 04111401031
Ni Made Restianing Rimadhanti 04111401064
Muthiah Hasnah Suri 04111401073
Mahardika Yantara 04111401078
Sharanjit Kaur Autar Singh 04111401090
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
2/61
2
KATA PENGANTAR
Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing atas
bimbingan beliau selama proses tutorial skenario A di Blok 20 ini
berlangsung.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan
kepada kedua orangtua, yang telah bekarja keras selama ini untuk memenuhi
kebutuhan moril maupun materil penulis dalam menjalani pendidikan.
Terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan seperjuagandi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua dorongan dan
semangatnya sehingga segala yang berat terasa begitu ringan dan yang sulit
menjadi mudah.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat
memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, 30 Oktober 2013
Penulis
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
3/61
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 4BAB II Pembahasan
2.1. Data Tutorial ........................................................................................ 52.2. Skenario Kasus ..................................................................................... 62.3. Paparan
I. Klarifikasi Istilah ........................................................................ 6II. Identifikasi masalah .................................................................. 7III. Analisis Masalah ......................................................................... 9IV. Learning Issue .......................................................................... 38V. Kerangka Konsep ........................................................................ 59
BAB III Penutup
I. Kesimpulan60II. Daftar Pustaka 61
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
4/61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBlok Psikiatri dan Neurobehaviour merupakan blok 20 pada semester
5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang
akan datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai Seorang
anak laki-laki, umur 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum
bisa bicara dan tidak bisa diam. tidak pernah mau menoleh bila dipanggil,
suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia
juga tidak bisa bermain bersama teman sebaya dan selalu menolak kontak
mata. Di samping itu Pradipta selalu bergerak, berlari kesana kemari tanpa
tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepakan lengannya seperti
mau terbang. Selain itu juga didapatkan beberapa informasi lain melalui
pemeriksaan fisik.
1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian darisistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metodeanalisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahamikonsep dari skenario ini.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
5/61
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Data TutorialTutorial Skenario A
Tutor : dr. Binsar Silalahi, SpF SH
Moderator : Ni Made Restianing Rimadhanti
Sekretaris papan : Muthiah Hasnah Suri
Sekretaris meja : Retno Tharra H
Waktu : Senin, 28 Oktober 2013
Rabu, 30 Oktober 2013
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat dengan cara mengacungkan
tangan terlebih dahulu dan apabila telah
dipersilahkan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan
selama proses tutorial berlangsung.
4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
6/61
2.2Skenario KasusPradipta, laki laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena
belum bisa bicara dan tidak bisa diam. Pradipta anak pertama dan anak tunggal
dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu. Selama hamil
ibu sehat dan pemeriksaan kehamilan dengan teratur ke bidan, segera setelah lahir
langsung menangis, tidak ada riwayat kejang. Saat ini pradipta tidak mau menoleh
bila dipanggil, suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet yang tidak
dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama dengan teman sebaya dan selalu
menolak kontak mata. Di samping itu pradipta selalu bergerak, berlarian kesana
kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepak lengannya
seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar
suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pendamping.
Pemeriksaan fisik :
Berat badan 16 kg, panjang badan 95 cm, lingkaran kepala 54 cm. Tidak ada
gambaran dismorfik. Anak sadar, tidak ada kontak mata, tidak mau melihat dan
tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu
mengepak-ngepak lengannya.Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir
teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang
ditunjuk, malah melihat ketangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya
disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja.Tes pendengaran
normal. Tes Denver terdapat keterlambatan di sector bahasa dan perilaku.
I. Klarifikasi Istilah1. Lahir spontan : proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang
dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri tanpa alat serta
tidak melukai ibu sendiri dan bayi, yang umumnya
berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir
2. Histeris : ledakan emosional yang tidak terkendali
3. Kontak mata : kejadian ketika 2 orang melihat mata satu sama lain
pada saat yang sama.
4. dismorfik : bagian tubuh yang berbentuk tidak normal
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
7/61
7
5. kelainan neurologi : gangguan yang mengenai system saraf.
6. Tes Denver : metode pengkajian yang digunakan secara luas
untuk menilai kemajuan perkembangan anak
usia 0-6 tahun
7. Kejang : Pergerakan abnormal akibat perubahan tonus
otot yang distimmulasi oleh pelepasan muatan
listrik yang tidak terkontrol
8. tumbuh kembang : Proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
dewasa yang dipengaruhi oleh factor bawaan
dan lingkungan
9. Bahasa planet : bahasa yang sulit dipahami
10. tidak bisa diam : aktifitas yang berlebihan atau meningkat secara
abnormal.
11. mengepak-ngepak : gerakan berulang dan terus menerus dan
tindakan yang sama.
II. Identifikasi masalah
1. Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum
bisa bicara dan tidak bisa diam.
2. Pradipta anak pertama dan anak tunggal dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan
pada kehamilan 40 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan
teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, tidak ada riwayat kejang.
3. Saat ini pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, suara yang dikeluarkan
hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama
teman sebaya dan selalu menolak kontak mata. Di samping itu Pradipta selalu
bergerak, berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan
mengepak-ngepakan lengannya seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan
menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan
mengambil tangan pendamping.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
8/61
8
4. Pasien tidak mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak bisa bermain
pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa
disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian
rodanya saja.
Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat
keterlambatan disektor bahasa dan prilaku.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
9/61
III. Analisis masalah
1. Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum
bisa bicara dan tidak bisa diam.
a. Mengapa anak usia 3 tahun belum bisa bicara dan tidak bisa diam ?
Faktor yang menghambat berbicara :
- Kerusakan area Wernicke menyebabkan aphasia reseptif sehinggatidak mampu memahami informasi bicara dan informasi melihat.
- Kerusakan area Broca menyebabkan aphasia ekspretif sehingga tidakmampu berbicara atau menulis kalimat serta tidak mampu menyadari
kesalahan. Namun masih mampu memahami informasi.
- Gangguan perilaku seperti gangguan atensi, konsentrasi, relasi atauemosi yang dapat menganggu kemampuan bicaranya misalnya anak
hiperaktif atau autis.
- Pola asuh di rumah. Apabila anak jarang di berikan rangsangan untukbicara, tentu saja perkembangannya akan terlambat. Misalnya lebih
sering diasuh di depan televisi supaya tenang dan jarang diajak bicara.
Kemudian apakah anak di berikan kesempatan untuk bersosialisasidengan teman sebaya atau ada penggunaan dua bahasa di rumah yang
mempersulit anak untuk berbicara.
- Adanya masalah dengan organ bicara anak.- Adanya masalah sensoris misalnya pendengaran yang kurang atau
adanya masalah dalam mengorganisir input sensoris yang didapat anak
(gangguan sensoris integrasi).
- Anak yang lahir dengan berat badan yang sangat rendah akancenderung mengalami gangguan perkembangan bahasa dan bicara -
- Adanya hubungan antara komplikasi kehamilan berupa perdarahanantepartum, hipertensi derajat rendah dengan gangguan perkembangan
anak berupa keterlambatan menyeluruh (global delay), retardasi mental
dan gangguan perilaku
- Sebagai akibat jangka panjang dari ensefalopati perinatal
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
10/61
10
- Riwayat keluarga mengalami keterlambatan bicara dan riwayatperdarahan selama hamil terbukti sebagai faktor risiko disfasia
perkembangan
Ketidakmampuan untuk menerjemahkan stimuli akustik
menyebabkan anak-anak autistik mengalami agnosia auditorik
verbal; mereka tidak mengerti bahasa atau hanya mengerti sedikit
sehingga tidak dapat berbicara dan tetap tinggal dalam situasi
nonverbal.
Adanya abnormalitas pada beberapa area di otak penderita (autism). Area yang
mengalami gangguan di antaranya adalah lobus frontali s dan gangli a basali syang
berperan dalam representasi dalam action plans, motoric plans, dan working
memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik dan pada beberapa anak
bermanifestasi sebagai hiperaktivitas ataupun sebaliknya, tergantung dangan
mekanisme gangguan yang terjadi. Mekanisme pasti belum diketahui, namun
beberapa teori menunjukkan keterlibatan beberapa neurotransmitter dan juga
dipengaruhi oleh jumlah neuron di otak. Diduga adanya peningkatan serotonin plasma
dan homovanilic acid (metabolit utama dopamin) menyebabkan anak autistik lebih
aktif, stereotipik
b. Bagaimana tumbuh kembang anak yang normal ?
1. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek fisik
Pada akhir tahun ke 2, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan yang
seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2 dan 5 tahun, rata-rata
pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi 7 cm. Setiap tahun bagian
utama perut anak menjadi rata dan tubuh menjadi lebih langsing. Puncak energi fisik
dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/24 jam, biasanya termasuk sekali
tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer
telah muncul pada usia 3 tahun (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi jongkok dan perut yang
gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih langsing tetapi kuat, anggun, tangkas
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
11/61
11
dan tegap. Hanya ada sedikit perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai dengan jenis
kelamin, kecuali yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan potongan
rambut. Sebagaian sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri
dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama periode ini sebagaian anak sudah
menjalani toilet training. Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada
usia 3 tahun. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan anak
mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya dua kali
sehari (poter dan perry,2005 hal 663).
2. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek psikososial
Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiativeguilty.Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan
tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak
tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan
tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia
tidak mau berinisatif atau berbuat (poter dan perry,2005 hal 665).
Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor
stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu
saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban
seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak
terlalu melakukan kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang
anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta
mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan. Indikator
positif pada masa ini mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi
lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri. Sedangkan
indikator negatifnya adalah kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan
kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi. Inisiatif, mencoba hal-hal baru,
perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan
identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Pembatasan akan
mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat
melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua. Anak perlu belajar untuk
memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain (poter dan perry,2005 hal 665).
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
12/61
12
3. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek motorik
Aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia sebelumnya.
Keterampilan motorik kasar dan halus bertambah baik. Ketrampilan motorik kasar
pada anak usia 3 tahun anak adalah dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki
tangga menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan
melompati sesuatu. Pada anak usia 4 tahun anak mampu melompat dengan satu kaki,
menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian. Pada anak usia 5 tahun
anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola,
melompati tali, dan berdiri seimbang satu kaki bergantian dengan mata tertutup (poter
dan perry,2005 hal 665).
Sedangkan motorik halus pada anak usia 3 tahun anak dapat membangun menara 9
atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran, dan
menggambar tanda silang. Pada anak usia 4 tahun anak dapat merekatkan sepatu,
meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima dan menambahkan 3 bagian ke
dalam gambar garis. Pada anak usia 5 tahun anak dapat mengikat tali sepatu,
menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan segitiga,
menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan menulis beberapa huruf dan
angka serta nama depan (poter dan perry,2005 hal 665)
4. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek bahasa
Perkembangan bahasa terjadi paling cepat antara usia 2 dan 5 tahun. Pembendaharaan
kata bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Perbedaan yang penting antara
percakapan, produksi suara yang dapat dimengerti, dan bahasa, mendasari tindakan
tindakan mental. Bahasa mencakup fungsi pengungkapan maupun penilaian. Padaumumnya, masalah percakapan lebih dapat dinilai untuk terapi dari pada masalah
bahasa (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69)
Bahasa adalah barometer yang kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi.
Anak yang diperlakukan dengan kejam dan diacuhkan, dapat dikorelasikan dengan
bahasa yang tertunda, terutama kemampuan untuk menyampaikan keadaan emosi.
Sebaliknya, penundaan demikian dapat turut menimbulkan masalah perilaku,
sosialisasi dan pelajaran. Bahasa memainkan peran penting dalam pengaturan
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
13/61
13
perilaku mula-mula melalui pemahaman anak terhadap permintaan dan batas-batas
orang dewasa dan kemudian melalui percakapan pribadi dimana anak mengurangi
larangan-larangan orang dewasa yang pertama kali didengar dan kemudian dijiwai.
Bahasa juga memungkinkan anak mengungkapkan perasaan, seperti marah atau
frustasi tanpa melampiaskannya; oleh karena itu, penundaan berbicara anak-anak
menunjukkan tingkat kemarahan yang lebih tinggi dan tingkah laku luar yang lain
(Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anak-anak
tentang kata-cetak, tetapi juga perkembangan bahasa lisan. Membaca dengan keras
dengan anak merupakan proses interaktif dimana orang tua memfokuskan perhatian
anak pada gambar tertentu, menayakan tanggapan (dengan bertanya Apa itu?), dan
kemudian memberikan jawaban (Benar, itu anjing.). tanya jawab yang rutin ini
diulang berkali-kali dalam latihan membaca buku. Seiring pertumbuhan pengalaman
anak, orang tua menambah pertanyaan lebih kompleks, meminta penggambaran
(Apa warna ajing itu?) dan kemudian proyeksi (apa yang akan dilakukan oleh
anjing?). Unsur-unsur pembagian perhatian, partisipasi aktif, tanya jawab segera,
pengulangan dan penyelesaian kesukaran membuat kerutinan untuk belajar bahasa
(Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69)
5. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek kognitif
Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional piaget
(pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris dan pemikiran yang didominasi
pleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang kebetulan
untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungan motivasi kepada benda mati dan
kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistis mengenai kekuatan hasrat contoh dari
pemikiran ajaib anak adalah anak percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan
membawa payung, bahwa matahri turun karena lelah. (Behrmaan dan Kliegman, 2000
hal 60-69)
Piaget menunjukan dominasi persepsi di atas logika dengan urutan yang terkenal dari
uji coba pengawetan dalam salah satu uji coba, air dituangkan bolak- balik dalam
pot yang tinggi dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah. Dan anak-anak ditanya
mana yang berisi lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar (biasanya pot
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
14/61
14
yang tinggi), bahkan ketika peneliti menunjukan bahwa tidak ada air yang telah
diambil atau ditambah pada pot ataupun piring. Salah pengertian demikian
menggambarkan hipotesis perkembangan anak tentang sifat alamiah dunia, juga
kesulitan mereka dalam menyelesaikan berbagai situasi secara serentak (Behrmaan
dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Pengetahuan anak prasekolah tentang dunia tetap berhubungan secara erat pada
pengalaman konkret (dirasa dengan perasaan). Bahkan kehidupaan mereka kaya akan
fantasi didasarkan pada pandangan tentang realistis. Pada anak usia prasekolah
ditandai dengan pemikiran perseptual yang terbatas, dimana anak menilai orang,
benda dan kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampak terjadi (poter
dan perry,2005 hal 664)
Usia Kemampuan & proses
berpikir
Komunikasi Gerakan
0-3
bulan
- Berespon terhadap suarabaru
- Mengikuti benda denganmata
- Melihat objek dan orang
- Berceloteh/bersuara- Tersenyum pd suara
ibu
- Mengangkat kakidan tangan
- Belajarmengangkat
kepala
- Melihatpergerakan
- Tangan sendiri3-6
bulan
- Mengenal ibu- Mengapai objek
- Memalingkan kepalapada suara
- Mulai meraban- Meniru suara- Menangis w suara
berbeda
- Mengangkatkepala 90 derajat
& mengangkat
dada dengan
bertopang tangan
- Mengerakkanbenda dalam
bermain
6-9
bulan
- Meniru gerakansederhana
- Berespon jika dipanggil
- Membuat kata-kataberulang yang tidak
bermakna (gagaga,
- Merayap/merangkak
- Dapat duduk tanpa
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
15/61
15
nama dada, etc)
- Menggunakan suarau/ menarik perhatian
dibantu
- Bisa tengkurap &berbalik sendiri
- Berdiri denganberpegangan ke
meja
- Bertepuk tangan- Memindahkan
objek dari satu
tangan ke tangan
lainnya
9-12
bulan
- Bermain permainansederhana
- Bergerak menuju bendayang diminati
- Melihat gambar padabuku
- Melambaikan tanganu/ dada
- Berhenti ketikadikatakan tidak
- Meniru kata-kata baru
- Berjalan sambilberpegangan
- Menyatakan inginbenda tertentu
- Mencoret w pensilwarna
12-18
bulan
- Meniru suara dangerakan yang baru
- Menunjuk pada bendayang diinginkan
- Menyusun 2-3 kotak
- Menggelengkankepala menyatakan
tidak
- Meniru kata baru- Mengikuti instruksi
sederhana
- Mengucapkan 5-10kata
- Memperlihatkan rasacemburu & bersaing
- Berjalan sendiri- Naik/ turun
tangga
18-24
bulan
- Menyusun 6 kotak - Menyusun kalimatdengan 2 kata
- Naik turun tangga
2-3
tahun
- Membuat jembatan 2kotak
- Mampu menyusunkalimat sederhana
- Meloncat danmemanjat
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
16/61
16
- Menggambar lingkaran
2. Pradipta anak pertama dan anak tunggal dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan
pada kehamilan 40 minggu.
a. Apakah ada hubungan antara usia kehamilan 40 minggu dengan keluhan utama ?
Tidak ada hubungan antara usia kehamilan dengan keluhan utama karena lahir
spontan pada kehamilan 40 minggu masih tergolong normal.
3. Saat ini pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, suara yang dikeluarkan
hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia juga tidak bisa bermain bersama
teman sebaya dan selalu menolak kontak mata. Di samping itu Pradipta selalu
bergerak, berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan
mengepak-ngepakan lengannya seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan
menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan
mengambil tangan pendamping.
a. Mengapa pradipta hanya berbicara bahasa planet yang tidak dimengerti, tidak bisa
bermain bersama teman sebaya, dan selalu menolak kontak mata, selalu bergerak,
berlari kesana kemari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-
ngepakan lengannya seperti mau terbang, tidak suka dipeluk dan akan menjadi
histeris bila mendengar suara keras, Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil
tangan pendamping ?
1. Perubahan struktur cerebelum dan brain stem2. Penurunan miror neuron di gyrus lobus frontalis
Miror neuron berfungsi untuk perhatian individu terhadap orang lain
a. Disfungsi mirror neuron di insula dan korteks anterior cingulate absence of empathy
b. Defisit miror menuron di gyrus angularis language difficulties(bahasa planet yang tidak dimengerti)
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
17/61
17
3. The saliance landscape theorya. Pada anak normal : informasi dimasukkan ke amygdala (Pusat
emosi limbic sistem) dan menimbulkan respon emosional
b. Pada anak autis : hantaran dari korteks visual dan amigdalamenimbulkan respon yang buruk atau berlebihan di amygdala
merangsang sistem saraf autonom meningkatkan heart rate
anak menghindari tatap muka untuk menurunkan stress
Pada saliance landscpae theory ada hubungannya dengan epilepsi
lobus temporal yang tidak terdeteksi, dimana kejadian ini lebih tinggi
dibandingkan yang terdeteksi. Epilepsi dapat menyebabkan hantaran
impuls acak yang berulang pada sistem limbic sehingga dapat
mengganggu koneksi visuacl cortex dan amygdala
4. Brain abnormal , dimana terdapat bahan kimia pada otak yang kadarnyaabnormal pada penyandang autis yaitu serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT),
yang merupakan neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-sel saraf.
Sehingga anak autis cendrung agresivitas, hiperaktivitas, dan perilaku
menyakiti diri sendiri.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
18/61
18
informasi sensoris disampaikan ke amygdala, jalan masuk ke sistem regulasi
emosi di sistem limbic. Dengan menggunakan pengetahuan yang tersimpan,
amygdala akan menentukan bagaimana seorang anak harus memberi respon
emosi terhadap setiap stimulus. Pada anak autis, mungkin ada gangguan
komunikasi antara area sensory dan amygdala, menghasilkan respon
emosional yang ekstrem
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
19/61
19
4. Pasien tidak mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak bisa bermain
pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa
disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian
rodanya saja.
Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat
keterlambatan disektor bahasa dan prilaku.
a. Apakah ada hubungan kelainan neurologis dengan gejala yang dialami padakasus ini ?
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
20/61
20
Dari gejala-gejala yang dialami, ada beberapa kasus dengan kelainan organic
yang disertai gangguan neurologis yang mirip dengan gejala autism seperti
kasus diatas, sebagai contoh adalah keterlambatan bicara organik atau
nonfungsional yang harus diwaspadai.Keterlambatan bicara jenis yang harus
diwaspadai ini adalah keterlambatan bicara yang disebabkan karena gangguan
organ tubuh terutama adanya kelainan di otak. Dicurigai keterlambatan bicara
nonfungsional bila disertai
Kelainan neurologisbawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan
pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi
otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan
neurologis lainnya.
Gangguan pendengaran (bila anak dapat mengikuti perintah, dapatbergoyang saat mendengarkan lagu, dan dapat bersenandung lagu
biasanya bukan gangguan pendengaran tidak perlu harus tes BERA.
Gangguan kecerdasan : (bila dapat mengikuti perintah ringan, dapatmelakukan gerakan dada, jabat tangan dan respon non verbal bnaik
biasanaya bukan gangguan kecerdasan)
Autis (bila kontak mata atau pandangan mata bisa melihat lawan bicaralama dan baik baik biasanya bukan gangguan autis.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari
kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi
perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil
diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan
keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan
berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala
autism tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
b. i. Mengapa pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, padahal tespendengarannya normal ?
Ketidakmampuan untuk menerjemahkan stimuli akustik menyebabkan anak-
anak autistik mengalami agnosia auditorik verbal; mereka tidak mengerti
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
21/61
21
bahasa atau hanya mengerti sedikit sehingga tidak dapat berbicara dan tetap
tinggal dalam situasi nonverbal.
ii. Fenomena apa yang terjadi pada statement diatas ?
Sindrom Pervasive Autistic Spectrum Disorder
c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tes Denver ?Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-
sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Perkembangan Menurut Denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dariDenver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu
yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1)Personal Social(perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2)Fine Motor Adaptive(gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.3)Language(bahasa)
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
22/61
22
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatanmakan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga,
pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-
hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
Lembar formulir DDST II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
CARA PEMERIKSAAN DDST II
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
23/61
23
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akandiperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jikasama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontaltugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapayang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia
2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
24/61
24
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5
Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal
1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
200841 An. Lula prematur 32 minggu
200685 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 3732 = 5 minggu
17 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26
hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari =
35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II
adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
AdvancedMelewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis
(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari
anak tersebut)
OKMelewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan
garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75
Caution
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
25/61
25
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
DelayGagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia
kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap
sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah
ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
NormalTidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
SuspectSatu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak
kewaspadaan
UntestablePenolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis
usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis
usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan
faktor temporer
d. Apa kegunaan dari tes Denver ?
digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasadan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
2. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
26/61
26
MANFAAT
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini
mungkin.
3. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.
5. Apa diagnosis banding dari kasus ini ? Hearing impairment Developmental language disorder Asperger disorder PDD-NOS Retts syndrome Childhood disintegrative disorder Schizophrenia Undifferentiated mental retardation
6. Bagaimana cara menegakkan diagnosis ?Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan autistik:
A). Total enam (atau lebih) hal dari (1), (2), dan (3), dengan sekurangnya dari (1),
dan masing-masing satu dari (2) dan (3):
(1). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh
sekurang-kurangnya dari berikut:
(a). Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik
untuk mengatur interaksi sosial.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
27/61
27
(b). Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
(c). Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesengan, minat,
atau pencapaian dengan orang lain (misalnya: tidak memamerkan,
membawa atau menunjukkan benda yang menarik minat).
(d). Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.
(2). Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan oleh
sekurangnya satu dari berikut:
(a). Keterlambatan, atau sama sekali tidak ada, dalam perkembangan
bahasa ucapan (tidak disertai oleh usaha untuk berkompensasi melalui
cara komunikasi lain seperti gerak-gerik atau mimik).
(b). Pada individu dengan bicara yang adekuat, gangguan jelas dalam
kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan
orang lain.
(c). Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara streotipik dan
berulang.
(d). Tidak adanya berbagai permainan khayalan atau permainan pura-
pura sosial yang spontan yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
(3). Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan streotipik ,
seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:
(a). Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang streotipik dan
terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
(b). Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau
ritual yang spesifik dan nonfungsional.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
28/61
28
(c). Mekanisme motorik streotipik dan berulang (misalnya
menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan
kompleks seluruh tubuh).
B). Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sekurangnya satu bidang berikut,
dengan onset sebelum usia 3 tahun: 1. Interaksi sosial, 2. Bahasa yang digunakan
dalam komunikasi sosial, 3. Permainan simbolik atau imajinatif.
C). Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan Rett atau gangguan
disintegratif masa anak-anak.
7. Apa diagnosis kerja pada kasus ini ?
Autistic Spectrum Disorder
8. Apa pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan ?
1. Tes-tes psikologia. Tes PEP-R (Psycho Educational Profile Revised)
Tes ini digunakan untuk anak yang terganggu perkembanganya dan
dipakai pada anak-anak dengan usia kronologis 6 bulan-7 tahun. Tes
PEPR ini memberikan informasi tentang fungsi perkembangan seperti
imitasi, persepsi, keterampilan motorik halus, keterampilan motorik
kasar, koordinasi mata dan tangan, performansi kognitif dan kognisi
verbal.
b. Vineland Social Maturity Scale2. Diagnosis yang berhubungan dengan retardasi mental
Dalam beberapa kasus autisme berhubungan dengan retardasi mental,
umumnya pada kriteria Moderate Mental Retarded, IQ 35-50 (DSM IV,
1995).
3. Hubungannya dengan hasil laboratoriumDitemukan bahwa ada perbedaan aktivitas serotonin namun tidak begitu
terlihat jelas.4. Hubungannya dengan kondisi kesehatan umum
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
29/61
29
Beberapa simptom kelainan neurologis terlihat pada penyandang autis,
seperti refleks yang primitif, keterlambatan penggunaan tangan yang
dominan, dsbnya.
5. Anamnesis dengan CHAT6. PEMERIKSAAN GENETIK: Pemeriksaan darah untuk melihat kelainan
genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa penderitaautism telah dapat ditemukan
pola DNA dalam tubuhnya.
7. EEG untuk melihat aktivitas epileptiform8. MRI untuk melihat kelainan struktur otak9. Pemeriksaan auditori10.Neuropsycological testing11.SCREENING METABOLIK: Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan di
dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak. Beberapa
spectrum autism dapat disembuhkan dengan diet khusus.
9. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?
Jumlah penyandang autisme di seluruh dunia semakin tahun semakin meningkat.
Insidens dan Prevalens ASD (Autism Spectrum Disorder) adalah 2 kasus baru per
1.000 penduduk per tahun, dan 10 kasus per 1.000 penduduk (BMJ, 1997). Di
Indonesia diperkirakan jumlah penyandang autisme sekitar 2,4 juta orang, dan
bertambah sekitar 500 orang penyandang baru tiap tahunnya. Gejala-gejala autisme
dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia
maksimal tiga tahun.
Kebanyakan penyandang autisme adalah laki-laki dengan perbandingan 4,3 : 1. Tidak
ada perbedaan dalam hal status/latar belakang sosial, ekonomi, ras, etnik.
Dari berbagai kepustakaan, jika orangtua telah mempunyai anak autistik, maka
kemungkinan adiknya juga autistik adalah berkisar dari 2-3 s/d 8-9 %. Yaitu
maksudnya, jika 100 keluarga telah mempunyai anak autistik, maka kemungkinan ada
9 keluarga yang anak berikutnya adalah juga autistik. Kadang ditemui orangtua yangsemua anaknya adalah autisme (bahkan sampai keempat-empatnya). Jika salah satu
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
30/61
30
orangtua autistik, maka anak mereka juga autistik sebesar 46%. Jika anak kembar 1
telur, maka 100% keduanya autistik, tetapi jika kembar 2 telur maka 96% keduanya
adalah autistik
10. Apa etiologi dari kasus ini ?
Etiologi pada 80-90% tidak dketahui, gangguan perkembangan pervasive
autisme dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain:
1. Genetis, abnormalitas genetik dapat menyebabkan abnormalitaspertumbuhan selsel saraf dan sel otak
2. atau pada makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnyaikan dengan kandungan logam berat yang tinggi. Pada penelitian
diketahui dalam tubuh anak-anak penderita autis terkandung timah hitam
dan merkuri dalam kadar yang relatif tinggi.
3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalampertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena
adanya jamur dalam lambungnya, atau nutrisi tidak trpenuhi karena faktor
ekonomi4. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan
tubuhnya sendiri karena zatzat yang bermanfaat justru dihancurkan oleh
tubuhnya sendiri. Imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri
pembawa penyakit. Sedangkan autoimun adalah kekebalan yang
dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri yang justru kebal terhadap zat
zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya.
Menurut sumber lain autisme dapat disebabkan karena :
1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot)terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan
kemampuan bicara).
2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum,
keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
31/61
31
perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus
otak depan.
5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dangangguan sensori serta kejang epilepsi
6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak.
11. Apa faktor resiko dari kasus ini ?
Ada beberapa faktor pencetus Autisme selain faktor genetic yaitu;
1. Laki-laki2. Adanya gangguan perkembangan seperti Fragile X syndrome3. Faktor Genetik
Faktor genetik atau faktor keturunan adalah penyebab terbesar terjadinya
sindrome autisme,
a. anak kembar memiliki 90% kemungkinan mereka terkena Autis.b. usia ibu yang terlalu tua saat mengandung atauc. usia ayah yang terlalu tua ,kwalitas sperma lelaki berusia tua
cenderung akan lebih mudah bermutasi dan memicu timbulnya
autisme pada anak.
4. Faktor Kandungan ( Pre- Natal )Usia ibu terlalu tua saat mengandung, memiliki penyakit Diabetes,
perdarahan, obat-obat tertentu saat mengandung anak tersebut. Infeksi
virus saat hamil. Pengaruh lingkungan saat ibu mengandung.
5. Faktor kelahiran bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah dan lama dalam
kandungan (lebih dari 9 bulan)
bayi yang mengalami hipoksia ( gagal nafas) bayi yang lahir prematur.
6. Faktor LingkunganBayi yang sehat selama dalam kandunganpun memiliki jika ia tumbuh dan
berkembang di lingkungan yang tidak tepat. Faktor lingkungan : infeksi,
paparan logam berat, bahan bakar, phenol pada plastik, merokok,
alkoholisme, pestisida, alergi parah, konsumsi obat-obatan, vaksin, jenis
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
32/61
32
makanan tertentu, dll. Keracunan merkuri juga dapat memicu timbulnya
autisme pada bayi dan balita
7. Faktor Psikososial dan keluargaAnak dengan autism, seperti anak dengan gangguan lain dapat berespon
melalui gejala yang memburuk pada stressor psikososial termasuk
perselisihan keluarga, kelahiran saudara kandung, atau pindahnya
keluarga. Beberapa anak dengan gangguan autistic dapat sangat sensitive
bahkan terhadap perubahan kecil di dalam keluarga serta lingkungan
sekitarnya.
8. Faktor ImunologisTerdapat beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan
imunologis dapat turut berperan di dalam gangguan autistic. Limfosit
beberapa anak autistic bereaksi dengan antibody maternal, suatu fakta
yang meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik atau
ekstraembrionik rusak selama gestasi.
9. Faktor BiokimiaPada beberapa anak autistic, meningkatnya asam homovanilat (metabolit
dopamine utama) di dalam cairan serebrospinal menyebabkan
meningkatnya stereotype dan penarikan diri.
12. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
Tujuan dari penanganan pada penyandang autisme adalah:
a. Membangun komunikasi dua arah yang aktif,
b. Mampu melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum dan bukan hanya
dalam lingkungan keluarga,
c. Menghilangkan dan meminimalkan perilaku tidak wajar,
d. Mengajarkan materi akademik, serta
e. Meningkatkan kemampuan Bantu diri atau bina diri dan keterampilan lain.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
33/61
33
Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program
intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok
penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain
melalui cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta
kata-kata. Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan
penanganan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis
mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Beberapa Jenis terapi yang bisa dilakukan pada anak autisme adalah sebagai berikut:
a. Terapi perilaku
1) Terapi okupasi Terapi okupasi dilakukan untuk membantu menguatkan,memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot pada anak autis.
2) Terapi wicaraTerapi wicara (speech therapy) merupakan suatu keharusan, karena
anak autis mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.
3) Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
b. Terapi biomedik
Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering
menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat
menghilangkan penyebabnya. Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan
perilaku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Fenfluramin, buspiron,
risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin, paroksetin dan
sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku pada anak autis.
c. Sosialisasi ke sekolah reguler Anak autis yang telah mampu bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan baik dapat dicoba untuk memasuki sekolah formal sesuai
dengan umurnya dengan tidak meninggalkan terapi perilakunya.
d. Sekolah (Pendidikan) Khusus Pada sekolah (pendidikan) khusus ini dikemas
khusus untuk penyandang autis yang meliputi terapi perilaku, wicara dan okupasi, bila
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
34/61
34
perlu dapat ditambahkan dengan terapi obat-obatan, vitamin dan nutrisi yang
memadai.
Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada
kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif.
Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga
anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda. Dukungan
pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian
dari pendidikan di sekolah anak autis. Keterampilan lainnya, seperti memasak,
berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan
individual untuk meningkatkan kemandirian anak. Tujuan keseluruhan untuk anak
adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi
atau membangun potensinya yang tertinggi.
Terapi lengkap medikamentosa autis:
Saat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon anak sehingga
diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti obat-obat antidepresan SRRI
(Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang bisa memberikan keseimbangan antara
neurotransmiter serotonin dan dopamin (zat di dalam otak yang berperan di dalampengaturan tingkah laku). Yang diinginkan dalam pemberian obat adalah dosis paling
minimal namun efektif dan tanpa efek samping. Pemakaian obat akan sangat
membantu untuk memperbaiki respon anak terhadap lingkungan sehingga ia lebuh
mudah menerima tata laksana terapi lainnya. Bila kemajuan yang dicapai cukup baik,
bukan tidak mungkin pemberian obat dapat dikurangi atau bahkan dihentikan.
Beberapa obat yang sering diberikan antara lain :
OBAT-OBAT PSIKOTROPIK (3,4,5 )
Anti psikosis : Anti psikosis digunakan untuk megatasi masalah tingkah lakuyang sering melukai diri sendiri, agitasi, insomnia ataupun mengurangi sifat
agresi. Obat-obat antipsikosis antara lain melaril, haldol,haroperidol,
Thorazine, Risperidone. Risperidon/Risperdal adalah obat yang sering
dipilih oleh para ahli dalam terapi autis. Obat ini menunjukkan keamanan dan
efektif untuk mengatasi gangguan tingkah laku pada autisme termasuk mudah
tersinggung, agresif, hiperaktif, dan stereotip. Tetapi obat ini belum tampak
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
35/61
35
efektifitasnya untuk mengatasi gejala utama autis (ketidakmampuan
berkomunikasi ataupun bersosialisasi).
Anti psikosis berhubungan dengan efek samping antara lain mengantuk,
penambahan berat badan, gejala-gejala ekstrapiramid, diskinesia dan
hiperprolaktinemia. Untuk itu selama pemakaian obat ini dianjurkan untuk
terus memonitor berat badan, profil lemak, kadar glukosa, fungsi hati dan
fungsi jantung.
Golongan Anti konvulsan atau antikejang seperti Tegretol, Depakote, Dilantindipakai untuk mengobati kejang yang kadang timbul.
Golongan Anti ansietas (Valium, Librium) Golongan Anti depresi (Lithium, Depakote) untuk gangguan bipolar manik
depresi.
Golongan Anti depressi (Prozac, Anafranil, Paxil, Zoloft, Luvox) untuk terapidepresi dan gangguan tingkah laku kompulsif (melakukan perbuatan yang
diulang-ulang).
Golongan Penghambat Beta/Beta Blockers (Nadolol, Buspirone) dapatmengatasi hiperaktifitas dan agresif.
Golongan Penghambat opiat/Opiate blockers (Naltrexone/Trexan) untukmengontrol kebiasaan melukai diri sendiri. Naltrekson menghambat kerja
opioid endogen pada reseptor opioid. Penelitian menunjukkan susunan saraf
pusat pada banyak penderita autis mengandung beta-endorfin dalam jumlah
yang besar. Beta endorphin adalah zat sejenis opioid pada otak yang
berhubungan dengan perasaan senang ( seperti terbang tinggi, aktifitas
seksual) serta meningkatkan ambang batas rasa sakit/nyeri.
Penggunaan naltrekson dilaporkan dapat meningkatkan interaksi sosial,
memperbaiki kontak mata, menormalkan ambang rasa nyeri, mengurangi
tingkah laku melukai diri sendiri dan tingkah laku yang repetitif serta
stereotip.. Belum diketahui efek samping naltrekson pada penderita autis,
namun dalam satu jurnal dilaporkan kehilangan penglihatan dapat terjadi jika
naltrekson digunakan bersama dengan Haldol (anti psikosis).
Golonan Penenang/Sedatif (Chloral Hydrate, Noctec, dan Benadryl) mengatasi gangguan tidur
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
36/61
36
Golongan Stimulan (Ritalin, Dexedrine), Walaupun obat ini dapat mengatasimasalah gangguan konsentrasi dan hiperaktifitas pada penderita autis, namun
beberapa studi melaporkan kemungkinan penurunan ambang terjadinya kejang
pada penggunaan obat golongan ini
OBAT-OBAT LAIN
Piracetam : Dapat membantu anak-anak penderita autis menjadi lebih aktifberkomunikasi, meningkatkan interaksi social dan meningkatkan atensi serta
mengurangi agresivitas.
Fenluramin : Masih dala m golongan obat psikotropik, fenfluraminmenurunkan kadar serotonin dalam darah. Beberapa penderita autis memiliki
kadar serotonin yang tinggi di dalam darah. Serotonin berpengaruh terhadap
gangguan perilaku pada penderita autis dan obat ini dikatakan berpotensi
dalam pengobatan penderita autis terutama anak-anak.
Periactin (AKA Cyproheptadine) : Obat ini juga dapat menurunkan kadarserotonin dalam darah, walaupun biasanya digunakan sebagai antihistamin,
tetapi karena adanya efek terhadap serotonin, obat ini seringkali digunakan.
TERAPI VITAMIN, MINERAL DAN SUPLEMEN LAIN
Dosis besar vitamin dan beberapa mineral serta zat lain, diklaim dapat bermanfaat
mengatasi ataupun mencegah beberapa gangguan perilaku menjadi semakin
memburuk. Vitamin tersebut termasuk vitamin B6, B12, asam folat, magnesium dan
melatonin. Dalam metabolisme tubuh, secara umum vitamin bertindak sebagai
koenzim ataupun pelancar proses biokimia, dalam hal ini termasuk pada saat sintesis
dan regulasi berbagai neurotransmiter dan produk-produk metabolisme lainnya.
Penggunaan dosis besar zat-zat ini bervarias tingkat toksisitasnya, sedangkanefektifitas sesungguhnya masih dalam penelitian.
Vitamin B6 : Vitamin B6 sering diberikan bersama dengan magnesium dalamterapi autis. Dilaporkan keberhasilan pemberian vitamin ini dalam mengurangi
gejala hiperaktifitas dan tingkah laku obsesif-kompulsif.
Vitamin B-12 : Injeksi vitamin B12 telah digunakan untuk terapi autis, dengandosis 1000 mikrogram intramuskular untuk setiap terapi. Obat ini kadang
diberikan beberapa kali pada minggu pertama kemudian seminggu sekali
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
37/61
37
sekitar 3-6 minggu dan sebulan sekali hingga tiga bulan selanjutnya dilakukan
terapi pemeliharaan. Tidak pernah dilaporkan kasus toksisitas B12 meskipun
dengan dosis tinggi.
Magnesium: Terapi magnesium baik Intra Muscular (IM) maupun IntraVenous (IV), dapat membantu memperbaiki tingkah laku, walaupun kadang-
kadang juga dapat meningkatkan agitasi.
Vitamin C : Vitamin C terdapat dalam konsentrasi tinggi di otak. Walaupunbelum terlalu jelas kaitan antara fungsi otak dan vitamin C, telah diketahui
bahwa gangguan psikis awal dari defisiensi vitamin ini adalah bingung dan
depresi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa vitamin C dapat
meningkatkan fungsi kognitif yang ditunjukkan dengan peningkatan IQ pada
anak normal dan anak penderita sindrom down.
Enzim pancreas : Beberapa tulisan melaporkan keuntungan penggunaan enzimpankreas untuk mengatasi masalah pencernaan pada anak autis. Namun
demikian para orang tua lain juga mengeluhkan anak anak mereka menolak
pemberian enzim pankreas, berkaitan dengan bentuk dan rasa. Selama
mengkonsumsi obat ini, beberapa kasus menunjukkan perbaikan kemampuan
berbahasa, kontak mata, kepedulian terhadadap lingkungan dan diri sendiri,
meningkatkan kemampuan mengenali warna dan lebih patuh.
13. Bagaimana pencegahan dari kasus ini ?
Diagnosis dini saat kehamilan.
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari
risiko terjadinya gangguan kesehatan pada organ tubuh akibat faktor
lingkungan, seperti hindari merokok saat masa kehamilan.
Diagnosis dini autisme anak
14. Apa komplikasi dari kasus ini ?
Komplikasi
Mutilasi diri ( Melukai diri sendiri)
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
38/61
38
Grand mal seizure Keterlambatan berbahasa Depresi di masa remaja
Retardasi mental Skizofrenia (sangat jarang)
15. Bagaimana prognosis dari kasus ini ?
Dubia ad bonam
Anak-anak autistik dengan IQ diatas 70 dan mereka yang menggunakan bahasa
komunikatif pada usia 5 sampai 7 tahun memiliki prognosis yang baik. Prognosis
juga tergantung pada lingkungan sekitar penderita. Apabila lingkungan disekitar
penderita suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak, maka prognosisnya baik.
16. Apa SKDI dari kasus ini ?
2: Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
39/61
IV. Learn ing I ssues
1. PDD (pervasive developmental disorder)
Gangguan Perkembangan Pervasif
Gangguan perkembangan pervasif adalah kelompok kondisi psikiatrik dimana
keterampilan sosial yang diharapkan, perkembangan bahasa dan kejadian perilaku
tidak berkembang secara sesuai atau hilang pada masa kanak kanak awal
umumnya, gangguan mempengaruhi berbagai bidang perkembangan,
bermanifestasi pada awal kehidupan dan menyebabkan disfungsi yang bersistem.
Gangguan autistikk (juga dikenal sebagai autisme infantil), merupakan gangguan
yang terkenal, ditandai oleh gangguan berlarutlarut pada interaksi sosial timbal
balik, penyimpangan komunikasi dan pola perilaku yang terbatas dan stereotipik.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordersedisi ke empat
(DSM-IV), fungsi abnormal pada bidang diatas harus ditemukan pada usia 3
tahun. Lebih dari duapertiga orang dengan gangguan autistik memiliki retardasi
mental, tetapi hal tersebut tidak diperlukan untuk diagnosik.
Autistime infantile digambarkan oleh Leo Kanner di tahun 1943, tetapi sampai
tahun 1980, dalam DSM edisi ketiga (DSM-III), gangguan autistik tersebut tidak
dikenali sebagai kesatuan klinis tersendiri. Sebelum tahun 1980, anak anak
dengan salah satu gangguan perkembangan pervatif diklasifikasikan menderita
skizofrenia tipe masa kanakkanak.
DSM-IV mempertahankan kategori gangguan perkembangan pervatif yang tidak
ditentukan untuk pasien yang menunjukan gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial timbal balik dan komunikasi verbal dan nonverbal tetapi yang tidak
memenuhi kriteria lengkap untuk gangguan autistik.
DSM-IV memiliki beberapa gangguan lain dalam kategori gangguan
perkembangan pervatif : Gangguan Rett, gangguan disintegratif masa kanak
kanak dan gangguan asperger. Gangguan Rett tampaknya terjadi pada anak
perempuan; ditandai oleh perkembangan normal untuk sekurangnya 6 bulan,
diikuti dengan degenerasi perjalanan perkembangan. Biasanya, anak mulai
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
40/61
40
menunjukan gerakan tangan stereotipik, kehilangan gerakan bertujuan,
menurunnya keterlibatan social, koordinasi buruk dan menurunnya pemakaian
bahasa. Pada gangguan disintegratif masa kanak kanak, perkembangan maju
dengan normal selama 2 tahun pertamaah mana anak menunjukan hilangnya
keterampilan yang telah dicapai sebelumnya dalam dua atau lebih bidang berikut
:pemakaian bahasa, responsivitas social, bermain, keterampialn motorik, dan
pengendalian kandung kemih dan usus. Gangguan Asperger adalah suatu kondisi
dimana anak menunjukan gangguan jelas dalam hubungan social dan pola
perilaku yang berulang dan stereotipik tanpa keterlambatan dalam perkembangan
bahasa. Kemanmupan kogniif dan keterampilan adaftif anak adalah normal
2. Tumbuh Kembang AnakERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSIAL TENTANG PERKEMBANGAN)
Membagi tahap psikosial menjadi 8 tahap dimana masing-masing tahapditandai dengan suatu tantangan gan dan krisis yang jika tidak dapat ditangani
maka akan menghambat perkembangan selanjutnya.
Erikson menekankan pada masa adolesen karena merupakan masa peralihandari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Tahap-tahap Perkembangan Psikososial Erikson:1. Infancy (01)
Trust vs Mistrust (kepercayaan dasar vs kecurigaan dasar) Mengembangkan sejumlah perasaan kepercayaan atau kecurigaan
terhadap kebutuhan dasar seperti pengasuhan, kehangatan, kebersihan
dan kontak fisik.
Ibu yang bersifat kelembutan melalui pandangannya, belaiannya,senyumannya, sentuhannya, cara memanggilnya memberikan perasaan
diakui pada bayi, yang akan menimbulkan kepercayaan dasar.
Ketiadaan pengakuan pada bayi dapat menyebabkan keterasingan,perasaan dipisahkan dan dibuang, menimbulkan kecurigaan dasar.
2. Early childhood (13)
Autonomy vs shame, doubt (otonomi vs perasaan malu, ragu-ragu)
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
41/61
41
Anak belajar apa yang diharapkan dari dirinya, kewajiban dan haknyaserta pembatasan pada dirinya.
Tahap untuk berkembangnya pengungkapan diri dan sifat penuh kasihsayang. Anak harus didorong untuk mengalami situasi yang menuntutotonomi dalam melakukan pilihan bebas.
Penanaman rasa malu secara berlebihan akan menyebabkan anak tidakmemiliki rasa malu atau mencoba melarikan diri dari hal tersebut
dengan diam-diam, tidak suka berterus terang dan serba bertindak
dengan diam-diam, akhirnya menyebabkan perasaan malu dan ragu-
ragu yang menetap.
3. Play age (36)
Initiative vs guilt (inisiatif vs kesalahan) Masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab, anak
mempunyai tujuan dalam aktifitasnya.
Kegiatan utamanya adalah bermain. Tujuan berkembang dalamkegiatan bermainnya, eksplorasi, usaha dan kegagalannya.
Bahayanya adalah muncul rasa bersalah pada diri anak karena anakterlalu bergairah dalam mencapai tujuannya termasuk menggunakan
cara yang agresif dan manipulatif.
4. School age (711)
Industry vs inferiority (kerajinan vs inferioritas) Masa anak sekolah, mengembangkan kemampuan belajar, rasa ingin
tahu dan sekaligus mengembangkan perasaan rendah diri jika gagal
(atau merasa gagal) menguasai tugas-tugas yang dipilihnya atau yang
diberikan guru.
5. Adolescence (1220)
Identity vs identity confusion (identitas vs kekacauan identitas) Masa dimana remaja mulai merasakan suatu perasaan identitasnya
sendiri, merasa unik, siap untuk berperan dalam masyarakat. Mulai
menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri seperti
kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan yang dikejar di masa datang,kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
42/61
42
Merupakan masa peralihan dari anak ke dewasa. Menjadikan kadangremaja berada pada kondisi kekacauan identitas. Mereka menjadi
hampa, terisolasi, cemas dan bimbang. Mereka menjadi kacau, tingkah
lakunya tidak konsisten. Ingin masuk dunia kehidupan dewasa tapi
masyarakat menganggap belum mampu dan mereka merasa sudah
bukan anak-anak lagi. Terjadi suatu kekacauan.
Jika tidak terselesaikan anak akan berada pada kondisi krisis identitasyang akan mengembangkan identitas negatif pada dirinya yaitu
dirinya hanya memiliki sifat yang potensial buruk atau tidak berharga.
6. Young adulthood (2030)
Intimacy vs isolation (keintiman vs isolasi) Siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain,
mendambakan hubungan akrab dengan lawan jenis dalam percintaan.
Mengembangkan persaudaran,menyiapkan daya untuk membina
komitmen dan siap berkorban.
Bahayanya adalah muncul isolasi, kecenderungan untuk menghindarihubungan karena tidak mau terlibat atau melibatkan diri dalam
keintiman.
7. Adulthood (3065)
Generativity vs stagnation (generativitas vs stagnasi) Perhatian terhadap apa yang dihasilkanketurunan, produk, ide, dsb
serta penetapan dan pembentukan pedoman untuk generasi mendatang.
Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadianakan mundur dan mengalami stagnasi.
8. Mature age (> 65)
Integrity vs despair (integritas vs putus asa) Masa dimana individu melihat kembali tentang hasil yang dicapai aik
ide, produk dan suatu refleksi setelah berhasil menyesuaikan diri
dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya.
Gaya hidupnya dipertahankan untuk menghindari dari ancaman. Lawannya adalah kondisi putus asa,merasa hidup tidak berguna dan
pasrah pada keadaan menunggu ajal.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
43/61
43
Perkembangan Kognitif
Usia Kemampuan dan
proses berpikir
Komunikasi Gerakan
0-3
bulan
-Berespon terhadap suarabaru
-Mengikuti benda denganmata
-Melihat objek dan orang
-Berceloteh/bersuara-Tersenyum pada suara
ibu
-Mengangkat kaki dan tangan-Belajar mengangkat kepala-Melihat pergerakan tangan
sendiri
3-6
bulan
-Mengenal ibu-Mengapai objek
-Memalingkankepalapada suara
-Mulai meraba-Meniru suara-Menangis dengansuaraberbeda
-Mengangkat kepala 90derajat dan mengangkat
dada dengan bertopang
tangan
-Mengerakkan benda dalambermain
6-9
bulan
-Meniru gerakansederhana
-Berespon jika dipanggilnama
-Membuat kata-kataberulang yang
tidakbermakna (gagaga,
dada, dst)
-Menggunakansuarauntuk
menarikperhatian
-Merayap/ merangkak-Dapat duduk tanpa dibantu-Sudah dapat tengkurap danberbalik sendiri
-Berdiriberpegangan kemeja-Bertepuk tangan-Memindahkanobjek dari
satutangan ke tangan lainnya
9-12
bulan
-Bermain permainansederhana
-Bergerak menuju bendayang diminati
-Melihatgambar padabuku
-Melambaikantanganuntukdada
-Berhentiketikadikatakan tidak
-Meniru kata-katabaru
-Berjalan sambilberpegangan-Menyatakan inginbenda
tertentu
-Mencoret dengan pensilwarna
12-18
bulan
-Meniru suara dangerakan yang baru
-Menunjuk pada benda
-Menggelengkan kepalamenyatakan tidak
-Meniru kata baru
-Berjalan sendiri-Naik /turun tangga
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
44/61
44
yang diinginkan
-Menyusun 2-3 kotak-Mengikuti instruksi
sederhana
-Mengucapkan 5-10 kata-Memperlihatkan rasa
cemburu dan bersaing
18-24
bulan
-Menyusun 6 kotak -Menyusun kalimatdengan 2 kata
-Naik turun tangga
Perkembangan Perilaku Normal
a. MotorikUmur Motor Behavior Adaptive
1 bulan Kepala merebah, tonic neck
reflex, tangan mengepal.
Melihat sekitarnya, tracking eye
movement ada tapi terbatas.
4 bulan Kepala tak merebah lagi, letak
simetris, tangan terbuka.
Tracking eye movement baik,
menggenggam benda yang diberikan
padanya.
7 bulan Duduk dengan sokongan kedua
tangan, memegang kubus,
melihat dan menyentuh kancing.
Memindahkan kubus dari satu tangan ke
tangan yang lain.
10 bulan Duduk tanpa sokongan tangan,
merangkak hingga berdiri.
Bermain dengan 2 kubus, yang satu
disentuhkan dengan yang lain
1 tahun Berjalan dengan bantuan, duduk
bersila. Mengetahui arti kancing,
memasukan dan mengambilnya
dari botol.
Memindahkan kubus kedalam cangkir.
1,5 tahun Berjalan tanpa jatuh. Duduk
sendiri di kursi kecil. Menyusun
tumpukan dengan 3 kubus.
Mengeluarkan kancing dari botol.
Meniru coretan garis lurus.
2 tahun Berlari.
Menyusun tumpukan dari 6
kubus.
Meniru coretan garis lingkaran.
3 tahun Berdiri dengan 1 kaki tanpa
jatuh.
Membuat jembatan dengan 3 kubus.
Meniru gambar silang.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
45/61
45
Membuat tumpukan dari 10
kubus.
4 tahun Berjinjit. Membuat pintu gerbang dengan 5 kubus.
Menggambar orang.
5 tahun Berjinjit dengan kaki bergantian. Dapat menghitung 10 sen.
b. SosialUmur Status Interaksi
Sosial
Tindakan
0-1 bulan Belum ada Menangis & Diam, dipengaruhi oleh stimuli
eksternal
Dapat melihat wajah orang.
2-4 bulan Awal reaksi social Tertawa dan tersenyum bila melihat wajah orang.
Bermain dengan tangan dan pakaian, mengenal
botol dan bersiap-siap untuk makan.
5-6 bulan Kontak sosial aktif Minta perhatian ortu dengan membuat suara atau
menyentuh ortu.
8-12 bulan Perkembangan
social aktif
Membedakan wajah marah & tidak dengan
memalingkan muka. Membedakan suara.
Bertindak ramah pada orang yang dikenal, dan malu
pada orang yang belum dikenal.
1-2 tahun Penyempurnaan
social aktif
Anak mencari mengharapkan ada teman bermain,
mencari teman sebaya.
Memberikan mainan bila diminta.
2-4 tahun Masa
membangkang
Anak berulang-ulang mengatakan saya mau
dan akan marah bil a tidak terpenuh i.
Sudah mulai menger jakan tugas yang diberikan
oleh ortunya.
5-6 tahun Masa adaptasi Anak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan,
krn pd masa ini terdapat perkembangan kesadaran
kewajiban dan pekerjaan.
> 6 tahun Masa berpikir dan
emosi
Anak mulai malas bekerja (harus dirangsang). Anak
mulai tahu membenci dan menyanyangi orang lain,
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
46/61
46
serta menilai sikap lingkungan terhadapnya.
> 9 tahun Masa mandiri Anak sedikit mulai menetang pimpinan dan mencari
jalannya sendiri.
Perkembangan Bahasa
3. Autisme Masa KanakDefinisi
Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya
kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
47/61
47
dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan
perilaku yang terbatas dan berulang.
Epidemiologi
Prevalensi : 2-5 kasus per 10.000 anak (0,02-0,05%) dibawah usia 12 tahun 25% pada anak usia 1 tahun 50% pada anak usia 2 tahun 25% pada anak usia > 2 tahun
Distribusi jenis kelamin : = 3-5 : 1 Anak perempuan yang memiliki gangguan autistik cenderung terkena lebih
serius dan kebih mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan kognitif
dibandingkan anak laki-laki
Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan social ekonomiEtiologi
Etiologi pada 80-90% kasus autis tidak diketahui penyebabnya.
Faktor psikodinamika dan keluargaTidak ada bukti memuaskan yang menyatakan bahwa jenis tertentu fungsi
keluarga yang menyimpang atau kumpulan factor psikodinamika yang
menyebabkan perkembangan gangguan autistic. Namun demikian, beberapa
anak autistic berspon terhadap stressor psikososial, seperti kelahiran seorang
adik atau pindah kerumah baru, dengan eksaserbasi gejala.
Kelainan organic-neurologis-biologisGangguan autistic dangejala autistic berhubungan dengan kondisi yang
memiliki lesi neurologis, terutama rubella congenital, fenilketinuria,
sklerosis tuberosus, dan gangguan Rett.
Empat sampai 32 % orang sutistik memiliki kejang grand mal pada suatu
saat kehidupannya, dan kira-kira 20 sampai 25 % orang autistic
menunjukkan pembesaran ventrikuler pada pemeriksaan tomografi computer.
Pemeriksaan MRI menemukan hipoplasia pada lobules vermal VI dan VII
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
48/61
48
serebelar, dan penelitian MRI lain menemukan abnormalitas kortikal,
terutama polimikrogria, pada beberapa pasien autistic.
Faktor genetikaDalam beberapa penelitian, antara 2 dan 4 persent sanak saudara orang
autistic ditemukan terkena gangguan autistic. Laporan klinis dan penelitian
menyatakan bahwa anggota keluarga nonautistik memiliki berbagai masalah
bahasa atau kognitif lainnya yang sama dengan orang autistic tetapi dalam
bentuk yang kurang parah.
Faktor imunologisBeberapa bukti menyatalak inkompatibilitas antara ibu dan embrio atau janin
dapat menyebabkan gangguan autistic. Limfosit beberapa anak autistic
bereaksi dengan antibody maternal, yang meningkatkan kemungkinan bahwa
jaringan neural embrionik mungkin mengalami kerusakan selama kehamilan.
Faktor PerinatalSelama gestasi, perdarahan maternal setelah trisemester pertama dan
mekonium dalam cairan amnion telah dilaporkan lebih sering ditemukan
pada anak autistic dibandingkan populasi umum. Beberapa bukti menyatakan
tingginya insidensi pemakaian medikasi selama kehamilan oleh ibu dari anak
autistic.
Temuan NeuroanatomiLobus temporalis diperkirakan sebagai bagian penting dalam otak yang
mungkin abnormal dalam gangguan autistic. Temuan lain pda gangguan
autistic adalah penuruanan sel purkinje di serebelum, kemungkinan
menyebabkan kelainan atensi, kesadaran, dan proses sensorik.
Temuan biokimiaPada beberapa anak autistic, peningkatan homovanillic acid (suatu metenolit
utama dopamine) dalam cairan serebrospinalis adalah disertai dengan
peningkatan penarikan diri dan stereotipik. Beberapa bukti menyatakan
keparahan gejala menurun saat rasio 5-hydroxyindoleacettic acid (5-HIAA,
metabolit serotonin) cairan serebrospinal terhadap homovallinic acid cairan
serebrospinalis meningkat.
Faktor Risiko
Toksoplasmosis
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
49/61
49
Perdarahan antenatal Hiperemisis gravidarum Berat badan lahir rendah Trauma lahir Asfiksia Kejang demam Mump, Measles, dan Rubella (MMR)Manifestasi Klinis
Interaksi sosial (minimal ada 2) komunikasi non verbal(eye contact,gesture dan ekspresi wajah) Peer relationship(hubungan dengan anak-anak sebaya) Spontanious sharing(pointing dan showing) Tindakan timbale balik(social/emotional reciprocity)Pada kasus:
Tidak suka bermain dengan anak lain Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan Tidak melihat ke benda yang ditunjuk
Komunikasi (minimal ada 1) Impair conversation skill Penggunaan bahasa yang atipikal dan berulang serta stereotipikal
(echolalia, pronoun reversal)
Kurang bisa melakukan symbolic play dan social imitationPada kasus
Belum bisa bicara,hanya bergumam Tidak bisa bermain pura-pura
Keterbatasan minat dan aktivitas (minimal ada 1) Terfokus pada satu minat dan suka menyusun suatu object Fokus pada bagian-bagian dari suatu objek (seperti roda pada mobil-
mobilan)
Kepatuhan atau ketertarikan untuk rutinitas yang non fungsional Repetitive motor mannerism (self stimulatory behavior)Pada kasus
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
50/61
50
Fokus bermain dengan bolaTatalaksana
Untuk dokter umum, apabila mencurigai/ menegakkan diagnosa autistikmempunyai kewajiban untuk merujuk ke spesialis anak (ahli tumbuh
kembang anak)
MedikamentosaAdanya abnormalitas anatomi dan kimia otak pada penyandang autisme.
Terapi obat ditujukan untuk mengurangihiperaktifitas, stimulasi diri, menarik
diri, agresifitas, gangguan tidur. Pemberian antipsikotik dalam dosis rendah
dapat membantu.
Agonis serotonin-dopamin risperidone, dengan prinsip terapi dari dosis
rendah kemudian ditingkatkan hingga mempunyai efek terapi yang adekuat.
Dosis : 0,5-4 mg/hari.
PsikoterapiTujuan :
Meningkatkan perilaku prososial Perilaku sosial dapat diterima Menurunkan gejala perilaku yang aneh Memperbaiki komunikasi verbal dan nonverbal Bertahan hidup mandiri ketika dewasaJenis-jenis :
Applied Behavioral Analysis (ABA)ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan
penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang
dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan
positive reinforcement (hadiah/pujian).
Terapi WicaraAnak yang mengalami hambatan bicara dilatih dengan proses pemberian
reinforcement dan meniru vokalisasi terapis,terapi bicara dalam upaya
meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis.
Terapi OkupasiHampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam
perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
51/61
51
kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan
untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih
mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
Terapi Fisik /fisioterapiAutisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak
diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam
motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi
sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya
dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Terapi SosialKekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam
bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan
pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman
dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu
dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-
teman sebaya dan mengajari cara-caranya
Terapi BermainMeskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan
pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya
berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang
terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik
tertentu.
Terapi PerilakuAnak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali
tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan
kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya
dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis
perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
52/61
52
perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki
perilakunya.
Terapi PerkembanganFloortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)
dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari
minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian
ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi
perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih
mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
Terapi VisualIndividu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual
learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk
mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar,
misalnya dengan metode dan PECS (Picture Exchange Communication
System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.
Penanganan BiomedisDiperkenalkan oleh Paul Shattock, PhD dariuniversitas Sunderland, Inggris.
Hasil penelitian: anak ASD tidak dapat mencerna casein (protein susu) dan
gluten (protein gandum) dengan sempurna sehingga menjadi peptide yang
efeknya seperti opioid. Tujuan : memperbaiki metabolisme tubuh dengan
mengatur pola makan. Pemeriksaan sebelum melakukan diet dapat dilakukan
pemeriksaan berikut :
Urin : jumlah peptide
Feses : jamur, bakteri, pencernaan
Darah : alergi makanan, sistem kekebalan tubuh
Rambut : logam berat
Diet Diet tanpa gluten dan tanpa kasein
Berbagai diet sering direkomendasikan untuk anak dengan gangguan
autisme. Pada umumnya, orangtua mulai dengan diet tanpa gluten dan
kasein, yang berarti menghindari makanan dan minuman yang
mengandung gluten dan kasein.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
53/61
53
Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga
rumput seperti gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten
memberi kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu dan tepung bahan
sejenis, sedangkan kasein adalah protein susu. Pada orang sehat,
mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan masalah yang
serius/memicu timbulnya gejala. Pada umumnya, diet ini tidak sulit
dilaksanakan karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi yang
tidak mengandung gluten. Beberapa contoh resep masakan yang terdapat
pada situs Autis.info ini diutamakan pada menu diet tanpa gluten dan
tanpa kasein. Bila anak ternyata ada gangguan lain, maka tinggal
menyesuaikan resep masakan tersebut dengan mengganti bahan
makanan yang dianjurkan. Perbaikan/penurunan gejala autisme dengan
diet khusus biasanya dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 minggu.
Apabila setelah beberapa bulan menjalankan diet tersebut tidak ada
kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak dapat diberi
makanan seperti sebelumnya.
Makanan yang dihindari adalah :
Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman
yang dibuat dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue,
cake, biscuit, kue kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan
sebagainya.
Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus
tomat dan saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan
tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati
pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya.
Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim,
keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu.
Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet,
nugget, hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe
juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur
karena pembuatan tempe menggunakan fermentasi ragi.
-
8/13/2019 Laporan Sken a Blok 20 Kelompok 1 Fix
54/61
54
Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.
Makanan yang dianjurkan adalah :
Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten,
misalnya beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca,
ararut, maizena, bihun, soun, dan sebagainya.
Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein,
misalnya susu kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas,
telur, udang, kerang, cumi, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang
tolo, kacang mede, kacang kapri dan kacang-kacangan lainnya.
Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung,
tomat, wortel, timun, dan sebagainya.
Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu,
jeruk, semangka, dan sebagainya.
Diet anti-yeast/ragi/jamur
Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan infeksi jamur/yeast.Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertumbuhan jamur erat
kaitannya dengan gula, maka makanan yang diberikan tanpa
menggunakan gula, yeast, dan jamur.
Makanan yang perlu dihindari adalah :
Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan mak